Laporan Load Balancing [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN LOAD BALANCING



Disusun Oleh : NAMA KELAS / ABSEN



: ADHITYA RANGGA FEBRIANSYAH : XII TKJ 2 / 02



TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN SMK NEGERI 3 BUDURAN (PERKAPALAN) SIDOARJO TAHUN 2020



DAFTAR ISI 1. Tujuan



3



2. Landasan Teori



3



3. Gambar Topologi 5 Praktikum : Topologi Load Balancing 5 4. Rancangan Sistem 7 Praktikum : Konfigurasi Load Balancing Metode PCC 7 5. Hasil dan Uji Coba



16



Praktikum : Hasil dan Uji Coba Load Balancing 6. Analisa dan Kesimpulan 22 7. Daftar Pustaka



24



LOAD BALANCING



16



1. Tujuan Untuk memahami cara kerja load balancing menggunakan metode pcc. Memahami dampak yang ditimbulkan apabila salah satu ISP sedang down kemudian dampak yang timbul pada bandwidth dan tabel routing jaringan Melakukan uji speedtest berkali-kali untuk memperoleh efektifitas dari konfigurasi load balancing. 2. Landasan Teori Load Balancing merupakan teknik untuk mendistribusikan beban trafik pada dua atau lebih jalur koneksi secara seimbang agar trafik dapat berjalan optimal dan tidak ada overload pada salah satu jalur koneksi. Salah satu teknik load balance adalah PCC (Per Connection Classifier). Dengan menggunakan fitur PCC kita bisa mengelompokkan trafik koneksi yang melewati ataupun masuk ke router menjadi beberapa kelompok. Router akan mengingat jalur gateway yang dilewati pada awal trafik koneksi sehingga paket selanjutnya yang masih berhubungan akan dilewatkan pada jalur yang sama dengan sebelumnya. Per Connection Classifier merupakan metode yang menspesifikasikan suatu paket menuju gateway suatu koneksi tertentu. PCC mengelompokkan trafik koneksi yang keluar masuk router menjadi beberapa kelompok. Pengelompokan ini bisa dibedakan berdasarkan src-address, dst-address, srcport dan dst-port. Mikrotik akan mengingat-ingat jalur gateway yang telah dilewati di awal trafik koneksi. Sehingga pada paket-paket data selanjutnya yang masih berkaitan akan dilewatkan pada jalur gateway yang sama dengan paket data sebelumnya yang sudah dikirim. Algoritma Load Balancing 1. Round Robin Algoritma load balancing paling sederhana yaitu membagi beban secara bergiliran dan berurutan dari satu server ke server lain. 2. Ratio Algoritma ini membagi beban dengan cara memberi rasio pada setiap servernya semakin besar rasio maka semakin besar juga server tersebut menangani beban. 3. Fastest Melakukan pembagian beban dengan cara menutamakan server-server yang memiliki respon paling cepat. Server ini yang nanti akan menangani beban saat terdapat request. Jadi saat server yang sedang melakukan pengambilan



data yang menyebabkan respon server tersebut menjadi lambat dan request tersebut akan di ambil oleh server lain yang memiliki respon tercepat 4. Least Connection Melakukan pembagian berdasarkan banyaknya koneksi yang sedang dilayani oleh server. Server yang paling sedikit melayani koneksi client maka server tersebut yang akan mengambil request berikutnya dari client.



Mangle pada Firewall mikrotik dapat digunakan untuk manandai packet data. Tanda (marking) tersebut bisa digunakan pada fitur lain seperti Filter, Routing, NAT, ataupun Queue. Pada implementasi di lapangan mangle bisa digunakan untuk melakukan loadbalance, Router yang melakukan loadbalance biasanya merupakan router Utama yang juga digunakan untuk melakukan management bandwidth. Tes Pengukuran Internet M-Lab menyelenggarakan sejumlah tes pengukuran, memungkinkan Anda untuk memeriksa semuanya mulai dari kecepatan jaringan dan latensi hingga pemblokiran dan pembatasan. Semua pengujian yang dihosting di M-Lab hanya melakukan pengukuran aktif. Ini berarti bahwa pengujian hanya berjalan ketika orang memutuskan untuk menjalankannya. Tes tidak mengumpulkan informasi tentang lalu lintas Internet Anda yang lain, seperti email atau pencarian web Anda, atau informasi pribadi apa pun. Semua data yang dikumpulkan akan tersedia untuk umum, termasuk alamat IP yang digunakan pengguna untuk terhubung ke pengujian. Semua data yang dikumpulkan disimpan dan diterbitkan tanpa batas waktu. M-Lab tidak dapat menghapus data yang terkait dengan tes pengguna individu setelah dikumpulkan. Semua pengujian bersifat open source dan dibuat serta dikelola oleh para peneliti.



