Laporan Kunjungan Museum [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Panglima Besar Jenderal Soedirman merupakan salah satu pahlawan nasional yang sangat berjasa bagi bangsa Indonesia, sehingga dapat dikategorikan sebagai tokoh yang memiliki nama besar. Jenderal Besar TNI Anumerta Soedirman ini adalah pahlawan nasional Indonesia yang berjuang pada masa Revolusi Nasional Indonesia. Dalam sejarah perjuangan Republik Indonesia, ia dicatat sebagai Panglima dan Jendral RI yang pertama dan termuda. Jenderal Soedirman tetap berjuang memimpin pasukan walaupun dalam keadaan sakit. Sebagai penghargaan atas jasa dan pengorbanannya, Jenderal Soedirman mendapat sebutan Bapak Tentara Nasional Indonesia.



B. Tujuan Kunjungan Museum 1. Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan 2. Dapat mengetahui sejarah Jendral Sudirman 3. Dapat mengetahui peninggalan serta yang berkaitan dengan Jendral Sudirman



BAB 2 KAJIAN PUSTAKA



A. Sejarah Berdirinya Museum



Sasmitaloka



Panglima



Besar



(Pangsar)



Jenderal



Sudirman bahasa Jawa: Hanacaraka, adalah museum sejarah dengan koleksi mengenai perjuangan Jenderal Sudirman. Kata sasmita berasal dari bahasa Jawa,



yang berarti



"tempat". merupakan



"pengingat",



"Sasmitaloka tempat



Panglima



untuk



"mengenang", Besar



sedangkan loka berarti



Jenderal



mengenang pengabdian,



Sudirman"



artinya



pengorbanan



dan



perjuangan Panglima Besar Jenderal Sudirman. Pada masa Hindia Belanda, gedung ini dipergunakan sebagai rumah dinas Mr. Wijnchenk, seorang pejabat keuangan Pura Paku Alaman. Pada masa pendudukan Jepang, rumah ini dikosongkan dan perabotnya disita. Setelah Indonesia merdeka, selama 3 bulan gedung Ini digunakan sebagal Markas Kompi "Tukul" dari Batalyon. Pada tanggal 18 Desember 1945 sampai tanggal 19 Desember 1948 gedung ini sebagai kediaman resmi Jenderal Sudirman,



setelah



dilantik



menjadi



Panglima



Besar Tentara



Keamanan Rakyat. Pada masa Agresi Militer Belanda II gedung ini digunakan sebagai Markas "Informatie Geheimen Brigade T" tentara Belanda. Setelah pengakuan kedaulatan RI 27 Desember 1949, gedung ini digunakan sebagai Markas Komando Militer Kota Yogyakarta, Asrama Resimen Infanteri XIII dan Penderita Cacad.



Sejak 17 Juni 1968 sampai 30 Agustus 1982 digunakan sebagai Museum Angkatan Darat. Setelah dipandang gedung dipandang tidak respresentatif untuk museum maka menempati gedung baru di Markas Korem 072/Pamungkas di Jl. Jend. Sudirman 76 dan dipergunakan sebagai memorial museum "Sasmitaloka Pangliam Besar Jenderal Soedirman, berdasarkan Surat Keputusan Kasad No. : Skep/574/VII/1982.Pada tanggal 30 Agustus 1982 bersamaan dengan peresmian Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama, diresmikan pula Museum Sasmita Loka Pangsar Jenderal Soedirman ini oleh Kasad Jenderal TNI Poniman.



B. Tujuan Berdirinya Museum Tujuan didirikan museum ini adalah untuk mengenang perjuangan Jendral Sudirman dalam meraih kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.



