Laporan Kosmetologi - Shampoo [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM KOSMETOLOGI SEDIAAN SHAMPOO



Disusun Oleh : Kelompok 2 BD Anggi Indah H



1113102000041



Fifi Nur Hidayah N



1113102000078



Luthfia Wikhdatul A



1113102000019



Nurillah Dwi Novarienti



1113102000058



Zuha Yuliana



1113102000007



Dosen Pembimbing : Tim Dosen Praktikum Kosmetologi



PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA MEI - 2016



BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kosmetik menjadi suatu kebutuhan penting dalam kehidupan sehari-hari dan digunakan terus menerus sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk dan kebutuhan pasar. Tujuan penggunaan kosmetik adalah membuat masyarakat menjadi lebih cantik, menambah kepercayaan diri dan menambah ketenangan, melindungi kulit dan rambut dari kerusakan sinar UV, polusi udara dan faktor-faktor lingkungan lain. Seiring dengan perkembangan jaman, masyarakat menjadi lebih modern dan semakin berkembang, sehingga penggunaan kosmetik juga semakin berkembang. Kosmetik bukan hanya digunakan pada wajah tetapi juga pada rambut. Rambut merupakan mahkota bagi setiap orang. Sehingga perlu selalu dirawat agar terhindar dari kerusakan. Banyak cara merawat rambut agar tetap indah dan tidak mudah rusak. Memiliki rambut yang indah, lebat, sehat dan panjang merupakan dambaan setiap orang terlebih kaum perempuan. Oleh karena itu, banyak produkproduk kosmetika yang diproduksi untuk memenuhi dan mengatasi kebutuhan tersebut. Produk perawatan kosmetik untuk memenuhi kebutuhan tersebut yaitu sampo. Sampo merupakan sediaan kosmetik yang digunakan sebagai pembersih rambut dan kulit kepala dari segala kotoran diantaranya minyak, debu, sel-sel yang sudah mati dan sebagainya. Sampo berdasarkan macamnya dibagi menjadi empat yaitu sampo untuk rambut yang diwarnai dan keriting, sampo untuk membersihkan secara menyeluruh, sampo untuk penambah volume rambut dan sampo anti ketombe. Wortel tidak hanya baik bagi tubuh ketika dikomsumsi, faktanya wortel memiliki beragam kandungan seperti vitamin A, β-karoten, dan karoten amino acid yang bermanfaat bagi perawatan rambut seperti Melembabkan dan mencegah rambut semakin kering serta bercabang, menguatkan akar rambut. menguatkan akar rambut. Berdasarkan hal tersebut, maka pada praktikum kosmetologi ini, kelompok kami membuat sediaan shampo dari ekstrak wortel. 1.2. Tujuan Praktikum a) Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan formulasi sediaan shampo b) Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan cara pembuatan sediaan shampo c) Mahasiswa diharapkan mampu membuat sediaan shampo dalam skala laboratorium BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1. Shampoo 2.1.1. Definisi shampoo Shampo adalah salah satu kosmetik pembersih rambut dan kulit kepala dari segala macam kotoran, baik yang berupa minyak, debu, sel–sel yang sudah mati dan sebagainya (Latifah. F, 2007). Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, Shampo adalah sabun cair untuk mencuci rambut dan kulit kepala, terbuat dari tumbuhan atau zat kimia. Fungsi shampo pada intinya adalah untuk membersihkan rambut dan kulit kepala dari kotoran yang melekat sehingga factor daya bersih (Clearsing ability) merupakan suatu hal yang penting dari produk shampo.(Pramono,2002). Secara garis besar, produk shampo dibagi menjadi 2 jenis, yaitu shampoo tradisonal dan shampo modern. Shampo tradisonal atau lebih tepatnya sampo nabati mempunyai cirri-ciri: a) bahan baku utamanya berasal dari sayuran atau buah-buahan, seperti wortel, seledri, jeruk nipis, merang dan lidah buaya b) proses pembuatannya sangat sederhana, ayitu mengambil sarinya (dengan cara pemarutan,pemerasan dan penyaringan) kemudian ditambah air. Keistimewaan shampo jenis ini, anatara lain bahan baku mudah didapat,tanpa efek samping, relative murah, serta ramah lingkungan. Kelemahannya adalah produk tersebut tidak tahan lama. Pada shampo modern sebagian besar bahan baku tidak merupakan bahan kimia olahan, beberapa diantaranya ditambahkan bahan nabati.(Listiady;1998). 2.1.2. Fungsi Shampo Shampo pada umumnya digunakan dengan mencampurkannya dengan airdengan tujuan sebagai berikut : a) Melarutkan minyak alami yang dikeluarkan oleh tubuh untuk melindungi rambut dan membersihkan kotoran yang melekat. b) Meningkatkan tegangan permukaan kulit, umumnya



