Laporan Kegiatan Ziarah Dan Studi Wisata Ke Jawa - Bali [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Ziarah kubur ke makam para wali terdahulu di pulau Jawa adalah salah satu dari kegiatan wisata religi yang diselenggarakan oleh yayasan Al – Bidayah Candi. Kegiatan ini bertujuan untuk mengunjungi, mendoakan, melantunkan ayat suci al – Qur’an, bersholawat, membaca tahlil kepada para wali dan ulama’ terdahulu. Untuk hukukm ziarah sendiri kubur adalah sunnah. Selain melakukan ziarah ke makam para wali terdahulu sebagai wisata religi juga di adakan studi wisata ke pulau Bali. Dengan mengunjungi ke beberapa tempat terkenal di Bali. Kegiatan studi wisata selain untuk mengenal dan mempelajari budaya lain juga sebagai pelepas penat dari semua kegiatan pembelajaran sekolah. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan wisata religi di pulau Jawa? 2. Bagaimana pelaksaan kegiatan studi wisata di pulau Bali? 1.3 Objek Wisata yang Dikunjungi Wisata Religi penulis berziarah ke makam: 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Sunan Kalijaga. Sunan Kudus. Sunan Bonang. Sunan Dradjat. Sunan Giri. Sunan Gresik.



7.



Syeikhona



Kholil



8. 9.



Bangkalan Madura. Sunan Ampel. Habib Ali Bin Umar Bin



10.



Abu Bakar Bafaqih. Abdurrahman Wahid.



Studi wisata penulis mengunjungi kebeberapa destinasi wisata di Bali seperti : 1. 2. 3. 4.



Tanah Lot. Pantai Kuta. Pantai Pandawa. Pasar Sukowati.



1.4



Tujuan



5. 6. 7.



1



Joger. Bedugul. Pertunjukan Tari Barong



Tujuan dari kegiatan wisata ini adalah : 1.



Meningkatkan rasa keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan



melakukan wisata religi yaitu berziarah kemakam para wali terdahulu diharapkan penulis meningkatkan keimanan kepada Allah SWT. 2. Sebagai studi banding antara pikran penulis dengan keadaan sebenarnya, dimaksud sebagai penulis yang hanya bisa membayangkan keadaan di pulau Bali tanpa merasakan keadaan yang sebenarnya. Namun dengan adanya kegiatan ini penulis dapat merasakan keadaan yang sebenarnya. 3. Mengenal budaya lain yang ada di luar jawa agar mendalami sifat toleransi terhadap perbedaan. Dengan berinteraksi dengan masyarakat yang berbeda agama, suku ras dapat melatih diri penulis untuk selalu bertoleransi dengan perbedaan yang ada. 1.5 Metode Pengumpulan Data Dalam penyusunan karya tulis ini, metode yang digunakan penulis untuk mengumpulkan data antara lain: 1. Metode Listening. Yaitu mengumpulkan data sebanyak – banyaknya dengan mendengarkan penjelsan pemandu wisata/ petugas yang berada di tempat wisata ataupun yang berada dalam bus pariwisata yang penulis tumpangi. Untuk mepermudah memeroleh informasi penulis mencatat beberapa yang dianggap atau merekamnya. 2. Metode Wawancara. Yaitu mengumpukan data dengan cara mengajukan pertanyaan sebanyak mungkin kepada pemandu wisata / petugas yang ada guna mendapatkan jawaban yang sedetail mungkin. 3. Metode pengamatan langsung. Yaitu mengumpulkan data dengan mengamati objek ke lokasi wisata yang dituju secara langsung. Hal ini guna penulis benar – benar mengenal seluk – beluk dan bentuk, keadaan lingkungan, masyarakat sekitar ataupun opini pengunjung lain terhadap tempat yang diteliti.



4. Collecting method. Yaitu dengan melakukan dokumentasi seperti foto pada objek objek tertentu yang dirasa penting sebagai pendukung pembahasan laporan penulis, dan sebagai bukti autentik penulis. 5. Metode literatur. Dan metode yang terakhir penulis lakukan adalah dengan mencari artikel internet dan sumber – sumber terkait dengan objek yang diteliti melalui ensiklopedia dan 2



brosur – brosur yang didapat selama perjalanan sebagai penunang serta pebanding dengan yang sebenarnya. 1.6 Manfaat Dari pelaksanaan wisata religi dn studi wisata ini serta penyusunan laporan ini dapat diambil manfaat antara lain : 1. 2. 3.



Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan. Memperkuat iman kepda Allah SWT. Melatih diri untuk bekerja sama khususnya saling menukar informasi antar



siswa dalam kelompok maupun di luar kelompok. 4. Menanamkan rasa tanggung jawab untuk menjalankan semua tugas yang diberikan. 5. Disiplin waktu dalam menjalankan dan menyelesaikan tugas. 6. Berlatih menerima hal – hal baru.



3



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



Ziarah Kubur itu sendiri terdiri dari 2 kata yaitu ziarah dan kubur, kata ziarah sendiri bersal dari bahasa arab yaitu zara dari kata yazuru – zirayatan yang memiliki makna mengunjungi. Dan kata kubur itu sendiri ialah makan atau tempat disemahyamkannya orang yng sudah meninggal, sehingga pengertian ziarah kubur adalah mengunjungi, mendo’akan mkam erabat, keluarga atau ara ulama’ yang berpengaruh terhadap islam, di dalam ziarah tak hanya berkunjung tetapi juga senantiasa melantunkan ayat suci al –Qur’an, berholawat, membaca tahlil, takmir, takhmid dan takbir. saudara yang telah meninggal. Dengan tata cara mengucap saam ketika akamn masuk ke makam atau kuburan. Hal tersebut sesuai dengan hadist berikut ini ; “Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatu penduduk kubur dari golongan yang beriman serta beragama islam. Dan kami insyaAllah juga akan menyusul dibelakang serta kami memohon kepada Allah SWTagar kami begitupun kamu dilimpahkan keselamatan oleh Allah SWT.” (HR. Ahmad, Muslim, dan lainnya) Adapun beberapa yang tidak diperkenankan atau tidak diperbolehkan pada ziarah kubur baik itu pada saat kita berziarah ke makam Rasullullah ataupun ke maka wali juga ke makam saudara yaitu :   



Mengusap – mengusap makam atau kuburan. Mencium makan atau thawaf mengelilingi makam. Memohon atau meminta kepada mayat serta membagi kekuasaan Allah SWT dengan mayat tersebut.



Hukum berziarah kubur itu sendiri adalah sunnah. Manfaat Ziarah sendiri sangat banyak diantaranya : 1. 2. 3.



Ziarah akan menjadikan seseorang mengenal kematian. Ziarah dapat dijadikan sebgai pelajaran sejarah. Do’a di sekitar makam orang – orang shaleh atau wali diyakini memiliki nilai mustajabah atau mudah dikabulkan oleh Allah SWT. 4



4.



Memberikan ketenangan hati ketika berada di makam para wali saat



5.



berdzikir. Membangkitkan semangat untuk semakin meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.