C. Koleksi Yang Ada Museum memiliki 14 ruangan dan bagian luar museum dengan jumlah koleksi 599 benda koleksi yang terdiri jenis logam, kayu, kulit, dan kain. 1. Ruang Tamu Ditempat inilah Pak Dirman meneriam tamu baik dari pejabat maupun tamu keluarga. Di ruang ini dipamerkan dua buah lampu gantung dan dua perangkat meja kursi berbentuk muton yang beralaskan babut. 2. Ruang Santai



Ditempat ini selain dipergunakan untuk ruang tamu, namun juga dimana dia membina keluarga. Tak jarang pula ruang santai ini dipergunakan untuk membicarakan masalah tentang perjuangan Indonesia. Koleksi yang dipamerkan seperti radio kuno, lukisan, barang pecah pelah dan seperangkat meja kursi dan lampu gantung. 3. Ruang Kerja Dalam mengemban tugas dan mengatur kebijakan TNI menggunakan tempat ini sebagai tempat kerja dia. Di Ruang ini dipamerkan : a. Pedang samurai ketika belai menjadi Daidancho PETA. b. Pesawat telepon, meja kursi kerja, meja kursi tamu. c. Replika keris, yang selalu menyertai dalam perang gerilya. d. Senjata Lee Enfeilld (LE), pistol Vickers dam mitraliur. e. Piagam pengahargaan dan tanda jasa yang dianugerahkan Pemerintah RI. 4. Ruang Tidur Tamu Di ruang ini dipergunakan untuk tamu atau rekan yang ingin istirahat atau bermalam. Tempat tidur, almari pakaian, kursi tamu dan foto-foto keluarga dipamerkan di ruang ini. 5. Ruang Tidur Jenderal Soedirman Selain sebagai tempat tidur tempat ini juga dipergunakan tempat sholat. Dalam ruangan ini dipamerkan seperangkat tempat tidur, almari pakaian, dan tempat sembayang dia. Di samping koleksi itu terdapat patung lillin



Jenderal Sudirmanyang sedang duduk lengkap dengan mantel, ikat kepala dan alas kaki yang pernah digunakan oleh dia. Terdapat pula mesin jahit yang digunakan isteri. Pelengkap di ruangan ini terdapat lukisan Pak Dirman beserta isterinya menggunakan baju adat Jawa. 6. Ruang Tidur Putra-Putri Jendral Sudirman Pernikahan dia dengan gadis bernama Siti Alfiah dikarunai sembilan orang anak. Ruangan yang bersebelahan dengan kamar tidur utama terdapat koleksi tempat tidur yang dipergunakan putra putri Pangsar. 7. Ruang Pemilihan Ketika Jenderal Sudirman bertempat tinggal di rumah ini tempat ini di pergunakan sebagai ruang seketariat. Koleksi di ruangan ini berhubungan erat dengan pemilihan jabatan Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat, seperti meja dan kursi yang dipakai Letnan Kolonel Isdiman mengusulkan Kolonel Sudirman untuk



dipilih



dan



diangkat



menjadi



Panglima



Besar Tentara Keamanan Rakyat dihadapan Urip Sumoharjo dan Gatot Subroto. Koleksi lain di ruangan ini yaitu Sumpah Anggota Pimpinan Tentara yang diucapakan Jenderal Sudirman. 8. Ruang Palagan Ambarawa Pertempuran Ambarawa antara TKR dan para pejuang RI menghadapi tentara sekutu di bawah pimpinan Kolonel Soedirman berhasil mengusir tentara sekutu dari kota Magelang. Sebagai bukti pertempuran Ambarawa sebuah senjata api, maket dan peta pertempuran Ambarawa dipamerkan di ruang ini. Di sekiling dinding terdapat petinggi-petinggi TNI.



