Laporan Komprehensif Neonatus [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KOMPEREHENSIF ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN BAYI BARU LAHIR FISIOLOGIS DI BPM SUDJIATI FRANS, SST



Disusun Oleh: Made Ayu Cintya 011813243006



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIDAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2019



BAB I PENDAHULUAN



1.1 LATAR BELAKANG Periode pasca persalinan meliputi masa transisi krisis bagi ibu, bayi, dan keluarganya secara fisiologis, emosional dan sosial, baik di negara maju maupun negara berkembang. Perhatian utama bagi ibu dan bayi terlalu banyak tertuju pada masa kehamilan dan persalinan, sementara keadaan yang sebenarnya justru merupakan kebalikannya, oleh karena resiko kesakitan dan kematian ibu serta bayi lebih sering terjadi pada masa pasca persalinan. Keadaan ini terutama disebabkan oleh konsekuensi ekonomi, di samping ketidaktersediaan pelayanan atau rendahnya peranan fasilitas kesehatan dalam menyediakan pelayanan kesehatan yang cukup berkualitas. Rendahnya kualitas pelayanan kesehatan juga menyebabkan rendahnya keberhasilan promosi kesehatan dan deteksi dini serta penatalaksanaan yang adekuat terhadap masalah dan penyakit yang timbul pada masa pasca persalinan (Sarwono Prawirohardjo, 2009). Periode nifas merupakan masa kritis bagi ibu, diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, yang mana 50% dari kematian ibu tersebut terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan. Selain itu, masa nifas ini juga merupakan masa kritis bagi bayi , sebab dua pertiga kematian bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60% kematian bayi baru lahir terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir (Saifuddin et al, 2002). Untuk itu perawatan selama masa nifas merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Sebagian besar (56%) kematian bayi terjadi pada masa neonatal (umur 0-28 hari). Pelayanan kesehatan memerlukan perhatian khusus karena masa neonatal terutama hari-hari pertama kehidupan merupakan masa yang sangat rentan karena penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterin. Kejadian kematian neonatal sangat ditentukan oleh kualitas pelayanan kesehatan yang dipengaruhi oleh perawatan pada saat kehamilan, persalinan oleh tenaga kesehatan dan perawatan bayi baru lahir. Dalam upaya penurunan angka kematian neonatal diperlukan upaya bersama tenaga kesehatan dengan melibatkan tenaga kesehatan, keluarga, dan masyarakat untuk memberikan asuhan dan pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi ibu dan bayi baru 2



lahir. Dengan adanya pemeriksaan dan deteksi dini yang adekuat akan membantu menurunkan angka kematian neonatal sehingga dapat meningkatkan status kesehatan bayi baru lahir. 1.2 TUJUAN 1.2.1 Tujuan Umum Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas fisiologis dan bayi baru lahir fisiologis dengan menerapkan pola pikir manajemen kebidanan kompetensi bidan di Indonesia dan pendokumentasian asuhan menggunakan SOAP. 1.2.2 Tujuan Khusus a. Mahasisiwa mampu menjelaskan konsep dasar nifas fisiologis dan bayi baru lahir fisiologis b. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian data subyektif dan obyektif pada ibu nifas fisiologis dan bayi baru lahir fisiologis c. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa aktual dan masalah pada ibu nifas fisiologis dan bayi baru lahir fisiologis d. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa potensial dan masalah potensial pada ibu nifas fisiologis dan bayi baru lahir fisiologis e. Mahasiswa mampu melaksanakan rencana tindakan asuhan kebidanan secara menyeluruh pada ibu nifas fisiologis dan bayi baru lahir fisiologis f. Mahasiswa mampu melaksanakan rencana tindakan asuhan kebidanan yang menyeluruh sesuai kebutuhan ibu nifas dan bayi baru lahir g. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi terhadap asuhan yang diberikan pada ibu nifas fisiologis dan bayi baru lahir fisiologis h. Mahasiswa dapat mendokumentasikan asuhan kebidanan nifas dan bayi baru lahir dengan menggunakan dokumentasi SOAP.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1 KONSEP DASAR BAYI BARU LAHIR FISIOLOGIS Neonatus bayi yang baru lahir mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterin . Beralih dari ketergantungan mutlak pada ibu menuju kemandirian fisiologi. Tiga faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi dan proses vital neonates yaitu maturasi, adaptasi, dan toleransi. Selain itu pengaruh kehamilan dan proses persalinan mempunyai peranan penting dalam morbiditas dan mortalitas. Tiga aspek transisi pada bayi baru lahir yang paling cepat yaitu sistem pernafasan, sirkulasi dan kemampuan metabolisme glukosa. 2.1.1 Pengertian Bayi Baru Lahir Menurut Kosim (2007), bayi baru lahir normal adalah berat bayi lahir antara 2500 gram sampai 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis dan tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan). Menurut Kristiyanasari (2009) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dengan berat badan lahir 2500 gram sampai 4000 gram. Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa bayi baru lahir normal adalah bayi lahir yang dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke ektrsuterin. 2.1.2 Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal Menurut Varney(2002), cirri-ciri bayi baru lahir normal adalah: 1. Berat badan 2500- 4000 gram 2. Panjang badan 48-53 cm 3. Lingkar dada 30,5-33 cm 4. Lingkar kepala 31-35,5 cm 5. Nadi 120-150 kali per menit 6.