Studi Wisata, menurut kamus besar bahasa Indonesia yaitu Wisata Studi berarti melakukan perjalanan wisata sambil belajar. Study Tour/studi wisata adalah kegiatan wisata yang dilakukan dengan tujuan untuk menambah dan menumpuk pengetahuan siswa. Wisata sendiri memiliki arti kegiatan yang dilakukan secara bersama oleh suatu kelompk menuju suatu tempa baru, berupa perjalanan yang menyenangkan dan memuaskan sehingga dapat menghibur hati, yang difasilitasi oleh pihak swasta maupun pemerintah. Manfaat studi wisata sendiri yaitu : 1. 2. 3. 4. 5.



Melatih rasa percaya diri. Menimbulkan rasa bahagia. Kembali meningkatkan kedekatan keluarga. Mendapatkan teman baru. Sebagai ajang relaksasi dari kepenatan kegiatan sekolah. Pengertian Pulau Jawa Jawa adalah sebuah pulau di Indonesia dengan penduduk 136 juta, pulau ini



merupakan pulau berpenduduk terpadat di dunia dan merupakan salah satu wilayah berpenduduk terpadat di dunia pulau ini dihuni oleh 60% penduduk Indonesia, Jakarta terletak di Jawa bagian barat. Banyak sejarah Indonesia berlangsung di pulau ini. Jawa dahulu merupakan pusat dari beberapa kerajaan hindhu, budha, kesultanan islam, pemerintah kolonial Hindia-Belanda, serta pusat pergerakan kemerdekaan Indonesia. Pulau ini berdampak sangat besar terhadap kehidupan sosial, politik, ekonomi Indonesia. Pengertian Pulau Bali Secara etimologi, Bali artinya kembali atau pulang. Sedangkan yang bali disini adalah salah satu pulau yang masuk dalam kawasan Indonesia bagian timur. Bali adalah nama salah satu provinsi di indonesia dan juga merupakan nama pulau yang terbesar yang menjadi bagian dari provinsi terbesar. Selain terdiri dari Pulau Bali, wilayah provinsi Bali juga terdiri dari pulau-pulau yang lebih kecil disekitarnya, yaitu Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Lembongan, Pulau Nusa Ceningan dan Pulau Serangan. Bali terletak Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Ibukota provinsinya ialah Denpasar yang terletak di bagian selatan pulau ini. Mayoritas penduduk bali adalah pemeluk agama hindhu. Di dunia bali terkenal sebagai tujuan pariwisata dengan 5



keunikan berbagai hasil karya seni budayanya, khususnya bagi para wisatawan Jepang dan Australia. Bali juga dikenal dengan sebutan Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura.



6



BAB III ISI



3.1



Persiapan Tepat pukul 07.00 WIB tanggal 25 Januari 2017 seluruh siswa beserta guru



pendamping diwajibkan berkumpul di kampus Madrasah Aliyah Al – Bidayah Candi, Bandungan. Kemudian rombongan sama – sama berkunjung ke makam Mbah Bidayah yang letaknya berada di seberang kampus MA Al – Bidayah. Disana rombongan bermaksud mendo’akan Mbah Bidayah dan juga memohon keselamatan selama perjalanan kepada Allah SWT. Kemudian pukul 08.00 WIB rombongan mulai memasuki bus yang sudah diatur tempat duduk yang sesuai sebelumnya. Rombongan kemudian mulai berangkat menuju destinasi pertama yaitu untuk berwisata religi ke makam para wali yang berada di jawa dan beberapa makam penegak agama. 3.2 Studi Wisata Di Pulau Jawa 3.2.1 Ziarah ke makam Sunan Kalijaga Tujuan rombongan untuk wisata religi kali ini adalah ke makam Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga dimakamkan di Kadilangu – Selatan Demak. Perjalanan ke makam beliau membutuhkan waktu sekitar 1 jam lebih 30 menit. Membahas soal diri beliau sangatlah banyak yang tentunya mneyimpan banyak hikmah dan manfaat. Dialah “wali” yang namanya paling banyak disebut masyarakat Jawa. Ia lahir sekitar tahun 1450 Masehi. Ayahnya adalah Arya Wilatikta, Adipati Tuban -keturunan dari tokoh pemberontak Majapahit, Ronggolawe. Masa itu, Arya Wilatikta diperkirakan telah menganut Islam Nama kecil Sunan Kalijaga adalah Raden Said. Ia juga memiliki sejumlah nama panggilan seperti Lokajaya, Syekh Malaya, Pangeran Tuban atau Raden Abdurrahman. Terdapat beragam versi menyangkut asal-usul nama Kalijaga yang disandangnya. Masyarakat Cirebon berpendapat bahwa nama itu berasal dari dusun Kalijaga di Cirebon. Sunan Kalijaga memang pernah tinggal di Cirebon dan bersahabat erat dengan Sunan Gunung Jati. Kalangan Jawa mengaitkannya dengan kesukaan wali ini untuk berendam (‘kungkum’) di sungai (kali) atau “jaga kali”. Namun ada yang 7



menyebut istilah itu berasal dari bahasa Arab “qadli dzaqa” yang menunjuk statusnya sebagai “penghulu suci” kesultanan. Masa hidup Sunan Kalijaga diperkirakan mencapai lebih dari 100 tahun. Dengan demikian ia mengalami masa akhir kekuasaan Majapahit (berakhir 1478), Kesultanan Demak, Kesultanan Cirebon dan Banten, bahkan juga Kerajaan Pajang yang lahir pada 1546 serta awal kehadiran Kerajaan Mataram dibawah pimpinan Panembahan Senopati. Ia ikut pula merancang pembangunan Masjid Agung Cirebon dan Masjid Agung Demak. Tiang “tatal” (pecahan kayu) yang merupakan salah satu dari tiang utama masjid adalah kreasi Sunan Kalijaga. Dalam dakwah, ia punya pola yang sama dengan mentor sekaligus sahabat dekatnya, Sunan Bonang. Paham keagamaannya cenderung “sufistik berbasis salaf” -bukan sufi panteistik (pemujaan semata). Ia juga memilih kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk berdakwah. Ia sangat toleran pada budaya lokal. Ia berpendapat bahwa masyarakat akan menjauh jika diserang pendiriannya. Maka mereka harus didekati secara bertahap: mengikuti sambil mempengaruhi. Sunan Kalijaga berkeyakinan jika Islam sudah dipahami, dengan sendirinya kebiasaan lama hilang. Maka ajaran Sunan Kalijaga terkesan sinkretis dalam mengenalkan Islam. Ia menggunakan seni ukir, wayang, gamelan, serta seni suara suluk sebagai sarana dakwah. Dialah pencipta Baju takwa, perayaan sekatenan, grebeg maulud, Layang Kalimasada, lakon wayang Petruk Jadi Raja. Lanskap pusat kota berupa Kraton, alun-alun dengan dua beringin serta masjid diyakini sebagai karya Sunan Kalijaga. Metode dakwah tersebut sangat efektif. Sebagian besar adipati di Jawa memeluk Islam melalui Sunan Kalijaga. Di antaranya adalah Adipati Padanaran, Kartasura, Kebumen, Banyumas, serta Pajang (sekarang Kotagede – Yogya). Setelah mendoakan beliau rombongan memulai perjalanan kembali untuk menuju tujuan wisata religi selanjutnya yaitu ziarah ke makam Sunan Kudus.



