Laporan Makalah DDST 1-9 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Makalah DENVER DEVELOPMENT SCREENING TEST (DDST) 1 SAMPAI 9 BULAN



Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas stase Keperawatan Anak pada Program Studi Profesi Ners



OLEH KELOMPOK 7 CUT NEUREU VICTORIANI G.



30190120062



DEBORA YULIANA FRARE



30190120048



DINI SILMI ABDILLAH



30190120063



IRFAN ARIEF SWANDI LUBIS



30190120069



SKOLASTIKA NIRMALA ENDAH HAPSARI



30190120088



TERESIA TRIASTUTI AYU LESTARI



30190120091



TESYA VIRDAYANTI MANIHURUK



30190120092



PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS PADALARANG 2020



KATA PENGANTAR



Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih dan karunia-Nya laporan makalah ini dapat diselesaikan. Laporan makalah ini ini berjudul “Denver Development Screening Test (DDST) 1 Sampai 9 Bulan”. Laporan makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas stase Keperawatan Anak pada Program Studi Profesi Ners di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Santo Borromeus, Padalarang, Jawa Barat. Dalam penyusunan laporan makalah ini, tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing mata ajar Keperawatan Anak yaitu Tina Shinta Parulian., M. Kep., Ns. Sp. Kep. An yang telah membimbing kami dalam penyusunan laporan makalah ini. Dalam laporan makalah ini, dijelaskan mengenai Denver Development Screening Test (DDST) 1 Sampai 9 Bulan. Mohon maaf apabila ada kesalahan ataupun kekurangan dalam laporan makalah yang di buat ini. Semoga laporan makalah ini dapat bermanfaat. Padalarang, Desember 2020



Kelompok 7



1



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR



i



DAFTAR ISI



ii



BAB I



1



A. Latar Belakang



1



B. Tujuan



2



BAB II



3



A. Konsep Denver Development Skrining Test (DDST)



3



1.



Definisi Denver Development Screening Test (DDST)



3



2.



Tujuan Denver Development Screening Test (DDST)



4



3.



Manfaat Denver Development Screening Test (DDST)



4



4.



Perkembangan Denver Development Screening Test (DDST)



4



5.



Aspek Denver Development Screening Test (DDST)



5



6.



Penilaian Denver Development Screening Test (DDST)



6



7.



Hal yang diperhatikan Denver Development Screening Test (DDST)



6



8.



Cara menghitung usia anak



7



B. Format Denver Development Screening Test (DDST) C. Konsep Tumbuh Kembang



9 17



1.



Definisi Tumbuh Kembang



17



2.



Prinsip Pertumbuhan dan Perkembangan



18



3.



Pola Pertumbuhan dan Perkembangan



19



4.



Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan



20



5.



Ciri-ciri Pertumbuhan dan Perkembangan



21



6.



Tahap-tahap Tumbuh Kembang Anak Usia 0-9 Bulan



22



BAB III



25



A. Simpulan



25



B. Saran



25



DAFTAR PUSTAKA



26



1i



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Kesehatan sebagai bagian dari upaya pembangunan manusia seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang dilakukan sedini mungkin sejak anak masih didalam kandungan. Upaya yang dilakukan sejak anak masih dalam kandungan sampai lima tahun pertama kehidupannya, ditujukan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak agar mencapai tumbuh kembang optimal baik fisik, mental, emosional maupun sosial serta memiliki inteligensi majemuk sesuai dengan potensi genetiknya (DEPKES RI, 2016). Upaya kesehatan anak sangatlah penting dilihat dari masalah kesehatan anak menurut Soetjiningsih (2013), terdapat angka kejadian penyimpangan



perkembangan pada



anak sekitar



10%-17%. Untuk



menanggulangi hal tersebut perlu dilakukan deteksi dini sebagai upaya mencari etiologi, merencanakan program penatalakasanan, dan menentukan prognosis. pegangan serta berdiri dengan pegangan, kemudian persiapan untuk berjalan yang akan menunjukan bahwa sosialisasi anak sudah bagus. Pada masa ini juga merupakan periode kritis atau golden periode yang dapat mempengaruhi keberhasilan anak di sekolah, selain itu pada masa ini plastisitas otak anak tinggi sehingga merupakan waktu yang tepat untuk melakukan interverensi (Soetjiningsih, 2013). Deteksi dini bisa berupa penilaian pertumbuhan fisik seperti pengukuran berat badan, pengkuruan tinggi badan, dan pengukuran lingkar kepala. Untuk mengetahui lebih lengkap perkembangan secara fisik dapat dilakukan dengan menggunakan pemeriksaaan DDST (Denver Development Screening Test) dalam DDST terdapat 125 tugas-tugas perkembangan dimana semua tugas perkembangan itu disusun berdasarkan urutan



1



2



perkembangan dan diatur dalam 4 aspek yaitu personal sosial, gerakan motorik halus, gerakan motorik kasar dan bahasa. Dalam usaha fisioterapi biasanya terdapat preventif (pencegahan) dan DDST salah satu alat pemeriksaan yang sering digunakan fisioterapis dalam melakukan diagnosa perkembangan (Chamidah, 2009). Denver Development Screening Test (DDST) adalah test untuk masalah pada perkembangan anak yang biasa dilakukan pada masa prasekolah. Test tersebut dikelompokkan empat kategori yaitu kontak social, keterampilan motorik halus, bahasa, dan keterampilan motorik kasar. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode screening yang baik. Test ini dikembangkan pada 6 tahun pertama kehidupan anak, dengan penekanan pada 2 tahun pertama mudah dan cepat (15-20menit), dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang baik. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis membuat laporan makalah ini untuk mengetahui tentang Denver Development Screening Test (DDST) pada usia 1 sampai 9 bulan.



