Laporan KKL Kelompok 1 Bis 1 Kesmas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KEGIATAN KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL) SURABAYA–BALI 06-10 AGUSTUS 2019 Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Perkuliahan Ilmu Kesehatan Masyarakat



Oleh: Ikke Irawati Irfan Sholahuddin Putri Nur Tamalla Selva Dwi Prahasti Hany Putri Antari Rani Hasanah Ita Susilowati Lia Meita Sari Galuh Wulansari Ruri Zannuba Azizah



6411417001 6411417005 6411417006 6411417008 6411417012 6411417017 6411417024 6411417025 6411417026 6411417027



Rombel : 1



JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2019



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat, nikmat, berkah, serta karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dengan baik dan lancar. Laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) penulis susun guna memenuhi persyaratan perkuliahan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut memberikan bantuan dalam proses penulisan laporan ini. Penulis menyadari bahwa laporan ini pasti masih sangat jauh dari kesempurnaan, dan tidak menutup kemungkinan bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam laporan atau tulisan ini. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan, sehingga tulisan ini akan menjadi lebih baik. Penulis berharap semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.



Semarang, 19 Agustus 2019



Penulis



ii



DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL................................................................................................ i KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 1 1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................... 1 BAB II DESKRIPSI KEGIATAN KKL ................................................................ 2 2.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan .................................................................... 2 2.2 Deskripsi Kegiatan ........................................................................................ 3 BAB III PEMBAHASAN ...................................................................................... 5 3.1 HSE dan Pengelolaan Limbah Perusahaan PLTU PT. PJB PAITON ........... 5 3.1.1 Sejarah Perusahaan ................................................................................. 5 3.1.2 Kunjungan ke PT PJB UP Paiton, Probolinggo, Jawa Timur ................. 5 3.2 Tata Kelola Layanan Kesehatan dan Jaminan Mutu Layanan Kesehatan di Puskesmas Kuta 1 ................................................................................................ 8 3.2.1 Sejarah Puskesmas Kuta 1 ...................................................................... 8 3.2.2 Kunjungan ke Puskesmas Kuta 1............................................................ 9 3.3 Determinan Sosial Budaya Kesehatan dan Program Kesehatan di Desa Adat Panglipuran ........................................................................................................ 12 3.3.1 Sejarah Desa Adat Panglipuran ............................................................ 12 3.3.2 Kunjungan ke Desa Adat Penglipuran .................................................. 12 BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 14 4.1 Kesimpulan .................................................................................................. 14 4.2 Saran ............................................................................................................ 14 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15 DOKUMENTASI ................................................................................................. 16



iii



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Pemberian kuliah bagi para mahasiswa tidak hanya dalam bentuk materi semata dan dalam lingkup kampus, tetapi juga perlu adanya kegiatan yang mengajak para mahasiswa terjun langsung dalam segala bidang yang sesuai dengan disiplin studi yang tengah ditempuh. Selain sebagai upaya peningkatan kompetensi mahasiswa, kegiatan tersebut juga sebagai kegiatan untuk merefreshkan pikiran, sehingga mahasiswa tidak merasa jenuh dalam mengikuti kegiatan perkuliahan. Maka dari itu, universitas mengeluarkan kebijakan mengenai kegiatan tersebut untuk dilaksanakan oleh setiap program studi. Kegiatan tersebut sering disebut dengan istilah Kuliah Kerja Lapangan (KKL). Tujuan Surabaya–Bali dipilih oleh Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat UNNES dengan pertimbangan karena di kedua tempat tersebut banyak objek sasaran yang sekiranya memang cocok dengan program studi maupun keahlian khusus. Perusahaan PLTU Paiton di Probolinggo Jawa Timur sesuai dengan mata Kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat Peminatan K3, kemudian Puskesmas Kuta 1 yang berlokasi di daerah wisata sesuai dengan mata kuliah Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat peminatan K3, Kesling, Kebijakan Kesehatan, dan Promosi Kesehatan. Desa Adat Panglipuran merupakan desa yang memiliki determinan sosial budaya kesehatan dan suatu program kesehatan. Ketiganya berkaitan dengan implementasi Ilmu Kesehatan Masyarakat. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan di atas, maka dapat diambil pokok permasalahan yakni dengan rumusan sebagai berikut: 1. Bagaimana rangkaian kegiatan di PLTU Paiton Surabaya? 2. Bagaimana rangkaian kegiatan di Puskesmas Kuta 1? 3. Bagaimana rangkaian kegiatan di Desa Adat Panglipuran Bali? 1.3 Tujuan Penulisan Penulisan laporan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini memiliki tujuan, antara lain: 1. Untuk menjelaskan rangkaian kegiatan di PLTU Paiton Surabaya. 2. Untuk menjelaskan rangkaian kegiatan di Puskesmas Kuta 1. 3. Untuk menjelaskan rangkaian kegiatan di Desa Adat Panglipuran Bali.