3.2.2



Ziarah ke makam Sunan Kudus



8



Lokasi selanjutnya yang rombongan tuju terletak di Jl. Menara No. 3 – 5, Kerjasan, Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Yaitu mengunjungi akam Sunan Kudus. Nama kecilnya Jaffar Shadiq. Ia putra pasangan Sunan Ngudung dan Syarifah (adik Sunan Bonang), anak Nyi Ageng Maloka. Disebutkan bahwa Sunan Ngudung adalah salah seorang putra Sultan di Mesir yang berkelana hingga di Jawa. Di Kesultanan Demak, ia pun diangkat menjadi Panglima Perang Sunan Kudus banyak berguru pada Sunan Kalijaga. Kemudian ia berkelana ke berbagai daerah tandus di Jawa Tengah seperti Sragen, Simo hingga Gunung Kidul. Cara berdakwahnya pun meniru pendekatan Sunan Kalijaga: sangat toleran pada budaya setempat. Cara penyampaiannya bahkan lebih halus. Itu sebabnya para wali –yang kesulitan mencari pendakwah ke Kudus yang mayoritas masyarakatnya pemeluk teguhmenunjuknya. Cara Sunan Kudus mendekati masyarakat Kudus adalah dengan memanfaatkan simbol-simbol Hindu dan Budha. Hal itu terlihat dari arsitektur masjid Kudus. Bentuk menara, gerbang dan pancuran/padasan wudhu yang melambangkan delapan jalan Budha. Sebuah wujud kompromi yang dilakukan Sunan Kudus. Suatu waktu, ia memancing masyarakat untuk pergi ke masjid mendengarkan tabligh-nya. Untuk itu, ia sengaja menambatkan sapinya yang diberi nama Kebo Gumarang di halaman masjid. Orang-orang Hindu yang mengagungkan sapi, menjadi simpati. Apalagi setelah mereka mendengar penjelasan Sunan Kudus tentang surat Al Baqarah yang berarti “sapi betina”. Sampai sekarang, sebagian masyarakat tradisional Kudus, masih menolak untuk menyembelih sapi. Sunan Kudus juga menggubah cerita-cerita ketauhidan. Kisah tersebut disusunnya secara berseri, sehingga masyarakat tertarik untuk mengikuti kelanjutannya. Sebuah pendekatan yang tampaknya mengadopsi cerita 1001 malam dari masa kekhalifahan Abbasiyah. Dengan begitulah Sunan Kudus mengikat masyarakatnya. Bukan hanya berdakwah seperti itu yang dilakukan Sunan Kudus. Sebagaimana ayahnya, ia juga pernah menjadi Panglima Perang Kesultanan Demak. Ia ikut bertempur saat Demak, di bawah kepemimpinan Sultan Prawata, bertempur melawan Adipati Jipang, Arya Penangsang. Setelah mendoakan Sunan Kudus, rombongan langsung menuju ketempat selanjutnya. 3.2.3



Ziarah ke makam Sunan Bonang 9



Setelah ke Kudus untuk mengunjungi makam Sunan Kudus, rombongan menlanjutkan perjalanan ke tujuan selanjutnya yaitu mengunjungi makam Sunan Bonang. Makam Sunan Bonang teletak di Jl. Gajah Mada, Sidorejo, Kec. Tuban, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Dimana seperti di pembahasan sebelumnya bahwasannya Sunan Bonang dan Sunan kudus memiliki hubungan keluarga. Ia anak Sunan Ampel, yang berarti juga cucu Maulana Malik Ibrahim. Nama kecilnya adalah Raden Makdum Ibrahim. Lahir diperkirakan 1465 M dari seorang perempuan bernama Nyi Ageng Manila, puteri seorang adipati di Tuban Sunan Kudus banyak berguru pada Sunan Kalijaga. Kemudian ia berkelana ke berbagai daerah tandus di Jawa Tengah seperti Sragen, Simo hingga Gunung Kidul. Cara berdakwahnya pun meniru pendekatan Sunan Kalijaga: sangat toleran pada budaya setempat. Cara penyampaiannya bahkan lebih halus. Itu sebabnya para wali –yang kesulitan mencari pendakwah ke Kudus yang mayoritas masyarakatnya pemeluk teguhmenunjuknya. Cara Sunan Kudus mendekati masyarakat Kudus adalah dengan memanfaatkan simbol-simbol Hindu dan Budha. Hal itu terlihat dari arsitektur masjid Kudus. Bentuk menara, gerbang dan pancuran/padasan wudhu yang melambangkan delapan jalan Budha. Sebuah wujud kompromi yang dilakukan Sunan Kudus. Suatu waktu, ia memancing masyarakat untuk pergi ke masjid mendengarkan tabligh-nya. Untuk itu, ia sengaja menambatkan sapinya yang diberi nama Kebo Gumarang di halaman masjid. Orang-orang Hindu yang mengagungkan sapi, menjadi simpati. Apalagi setelah mereka mendengar penjelasan Sunan Kudus tentang surat Al Baqarah yang berarti “sapi betina”. Sampai sekarang, sebagian masyarakat tradisional Kudus, masih menolak untuk menyembelih sapi. Sunan Kudus juga menggubah cerita-cerita ketauhidan. Kisah tersebut disusunnya secara berseri, sehingga masyarakat tertarik untuk mengikuti kelanjutannya. Sebuah pendekatan yang tampaknya mengadopsi cerita 1001 malam dari masa kekhalifahan Abbasiyah. Dengan begitulah Sunan Kudus mengikat masyarakatnya. Bukan hanya berdakwah seperti itu yang dilakukan Sunan Kudus. Sebagaimana ayahnya, ia juga pernah menjadi Panglima Perang Kesultanan Demak. Ia ikut bertempur saat Demak, di bawah kepemimpinan Sultan Prawata, bertempur melawan Adipati Jipang, Arya Penangsang. 3.2.4



Ziarah ke makam Sunan Drajat 10



Tujuan rombongan selanjutnya adalah mengujungi makam Sunan Drajat yang terletak di Lamongan, Jawa Timur. Menurut sejarah nama kecilnya Raden Qosim. Ia anak Sunan Ampel. Dengan demikian ia bersaudara dengan Sunan Bonang. Diperkirakan Sunan Drajat yang bergelar Raden Syaifuddin ini lahir pada tahun 1470 M Sunan Drajat mendapat tugas pertama kali dari ayahnya untuk berdakwah ke pesisir Gresik, melalui laut. Ia kemudian terdampar di Dusun Jelog –pesisir Banjarwati atau Lamongan sekarang. Tapi setahun berikutnya Sunan Drajat berpindah 1 kilometer ke selatan dan mendirikan padepokan santri Dalem Duwur, yang kini bernama Desa Drajat, Paciran-Lamongan. Dalam pengajaran tauhid dan akidah, Sunan Drajat mengambil cara ayahnya: langsung dan tidak banyak mendekati budaya lokal. Meskipun demikian, cara penyampaiannya mengadaptasi cara berkesenian yang dilakukan Sunan Muria. Terutama seni suluk. Maka ia mengubah sejumlah suluk, di antaranya adalah suluk petuah “berilah tongkat pada si buta/beri makan pada yang lapar/beri pakaian pada yang telanjang’. Sunan Drajat juga dikenal sebagai seorang bersahaja yang suka menolong. Di pondok pesantrennya, ia banyak memelihara anak-anak yatim-piatu dan fakir miskin. 3.2.5



Ziarah ke makam Abdurrahman Wahid Makam KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) terletak di Pondok