B. Tujuan a.



Tujuan umum Dapat



mengetahui



dan



melakukan



intervensi



dengan



Denver



Development Screening Test (DDST) pada usia 1 sampai 9 bulan. b.



Tujuan khusus 1) Mengetahui konsep Denver Development Screening Test (DDST) 2) Mengetahui cara menggunakan Denver Development Screening Test (DDST) 3) Mengetahui perkembangan anak sesuai dengan usia 4) Mengetahui adanya kelainan pada perkembangan anak



BAB II TINJAUAN TEORI



A. Konsep Denver Development Skrining Test (DDST) 1. Definisi Denver Development Screening Test (DDST) Denver Development Skrining Test (DDST) merupakan metode pengkajian yang digunakan secara luas untuk menilai kemajuan perkembangan anak. Denver Developmental Screening Test (DDST) adalah sebuah alat klinis yang mudah digunakan untuk identifikasi dini bayi dengan keterlambatan perkembangan (Pawar, 2017). Denver Development Screening Test (DDST) dirancang untuk memberikan



metode



penyaringan



yang sederhana



sebagai bukti



perkembangan lambat pada bayi dan anak-anak. Tes ini mencakup empat aspek yaitu, aspek sosial, motorik halus, bahasa dan motorik kasar (Dodds, J.B and Frakenburg, W.K (1967). Denver



Development



Screening



Test



(DDST)



menurut



Soetjiningsih (2013) merupakan: a. Test yang mudah dan cepat (15-20) menit dapat diandalkan dan mempunyai validitas yang tinggi. b. Test yang secara efektif dapat mengidentifikasi antara 85-100 persen bayi dan anak-anak prasekolah yang mengalami perkembangan. Sehingga Denver Development Screening Test (DDST) adalah salah satu dari metode screening terhadap kelainan perkembangan anak, test ini bukanlah test diagnosa atau test IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode screening yang baik. Test ini dikembangkan pada 6 tahun pertama kehidupan anak, dengan penekanan pada 2 tahun pertama mudah dan cepat (15-20 menit), dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang baik.



3



4



Denver Development Screening Test (DDST) 1 sampai 9 bulan merupakan metode screening terhadap kelainan perkembangan anak 1 sampai 9 bulan. 2. Tujuan Denver Development Screening Test (DDST) Adapun tujuan Denver Development Screening Test (DDST) menurut Isy (2010) adalah: a. Untuk mengetahui dan mendeteksi proses perkembangan anak b. Menilai dan memantau perkembangan anak sesuai usia (0-6 tahun) c. Untuk mengatasi secara dini bila ditemukan kelainan perkembangan d. Mengidentifikasi perhatian orang tua dan anak tentang perkembangan e. Mengajarkan perilaku yang tepat sesuai usia anak. 3. Manfaat Denver Development Screening Test (DDST) Manfaat Denver Development Screening Test (DDST) menurut Isy (2010) antara lain: a. Menilai tingkat perkembangan anak sesuai dengan usianya b. Menilai tingkat perkembangan anak yang tampak sehat c. Menilai tingkat perkembangan anak yang tidak menunjukkan gejala kemungkinan adanya kelainan perkembangan d. Memastikan anak yang diduga mengalami kelainan perkembangan e. Memantau anak yang beresiko mengalami kelainan perkembangan 4. Perkembangan Denver Development Screening Test (DDST) “Denver scale” adalah test screening untuk masalah kognitif dan perilaku pada anak pra sekolah. Test ini dikembangkanWilliam K. Frankenburg (yang mengenal kan pertama kali) dan J.B.Doods pada tahun 1967. DDST dipublikasikan oleh Denver Developmental Material, Inc., di Denver, Colorado. DDST merefleksikan persentase kelompok anak usia tertentu yang dapat menampilkan tugas perkembangan tertentu. Test ini dapat dilakukan oleh dokter spesialis, tenaga profesional kesehatan lainnya, atau tenaga professional kesehatan dalam layanan social. Dalam perkembangan lainnya DDST mengalami beberapa kali revisi. Revisi



5



terakhir adalah Denver II yang merupakan hasil revisi dan standarisasi dari DDST dan DDST-R (revised denver developmental screening test). Perbedaaan denver II dengan screening terdahulu terletak pada item-item test, bentuk, interprestasi dan rujukan. Pembahasan mengenai DDST dalam sejarahnya tidak terlepas dari denver developmental material. Denver developmental material bermanfaat bagi petugas kesehatan yang memberi perawatan langsung pada anak. Dengan prosedur yang sederhana dan cepat, metode ini dapat digunakan oleh tenaga professional maupun



paraprofessional.



