Laporan Kel 5 Perkembangan Embrio Katak [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PERKEMBANGAN EMBRIO KATAK LAPORAN PRAKTIKUM Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Struktur dan Perkembangan Hewan yang Dibina oleh Dr. H. Abdul Gofur, M.Si.



Oleh : Kelompok 5 / Offering A 1. Bela Mulia Wati



(170341615024)



2. Fadillah Eka Wulandari



(170341615061)



3. Faisal Falah



(170341615090)



4. Noviansyah Kusmahardhika (170341615112) 5. Titania Arenda



(170341615044)



6. Wachidah Hayuana



(170341615105)



7. Windhi Agustin R.



(170341615089)



UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI OKTOBER 2018



A. TOPIK Perkembangan Embrio Katak B. TUJUAN 1. Mempelajari perkembangan embrio katak mulai dari zigot sampai bentuk larva 2. Mempelajari tipe dan pola pembelahan embrio katak 3. Mempelajari pembentukan bakal organ katak yang berasal dari setiap lapisan embrional



C. DASAR TEORI Katak adalah hewan yang termasuk ke dalam kelas amphibi yang tidak memiliki organ kopulasi sehingga pembuahan pada katak terjadi di luar tubuh, untuk melaksanakan pembuahan biasanya katak melakukan ampleksus, yaitu menempelnya katak jantan dan betina, katak jantan menempel pada punggung katak betina dan menekan perut katak betina sehingga katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air. (Fradson,1992) Setelah fase fertilisasi, katak memiliki tiga tahapan perkembangan embrio. Tahapan pertama yaitu pembelahan sel jenis khusus atau biasa disebut dengan cleavage, pembelahan ini menghasilkan embrio multiseluler atau blastula hasil pembelahan mitosis dari zigot. Tahapan kedua yaitu gastrulasi yang menghasilkan embrio dengan tiga lapisan embrional, hasil dari gastrulasi ini biasa disebut sebagai gastrula. Tahapan ketiga yaitu organogenesis, yaitu pembentukan organ rudimenter yang nantinya akan tumbuh sebagai organ-organ katak dewasa. Pertumbuhan pada tahap perkembangan embrio katak yaitu pertumuhan yang membuat sel-sel katak menjadi lebih banyak, tidak menjadikan sel-selnya menjadi lebih besar yang terjadi melalui pembelahan mitosis (Campbell,2004) Ketika sel telur berhasil dibuahi oleh sperma, tahapan meiosis II pada sel telur katak akan berlangsung kemudian terbentuk sabit abu-abu



(Grey Cresent) pada sel telur katak tepatnya pada tempat yang berseberangan dengan arah datangnya sperma, setelah terjadinya pembuahan ini kemudian dlanjutkan oleh pembelahan pertama, nukleus dari zigot membelah secara mitosis dan membentuk sebuahalur panjang membujur melalui kutub vegetal dan animal. Pembelahan-pembelahan selanjutnya terjadi setelah 1 jam pasca pembelahan pertama (Kimball, 2003).Sel telur pada katak memiliki dua buah kutub yairu kutub animal dan kutub vegetal yang keduanya dapat dibedakan dengan jelas. Kutub animal memiliki pigmen warna sedangkan kutub vegetal tifak memilikinya, pada kutub vegetal terdapat kuning telur (yolk), kedua kutub tersebut berhubungan definitive dalam perkembangan embrio katak dikemudian hari, pada amphioxus kutub animal akan menjadi bagian ventro-anterior embrio namun pada katak maupun kodok akan menjadi bagian anterior embrio (Sukra, 2000).Menurut Ferl,(1990) amphibi memiliki telur dengan jumlah yolk yang sedikit. Pembelahan pertama pada zigot katak berlangsung secara vertical dari kutub animal ke vegetal, pembelahan kedua terjadi pada sudut kanan pembelahan yang pertama, dengan pembelahanpembelahan tersebut dihasilkan empat buah blastomer yang sama bentuknya, pembelahan berikutnya terjadi di atas aquator. Pada tahapan organogenesis , ketiga lapisan embrional akan berkembang menjadi rudimen organ yang pada perkembangan lebih jauh akan menjadi organ-organ pada katak.Terjadinya perubahan morfogenik meliputi pelipatan, pemisahan , dan kondensasi sel adalah bukti pertama pembentukan organ. Menurut Campbell, (2004) organ yang pertamakali terbentuk pada perkembangan embrio katak serta kordata lain yaitu tabung neuron dan notokord, serta batang skeletal yang menjadi ciri khas embrio kordata. Notokord memiliki fungsi sebagai pusat dan sekitarnya akan terdapat sel-sel mesodermal yang berkumpul dan membentuk vertebrae kuning telur yang sangat berlimpah.