1



BAB II DESKRIPSI KEGIATAN KKL



2.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2017 UNNES dilaksanakan pada hari Selasa hingga Sabtu tanggal 06 sampai 10 Agustus 2019. Kunjungan Kuliah Kerja Lapangan Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat adalah Surabaya dan Bali. Adapun rincian tempat dan waktu pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL), yaitu: Hari, Tanggal



Selasa, 6 Agustus 2019



Rabu, 7 Agustus 2019



Kamis, 8 Agustus 2019



Waktu Jam 01.00 WIB Jam 02.00 WIB Jam 05.00 WIB Jam WIB



08.00



Keterangan Persiapan pemberangkatan Pemberangkatan ke Gresik, Pasurusan, dan Probolinggo Sholat subuh di Masjid terdekat disertai makan pagi Kunjungan di PT. Smeling Gresik ( Prodi IKM ) dan PT. Petrogas ( Prodi IKM )



Jam 10.00 PLTU Paiton ( Prodi IKM ) WIB Jam 11.00 Pocari Sweat ( Prodi Gizi ) WIB Jam 04.00 WITA Transit di Penginapan Jam 06.00 WITA Sarapan Pagi di Penginapan Jam 09.00 WITA Kunjungan ke Puskesmas Jam 12.00 WITA Makan siang dan wisata belanja di Dewata Bali Jam 13.30 WITA kunjungan di Desa Adat Panglipuran Jam 17.30 WITA Melihat Pertunjukan Tari Kecak Jam 19.30 WITA Makan malam di Pusat Oleh oleh Cening Bagus Jam 21.00 WITA Check in di Hotel (istirahat) Jam 06.00 Sarapan WITA Jam 09.00 Pantai Kuta WITA Jam 11.00 Tanjung Benoa (Water Sport) disertai WITA makan siang Jam 13.30 Puja Mandala WITA Jam 15.00 Pantai Pandawa WITA 2



Jum’at, 9 Agustus 2019



Jam 17.00 WITA Jam 21.00 WITA Jam 06.00 WITA Jam 09.00 WITA Jam 11.30 WITA Jam 13.30 WITA



Pantai Kedonganan (Jimbaran Bali) makan malam di lanjutkan makrab Kembali ke Hotel Istrahat Sarapan Hotel dilanjutkan Check out Pura Luhur Tanahlot Wisata Belanja di Jogger Luwus



Makan siang di RM Tepi Beratan dilanjutkan menikmati danau beratan Bedugul 17.00 Penyeberangan Gilimanuk - Ketapang



Jam WITA Jam 20.00 Makan malam di Local Restaurant WITA Jam 21.30 Melanjutkan perjalanan ke Semarang WITA



08.00 Tiba di UNNES Semarang Sabtu, 10 Agustus Jam WIB 2019 2.2 Deskripsi Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2017 FIK UNNES diikuti oleh Program Studi Kesehatan Masyarakat 136 mahasiswa dengan komposisi 17 mahasiswa dan 119 mahasiswi, sedangkan dari Program Studi Gizi 65 mahasiswa, serta enam dosen pendamping yakni dua dosen perempuan dan empat dosen laki-laki. Kunjungan antara masing-masing prodi tersebut berbeda, yaitu disesuaikan dengan bidang keilmuannya. KKL menggunakan jasa biro Aji Tour, dengan lima Tour Leader (TL). Transportasi yang digunakan adalah Putra Jaya. Rombongan KKL berkumpul di Dekanat FIK UNNES pada hari Selasa, 06 Agustus 2019 pukul 01.00 WIB. Setelah seluruh peserta dirasa lengkap, dosen pendamping melakukan presensi kepada seluruh mahasiswa. Pada pukul 01.00 dilakukan doa bersama dengan tujuan agar selamat dan tidak terjadi kendala di sepanjang perjalanan. Rombongan berangkat pada pukul 02.20 WIB, menuju Surabaya. Pukul 05.00 WIB sampai di Ngawi untuk meaksanakan ibadah solat subuh dan makan pagi. Kemudian pukul 13.00 WIB, rombongan prodi Kesmas melakukan kunjungan di kota Probolinggo, yakni PLTU Paiton. Memasuki hari kedua yakni Rabu tanggal 07 Agustus 2019, rombongan KKL mulai memasuki kawasan Pulau Dewata, dengan menyusuri selat Bali yang menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Bali dengan waktu kurang lebih 1 jam. Hari pertama di Bali, peserta KKL melakukan transit penginapan di hotel dan kunjungan ke Puskesmas Kuta 1, melakukan kunjungan di Desa Adat Panglipuran, menyaksikan salah satu budaya 3



Bali, yakni tari kecak. Dilanjutkan berbelanja di Pusat Oleh-Oleh Cening Bagus. Kembali ke hotel untuk istirahat. Kemudian hari ketiga dan keempat, mahasiswa Prodi Kesmas melakukan kegiatan kunjungan ke beberapa tempat wisata di Bali. Hari terakhir pukul 17.00 WIB, rombongan mulai meninggalkan Pulau Dewata dan kembali ke Unnes.