kulit



kepala



sehinggadapat meluruhkan kotoran. 2.1.3.



Syarat Shampo Sediaan shampo yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a) Dapat mencuci rambut serta kulit kepala secara keseluruhan. b) Tidak toksik dan tidak menimbulkan iritasi. c) Kandungan surfaktannya tidak membuat rambut dan kulit kepala menjadi kering. d) Memiliki konsistensi yang stabil, dapat menghasilkan busa dengan cepat,lembut, dan mudah dibilas dengan air. e) Setelah pencucian rambut harus mudah dikeringkan.



f) Dapat menghasilkan rambut yang halus, mengkilat, tidak kasar, tidak mudah patah, serta mudah diatur (Pramono, 2002) 2.1.4. Kandungan Shampo Pada umumnya suatu shampo terdiri dari dua kelompok utama, yaitu: a) Bahan Utama Bahan utama yang sering digunakan adalah deterjen, yang biasanya dapat membentuk busa, dan bersifat membersihkan. Deterjen dapat dibagi menjadi : - Deterjen anionik : Deterjen yang paling banyak digunakan dalam shampo modern. Deterjen ini mempunyai daya pencuci yang besar, memberikan busa yang banyak, serta efek iritasi yang relatif rendah. Deterjen ini mempunyai kelemahan yaitu kelarutannya dalam air agak kecil serta harganya relatif mahal. Sebagai contoh yang sering digunakan -



adalah Natrium lauril sulfat. Deterjen kationik : Deterjen ini tidak banyak digunakan pada pembuatan shampo karena efeknya yang kurang baik untuk rambut dan kulit kepala dan dapat menyebabkan terjadinya hemolisis. Contoh deterjen kationik : garam alkil trimetil ammonium, garam alkil dimetil benzil ammonium,



-



dan garam alkil pirimidin. Deterjen nonionik : Sifat dari deterjen ini adalah mempunyai kelarutan yang cukup besar dalam air karena adanya rantai oksietilen yang panjang. Deterjen ini tahan terhadap air sadah maupun air laut dan efektif dalam suasana asam maupun basa. Deterjen ini mempunyai kelemahan yaitu daya pembusanya hanya sedikit. Sebagai contoh



misalnya derivat polietilenglikol. b) Bahan Tambahan Penambahan zat - zat ini dimaksudkan untuk mempertinggi daya kerja shampoo supaya dapat bekerja secara aman pada kulit kepala, tidak menimbulkan kerontokan, memiliki viskositas yang baik, busa yang cukup, pH yang stabil dan dapat mengoptimalkan kerja deterjen dalam membersihkan kotoran, sehingga menjadi sediaan shampo yang aman dalam penggunaanya dan sesuai dengan keinginan konsumen. Bahan - bahan tambahan yang sering digunakan dalam pembuatan shampo diantaranya : - Opacifying Agent : Zat yang dapat menimbulkan kekeruhan dan penting pada pembuatan shampo krim atau shampo krim cair. Biasanya merupakan ester alcohol tinggi dan asam lemak tinggi beserta garam -



garamnya. Contoh : setil alkohol, stearil alkohol, glikol mono dan -



distearat, magnesium stearat. Clarifying Agent : Zat yang digunakan untuk mencegah kekeruhan pada shampo terutama untuk shampo yang dibuat dengan sabun. Sangat diperlukan pada pembuatan shampo cair atau shampo cair jernih. Contoh: butil alkohol, isopropil alkohol, etil alkohol, metilen glikol, dan



-



EDTA. Finishing Agent : Zat yang berguna untuk melindungi kekurangan minyak yang hilang pada waktu pencucian rambut, sehingga rambut