Prosedur



tersebut



dirancang



untuk



perkembangan anak yang optimal sejak lahir hingga usia 6 tahun melalui panduan dan identifikasi yang memerlukan evaluasi tambahan. Denver II terdiri atas 125 item tugas perkembangan yang sesuai dengan umur anak antara 0 samapi dengan 6 tahun dan dibagi kedalam beberapa aspek yaitu kepribadian/tingkah laku sosial (personal sosial), gerakan motorik halus (fine motor adaptive), perkembangan motorik kasar (gross



motor),



dan



perkembangan



bahasa



(language).



Dalam



perkembangan bahasa, anak diukur kemampuan untuk berbicara spontan, memberikan respon terhadap suara, dan mengikuti perintah. Bahasa meliputi segala bentuk komunikasi, baik secara lisan, isyarat, ekspresi, bahasa tubuh, tulisan atau seni. Bahasa merupakan aspek paling penting dan sering digunakan (Adriana, 2011) 5. Aspek Denver Development Screening Test (DDST) Aspek perkembangan Denver Development Screening Test (DDST) yang dinilai antara lain: a. Terdiri dari 125 tugas perkembangan b. Tugas yang diperiksa seetiap kali skrining hanya berkisar 25-30 tugas c. Ada 4 sektor perkembangan yang dinilai: 1) Personal social (Perilaku sosial) Aspek



yang



berhubungan



dengan



kemampuan



bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan. 2) Fine motor adaptive (Gerakan motorik halus)



mandiri,



6



Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati



sesuatu,



melakukan



kegiatan



yang melibatkan



gerakan-gerakan tubuh tertentu yang dilakukan otot-otot kecil tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. Contohnya: koordinasi mata, tangan, memainkan, menggunakan benda-benda kecil. 3) Language (Bahasa) Kemampuan untuk memberikan reflek terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan. 4) Gross motor (Gerakan motoric kasar) Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh dan biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan otot-otot besar. Contohnya duduk, melompat, berjalan, dll. 6. Penilaian Denver Development Screening Test (DDST) a. L = Lulus/ lewat = Passed/P Anak dapat melakukan item dengan baik atau ibu/pengasuh memberi laporan tepat dan dapat di percaya bahwa anak dapat melakukannya. b. G = Gagal = Fail/F Anak tidak dapat melakukan item dengan baik atau ibu/pengasuh memberi laporan bahwa anak tidak dapat melakukannya. c. TaK = Tak ada Kesempatan = No Opportunity/NO Anak tidak memiliki kesempatan untuk melakukan item karena ada hambatan.Skor



ini



digunakan



untuk



kode



L/Laporan



orang



tua/pengasuh anak. Misal pada anak retardasi mental/ down syndrome. d. M = Menolak = Refuse/R Anak menolak melakukan test karena faktor sesaat, seperti lelah, menangis atau mengantuk 7. Hal yang diperhatikan Denver Development Screening Test (DDST) Adapun hal-hal yang harus diperhatikan pada Denver Development Screening Test (DDST) antara lain:



7



a. Selama test berlangsung, amati perilaku anak. Apakah ada perilaku yang khas, dibandingkan anak lainnya. Bila ada perilaku yang khas tanyakan kepada orang tua / pengasuh anak, apakah perilaku tersebut merupakan perilaku sehari-hari yang dimiliki anak tersebut. b. Bila test dilakukan sewaktu anak sakit, merasa lapar dll, dapat memberikan perilaku yang mengahambat test. c. Mulai dengan menyuruh anak melakukan yang mudah untuk memberi rasa percaya diri dan kepuasan orang tua. d. Memberikan pujian walaupun gagal melakukan. e. Jangan bertanya yang mengarah ke jawaban. f. Intepretasi harus dipertimbangkan sebelum memberitahu orangtua bahwa test hasil normal atau abnormal. g. Tidak perlu membahas setiap item pada orang tua. h. Pada akhir test, tanyalah orang tua apakah penampilan anak merupakan kemampuan atau perilaku pada waktu lain. 8. Cara menghitung usia anak Penerapan



Denver



Development



Screening



Test



(DDST)



ditunjukkan untuk menilai perkembangan anak berdasarkan usianya. Dengan hal ini, sebelum melakukan test ini, harus mengetahui usia anak tersebut. Untuk menghitung usia anak, dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Tulis tanggal, bulan dan tahun dilaksanakan test b. Kurangi dengan cara bersusun tanggal, bulan dan tahun kelahiran anak c. Jika jumlah hari yang dikurangi lebih besar, ambil jumlah hari yang sesuai dari angka bulan didepannya. d. Hasilnya adalah usia anak dalam tahun, bulan dan hari. e. Ubah usia anak ke dalam satuan bulan f. Jika pada saat pemeriksaan usia anak dibawah 2 tahun, anak lahir kurang dari 2 minggu atau lebih dari HPL, lakukan penyesuaian prematuritas dengan cara mengurangi umur anak dengan jumlah minggu tersebut.