Pesantren Tebuireng , Dusun Seblak, Desa Cukir, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Menurut biografi beliau yang didapat di berbagai sumber mengatakan bahwa Abdurrahman Wahid lahir pada 7 September 1940 di Denanyar, Jombang, Jawa Timur. Lahir dengan nama Abdurrahman Addakhil, anak pertama dari enam bersaudara dari pasangan K.H. Wahid Hasyim dan Ny. Hj. Sholehah.Pernah pindah ke Jakarta dan bersekolah di SD KRIS lalu pindah ke SD Matraman Perwari. Tahun 1954 pindah ke Yogyakarta dan mengaji kepada KH. Ali Maksum di Pondok Pesantren Krapyak dan belajar di SMP. Setelah lulus, pindah ke Magelang untuk memeruskan pendidikannya di Pesantren Tegalrejo. Tahun 1959 pindah ke Jomabng dan masuk ke pesantren Tambakberas. Pernah mendapat beasiswa di Universitas Al-Azhar, kairo, Mesir serta Universitas Baghdad. Pernah berkeinginan masuk Univeritas Leiden, Belanda. Disini Gus Dur kecewa 11



karena pendidikannya di Universitas Baghdad kurang diakui. Gus Dur bergabung dengan Dewan Penasehat NU (Nahdlatul Ulama) setelah ditawari untuk ketiga kalinya oleh kakeknya. Dari sinilah gus Dur memulai aktifitasnya dalam kancah politik Nusantara. Setelah mendoakan beliau kami beristirahat sejenak dan menunaikan sholat dhuhur disana. Kemudian langsung melanjutkan menuju ke tujuan wisata religi yang masih di Jawa. 3.2.6



Ziarah ke makam Sunan Giri Setelah melakukan sholat dhuhur dan melanjutkan perjalanan kembali



sampailah rombongan di Desa Blambangan, Kebomas, Gresik, Jawa Timur. Disinilah makam Sunan Giri berada. Rombongan langsung memasuki area makam dan mulai bersiap mendoakan beliau. Menurut sejarah Ia memiliki nama kecil Raden Paku, alias Muhammad Ainul Yakin. Sunan Giri lahir di Blambangan (kini Banyuwangi) pada 1442 M. Ada juga yang menyebutnya Jaka Samudra. Sebuah nama yang dikaitkan dengan masa kecilnya yang pernah dibuang oleh keluarga ibunya–seorang putri raja Blambangan bernama Dewi Sekardadu ke laut. Raden Paku kemudian dipungut anak oleh Nyai Semboja (Babad Tanah Jawi versi Meinsma). Ayahnya adalah Maulana Ishak. saudara sekandung Maulana Malik Ibrahim. Maulana Ishak berhasil meng-Islamkan isterinya, tapi gagal mengislamkan sang mertua. Oleh karena itulah ia meninggalkan keluarga isterinya berkelana hingga ke Samudra Pasai. Sunan Giri kecil menuntut ilmu di pesantren misannya, Sunan Ampel, tempat dimana Raden Patah juga belajar. Ia sempat berkelana ke Malaka dan Pasai. Setelah merasa cukup ilmu, ia membuka pesantren di daerah perbukitan Desa Sidomukti, Selatan Gresik. Dalam bahasa Jawa, bukit adalah “giri”. Maka ia dijuluki Sunan Giri. Pesantrennya tak hanya dipergunakan sebagai tempat pendidikan dalam arti sempit, namun juga sebagai pusat pengembangan masyarakat. Raja Majapahit -konon karena khawatir Sunan Giri mencetuskan pemberontakan- memberi keleluasaan padanya untuk mengatur pemerintahan. Maka pesantren itupun berkembang menjadi salah satu pusat kekuasaan yang disebut Giri Kedaton. Sebagai pemimpin pemerintahan, Sunan Giri juga disebut sebagai Prabu 12



Satmata. Giri Kedaton tumbuh menjadi pusat politik yang penting di Jawa, waktu itu. Ketika Raden Patah melepaskan diri dari Majapahit, Sunan Giri malah bertindak sebagai penasihat dan panglima militer Kesultanan Demak. Hal tersebut tercatat dalam Babad Demak. Selanjutnya, Demak tak lepas dari pengaruh Sunan Giri. Ia diakui juga sebagai mufti, pemimpin tertinggi keagamaan, se-Tanah Jawa. Giri Kedaton bertahan hingga 200 tahun. Salah seorang penerusnya, Pangeran Singosari, dikenal sebagai tokoh paling gigih menentang kolusi VOC dan Amangkurat II pada Abad 18. Para santri pesantren Giri juga dikenal sebagai penyebar Islam yang gigih ke berbagai pulau, seperti Bawean, Kangean, Madura, Haruku, Ternate, hingga Nusa Tenggara. Penyebar Islam ke Sulawesi Selatan, Datuk Ribandang dan dua sahabatnya, adalah murid Sunan Giri yang berasal dari Minangkabau. Dalam keagamaan, ia dikenal karena pengetahuannya yang luas dalam ilmu fikih. Orang-orang pun menyebutnya sebagai Sultan Abdul Fakih. Ia juga pecipta karya seni yang luar biasa. Permainan anak seperti Jelungan, Jamuran, lir-ilir dan cublak suweng disebut sebagai kreasi Sunan Giri. Demikian pula Gending Asmaradana dan Pucung lagi bernuansa Jawa namun syarat dengan ajaran Islam. 3.2.7



Ziarah ke makam Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim) Setelah berkunjung ke makam Sunan Giri, tujuan Rombongan



selanjutnya yaitu berkunjung ke makam unan Gresik diama masih dalam areal Gresik tepatnya di Jl. Raden Santri, Kebungson, Kec. Gresik, Kabupaten Gresik, Gresik, Jawa Timur. Menurut catatan sejarah nama lainnya adalah Sunan Maulana Malik Ibrahim. Maulana Malik Ibrahim, atau Makdum Ibrahim As-Samarkandy diperkirakan lahir di Samarkand, Asia Tengah, pada paruh awal abad 14. Babad Tanah Jawi versi Meinsma menyebutnya Asmarakandi, mengikuti pengucapan



lidah



Jawa



terhadap



As-Samarkandy,



berubah



menjadi



Asmarakandi Maulana Malik Ibrahim kadang juga disebut sebagai Syekh Magribi. Sebagian rakyat malah menyebutnya Kakek Bantal. Ia bersaudara dengan Maulana Ishak, ulama terkenal di Samudra Pasai, sekaligus ayah dari Sunan Giri (Raden Paku). Ibrahim dan Ishak adalah anak dari seorang ulama 13



