Laporan Manajemen [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG KEPODANG ATAS RSUD AJIBARANG



Disusun oleh: 1. EDI WIBOWO



7. SAINO



2. HARIS USMAN



8. ERIK KUNCORO



3. DIANA AGUSTINA



9. ARYUDHA PRAMUDIANTO



4. SITI ROBI’AH



10. ARIFAH LUTHFI



5. KEN UTARI EKOWATI



11. DIDIK DHANI IRAWAN



6. FAEZAL RENDRA M



PRAKTIK PROFESI NERS STASE STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA 2022



2



KATA PENGANTAR Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat, taufik, hidayah, dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan “Laporan Manajemen di Ruang Kepodang Atas RSUD Ajibarang”. Penyusunan laporan Stase Manajemen Keperawatan ini dimaksudkan untuk memenuhi prasyarat stase Manajemen Keperawatan guna memperoleh gelar Ners pada pada program studi Profesi Ners Universitas Harapan Bangsa Purwokerto. Dalam proses penyusunannya kami mendapatkan banyak bantuan dari pembimbing klinik, pembimbing akademik dan berbagai pihak lainnya, karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada semua yang telah memberikan masukan, saran, dan dukungannya. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini dapat memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Akhirnya laporan manajemen ini dapat terselesaikan. Kelompok Manajemen menyadari bahwa laporan Stase Manajemen Keperawatan ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan agar dapat menghasilkan laporan yang lebih baik. Semoga laporan Stase Manajemen Keperawatan ini bermanfaat serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi pihak yang membutuhkannya. Ajibarang, 21 Februari 2022 Penyusun



3



DAFTAR ISI COVER KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I : Pendahuluan A. Latar Belakang ……………………………………………………………….. B. Tujuan Praktik ……………………………………………………………….. C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ……………………………………………… D. Cara Pengkajian ……………………………………………………………… E. Praktikan ………………………………………………………………………. BAB II : Kajian Situasi Manajemen Keperawatan Ruang Kepodang Atas A. Kajian Situasi RSUD Ajibarang………………………………………… 1. Visi Rumah Sakit ……………………………………………………. 2. Misi Rumah Sakit ………………………………………………………….. 3. Moto Rumah Sakit ………………………………………………………… 4. Falsafah Rumah Sakit ……………………………………………… B. Kajian Situasi Di Ruang Kepodang Atas 1. Profil dan Gambaran Umum Ruang Kepodang Atas …………………… 2. Unsur Input …………………………………………………………………. a. Pasien ……………………………………………………………………. b. Peserta Didik ……………………………………………………………. c. Ketenagaan …………………………………………………………….. d. Fasilitas dan Alat …………………………………………………….. e. Metode …………………………………………………………………. f. Sumber Dana ………………………………………………………….. 3. Unsur Proses ………………………………………………………………. a. Proses asuhan keperawatan …………………………………………… b. Proses menejemen ……………………………………………………… c. Penggerakan ……………………………………………………………



4



d. Pengawasan …………………………………………………………….. 4. Unsur Output ………………………………………………………………. a. Efisiensi ruang rawat ………………………………………………… b. Instrumen A ………………………………………………………….. c. Instrumen B ………………………………………………………….. d. Instrumen C …………………………………………………………. e. Mutu Pelayanan Keperawatan ………………………………………



5



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan sebagai fenomena yang harus direspon oleh perawat. Respons yang ada harus bersifat kondusif dengan pengelolaan keperawatan dan langkah-langkah konkret dalam pelaksanaannya. Manajemen Keperawatan di Indonesia di masa depan perlu mendapatkan prioritas utama dalam pengembangan. Hal ini bekaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di Indonesia. Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan yang profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan menjadi bagian terdepan dari pelayanan kesehatan yang menentukan kualitas pelayanan di rumah sakit. Keberadaan keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan dala situasi yang komplek selain 24 jam secara berkesinambungan melibatkan klien, keluarga maupun tenaga kesehatan yang lain. Hubber (2010) mengatakan pelayanan rumah sakit adalah pelayanan keperawatan, sedangkan menurut Gillies (2012) sekitar 40%-60% pelayanan rumah sakit adalah pelayanan keperawatan. Oleh karena itu pengelolaan pelayanan keperawatan harus mendapatkan perhaatian yang lebih dan menyeluruh karena pelayanan keperawatan sangat menentukan baik buruknya citra rumah sakit. Nursalam (2011) mengatakan untuk mewujudkan pelayanan kegawatan yang berkualitas sesuai dengan visi dan misi rumah sakit tidak terlepas dari proses menejemen, yang merupakan suatu pendekatan dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan organisasi. Manajemen tersebut mencakup kegiatan planning, organizing, actuating, controlling (POAC) terhadap staf, sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi.



6



Manajemen keperawatan merupakan suatu bentuk koordinasi dan integrasi sumber-sumber keperawatan dengan menerapkan proses manajemen untuk mencapai tujuan dan obyektifitas asuhan keperawatan dan pelayanan keperawatan. Manajemmen keperawatan dapat didefinisikan sebagai proses dari perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan untuk mencapai tujuan. Proses manajemen keperawatan memahami dan memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksanaan serta mengelola kegiatan keperawatan. Sebagaimana proses keperawatan terdiri atas pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan pelaksanaan dan evaluasi (Nursalam, 2011). Karena manajemen keperawatan mempunyai kekhususan terhadap mayoritas tenaga daripada seorang pegawai, maka setiap tahapan didalam proses manajemen lebih rumit dibandingkan dengan proses keperawatan. Konsep yang harus dikuasai adalah konsep tentang pengelolaan bahan, konsep manajemen keperawatan, perencanaan, pelaksanaan secara operasioanal, khususnya dalam pelaksanaan model asuhan keperawatan (Nursalam, 2015). Manajemen keperawatan merupakan suatu pelayanan keperawatan profesional dengan pengelolaan sekelompok perawat dalam suatu tempat yang memberikan asuhan keperawatan secara optimal dengan menggunakan fungsi manajemen, untuk itu manajemen keperawatan perlu mendapat prioritas utama dalam pengembangan keperawatan di masa depan. Hal ini berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi. Berdasarkan hasil pengkajian awal pada tanggal 21 sampai 23 Februari di ruang Kepodang Atas RSUD Ajibarang didapatkan bahwa sistem manajemen dalam keperawatan profesional sudah dilaksanakan namun masih belum optimal. Pelayanan asuhan keperawatan yang optimal akan terus sebagai suatu tuntutan bagi organisasi pelayanan kesehatan. Kualitas pelayanan keperawatan pada saat ini melibatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku dari para praktisi, klien keluarga dan dokter. Saat mendefinisikan kualitas keperawatan, perlu diperhitungkan nilai – nilai dasar keyakinan para perawat serta cara



7



mengorganisasikan asuhan keperawatan tersebut. Latar belakang dalam pemberian tugas dalam mutu asuhan yang berorientasi teknik, mungkin akan didefinisikan cukup berbeda dengan keperawatan yang lebih holistik dan ada kemungkinan bahwa metode keperawatan hanya merupakan prosedur dan teknik bukannya interpersonal dan kontekstual yang berkaitan dengan mutu asuhan. Salah satu cara untuk mendapatkan ketrampilan manajemen keperawatan yang handal selain didapatkan dibangku perkuliahan juga harus melalui pembelajaran ditempat praktik manajemen di RSUD Ajibarang dengan arahan pembimbing rumah sakit dan pembimbing institusi. Dengan adanya praktek tersebut diharapkan mahasiswa mampu menerapkan ilmu yang didapatkan dan mengelola ruang perawatan dengan pendekatan proses manajemen. Perubahan dan perkembangan yang terjadi perlu diikuti dengan perbaikan standar mutu rumah sakit di Indonesia. Perubahan tersebut didasarkan pada akreditasi rumah sakit versi sSNARS Edisi 1.1 yang terdiri dari 15 bab yang meliputi (1) sasaran keselamatan pasien (2) akses ke rumah sakit dan kontinuitas pelayanan (3) hak pasien dan keluarga (4) asesmen pasien (5) pelayanan dan asuhan pasien (6) pelayanan anastesi dan bedah (7) pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat (8) manajemen komunikasi dan edukasi (9) peningkatan mutu dan keselamatan pasien (10) pencegahan dan pengendalian infeksi (11) tata kelola rumah sakit (12) manajemen fasilitas dan keselamatan (13) kompetensi dan kewenangan staf (14) manajemen informasi dan rekam medik (15) program nasional (16) integrasi pendidikan kesehatan dalam pelayanan ruimah sakit. Pada tahun 2019, RSUD Ajibarang telah melakukan proses penilaian akreditasi rumah sakit. Standar akreditasi yang baru harus diimplementasikan secara optimal, sehingga perlu monitoring dan pembenahan di berbagai sektor. Kerjasama dari berbagai pihak yang terlibat dalam terselenggaranya pelayanan di rumah sakit sangat diperlukan untuk mencapai mutu pelayanan yang lebih baik, salah satunya adalah asuhan keperawatan di ruang rawat inap. Asuhan keperawatan memberikan banyak kontribusi dalam penilaian standar mutu rumah sakit, dimana terdapat poin penilaian kelompok standar berfokus pada pasien dan kelompok sasaran keselamatan pasien. Perawat di



8



ruang rawat inap selalu berhubungan dengan pelayanan kepada pasien, sehingga patient safety merupakan hal yang diutamakan dalam pemberian asuhan keperawatan. Jika patient safety sudah berjalan dengan baik maka akan berdampak pada pemberian asuhan yang aman bagi pasien dan tidak mengakibatkan kerugian baik bagi pasien dan keluarga maupun bagi perawat. Dalam pencapaian hal tersebut memerlukan sistem manajemen yang baik dan sesuai dengan standar dalam memberikan pelayanan kesehatan. Pemberian pelayanan pada pasien di ruang rawat inap melibatkan berbagai unsur pengelola ruangan, termasuk di dalamnya mahasiswa keperawatan yang sedang praktik di ruangan tersebut. Strategi yang dapat dilaksanakan oleh mahasiswa Program Profesi Ners Universitas Harapan Bangsa dalam stase manajemen keperawatan yaitu dengan mengaplikasikan secara langsung pengetahuan manajerial di Ruang Kepodang Atas RSUD Ajibarang dengan arahan dari pembimbing lapangan maupun dari pembimbing akademik. Ruang Kepodang Atas adalah ruang rawat inap anak dengan fasilitas kelas I, kelas II dan kelas III. Model pengorganisasian ruang Kepodang Atas adalah MPKP tim modifikasi. Hasil wawancara dengan kepala ruang didapatkan informasi bahwa saat ini manajemen sedang melakukan penataan yang disesuaikan dengan standar akreditasi. Disamping itu permasalahan yang masih terjadi di ruangan tersebut adalah sistem manajerial yang belum maksimal. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya untuk mendukung tercapainya sistem manajerial dan mutu pelayanan yang optimal sesuai dengan standar akreditasi. Melalui praktik manajemen mahasiswa profesi ners Universitas Harapan Bangsa diharapkan dapat memfasilitasi terselenggaranya manajemen dan asuhan keperawatan yang lebih baik. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Setelah melakukan praktik manajemen keperawatan selama 3 minggu di Ruang Kepodang Atas RSUD Ajibarang diharapkan mahasiswa mampu melakukan manajemen dalam mengelola asuhan keperawatan dan menjadi role model di ruang rawat inap dengan menggunakan keterampilan



9



manajemen dan strategi kepemimpinan sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan profesional yang berkualitas. 2. Tujuan khusus Setelah melaksanakan praktik manajemen keperawatan di ruang Kepodang Atas RSUD Ajibarang mahasiswa mampu: 1) Mengidentifikasi, menganalisa, serta menetapkan masalah dan prioritas masalah 2) Merencanakan kegiatan berdasarkan prioritas masalah yang telah dianalisa 3) Mengorganisasikan



kegiatan



berdasarkan



perencanaan



yang



telah



ditetapkan 4) Melaksanakan praktik MPKP dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan 5) Melakukan kontroling serta evaluasi praktik MPKP dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan praktik profesi stase manajemen keperawatan ini, direncanakan berlangsung dari tanggal 21 Februari sampai dengan 11 Maret 2021. Mahasiswa akan mempraktekkan proses-proses manajemen keperawatan yang dilaksanakan di Ruang Kepodang Atas RSUD Ajibarang. D. Cara Pengkajian Praktik manajemen keperawatan ini dilakukan dengan cara pengkajian proses manajemen yang meliputi : 1.



Observasi Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data tentang kondisi ruangan, inventaris ruang, proses asuhan keperawatan yang dilakukan perawat pada pasien.



2.



Wawancara Wawancara dilakukan kepada kepala ruang, perawat primer, perawat pelaksana dan pasien untuk mengumpulkan data tentang proses pelayanan pasien, dan proses pelayanan yang dilakukan oleh perawat.



3.



Studi dokumentasi



10



Studi dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai karakteristik pasien, ketenagaan dokumentasi proses keperawatan, struktur organisasi, prosedur tetap ruangan, inventaris ruangan, dan instrument ruang. 4.