8



Contoh: Rumus menghitung umur anak Umur = Tanggal pada waktu test – tanggal lahir = 1990 03 13 – 1989 01 05 = 1 tahun 2 bulan 8 hari



9



10



B. Format Denver Development Screening Test (DDST)



11



Petunjuk Pelaksanaan 1. Coba anak agar tersenyum dengan tersenyum, berbicara atau melambaikan tangan kepadanya, jangan menyentuh anak. 2. Anak harus memandang tangan beberapa detik. 3. Orang tua dapat menolong mengarahkan sikat gigi dan menaruh odol pada sikat gigi. 4. Anak tidak harus dapat menalikan sepatu, memasang benik/ ruisliting di belakang. 5. Gerakan benang dengan perlahan-lahan dalam suatu busur dari satu sisi ke sisi lain kurang lebih dari 20 cm diatas muka anak. 6. Lulus bila anak memegangicik-icik waktu disentuhkannya pada punggung atau ujung jari-jari. 7. Lulus bila anak mencoba melihat kemana benang pergi, benang dijatuhkan secepatnya dari pandangan tanpa tangan pemeriksa bergerak. 8. Anak harus memindahkan kubus dari satu tangan ke tangan lainnya tanpa bantuan dari tubuh, mulut atau meja. 9. Lulus bila anak mengambil manik-manik dengan ibu jari dan jari. 10. Garis dapat bervariasi, hanya 30°atau kurang dari dari garis yang dibuat oleh pemeriksa. 11. Genggamkan tangan dengan ibu jari menghadap ke atas dan goyangkan ibu jari. Lulus bila anak menirukan dan tidak menggerakkan jari selain ibu jari. 12. Lulus bila ujung saling bertemu, gagal bila Gerakan terus melingkar.



Garis mana yang lebih Panjang? Putar kertas sampai terbalik (lulus bila 3 dari 3 atau 5 dari 6)



12



14. Lulus adal garis menyilang.



15. Biarkan anak meniru, jika tidak dapat demonstrasikan.



Waktu memberikan tugas 12, 14, dan 15 jangan menyebut bentuknya, jangan mendemostrasikan 12 dan 14. 16. Waktu memberikan skor, sepasang (2 tangan, 2 kaki, dll) dihitung sebagai satu bagian. 17. Taruh satu kubus di cangkir, kocok perlahan-lahan dekat telinga anak, ulangi untuk telinga lainnya. 18. Tunjuk mesing-masing gambar dan minta anak menyebutkan nama gambar tersebut (gagal bila hanya suara). Bila 4 nama yang betul, minta anak menunjukkan gambar dari nama yang disebut oleh pemeriksa.



19. Gunakan boneka, kataka pada anak: tunjukkan hidung, mata, telinga, mulut, tangan kaki, perut, rabut. Lulus 6 dari 8.



13



20. Gunakan gambar, tanyakan kepada anak: a. mana yang terbang? b. Meong? c. Bicara? d. Menggonggong? e. Meringkik? Lulus 4 dari 4 (jangan membantu anak dengan menunjukkan menggerakkan kepala atau mata). 21. Tanya kepada anak: a. Apa yang kau lakukan bila dingin? b. Capai? c. Lapar? d. Bicara? Lulus 2 dari 3. 3 dari 3. 22. Tanya kepada anak: a. Apa gunanya cangkir? b. Apa gunanya kursi? c. Apa guananya pensil? Jawaban harus termasuk kata-kata gerakan. 23. Lulus bila anak menaruh dan mengatakan berapa kubus yang ada diatas kertas dengan benar. 24. Katakan kepada anak: taruh kubus diatas meja, di depan saya, dibelakang saya. Lulus 4 dari 4 (jangan membantu anak dengan menunjukkan Gerakan kepala atau mata). 25. Tanya kepada anak: a. Bola itu apa?



14



b. Danau? c. Meja? d. Rumah? e. Pisang? f. Korden? g. Pagar? h. Atap? Lulus bila disebutkan kegunaannya, bentuk dibuat dari apa, atau kategori. 26. Tanya kepada anak: a. Jika kuda itu besar, tikus adalah? b. Jika api itu panas, ice? c. Jika matahari bersinar siang hari, bulan bersinar? Lulus 2 dari 3. 27. Anak hanya boleh menggunakandinding atau besi pegangan, tidak orang, tidak boleh merangkak. 28. Anak harus melempar bola di atas bahu, kurang lebih dari 1 m (3 kaki) kea rah pemeriksa. 29. Anak harus melompat melampau melebarnya formular kurang lebih dari 22 cm. 30. Suruh anak jalan ke depan, tumit berjarak kurang lebih dari 2cm dari ibu jari kaki. Pemeriksa dapat mendemonstrasikan, anak harus berjalan 4 langkah berturut-turut. 31. Pada usia tahun kedua, separo anak normal tidak patuh. a. Petunjuk pengisian Lembar DDST (Denver Developmental Screening Test) Formulir DDST



15



Formulir DDST terdiri dari atas satu lembar kertas, pada bagian depan terdapat tentang test dan pada halaman belakang terdapat petunjuk pelaksanaan. 1) Pada halaman depan terdapat skala umur dalam bulan dan tahun pada garis horizontal atas dan bawah. 2) Pada halaman depan kiri atas terdapat neraca umur yang menujukan 25%, 50%, 75% dan 90%. 3) Pada kanan bawah terdapat kotak kecil berisi tes perilaku untuk membandingkan perilaku anak selama tes dengan perilaku pada keseharian. 4) Pada bagian tengah terdapat 125 item yang di gambarkan dalam neraca umur 25%, 50%, 75%, dan 90% dari seluruh sample standar anak normal yang dapat melaksanakan tugas tersebut. b. Penentuan umur Menentukan umur sebagai patokan sebagai berikut; 1) 1 bulan = 30-31 hari. 2) 1 tahun = 12 bulan. 3) Umur kurang dari 15 hari dibulatkan kebawah. 4) Umur lebih dari atau sama dengan 15 dibulatkan keatas. 5) Apabila anak lahir premature maka dilakukan pengurangan umur, missal premature 6 minggu maka dikurangi 1 bulan 2 minggu. 6) Apabila anak lahir maju atau mundur 2 minggu tidak dilakukan penyesuaian umur 7) Cara menghitung umur adalah sebagai berikut: 8) Tulis tanggal, bulan, dan tahun dilaksanakan tes. 9) Kurangi dengan cara bersususn dengan tanggal, bulan, tahun kelahiran anak.