9. Ruang Rumah Sakit Panti Rapih Koleksi-koleksi di ruangan ini menceritakan ketika dia dirawat di Rumah Sakit Umum Panti Rapih ketika Pangsar sakit pada tahun 1948. Sebuah literatur dan foto menceritakan ketika Jend. Sudirman harus di operasi. Selain itu terdapat pula meja, kursi, dan sebuah diorama ketika perang gerilya. 10. Ruang Koleksi Kendaraan Saat menempuh perjalanan perang gerilya milai kota Yogyakarta sampai ke kota Kediri, Jawa Timur Jenderal Sudirman pernah menggunakan dokar, mobil, dan dibawa dengan tandu. Perjalanan dengan dokar tidak ditarik dengan kuda melainkan ditarik oleh pengawal Jenderal Sudirman. Sekembalinya dari perang gerilya tanggal 10 Juni 1949 Jenderal Sudirman dijemput dengan kendaraan dinas buatanAmerika. 11. Ruang Gunung Kidul dan Sobo Sewaktu



memimpin



daerah Semanu,



gerilya



Jenderal Sudirman pernah



Kabupaten Gunung



Kidul dan



di



singgah



di



daerahSobo,



Kebupaten Pacitan. Di tempat itulah Jend. Sudirmanmendapat Caraka (utusan) dari Letkol. Suharto yang melaporkan rencana Serangan Umum 1 Maret 1949. Koleksi yang dipamerkan yaitu peralatan yang pernah digunaka Jend.Sudirman. 12. Ruang Diorama Di ruang ini terdapat 3 buah diorama yang menggambarkan sebagai berikut:



a. Diorama pertama menggambarkan perjuangan JenderalSudirman pada saat Belanda melancarkan agresinya yang kedua tanggal 19 Desember 1948. b. Diorama



kedua menggabarkan



situasi



selama



Jenderal



selama



Jenderal



Sudirman melaksanakan dan memimpin gerilya. c. Diorama



ketiga menggambarkan



situasi



Sudirman melaksanakan tugas-tugasnya sebagai Panglima Besar di markas gerilya Sobo, Pacitan. Dipamerkan pula tandu, tongkat dan peta route gerilya. 13. Ruang Koleksi Pribadi Di ruang ini dipamerkan beberapa benda yang pernah dipergunakan Jenderal Sudirman seperti: mantel, ikat kepala, pakaian Opsir Peta, pakaian tidur, sepatu, tas.



D. Lokasi Museum Museum Panglima Besar Jenderal Sudirman terletak di Jalan Bintaran Wetan Tengah No.3, Wirogunan, Mergangsan, Gunungketur, Pakualaman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55151



BAB 3 PENUTUP



A. Kesimpulan Museum dalam masyarakat masa kini adalah fenomena yang kompleks, yaitu museum sebagai medium yang multifungsional. Jenderal Besar Soedirman sendiri merupakan pahlawan yang pernah berjuang untuk merebut kemerdekaan Republik Indonesia dari tangan pejajahan. Saat usianya masih yang masih relatif muda yaitu saat berumur 31 tahun sudah menjadi seorang jenderal. Soedirman merupakan salah satu pejuang dan pemimpin teladan bangsa ini. Pribadinya teguh pada prinsip dan keyakinan, selalu mengedepankan kepentingan masyarakat banyak dan bangsa di atas kepentingan pribadinya. Ia selalu konsisten dan konsekuen dalam membela kepentingan tanah air, bangsa, dan negara. Dalam sejarah perjuangan Republik Indonesia, ia dicatat sebagai Panglima dan Jendral RI yang pertama dan termuda. Jenderal Soedirman tetap berjuang memimpin pasukan walaupun dalam keadaan sakit. Sebagai penghargaan atas jasa dan pengorbanannya, Jenderal Soedirman mendapat sebutan Bapak Tentara Nasional Indonesia.



B. Saran Laporan ini masih



banyak kesalahan dan kekurangan,karena



terbatasnya kemampuan penyusun. Oleh karena itu, diharapkan pada semua pihak untuk memberikan saran, bimbingan, serta kritik untuk perbaikan dalam



penyusunan laporan selanjutnya. Kritik akan sangat bermanfaat guna memperbaiki penulisan sebuah laporan agar lebih sempurna dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademik maupun secara non akademik.



Lampiran Foto-foto