Angket Angket digunakan untuk mendapatkan informasi pasien di ruang Kepodang Atas



E. Praktikan Mahasiswa praktik stase manajemen di ruang Kepodang Atas adalah mahasiswa profesi ners Universitas Harapan Bangsa dengan nama anggota kelompok sebagai berikut: Edi Wibowo, S.Kep



210104035



Haris Usman, S.Kep.



210104051



Diana Agustina, S.Kep.



210104029



Siti Robiah, S.Kep.



210104094



Ken Utari Ekowati, S.Kep.



210104059



Faezal Rendra, S.Kep.



210104040



Saino, S.Kep.



210104088



Erik Kuncoro, S.Kep.



210104038



Aryudha Pramudianto, S.Kep



210104018



Arifah Luthfi, S.Kep



210104017



Didik Dhani Irawan, S.Kep



210104031



11



BAB II KAJIAN SITUASI MANAJEMEN KEPERAWATAN RUANG KEPODANG ATAS A. Kajian Situasi RSUD Ajibarang Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ajibarang yang awalnya merupakan Unit Rawat Inap Puskesmas I Ajibarang yang berdiri pada tahun 1997, kemudian oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas dikembangkan menjadi RSUD Ajibarang yang mulai operasional pada Januari 2007. RSUD Ajibarang terletak di Jalan Raya Pancasan, Desa Ajibarang Wetan, Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas. Lokasi RSUD Ajibarang sangat strategis karena berada di jalur pertemuan jalan utama pantai utara (Jalur Purwokerto - Tegal/Brebes) dan jalan utama pantai selatan (Jalur Purwokerto - Cilacap). RSUD Ajibarang merupakan rumah sakit yang sedang berkembang, dimana salah satunya adalah pengembangan kompetensi



pegawai.



Dalam hal ini RSUD Ajibarang



memfasilitasi hal tersebut dengan adanya instalasi PSDM (Pengembangan Sumber Daya Manusia) atau diklat. 1.



Visi Rumah Sakit Umum Daerah Ajibarang Visi RSUD Ajibarang adalah Menjadi Rumah Sakit Unggulan Dengan Pelayanan Profesional



2.



Misi Rumah Sakit Umum Daerah Ajibarang Misi RSUD Ajibarang adalah menyelenggarakan pelayanan bermutu yang berorientasi pada pasien



3.



Motto Rumah Sakit Umum Daerah Ajibarang Motto RSUD adalah CERIA ( Cepat, Efisien, Ramah, Ikhlas, Aman)



4.



Falsafah Rumah Sakit Umum Daerah Ajibarang Falsafah RSUD Ajibarang adalah kebersamaan, profesionalisme, kejujuran, keterbukaan, bertanggung jawab, proporsional, dan disiplin



12



B. Kajian situasi di ruang Kepodang Atas 1. Profil dan Gambaran Umum Ruang Kepodang Atas Ruang Kepodang Atas adalah satu-satunya ruang perawatan anak di RSUD Ajibarang. Ruang tersebut berada di lantai 2 gedung RSUD Ajibarang. Ada 8 ruang perawatan yaitu 2 kamar kelas 1, 2 kamar kelas II, 2 kamar kelas III, dan 2 kamar isolasi. Kelas I merupakan ruangan ber AC dan terdiri dari 2 bed, Kelas II merupakan ruangan biasa dan terdiri dari 2 bed, Kelas III terdiri dari 5 bed dan 2 kamar mandi, uang isolasi terdiri dari 2 bed dan 1 kamar mandi. Terdapat juga ruang tindakan, ruang perawat, dan ruang istirahat perawat. Pembagian tempat tidur bagi pasien didasarkan oleh diagnosis pasien, ruang 1, 2, 3 diperuntukkan bagi pasien dengan diagnosis selain respiratory. Kamar 6, 7, 8 diperuntukkan bagi pasien dengan diagnosis respiratory karena kamar 6,7,8 sudah dilengkapi dengan exhaust fan agar laju sirkulasi di dalam ruangan menjadi lebih lancar. Ruang isolasi diperuntukkan bagi pasien dengan penyakit infeksi. Walaupun ruang Kepodang Atas merupakan ruang perawatan anak, tetapi ruangan ini belum memiliki ruang bermain anak sehingga anak-anak dapat menjadi bosan ketika sedang dirawat. Kesediaan sarana dan prasarana yang terdapat di ruangan ini cukup lengkap dan terpelihara, antara lain tas emergency, cek gula darah, tensimeter digital anak namun alat detector vena tidak ada di ruangan. Sepuluh penyakit teratas di Ruang Kepodang Atas adalah GEA (Gastroenteritis Akut) 28,95%, KDS (Kejang Demam Sederhana) 15,79%, Pneumonia 10,53%, KDK (Kejang Demam) 10,53%, Suspek Covid-19 7,89%, Bronkopneumonia 7,89%, DHF 5,26%, ISK 5,26%, DCA (Diare Cair Akut) 2,63%, dan Anemia 2,63%. Ruang Kepodang Atas memiliki kegiatan monitoring dan evaluasi yang rutin dilakukan, kegiatan yang dimaksud adalah rapat koordinasi ruangan dan meeting morning, serta rapat lainnya. Rapat koordinasi ruangan dilakukan satu kali dalam sebulan sedangkan meeting morning dilakukan setiap hari kecuali hari minggu dan hari libur.



13



a.



Denah Ruang Kepodang Atas



Ruang Tindakan



Nurse Station



K1



K8



K2



K7



K3



K6



K4



K5 Gambar 1.1 denah ruang Kepodang Atas



14



b. Struktur Organisasi Ruang Kepodang Atas STRUKTUR ORGANISASI RUANG KEPODANG ATAS RSUD AJIBARANG



DIREKTUR KABID PELAYANAN DAN KEPERAWATAN KOMITE KEPERAWATAN



KA. INSTALASI RAWAT INAP KEPALA RUANG Deny Achiriyati,S.Kep,.Ns



Katim I Meilalin Siswanti,S.Kep,.Ns



KEPALA SEKSI KEPERAWATAN Case Manager



Katim II Ari Andriani, AMd.Kep



PEMBERI ASUHAN Catur Setya U, A.Md.Kep



PEMBERI ASUHAN Endah Annisa, S.Kep,. Ns



PEMBERI ASUHAN Supriyanti, A.Md.Kep



PEMBERI ASUHAN Eko Argo, AMK



PEMBERI ASUHAN Atika P, A.Md.Kep



PEMBERI ASUHAN Teni Atiqoh, A.Md.Kep



PEMBERI ASUHAN Ratna S, A.Md.Kep



PEMBERI ASUHAN Amalinda Priherlin, A.Md.Kep



PEMBERI ASUHAN Desy Risky, A.Md.Kep Keterangan :



: garis komando : garis koordinasi



2. Unsur Input Gambar 1.2 Struktur organisasi ruang Kepodang Atas RSUD Ajibarang 2022



15



a. Pasien Ruang Kepodang Atas memberikan pelayanan kepada pasien anak dengan kasus bedah maupun dalam. Kapasitas tempat tidur ( TT ) di ruang Kepodang Atas mencapai 21 TT. Daftar 10 penyakit terbanyak di ruang Kepodang Atas pada tahun 2021 adalah sebagai berikut GEA, KDS, Pneumonia, KDK, Suspek Covid 19, Bronkhopneumonia, DHF, ISK, DCA, Anemia. Pasien yang berkunjung di RSUD Ajibarang dan dirawat di ruang Kepodang Atas rata-rata merupakan pasien yang berasal dari daerah Ajibarang dan sekitarnya. Pasien di RSUD Ajibarang merupakan rujukan dari Puskemas, bidan/dokter praktek pribadi atau rumah sakit swasta. Tabel 1.1 : 10 Besar Diagnosa Ruang Kepodang Atas RSUD Ajibarang Tahun 2021 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



GEA KDS Pneumonia KDK Suspek COVID 19 Bronkopneumonia DHF ISK DCA Anemia



Jenis Penyakit



Jumlah 115 82 62 43 42 41 39 22 19 17



b. Peserta Didik 1) Kajian Teori Peserta



didik



adalah



anggota



masyarakat



yang



berusaha



mengembangkan diri lewat proses pendidikan. Peserta didik merupakan sosok yang membutuhkan bantuan orang lain untuk bisa tumbuh dan berkembang ke arah kedewasaan (Hiryanto, 2014). 2) Kajian Data Di Ruang Kepodang Atas pada bulan Januari-Februari 2022 terdapat 34 mahasiswa praktik. Rinciannya sebagai berikut: 2 mahasiswa program Profesi Ners Unsoed, 27 mahasiswa Profesi Keperawatan Stikes



16



Harapan Bangsa dan 5 mahasiswa Profesi Keperawatan Universitas Muhamadiyah Purwokerto. Tabel 1.2 Daftar Mahasiswa Praktek Bulan Januari - Febuari 2022 Nama Institusi



Jumlah



Stase



Mahasiswa Profesi



Keperawatan



2 orang



Pelaksanaan Anak



UNSOED Profesi STIKES



Waktu 2 – 22 Januari 2022



Keperawatan



6 orang



Anak



Harapan



3 – 7 Januari 2022



Bangsa Profesi STIKES



Keperawatan



3 orang



Anak



Harapan



17 – 21 Januari 2022



Bangsa Profesi STIKES



Keperawatan



2 orang



Anak



Harapan



24 – 28 Januari 2022



Bangsa Profesi STIKES



Keperawatan



3 orang



Anak



Harapan



31 Januari – 4 Februari 2022



Bangsa Profesi STIKES



Keperawatan



2 orang



Anak



Harapan



7 – 11 Februari 2022



Bangsa Profesi STIKES



Keperawatan



11 orang



Management 21 Februari –



Harapan



11 Maret 2022



Bangsa Profesi UMP



Keperawatan



5 orang



Anak



21







26



Februari 2022



17



3) Analisis Berdasarkan hasil kajian yang didapat dapat simpulkan bahwa peserta didik menerapkan ilmu yang diperoleh di akademik ke dalam dunia kerja nyata. c. Ketenagaan a) Kuantitas Kajian Teori Keberhasilan suatu organisasi rumah sakit sangat tergantung pada kemampuan manajemen dalam menyerasikan unsur-unsur karyawan atau tenaga perawat dengan sistem, struktur organisasi, teknologi, tugas, budaya kerja, dan lingkunganya. Hal ini telah disadari bahwa SDM sering kali menjadi penyebab kegagalan suatu organisasi. Oleh karena itu penetapan SDM di rumah sakit dalam hal ini tenaga perawat perlu diperhatikan. Penetapan jumlah tenaga keperawatan adalah proses membuat perencanaan untuk menentukan berapa banyak jumlah perawat yang bekerja di setiap ruangan. Untuk keperluan itu beberapa ahli telah mengembangkan beberapa formula untuk menilai dan membandingkan kebutuhan perawat sesuai beban kerja dan kebutuhan ruangan. Perhitungan tenaga perawat Didalam penerapan kebutuhan ketenagakerjaan harus diperhatikan adanya faktor yang terkait beban kerja perawat, diantaranya jumlah klien yang dirawat/hari/bulan/tahun



dalam



suatu



unit,



kondisi



atau



tingkat



ketergantungan klien, rata-rata hari perawatan klien, pengukuran perawatan langsung dan tidak langsung, frekuensi tindakan yang dibutuhkan, rata-rata waktu keperawatan langsung dan tidak langsung dan pemberian cuti Menurut Suyanto (2018), hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perhitungan tenaga kerja perawat sebagai berikut: (1) Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan tenaga keperawatan; (2) Faktor klien, meliputi: tingkat kompleksitas pasien, kondisi pasien sesuai dengan jenis penyakit



18



dan usianya, jumlah pasien dan fluktuasinya, keadaan sosial ekonomi,dan harapan pasien dan keluarga; (3) Faktor tenaga, meliputi: jumlah dan komposisi tenaga keperawatan, kebijakan pengaturan dinas, uraian tugas perawat, kebijakan personalia, tingkat pendidikan dan pengalaman kerja, tenaga perawat spesialis, dan sikap etis profesional; (4) Faktor lingkungan, meliputi: tipe dan lokasi rumah sakit, lay out keperawatan, fasilitas dan jenis pelayanan yang diberikan, kelengkapan peralatan medik atau diagnostik, pelayanan penunjang dari instalasi lain, dan macam kegiatan yang dilaksanakan; (5) Faktor organisasi, meliputi: mutu pelayanan yang ditetapkan dan kebijakan pembinaan dan pengembangan. Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator-indikator berikut bersumber dari sensus harian rawat inap:  BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur) BOR menurut Huffman (1994) adalah “the ratio of patient service days to inpatient bed count days in a period under consideration”. Menurut Barber Johnson standar internasional BOR adalah 75-85%. Sedangkan menurut Depkes RI (2005), BOR adalah persentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005).  AVLOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat) AVLOS menurut Huffman (1994) adalah “The average hospitalization stay of inpatient discharged during the period under consideration”. AVLOS menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai AVLOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes, 2005).Rumus: AVLOS = Jumlah lama dirawat/Jumlah pasien keluar (hidup+mati)



19



 TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran) TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur.Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.  BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur) BTO menurut Huffman (1994) adalah “the net effect of changed in occupancy rate and length of stay”. BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu.Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali. Klasifikasi pasien Klasifikasi pasien adalah metode pengelompokkan pasien menurut jumlah dan kompleksitas persyaratan perawatan mereka. Dalam banyak sistem klasifikasi, pasien dikelompokkan sesuai dengan ketergantungan mereka pada pemberi perawatan dan kemampuan yang diperlukan untuk memberikan perawatan. Tujuan klasifikasi pasien adalah untuk mengkaji pasien dan pemberian nilai untuk mengukur jumlah usaha yang diperlukan untuk memenuhi perawatan yang dibutuhkan pasien (Gillies, 1994). Menurut Swanburg, tujuan klasifikasi pasien adalah untuk menentukan jumlah dan jenis tenaga yang dibutuhkan dan menentukan nilai produktivitas. Setiap kategori deskriptor empat perawatan (aktifitas sehari-hari, kesehatan umum, dukungan pengajar serta emosional, dan perlakuan sekitar pengobatan) dipakai untuk menunjukkan karakteristik dan tingkat perawat yang dibutuhkan pasien di dalam klasifikasi tersebut. Klasifikasi pasien sangat menentukan perkiraan kebutuhan tenaga. Hal ini dilakukan untuk menetapkan jumlah tenaga keperawatan sesuai dengan kategori yang dibutuhkan untuk asuhan keperawatan klien di setiap unit.