-



tidak menjadi kering dan rapuh. Contoh : lanolin, minyak mineral. Conditioning agent : Merupakan zat-zat berlemak yang berguna agar rambut mudah disisir. Contoh : lanolin, minyak mineral, telur dan



-



polipeptida. Zat pendispersi : Zat yang berguna untuk mendispersikan sabun Ca dan



-



Mg yang terbentuk dari air sadah. Contoh : tween 80. Zat pengental :Merupakan zat yang perlu ditambah terutama pada shampo cair jernih dan shampoo krim cair supaya sediaan shampo dapat dituang dengan baik. Penggunaanya dalam rentang 2– 4%, contoh: gom,



-



tragakan, metil selulosa, dan karboksi metil selulosa (CMC). Zat pembusa : Digunakan untuk membentuk busa yang cukup banyak, walaupun busa bukan merupakan suatu ukuran dari shampo, namun adanya busa akan membuat sediaan shampo menjadi menarik dan sangat disukai oleh para konsumen. Persyaratan tinggi busa pada umumnya yaitu berkisar antara 1,3–22 cm. Contoh: dietanolamin, monoisopropanol



-



amin. Zat Pengawet : Zat yang berguna untuk melindungi rusaknya shampo dari pengaruh mikroba yang dapat menyebabkan rusaknya sediaan, seperti misalnya hilangnya warna, timbul kekeruhan, atau timbulnya bau. Digunakan dalam rentang 1–2 %, contoh: formaldehida, hidroksi



-



benzoat, metyl paraben, propil paraben. Zat aktif : Untuk shampo dengan fungsi tertentu atau zat yang ditambahkan ke dalam shampo dengan maksud untuk membunuh bakteri



-



atau mikroorganisme lainnya. Contoh: Heksaklorofen, Asam salisilat. Zat pewangi : Berfungsi untuk memberi keharuman pada sediaan shampoo supaya mempunyai bau yang menarik. Digunakan dengan kadar 1–2%, contoh: Minyak jeruk, minyak mawar, dan minyak lavender, minyak bunga tanjung.



-



Zat pewarna : Zat pewarna digunakan untuk memberikan warna yang menarik pada sediaan shampo. Digunakan dengan kadar 1-2%, contoh : untuk pewarna hijau biasanya digunakan senyawa klorofil atau ultra



-



marin hijau. Zat tambahan lain : Merupakan zat pada formula shampo yang mempunyai fungsi atau maksud tertentu, seperti shampo anti ketombe, shampoo bayi, shampoo antikerontokan, dan sebagainya. Zat tambahan dapat berupa zat aktif antiketombe, ekstrak tumbuhan, vitamin, protein,



dan lain-lain (Garianto W, 2007) 2.1.5. Macam – Macam Shampo Macam–macam shampo berdasarkan kegunaanya antara lain : a) Shampo untuk rambut diwarnai dan dikeriting Shampo ada yang dibuat khusus untuk rambut yang dicat atau diberi warna atau dikeriting karena rambut cukup menderita dengan masuknya cairan kimia hingga ke akar rambut dan hal ini bisa mempengaruhi kondisi kesehatan rambut. b) Shampo untuk membersihkan secara menyeluruh Shampo untuk membersihkan secara menyeluruh yang biasanya mengandung acid atau asam yang didapat dari apel,lemon atau cuka yang berfungsi untuk menghilangkan residu atau sisa produk perawatan semacam creambath, busa untuk rambut,hairspray, lilin rambut, jelly rambut, dan produk lainnya yang tertinggal di kulit kepala. Jenis shampo ini sangat cocok digunakan saat rambut akan melalui proses kimiawi agar rambut dan kulit kepala benar-benar bersih dengan tujuan proses kimiawi yang digunakan pada pengeritingan atau pewarnaan dapat diserap dengan baik. Karena unsur asam mengurangi minyak maka jenis shampo ini dapat membuat rambut menjadi kering jika digunakan terlalu sering dan disarankan untuk menggunakannya paling banyak dalam jangka waktu satu kali seminggu c) Shampo penambah volume rambut Jenis shampo ini mengandung protein yang membuat rambut terlihat lebih berisi atau tebal. Bila dipakai terlalu sering maka akan terjadi penumpukan residu atau sisa shampo sehingga mengakibatkan rambut terlihat tidak bersih. Jika rambut termasuk jenis rambut yang halus, lepek atau tidak mengembang. 2.2. Ekstrak Wortel 2.2.1. Morfologi Tanaman