Persia, bernama Maulana Jumadil Kubro, yang menetap di Samarkand. Maulana Jumadil Kubro diyakini sebagai keturunan ke-10 dari Syayidina Husein, cucu Nabi Muhammad saw. Maulana Malik Ibrahim pernah bermukim di Campa, sekarang Kamboja, selama tiga belas tahun sejak tahun 1379. Ia malah menikahi putri raja, yang memberinya dua putra. Mereka adalah Raden Rahmat (dikenal dengan Sunan Ampel) dan Sayid Ali Murtadha alias Raden Santri. Merasa cukup menjalankan misi dakwah di negeri itu, tahun 1392 M Maulana Malik Ibrahim hijrah ke Pulau Jawa meninggalkan keluarganya. Beberapa versi menyatakan bahwa kedatangannya disertai beberapa orang. Daerah yang ditujunya pertama kali yakni desa Sembalo, daerah yang masih berada dalam wilayah kekuasaan Majapahit. Desa Sembalo sekarang, adalah daerah Leran kecamatan Manyar, 9 kilometer utara kota Gresik. Aktivitas pertama yang dilakukannya ketika itu adalah berdagang dengan cara membuka warung. Warung itu menyediakan kebutuhan pokok dengan harga murah. Selain itu secara khusus Malik Ibrahim juga menyediakan diri untuk mengobati masyarakat secara gratis. Sebagai tabib, kabarnya, ia pernah diundang untuk mengobati istri raja yang berasal dari Campa. Besar kemungkinan permaisuri tersebut masih kerabat istrinya. Kakek Bantal juga mengajarkan cara-cara baru bercocok tanam. Ia merangkul masyarakat bawah -kasta yang disisihkan dalam Hindu. Maka sempurnalah misi pertamanya, yaitu mencari tempat di hati masyarakat sekitar yang ketika itu tengah dilanda krisis ekonomi dan perang saudara. Selesai membangun dan menata pondokan tempat belajar agama di Leran, tahun 1419 M Maulana Malik Ibrahim wafat. Makamnya kini terdapat di kampung Gapura, Gresik, Jawa Timur. 3.2.8



Ziarah ke makam Syeikhona Kholil Bangkalan Tujuan rombongan selanjutnya yaitu berada di Madura. Mengunjungi



makam pemuka agama terdahulu yaitu Syeikhona Kholil Bangkalan. Makam Muhammad Kholil terletak di Desa Martajasah, Kabupaten Bangkalan. Makam besar umat Islam di era Wali Songo terletak 2 km dari pusat kota dan bersebelahan dengan pantai Sambilangan. Kh. Moh. Kuburan Cholil telah banyak dikunjungi ziarah dari berbagai daerah. KH. Moh. Kholil dikenal sebagai Waliullah dan sebagai guru besar orang suci di negara ini, sebagai 14



konsep gagasan atau pembentukan 'Nahdatul Ulama', melalui kedua muridnya, mereka; KH. Hasyim Asyari (almarhum), kakek Presiden keempat Indonesia yaitu KH. Abdurahman Wahid, dan Kh. As'ad Syamsul Arifin (almarhum), pendiri 'Pondok Asem Bagus'. Ulama besar yang masih mempunyai pertalian darah dengan Sunan Gunung Jati dari sang ayah, yaitu KH. Abdul Lathif setelah dididik dasar-dasar ilmu agama oleh ayahnya memutuskan untuk memperdalam ilmu agama ke sejumlah pesantren di Bangkalan. Di antaranya adalah Tuan Guru Dawuh di Desa Majaleh, Bangkalan yang terkenal metode pengajaran yang unik, di mana dalam memberi pelajarannya tidak harus menetap di pesantren. Kadang memberi pelajaran sambil berjalan mengelilingi Kota Bangkalan, terkadang di bawah pohon, di pinggir sungai atau di atas bukit. Selanjutnya Syech Kholil atau Syaikhona Kholil berguru kepada Tuan Guru Agung atau Bhujuk Agung. Pengajaran beliau tidak terbatas hanya teori dalam ilmu lahir dan batin tetapi memadukan secara bersama antara teori dan praktek. Semasa hidupnya, Kyai Muhammad Kholil tidak hanya banyak menimba ilmu di pesantren di Indonesia melainkan juga di jazirah Arab. Cerita-cerita dari beliau saat menimba ilmu lah yang banyak dipakai oleh berbagai pesantren sebagai inspirasi dan motivasi. Beliau wafat di umur yang sangat senja yaitu tepatnya umur 106 tahun pada tanggal 29 Ramadan 1341 Hijrah, bertepatan dengan tanggal 14 Mei 1923 Masehi dan di makamkan di pemakaman umum desa Martajasah, sebuah desa di sisi barat kota Bangkalan. Karena karomahnya yang terkenal inilah makam beliau banyak dikunjungi para peziarah dari dalam maupun dari negeri tetangga.



Tercatat



hampir



tiap



hari



sekitar



ratusan



orang



bisa



mendatangi Makam Muhammad Syaikhona Kholil. Masjid yang dibangun pada pertengahan tahun 2005 tepat di samping pesantrennya ini semenjak selesai dibangun telah menjadi salah satu ikon wisata religi yang sangat terkenal di pulau Madura. Di area pemakaman tersebut juga ada beberapa makam lain yang bisa dijadikan tujuan ziarah, yaitu makam dari ayahanda Muhammad Kholil, Abdul Lathif yang terletak 100 meter dari makam Kyai Kholil. 3.2.9



Ziarah ke makam Sunan Ampel



15



Tujuan selanjutnya dan tempat terakhir dijawa yang dikunjungi adalah makam Sunan Ampel. Menurut kisah Sunan Ampel yang beredar Ia putera tertua Maulana Malik Ibrahim. Menurut Babad Tanah Jawi dan Silsilah Sunan Kudus, di masa kecilnya ia dikenal dengan nama Raden Rahmat. Ia lahir di Campa pada 1401 Masehi. Nama Ampel sendiri, diidentikkan dengan nama tempat dimana ia lama bermukim. Di daerah Ampel atau Ampel Denta, wilayah yang kini menjadi bagian dari Surabaya (kota Wonokromo sekarang) Beberapa versi menyatakan bahwa Sunan Ampel masuk ke pulau Jawa pada tahun 1443 M bersama Sayid Ali Murtadho, sang adik. Tahun 1440, sebelum ke Jawa, mereka singgah dulu di Palembang. Setelah tiga tahun di Palembang, kemudian ia melabuh ke daerah Gresik. Dilanjutkan pergi ke Majapahit menemui bibinya, seorang putri dari Campa, bernama Dwarawati, yang dipersunting salah seorang raja Majapahit beragama Hindu bergelar Prabu Sri Kertawijaya. Sunan Ampel menikah dengan putri seorang adipati di Tuban. Dari perkawinannya itu ia dikaruniai beberapa putera dan puteri. Diantaranya yang menjadi penerusnya adalah Sunan Bonang dan Sunan Drajat. Ketika Kesultanan Demak (25 kilometer arah selatan kota Kudus) hendak didirikan, Sunan Ampel turut membidani lahirnya kerajaan Islam pertama di Jawa itu. Ia pula yang menunjuk muridnya Raden Patah, putra dari Prabu Brawijaya V raja Majapahit, untuk menjadi Sultan Demak tahun 1475 M. Di Ampel Denta yang berawa-rawa, daerah yang dihadiahkan Raja Majapahit, ia membangun mengembangkan pondok pesantren. Mula-mula ia merangkul masyarakat sekitarnya. Pada pertengahan Abad 15, pesantren tersebut menjadi sentra pendidikan yang sangat berpengaruh di wilayah Nusantara bahkan mancanegara. Di antara para santrinya adalah Sunan Giri dan Raden Patah. Para santri tersebut kemudian disebarnya untuk berdakwah ke berbagai pelosok Jawa dan Madura. Sunan Ampel menganut fikih mahzab Hanafi. Namun, pada para santrinya, ia hanya memberikan pengajaran sederhana yang menekankan pada penanaman akidah dan ibadah. Dia-lah yang mengenalkan istilah “Mo Limo” (moh main, moh ngombe, moh maling, moh madat, moh madon). Yakni seruan untuk “tidak berjudi, tidak minum minuman keras, tidak 16



mencuri, tidak menggunakan narkotik, dan tidak berzina.” Sunan Ampel diperkirakan wafat pada tahun 1481 M di Demak dan dimakamkan di sebelah barat Masjid Ampel, Surabaya. 3.3