4



BAB III PEMBAHASAN



3.1 HSE dan Pengelolaan Limbah Perusahaan PLTU PT. PJB PAITON 3.1.1 Sejarah Perusahaan Unit Pembangkitan Paiton, terbentuk berdasarkan Surat Keputusan Direksi PLN No. 030K/023/DIR/19931, tanggal 15 maret 1992 merupakan unit kerja yang di kelola oleh PT. PLN (Persero) Pembangkitan dan P enyaluran Jawa Bagian Timur dan Bali (PT. PLN KJT dan BALI) Sektor Paiton. Restrukturikasi di PT. PLN (Persero) pada tahun 1995 mengakibatkan di bentuknya dua anak perusahaan pada tanggal 3 oktober 1995, yaitu PT. PLN. Pembangkitan Tenaga Listrik JawaBali I dan PT. PLN Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa-Bali II. Kemudian pada tahun 1997 Sektor Paiton diubah namanya menjadi PT. PLN Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa-Bali II Unit Pembangkitan Paiton (PT. PLN PJB II UP Paiton). Berdasarkan surat keputusan Direksi No. 039K/023/Dir/1998 tentang pemisahan fungsi pemeliharaan dan fungsi operasi pada PT. PLN Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa-Bali II Unit Pembangkitan Paiton, maka unit pembangkitan menjadi organisasi yang lean dan clean dan hanya mengoperasikan pembangkit untuk menghasilkan GWh, sedangkan untuk fungsi pemeliharaan di lakukan oleh PT. PLN PJB II Unit Bisnis Pemeliharaan. Organisasi Unit Pembangkitan Paiton seja tanggal 3 Juni 1999 mengalami perubahan mengikuti perkembangan organisasi di PLN PJB II yang fleksibel dan dinamis sehingga mampu menghadapi dan menyesuaikan situasi bisnis yang selalu berubah. Perubahan yang mendasar dari Unit Pembangkitan adalah dipisahkan fungsi operasi dan fungsi pemeliharaan, sehingga Unit Pembangkitan menjadi organisasi yang lean and clean dan hanya mengoperasian pembangkit untuk menghasilkan GWh. Sejak tanggal 3 oktober 2000, PT. PLN Pembangkitan Listrik Jawa-Bali II berubah menjadi PT. Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa Bali, kemudian berubah menjadi PT. Pembangkitan Jawa Bali (PT. PJB). 3.1.2 Kunjungan ke PT PJB UP Paiton, Probolinggo, Jawa Timur Mahasiswa jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat program studi Kesehatan Masyarakat (Bis 1) melakukan kunjungan perusahaan yang pertama ke PT Pembangkit Jawa Bali Unit Pembangkitan Paiton yang berlokasi di Jalan Raya Surabaya—Situbondo KM 142, Desa Binor, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo. Rombongan tiba di lokasi sekitar pukul 12.30 WIB yang kemudian langsung diarahkan menuju aula pertemuan. Kegiatan dimulai dengan sambutan dari HRD PT PJB UP Paiton sebagai perwakilan dari perusahaan, beliau menyampaikan ucapan selamat datang dan 5



terima kasih atas kunjungan mahasiswa IKM Unnes. Selanjutnya sambutan dari Bapak Sofwan Indarjo, S.K.M.,M.Kes. sebagai perwakilan dari mahasiswa, yang menyampaikan terima kasih karena sudah diterima dan disambut dengan sangat baik di PT PJB UP Paiton. Beliau juga menyampaikan bahwa ini merupakan kunjungan yang pertama bagi mahasiswa IKM Unnes ke PT PJB UP Paiton sehingga harapannya akan ada kerja sama yang baik antara jurusan IKM Unnes dengan PT PJB UP Paiton untuk kegiatan Kuliah Kerja Lapangan maupun Praktik Kerja Lapangan ke depannya. Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan inti yaitu penyampaian materi. Materi disampaikan oleh seorang staf K3 di PT PJB UP Paiton yang juga merupakan alumni Universitas Negeri Semarang jurusan Teknik Kimia .Kegiatan penyampaian materi diawali dengan pemutaran video profil PT PJB UP Paiton dilanjutkan materi seputar pelaksanaan HSE dan sistem pengelolaan limbah perusahaan. Generator di PLTU PT PJB Paiton terdiri dari 2 unit dengan kapasitas daya 400 MW per unit. Sehinga total produksi unit di PT PJB adalah 800 MW. Daya netto yang dihasilkan pada kondisi normal sebesar 760 MW dengan beban ratarata harian 88% atau sekitar 704 MW. Melalui dua unit pembangkitnya, PT PJB UP Paiton dapat menghasilkan energi listrik rata-rata 4.924 GWh pertahun yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Jawa, Bali dan Madura. Energi listrik tersebut kemudian dikirim ke pusat-pusat beban melalui jaringan transmisi saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) 500 kV dalam sistem interkoneksi Jawa-Bali. Batu bara merupakan bahan bakar utama pada pembakaran di boiler dengan nilai kalori antara 4830 s/d 5140 Kcl/Kg dan HSD (High Speed Diesel) yang digunakan untuk proses pembakaran awal (start up) sampai pembebanan di generator mencapai 120 MW. Konsumsi bahan bakar mengahbiskan 2.578.900 ton batu bara dan HSD sebanyak 3.330 kiloliter dalam waktu satu tahun. Selain bahan bakar, dalam prosesnya juga membutuhkan boiler make up water sebanyak 438.000 ton yang bersumber dari air tanah dan cooling water condenser yang bersumber dari air laut. Cooling water condenser menggunakan sistem sirkulasi terbuka dengan satu laluan (one through). Kegiatan kemudian dilanjutkan ke sesi tanya jawab. Mahasiswa diberi kesempatan untuk bertanya terkait HSE dan sistem pengelolaan limbah di PT PJB UP Paiton. Pertanyaan pertama datang dari Sdr. Putri Nur Tamalla dengan pertanyaan, “Darimana sumber air yang digunakan dalam proses itu? Lalu apabila laut tercemar limbah apakah akan mempengaruhi hasil dari listrik tersebut?”. Pertanyaan tersebut kemudian dijawab bahwa sumber air yang digunakan dalam proses berasal dari sumber air pemukiman desa atau yang disebut Desa Klontong yang telah melalui proses Water Treatment Plant (WTP) sehingga tidak akan tercemar.