D. ALAT DAN BAHAN Alat -



Mikroskop Cahaya



Bahan -



Sediaan sayatan embrio katak



-



Sediaan awetan basah embrio dan larva katak



-



Model perkembangan embrio katak



E. PROSEDUR KERJA 1. Mengamati Sediaan Awetan Tahap Perkembangan Embrio Katak



Menyediakan sediaan awetan embrio katak



Mengamati tahap blastulasi, gastrulasi, dan neurulasi di bawah mikroskop



Menggambar hasil yang diperoleh di mikroskop dan memberikan keterangan gambar pada kertas gambar.



2. Mengamati Model Perkembangan Embrio Katak



Menyediakan model perkembanan embrio katak



Mengambar tahap blastulasi, gastrulasi, dan neurulasi pada kertas gambar



Memberikan keterangan pada gambar berdasarkan hasil pengamatan



F. HASIL PENGAMATAN 1. Irisan Preparat Tahap Perkembangan Embrio Katak No 1.



Gambar Hasil Pengamatan



Keterangan



Pembelahan Morula



Literatur



1. Kutub animal 1



Perbesaran 10 x 10



2. Rongga bakal blastosoel 2



3. Kutub vegetal



3



2.



Tahap Blastula



(Sumber: Hervas et al, 2015) 1. Kutub animal



Perbesaran 10 x 10



1



2. Blastosoel



2



3



3. Mikromer 4. Kutub vegetal



4



(Sumber: Salazar-Nicholls and del Pino, 2015) 3.



Tahap Gastrulasi Awal Pebesaran 10 x 10



1



1. Kutub animal 2



2. Blastosoel 3. Bibir dorsal blastophorus 4. Kutub vegetal



3 4



(Sumber: Hervas et al, 2015)



4



Tahap Gastrulasi Akhir



1. Blastosoel



Perbesaran 10 x 10



1



6



2. Archenteron 3. Bibir lateral



7



blastophorus 2



4. Bibir ventral blastophorus 5. Bibir dorsal



5



blastophorus 6. Ektoderm



3



7. Mesoderm



8



4



(Sumber: Salazar-Nicholls and del Pino, 2015)



8. Endoderm 5.



Tahap Neurula Awal Perbesaran 10 x 10



1. Plat neural 1



2



2. Blastosoel 3. Archenteron



(Sumber: Salazar-Nicholls and del Pino, 2015) 3



6.



Tahap Neurula Akhir



1. Spinal cord



Perbesaran 10 x 10



2. Notokord



1 2



3. Archenteron 4. Endoderm



3



5. Mesoderm 6. Ektoderm



(Sumber: Salazar-Nicholls and del Pino, 2015)



6



5



4



2. Perkembangan Embrio Katak No 1.



Gambar Hasil Pengamatan



Keterangan



Sel telur yang belum



1. Kutub animal



membelah



2. Kutub vegetal



Gambar Literatur



1



1



2 2



2.



(Sumber: Ciptono, 2008)



Pembelahan pertama secara meridional



1. Kutub animal 2. Kutub vegetal



1



3. Pembelahan pertama 4. 2 blastomer 3



4



(Sumber: Hervas et al, 2015)



2



3.



Pembelahan keempat



1. Pembelahan



meridional secara bersamaan 2



1



pertama 2. Pembelahan



3 4



kedua 3. Pembelahan ketiga



5



4. Kutub animal 5. Kutub vegetal (Sumber : Bhatnagar & Bansal, 2008)



4.