3. Gambar Topologi



(Gambar 3.1 Topologi Jaringan)



Internet didapatkan dari 2 ISP yang pertama ISP Telkomsel melalui Hotspot HP kemudian yang kedua ISP Indihome melalui Wifi Rumah keduanya terhubung ke laptop kemudian didistribusikan ke virtual mikrotik Perangkat



Adapter Bridge



Interface Ether1



Client Laptop



Internal Host Only Internal Host Only



Ether2 Ether3 Ether4 LAN LAN



Hotspot HP



LAN



LAN



Wifi Rumah



WLAN



WLAN



Mikrotik



Address 192.168.43.14 8 192.168.1.244 192.168.2.1 192.168.88.1 192.168.2.2 192.168.88.2 192.168.43.12 0 192.168.1.1



Network 192.168.43.0



Broadcast 192.168.43.255



192.168.1.0 192.168.2.0 192.168.88.0 192.168.2.0 192.168.88.0 192.168.43.0



192.168.1.255 192.168.2.255 192.168.88.255 192.168.2.255 192.168.88.255 192.168.43.255



192.168.1.0



192.168.1.255



Untuk ISP 1 menggunakan Telkomsel dengan kecepatan Download 5 Mbps dan Upload 3 Mbps



(Gambar 3.2 Speed Internet ISP 1 Telkomsel) Untuk ISP 2 menggunakan Indihome dengan kecepatan Download 3 Mbps dan Upload 0.5 Mbps



(Gambar 3.3 Speed Internet ISP 2 Indihome) Untuk ISP 1 melalui LAN2 dengan nama HERI kemudian ISP 2 melalui WLAN dengan nama T….



(Gambar 3.4 Jaringan Internet Pada Laptop)



4. Rancangan Sistem Konfigurasi dengan metode PCC : 1. Tambahkan DHCP Client untuk mendapatkan IP Address dan DNS secara dinamis dari masing – masing ISP tetapi tanpa Default Route karena nanti akan di routing statis secara manual



(Gambar 4.1.1 DHCP Client ISP 1)



(Gambar 4.1.2 DHCP Client ISP 2)



(Gambar 4.1.3 List DHCP Client) 2. Tambahkan Ip Address untuk Ether3 yang mengarah ke client



(Gambar 4.2.1 Menambahkan Ip Address Ether3)



(Gambar 4.2.2 List Ip Address Pada Mikrotik) 3. Tambahkan OpenDNS yang tersedia sebagai contoh OpenDNS dari google yaitu 8.8.8.8 dan 8.8.4.4. Jangan lupa untuk mengaktifkan Allow Remote Requests



(Gambar 4.3 Menambahkan OpenDNS) 4. Tambahkan konfigurasi NAT Masquerade untuk menyalurkan akses Internet pada client. Untuk masing – masing ISP cukup mengganti pada bagian out interface dengan ether1_isp1 dan ether2_isp2



(Gambar 4.4.1 Konfigurasi NAT Tab General ISP 1)



(Gambar 4.4.2 Konfigurasi NAT Tab General ISP 2)



(Gambar 4.4.3 Konfigurasi NAT Tab Action ISP 1/2)



(Gambar 4.4.4 List Konfigurasi NAT) 5. Lakukan routing statis dengan cara mengisikan Gateway dari masing – masing ISP kemudian untuk Check Gateway pilih ping dan distance 1



(Gambar 4.5.1 Routing Static ISP 1)