Studi Wisata Di Pulau Bali Pada 27 Januari 2017 rombongan telah merapungkan study wisata di pulau



Jawa, setelah mengunjungi makam para wali di pulau Jawa, rombongan dilanjutkan menuju tempat yang selanjutnya yaitu di pulau Bali. Untuk sampai ke pulau Bali dari Banyuwangi rombongan harus menaiki kapal di pelabuhan Ketapang. Rombongan diarahkan untuk menaiki kapal. Kemudiian rombongan sampai ke pelabuhan Gilimanuk di Bali pada tanggal 28 januari 2017 dan langsung ke tempat tujuan selanjutnya. 3.3.1



Ziarah ke makam Habib Ali Bin Umar Bin Abu Bakar Bafaqih Siapa yang sangka ternyata Bali yang di juluki Pulau Dewata ternyata



menyimpan khasanah dakwa Islam. Kalau di Pulau Jawa terkenal dengan sebutan Wali Songo (sembian Wali) yang merupakn penyebar Islam Di Nusantara, di Bali disebut Wali Pitu (Tujuh Wali) siapa saja wali pitu yang ada di bali ? Mas Sepuh Raden Raden Amangkuningrat di Kabupaten Badung, Chabib Umar Bin Maulana Yusuf Al Magribi di Tabanan, Chabib Ali Bin abu Bakar Bin Umar Bin Abu Bakar Al Khamid di Klungkung, Habib Ali Zaenal Abidin Al Idrus di Karangasem, Syech Maulana Yusuf Al Baghdi Al Magribi di Karangasem, The Kwan Lie di Buleleng, dan Habib Ali Bin Umar Bin Abu Bakar Bafaqih di Jembrana. KH. Habib Ali Bafaqih dilahirkan dari pasangan Habib Umar dan Syarifah Nur, Beliau lahir pada tahun 1890 di Banyuwangi. Menjelang usia 20 tahun, atau sekitar tahun 1910, Sayyid Ali “berlayar” ke tanah suci Mekah untuk memperdalam ilmu agamanya. Keberangkatan ke Mekah ini atas “sponsor” Haji Sanusi, ulama terkemuka di Banyuwangi pada masa itu. Beliau mukim di Siib Ali (Mekah) lebih kurang tujuh tahun lamanya. Sepulang dari Mekah, Habib Ali kembali ke tanah air dan menambahkan ilmunya di Pondok pesantren di Jombang yang di asuh oleh Kyai Wahab Abdullah. Selain mendalami ilmu Al Quran di waktu mudanya beliau dikenal sebagai pendekar silat yang sangat tangguh.Jauh sebelum beliau mendirikan Pondok Pesantren 17



“Syamsul Huda” di Loloan Barat Kecamatan Negara Kabupaten Jembrana, Beliau mengajar di Madrasah Khairiyah selama setahun di daerah kelahirannya Banyuwangi. Perjalanan ke Bali beliau lakukan perjalan ini atas permintaan Datuk Kyai Haji Mochammad Said, seorang ulama besar di Loloan. Mulailah Syiar Islam berbinar di Loloan dengan makin bertambahnya ulama setingkat Kyai Sayyid Ali Bafaqih. Baru pada tahun 1935 beliau mendirikan Pondok Pesantren Syamsul Huda yang kini telah meneteskan ribuan ulama, da’i dan ustazah. Para santri datang dari berbagai pelosok desa di tanah air. Mereka belajar membaur dengan kehidupan masyarakat Loloan yang sejak ratusan tahun lalu telah dikunjungi oleh ulama-ulama tangguh dari berbagai daerah.Tak terkecuali ulama besar dari Trengganu (Malaysia) yang meninggalkan negerinya lalu hijrah ke Loloan sekitar awal abad 19. KH. Habib Ali Bafaqih wafat pada tahun 1997 pada usia 107 tahun. Karena perjuangan dan kegigihanya untuk menyebarkan atau mensyiarkan agama Islam dan juga ketinggian ilmunya maka beliau dianggap sebagai salah satu “Wali Pitu” yang ada di Bali. Kini Makam beliau banyak di kunjungi atau diziarahi orang dari berbagai pelosok negeri mulai dari Jakarta, Bandung, Lampung, tak kurang dari 10 Bus pariwisata yang datang ke Loloan. Syiar Islam di Bali pada masa silam telah meninggalkan sejumlah “Karya Besar” yang pada masanya kini dapat dijadikan landasan kikih bagi syiar Islam di masa-masa yang akan datang. Kampung Loloan telah menjadi legenda syiar Islam yang tetap hidup di Bali. Makam Habib Ali beralamat Jln. Nangka No. 145 di Desa Loloan Barat Kecamatan Negara Kabupaten Jembrana. Beliau di makamkan di Area Pondok Pesantren “Syamsul Huda” . 3.3.2



Tanah Lot



Pada tanggal 28 Januari 2017 rombongan telah sampai di objek wisata Tanah Lot. Rombongan dilanjut dengan berkeliling area wisata Tanah Lot. Tanah Lot berada di Desa Beraban, kecamatan Kediri, sekitar 13 km arah barat kabupaten Tabanan atau 30 menit dari Kuta. Tanah Lot adalah sebuah objek 18



wisata di Bali, Indonesia. Di sini ada dua pura yang terletak di di atas batu besar. Satu terletak di atas bongkahan batu dan satunya terletak di atas tebing mirip dengan Pura Uluwatu. Pura Tanah Lot ini merupakan bagian dari pura Sad Kahyangan, yaitu pura-pura yang merupakan sendi-sendi pulau Bali. Pura Tanah Lot merupakan pura laut tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut. Pura Tanah Lot dibangun oleh seorang pendeta asal Jawa Timur bernama Danghyang Nirartha yang tengah menuju ke arah timur untuk menyebarkan ajaran Hindhu. Dalam usahanya itu Danghyang Nirartha tiba di sebuah pantai di Bali yang di depannya terdapat sebuah pulau kecil terbentuk dari tanah parangan dan bebatuan keras dibawahnya. Di pantai itulah Danghyang Nirartha



menyempatkan



diri



untuk



singgah



sebelum



melanjutkan



perjalanannya ke daerah Badung. Selain itu Danghyang Nirartha juga sempat menyampaikan ajaran agamanya kepada para nelayan setempat agar mereka dapat hidup bahagia dan sejahtera. Singkat cerita, sepeninggal Danghyang Nirartha para nelayan yang sudah tercerahkan imannya bersepakat untuk membangun sebuah bangunan suci yaitu pura sebagai tempat untuk memuliakan dan memuja Sanghyang Widi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa). Pura tersebut kemudian diberi nama Tanah Lot yang berarti tanah di tengah laut. Setelah puas menikmati keindahan Tanah Lot kemudian kita makan pagi prasmanan di Pusat Oleh-oleh Agung Bali. 3.3.2