6



Pertanyaan selanjutnya dari Sdr. Yulia Santi dengan pertanyaan, “Darimana batu bara itu diambil dan berapa banyak batu bara yang dibutuhkan dalam proses setiap harinya? Lalu berapa banyak air yang dibutuhkan dalam proses ini? Serta menanggapi kejadian listrik padam di Jakarta itu penyebab utamanya apa?. Pertanyaan itu kemudian dijawab bahwa tiap harinya PT PJB UP Paiton membutuhkan kurang lebih 1 ton batu bara yang diangkut oleh tongkangtongkang dari Kalimantan. Air yang dibutuhkan tidak bisa diperkirakan karena bisa jadi setiap produksi membutuhkan jumlah air yang berbeda-beda. Mereka menjelaskan bahwa kejadian listrik padam di Jakarta beberapa waktu yang lalu bukan disebabkan karena adanya masalah di pembangkitnya, tapi masalah terletak pada pendistribusiannya, karena pembangkit sudah siap kapanpun menyuplai listrik, namun terkadang terdapat masalah/ kendala dalam distribusi. Pertanyaan selanjutnya dari Sdr. Fiki Hidayati dengan pertanyaan, “Kandungan apa yang paling banyak terdapat dalam endapan dari limbah PT PJB UP Paiton? Lalu apakah limbah dimanfaatkan atau hanya dibiarkan mengendap?. Pertanyaan itu dijawab bahwa kandungan paling banyak dalam limbah adalah jenis logam, tetapi untuk jenis logamnya apa saja belum diketahui. Untuk pemanfaatan limbah, PT PJB UP Paiton bekerjasama dengan perusahaan lain, dimana perusahaan tersebut secara berkala mengirimkan truk truk untuk mengangkut limbah-limbah yang selanjutnya akan diolah dan dimanfaatkan. PT PJB UP Paiton Unit 1 dan 2 ini sedang merencanakan untuk memanfaatkan limbah ini sendiri. Secara sederhana, proses alur PLTU Paiton yaitu mulai dari sumber air pemukiman desa atau yang disebut Desa Klontong yang telah melalui proses Water Treatment Plant (WTP). Air yang didapatkan dalam proses Water Treatment Plant adalah berupa air demin, setelah itu di pompa menuju Hotwell yang ada di Condenser. Kemudian di pompa dengan menggunakan Condensate Extracion Pump menuju Low Pressure Heater (LPH) 1, 2, dan 3, dimana pada LPH ini air dipanaskan dengan suhu yang bertekanan rendah atau sebagai pemanas awal. Kemudian air menuju ke Daerator, fungsi daerator ini adalah untuk memisahkan oksigen dari air, selain itu daerator juga berfungsi sebagai pemanas. Lalu,dari Dearator air dipompa menggunakan Boiler Feed Pump menuju High Pressure Heater (HPH) 5, 6, dan 7. HPH berfungsi sebagai menaikkan tekanan dan temperatur agar tidak terjadi perbedaan yang signifikan antara panas air di dalam Boiler dengan temperatur air yang masuk ke Boiler. Sebelum menuju Boiler air di pompa menggunakan Boiler Circulating Water Pump menuju Economizer. Fungsi economizer adalah sebagai penukar kalor atau (Heat Exchanger), dimana pada economizer temperatur gas lebih besar daripada temperatur air, kerena jika temperatur air lebih tinggi daripada temperatur gas maka temperatur air tidak akan melampaui titik didih dan akan menyebabkan terjadinya uap, maka akan terjadi overheating pada boiler. Setelah air berada di economizer air menuju ke walltube dan akan menuju Steam Drum, di 7