Pembelahan membentuk morula



1. Tahap morula (banyak sel)



2



2. Kutub animal 3. Kutub vegetal 1



(Sumber : Gilbert, 2003)



3



5.



Pembelahan lanjut



1. Tahap morula (banyak sel) 1



(Sumber: Salazar-Nicholls and del Pino, 2015) 6.



Irisan sagital embrio katak



1. Blastosoel awal



tahap blastula



2. Mikromer 2



3. Makromer



1



3



(Sumber: Salazar-Nicholls and del Pino, 2015) 7.



Irisan sagital tahap blastula



1. Blastosoel



lanjut (32 blastomer)



2. Mikromer



2



3. Makromer 1 3



(Sumber: Salazar-Nicholls and del Pino, 2015) 8.



Irisan pembentukan



1. Mikromer



blastophorus



2. Blastosoel



1



3. Bibir dorsal



2



blastophor 3



4. makromer



(sumber : Campbell, 2008)



4



9.



Irisan sagital pembentukan



1. Ektoderm



archenteron (tahap gastrula)



2. Archenteron 3. Endoderm



1



4. Blastopore



2 3 4



(sumber : Campbell, 2008) 10.



Irisan sagital pembentukan tiga 1. Ektoderm lapisan embrional (tahap



2. Mesoderm



gastrula akhir)



3. Archenteron 1



2



4. Endoderm



3



4



(lapisan atas archenteron) (Sumber: Salazar-Nicholls and del Pino, 2015) 11.



Tahap neuralisasi



1. Neural fold



1



2. Neural plate 2



(Sumber: Salazar-Nicholls and del Pino, 2015) 12.



Irisan sagital tahap neuralisasi 1 2



1. Neural fold 2. Ectoderm 3. Notokord 4. Mesoderm



3 4 6



5. Endoderm 6. Archenteron



5



(Sumber : Slack, 2008) 13.



Irisan sagital pembentukan



1. Ectoderm



tabung neural (tahap



2. Neural tube



neuralisasi)



1



3. Somite



2



4. Notochord 5. Endoderm



3



6. Archenteron 4



5



6



(Sumber : Slack, 2008)



14.



Embrio katak tahap tunas ekor



1. Notokord 2. Foregut



1



3. Liver 2



diverticulum 4. Midgut



3



5. Yolk/endoderm 6. Hindgut



4



7. Neurocoel 8. Neurenteric



5 6



7



8



canal 9. Proctodeum 10. Ectoderm



10



9



(Sumber: Rugh,1951) 15.



Embrio katak



1. Foregut 1



2. Midgut 3. Hindgut 4. Yolk 2



5. Anus 3



(proctodeum) 6. Mesenkim 7. Neurocoel



4



8. Notokord



5



6



7



8



(Sumber: Rugh,1951)



G. ANALISIS DATA 1. Pengamatan Irisan Preparat Awetan Perkembangan Embrio Katak Pengamatan perkembangan embrio katak dilakukan dengan menggunakan sediaan saytan embrio katak, sediaan awetan basah embrio van larva katak, dan mode perkembangan embrio katak. Berdasarkan pengamatan perkembangan embrio katak menggunaan preparat pada tahap morula, diperoleh hasil bahwa gambar memperlihatkan sel- sel berwarna merah keunguan dengan garis warna putih yang merupakan sekat antar sel. Pada pengamatan tahap morula ini juga ditemukan struktur yang menunjukkan sebagai lekukan hasil pembelahan yang menyebabkan terjadinya morula. Pengamatan preparat perkembangan embrio katak pada tahap blastula menunjukkan adanya sel- sel yang menyusun blastula serta terdapat bagian rongga kosong yang disebut blastocoel yang berada dibagian tengah. Pada bagian luar blastocoel dikelilingi oleh sel- sel berwarna merah dengan garis putih yang mungkin adalah hasil lipatan saat terjadi pembelahan. Pengamatan perkembangan embrio katak pada tahap gastrulasi awal menunjukkan bahwa sel- sel sudah aktif membelah dan pada gambar hasil pengamatan meunjukkan adanya kutub vegetal, kutub anima, blastocoel, serta adanya lekukan kedalam yang merupakan bibir dorsal blastophorus. Sedangkan pada pengamatan perkembangan embrio katak pada tahap gastrulasi akhir hasil gambar menunjukkan adanya lapisan ektoderm, mesoderm, endoderm, serta pada tahap gastrulasi ini archenteron sudah mulai terbentuk dan rongga blastosol mulai mengalami penyusutan. Tidak hanya itu, pada tahap gastrulasi akhir ini juga terbentuk lekukan yang merupaan bibir dorsal blastophore, bibir ventral blastophore, dan bibir lateral blastophore. Hasil pengamatan perkembangan embrio katak pada tahap neurulasi awal menunjukkan adanya archenteron, rongga blastosol yang sudah mulai menyempit serta mulai terbentuk bumbung neural, sedangkan pada pengamatan tahap neurulasi akhir sudah mulai menunjukkan adanya bentukan spina cord, notocord, dan archenteron.