20



a)



Sistem klasifikasi pasien Kategori keperawatan klien menurut Swanburg (1999) terdiri dari: (1) Self-care Klien memerlukan bantuan minimal dalam melakukan tindak keperawatan dan pengobatan. Klien melakukan aktivitas perawatan diri sendiri secara mandiri. Biasanya dibutuhkan waktu 1-2 jam dengan waktu rata-rata efektif 1,5 jam/24 jam. (2) Minimal care Klien



memerlukan



bantuan



sebagian



dalam



tindakan



keperawatan dan pengobatan tertentu, misalnya pemberian obat intravena, dan mengatur posisi. Biasanya dibutuhkan waktu 3-4 jam dengan waktu rata-rata efektif 3,5 jam/24 jam. (3) Intermediate care Klien biasanya membutuhkan waktu 5-6 jam dengan waktu ratarata efektif 5,5 jam/24 jam. (4) Mothfied intensive care Klien biasanya membutuhkan waktu 7-8 jam dengan waktu ratarata efektif 7,5 jam/24 jam. (5) Intensive care Klien biasanya membutuhkan 10-14 jam dengan waktu rata-rata efektif 12 jam/24 jam. Metode lain yang sering digunakan di RS adalah metode menurut Douglas (1984), yang mengklasifikasi derajat ketergantungan pasien dalam tiga kategori, yaitu perawatan minimal, perawatan intermediate, dan perawatan maksimal atau total. a) Perawatan minimal Perawatan ini memerlukan waktu 1-2 jam/24 jam. Kriteria klien pada klasifikasi ini adalah klien masih dapat melakukan sendiri kebersihan diri, mandi, dan ganti pakaian, termasuk minum. Meskipun demikian klien perlu diawasi ketika melakukan ambulasi atau gerakan. Ciri-ciri lain pada klien dengan klasifikasi ini adalah



21



observasi tanda vital dilakukan setiap shift, pengobatan minimal, status psikologis stabil, dan persiapan prosedur memerlukan pengobatan. b) Perawatan intermediate Perawatan ini memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam. Kriteria klien pada klasifikasi ini adalah klien masih perlu bantuan dalam memenuhi kebersihan diri, makan dan minum. Ambulasi serta perlunya observasi tanda vital setiap 4 jam. Disamping itu klien dalam klasifikasi ini memerlukan pengobatan lebih dan sekali. Kateter foley atau asupan haluarannya dicatat. Dan klien dengan pemasangan infus serta persiapan pengobatan memerlukan prosedur. c) Perawatan maksimal atau total perawat ini memerlukan waktu 5-6jam/24 jam. Kriteria klien pada klasifikasi ini adalah klien harus dibantu tentang segala sesuatunya. Posisi yang diatur, observasi tanda vital setiap 2 jam, makan memerlukan selang NGT (Naso Gastrik Tube), menggunakan terapi intravena, pemakaian alat penghisap (suction), dan kadang klien dalam kondisi gelisah/disorientasi. Kajian Data a) Menurut Gillies (1982) Jumlah pasien : 18 pasien Keperawatan mandiri



:8x2



= 16 jam



Keperawatan partial



: 10 x 3 = 30 jam



Keperawatan total



:-



Keperawatan tidak langsung



: 18 x 1 = 18 jam



Penyuluhan kesehatan



: 18 x 0,25 = 4,5 jam



Total jam keperawatan perklien perhari = 68,5 / 18 = 3,8 jam



22



Kebutuhan tenaga perawat secara kuantitatif dapat dirumuskan dengan perhitungan sebagai berikut: A x B x 365



Tenaga perawat (TP) :



(365 – C) x jam kerja/hari



Keterangan : A : Jam efektif/24 jam: waktu perawatan yang dibutuhkan klien B



: BOR x jumlah tempat tidur



C



: Jumlah hari libur



365 : Jumlah hari kerja selama 1 tahun TP = 3,8 x 18 x 365 (365-76 hari) x 7 jam TP= 24,966 2.023 TP= 12,3 orang TP= 12 orang Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan : 12 + (20% x 12) : 12 + 2,4 : 14,4 = 14 Perawat b) Menurut Depkes (2002) Jumlah pasien : 18 pasien Asuhan keperawatan minimal



: 8 x 2 : 16 jam



Asuhan keperawatan sedang



:-



Asuhan keperawatan agak berat



: 10 x 4,15 = 41,5 jam



Asuhan keperawatan berat



:-



Total



: 57,5 jam



Jumlah jam/shift : 7 jam Kebutuhan perawat : 57,5 / 7 = 8,2 (dibulatkan : 8 perawat) Lost day



=



(52 + 12 + 14) 289



x8



23



= 264 /289 = 2,1



52+12+14 Factor koreksi: loss day = 289



X8



= 624 289 = 2,1 Tugas non keperawatan = (8+2,1)x25% = 10,1 x 0,25 = 2,5 Jadi, tenaga keperawatan yang dibutuhkan = jumlah tenaga yang tersedia + lostday + tugas non perawat = 8 + 2,1 + 2,5 = 12,6 = 13 (pembulatan) 9,25+1,93+2,375= 13,55= 13 orang c) Menurut Dauglass (1984) Kebutuhan tenaga perawat bulan. Diketahui : (1) Rata-rata pasien dirawat dengan perawatan minimal = 7 pasien (2) Rata-rata pasien dirawat dengan perawatan intermediet = 10 pasien (3) Rata-rata pasien dirawat dengan perawatan total = 0 pasien Rumus



Perhitungan



Tenaga



perawat



berdasarkan



formula



Douglasss Waktu Klasifikasi Minimal



Kebutuhan perawat Pagi 10 x 0,17 = 1,7



Sore 10 x 0,14 = 1,4



Malam 10 x 0,07 = 0,91



Intermediet 17 x 0,27 = 4,59 17x 0,15= 2,55



17 x 0,10 =1,7



Total



0 x 0,20 = 0



0 x 0,36 = 0



0 x 0,30 = 0



24



Jumlah



6,29



3,95



2,61



Kesimpulan: Pagi



: 6,29 (6 perawat)



Siang : 3,95 (4 perawat) Malam : 2,61 (3 perawat) Kualitas Kajian Teori Rumah sakit adalah organisasi yang unik dan kompleks karena ia merupakan institusi yang padat karya, mempunyai sifat-sifat dan ciri-ciri serta fungsi-fungsi yang khusus dalam proses menghasilkan jasa medik dan mempunyai berbagai kelompok profesi dalam pelayanan penderita. Mengingat adanya dinamika internal (perkembangan peran) dan tuntutan eksternal yang semakin berkembang, rumah sakit dihadapkan pada upaya penyesuaian diri untuk merespon dinamika eksternal dan fungsi integrasi potensial-potensial internal dalam melaksanakan tugas yang semakin kompleks. Dinamika internal dan tuntutan eksternal menyebabkan rumah sakit didalam melaksanakan fungsinya sebagai penyedia jasa pelayanan kesehatan masyarakat dituntut untuk mampu mengatasi permasalahan yang ada. Komitmen terhadap organisasi merupakan penerimaan tujuan dan nilai-nilai organisasi, dimana derajat dari komitmen didefinisikan sebagai kesediaan untuk mendedikasikan diri pada nilai dan tujuan organisasi. Kajian Data Berdasarkan hasil wawancara dan data dari ruang Kepodang Atas didapatkan jumlah tenaga pelaksana di ruang Kepodang atas saat ini adalah 1 perawat dengan rincian 1 kepala ruang, 2 ketua tim yang didampingi 4 penanggung jawab shift dan 8 perawat asosiet, 1 petugas HS dan 1 petugas administrasi. Pembagian shift yang dilakukan merata, saat shift pagi terdiri dari 1 Ka-Ru, 2 Ka-Tim, dan 4 Perawat Asosiet, shif siang



25



terdiri dari 1 perawat penanggung jawab dan 1 Perawat Asosiet, shift malam : 1 perawat penanggung jawab 1 Perawat Asosiet dan lepas malam : 2 Perawat (1 perawat penanggung jawab dan 1 perawat asosiet). Jumlah perawat yang bertugas dalam shift pagi secara menetap adalah kepala ruang dan dua ketua tim serta perawat lain sesuai jadwal shift dengan mempertimbangkan beban kerja yang cukup banyak di pagi hari Setiap perawat di RSUD Ajibarang mengikuti pelatihan secara rutin, baik itu pelatihan eksternal maupun pelatihan internal. Pelatihan–pelatihan yang diikuti dibiayai secara mandiri maupun pembiayaan dari RSUD ajibarang. Tabel 2.2 Kualifikasi Pendidikan Formal Tenaga Pegaw ai



Ruang



Kepodang Atas RSUD Ajibarang Banyumas No. 1 2



Pendidikan



Jumlah



Presentase



S-1 Ners Keperawatan D3 Keperawatan



4 8



33,4% 66,6%



Jumlah



12



100 %



Tabel 2.3 Daftar Tenaga Kesehatan Ruang Kepodang Atas Tahun 2021 No. 1



Nama Perawat Deni Achiriyati, S.kep., NS



Jabatan



Pelatihan yang pernah diikuti



Kepala ruang



PPI, BHD



2



Meilalin Siswanti, S,kep., NS



Ketua tim I



PPI, BHD



3



Ari Andriani, Amd,kep



Ketua tim II



4



Catur setya u, Amd.kep



Pelaksana



BTCLS, PPI, BHD



5



Desi riski r, Amd.kep



Pelaksana



BTCLS, PPI, BHD



6



Supriyati, Amd.kep



Pelaksana



PPI,BHD



7



Eko argo L, Amd.kep



Pelaksana



BTCLS, PPI, BHD



8



Atika p, Amd.kep



Pelaksana



9



Endah anisa, Skep., NS



Pelaksana



PPI,BHD



10



Teni atikoh, Amd.kep



Pelaksana



PPI,BHD



11



Amalinda Priherlin, Amd.kep



Pelaksana



PPI,BHD



12



Ratna S, A.Md.Kep



Pelaksana



PPI,BHD



ANAK DASAR, PPI, BHD



PPI, BHD



26



Data diatas menunjukkan kualitas perawat berdasarkan tingkat pendidikan dan pelatihan yang diikuti oleh tenaga perawat di Ruang Kepodng Atas RSUD Ajibarang Banyumas. Hasilnya, tingkat pendidikan perawat di Ruang Kepodang Atas terdiri dari Pendidikan Ners sebanyak 33,4%, dan D3 Keperawatan 66,66%. Angka tersebut menunjukkan bahwa mayoritas petugas yang berada diruang rawat inap Kepodang adalah perawat. Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit menurut Depkes RI (2008) menyatakan bahwa pemberi pelayanan di ruang rawat inap adalah Dokter spesialis dan Perawat (minimal pendidikan D3). Untuk peningkatan pelatihan BTCLS belum ter penuhi 100%, sehingga perlu untuk dilaksanakan bertahap, demi memenuhi pelayanan pasien. Analisa Berdasarkan hasil kajian tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas tenaga kesehatan yang terdapat di ruang Kepodang Atas adalah Perawat. Kegiatan pengembangan dalam berbagai aspek, baik pendidikan maupun pelatihan dalam proses pemberian asuhan keperawatan ataupun dapat lebih ditingkatkan lagi, khususnya pelatihan yang melibatkan perawat asosiet. Menurut Depkes RI (2008) tentang standar perawatan minimal rumah sakit, pada ruang rawat inap yang meliputi anak, penyakit dalam, kebidanan dan bedah pemberi pelayanannya adalah dokter spesialis dan perawat minimal D3. d. Fasilitas Kajian teori Dalam proses manajemen sangat diperlukan adanya pengelolaan fasilitas dan peralatan sebagai faktor pendukung / penunjang terlaksananya pelayanan kesehatan. Peralatan kesehatan untuk pelayanan keperawatan merupakan semua bentuk alat kesehatan/peralatan lain yang dipergunakan untuk memperlancar pelaksanaan asuhan keperawatan sehingga diperoleh tujuan pelayanan yang efisien dan efektif (Nursalam, 2011).