dalam steam drum air dan uap dipisahkan dengan menggunakan separator atau elemen pemisah di dalam steam drum. Pada boiler air yang berasal dari steam drum akan menuju Superheater terjadi pemanasan air oleh bahan bakar sehingga air akan menjadi uap panas dengan tekanan tinggi yang akan digunakan untuk memutar HP Turbine (High Pressure Turbine). Setelah dari HP turbin, air dialirkan menuju reheater untuk dipanaskan kembali suhunya, setelah dari reheater menuju ke Intermediete Pressure Turbine (IP Turbin). Selanjutnya uap kering pada IP Turbin akan memutar Low Pressure Turbine, dimana LP Turbin dibedakan menjadi LP A & LP B. Uap sisa yang berasal dari LP A dan LP B menuju condenser untuk diproses ulang. Setelah memutar turbin otomatis generator akan terkopling antara poros generator dan poros turbin yang berputar dan menghasilkan energi listrik. Setelah sesi penyampaian materi dan tanya jawab selesai, mahasiswa diarahkan untuk keluar dari aula menuju pelataran depan PT PJB UP Paiton untuk berfoto bersama. Sangat disayangkan karena mahasiswa belum mendapat kesempatan untuk berkeliling perusahaan karena alasan keamanan, namun secara keseluruhan mahasiswa merasa puas dan senang karena dapat berkunjung ke PT PJB UP Paiton yang merupakan PLTU terbesar se-Asia Tenggara serta mendapatkan banyak pengetahuan mengenai proses produksi listrik serta sistem pengelolaan limbah perusahaan. 3.2 Tata Kelola Layanan Kesehatan dan Jaminan Mutu Layanan Kesehatan di Puskesmas Kuta 1 3.2.1 Sejarah Puskesmas Kuta 1 Bali merupakan salah satu pulau tujuan wisata yang terkenal di dunia. Jumlah kunjungan di Bali yang semakin meningkat, menuntut pemerintahan provinsi Bali untuk mendukung segala aspek yang berhubungan baik langsung ataupun tidak langsung dengan sektor pariwisata. Salah satu aspek yang menjadi perhatian dalam mendukung pariwisata di Bali adalah aspek kesehatan, dimana program pemerintah provinsi Bali adalah menjalin kerjasama lintas sektoral antara sektor pariwisata dan sektor kesehatan dengan mengembangkan puskesmas wisata. Puskesmas wisata merupakan sebuah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan pariwisata di wilayah kerjanya. Salah satu Puskesmas wisata yang ada di Bali adalah Puskesmas Kuta 1 yang terletak di kecamatan Kuta, Kabupaten Badung. UPT. Puskesmas Kuta I terletak di Jln. Srikandi No. 40A, Benoa, Kuta Selatan, dengan nomor kode klinik yang 2904 berada di Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, dengan luas wilayah kerja 11,82 km persegi meliputi kelurahan Kuta, Tuban, dan Kedonganan. Ketiga kelurahan merupakan daerah pantai dengan rata–rata curah hujan 2.000—3000 mm. Kuta merupakan daerah destinasi pariwisata nasional dan internasional. Potensi kompleksitas masalah



8



kesehatan masyarakat dan kemajemukan latar belakang masyarakat menjadi tantangan untuk dihadapi. 3.2.2 Kunjungan ke Puskesmas Kuta 1 Mahasiswa program studi Kesehatan Masyarakat UNNES melakukan kunjungan lapangan ke puskesmas Kuta 1 untuk melihat dan mempelajari lebih dekat tentang tata kelola layanan kesehatan dan jaminan mutu layanan kesehatan di puskesmas kuta 1. Rombongan Prodi Kesehatan Masyarakat UNNES disambut oleh Kepala UPT. Puskesmas Kuta I dr. Indira Pudi Asri didampingi beberapa staf UPT Puskesmas Kuta I. Dalam sambutannya, dr. Indira Pudi Asri memberi ucapan selamat datang kepada rombongan prodi Kesehatan Masyarakat dan memberikan beberapa materi terkait Puskesmas Kuta 1. UPT. Puskesmas Kuta I, memiliki fungsi untuk mendukung visi dan misi yang telah ditetapkan. UPT. Puskesmas Kuta I memiliki fungsi sebagai berikut.  Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan  Pusat pemberdayaan masyarakat  Pusat pelayanan kesehatan strata pertama, yaitu: pelayanan kesehatan dan masyarakat dalam bentuk pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Untuk melaksanakan fungsi tersebut, dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan nasional, maka dilaksanakan 18 kegiatan pokok puskesmas, pembinaan peran serta masyarakat, kerja sama dengan lintas sektoral, dan memberikan pelayanan rawat inap. Dalam melaksanakan peran puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan, UPT. Puskesmas Kuta I memiliki moto pelayanan: S = SENYUM, E = EMPATI, H = HARMONIS, A = ASRI, T = TERTIB, I = INOVATIF (SEHATI). Tata Nilai UPT. Puskesmas Kuta I: K = KOMITMEN, U = UTAMAKAN PENCEGAHAN DAN PELAYANAN, T = TANGGUNGJAWAB, A = AKUNTABEL (KUTA). Sedangkan Tata Budaya UPT. Puskesmas Kuta I: adalah SENYUM,SAPA,SALAM dan TANGGAP. Penanggung jawab keselamatan pasien di UPT Puskesmas Kuta 1 berada dibawah koordinasi Penanggungjawab Manajemen Mutu Puskesmas. Dalam organisasi ini terdapat sebuah tim keselamatan pasien yang merupakan struktur kecil dalam sebuah manajemen mutu puskesmas dan bertanggungjawab langsung pada pimpinan Puskesmas. Panduan program keselamatan pasien di UPT Puskesmas Kuta 1 disusun oleh tim keselamatan pasien dan manajemen mutu puskesmas. Adapun isi panduan tersebut adalah definisi, ruang lingkup, tata laksana, serta dokumentasi. Secara berkala, tim manajemen mutu melakukan rapat manajemen mutu yang bertujuan untuk meninjau kinerja sistem manajemen mutu, dan kinerja pelayanan/upaya puskesmas untuk memastikan kelanjutan, kesesuaian, kecukupan, dan efektifitas sistem manajemen mutu dan sistem manajemen mutu dan sistem pelayanan. Rapat tinjauan manajemen ini dilaksanakan 3 bulan sekali 9