2. Perkembangan Embrio Katak Berdasarkan pengamatan gambar satu menunjukkan sel telur yang belum membelah dimana terbagi menjadi kutub animal yang berwarna coklat serta kutub vegetal yang berwarna putih. Gambar 2 menunjukkan adanya pembelahan pertama secara meridional dan menunjukkan terbentuknya dua blastomer. Gambar 3 menunjukkan adanya pembelahan membentuk 16 blastomer, pembelahan terjadi secara meridional secara bersamaan. Gambar 4 menunjukkan pembelahan lanjut pada embrio katak membentuk bastula, pembelahan yang terjadi pada kutub animal dan vegetal tidak sama rata. Pada gambar nomor 5 menunjukkan adanya pembelahan lanjut pada kutub animal dan kutub vegetal.Gambar 6 merpakan irisan sagital embrio katak pada tahab blastula, dimana pada irisan tersebut tampak struktur mikromer, blastosol, dan makromer. Pada gambar 7 merupakan irisan sagital tahap blastula lanjut terdapat 32 blastomer, pada irisan tersebut nampak lapisan ektoderm yaitu mikromer, blastosol, dan endoderm yaitu bagian makromer. Gambar 8 merupakan irisan pembentukan blastophorus dan pada irisan tersebut terdapat lapisan ektoderm, blastosol, dorsal blastopore, dan lapisan endoderm. Gambar 9 merupakan irisan sagital pembentukan archenteron pada tahap gastrulasi pada tahap ini sudah terbentuk lapisan ektoderm, blastopore, archenteron, dan lpisan endoderm. Gambar 10 merupakan irisan sagital pmbentukan tiga lapisan embrional pada tahap gastrula akhir dimana lapisan embrional sudah terbentuk yaitu lapisan ektoderm, mesoderm, endoderm, selain itu juga terbentuk archenteron. Gambar 11 menunjukkan tahapan neurulasi pada perkembangan embrio katak dimana sudah mulai terbentuk neural fold dan neural plate. Pada gambar 12 merupakan irisan segetal perkembangan embrio katak pada tahap neurulasi, pada irisan tersebut nampak bagian- bagian seperti neural fold, ectoderm, notocord, mesoderm, endoderm, dan archenteron. Gambar 13 merupakan irisan sagital pembentukan bumbung neural yang terjadi pada tahap neurulasi perkembangan embrio katak bagianbagian yang ditemukan pada tahap ini adalah ectoderm, neural tube, somite,



notocord, endoderm, dan archenteron. Perkembangan embrio katak yang ditunjukan oleh gambar nomor 14 merupakan embrio katak pada tahap tunas ekor dimana bagian- bagian yang terlihat adalah notocord, foregut, liver diverticulum, midgut, yolk, hindgut, neurocoel, neurenteric canal, proctodeum, dan ectoderm. Gambar 15 merupakan tahap akhir pada perkembangan embrio katak bagian – bagian dari embrio katak pada tahap ini yang tampak adalah foregut, midgut, hindgut, yolk, anus, mesenkim, neurocoel, dan notocord.