16



10)



Jika jumlah hari yang dikurangi lebih besar maka ambil



jumlah hari yang sesuai dengan bulan yang didepannnya (missal Oktober 31 hari, November 30 hari). 11)



Hasilnya adalah umur anak dalam tahun, bulan dan



hari. c. Pelaksanaan tes Hal yang harus diperhatikan saat tes adalah: 1) Semua item di ujikan dengan prosedur yang sudah terstandarisasi. 2) Perlu kerjasama dari anak, anak harus merasa tenang, aman, senang dan sehat. 3) Tersedia ruangan yang cukup luas dan berikan kesan santai dan menyenangkan. 4) Dahulukan item yang lebih mudah, dan berikan pujian ketika anak berhasil melakukan dengan baik. 5) Pelaksanaan test untuk semua sector dimulai dari item sebelah kiri garis umur lalu di lanjut ke item sebelah kanan garis lurus. 6) Jumlah item yang dinilai tergantung jumlah waktu yang tersedia. d. Scoring penilaian tes 1) L = Lulus/ lewat = Passed/P Anak dapat melakukan item dengan baik atau ibu/pengasuh memberi laporan tepat dan dapat di percaya bahwa anak dapat melakukannya. 2) G = Gagal = Fail/F Anak tidak dapat melakukan item dengan baik atau ibu/pengasuh memberi laporan bahwa anak tidak dapat melakukannya. 3) TaK = Tak ada Kesempatan = No Opportunity/NO



17



Anak tidak memiliki kesempatan untuk melakukan item karena ada hambatan.Skor ini digunakan untuk kode L/ Laporan orang tua/pengasuh anak. Misal pada anak retardasi mental/ down syndrome. 4) M = Menolak = Refuse/R Anak menolak melakukan test karena faktor sesaat, seperti lelah, menangis atau mengantuk. 5) Interpretasi nilai e. Penilaian per item 1) Penilaian lebih/advance(perkembangan anak lebih) Termasuk kategori ini ketika anak lulus pada uji coba item yang berada di kanan garis umur dan ketika anak menguasai kemampuan anak yang lebih tua dari umurnya. 2) Penilaian OK atau normal Termasuk kategori normal ketika anak gagal/menolak pada item di kanan garis umur, lulus atau gagal atau menolak pada item di garis umur terletak diantara 25-75%. 3) Penilaian caution/peringatan Termasuk kategori ini ketika anak gagal/menolak pada item dalam garis umur yang berada diantara 75-90%.Tulis C disebelah kanan kotak. 4) Penilaian Delayed/keterlambatan Termasuk kategori ini bila gagal/menolak pada item yang berada di sebelah kiri garis umur. 5) Penilaian Tidak ada Kesempatan Termasuk kategori ketika orang tua laporkan bahwa anak tidak ada kesempatan untuk melakukan mencoba, dan item ini tidak perlu diinterpretasikan. f. Interpretasi tes Denver II 1) Normal



18



Dikatakan



normal



saat



tidak



ada



penilaian



delayed



(keterlambatan), paling banyak 1 caution (peringatan), dan lakukan ulang pemeriksaan pada control berikutnya. 2) Suspect Dikatakan suspect saat terdapat 2 atau lebih caution (peringatan), terdapat 1 atau lebih delayed (terlambat) yang terjadi karena fail/kegagalan bukan karena menolak/refuse. Dilakukan



uji



ulang



1-2



minggu



kemudian



untuk



menghilangkan rasa takut, sakit, dan lelah. 3) Untestable (tidak dapat di uji) Dikatakan untestable saat terdapat 1 atau lebih skor delayed (terlambat), dan/atau terdapat 2 atau lebih caution(peringatan). Dalam hal ini delayed atau caution kaeena penolakan/refuse bukan karena kegagalan/fail. Dilakukan uji ulang 1-2 minggu kemudian. g. Prosedur penilaian: 1) Tujuan: untuk menilai perkembangan anak pada empat aspek yaitu perkembangan motorik kasar, motorik halus, bahasa dan sosial. 2) Alat: alat peraga sepeti benang wol, manic-manik, kubus warna merahhijau-biru, permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel kecil, kertas dan pensil, cangkir plastic, kertas kosong dan cangkir dengan pegangan, penggaris, serta lembar formulir DDST. 3) Cara pengukuran: a) Tentukan umur anak yang akan di ukur. b) Beri garis atau tanda pada garis umur anak dan tarik garis atas ke bawah pada skala DDST II. c) Lakukan



penilaian



tingkat



pencapaian



anak



pada



masing-masing komponen (motorik kasar, motorik halus, bahasa dan sosial) untuk batasan umur yang di tentukan.