Pernafasan 30-60 kali per menit



7. Tekanan darah 80-60/ 45-40 mmHg pada saat lahir dan 100-50 mmHg sampa hari kesepuluh



8. Warna kulit bayi merah muda bersih 9. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna 10. Genetalia perempuan labia mayor tidak menutuoi labia minor, dan pada genetalia laki-laki penis menonjol, testis telah turun sempurna dan lubang penis ditengah 11. Beberapa Reflek pada bayi sudah dapat terlihat seperti : 



Refleks Morro



: Dapat dilihat bila bayi dikagetkan atau sekonyong-



konyong digerakan akan terjadi refleks baru abduksi dan ekstensi. Lengan dan tangannya terbuka kemudian diakhiri dengan aduksi lengan. 



Refleks Graps



: Bila telapak dirangsang tangan akan memberi reaksi



seperti menggenggam. 



Refleks Rooting : Bayi baru lahir bila disentuh pipinya akan menoleh kearah sentuhan. Bila bibirnya dirangsang atau disentuh, dia akan membuka mulut dan berusaha mencari puting untuk menyusu.







Refleks Menelan : Timbul bila ada cairan dirongga mulut.



12. Eliminasi baik urine dan mekonium akan keluar dalam waktu 24 jam pertama 13. Umur kehamilan 37-42 minggu 2.1.3 Penilaian bayi baru lahir dengan menggunakan APGAR score Penilaian bayi baru lahir dengan menggunakan APGAR score bertujuan untuk mengetahui apakah bayi baru lahir tersebut asfiksia atau tidak selain itu nilai APGAR merupakan suatu metode sederhanan yang dipakai oleh bidan untuk menilai keadaan bayi sesaat setelah lahir. Penilaian dilakukan pada menit 1 dan menit kelima dengan menilai frekuensi jantung (pulse), usaha nafas( respiration), tonus otot (activity ), warna kulit ( appearance), dan reaksi terhadap rangsangan (Grimace). Dari hasil tersebut dapat diketahui apakah bayi tersebut normal ( nilai APGAR 7-10). Asfiksia sedang-ringan ( nilai APGAR 46), atau bayi menderita asfiksia berat ( nilai APGAR 0-3). Tabel 1. Penilaian APGAR score Tanda



Nilai 0



Appearance pucat



Jumlah



1



2



Badan merah,



Seluruh tubuh



ektrimitas biru



kemerah merahan



1’



5’



Pulse



Tidak ada



100



Grimace



Tidak ada



Sedikit



Menangis, batuk,



gerakan



bersin



Ekstremitas



Gerakan aktif



Activity



lumpuh



sedikit fleksi Respiration



Tidak ada



Lemah, tidak



Menangis kuat



teratur Sumber : Rustam mochtar, 2011



2.1.4



Manajemen bayi baru lahir Pada bayi baru lahir perlu dilakukan manajemen bayi baru lahir untuk mengurangi angka morbiditas dan mortalitas bayi baru lahir. Manajemen bayi baru lahir terdiri beberapa langkah yang tergambar dalam bagan berikut: Bagan 1. Manajemen Bayi Baru lahir



Sumber: Kementerian Kesehatan RI 2010



2.1.5



Manajemen bayi baru lahir normal Setelah dilakukan penilaian dan manajemen bayi baru lahir selanjutnya apabila bayi baru lahir tersebut normal, maka dapat dilakukan manajemen bayi baru lahir normal. Bagan 2. Manajemen Bayi Baru Lahir Normal



Sumber: Kementerian Kesehatan RI 2010



2.1.6



Masalah yang sering timbul pada bayi baru lahir Menurut WHO (2009) masalah yang sering timbul pada bayi baru lahir yaitu :



1. BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram. Perawatan bayi dengan BBLR dilakukan menyerupai bayi prematur. 2. Asfiksia adalah kegagalan bernafas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir 3. Infeksi adalah penyakit yang disebabkan karena masuknya bibit penyakit. 4. Cacat bawaan adalah cacat yang dibawa sejak lahir, atau cacat sejak dalam kandungan 5. Trauma jalan lahir: Chepalhematoma, caput succedaneum



2.1.7



Tanda bahaya pada bayi baru lahir dan bayi muda Tanda dan gejala sakit berat pada bayi baru lahir dan bayi muda sering tidak spesifik. Tanda ini dapat terlihat pada saat atau sesudah bayi lahir, saat bayi baru lahir datang atau saat perawatan di rumah sakit. Pengelolaan awal bayi baru lahir dengan tanda ini adalah stabilisasi dan mencegah keadaan yang lebih buruk. Tanda ini mencakup: 



Tidak bisa menyusu







Kejang







Mengantuk atau tidak sadar







Frekuensi napas < 20 kali/menit atau apnu (pernapasan berhenti selama >15 detik)



2.1.8







Frekuensi napas > 60 kali/menit







Merintih







Tarikan dada bawah ke dalam yang kuat







Sianosis sentral.



Tatalaksana kegawadaruratan berdasarkan tanda bahaya 



Beri oksigen melalui nasal prongs atau kateter nasal jika bayi muda mengalami sianosis atau distres pernapasan berat.







Beri VTP dengan balon dan sungkup dengan oksigen 100% (atau udara ruangan jika oksigen tidak tersedia) jika frekuensi napas terlalu lambat (< 20 kali/menit).







Jika terus mengantuk, tidak sadar atau kejang, periksa glukosa darah. Jika glukosa < 45 mg/dL koreksi segera dengan bolus 200 mg/kg BB dekstrose 10% (2 ml/kg BB) IV selama 5 menit, diulangi sesuai keperluan dan infus tidak terputus (continual) dekstrosa 10% dengan kecepatan 6-8 mg/kg BB/menit harus dimulai. Jika tidak mendapat akses IV, berikan ASI atau glukosa melalui pipa lambung.







Beri fenobarbital jika terjadi kejang







Beri ampisilin (atau penisilin) dan gentamisin jika dicurigai infeksi bakteri berat (lihat bagan dosis obat bayi baru lahir).







Rujuk jika pengobatan dan fasilitas tidak tersedia







Pantau bayi dengan ketat.



2.2 KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR 2.2.1 Pengkajian (Data Subjektif, Data Objektif) Pengkajian adalah pengumpulan data dasar untuk mengevaluasi keadaan klien. Data yang dikumpulkan meliputi data subjektif dan data objektif serta data penunjang (bila ada).



a. Data Subjektif Data subjektif adalah data yang didapatkan dari pasien sebagai suatu pendapatan terhadap suatu kejadian. 1. Biodata a. Nama bayi



: untuk mengetahui identitas bayi



b. Umur bayi



: untuk mengetahui berapa umur bayi yang



nanti akan disesuaikan dengan tindakan yang akan dilakukan c. Tanggal /jam



: untuk mengetahui kapan bayi batu lahir,



sesuai atau tidak dengan perkiraan lahirnya d. Jenis kelamin



: untuk mengetahui jenis kelamin bayi dan



membedakan dengan bayi lain e. Nama ibu /ayah : untuk mengetahui nama penanggungjawab f. Umur ibu/ ayah : untuk mengetahui umur penanggungjawab g. Agama



: mengetahui agama atau keyakinan apa yang



dianut pasien h. Pendidikan



: untuk mengetahui tingkat pendidikan



i. Pekerjaan



: untuk mengetahui gambaran keadaan sosial



ekonomi j. Alamat



: untuk mengetahui gambaran tentang temoat



dimana pasien tinggal 2. Anamnesa a. Keluhan utama Keluhan utama adalah keluhan atau gejala yang menyebabkan ibu merasa ada yang tidak sesuai dengan bayinya. b. Riwayat kehamilan sekarang Untuk mengetahui keadaan pada saat hamil, usia kehamilannya maupun taksiran kelahiran bayinya. c. Riwayat persalinan sekarang Untuk mengetahui riwayat persalinan yang meliputi: tempat persalinan, penolong, jenis persalinan, lama persalinan, keadaan anak, ketuban, apakah ada komplikasi atau penyulit. d. Riwayat penyakit Untuk mengetahui apakah ibu menderita penyakit sebelumnya pada saat hamil maupun sebelum kehamilanya. Hal ini bertujuan untuk mendeteksi dini adanya kelainan yang mungkin timbul pada saat persalinan maupun pada bayinya. e. Riwayat kesehatan keluarga Untuk mengetahui apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit menular maupun penyakit keturunan keluraga. f. Riwayat psikososial dan budaya 