(4 kali dalam setahun). Rapat ini dipimpin oleh Penanggungjawab Manajemen Mutu dan dilaksanakan dengan agenda yang jelas. Pihak manajemen dann pelaksana yang terkait diundang dalam rapat. Pertemuan biasa diawali dengan pembahasan hasil dan tindak lanjut pertemuan tinjauan manajemen sebelumnya. Dari rapat tersebut menghasilkan luaran rekomendasi perbaikan untuk ditindak lanjuti. Tim manajemen mutu terdiri dari:  Pj. Msnajemen mutu  Tim audit internal  Tim keselamatan pasien (KP)  Tim K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), terdiri dari koordinasi PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi), koordinasi tanggap darurat, koordinasi kecelakaan akibat kerja, koordinasi penyakit akibat kerja, koordinasi pemeriksaan berkala.  Pj. Mutu admin  Pj. Mutu UKM  Pj. Mutu UKP  Tim Survey dan keluhan pelanggan Puskesmas Kuta I memiliki layanan yang berkaitan dengan upaya kesehatan lingkungan meliputi segala upaya untuk menyehatkan dan memelihara lingkungan Puskesmas dan pengaruhnya terhadap manusia serta upaya penyehatan lingkungan Puskesmas Kuta 1 yang diantaranya penyuluhan kesehatan lingkungan, sterilisasi/desinfeksi, penanganan sampah dan limbah, dll. Masyarakat akan mudah terinfeksi dan tertular penyakit apabila lingkungan Puskesmas tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu ada persyaratan kesehatan lingkungan, ruang dan bangunan serta fasilitas sanitasi yang tidak jauh beda dengan persyaratan untuk Rumah Sakit. Penerapan program untuk layanan kesehatan lingkungan puskesmas Kuta 1 diantaranya, penyuluhan terkait sanitasi keamanan pangan untuk anak sekolah dan keluarga, penyuluhan terkait langkah sederhana mengurangi sampah kemasan, sosalisasi bahaya merokok bagi kesehatan pribadi dan orang lain, pemberantasan sarang nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain rumah. Selain itu, puskesmas Kuta 1 juga memiliki fasilitas untuk pengelolaan limbah puskesmas yang berasal dari pelayanan medis, perawatan, pengobatan, penelitian atau pendidikan yang menggunakan bahanbahan yang beracun, infeksius, berbahaya atau bisa membahayakan kecuali jika dilakukan pengamanan tertentu. Terhadap limbah tersebut perlu pengelolaan terlebih dahulu sebelum diangkut ketempat pembuangan atau dimusnahkan dengan unit pemusnah setempat. Audit lingkungan puskesmas menjadi penting karena berkaitan dengan kesehatan penghuninya seperti pasien, pegawai, dan mereka yang berkepentingan 10



daan masyarakat sekitarnya. Audit Puskesmas Kuta 1 merupakan pemeriksaan kesehatan dilingkungan puskesmas dari aspek lingkungan. Upaya pengawasan kesehatan lingkungan diantaranya, Penyehatan Air, Penyehatan lingkungan pemukiman, Penyehatan tempat tempat umum (TTU). Selain dalam bidang kesehatan lingkungan, Puskesmas Kuta I juga melaksanakan program berkaitan dengan Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Bidang K3 yang digunakan di Puskesmas Kuta 1 di paparkan oleh petugas K3 puskesmas Kuta 1 adalah sebagai berikut : 1. Identifikasi dan Pengendalian Bahaya di Tempat Kerja. Meliputi: Pemantauan Kondisi Tidak Aman, Pemantauan Tindakan Tidak Aman. 2. Pembinaan dan Pengawasan. Meliputi: Pelatihan dan Pendidikan, Konseling & Konsultasi, Pengembangan Sumber Daya. 3. Sistem Manajemen. Meliputi: Prosedur dan Aturan, Penyediaan Sarana dan Prasarana, Penghargaan dan Sanksi. Materi selanjutnya adalah pemaparan tentang pelayanan yang ada di puskesmas Kuta 1 oleh dr. Indira Puji Asti. Menurut pemaparan beliau, puskesmas Kuta 1 memiliki beberapa program unggulan di banding puskesmas yang lain yaitu Poliklinik VCT dan Program Terapi Rumatan Methadone (PTRM). Kegiatan yang dilakukan di klinik VCT meliputi pelayanan dalam gedung dan pelayanan luar gedung. Pelayanan dalam gedung mencakup pemeriksaan yang dilakukan ke pasien yang datang mandiri atau dengan rujukan dari petugas penjangkau/ lapangan. Konseling HIV dilakukan oleh tujuh orang konselor terlatih .Dalam menegakkan diagnosis HIV, dilakukan pemeriksaan darah di pemeriksaan laboratorium UPT. Puskesmas Kuta I dengan menggunakan cara Rapid Test dan hasil pemeriksaan dapat ditunggu saat hari tersebut. Bila hasil pemeriksaan darah menunjukkan hasil HIV positif, maka pasien akan dirujuk ke rumah sakit atau klinik swasta untuk mendapatkan pengobatan selanjutnya. Disamping itu pasien juga akan dikenalkan dengan LSM guna mendapatkan dukungan psikososial. Sedangkan pelayanan luar gedung dilakukan dalam bentuk kegiatan mobile klinik dengan menjangkau tempat resiko tinggi tertular HIV dan AIDS yang mana seseorang yang berriseko tertular HIV belum sempat datang ke layanan kerena terkendala dengan waktu.Tempat yang dikunjungi seperti Kafe, Bar, karaoke, Salon, Panti pijat, Lokalisasi, serta Bedeng proyek. Hasil pemeriksaan akan dibawakan ke tempat masing-masing sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan. Dalam kegiatan mobile klinik ini memerlukan kerjasama antara LSM, KPA dan dinas kesehatan. Program Terapi Rumatan Methadone (PTRM) adalah program yang bertujuan membantu pecandu narkotika khususnya opioid untuk berhenti menggunakan atau mengurangi dampak buruk dari penyalahgunaan opioid.