19



d) Tentukan hasil penilaian. C. Konsep Tumbuh Kembang 1. Definisi Tumbuh Kembang Pertumbuhan merupakan bertambahnya jumlah dan besarnya sel diseluruh bagian tubuh yang secara kwantitatif dapat di ukur atau suatu peningkatan dalam berat atau ukuran dari seluruh/sebagian dari organisme. Perkembangan merupakan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh, kematangan dan belajar atau peningkatan kemahiran dalam penggunaan tubuh (Wong, 2000). Dalam pertumbuhan dan perkembangan terdapat dua peristiwa, yaitu peristiwa percepatan dan perlambatan. Peristiwa tersebut akan berlainan dalam satu organ tubuh. Peristiwa percepatan dan perlambatan tersebut merupakan suatu kejadian yang berbeda dalam setiap organ tubuh, namun masih saling berhubungan satu dengan yang lain, misalnya terjadi perubahan tentang besarnya, jumlah, dan ukuran ditingkat sel maupun organ pada individu serta perubahan bentuk dan fungsi pematangan organ mulai dari aspek social, emosional, dan intelektual. Pertumbuhan



dan



perkembangan anak



terjadi



mulai



dari



pertumbuhan dan perkembangan secara fisik, intelektual, maupun emosional. Pertumbuhan dan perkembangan secara fisik dapat berupa perubahan ukuran besar kecilnya fungsi organ mulai dari tingkat sel hingga perubahan organ tubuh. Pertumbuhan dan perkembangan intelektual anak dapat dilihat dari kemampuan secara simbolik maupun abstrak, seperti berbicara, bermain, berhitung, membaca, dan lain-lain. Pertumbuhan dan perkembangan secara emosional anak dapat dilihat dari perilaku social di lingkungan anak (Behrman, 2000). 2. Prinsip Pertumbuhan dan Perkembangan Secara umum pertumbuhan dan perkembangan memiliki beberapa prinsip dalam prosesnya:



20



a. Proses pertumbuhan dan perkembangan sangat bergantung pada aspek kematangan susunan saraf pada manusia, dimana semakin sempurna atau kompleks kematangan saraf maka semakin sempurna pula proses pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi mulai dari proses konsepsi sampai dengan dewasa. b. Proses pertumbuhan dan perkembangan setiap individu adalah sama, yaitu mencapai proses kematangan, meskipun dalam proses pencapaian tersebut tidak memiliki kecepatan yang sama antar individu yang satu dengan yang lain. c. Proses pertumbuhan dan perkembangan memiliki pola khas yang dapat terjadi mulai dari kepala hingga ke seluruh bagian tubuh atau juga mulai dari kemampuan yang sederhana hingga mencapai kemampuan yang lebih kompleks sampai mencapai kesempurnaan dari tahap pertumbuhan dan perkembangan (Narendra, 2002). 3. Pola Pertumbuhan dan Perkembangan Pola pertumbuhan dan perkembangan merupakan peristiwa yang terjadi selama proses pertumbuhan dan perkembangan pada anak yang dapat



mengalami



percepatan maupun perlambatan yang saling



berhubungan satu organ dengan organ lain. a. Pola pertumbuhan fisik yang terarah Pola ini memiliki dua prinsip atau hukum perkembangan, yaitu prinsip cephalocaudal dan prinsip proximodistal 1) cephalocaudal atau head to tail direction (dari arah kepala kemudian ke kaki). Pola pertumbuhan dan perkembangan ini dimulai dari kepala yang ditandai dengan perubahan ukuran kepala yang lebih besar, kemudian berkembang kemampuan untuk menggerakkan lebih cepat dengan menggelengkan kepala dan dilanjutkan kebagian ekstremitas bawah lengan, tangan, dan kaki. 2) Proximodistal atau near for direction. Pola ini dimulai dengan menggerakkan anggota gerak yang paling dekat dengan



21



pusat/sumbu tengah kemudian menggerakkan anggota gerak yang lebih jauh atau kearah bagian tepi, seperti menggerakkan bahu terlebih dahulu lalu jari-jari. b. Pola perkembangan dari umum ke khusus Pola ini dikenal dengan nama pola mass to specific atau to complex. Pola pertumbuhan dan perkembangan ini dapat dimulai dengan menggerakkan daerah yang lebih umum dahulu baru kemudian daerah yang lebih kompleks, seperti melambaikan tangan kemudian baru memainkan jarinya atau menggerakkan lengan atas bawah telapak tangan sebelum menggerakkan jari tangan atau menggerakkan badan atau tubuhnya sebelum mempergunakan kedua tungkainya untuk menyangga, melangkah, dan atau berjalan 4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Setiap manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda-beda antara satu dengan manusia lainnya, bisa dengan cepat bahkan lambat, tergantung pada individu dan lingkungannya. Proses tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor di antaranya: a. Faktor herediter/genetik Merupakan faktor keturunan secara genetik dari orang tua kepada anaknya. Faktor ini tidak dapat berubah sepanjang hidup manusia, dapat menentukan beberapa karkteristik seperti jenis kelamin, ras, rambut, warna mata, pertumbuhan fisik, dan beberapa keunikan sifat dan sikap tubuh seperti temperamen. Faktor ini dapat ditentukan pembelahan



dengan



adanya



sel telur,



intensitas dan kecepatan dalam



tingkat



sensitifitas jaringan



terhadap



rangsangan, umur pubertas, dan berhentinya  pertumbuhan tulang. Potensi genetik yang berkualitas hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan yang positif agar memperoleh hasil yang optimal. b. Faktor Lingkungan/ eksternal