Status perkawinan Untuk mengetahui riwayat perkawinan orang tua bayi







Keadaan psikologi Untuk mengetahui keadaan psikis orang tua terhadap bayinya







Budaya Untuk mengetahui tradisi dan budaya yang dilakukan orang tua bayi yang akan dilakukan ketika menjelang maupun saat kelahiran bayi



b. Data Objektif Data ini sebagau penguat data subjektif yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung interpretasi data yang pemeriksaannya meliputi pemeriksaan dari kepala sampai ke kaki (varney,2007) 1. Penilaian menggunakan APGAR score Penilaian APGAR score bertujuan untuk mengetahui keadaan untuk menilai keadaan bayi sesaat setelah lahir. Penilaian dilakukan pada menit 1 dan menit kelima dengan menilai frekuensi jantung (pulse), usaha nafas( respiration), tonus otot (activity ), warna kulit ( appearance), dan reaksi terhadap rangsangan (Grimace). Dari hasil tersebut dapat diketahui apakah bayi tersebut normal ( nilai APGAR 710). Asfiksia sedang-ringan ( nilai APGAR 4-6), atau bayi menderita asfiksia berat ( nilai APGAR 0-3).(lihat Tabel 1.) 2. Pemeriksaan umum a. Keadaan umum Untuk mengetahui keadaan umum bayi dari penilaian APGAR score atau bisa didapatkan dari penilaian awal pada bayi baru lahir pada manajemen bayi baru lahir. b. Mengetahui tanda- tanda vital 



Frekuensi pernafasan : waktu bayi tenang, hitung pernafasan selama 60 detik. Frekuensi yang normal adalah 30-60 kali per menit







Denyut jantung



: hitung denyut jantung selama 60 detik



, normalnya adalah 120-160 kali per menit 



Suhu



: kisaran suhu bayi yang normal yaitu



36.5-37.5 oC. apabila < 36.5 oC dapat terjadi hipotermia dan > 37.5 oC. bisa terjadi hipertermia. 3. Pemeriksaan Antropometri 



Lingkar kepala :



untuk



mengetahui



pertumbuhan



otak.



Normalnya 31-35,5 cm. apabila kurang bisa karena mikrosefali dan apabila lebih bisa karena hydrocephalus







Lingkar dada



:



untuk



mengetahui



pertumbuhan



dan



indikasi



kekurangan



keterlambatan energy



kronis.



Normalnya 30,5-33 cm. 



Panjang badan



: Normalnya 48-53 cm







Berat badan



: normalnya 2500-4000 gram. Apabila 4000gram merupakan bayi makrosomnia biasanya didapatkan pada ibu yang menderita Diabetes mellitus 4. Pemeriksaan fisis sistematik a. Kulit periksa menyeluruh keadaan kulit bayi baru lahir apakah kemerahan, biru (sianosis) atau ikterik b. Kepala adakah caput succadenum, chepalo hematom, serta hidrochepalus c. Ubun-ubun Berdenyut atau tidak, apakah cekung atau cembung. Apabila cekung bisa disebabkan karena dehidrasi dan apabila cembung bisa karena infeksi bakteri pada otak bayi. d. Muka Simetris atau tidak e. Mata Periksa bagian sclera pucat atau kuning dan konjungtiva apakah merah muda atau tidak f. Telinga Menilai adanya kelainan congenital seperti microtia, simetris atau tidak apakah terdapat low seat ear, ada serumen atau tidak. g. Hidung Untuk mengetahui adanya polip atau tidak, simetris atau tidak, ada secret atau tidak h. Mulut Untuk mengetahui mukosa mulut, kemampuan refleks menghisap, ada pigmen atau tidak, bibir ada kelainan konegnital atau tidak seperti labiogplatoskizis i. Leher