H. PEMBAHASAN Praktikum dilakukan dengan pengamatan preparat awetan embrio katak dan model perkembangan embrio katak. Pada model perkembangan embrio katak dengan kode 1 terdapat dua warna yang berbeda, yaitu bagian kutub anima dan kutub vegetatif. Menurut Tenzer dkk (2001), kutub anima berpigmen hitam dan kutub vegetatif tidak berpigmen, dimana pada model perkembangan embrio katak tersebut, yang berwarna coklat sebagai kutub anima dan putih sebagi kutub vegetatif. Pada model perkembangan embrio katak dengan kode 2, embrio mulai mengalami pembelahan yang ditunjukkan dengan garis yang membagi bagian kanan dan kiri dari kutub vegetatif dan kutub anima. Pembelahan pada katak terjadi secara menyeluruh dari kutub anima ke kutub vegetatif, disebut dengan tipe pembelahan holoblastik. Pembelahan tahap I ini terjadi secara meridional dengan arah pembelahan tepat pada garis tengah sabit kelabu yang menghasilkan 2 blastomer (Tenzer dkk, 2001). Pada model perkembangan embrio katak dengan kode 2, diamati bahwa kutub anima telah membelah menjadi beberapa bagian, sedangkan pada kutub vegetatif masih terbagi atas 2 bagian. Hal ini menunjukkan bahwa kutub anima lebih cepat membelah dari kutub vegetatif karena kutub anima tidak terdapat yolk. Pembelahan terjadi secara meridional dengan arah 900 dari arah pembelahan sebelumnya (Tenzer dkk, 2001), sedangkan pada kode embrio 3 telah menjadi banyak sel dengan ukuran yang berbedabeda. Pembelahan terjadi diatas dan dibawah bidang pembelahan dan



menghasilkan 32 blastomer blastomer (Tenzer dkk, 2001). Selanjutnya embrio akan memasuki tahap blastula. Pada tahap blastula ditunjukkan oleh model perkembangan embrio katak kode 5 dan preparat blastula awal. Pengamatan menunjukkan bahwa model dengan kode 3 dan preparat ini merupakan awal terbentuknya blastosol diantara kutub anima dan kutub vegetatif. Blastosol yang terbentuk masih dalam ukuran kecil. Kutub anima terdiri dari sel-sel yang berukuran kecil atau mikromer dan kutub vegetative terdiri atas sel-sel makromer (yolk), lapisan makromer ini lebih tebal dari lapisan mikromer yang hanya terdiri atas 2-4 lapisan di kutub anima (Tenzer dkk, 2001). Tahap blastula juga ditunjukkan oleh model perkembangan embrio katak dengan kode 6, blastosol semakin besar dan terlihat jelas. Hal ini disebabkan karena pembelahan terus terjadi secara terus- menerus sehingga blastocoel semakin terlihat. Tahap ini mengacu pada permukaan berlobus pada embrio, sebuah rongga yang penuh cairan dan menghasilkan tahapan perkembangan bola berlubang yang disebut blastula (Campbell, 2008). Menurut Moore (1988), Sel-sel mikromer nantinya akan berkembang menjadi ektoderm, sel makromer menjadi endoderm dan daerah ekuatorial akan berkembang menjadi mesoderm. Tahap selanjutnya adalah gastrulasi. Tahap gastrulasi dibagi menjadi dua, yaitu gastrula awal dan gastrula akhir. Gastrula awal ditunjukkan pada model dengan kode 7 dan preparat awetan gastrula awal. Pada pengamatan preparat dengan perbesaran 10 x 10 terlihat adanya bibir dorsal blastoporus, sama dengan yang terdapat di model dengan kode 7. Bibir dorsal blastoporus terbentuk dari pelekukan di daerah batasan antara mikromer dan makromer. Adanya bibir dorsal ini mengakibatkan terjadinya invaginasi, sehingga sel-sel yang berada di luar akan bermigrasi ke dalam. Invaginasi mengakibatkan terbentuknya rongga yang semakin lama semakin membesar yaitu merupakan bakal archenteron. Rongga akhenteron ini terus membesar dan mendesak blastosol sehingga blastosol semakin mengecil (Tenzer dkk, 2001). Pada gastrula akhir ditandai dengan terbentuknya tiga lapisan germinativum yaitu ectoderm, mesoderm dan