27



Ketersediaan sarana dan prasarana mempengaruhi mutu dari pelaksanaan pelayanan. Jumlah fasilitas dan alat-alat kesehatan dapat dipenuhi dengan standar yang telah ditetapkan oleh masing-masing institusi dengan memperhatikan jenis alat, bahan/warna, ukuran, jenis kegiatan, jumlah yang dibutuhkan, juga didasarkan atas per grup bahan-bahan yang dipakai, disimpan maupun dicuci (Depkes, 2006). Kajian Data Berdasarkan hasil observasi material, kondisi material di Ruang Kepodang Atas secara umum dalam kondisi baik. Selain berdasarkan ketersediaan material, pengkajian manajemen sarana dan prasarana juga dikaji menggunakan kuesioner. Pertanyaan kuesioner terbagi dalam 3 aspek yang dinilai dengan hasil sebagai berikut: a. Peralatan Penunjang Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan cukup baik. Hal ini merupakan salah satu faktor pendukung dalam proses optimalisasi patient safety. Peningkatan pelaksanaan surveulence dengan mengidentifikasi dan melaporkan pasien high risk. Serta belum teredianya ruang khusus untuk terapi bermain. b. Kondisi Lingkungan Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan cukup baik. Sosialisasi dan penerapan sistem mengenai tata tertib pasien menjadi kebutuhan untuk menjaga kondisi dan keamanan ruangan. Termasuk di dalamnya adalah penertiban



pengunjung



yang



memenuhi



kamar



pasien



sehingga



mengganggu pasien dan mengganggu pelayanan. Selain itu, pelarangan anak dibawah usia 12 tahun memasuki ruang perawatan juga perlu diperhatikan. Hal tersebut karena anak kecil rentan terhadap penularan penyakit. Akan tetapi pada kenyataannya, pengunjung belum menaati jam kunjung yang diberlakukan dibuktikan dengan masih ditemukan adanya pengunjung diluar jam kunjung pasien. Pada bagian depan ruangan, banyak dijumpai pengunjung yang menggelar tikar dan melepas sandal



28



untuk



memasuki



ruangan.



Peraturan



di



ruangan



Kepodang



memperbolehkan pengunjung untuk memakai sandal. c. Kondisi Fisik Bangunan Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan baik. Tabel 3.1 Hasil Observasi Ketersediaan Sarana dan Prasarana 6 Sasaran Pasien Safety Ruang Kepodang Atas No



Sarana dan Prasarana



Keterangan



Sasaran 1 1



Gelang Identitas (Pink, Biru)



Tersedia



2



Sticker untuk gelang penanda (Kuning, Merah, Ungu)



ada di farmasi (bon bila butuh)



Sasaran 3



3



Lemari Emergency



Sudah tersedia namun kondisi lemari emergency tidak dikunci, tersedia emergency bag, dan obat-obatan high alert serta elektrolit konsentrat disimpan di lemari emergency dan diberikan jika dibutuhkan.



4



Label Khusus



Tersedia



Sasaran 4 1.



Lembar persiapan operasi



Tersedia



Sasaran 5 5



Wastafel



Tersedia



6



Air Mengalir



Tersedia



7



Sabun



Tersedia



8



Tisu / Pengering Tangan



Tersedia



9



Handsrub



Tersedia



10



Linen



Pemisahan linen infeksius dan non infeksius sudah tersedia, jumlah linen cukup



11



Tempat sampah infeksius dan non infeksius



Tersedia



Sasaran 6 10



Bed Side Rail



Tersedia



11



Kursi Roda/ Ruangan



Tersedia



12



Pegangan Besi Di Toilet Dan Selasar



Tersedia



13



Lantai Kamar Mandi Antislip



Tersedia lantai antislip



29



Sumber data: Data primer ruang Kepodang Februari 2021



Analisa Berdasarkan hasil observasi material, kondisi material di Ruang Kepodang secara umum dalam kondisi cukup baik. Nampak dari sarana dan prasarana cukup banyak yang masih dalam kondisi baik. Selain berdasarkan ketersediaan material, pengkajian manajemen sarana dan prasarana sebagai berikut:. 1) Peralatan Penunjang Ketersediaan



peralatan



penunjang



(EKG,



spignomanometer,



thermometer, suction, dan sketsel) di ruangan Kepodang masih kurang perawatan dan penertiban terhadap peralatan penunjang. Perawatan dan penertiban peralatan penunjang sangat penting untuk meningkatkan pelayanan, memelihara kebersihan dan kerapihan ruangan serta mencegah penularan penyakit, meskipun dalam praktiknya akan menambah biaya pengadaan alat. Berkaitan dengan hal ini perlu adanya kerjasama yang baik antara tenaga kesehatan di ruangan dalam pemeliharaan peralatan penunjang agar tetap terjaga. Kemudian untuk perawatan dan perbaikan berkala fasilitas medis dan non medis juga perlu untuk di tingkatkan. 2) Manajemen Penyimpanan Obat Manajemen penyimpanan obat di ruang Kepodang masih belum optimal, kurangnya kelengkapan identitas pada rak obat dan penyimpanan sediaan obat di ruangan serta obat-obat emergency masih belum rapih. Manajemen penyimpanan obat sangatlah penting untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam pemberian obat. Pelabelan kotak obat yang baik seharusnya dicantumkan stiker identitas pasien secara jelas untuk menghindari kesalahan dalam pemberian terapi pengobatan. Berdasarkan hasil observasi, kotak obat di ruang Kepodang Atas hanya mencantumkan nama dan nomor kamar pasien tidak terdapat identitas pasien. Padahal dalam kaidah patient safety pasien tidak boleh diberi identitas menggunakan nomor kamar. Stiker identitas yang dibawakan oleh petugas TPPRI saat pertama pasien masuk ke rumah sakit dapat mempermudah dan



30



memberi jaminan ketepatan identifikasi pasien pada prosedur pemberian obat ke pasien ini. namun demikian, bila memang masih kurang jumlah stiker yang diberikan oleh petugas TPPRI, perawat atau bidan di ruang rawat dapat meminta lagi sejumlah stiker identitas pasien di TPPRI.



Gambar 2.1 pelebelan laci obat pasien



3) Penertiban keluarga/penunggu pasien setiap pagi sangat diperlukan untuk mengefektifkan pelayanan yang dilakukan. Penertiban pengunjung sudah dilakukan optimal dilakukan di ruang Kepodang, selain itu pintu ruang Kepodang yang tidak dikunci memudahkan keluarga atau pengunjung keluar masuk menjenguk pasien. Tingkat kesadaran pengunjung tergolong cukup baik.



Gambar 2.2 selasar ruamg rawat inap keodang atas



31



4) Kebersihan linen dalam rumah sakit memang sangat diperhatikan setiap harinya. Penempatan linen bersih pada lemari linen tertata rapi, serta tempat untuk linen kotor sudah di tempatkan terpisah.



Gambar 2.3 tempat linen



5) Bed pasien yang berjumlah 33 buah sudah dilengkapi side rail. Hal ini sudah sesuai dengan standar bed dan patient safety. Di ruang kepodang menggunakan 1 jenis bed yaitu bed beroda dan fungsinya masih baik semua. Diatas bed pasien juga terpasang oksigen sentral dan suction sentral.



32



Gambar 2.4 bed pasien



6) Sudah tersedianya handrub di setiap kamar pasien, tetapi belum ada sosialisasi cara mencuci tangan dengan handrub. Sudah terdapat stiker cara cuci tangan diatas handrub. Handrub ini digunakan untuk mencuci tangan pasien, pengunjung, maupun petugas kesehatan yang akan melakukan ataupun sesudah kontak langsung dengan pasien. Mencuci tangan merupakan tindakan yang dilakukan untuk mencegah penyebaran infeksi nosokomial (patient safety) sehingga tidak memperparah kondisi pasien.



Gambar 2.5 Handrub diselasar tiap pintu kamar pasien dan disetiap tempat tidur pasien



7) Ketersediaan tisue cuci tangan di ruangan berfungsi untuk mengurangi perkembangan bakteri yang ada pada tangan, hal tersebut terjadi karena jika setelah mencuci tangan tidak dikeringkan maka berisiko untuk bertumbuh kembalinya bakteri pada tangan



33



2.6 washtafel di ruangan dan washtafel di ruang petugas



8) Jam kunjung yang diberlakukan dalam ruangan bertujuan untuk menjaga ketertiban dan memberikan waktu pasien untuk istirahat, sedangkan pelarangan anak dibawah 12 tahun memasuki ruang perawatan dikarenakan anak kecil rentan terhadap penularan penyakit. Akan tetapi pada kenyataannya pengunjung belum menaati jam kunjung yang telah diberlakukan dan larangan untuk tidak membawa anak kecil memasuki ruang perawatan. 9) Ruang Kepodang Atas tidak memiliki sentral oksigen tetapi masih menggunakan tabung oksigen. Tabung oksigen sudah ditempatkan secara aman dengan menggunakan rantai pengaman. e. Sumber Dana Kajian Teori Salah satu fungsi rumah sakit memberikan pelayanan kesahatan, baik medis maupun non medis, dalam kaitan tersebut agar rumah sakit dapat berjalan seoptimal mungkin dan dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat, maka untuk itu rumah sakit perlu mempersiapkan peralatan atau bahan medis, non medis, dan jasa pemborong. Sumber dana rumah sakit yaitu: a.



Dana Alokasi khusus dari APBN.



b.



Pendapatan fungsional dan non fungsional dari pelayanan rumah sakit yang dialokasikan dalam BLUD (Badan layanan Umum Daerah)



Kajian Data Sumber dana yang digunakan berasal dari APBD BLUD kabupaten Banyumas dan APBN. Anggaran dana yang digunakan untuk anggaran rutin gaji pegawai di bebankan dari APBN dan untuk pengadaan barang, pemeliharaan alat yaitu diusulkan oleh kepala ruang dan di bebankan pada anggaran APBD yang sebelumnya telah disetujui oleh bidang Perlengkapan dan pengendalian Sarana RSUD Ajibarang. Pendapatan terbesar ruang Kepodang atas berasal dari pasien umum dan BPJS.



34



Berikut adalah data jumlah pasien rawat inap di Ruang Kepodang Atas tahun 2021/2022 : Tabel 4.1 Data jumlah pasien di Ruang Kepodang Atas tahun 2021/2022 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13



Tahun 2021



2022



Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari



Pasien Masuk 135 167 185 265 267 293 376 374 333 375 304 263 223



T



Tabel. 4.2 Tarif Pelayanan Kamar Ruang Kepodang Atas 2022 No Jenis pelayanan 1. Akomodasi



Kelas I II III



Tarif Rp 120.000,. RP 90.000., Rp 66.000.,



2.



I II III



Rp 80.000,. RP 60.000., Rp 40.500.,



Pelayanan Makan



35



2.



Asuhan Keperawatan Visit dokter a. Umum



I II III



RP 30.000., Rp 15.000., Rp 12.000.,



I II III



RP 45.000., Rp 25.000., Rp 17.000.,



I II III



Rp 15.000., Rp 10.500., Rp 5.750,.



I II III



Rp 2.500., Rp 2.500., Rp 1.200,.



Penunjang non Medis



I II III



Rp 2.000., Rp 1.000., Rp 500,.



Biaya diet pasien



I II III



Rp 20.700., Rp 13.100., Rp 5.000,.



I II III



Rp 14.500., Rp 9.000., Rp 5.000,.



I II III



Rp 27.000., Rp 24.000., A.Rp 9.700., B.Rp 16.500.,



I II III



Rp 6.000., Rp 2.000., Rp 5000.,



I II III



Rp 7.500., Rp 10.000., A. Rp 5.500., B. Rp 7.600.,



b. Spesialis



Asuhan Keperawatan



Pelayanan Rekam dan SIMRS



3.



4.