Wortel (Daucus carota L) adalah tanaman semusim berbentuk rumput, mempunyai umbi berwarna kuning sampai kemerahan. Umbi ini terbentuk dari akar yang berubah bentuk dan fungsi sehingga bisa dikonsumsi. Wortel akan tumbuh baik pada daerah yang mempunyai suhu berkisar antara 16-22 C. Suhu yang paling baik untuk proses perkecambahan biji adalah antara 8-182 C, wortel dapat tumbuh dengan optimal pada tanah yang mempunyai struktur remah, gembur dan kaya akan humus dengan pH berkisar antara 5,5- 6,5. Umbi wortel dapat dipanen setelah berumur kira-kira 2,5-4 bulan. Umbi yang baik adalah yang masih muda karena umbi yang sudah tua mempunyai tekstur yang keras dan pahit. Wortel termasuk ke dalam famili Umbiliferae, yaitu tanaman yang harganya mempunyai susunan bentuk mirip payung dan pertama kali ditemukan di Eropa bagian selatan, Afrika Utara, dan di perbatasan Asia. Tanaman wortel telah lama dibudidayakan di sekitar jalur Mediterania. Berdasarkan panjang umbinya, wortel dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu wortel berumbi pendek, berumbi sedang, dan berumbi panjang. a) Wortel berumbi pendek : Umbi pendek adalah ciri umumnya, jenis wortel ini ada yang mempunyai umbi berbentuk bundar seperti bola golf dengan panjang sekitar 5 – 6 cm. Ada pula yang memanjang seperti silinder seukuran jari dengan panjang sekitar 10 –15 cm. Wortel berumbi pendek ini lebih cepat matang. Warnanya kuning kemerahan, berkulit halus, rasanya agak manis, serta memiliki cita rasa yang baik. b) Wortel berumbi sedang : Panjang sekitar 15 – 20 cm. Jenis wortel ini memiliki tiga bentuk. Wortel dengan panjang umbi sedang ini paling baik untuk ditanam sebagai tanaman pekarangan. Warnanya kuning memikat, berkulit tipis, berasa garing dan agak manis, serta sangat cocok untuk ditanam di daerah dingin. Beberapa varietas wortel berumbi sedang yang dikenal adalah sebagai berikut : - Bertipe Imperator (Meruncing) - Bertipe Chantenay (Tumpul) - Bertipe Nantes (Memanjang silinder) c) Wortel berumbi panjang : Bentuk umbinya lebih panjang dari kedua jenis yang sdh disebutkan diatas, yakni sekitar 20 – 30 cm, bentuk umbi seperti kerucut. Jenis ini tidak cocok ditanam sebagai tanaman pekarangan. Wortel ini perlu struktur tanah yang dalam, gembur, dan terkena sinar matahari penuh. Dari ketiga jenis wortel di atas, petani di Indonesia umumnya