(Gambar 4.5.2 Routing Static ISP 2) 6. Tambahkan Konfigurasi Mangle untuk mark connection (icon pensil biru) dan mark routing (icon pensil hijau) nantinya ada 4 set mangle dan setiap set berisi 2 konfigurasi yaitu untuk ISP 1 dan ISP 2 Untuk set mangle pertama menggunakan : Chain = prerouting In interface = sesuaikan ISP 1 dan 2 (contoh : ether1_isp1)



Connection mark = no-mark Action = mark connection New connecion mark = sesuaikan ISP 1 dan 2 (contoh : ISP1_CONN) Passthrough = yes (centang)



(Gambar 4.6.1.1 Mangle Set Pertama Tab General)



(Gambar 4.6.1.2 Mangle Set Pertama Tab Action) Untuk set mangle kedua menggunakan : Chain = prerouting In interface = interface lokal (contoh : ether3_lokal) Connection mark = no-mark Per connection classifier = both addresses and ports (2/0 untuk ISP1 dan 2/1 untuk ISP2) Action = mark connection New connecion mark = sesuaikan ISP 1 dan 2 (contoh : ISP1_CONN) Passthrough = yes (centang)



(Gambar 4.6.2.1 Mangle Set Kedua Tab General)



(Gambar 4.6.2.2 Mangle Set Kedua Tab Advanced)



(Gambar 4.6.2.3 Mangle Set Kedua Tab Action) Untuk set mangle ketiga menggunakan : Chain = prerouting In interface = interface lokal (contoh : ether3_lokal) Connection mark = sesuaikan ISP 1 dan 2 (contoh : ISP1_CONN)



Action = mark connection New connecion mark = sesuaikan ISP 1 dan 2 (contoh : ISP1_CONN) Passthrough = yes (centang)



(Gambar 4.6.3.1 Mangle Set Ketiga Tab General)



(Gambar 4.6.3.2 Mangle Set Ketiga Tab Action) Untuk set mangle keempat menggunakan : Chain = output Connection mark = sesuaikan ISP 1 dan 2 (contoh : ISP1_CONN) Action = mark routing New routing mark = sesuaikan ISP 1 dan 2 (contoh : KE_ISP1) Passthrough = yes (centang)



(Gambar 4.6.4.1 Mangle Set Keempat Tab General)



(Gambar 4.6.4.1 Mangle Set Keempat Tab General) Untuk list mangle yang telah dibuat beserta detail nya pada gambar berikut



(Gambar 4.6.5 List Mangle)



7. Lakukan routing statis dengan cara mengisikan Gateway dari masing – masing ISP kemudian untuk Check Gateway pilih ping dan distance 1 untuk Routing Mark sesuaikan ISP 1 dan 2



(Gambar 4.7.1 Routing Static Mark ISP 1)



(Gambar 4.7.2 Routing Static Mark ISP 2)



(Gambar 4.7.3 List Tabel Routing Mikrotik)



5. Hasil dan Uji Coba 1. Uji coba pertama dengan kondisi kedua ISP berjalan dengan hasil trafik Upload dibebankan pada ISP 1 pada mikrotik dilambangkan Tx sedangkan untuk Download dibebankan pada ISP 2 pada mikrotik dilambangkan Rx



(Gambar 5.1.1 Trafik Upload Pada ISP 1)



(Gambar 5.1.2 Proses Speedtest Upload)



(Gambar 5.1.3 Trafik Download Pada ISP 2)



(Gambar 5.1.4 Proses Speedtest Upload)



(Gambar 5.1.5 Hasil Speedtest Final Pertama) 2. Uji coba kedua dengan kondisi kedua ISP berjalan dengan hasil trafik Upload dibebankan pada ISP 2 pada mikrotik dilambangkan Tx sedangkan untuk Download dibebankan pada ISP 1 pada mikrotik dilambangkan Rx



(Gambar 5.2.1 Trafik Upload Pada ISP 2)



(Gambar 5.2.2 Proses Speedtest Upload)



(Gambar 5.2.3 Trafik Download Pada ISP 1)



(Gambar 5.2.4 Proses Speedtest Upload)



(Gambar 5.2.5 Hasil Speedtest Final Kedua) 3. Uji coba kedua dengan kondisi hanya ISP 2 yang berjalan dengan hasil tabel routing berubah berfokus ke arah ISP 2 dan client tetap bisa mengakses internet tetapi trafik Download maupun Upload dibebankan pada ISP 2