Apakah ada pemebesaran kelenjar tiroid atau limfe j. Dada Untuk mengetahui simetris atau tidak, apakah ada retraksi dada atau tidak k. Abdomen Untuk mengetahui distensi abdomen, tali pusat apakah ada organ perut yang keluar dan untuk melihat bentuk abdomen l. Punggung Adakah kelainan yang terjadi misalnya lekuk tulang belakang ataupun tonjolan seperti spina bifida m. Ekstremitas Apakah ada kelainan pada jari bayi seperti polidakti ( jari tangan > 5), sindaktil ( ada selaput antar jari) ataupun kelainan pada warna kulit ekstremitas misalnya sianosis perifer. n. Genetalia Melihat jenis kelamin bayi. Pada bayi perempuan apakah labia mayora sudah menutupi labia minor. Pada bayi laki-laki apakah testis sudah turun ke skrotum. o. Anus Adakah lubang pada anus atau tidak 5. Pemeriksaan refleks 



Refleks Morro : Dapat dilihat bila bayi dikagetkan atau sekonyongkonyong digerakan akan terjadi refleks baru abduksi dan ekstensi. Lengan dan tangannya terbuka kemudian diakhiri dengan aduksi lengan.







Refleks Graps



: Bila telapak dirangsang tangan akan memberi



reaksi seperti menggenggam. 



Refleks Rooting



: Bayi baru lahir bila disentuh pipinya akan



menoleh kearah sentuhan. Bila bibirnya dirangsang atau disentuh, dia akan membuka mulut dan berusaha mencari puting untuk menyusu. 



Refleks Menelan : Timbul bila ada cairan dirongga mulut.



6. Pemeriksaan Penunjang Dilakukan untuk memperoleh data penunjang selain pemeriksaan fisik. Data penunjang meliputi pemeriksaan Hb dan golongan darah serta USG dan rongten ( Manuaba, 2007).



2.2.2



Interpretasi Data (Diagnosis, Masalah,Kebutuhan) Diagnosa (aktual) diagnosis yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosis kebidanan. Data dasar yang sudah dikumpulkan dintrepetasi sehingga ditemukan masalah atau diagnose yang spesifik. Misalnya : Neonatus/ bayi baru lahir, aterm/preterm/posterm, SMK( Sesuai masa kehamilan)/KMK ( Kecil masa kehamilan)/BMK(Besar masa kehamilan), usia. Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengelaman klien dari hasil pengkajian yang menyertai diagnose dan tetepa membutuhkan penanganan. Kebutuhan menurutut varney (2007) adalah hal-hal yang dibutuhkan klien dan belum teridentifikasi dalam diagnose dan masalah disapatkan dengan analisa data.



2.2.3



Identifikasi diagnosa dan masalah potensial Mengidentifikasi diagnose potensial



atau



masalah



potensial



berdasarkan diagnose yang sudah didentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan.Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap mencegah diganosa ini menjadi benar-benar terjadi.



2.2.4



Identifikasi tindakan segera/kolaborasi/rujukan Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan untuk dikonsultasikan bersama dengan tim kesehatan yang lain sesuai kondisi klien. Beberapa data mungkin mengidentifikasi situasi yang gawat dimana bidan harus bertindak segera untuk kepentingan keselamatan bayi.



2.2.5



Perencanaan tindakan langkah ini merupakan merupakan lanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnose yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. asuhan terhadap klien dilakukan secara komprehensif (menyeluruh) mencakup setiap



hal yang berkaitan dengan setiap aspek asuhan kesehatan. semua keputusan yang dikembangkan dalam memberikan asuhan menyeluruh harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi dengan apa yang dilakukan klien.



2.2.6



Pelaksanaan tindakan Rencana secara menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan sepenuhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehaatan lainnya. meskipun bidan tidak melakukannya sendiri, bidan tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya, memastikan lamgkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana.



2.2.7



Evaluasi Melakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai kebutuhan yang telah diidentifikasi dalam diagnose dan masalah. Dapat ditulis di catatan perkembangan dan evaluasi dengan dokumentasi S: (Data subjektif) O: (Data Objektif) A: (Hasil analisis diagnose masalah) P: (Penatalaksanaan yang dilakukan)



DAFTAR PUSTAKA



Edukia. 2013. Masalah Pembelajaran Kesehatan Ibu dan Anak. Retrieved from : http://www.edukia.org/web/kbanak/4-6-tanda-bahaya-pada-bayi-baru-lahir-danbayi-muda/ Kementrian Kesehatan RI. 2010. Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial. Jakarta: Bakti Husada Konsep Dasar Bayi baru lahir. Retrieved from : http://eprints.undip.ac.id/43163/2/BAB_II.pdf Mocthar, Rustam. 2012. Sinopsis Obstetri jilid I. Jakarta: EGC Prawirohardjo, Sarwono. 2013. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Sholeh, M. 2009. Buku Ajar Neonatologi. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia Varney, Hellen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan edisi 4 volume 1.Jakarta: EGC.