Medis



Jasa Pelayanan Tindakan a. TMNO  Sederhana



  Kecil



b. Keperawatan  Sederhana



 Kecil



36



 Sedang



I II III



Rp 12.500., Rp 26.500., Rp 16.300.,



 Besar



I II III



Rp 20.000., Rp 34.500., Rp 25.600.,



I II III



Rp 14.500., Rp 9.000., -



I II III



Rp 27.000., Rp 24.000., -



I II III



Rp 6.000., Rp 2.000., -



I II III



Rp 7.500., Rp 6.000., -



I II III



Rp 12.500., Rp 7.000., -



I II III



Rp 20.000., Rp 9.000., -



I II III



Rp 5.000., Rp 4.500., Rp 4.500.,



I II III



Rp 10.000., Rp 7.500., A. Rp 6.400.,



Jasa Sarana Tindakan a. TMNO  Sederhana



  Kecil b. Keperawatan  Sederhana



 Kecil



 Sedang



Besar



BHP Tindakan c. TMNO Sederhana



Kecil



37



B. Rp 5.100., d. Keperawatan Sederhana



I II III



Rp 2.000., Rp 1.500., Rp 500.,



Kecil



I II III



Rp 4.500., Rp 4.000., A. Rp 3.100., B. Rp 1.100.,



I II III



Rp 7.000., Rp 3.500., Rp 1.100.,



I II III



Rp 9.000., Rp 4.500., Rp 9.800.,



Sedang



Besar



Tabel 4.3 Jenis Asuransi Kesehatan di Ruang Kepodang Atas RSUD Ajibarang Tahun 2021/2022 No



1. 4



Jenis Pembayaran



BPJS N-PBI UMUM



Bulan Desember 2021 104 37



Januari 2022 93 37



Jumlah 197 74



Analisis Pendanaan di ruang Kepodang Atas sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku di RSUD Ajibarang dan telah memiliki staf administrasi yang akan mengurus pembiayaan pasien selama di RS, kemudian akan meneruskan pembayaran ke bagian keuangan. B. Unsur Proses 1. Proses Asuhan Keperawatan : Patient safety Kajian Teori Sasaran keselamatan pasien terdiri dari 6 sasaran, diantaranya adalah: a. Sasaran I : Mengidentifikasi pasien dengan benar



38



Kesalahan identifikasi pasien dapat terjadi disemua aspek diagnosa dan tindakan , keadaan yang dapat membuat identifikasi tidak benar adalah jika pasien dalam keadaan terbius, mengalami disorientasi, tidak sepenuhnya sadar, dalam keadaan koma, saat pasien berpindah tempat tidur, berpindah kamar tidur, berpindah lokasi didalam lingkungan rumah sakit, terjadi disfungsi sensoris, lupa identitas diri, atau mengalami situasi lainnya. Identifikasi ini digunakan di semua area layanan rumah sakit seperti di raawat jalan, rawat inap, unit darurat, kamar operasi, unit layanan diagnostik, dan lainnya. Bentuk identifikasi harus dilakukan dalam setiap keadaan terkait intervensi kepada pasien.



Misalnya identifikasi pasien



dilakukan sebelum memberikan radioterapi, menerima cairan intravena, hemodialisis, pengambilan darah atau pengambilan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis, prosedur radiologi diagnostik, dan identifikasi terhadap pasien koma. Ketepatan identifikasi pasien dapat dilakukan dengan cara: 1) Identifikasi menggunakan gelang pasien, identifikasi terdiri dari tiga identitas: nama pasien (e-KTP), nomor rekam medik, tanggal lahir. (minimal dua identitas). Gelang identitas: Biru (laki-laki), Pink (perempuan), gelang penanada: Merah (Alergi), Kuning (Risiko Jatuh), Ungu (do not resusitate) 2) Identifikasi sebelum memberikan obat, darah/produk darah, mengambil darah/spesimen lainya, pemberian pengobatan dan tindakan/prosedur 3) Di RS tersedia kebijakan dan prosedur yang mengarahkan pelaksanaan identifikasi pasien yang konsisten pada semua situasi dan lokasi. 4) Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak boleh menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien. 5) Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah spesimen lain untuk pemeriksaan klinis 6) Pasien rawat inap memakai gelang untuk identifikasi pasien dengan mencamtumkan nama lengkap, nomor RM dan tanggal lahir 7) Cara identifikasi pasien a) Secara verbal : tanyakan nama pasien



39



b) Secara visual : lihat gelang pasien dua dari tiga identitas, cocokan dengan perintah dokter. c) Pertemuan berikutnya secara visual kegelang pasien dua dari tiga identitas 8) Pemasangan gelang identifikasi pasien a) Pemasangan gelang identitas pasien IGD dilakukan oleh perawat IGD yang sudah tercetak/tertulis oleh petugas pendaftaran rawat inap di TPPRI. Semua pasien IGD yang indikasi rawat inap dan one day care dilakukan pemasangan gelang identitas. b) Pemasangan gelang identitas untuk pasien dari poliklinik yang indikasi rawat inap dilakukan oleh perawat rawat inap di ruangan rawat inap c) Pemasangan gelang identifikasi pasien dilakukan dengan tujuan: 1) Untuk memastikan identitas pasien dengan benar dalam mendapatkan pelayanan dan pengobatan selama di rumah sakit. 2) Untuk melakukan konfirmasi identitas pada setiap pemberian obat,



pemberian



pengambilan



produk darah,pemberian



sampel



untuk



tranfusi



pemeriksaan



darah,



laboratorium,



pemeriksaan radiologi dan bila akan dilakukan tindakan medis sehingga tidak terjadi insiden keselamatan pasien d) Pada situasi tertentu dimana pemasangan gelang identitas pasien tidak dapat dipakaikan dipergelangan tangan maka gelang identitas dapat dipakai dipergelangan kaki. Misal : pada pasien kombustio yang ada luka bakar di kedua pergelangan tangan 9) Pelapasan gelang identifikasi pasien a) Pelepasan gelang identitas dilakukan saat : 1) pasien sudah dinyatakan pulang oleh DPJP baik di rawat inap maupun di IGD 2) pasien yang pulang paksa baik di rawat inap maupun di IGD 3) pasien yang dirujuk dan gelang dilepas saat setelah dilakukan operan rujukan 4) Pasien menolak penggunaan gelang identitas



40



5) Gelang identitas menyebabkan iritasi kulit b) Petugas yang melepas gelang identitas pasien adalah perawat yang saat itu bertugas, untuk pasien rujuk yang melepas adalah perawat yang merujuk 10) Identifikasi sebelum pengambilan darah dan specimen lain Sebelum pengambilan darah dan specimen lain kepada pasien maka dilakukan identifikasi terlebih dahulu dengan cara : 1) perawat memberi salam kepada pasien 2) perawat memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarga pasien 3) perawat menjelaskan arti dan tujuan pengambilan darah maupun specimen lain kepada pasien 4) perawat mencocokan kesesuaian identitas di gelang identitas pasien dengan data identitas dilabel tabung darah atau tempat specimen 11) Identifikasi pasien dengan resiko alergi a) perawat memberi salam kepada pasien b) perawat/memperkenalkan diri kepada pasien (hanya pada saat pertemuan pertama) c) perawat/menanyakan kepada pasien dan atau keluarga pasien apakah pasien ada riwayat alergi obat tertentu d) perawat menjelaskan arti dan tujuan pemasangan gelang penanda warna merah kepada pasien dan atau keluarga pasien untuk pasien yang ada riwayat alergi obat tertentu atau hasil skintes antibiotik menandakan adanya tanda reaksi alergi e) perawat memasang gelang penanda alergi warna merah pada pergelangan tangan pasien yang berisi : nama pasien, tanggal lahir, nomor rekam medik, dan nama obat yang menimbulkan alergi pada pasien f) perawat melakukan dokumentasi ke dalam CPPT (Catatan Perkembangan Pasien Terpadu) rekam medik pasien



41



g) perawat menuliskan nama obat yang menimbulkan alergi pada kolom alergi disampul depan rekam medik pasien dengan huruf capital, misal : “ALERGI AMPICILIN” Macam-macam gelang identitas Gelang identitas yang digunakan di RSUD Ajibarang ada 2, yaitu : 1. Gelang biru



: laki-laki



2. Gelang Pink



: Perempuan



Selain gelang identitas pasien, di RSUD Ajibarang juga menerapkan gelang penanda. Gelang penanda ada 3 macam, yaitu : 1. Gelang Kuning



: Pasien dengan resiko jatuh



2. Gelang Merah



: Pasien dengan alergi jenis obat tertentu



3. Gelang Ungu



: Do Not Retutiation (DNR)



Gambar 3.1 Gelang Identitas Pasien



b. Sasaran II : Meningkatkan Komunikasi yang Efektif 1. Komunikasi efektif dilaksanakan oleh semua petugas dan karyawan rumah sakit dalam rangka pelayanan pasien, yaitu antara : a. Dokter Umum (DU) dan Dokter Spesialis (Dr. Spes) b. Dokter Spesialis dan Dokter Spesialis c. Dokter dan perawat



42



d. Antar perawat e. Petugas / karyawan rumah sakit dengan pasien f. Petugas / karyawan rumah sakit dengan keluarga pasien 2. Rumah sakit konsisten dalam melakukan verifikasi terhadap akurasi dari komunikasi lisan/via telepon dengan Catat, Baca Kembali dan Konfirmasi Ulang (CABAK) terhadap perintah yang diberikan.agar suatu komunikasi yang efektif dapat tercapai, maka : a. Catat Perawatan/dokter jaga/petugas medis lain setelah menerima instruksi baik lisan dan via alat komunikasi atau hasil pemeriksaan harus Catat lengkap pada rekam medis -



Isi Perintah



-



Nama pemberi perintah



-



Nama penerima perintah



-



Tanggal dan jam



b. Baca kembali : 1) Instruksi lisan via alat komunikasi telepon atau hasil pemeriksaan



yang disampaikan



harus ditulis di CPPT



(Catatan Perkembangan Pasien Terpadu) pada berkas rekam medis dan dikonfirmasi ulang pada saat DPJP visite. Instruksi harus dicek kembali oleh DPJP kemudian ditanda tangani pada kolom cap konfirmasi (stempel “read back”). Apabila dokter DPJP sedang tidak ada ditempat (hari libur, cuti, dinas luar, ijin sakit) maka cap konfirmasi dapat ditanda tangani oleh dokter jaga bangsal setelah terlebih dahulu dokter jaga bangsal melakukan konfirmasi lewat telepon kepada DPJP dan dicatat di buku konfirmasi yang dipegang oleh dokter jaga bangsal 2) Instruksi lisan dan via alat komunikasi/ telepon dan laporan hasil pemeriksaan di baca ulang/ di eja, waspadai nama-nama obat yang NORUM/ LASA ( Nama Obat Rupa Sama/ Look Like Sound Like ) seperti :



43



-



Aminophilin 200 mg – Amitriptyline 25 mg



-



Acyclovir 200 mg – Acyclovir 400 mg



Perintah/Instruksi



lisan via alat komunikasi atau hasil



pemeriksaan Nama-nama obat atau tindakan yang tidak jelas akan di eja dengan ejaan alphabet yang sudah di standarisasi c. Konfirmasi ulang Instruksi baik lisan dan via alat komunikasi atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi perintah atau yang menyampaikan hasil pemeriksaan. 3. SBAR (Situation, Background, Assessment, Recommendation) Dalam memberikan pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah Ajibarang, antar pemberi layanan melakukan komunikasi dengan teknik SBAR. Ini merupakan suatu metode komunikasi yang dipergunakan dalam melakukan identifikasi terhadap pasien sehingga mampu meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat dengan dokter dan perawat dapat memberikan laporan mengenai kondisi pasien lebih informative dan terstruktur. Ada 4 unsur SBAR : 1. Situation Menjelaskan kondisi terkini dan keluhan yang terjadi pada pasien 2. Background Menggali informasi mengenai latar belakang klinis yang menyebabkan timbulnya keluhan klinis. 3. Assessment Penilaian atau pemeriksaan terhadap kondisi pasien terkini sehingga perlu diantisipasi agar kondisi pasien tidak memburuk. 4. Recommendation Usulan sebagai tindak lanjut, apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah pasien saat ini.



Metode SBAR dalam serah terima pasien : a. Situation :



44



-



Diagnose Medis



-



Tanggal masuk rumah sakit



-



Agama dan pendidikan pasien



-



Asal ruangan



-



Ruangan yang dituju



-



Waktu pindah (tanggal dan jam)



b. Background : -



Keluhan saat masuk



-



Riwayat alergi



c. Assessment : -



TTV



-



Penggunaan O2



-



Status nyeri



-



Rasiko jatuh



-



Program terapi



-



Alat medis yang terpasang



-



Pemeriksaan penunjang



d. Recommendation : -



Tindakan medis yang akan dilakukan



-



Hal-hal yang harus diperhatikan



4. Komunikasi lisan via telepon 1. perawat/dokter jaga yang akan melakukan komunikasi lisan via telepon menyiapkan rekam medik pasien 2. Menekan nomor ekstensi dokter yang dituju 3. Setelah terhubung maka mengucapkan salam 4. Menyebutkan nama perawat/dokter jaga dan unit asal maupun penunjang, dan tindakan-tindakan medis yang telah dilakukan serta terapi obat yang telah diberikan kepada DPJP 5. Perawat atau dokter jaga melaporkan (teknik SBAR) kondisi pasien terkini, kondisi pasien terdahulu / riwayat penyakit terdahulu, hasil



45



pemeriksaan fisik maupun penunjang, dan tindakan-tindakan medis yang telah dilakukan serta terapi obat yang telah diberikan kepada DPJP 6. Menanyakan tindak lanjut pengobatan kepada DPJP 7. Setelah DPJP memberikan instruksi maka perawat/dokter jaga melakukan (CABAK): a. Mencatat secara lengkap perintah dari DPJP pada form CPPT (Catatan Perkembangan Pasien Terpadu) b. Membaca ulang instruksi yang diberikan oleh DPJP. Untuk terapi



obat



yang



termasuk



dalam



golongan



obat



LASA/NORUM dieja ulang perhuruf dengan menggunakan ejaan alfabetik yang telah distandarisasi. c. Mengkonfirmasi kembali instruksi yang dberikan oleh DPJP, apakah sudah benar atau ada yang salah maupun ada yang terlewat 8. Mengucapkan terimakasih dan salam 9. Menelepon ulang DPJP bila laporan belum dibacakan ulang dan konfirmasikan ulang isi perintah 10. Catatan konsulan yang ada dilembar CPPT (Catatan Perkembangan Pasien Terpadu) di beri cap readback, ditanda tangani, dan diberi nama lengkap perawat/dokter jaga yang konsul pada kolom penerima dalam cap readback serta tanggal dan jam konsul. 11. Memintakan tanda tangan DPJP didalam cap readback dalam waktu 1x24 jam 12. Dalam kondisi DPJP tidak ada ditempat (hari libur/cuti), memintakan tanda tangan dokter jaga dengan terlebih dahulu konfirmasi ke DPJP lewat telepon.