endoderm seperti yang diamati pada model perkembangan katak dengan kode 8 dan 9 serta praparat gastrula akhir blastomer (Campbell et al, 2008). Pada model dengan kode 10 dan 11 ditunjukkan bagian luar dari embrio dimana yolk telah habis sehingga seluruh permukaannya berwarna gelap. Pada preparat neurula awal, arkenteron mengecil dan berada di dekat kutub vegetatif. Pada tahap nerulasi terjadi proses perubahan bentuk fisik dan proses saling menginduksi antara lapisan embrional. keping neural terbentuk setelah adanya induksi dari bakal notokorda. Selanjutnya tepi kiri dan kanan notokorda membentuk lipatan sedangkan bagian tengahnya melekuk disebut parit neural, kemudian terbentuk bumbung neural (Tenzer dkk, 2001). Terbentuknya bumbung neural ini merupakan tahap akhir neurulasi yang juga terlihat saat pengamatan preparat neurulasi akhir dan model perkembangan embrio katak dengan kode 12. Notokord berada di atas archenteron, kutub vegetative menonjol, dan spinal kord (Tenzer dkk, 2001). Model dengan kode 13 dan 14 merupakan embrio pada tahap tunas ekor warna hijau menunjukkan derivate ectoderm, kuning derivate endoderm, orange menjunjukkan derivate mesoderm, dan warna putih merupakan derivate dari notokord, serta warna biru merupakan derivate akhenteron yang membentuk saluran pencernaan. Setelah gastrulasi akhir dilanjutkan dengan organogenesis. Organ-organ terbentuk dari lapisan ectoderm, mesoderm, dan endoderm (Lestari dkk, 2013).



I. JAWABAN EVALUASI 1. Telur katak terdiri dari dua kutub. Kutub anima berpigmen hitam sedangkan kutub vegetative tidak berpigmen. Ciri telur yang telah difertilisasi adalah adanya daerah kelabu yang berbentuk sabit. Hal ini akibat penetrasi sperma sehinggaa pigmen di tempat yang berlawanan bergeser kearah masuknya sperma kurang lebih sepertiga pigmen-pigmen menjadi berkurang dan tampak bagian ini lebih pucat warnanya. 2. Pada fase gastrula, embrio mengalami proses diferensiasi yang diawali dengan mulai menghilangkan blastosol. Selanjutnya sel-sel pada kutub fungsional akan membelah dengan cepat. Akibatnya, sel-sel pada kutub



vegetatif membentuk lekukan ke arah dalam (invaginasi). Invaginasi akan membentuk dua formasi, yaitu lapisan luar (ektoderm) dan lapisan dalam (endoderm). Pada bagian ektoderm akan menjadi kulit dan bagian endoderm akan menjadi berbagai macam saluran. Bagian tengah gastrula disebut dengan arkenteron. Pada perkembangan selanjutnya, arkenteron akan menjadi saluran pencernaan pada hewan vertebrata dan beberapa invertebrata. Bagian luar yang terbuka pada gas menuju arkenteron disebut dengan blastofor. Bagian ini dipersiapkan menjadi anus dan pada bagian ujung akan membuka dan menjadi mulut. Pada fase ini akan terjadi lanjutan diferensiasi sebagian endoderm menjadi bagian mesoderm. Pada akhir dan gastrula telah terbentuk bagian endoderm, mesoderm, ektoderm. 3. Cara mengenali wilayah otak, bakal mata, dan bakal hidung dengan melihat irisan transversal embrio katak. Pada wilayah otak dapat diketahui dengan melihat



adanya



bagian-bagian



prosensefalon,



mesensefalon,



rombensefalon, infundibulum dan hipofisis. Pada wilayah bakal mata dapat dikenali dengan melihat optic cup, sedangkan wilayah hidung dapat dilihat dengan melihat wilayah olfactory plakoda.