Pantai Kuta Tempat wisata selanjutnya adalah Pantai Kuta. Kuta adalah sebuah



tempat pariwisata yang terletak disebelah selatan Denpasar, Ibu kota Bali, Indonesia. Kuta terletak di kabupaten Badung, daerah ini merupakan sebuah tujuan wisata turis mancanegara, dan telah menjadi objek wisata andalan pulau Bali. Untuk menuju ke Pantai Kuta kita harus naik angkutan umum karena jika kita menggunakan bus, jalur dan jalan raya yang tidak memungkinkan alias sempit. Sebelum menjadi objek wisata, Kuta merupakan sebuah pelabuhan dagang. Dimana produk dari local di perdagangkan kepada pembeli dari luar Bali. Sejak awal 70-an pantai Kuta sering disebut sebagai pantai Matahari terbenam (sunset beach) sebagai lawan dari pantai Sanur. Namun saat kami di Pantai Kuta kami tidak sempat melihat matahari terbenam karena masih ada 19



tempat tujuan terakhir kita yaitu Dewata. Menurut guide kami, di Kuta biasanya banyak wisatawan asing yang menikmati sinar matahari, maupun bersantai menikmati pemandangan alam. Kami tidak hanya menikmati pemandangan pantai yang sangat indah, namun kami melihat banyak sampahsampah di tepi pantai. Tak lupa kami di sana juga mengambil berberapa foto. 3.3.4



Pantai Pandawa Selanjutnya kami menuju ke Pantai Pandawa. Semula Pantai Pandawa



dikenal sebagai Secret Beach, karena lokasinya tersembunyi di balik deretan perbukitan batu yang hanya ditumbuhi semak-belukar. Secret Beach, menurut beberapa warga Desa Kutuh, sudah lama dikenal. Sayang akses yang cukup sulit menuju lokasi, membuat pantai ini sepi pengunjung. Meskipun ada, itu pun kebanyakan para peselancar asing dan domestik yang berkunjung. Untungnya, Pemkab Badung menyadari potensi wisata yang dimiliki pantai Pandawa. Alhasil kini akses menuju kesana semakin mudah untuk dilalui kendaraan. Sejak memasuki kawasan wisata ini, kami di buat terkagum-kagum oleh indahnya pemandangan tebing dipapas tegak, sebagian berundak, di kanan-kiri jalan. Sekitar 1,5 km jalan menuju pantai ini dipagari tebing-tebing kapur yang menjulang tinggi. Jalan tersebut memang sengaja dibuat dengan membelah bukit-bukit kapur yang ada di Desa Kutuh, mirip bukit kapur yang dibelah di GWK. Mendekati pantai, tebing-tebing kapur tersebut dilubangi dan diukir patung tokoh Pandawa Lima dalam Kisah Mahabharata yang terdiri dari Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa. Pemandangan di Pantai Pandawa begitu elok. Pasirnya putih membentang dan lautnya begitu biru dengan gelombangnya yang tampak berlarian menuju bibir pantai. Kami menikmati keindahan pantai ini dari pinggiran sambil berfoto-foto. Pantainya yang bersih, pasirnya yang putih, serta air lautnya yang berwarna biru cerah membuat rasa ingin berlama-lam di pantai pandawa untuk menikmati keindahannya, tetapi karena kami masih akan melanjutkan perjalanan dan cuacanya cukup panas di sana, kami kemudian kembali ke bus. 3.3.5 Joger 20



Keesokan harinya setelah sarapan, kami berkunjung ke pusat oleh-oleh terkenal Joger, yaitu pusat kata-kata Bali. Pemiliknya, Joseph Theodorus Wulianadi, beliau memberikan nama Joger karena atas dasar nama gabungannya dengan sahabatnya ”Gerard”. Modal untuk memulai usaha ini didapat dari hadiah pernikahan Bapak Joseph di tahun 1981 dari Bapak Gerard.Yang paling menarik memang kata-kata di Joger ini yang nyeleneh dan pasti membuat para pengunjung yang datang senyum-senyum sendiri. Ketika masuk ke ruangan dalam, kami diberikan stiker yang ditempelkan di baju kami yang bertuliskan “VIP” yang merupakan singkatan dari “Very Iseng Person”. Disana kami dapat berbelanja, seperti kaos, sandal, tas, jacket dll. Disana sangatlah ramai dan benar-benar padat. Antri kasir saja sangat panjang layaknya kereta api. Soal harga tidak perlu ditanyakan lagi sudah pasti mahalmahal.Wajar sekali kalau barang –barang disana mahal karena sesuai dengan kualitasnya. Selain itu Joger mempunyai cabang atau yang disebut teman Joger di Baturiti. 3.3.6



Danau Bedugul



Setelah berkunjung ke Joger kami melanjutkan perjalanan menuju Danau Bedugul. Sampainya di bedugul kami menikmati makan siang dan sholat dhuhur dan ashar dijamak. Wisata Danau Bedugul / Beratan Bali merupakan sebuah tempat di Bali yang terletak di daerah pegunungan yang memiliki suasana sejuk dan nyaman, kita dapat menikmati keindahan danau Beratan dan pura Ulun Danu, terletak di desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan. Terletak di dataran tinggi, yangg menyebabkan objek wisata ini sangat sejuk dan kadang-kadang diselimuti kabut tebal. Keindahan alam pegunungan dan danau Beratan yang bersih di tengahnya ada sebuah pura ulun Danau yang merupakan tempat pemujaan kepada sang Hyang Dewi Danau sebagai pemberi kesuburan. Bedugul berasal dari kata Bedogol. Bedugul ini adalah danau beratan yang paling dangkal, di daerah danau Bedugul ini banyak terdapat hasil pertanian. Hasil pertanian disini yang paling banyak dijumpai adalah buah buahan dan sayuran. Banyak jenis buah-buahan disini diantaranya adalah buah markisa, buah anggur, dan buah manila. 21



Bedugul itu sebenernya nama sebuah desa. Namun orang sering salah kaprah dengan kata Bedugul. Ada yang bilang Bedugul itu nama danau, nama pura sampe nama pasar. Anggapan itu muncul mungkin karena selain sebagai sebuah desa, Bedugul juga adalah sebuah kompleks. Dalam sebuah area yang kurang lebih berdiameter 5 km, ada beberapa macam tempat yang nyaman buat dikunjungi. Dimulai dari Desa Bedugul sendiri, Kebon Raya, lalu Danau Beratan (danau terbesar kedua di bali), Pura Ulun Danu, sampai Pasar Tradisional. Kebon Raya yang ada disini lumayan luas. Di sini terdapat beratus-ratus spesies tumbuhan, mulai dari yang indah-indah seperti bunga mawar. 3.3.7