menanam wortel berumbi panjang dan sedang. Wortel berumbi pendek jarang sekali ditanam karena tidak bernilai ekonomis tinggi. 2.2.2. Klasifikasi Tanaman Kingdom : Plantae Divisi : Embryophyta siphonogama Sub division : Angiospermae Class : Dicotyledonae Ordo : Umbelliferales Family : Umbelliferae Genus : Daucus Species : Daucus carota L 2.2.3. Kandungan Kimia Wortel Kandungan tanaman wortel yang paling tinggi yaitu Vitamin A atau betakaroten. Beta karoten dikenal ebagai pigmen tanaman yang memiliki sifat antioksidan. Beta karoten dalam wortel sebesar 74,05 mg/100 gram (5). Komponen terbesar dari umbi wortel adalah air, sedangkan komponen yang lain adalah karbohidrat, yang merupakan komponen padatan terbesar, sedangkan protein, lemak dan beberapa vitamin dan mineral terdapat dalam jumlah kecil. Komposisi dalam wortel: Nilai Gizi per 100 g (3.5 oz) energi 40 kkal 170 kJ, karbohidrat 9 g, gula 5 g, serat 3 g, lemak 0.2 g, protein 1 g, thiamin (Vit. B1) 0.04 mg 3%, riboflavin (Vit. B2) 0.05 mg 3%, niasin (Vit. B3) 1.2 mg 8%, vitamin B6 0.1 mg 8%, vitamin C 7 mg 12%, kalsium 33 mg 3%, besi 0.66 mg 5%, magnesium 18 mg 5%, phosphor 35 mg 5%, potassium 240 mg 5%, sodium 2.4 mg 0%. Kandungan gula pada wortel bertambah dengan cepat setelah tiga bulan dari penanaman dan selanjutnya tetap tidak berubah sampai dipanen. Kandungan gula pereduksi yaitu glukosa dan fruktosa juga tidak berubah, sedangkan perbandingan gula non pereduksi dengan gula pereduksi bertambah secara eksponensial. Perubahan kandungan gula terhenti jauh sebelum pemanenan, oleh karena itu tidak dapat dipakai sebagai petunjuk kimiawi kemasakan. Sementara kandungan serat kasarnya pada permulaan pertumbuhan hampir konstan tetapi kemudian terjadi peningkatan dan kandungan tertinggi dapat terjadi pada wortel yang terlambat dipanen. Kandungan kimia lainnya dalam wortel yaitu isokumarin. Rasa pahit pada wortel selama penyimpanan dapat terjadi dan diduga akibat dari metabolisme abnormal yang disebabkan oleh etilen. Hal ini terjadi pada wortel yang disimpan bersama-sama dengan apel atau buah-buahan yang lain. Senyawa yang menyebabkan rasa pahit pada



wortel adalah isokumarin. Sintesa senyawa ini dipacu melalui peranan katalitik gas etilen (seperti yang dibebaskan pada pematangan buah). 2.2.4. Manfaat Wortel Senyawa antioksidan dari wortel melindungi tubuh dari radikal bebas, antioksidan bekerja dengan mengurangi kecepatan reaksi inisiasi pada reaksi berantai pembentukan radikal bebas dalam konsentrasi yang sangat kecil (0,01%) atau bahkan kurang. Tanaman wortel (Daucus carrota L) memiliki kandungan gizi yang banyak diperlukan oleh tubuh terutama sebagai sumber vitamin A. Umbi wortel banyak mengandung vitamin A yang disebabkan oleh tingginya kandungan karoten yakni suatu senyawa kimia pembentuk vitamin A. Senyawa ini pula yang membuat umbi wortel berwarna kuning kemerahan. Kandungan potasiumnya yang tinggi bisa menetralkan keasaman darah yang kelewat tinggi pada pecandu rokok, alkohol dan pemakai obat-obatan berbahaya. Pottasium yang terkandung dalam wortel juga berpotensi untuk membantu menjinakkan racun, terutama logam berat yang ditimbulkan polusi udara. Makan wortel paling sedikit lima kali setiap minggu dapat menurunkan risiko terkena stroke sebesar 68 %. Dengan demikian apabila dikonsumsi dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, wortel akan dapat meningkatkan kesehatan dan ketahanan terhadap berbagai macam penyakit. Selain itu, juga dapat meningkatkan energi dan produktivitas kerja, karena umbi wortel dapat memperkuat organ – organ tubuh. Pada sediaan shampo kandungan wortel yang berkhasiat adalah vitamin A, dan karoten amino acid yang dapat membantu melembabkan dan mencegah rambut menjadi kering serta bercabang, serta menguatkan akar rambut. 2.3. Praformulasi Bahan 2.3.1. Formula Sediaan Shampoo untuk 100 mL Bahan Ekstrak Wortel Natrium Lauril Sulfat Cocoamidopropil



Jml 5% 15% 5%



Range 3-5% 10% 4-40%



Fungsi Zat aktif Surfaktan anionic; detergent Co-surfaktan



Betaine Gliserin NaCl Na2 EDTA Nipagin Parfum Aquadest



5% 0,8% 2% 0,1% qs 100%



≤ 30%