J. KESIMPULAN 1. Tipe sel telur amfibi berdasarkan penyebaran yolk (kuning telur) adalah telolesital yang mempunyai banyak yolk dan tersebar tidak merata, sehingga berkumpul pada salah satu kutub. Tipe pembelahan sel telur pada amfibi adalah



holoblastik



tidak



sempurna/unequal,



yaitu



sel



yang



membelah/blastomer tidak sama besar atau dominan pada satu kutub, sehingga blastomer terbagi menjadi makromer (dominan) dan mikromer. Bidang pembelahan embrio katak meliputi bidang pembelahan meridional dan horizontal. 2. Perkembangan katak terbagi menjadi tahap pembelahan, tahap blastulasi yang dicirikan terdapat blastocoel, tahap gastrulasi yang diawali dengan pembentukan bibir dorsal blastoporus dan diakhiri dengan terbentuknya tiga lapisan germinal, tahap neurulasi dan diakhiri dengan tahap tunas ekor.



3. Bakal organ katak dapat terbentuk dari lapisan embrional yang terdiri dari 3 lapisan yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm. a. Bagian-bagian yang berasal dari ektoderm adalah adhesive gland, optic cup, dorsal fin, ventral fin, infundibulum, prosensefalon, rombensefalon, mesensefalon, stomodeum, spinal cord, olfaktori plakoda, dan optik plakoda. b. Bagian-bagian yang berasal dari mesoderm adalah notokord, somit, ventrikel, dorsal mesokardium, parietal perikardium, pronefros, dan subnotokordal rod. c. Bagian-bagian yang berasal dari endoderm adalah duodenum, foregut, hindgut, midgut, faring, dan liver diverkulum. d. Bagian-bagian yang berasal dari ektoderm dan endoderm adalah membran kloaka dan membran oral.



DAFTAR PUSTAKA Bhatnagar, M.C & Bansal, Geeta. 2008. Developmental Biology. India : Kroshna Prakashan Media Campbell, Neil A., Reece, Jane, B., Ury, Lisa A., Chain, Michael, M., Wasserman, Steven, A., Minorsky, Petter V & Jackson, Robert B., 2008. Biology 8th Edition. San Fransisco: Pearson Benjamin Cummings. Frandson. 1992. Anatomi Dan Fisiologi Tenak Edisi IV. Yogyakarta: Gajah Madha University Press. Hervas, Francisca.,Torres, Karina P.,Larrea, Paola Montenegro and del Pino, Eugenia M. 2015. Development and gastrulation in Hyloxalus vertebralis and Dendrobates auratus (Anura: Dendrobatidae). Amphibian & Reptile Conservation. (Online), (8(1) [Special Section]: 121–135 (e90)). Kimball, J.W. 1993. BFerl, R.J., dkk. 1990. Biology. The Macmillan Publisher: London. Lestari, U., Tenzer A., Handayani, N., Gofur, A. 2013. Struktur Perkembangan Hewan II. Malang Universitas Negeri Malang. Moore, Keith L. 1988. The Developing Human. Canada: W.B Saunders Company. Sukra. 2000. Wawasan Ilmu Pengetahuan Embrio: Benih Masa Depan, Jakarta: Direktorat Pendidikan Nasional. Rugh, Roberts.1951. The Frog Its Reproduction and Development. Toronto: The Blackiston Company Salazar-Nicholls, María-José and del Pino, Eugenia M. 2015. Early development of the glass frogs Hyalinobatrachium fleischmanni and Espadarana callistomma (Anura:Centrolenidae) from cleavage to tadpole hatching. Amphibian & Reptile Conservation. (Online), (8(1) [Special Section]: 89– 106 (e88)). Slack. 2008. A Textbook of Practical Zoology Volume-3 for Undergraduate Students. New Delhi: Rastogi Publication.



Sukra. 2000. Wawasan Ilmu Pengetahuan Embrio: Benih Masa Depan, Jakarta: Direktorat Pendidikan Nasional. Tenzer, A., Handayani, N., Lestari, U., Listyorini, D., Judani, T., Gofur A. 2001. Petunjuk Praktikum Perkembangan Hewan. Malang: Universitas Negeri Malang.