Desa Adat



Pada hari terakhir kami di Bali, kami setelah makan pagi serta membereskan barang-barang bawaan dan cekk-out dari hotel, kami pergi ke Desa Adat untuk menyaksikan Tari Barong. Tari Barong dan Keris adalah suatu tarian yang menggambarkan pertarungan antara kebaikan melawan kejahatan. “Barong” adalah makhluk mithologi yang mewakili kebaikan dan makhluk yang menggambarkan kejahatan adalah “Rangda”. Tarian barong dan Keris dibagi menjadi lima babak. Berikut adalah cerita dari tarian “Barong dan Keris”. Munculah dua orang penari, mereka ini adalah pengikut setia dari Rangda yang sedang mencari para pengikut Dewi Kunti dimana mereka sedang dalam perjalanan untuk menemui sang patih. Begitu pengikut Dewi Kunti ini tiba ditujuan mereka, salah satu dari pengikut Rangda berubah wujud menyerupai bentuk Rangda dan memasukkan roh jahat kepada para pengikut Dewi Kunti menyebabkan mereka berhasil bertemu Sang Patih. Tidak sadar akan perubahan yang dialami oleh para pengikut Dewi Kunti. Sang Patih bersamasama dengan mereka menghadap Dewi Kunti.Dewi Kunti bersama denagn anaknya sahadewa. Dewi Kunti telah berjanji kepada Rangda untuk menyerahkan sahadewa sebagai korban. Sebenarnya Dewi Kunti tidak rela mengorbankan anaknya Sahadewa kepada Rangda. Tetapi dengan ilmu sakti yang dimiliki Rangda dengan bujukan para pengikut Dewi Kunti yang sudah kerasukan roh jahat. Rangda bisa mempengaruhi pikiran dan akal sehat Dewi Kunti sehingga Dewi Kunti tiba-tiba marah dan menjadi benci denagn 22



anaknya Sahadewa. Dewi Kunti memberikan perintah kepada sang Patih untuk membuang Sahadewa kedalam hutan. Sang Patih tidak membantah karena dirinyapun sudah dipengaruhi oleh ilmu jahat Rangda. Sahadewa diikat dibawah pohon besar didalam hutan dan ditinggal sendirian. Tiba-tiba turunlah Batara Siwa dari kahyangan. Merasa iba akan kondisi Sahadewa Batara Siwa pun menganugerahkan ilmu kepada Sahadewa. Rangda yang kemudian dating untuk mencabut nyawa sahadewa tidak sadar akan anugerah yang diberikan oleh Batara Siwa berusaha mengoyak-oyak, mencabik dan membunuh, namun sia-sia. Putus asa karena tidak berhasil membunuh sahadewa, rangda pun menyerah dan memohaon ampun kepada sahadewa. Permintaan ini dipenuhi sahadewa dan sang Rangda mendapat pengampunan. Kalika adalah murid Rangda yang paling sakti.Kalika bermaksud menghadap sahadewa untuk memohon pengampunan tetapi sahadewa menolak lalu murkalah kalika dan mengajak Sahadewa untuk berduel.Singkat cerita, kalika berubah wujud nenjadi Rangda.Karena saktinya Rangda ini sahadewa pun kewalahan melawannya. Mereka terus bertempur sampai ada yang kalah. Tetapi sama saktinya tidak ada yang menang ataupun kalah sehingga pertarungan inipun menjadi abadi dan dimana ada kejahatan disitu pula akan ada kebaikan. Itulah cerita dari tari barong yang kami saksikan di desa adat. Dan di akhir pertunjukam kita dapat berfoto dengan para memain di dalam tari barong tersebut dan setelah berfoto kita dapat memberikan uang sebagai imbalan telah berfoto. 3.3.8 Pasar Sukowati Tujuan terakhir adalah Pasar Tradisional Sukowati. Di Sukowati kita membeli barang dapat menawar. Para pedagang biasanya akan membuka harga tinggi. Jangan pakai ragu, langsung saja tawar. Jika kita ragu dalam menawar maka kita akan terjebak dengan harga pakaian yang sangat mahal. Dan kita akan merasa menyesal jika mendapat baju dengan harga yang sangat mahal karena sebenarnya kita masih dapat menawarnya dengan harga yang lebih murah. Setelah puas berbelanja, rombongan melanjutkan perjalanan pulang ke Semarang. Robongan kembali tiba di penyeberangan dermaga Gilimanuk Bali. Sekitar pukul 10.44 WIB kami sampai di dermaga Feri Ketapang, Banyuwangi. 23



3.4



Pulang Pada hari terakhir tanggal 29 Januari 2017 tepatnya pukul 10.44 WIB



rombongan kami sampai di dermaga Feri Ketapang, Banyuwangi. Rombongan melanjutkan perjalanan untuk kembali ke Bandungan, Semarang dan kerumah masing – masing. Dan rombongan sampai ke Bandungan, Semarang pada pukul 22.00 WIB dengan selamat.



24



BAB IV PENUTUP 1. Kesimpulan Kesimpulan Dari Kegiatan Ziarah Dan Studi Wisata Ke Jawa – Bali adalah sebagai berikut: a.



Jawa memiliki banyak destinasi untuk berwisata tak terkecuali wisata



b.



religi dengan banyak para wali yang dimakamkan di pulau Jawa. Di pulau Jawa ada banyak sekali sejarah yang tersimpan dari para



c.



penegak islam terdahulu yang patut untuk di ketahui. Bali memiliki banyak objek wisata untuk dikunjungi, dan tiap-tiap objek



d.



wisata memiliki daya tarik tersendiri. Di Bali ada banyak toko sourvenir/oleh-oleh yang menyediakan berbagai macam kerajinan seni, makanan dan minuman khas Bali, sampai barang



e.



kebutuhan sehari-hari seperti baju, sandal dan lain-lain juga tersedia. Kebudayaan, adat, dan tradisi yang ada Bali dijaga kelestariannya oleh pemerintah bersama-sama dengan masyarakat, karena ini merupakan



f.



salah satu pendukung sektor pariwisata di Bali. Secara keseluruhan Kegiatan Ziarah Dan Studi Wisata Ke Jawa – Bali Sangatlah



Menyenangkan,



kami



mendapat



banyak



informasi,



pengetahuan, dan wawasan tentang sejarah para wali terdahulu serta tentang pulau Bali dan segala tempat menarik yang ada didalamnya yang 2.



sangat bermanfaat. Saran a. Peningkatan kualitas layanan selama perjalanan perlu ditingkatkan agar kegiatan ini pada tahun-tahun selanjutnya menjadi lebih berkesan bagi b.



para peserta. Sebaiknya pemerintah Bali lebih memperhatikan tempat ibadah muslim di setiap ojek wisata, kebanyakan sudah ada fasilitas ini, namun kurang memadai.



25



DAFTAR PUSTAKA Astika, Ketut Sudhana. 1999. Analisis Kebudayaan. Jakarta : Depdikbud. Fatah, syukur. 2010. Sejarah Peradaban Islam. Semarang : PT. Pustaka Rizki Putra. Http://kisah-kisahwalisongo.blogspot.com/2012/01/sunan-bonang.html Https://shameedalfarch.wordpress.com/2013/04/10/biografi-singkat-wali-songo/ Http://tigapuluh-tujuh.blogspot.co.id/ Http://walisongolamteng.blogspot.co.id/2013/09/cerita-singkat-perjalanan-9wali.html Https://id.wikipedia.org/wiki/Bali Https://id.wikipedia.org/wiki/Jawa



26



LAMPIRAN



Sunan Gresik



Sunan Ampel



Sunan Bonang



Sunan Kalijaga



Sunan Kudus



KH. Abdurrahman Wahid



27



Sunan Giri



Sunan Dradjat



Muhammad Kholil Bangkalan Al-Maduri



Makam Sunan Maulana Malik Ibrahim Area depan makam sunan Bonang



28



Area makam SunanMakam Kalijaga Sunan Giri



Makam atau Syaikhona Makam KH. Abdurrahman Wahid Kholil.