11



Menurut kelompok kami sebagai salah satu Puskesmas yang berada di tengah-tengah tempat pariwisata di Bali, seharusnya ada sebuah program khusus untuk pelayanan wisatawan baik wisatawan domestic maupun mancanegara. Karena permasalahan kesehatan yang timbul bukan hanya dari masyarakat di daerah Badung saja melainkan dapat berasal dari wisatawan yang berkunjung ke daerah ini. 3.3 Determinan Sosial Budaya Kesehatan dan Program Kesehatan di Desa Adat Panglipuran 3.3.1 Sejarah Desa Adat Panglipuran Desa Adat Tradisional Penglipuran terletak di Kabupaten Bangli yang berjarak 45 KM dari kota Denpasar. Luas keseluruhan desa ini sekitar 112 Hektar. Penglipuran berasal dari kata “penglipur” yang maknanya adalah menghibur atau menyenangkan orang. Artinya, di desa ini dulunya masyarakat bertugas untuk membantu dan membuat sang raja terhibur. Desa ini telah dianugrahi penghargaan kalpataru. Kalpataru adalah penghargaan yang diberikan kepada perorangan atau kelompok atas jasanya dalam melestarikan lingkungan hidup di Indonesia. Kalpataru sendiri adalah bahasa Sanskerta yang berarti pohon kehidupan (Kalpavriksha). Dilihat dan prasarana pelayanan yang tersedia, meliputi prasarana produksi prasarana pemasaran yang terdiri dan adanya warung-warung tradisional yang tersebar di sekitar desa, kioskios juga ada yang menjual hasilhasil kerajinan untuk cenderamata yang dijual kepada para wisatawan yang berkunjung ke daerah penelitian ini. Prasarana perhubungan di sekitar Desa Adat Penglipuran yang tersedia berupa jalan beraspal, jalan berpaving dan jalan tanah (jalan setapak). Keberadaan jalan-jalan ini bagi masyarakat sangat besar manfaatnya. Daerah kunjungan bagi para wisatawan, di mana pada jalan ini hanya boleh dilewati oleh pejalan kaki dan sepeda motor. Desa Penglipuran merupakan suatu desa konservasi, yaitu suatu desa yang berusaha untuk melestarikan budaya, adat istiadat, hukum adat (awig-awig), dan tata cara kehidupan sehari-hari serta lingkungannya untuk diwariskan kepada generasi penerus agar tidak pudar seiring berjalannya waktu. Hal ini disampaikan oleh Bendesa Adat, I Wayan Supat sebagai berikut : “Kalau hambatan berkaitan dengan penawaran konsep dijadikan obyek wisata waktu itu tidak ada, berjalan begitu saja dan mulai dari tahun 90-an kita sudah menambah greget untuk upaya pelestarian lagi jadi ada pembenahan-pembenahan” 3.3.2 Kunjungan ke Desa Adat Penglipuran Desa adat Panglipuran adalah suatu kekayaan ilmiah yang merupakan objek untuk terus dipelajari guna peningkatan pengetahuan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Wayan jumlah warga (Krama) Desa Adat panglipuran sebanyak 76 orang. Warga aktif dalam kegiatan PKK dan Posyandu. situasi dan kondisi masyarakat yang memiliki pola berpikirdari masyarakat setempat yang terlihat dari keterlibatan mereka dalam menjaga dan merawat kebersihan dan 12