13. Menulis nama lengkap, tanda tangan, tanggal dan jam konfirmasi di kolom pemberi dalam cap readback oleh dokter jaga



46



Gambar 3.2 Cap CABAK (Catat, Baca, Konfirmasi)



c. Sassaran III : Meningkatnya Keamanan Obat yang Perlu Diwaspadai (High Alert Medications) 1. High alert medications memiliki risiko yang lebih tinggi dalam menyebabkan komplikasi, efek samping, atau bahaya. Hal ini dapat dikarenakan adanya rentang dosis terapeutik dan keamanan yang sempit atau karena insidens yang tinggi akan terjadinya kesalahan. 2.



Metode untuk meminimalisasi kesalahan ini meliputi beberapa strategi seperti: a. Menyediakan akses informasi mengenai high alert medications b. Membatasi akses terhadap high alert medications c. Menggunakan label dan tanda ‘peringatan’ untuk high alert medications 



Untuk obat High Alert tandai pada tempat penyimpanannya dengan stiker berwarna merah dengan tulisan HIGH ALERT







Untuk obat LASA/NORUM tandai pada tempat penyimpanannya dengan stiker hijau bertuliskan LASA



d. Penyimpanan terpisah dari obat-obatan lain, untuk obat dengan kategori LASA/NORUM harus diatur untuk memisahkan obatobatan tersebut dengan diberi jarak/diseling dengan obat lain. e. Obat High Concentrate, narkotika dipisahkan di tempat tersendiri dan diberi tanda dengan jelas. Untuk obat High Concentrate, wadah



47



dan area penyimpanan diberi tanda warna merah yang jelas yang dapat membedakan dengan obat lain. f. Melakukan prosedur pengecekan ganda (Double Check)¸untuk semua jenis obat high alert 3.



Obat-obatan jenis baru dan informasi keselamatan tambahan lainnya akan ditinjau ulang dalam audit dan revisi high alert medications oleh Komite Farmasi dan Terapi.



4.



Daftar obat kategori High Alert yang tersedia di Rumah Sakit Umum Daerah Ajibarang dapat dilihat pada Lampiran : a. Daftar obat High Alert. b. Daftar obat LASA (Look Alike Sound Alike) atau NORUM (Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip).



5.



Pemberian obat high alert pada pasien dengan melihat 7 benar.



6.



Penyiapan obat high alert sesuai dengan buku panduan yang sudah ditetapkan. HIGH ALERT



LASA



Gambar 3.3 Label High Alert dan LASA



Gambar 3.4 Tas Emergancy



48



d. Sasaran IV : Terlaksananya Proses Tepat-Lokasi, Tepat ProsedurTepat Pasien yang Menjalani Tindakan dan Prosedur 1) Tata Laksana pada tepat lokasi, tepat prosedur serta tepat pasien yang akan menjalani suatu operasi dengan menggunakan : a) Penandaan lokasi operasi ( marking site) Lokasi operasi ditandai pada semua kasus termasuk sisi (laterality), struktur multiple (jari tangan, jari kaki, lesi), atau multiple level (tulang belakang) b) Anjuran Penandaan Lokasi Operasi 



Pasien yang direncanakan akan dilakukan operasi sebelum dilakukan penandaan lokasi operasi dilakukan identifikasi pasien sesuai prosedur







Setelah identifikasi sesuai maka dilakukan konfirmasi mengenai rencana tindakan yang akan dilakukan







Penandaan lokasi operasi harus dilakukan oleh dokter operator yang akan melakukan tindakan operasi







Penandaan lokasi operasi harus dilakukan sebelum pasien masuk kamar operasi / ruang tindakan dan dilaksanakan pada saat pasien terjaga dan sadar jika memungkinkan  Bila pasien akan langsung dilakukan tindakan segera atau pada hari yang sama, maka dokter operator langsung menandai lokasi atau tempat yang akan dioperasi  Bila pasien akan dilakukan tindakan elektif, maka penandaan lokasi operasi dilakukan pada saat pasien datang diruangan perawatan







Pada saat akan melakukan penandaan lokasi operasi, dokter operator melakukan konfirmasi lokasi yang akan dilakukan operasi kepada pasien atau keluarga pasien







Cara penandaan lokasi operasi :  Penandaan dilakukan diarea yang akan dilakukan operasi  Tanda yang digunakan adalah : √  Penandaan lokasi operasi menggunakan tinta permanen



49



 Pendokumentasian dilakukan dilembar catatan medis pasien atau CPPT  Penandaan lokasi operasi dilakukan pada saat pasien sadar 



Apabila pasien dari poliklinik dan direncana operasi segera, maka bisa langsung diberi tanda √ √ operasi oleh dokter operator







di daerah yang mau di



Apabila pasien dari IGD dan direncana operasi segera, maka penandaan lokasi operasi dilakukan oleh dokter operator di IGD atau dan apabila pasien sudah terpasang alat seperti spalk atau lain diberi dengan tanda







dengan plaster diatas bagian yang



akan di operasi.











Sebelum masuk kamar oprasi harus sudah diberi tanda







Libatkan pasien dalam proses penandaan







Jelaskan prosedur secara tertulis, bila pasien menolak pemberian tanda







Maksud dari proses verivikasi praoperatif adalah untuk :  Memverivikasi lokasi, prosedur ], dan pasien yang benar  Memastikan bahwa semua dokumen, foto (image), dan hasil pemeriksaan yang relevan tersedia, diberi label dengan baik, dan dipampang  Memverivikasi



keberadaan



peralatan



khusus



dan/atau



implant-implant yang dibutuhkan e. Sasaran V : Dikuranginya Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan 1)



Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoaman hand hygine terbaru ( 6 langkah) yang diterbitkan dan sudah diterima secara umum (WHO patien safety)



2)



Di RS tersedia kebijakan dan / atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan secara berkelanjutan risiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan



3)



Di RS tersedia fasilitas cuci tangan yang memadai



50



4)



Tersedia bukti pelakasanan secara konsisten kepatuhan cuci tangan 5 moment



5)



Cuci tangan (tepung selaci puput)



6)



Penggunaan



jembatan



keledai



enam



hand-wash/rub a) Telapak tangan b) Punggung tangan c) Sela-sela jari d) Punggung jari (gerakan kunci) e) Sekeliling ibu jari (putar-putar) f) 7)



Kuku dan ujung jari (putar-putar)



Lima momen cuci tangan a) Sebelum kontak pasien b) Sebelum tindakan invasif dan asepsis c) Setelah kontak dengan cairan tubuh d) Setelah kontak dengan pasien e) Setelah kontak lingkungan pasien 5 MOMEN MENCUCI TANGAN



lengkah



area



dalam



51



HAND WASH



HAND RUB



52



f. Sasaran VI : Mengurangi Risiko Cedera Karena Pasien Jatuh Pasien resiko jatuh adalah pasien yang beresiko untuk jatuh



pada



umumnya disebabkan oleh faktor lingkungan dan faktor fisiologis yang dapat berakibat cidera. Faktor resiko jatuh dapat dikelompokan menjadi 2 kategori, yaitu: 1.



Intrinsik Berhubungan dengan kondisi pasien, termasuk kondisi psikologis



2.



Ekstrinsik Berhubungan dengan lingkungan



Formulir assessmen resiko jatuh : 1. Morse Fall Scale untuk pasien dewasa 2. Humpty Dumpty untuk pasien anak 3. Ontario Modifield Stratify – Sydney Scoring untuk pasien lanjut usia Pencegahan dan pengamanan pasien resiko jatuh 1) Resiko rendah a. Tempat tidur pasien harus rendah b. Roda tempat tidur pasien harus terkunci dengan baik c. Pengaman tempat tidur harus terpasang d. Luas tempat tidur yang cukup agar tangan dan kaki atau bagian tubuh lain tidak terjepit e. Barang-barang disekitar pasien harus rapi f. Keluarga pasien terlibat secara aktif dalam pencegahan resiko jatuh g. Penerangan lampu yang baik h. Pendokumentasian langkah-langkah pencegahan resiko pada status rekam medik pasien 2) Risiko Tinggi a. Penanda resiko jatuh tinggi dengan gelang penanda warna kuning b. Tanda segitiga merah terpasang dipengaman tempat tidur pasien c. Keluarga pasien terlibat aktif dalam pencegahan resiko jatuh dengan tidak membiarkan pasien sendirian



53



d. Luas tempat tidur yang cukup agar tangan dan kaki atau bagian tubuh lain tidak terjepit e. Penempatan pasien dengan resiko tinggi dikamar dekat dengan ruang perawat f. Barang-barang disekitar pasien harus rapi g. Tempat tidur pasien harus rendah h. Penerangan lampu yang baik i. Pendokumentasian langkah-langkah pencegahan resiko pada status rekam medik pasien Asesmen risiko jatuh pada pasien anak menggunakan Humpty Dumpty



sebagai berikut: Faktor Risiko Umur



Jenis Kelamin Diagnosa



Gangguan Kognitif



Faktor Lingkungan



Respon terhadap



Skala



Poin



Kurang dari 3 tahun 3 tahun – 7 tahun 7 tahun – 13 tahun



4 3 2



Lebih 13 tahun



1



Laki – laki Wanita Neurologi Respiratori, dehidrasi, anemia, anorexia, syncope Perilaku Lain – lain Keterbatasan daya piker Pelupa, berkurangnya orientasi sekitar



2 1 4 3 2 1 3 2



Dapat menggunakan daya pikir tanpa hambatan



1



Riwayat jatuh atau bayi / balita yang ditempatkan di tempat tidur Pasien yang menggunakan alat bantu/ bayi balita dalam ayunan Pasien di tempat tidur standar



4 3 2



Area pasien rawat jalan



1



Dalam 24 jam Dalam 48 jam



3 2



Lebih dari 48 jam / tidak ada respon



1



Skor Pasien    



 



 



54



pembedahan, sedasi, dan anestesi Penggunaan Penggunaan bersamaan sedative, barbiturate, anti obat-obatan depresan, diuretik, narkotik Salah satu dari obat di atas Obatan –obatan lainnya / tanpa obat TOTAL Kategori



3 2 1



Skor : 7-11 Resiko Rendah (RR) > 12 Resiko Tinggi (RT) 1.



Tabel instrumen observasi pelaksanaan pasien safety berdasarkan SKP di Ruang Kepodang Atas RSUD Ajibarang No



Instrumen penilaian



Ya



Tidak



3



1



0



0



2



0



4



0



\4



0



Cara mengidentifikasi pasien berdasarkan standar Patient Safety a. Pasien



diidentifikasi



menggunakan



dua



identitas



pasien, tidak boleh menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien. b. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, dan produk darah c. Pasien diidentifikasi sebelum pengambilan darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan d. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan/prosedur e. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan identifikasi yang konsisten pada semua situasi dan lokasi Jumlah



92,9 %



Peningkatan komunikasi yang efektif berdasarkan standar Patient Safety a. Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh



2



0



2



0



penerima perintah b. Perintah lengkap secara lisan dan telepon atau hasil pemeriksaan dibacakan kembali secara lengkap oleh penerima perintah



55



c. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi perintah atau yang menyampaikan hasil



2



0



2



0



pemeriksaan. d. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan verifikasi keakuratan komunikasi lisan atau melalui telepon secara konsisten. Jumlah



100%



Peningkatan keamanan obat High Alert berdasarkan standar Patient Safety a. Kebijakan dan atau prsedur dikembangkan agar memuat proses idenifikasi, menetapkan lokasi, pemberian label,



2



0



2



0



0



0



2



0



dan penyimpanan elektrolit konsentrat b. Implementasi kebijakan dan prosedur c. Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali jika dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil untuk mencegah pemberian yang kurang hatihati diarea tersebut sesuai kebijakan d. Elektrolit konsentrat yang disimpan pada unit pelayanan pasien harus diberi label yang jelas dan disimpan pada area yang dibatasi ketat (restricted) Jumlah



100%



Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan berdasarkan standar Patient Safety a. Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand hygine terbaru yang di terbitkan dan sudah



1



0



4



0



1



0



diterima secara umum (L. dari WHO pasien safety) b. perawat melakukan program hand higyne yang efektif dengan 6 langkah cuci tangan c. Kebijakan dan atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan secara berkelanjutan risiko dari infeksi yang terkait pelayanan kesehatan Jumlah



100%



Pengurangan risiko pasien jatuh berdasarkan berdasarkan standar Patient Safety



56



a. Rumah sakit menerapkan proses asesmen awal atas pasien terhadap risiko jatuh b. Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi mereka c. Melakukan reassesment pasien terhadap risiko jatuh d. Melakukan tindakan pencegahan pasien jatuh sesuai scoring yang sudah ditentukan Jumlah



2.