(Gambar 5.3.1 Trafik ISP 1 Down)



(Gambar 5.3.2 Tabel Routing Fokus ISP 2)



(Gambar 5.3.3 Hasil Speedtest Final Ketiga) 4. Uji coba kedua dengan kondisi hanya ISP 1 yang berjalan dengan hasil tabel routing berubah berfokus ke arah ISP 1 dan client tetap bisa mengakses internet tetapi trafik Download maupun Upload dibebankan pada ISP 1



(Gambar 5.4.1 Trafik ISP 2 Down)



(Gambar 5.4.2 Tabel Routing Fokus ISP 1)



(Gambar 5.4.3 Hasil Speedtest Final Keempat)



6. Analisa dan Kesimpulan Analisa dari praktikum : - Speed Internet dari ISP 1 merupakan jaringan ponsel yang bergantung pada sinyal karena di rumah saya mendapatkan sinyal yang cukup maka hasilnya 5 Mbps dan 3 Mbps sedangkan apabila berada di pusat kota atau tempat terbuka bisa lebih besar speednya. - Mangle yang saya gunakan jumlahnya ada 8 dibagi menjadi 4 set karena menggunakan 2 ISP. Untuk set pertama adalah mark koneksi internet kemudian set kedua untuk pengaturan PCC, set ketiga untuk mark koneksi lokal, set keempat untuk mark routing.



-



Pada tabel routing jika kedua ISP berjalan maka 1 rute routing ke arah ISP 2 akan tidak active ditandai dengan tidak adanya huruf A di kiri tabel dan tulisan menjadi warna biru. Hal tersebut karena kedua ISP tidak di mark pada awal routing sehingga harus dipilih salah satu ISP tetapi jalur ke ISP 2 akan tetap berjalan karena sudah di mark menggunakan mangle



-



Pada percobaan pertama adalah hasil yang paling stabil dan berhasil karena trafik Download dipegang oleh ISP 2 sedangkan Upload dipegang oleh ISP1 sehingga diperoleh hasil yang seimbang 3 Mbps pada kedua trafik tetapi jika beberapa kali dilakukan uji coba speedtest maka hasilnya



-



-



-



-



-



bisa berubah karena metode PCC akan melihat koneksi yang tersedia pada kedua ISP Pada percobaan kedua adalah hasilnya kebalikan dari percobaan pertama setelah beberapa kali di test ulang sekitar 3 kali karena trafik Download dipegang oleh ISP 1 sedangkan Upload dipegang oleh ISP 2 Pada percobaan ketiga dan keempat dilakukan uji coba salah satu masingmasing ISP down yang berakibat bergantinya rute routing dan speed bandwidth sesuai ISP masing-masing Load balancing tidak akan menambah besar bandwidth tetapi membagi trafik antara Download dan Upload dipegang masing-masing ISP sehingga kedua ISP ada yang berfungsi sebagai jalur masuk (Download/Rx) ada yang berfungsi sebagai jalur keluar (Upload/Tx) Load balancing dengan metode PCC ini cukup efektif apabila banyak trafik yang terjadi pada jaringan lokal karena bisa membagi antara kebutuhan Download maupun Upload Tingkat efektif dari load balancing ini adalah 60% karena sering bergantiganti antara hasil uji coba 1 dan 2 tetapi untuk koneksi internet berjalan 99% dalam kondisi apapun baik 2 ataupun 1 ISP yang berjalan Hasil Uji Coba 1



Hasil Uji Coba 2



7. Daftar Pustaka http://www.mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=34#:~:text=Load%20balance %20pada%20mikrotik%20adalah,pada%20salah%20satu%20jalur %20koneksi. https://mebiso.com/mengenal-4-metode-load-balancing-untuk-jaringaninternet-anda/ http://www.mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=264 https://speed.measurementlab.net/ http://nguprek.com/load-balancing/#:~:text=Algoritma%20load%20balancing %20paling%20sederhana,satu%20server%20ke%20server %20lain.&text=Algoritma%20ini%20membagi%20beban%20dengan,juga %20server%20tersebut%20menangani%20beban.