kenyamanan leingkungan, melestarikan budaya baik secara fisik maupun non fisik serta partisipasi mereka dalam mendukung berbagai kegiatan atraksi. Untuk mengantisipasi masalah di desa ini telah menyediakan beberapa tempat sampah di tempat-tempat strategis, pemasangan papan peringatan yang bertuliskan “Dilarang Buang Sampah Sembarangan”, dan juga menambah tenaga pembersih untuk membersihkan fasilitas umum. kemudian penggunaan lahan. Dampak kegiatan pariwisata terhadap lingkungan lainnya adalah alih fungsi lahan. Selain karena berkembangnya jumlah penduduk, alih fungsi lahan lainnya terjadi karena peningkatan jumlah pengunjung tiap tahun yang berdampak pada ketidakmampuan daerah tersebut untuk menampung jumlah kendaraan, solusi dari masalah ini ada pembukaan lahan parkir baru. Pemindahan rumah warga ataupun pembukaan ladang yang lahannya kemudian digunakan sebagai tempat parkir kendaraan tentu berdampak pada berkurangnya lahan bercocok tanam bagi masyarakat setempat. Salah satu upaya untuk menjaga kelestarian alam lingkungan, masyarakat Desa Penglipuran berusaha menggunakan pupuk organik untuk menyuburkan tanaman. Selain pupuk organik dari kotoran hewan ternak, akhir-akhir ini masyarakat memanfaatkan daun-daun bambu yang sudah kering dari hutan bambu dan diolah untuk digunakan sebagai pupuk tanaman. Menurut penuturan I Nengah Moneng pupuk yang berasal dari daun bambu ini sangat bagus karena mengandung zat anti jamur. Usaha pengolahan pupuk ini dilakukan masyarakat setempat yang berlokasi di sebelah selatan desa di belakang karang memadu. Di samping itu warga juga memanfaatkan hasil limbah pengolahan loloh cemcem untuk menyuburkan tanaman. Beberapa hal yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan yaitu: 1. Jaringan Sampah Sistem pembungan sampah pada desa panglipuran ini adalah menggunakan sistem desentralisasi, yaitu pengumpulan sampah yang dilakukan di beberapa bak koleksi yang ditempatkan diluar masing-masing rumah. 2. Jaringan Air Kotor Air kotor pada Desa Panglipuran yang dihasilkan dari masing-masing RT langsung di tampung ke Septic Tank (Limbah Padat). Sedangkan untuk limbah cair di buang ke selokan yang dihubungkan melalui pipa-pipa. 3. Jaringan Air Bersih Air bersih yang digunakan untuk mencukupi konsumsi air bersih pada Desa Panglipuran berasal dari PDAM. 4. Penghawaan Sistem penghawaan pada Desa Panglipuran menggunakan sistem penghawaan alami berupa alami jendela dan lubang dinding lainnya yang juga memanfaatkan terang langit sebagai media penerangan pada siang hari.



13



BAB IV PENUTUP



4.1 Kesimpulan Kunjungan di instansi yang berkaitan dengan mata kuliah Kesmas, seperti PLTU Paiton memberikan informasi yang begitu banyak dan bermanfaat bagi mahasiswa, karena meskipun program studi berinduk pada prospek K3 tidak akan menutup kemungkinan para mahasiswa juga mampu menjadi seorang ahli Kesling di instansi tersebut. Kunjungan di Puskesmas di wilayah wisata memberikan banyak informasi pada mahasiswa mengenai bagaimana tata kelola layanan kesehatan dan jaminan mutu layanan kesehatan di puskesmas Kuta 1. Kunjungan di Desa Adat Panglipuran Bali memberikan banyak informasi pada mahasiswa mengenai bagaimana sosial budaya kesehatan dan program kesehatan di Desa Adat Panglipuran. 4.2 Saran Pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat FIK UNNES pasti ada kelebihan serta kekurangannya. Disini penulis akan memberikan beberapa saran, antara lain: 1. Alangkah lebih baiknya dalam kunjungan ke Perusahaan PLTU Paiton tidak sekedar menampilkan presentasi tentang perusahaan tersebut, tetapi mahasiswa juga diperbolehkan untuk terjun ke lapangan atau diadakan pelatihan tentang K3. 2. Kunjungan ke Puskesmas akan lebih lengkap apabila mahasiswa juga diajak untuk mengelilingi puskesmas dan ikut mengamati proses kegiatan di puskesmas. 3. Kunjungan ke Desa Adat Panglipuran sangat menarik. Akan lebih menarik apabila mahasiswa juga diajak melihat upaya kesehatan secara langsung di sana.



14



DAFTAR PUSTAKA



2010. Desa Adat Panglipuran – Bali. http://fariable.blogspot.com/2010/11/desa-adat-penglipuranbali.html?m=1. Diakses pada tanggal 14 Agustus 2019. Pasra, Nurmiati dan Faisol Hakim. 2015. Pengoperasian water treatment plant di pt pjb unit pembangkitan paiton. Jurnal Energi dan Kelistrikan Vol. 7/1/2015. Puskesmas Kuta Satu. 2016. Puskesmas Kuta Satu Menerima Rawat Inap. Diakses melalui https://dikes.badungkab.go.id/puskesmaskutasatu/index.php/bacaberita/218/Puskesmas-(Kuta-1-Menerima--Rawat-Inap- (Online) pada tanggal 15 Agustus 2019. Remaja, P. 2019. Puskesmas Kuta Selatan. Diakses melalui https://puskesmaskutaselatan.com/program/ (Online) pada tanggal 15 Agustus 2019. Faril.



15



DOKUMENTASI



Dokumentasi kunjungan di PT PJB UP Paiton



Dokumentasi kunjungan di Puskesmas Kuta I



Dokumentasi kunjungan di Desa Adat Panglipuran



16