22



Lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi individu setiap hari mulai lahir sampai akhir hayatnya, dan sangat mempengaruhi tercapinya atau tidak potensi yang sudah ada dalam diri manusia tersebut sesuai dengan genetiknya. Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu: 1) Lingkungan pranatal (faktor lingkungan ketika masih dalam kandungan) Faktor prenatal yang berpengaruh antara lain gizi ibu pada waktu hamil, faktor mekanis, toksin atau zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, stress, imunitas, dan anoksia embrio. 2) Lingkungan



postnatal



(



lingkungan



setelah



kelahiran )



Lingkungan postnatal dapat di golongkan menjadi : a) Lingkungan biologis, meliputi ras, jenis kelamin, gizi, perawatan



kesehatan,



penyakit



kronis,



dan



fungsi



metabolisme. b) Lingkungan fisik, meliputi sanitasi, cuaca, keadaan rumah, dan radiasi. c) Lingkungan psikososial, meliputi stimulasi, motivasi belajar, teman sebaya, stress, sekolah, cinta kasih, interaksi anak dengan orang tua. d) Lingkungan keluarga dan adat istiadat, meliputi pekerjaan atau pendapatan keluarga, pendidikan orang tua, stabilitas rumah tangga, kepribadian orang tua. c. Faktor Status Sosial ekonomi Status sosial ekonomi dapat berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Anak yang lahir dan dibesarkan dalam lingkungan status sosial yang tinggi cenderung lebih dapat tercukupi kebutuhan gizinya dibandingkan dengan anak yang lahir dan dibesarkan dalam status ekonomi yang rendah. d. Faktor nutrisi   Nutrisi adalah salah satu komponen penting dalam menunjang kelangsungan proses tumbuh kembang. Selama masa tumbuh



23



kembang, anak sangat membutuhkan zat gizi seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air. Apabila kebutuhan tersebut tidak di penuhi maka  proses tumbuh kembang selanjutnya dapat terhambat. e. Faktor kesehatan Status kesehatan dapat berpengaruh pada pencapaian tumbuh kembang. Pada anak dengan kondisi tubuh yang sehat, percepatan untuk tumbuh kembang sangat mudah. Namun sebaliknya, apabila kondisi status kesehatan kurang baik, akan terjadi perlambatan. 5. Ciri-ciri Pertumbuhan dan Perkembangan Menurut Soetjiningsih, tumbuh kembang anak dimulai dari masa konsepsi sampai dewasa memiliki ciri-ciri tersendiri yaitu : a. Tumbuh kembang adalah proses yang kontinyu sejak konsepsi sampai maturitas (dewasa) yang dipengaruhi oleh faktor bawaan daan lingkungan. b. Dalam periode tertentu terdapat percepatan dan perlambatan dalam proses tumbuh kembang pada setiap organ tubuh berbeda. c. Pola perkembangan anak adalah sama, tetapi kecepatannya berbeda antara anak satu dengan lainnya. d. Aktivitas seluruh tubuh diganti dengan respon tubuh yang khas oleh setiap organ. Secara garis besar tumbuh kembang dibagi menjadi 3 yaitu: a. Tumbuh kembang fisik Tumbuh kembang fisik meliputi perubahan dalam ukuran besar dan fungsi organisme atau individu. Perubahan ini bervariasi dari fungsi tingkat molekuler yang sederhana seperti aktifasi enzim terhadap diferensi sel, sampai kepada proses metabolisme yang kompleks dan perubahan bentuk fisik di masa pubertas. b. Tumbuh kembang intelektual Tumbuh kembang intelektual berkaitan dengan kepandaian berkomunikasi dan kemampuan menangani materi yang bersifat



24



abstrak dan simbolik, seperti bermain, berbicara, berhitung, atau membaca. c. Tumbuh kembang emosional Proses tumbuh kembang emosional bergantung pada kemampuan bayi umtuk membentuk ikatan batin, kemampuan untuk bercinta kasih. 6. Tahap-tahap Tumbuh Kembang Anak Usia 0-9 Bulan Tahap Usia Perkembangan Anak (Usia 0-9 Bulan) sebagai berikut : a. Bayi Baru Lahir - 1 Bulan Pada tahap ini, bayi akan kehilangan sekitar 10% berat badan pada hari kedua setelah lahir. Namun hal ini merupakan hal yang normal. Dia akan mendapatkan berat lahirnya kembali ketika memasuki minggu kedua. Setelah itu, berat bayi akan bertambah 30 gram setiap harinya. Dalam 1 bulan panjang badan bayi juga akan bertambah sekitar 3-4 cm dari panjang lahirnya. Selain itu, lingkar kepala juga akan bertambah hingga 2,5 cm. Mata bayi pada tahap ini normal terlihat seperti belum fokus dan kadang terlihat seperti juling. Terkadang mimik bayi seperti “terkejut”. Hal ini disebut jittery dan merupakan hal yang wajar. Namun, perlu dibedakan jittery dengan kejang. Pada tahap ini, bayi belum dapat berkomunikasi dengan baik. Semua diutarakan melalui perkembangan



bayi



dengan



tangisan. kita menggendong



dapat



membantu



sambil menatap



wajahnya, berbicara atau bernyanyi dengan lembut, mengayun bayi dengan lembut, dan jangan terlalu lama merespons tangisan bayi. b. Bayi 1-3 Bulan Pada tahap ini, berat bayi akan bertambah sekitar 680-910 gram setiap bulannya. Panjang badan akan bertambah sekitar 2,5 cm setiap bulannya. Lingkar kepala juga akan bertambah sekitar 1,25 cm setiap bulan. Pada usia ini, biasanya perkembangan bayi sudah bisa :