Tabel instrumen



6



0



4



0



0



0



4



0 100%



observasi pelaksanaan Five moment di



Ruang Kepodang Atas RSUD Ajibarang Five Moment



Dilakukan Ya



Tidak √



1. Sebelum Kontak dengan pasien 2. Sebelum tindakan aseptik







3. Setelah kontak dengan pasien







4. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien







5. Setelah kontak dengan lingkungan pasien







Analisis Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan pasien safety sesuai dengan SKP yang berlaku di RSUD Ajibarang menunjukkan bahwa kemampuan perawat dalam mengidentifikasi pasien yaitu 92,9%, peningkatan komunikasi efektif 100%, keamanan obat yang perlu diwaspadai 100%, pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan 100%, serta pengurangan risiko pasien jatuh 100%. Hasil tersebut menunjukkan presentase sesuai standar 100% yaitu peningkatan komunikasi efektif, pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan (100%), peningkatan keamanan obat high alert (100%), dan pengurangan risiko pasien jatuh (100%). Hal ini dibuktikan dengan stampel CABAK pada CPPT yang terisi lengkap, penempatan obat high alert sesuai dengan tempatnya, perawat selalu melakukan HH dengan 6 langkah namun sebagian perawat tidak



57



melakukan HH 5 moment secara lengkap yaitu sebelum kontak dengan pasien. Untuk pengurangan resiko jatuh sesuai standar yaitu 100%, hal ini dibuktikan dengan terisi lengkap asessmen awal resiko jatuh dan bukti pelaksanaannya berupa segitiga warna kuning pada bed side rel pasien sebagai penanda resiko jatuh. Sedangkan, hasil presentase terendah yaitu identifikasi pasien sebesar 92,9% dikarenakan ada yang dalam mengidentifikasi pasien hanya dengan namanya saja, sedangkan seharusnya adalah melakukan identifikasi minimal 2 yaitu nama pasien dan tanggal lahir. b. Proses managemen pelayanan keperawatan 1) Kajian Teori: Fungsi Manajerial POAC Fungsi manajemen dapat dibagi menjadi empat bagian, yaitu planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (pelaksanaan), dan controlling (pengawasan) yang dikenal dengan fungsi manajerial POAC (Terry, 1958 dalam Sukarna, 2011). a. Perencanaan 1) Pengertian Planning Planning (perencanaan) adalah penetapan pekerjaan yang harus dilaksa nakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan. Planning mencakup kegiatan pengambilan keputusan, karena termasuk dalam pe milihan alternatif-alternatif keputusan. Diperlukan kemampuan untuk m engadakan visualisasi dan melihat ke depan guna merumuskan suatu po la dari himpunan tindakan untuk masa mendatang. 2) Proses Perencanaan Proses perencanaan berisi langkah-langkah: a) Menentukan tujuan perencanaan; b) Menentukan tindakan untuk mencapai tujuan; c) Mengembangkan dasar pemikiran kondisi mendatang; d) Mengidentifikasi cara untuk mencapai tujuan; dan e) Mengimplementasikan rencana tindakan dan mengevaluasi hasilnya. 3) Elemen Perencanaan



58



Perencanaan terdiri atas dua elemen penting, yaitu sasaran (goals) dan r encana (plan). a) Sasaran yaitu hal yang ingin dicapai oleh individu, kelompok, atau s eluruh organisasi. Sasaran sering pula disebut tujuan. Sasaran mema ndu manajemen membuat keputusan dan membuat kriteria untuk me ngukur suatu pekerjaan. b) Rencana adalah dokumen yang digunakan sebagai skema untuk men capai tujuan. Rencana biasanya mencakup alokasi sumber daya, jad wal, dan tindakan-tindakan penting lainnya. Rencana dibagi berdasa rkan cakupan, jangka waktu, kekhususan, dan frekuensi penggunaan ya. 4) Unsur-unsur Perencanaan Suatu perencanaan yang baik harus menjawab enam pertanyaan yang te rcakup dalam unsur-unsur perencanaan yaitu: a) Tindakan apa yang harus dikerjakan, yaitu mengidentifikasi segala s esuatu yang akan dilakukan; b) Apa sebabnya tindakan tersebut harus dilakukan, yaitu merumuskan faktor-faktor penyebab dalam melakukan tindakan; c) Tindakan tersebut dilakukan, yaitu menentukan tempat atau lokasi; d) Kapan tindakan tersebut dilakukan, yaitu menentukan waktu pelaksa naan tindakan; e) Siapa yang akan melakukan tindakan tersebut, yaitu menentukan pel aku yang akan melakukan tindakan; dan f) Bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut, yaitu menentukan metode pelaksanaan tindakan. 5) Klasifikasi Perencanaan Rencana-rencana dapat diklasifikasikan menjadi: a) Rencana pengembangan. Rencana-rencana tersebut menunjukkan ar ah (secara grafis) tujuan dari lembaga atau perusahaan; b) Rencana laba. Jenis rencana ini biasanya difokuskan kepada laba per produk atau sekelompok produk yang diarahkan oleh manajer. Maka



59



seluruh rencana berusaha menekan pengeluaran supaya dapat menca pai laba secara maksimal; c) Rencana pemakai. Rencana tersebut dapat menjawab pertanyaan sek itar cara memasarkan suatu produk tertentu atau memasuki pasaran dengan cara yang lebih baik; dan d) Rencana anggota-anggota manajemen. Rencana yang dirumuskan un tuk menarik, mengembangkan, dan mempertahankan anggota-anggo ta manajemen menjadi lebih unggul.



6) Tipe-tipe Perencanaan Tipe-tipe perencanaan terinci sebagai berikut: a) Perencanaan jangka panjang (Short Range Plans), jangka waktu 5 ta hun atau lebih; b) Perencanaan jangka pendek (Long Range Plans), jangka waktu 1 s/d 2 tahun; c) Perencanaan strategi, yaitu kebutuhan jangka panjang dan menentuk an komprehensif yang telah diarahkan; d) Perencanaan operasional, kebutuhan apa saja yang harus dilakukan u ntuk mengimplementasikan perencanaan strategi untuk mencapai tuj uan strategi tersebut; e) Perencanaan tetap, digunakan untuk kegiatan yang terjadi berulang k ali (terus-menerus); dan f) Perencanaan sekali pakai, digunakan hanya sekali untuk situasi yang unik. 7) Dasar-dasar Perencanaan yang Baik Dasar-dasar perencanaan yang baik meliputi: a) Forecasting, proses pembuatan asumsi-asumsi tentang apa yang aka n terjadi pada masa yang akan datang; b) Penggunaan skenario, meliputi penentuan beberapa alternatif skenari o masa yang akan datang atau peristiwa yang mungkin terjadi;



60



c) Benchmarking, perbandingan eksternal untuk mengevaluasi secara l ebih baik suatu arus kinerja dan menentukan kemungkinan tindakan yang dilakukan untuk masa yang akan datang; d) Partisipan dan keterlibatan, perencanaan semua orang yang mungkin akan mempengaruhi hasil dari perencanaan dan atau akan membantu mengimplementasikan perencanaanperencanaan tersebut; dan e) Penggunaan staf perencana, bertanggung jawab dalam mengarahkan dan mengkoordinasi sistem perencanaan untuk organisasi secara kes eluruhan atau untuk salah satu komponen perencanaan yang utama. 8) Tujuan Perencanaan a) Untuk memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun karyaw an non-manajerial; b) Untuk mengurangi ketidakpastian; c) Untuk meminimalisasi pemborosan; dan d) Untuk menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam fungsi selanjutnya. 9) Sifat Rencana yang Baik Rencana dikatakan baik jika memiliki sifat sifat-sifat sebagai berikut: a) Pemakaian kata-kata yang sederhana dan jelas; b) Fleksibel, suatu rencana harus dapat menyesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya; c) Stabilitas, setiap rencana tidak setiap kali mengalami perubahan, seh ingga harus dijaga stabilitasnya; d) Ada dalam pertimbangan; dan e) Meliputi seluruh tindakan yang dibutuhkan, meliputi fungsi-fungsi y ang ada dalam organisasi. b. Organizing (Pengorganisasian) 1) Pengertian Pengorganisasian Organizing berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat, yaitu proses pengelompokan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tuj



61



uan-tujuan dan penugasan setiap kelompok kepada seorang manajer (Te rry, 1958 dalam Sukarna, 2011). Pengorganisasian dilakukan untuk menghimpun dan mengatur semua su mber-sumber yang diperlukan, termasuk manusia, sehingga pekerjaan y ang dikehendaki dapat dilaksanakan dengan berhasil. 2) Ciri-ciri Organisasi Ciri-ciri organisasi adalah sebagai berikut: a) Mempunyai tujuan dan sasaran; b) Mempunyai keterikatan format dan tata tertib yang harus ditaati; c) Adanya kerjasama dari sekelompok orang; dan d) Mempunyai koordinasi tugas dan wewenang. 3) Komponen-komponen Organisasi Ada empat komponen dari organisasi yang dapat diingat dengan kata “WERE” (Work, Employees, Relationship dan Environment). a) Work (pekerjaan) adalah fungsi yang harus dilaksanakan berasal dar i sasaran-sasaran yang telah ditetapkan. b) Employees (pegawai-pegawai) adalah setiap orang yang ditugaskan untuk melaksanakan bagian tertentu dari seluruh pekerjaan. c) Relationship (hubungan) merupakan hal penting di dalam organisasi Hubungan antara pegawai dengan pekerjaannya interaksi antara sat u pegawai dengan pegawai lainnya dan unit kerja lainnya dan unit k erja pegawai dengan unit kerja lainnya merupakan hal-hal yang peka. d) Environment (lingkungan) adalah komponen terakhir yang mencaku p sarana fisik dan sasaran umum di dalam lingkungan dimana para p egawai melaksanakan tugas-tugas mereka, lokasi, mesin, alat tulis k antor, dan sikap mental yang merupakan faktor-faktor yang memben tuk lingkungan. 4) Tujuan organisasi Tujuan organisasi merupakan pernyataan tentang keadaan atau situasi y ang tidak terdapat sekarang, tetapi dimaksudkan untuk dicapai pada wa ktu yang akan dating melalui kegiatan-kegiatan organisasi



62



5) Prinsip-prinsip organisasi Williams (1965: 85) mengemukakan pendapat bahwa prinsip-prinsip or ganisasi meliputi: Prinsip bahwa organisasi harus mempunyai tujuan ya ng jelas; Prinsip skala hirarki; Prinsip kesatuan perintah; Prinsip pendel egasian wewenang; Prinsip pertanggungjawaban; Prinsip pembagian pe kerjaan; Prinsip rentang pengendalian; Prinsip fungsional; Prinsip pemi sahan; Prinsip keseimbangan; Prinsip fleksibilitas; dan Prinsip kepemim pinan. 6) Manfaat pengorganisasian Pengorganisasian bermanfaat sebagai berikut; Dapat lebih mempertegas hubungan antara anggota satu dengan yang lain; Setiap anggota dapat m engetahui kepada siapa ia harus bertanggung jawab; Setiap anggota org anisasi dapat mengetahui apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab masing-masing sesuai dengan posisinya dalam struktur organisasi; Dap at dilaksanakan pendelegasian wewenang dalam organisasi secara tegas, sehingga setiap anggota mempunyai kesempatan yang sama untuk berk embang; dan Akan tercipta pola hubungan yang baik antar anggota orga nisasi, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan dengan mudah. c. Actuating (Pelaksanaan) Pelaksanaan merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok s edemikian rupa, hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan bersama (Terry, 1958). d. Controlling (Pengawasan) 1) Pengertian Controlling Controlling atau pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara dan alat utk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan renc ana yang telah ditetapkan. 2) Tahap-tahap Pengawasan Tahap-tahap pengawasan terdiri atas: Penentuan standar; Penentuan pen gukuran pelaksanaan kegiatan; Pengukuran pelaksanaan kegiatan; Pem banding pelaksanaan dengan standar dan analisa penyimpangan; dan Pe ngambilan tindakan koreksi bila diperlukan.



63



3) Tipe-tipe Pengawasan Feed forward Control dirancang untuk mengantisipasi masalah-masala h dan penyimpangan dari standar tujuan dan memungkinkan koreksi se belum suatu kegiatan tertentu diselesaikan; Concurrent Control merupa kan proses dalam aspek tertentu dari suatu prosedur harus disetujui dulu sebelum suatu kegiatan dilanjutkan atau untuk menjamin ketepatan pela ksanaan suatu kegiatan.; Feedback Control mengukur hasil-hasil dari su atu kegiatan yang telah dilaksanakan.



2) Hasil Observasi 1.