25



1) Mengangkat kepala dan dadanya ketika berada dalam posisi tengkurap. 2) Mata sudah mulai merespons dengan mengikuti gerakan benda dan cahaya di sekitarnya. 3) Memainkan jari-jarinya dengan cara membuka dan menutup jari, menggenggam benda di tangan, serta memasukkan jari ke dalam mulut. 4) Sudah dapat memainkan kakinya. 5) Mampu membedakan suara yang dikenal dengan suara lainnya. 6) Mencoba mengambil benda-benda yang menggantung, meski dia belum mampu menggapainya. c. Bayi usia 4-6 Bulan Pertumbuhan bayi pada usia ini, sudah memiliki berat badan sekitar 2 kali berat lahir. Panjang badannya bertambah sekitar 1,25-2,5 cm per bulannya. Lingkar kepala juga bertambah sekitar 1,25 cm per bulannya. Tumbuh kembang bayi pada usia ini sudah bisa: 1) Tersenyum kepada orang asing yang mengajak bermain atau berbicara kepadanya. 2) Sudah mulai bisa kontak mata dengan orang sekitar. 3) Sudah mampu berguling dari posisi telungkup ke telentang, begitu pula sebaliknya. 4) Mulai mengoceh satu atau dua patah kata walau masih belum jelas. 5) Kakinya sudah mampu menjejak lantai jika diberdirikan. 6) Sudah mampu duduk meski harus disangga. d. Bayi usia 7-9 Bulan Pada tahap ini pertumbuhan bayi umumnya bertambah berat sekitar 450 gram setiap bulannya. Biasanya bayi laki-laki akan lebih berat



dibandingkan perempuan.



Setiap



bulannya bayi akan



bertambah sekitar 1,25 cm dan lingkar kepala 0,6 cm.



26



Selama periode ini, bayi sudah dapat: 1) Merangkak dan mendorong sedikit demi sedikit badannya menggunakan lengan atau kaki, serta merangkak menggunakan tangan dan lutut. 2) Sudah mampu duduk sendiri dari posisi merangkak tanpa harus dipegangi atau disangga. 3) Sudah mampu belajar berdiri dengan cara berpegangan. 4) Sudah dapat berkata mama dengan jelas. 5) Dapat mengangkat sesuatu dengan ibu jari dan telunjuk.



BAB III PENUTUP A. Simpulan Denver Development Screening Test (DDST) adalah salah satu dari metode screening terhadap kelainan perkembangan anak, test ini bukanlah test diagnosa atau test IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode screening yang baik. Test ini dikembangkan pada 6 tahun pertama kehidupan anak, dengan penekanan pada 2 tahun pertama mudah dan cepat (15-20 menit), dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang baik. Denver Development Screening Test (DDST) 1 sampai 9 bulan merupakan metode screening terhadap kelainan perkembangan anak 1 sampai 9 bulan. DDST sangat bermanfaat untuk menilai tingkat perkembangan anak sesuai dengan usianya, menilai tingkat perkembangan anak yang tampak sehat, menilai tingkat perkembangan anak yang tidak menunjukkan gejala kemungkinan adanya kelainan perkembangan, memastikan anak yang diduga mengalami kelainan perkembangan dan memantau anak yang beresiko mengalami kelainan perkembangan. Pada



pembahasan laporan makalah ini dijelaskan tentang



menggunakan Denver Development Screening Test (DDST) pada usia 1 sampai 9 bulan. B. Saran Laporan makalah tentang Denver Development Screening Test (DDST) pada usia 1 sampai 9 bulan diharapkan memberi manfaat bagi pembaca terutama pemahaman yang berhubungan dengan perkembangan anak usia 1 sampai 9 bulan.



25



DAFTAR PUSTAKA Andriana D. 2011. Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Anak. Jakarta: Salemba Medika. Behrman, Robert M, Kiegman, Ann M.Arvin. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Volume 3 Edisi 15. Jakarta: EGC Chamidah, N Perkembangan



Nur.



2009. Deteksi



Dini Gangguan Pertumbuhan Dan



Anak. UNY



Kementerian Kesehatan RI. 2016. INFODATIN Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI Situasi Balita Pendek. Jakarta Selatan. Narendra, M.S, dkk. 2002. Buku Ajar I Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Edisi Pertama IDAI. Jakarta: Sagung Seto. Pawar, Manisha N, Nursing Scholar, and M G M College. (2017). “Effect of Stripping of the Umbilical Cord Blood towards the Baby at Birth on Hematological and Developmental Outcome in Infants.” 3(50): 506–10 Soetjiningsih. 2013. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC Wong. 2000. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Volume 1.2. Jakarta: EGC.



26