MPKP (Model Praktik Kepera watan Profesional) Hasil peniaian dan evaluasi tentang tugas karu, katim, dan perawat pelaksa na di Ruang kepodang atasl selama 22 Februari-2 3 februari 2022 adalah s ebagai berikut : a. Hasil Penilaian dan Evaluasi Pelaksanaan Tugas Kepala Ruang kepodang atas KUISIONER  UNTUK KEPALA RUANGAN



I. Perencanaan NO



PERTANYAAN



1



Apakah dalam pembuatan jadwal dinas saudara melibatkan staf saudara? Apakah dalam membuat jadwal dinas saudara mempertimbangkan hal :  Hari Raya  Hari Libur  Cuti  Hamil/ melahirkan  Apakah sadara menyampaikan jadwal dinas kepada staf saudara sebelum disampaikan ke supervisior keperawatan? Apakah saudara merencanakan pengendalian tenaga keperawatan melalui penilaian Komite Kerja dalam bentuk supervisi secara langsung atau tidak langsung?



2



3 4 5



PILIHAN Ya Tidak √ √



√ √ √



64



6



7 8 9 10 11 12 13 14 15 16



17



Apakah saudara merencanakan rotasi atau mutasi dan cuti tahunan staf saudara? Apakah saudara merencanakan pertemuan ruangan secara periodik dalam bentuk : -       Harian melalui pre dan post conference dan ronde keperawatan -       Bulanan melalui pertemuan kepala ruangan dan staf -       Presentasi kasus tiap klien Apakah diruangan saudara terdapat Standart Operasional Prosedur (SOP) ? Apakah di ruangan saudara terdapat Standart Asuhan Keperawatan(SAK) ? Jika ada, apakah saudara terlibat dalam pembuatan (SOP) dan (SAK) tersebut diatas ? Apakah SOP dan SAK tersebut disahkan oleh Divisi Keperawatan ? Apakah SOP dan SAK tersebut dalam bentuk tertulis? Apakah SOP tersebut saudara tempel didinding ? Apakah SOP tersebut diketahui oleh semua staff perawatan di ruangan ? Apakah SAK tersebut dalam bentuk baku  ? Jika ya, apakah SAK tersebut saudara berikan pada perawat /staf saudara untuk dibaca ? Apakah saudara membuat rencana untuk memonitor pelaksanaan SOP dan SAK ? Apakah saudara merencanakan pengawasan dan pengendalian asuhan keperawatan berdasarkan SOP melalui : -       Supervisi Askep secara langsung atau tidak langsung -       Pre & post conference -       Ronde keperawatan -       Operan alat Apakah saudara membuat askep sesuai dengan SOP jika Ketua Tim tidak ada?







√ √ √ √ √ √ √ √











II. Pengorganisasian NO



PERTANYAAN



1



Apakah saudara pernah mendelegasikan tugas kepada staff saudara? Jika Ya, apakah tugas tersebut disertai surat tugas kepada  staff yang mendapat tugas tersebut? Apakah saudara mengevaluasi tugas yang telah didelegasikan?



2 3 4



PILIHAN Ya Tidak √ √ √



65



5 6 7 8 9



10



Adakah kriteria untuk menentukan staff yang tepat untuk mendapat tugas delegasi tersebut? Apakah saudara menerima laporan dari staff mengenai tugas yang didelegasikan? Apakah saudara memberikan penghargaan kepada staf yang telah menyelesaikan tugas yang didelegasikan? Apakah saudara melakukan orientasi kepada perawat baru di ruangan saudara? Apakah saudara melakukan bimbingan pada perawat baru di ruangan saudara? Jika Ya , bimbingan tersebut dilakukan dalam : -       setiap hari -       1 x seminggu -       2 x seminggu -       3 x seminggu Apakah saudara menyusun kegiatan berdasarkan manajemen waktu?



√ √ √ √ √











III. Pengarahan NO



PERTANYAAN



1



Masalah – masalah apa yang sering ditemukan di ruangan saudara :       Masalah Askep       Masalah hubungan kerja dengan perawat       Masalah perawat dengan keluarga pasien       Masalah perawat dengan tim kesehatan lain √      Masalah-masalah lain: kelengkapan administrasi RS Jika ya apakah masalah – masalah tersebut segera saudara bicarakan   dengan staff saudara ? Apakah saudara memberikan bimbingan atas penyelesaian masalah yang terjadi ? Apakah saudara mengevaluasi masalah yg telah teratasi ? Apakah saudara memberikan penghargaan kepada staf yang telah menyelesaikan tugas yang didelegasikan? Apakah saudara memberikan teguran/sanksi kepada staff yang melakukan kesalahan? Apakah saudara memberikan pengawasan khusus kepada staf yang tidak disiplin? Apakah saudara mengikuti pertemuan yag diselenggarakan Komite Keperawatan maupun Divisi Keperawatan dan Unit kerja terkait?



2 3 4 5 6 7 8



PILIHAN Ya Tidak



√ √ √ √ √ √ √ √



66



IV. Pengawasan & Pengendalian NO



PERTANYAAN



1



Apakah saudara melakukan supervisi terhadap staf keperawatansesuai dengan perencanaan yang telah dibuat? Apakah saudara melakukan pengawasan terhadap pendokumentasian Asuhan Keperawatan? Apakah saudara melakukan penilaian dalam pelaksanaan tugas perawat di ruangan berdasarkan SOP? Apakah saudara melakukan pengawasan terhadap SAK pada saat pergantian dinas? Apakah saudara melakukan pelaporan tentang pelayanan keperawatan secara periodik? Jika Ya, apakah disampaikan oleh supervisior keperawatan?



2 3 4 5 6



PILIHAN Ya Tidak √ √ √ √ √ √



Perhitungan kuisoner diatas didapatkan data bahwa : Perencanaan : 15/17 x 100% = 88,24% Pengorganisasian : 10/10 x 100% = 100% Pengarahan : 8/8 x 100% = 100% Pengawasan dan pengendalian : 6/6 x100% =100% Rata-rata penilaian untuk kepala ruang : 97,06 % c.



Analisa Berdasarkan tabel kuesioner di atas, nilai rata-rata penilaian dari proses manajemen kepala ruang kepodang atas sangat baik, yakni 97,04 % (sangat Baik). Akan tetapi terdapat kegiatan yang tidak dilakukan namun kegiatan tersebut merupakan hal yang penting seperti rencana memonitor pelaksanaan SOP dan SAK, pemberian penghargaan kepada staf yang telah menyelesaiakan tugas yang didelegasikan. Kegiatan rencana memonitor pelaksanaan SOP dan SAK merupakan kegiatan yang penting untuk meningkatkan kinerja professional dalam tindakan perawatan diruangan kepada pasien. Sedangkan pemberian penghargaan kepada staf yang telah menyelesaiakan tugas yang didelegasikan dapat memacu kinerja dan memotivasi staff dalam meningkatkan keprofesionalan.



67



Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala Ruang kepodang atas didapatkan hasil bahwa tipe kepemimpinan yang diterapkan adalah demokratis. Tipe kepemimpinan ini memberikan kesempatan kepada staf untuk dapat mengembangkan potensi diri yang dimiliki dan memberikan hak kepada staf untuk berpendapat. Adapun fungsi manajemen yang digunakan di ruang Kepodang Atas sebenarnya mengacu pada POAC, namun pelaksanaan pengorganisasian belum sesuai dengan teori yang ada. Di ruang kepodang atas terdiri dari satu kepala ruang, dua ketua tim, empat orang penanggungjawab shift, dan enam orang pelaksana. Secara struktural pengorganisasian telah dibentuk, namun dalam pelaksanaannya setiap jabatan tersebut belum melakukan tugasnya secara optimal sesuai dengan tugas dan fungsi yang berlaku. Selain itu, tidak ada pendelegasian secara jelas yang dilakukan oleh kepala ruang kepada ketua tim maupun dari ketua tim kepada perawat pelaksana.



Penilaian Pelaksanaan Tugas Katim I Ruang kepodang atas KUISIONER UNTUK KETUA TIM (PP) I. Perencanaan NO



PERTANYAAN



1



Apakah saudara menyusun pengkajian keperawatan pada setiap pasien baru ? Apakah saudara menyusun Diagnosa Keperawatan berdasarkan analisa masalah pada setiap pasien baru? Apakah saudara membuat prioritas masalah sesuai SAK? Apakah saudara membuar Rencana Keperawatan sesuai kebutuhan pasien? Apakah saudara merencanakan pre dan post confrens ? Apakah saudara merencanakan melaksanakan ronde keperawatan ? Apakah saudara merencanakan operan di ruangan? Apakah saudara merencanakan kesinambungan perawatan bila tidak ada di ruangan?



2 3 4 5 6 7 8



PILIHAN Ya Tidak √ √ √ √ √ √ √ √



68



II. Pengorganisasian NO



PERTANYAAN



1



Apakah saudara melakukan pengkajian terhadap klien baru atau melengkapi pengkajian yang sudah dilakukan PA pada sore, malam atau hari libur? Apakah saudara menetapkan rencana asuhan keperawatan berdasarkan analisis standar renpra sesuai dengan hasil pengkajian? Apakah saudara menjelaskan renpra yang sudah ditetapkan pada PA dibawah tanggung jawabnya sesuai klien yang dirawat (pre comprence) ? Apakah saudara membina hubungan terapeutik kepada pasien baru dan pasien lama? Apakah saudara melaksanakan orientasi kepada perawat/bgidan asosiet? Apakah saudara melakukan bimbingan dan evaluasi (mengecek ) perawat asosiate dalam melakukan tindakan keperawatan seseuai SOP ? Apakah saudara melakukan kegiatan serah terima klien dibawah tanggung jawabnya PA ? Apakah saudara mendampingi dokter visite klien ? Apakah saudara mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan di ruangan? Apakah saudara melakukan koordinasi dengan tim kesehatan lain dalam pelaksanaan tugas? Apakah saudara membantu dan memfasilitasi terlaksananya kegiatan PA ? Apakah saudara mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan laboratorium ? Apakah saudara menetapkan PA yang bertanggung jawab pada setiap klien setiap kali giliran jaga (shift) ?



2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13



PILIHAN Ya Tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √



III. Pengarahan NO



PERTANYAAN



1



Apakah saudara memberikan pengarahan / bimbingan dan umpan balik tentang pelaksanaan tugas? Apakah saudara memberikan penghargaan kepada anggota tim yang telah menyelesaikan tugas? Apakah saudara memberikan teguran  kepada anggota tim yang melakukan kesalahan? Jika ya, apakah teguran tersebut secara langsung ? Apakah saudara memberikan  pengawasan khusus kepada anggota tim yang kurang disiplin? Apakah Karu pernah mendelegasikan tugas



2 3 4 5 6



PILIHAN Ya Tidak √ √ √ √ √ √



69



7 8 9 10 11 12 13 14



kepada  saudara? Jika Ya, apakah pendelegasian tugas tersebut disertai surat tugas? Apakah Karu mengevaluasi tugas yang telah didelegasikan? Adakah kriteria untuk menentukan orang yang tepat untuk mendapat tugas delegasi tersebut? Apakah Karu menerima laporan dari saudara mengenai tugas yang didelegasikan? Apakah Karu memberikan penghargaan kepada saudara yang telah menyelesaikan tugas yang didelegasikan? Apakah saudara melakukan penyuluhan kesehatan kepada pasien yang menjadi tanggung jawab saudara? Apakah saudara menghadiri pertemuan rutin ruangan? Apakah saudara memonitor dokumentasi yang dilakukan oleh PA ?



√ √ √ √ √ √ √ √



IV. Pengawasan & Pengendalian NO



PERTANYAAN



1



Apakah saudara mengawasi dan meneliti pemberian obat-obatan pada setiap pasien yang merupakan tanggung jawab saudara? Apakah saudara mengawasi dan meneliti pemberian makanan pada setiap pasien yang merupakan tanggung jawab saudara? Apakah saudara mengawasi dan meneliti dokumentasi Askep dalam hal kelengkapan? Apakah saudara melakukan evaluasi tindakan Askep sesuai dengan SAK? Apakah saudara mengawasi pelaksanaan praktek keperawatan yang dilakukan oleh peserta didik di ruanga saudara? Apakah saudara melakukan supervisi dan bimbingan pelaksanaan teknis pelayanan keperawatan? Apakah saudara membuat perencanaan pulang ?



2 3 4 5 6 7



PILIHAN Ya Tidak √



b. Penilaian Pelaksanaan Tugas Katim II Ruang Kepodang Atas sebesar



√ √ √ √ √ √



70



KUISIONER UNTUK KETUA TIM (PP) I. Perencanaan NO



PERTANYAAN



1



Apakah saudara menyusun pengkajian keperawatan pada setiap pasien baru ? Apakah saudara menyusun Diagnosa Keperawatan berdasarkan analisa masalah pada setiap pasien baru? Apakah saudara membuat prioritas masalah sesuai SAK? Apakah saudara membuar Rencana Keperawatan sesuai kebutuhan pasien? Apakah saudara merencanakan pre dan post confrens ? Apakah saudara merencanakan melaksanakan ronde keperawatan ? Apakah saudara merencanakan operan di ruangan? Apakah saudara merencanakan kesinambungan perawatan bila tidak ada di ruangan?



2 3 4 5 6 7 8



PILIHAN Ya Tidak √ √ √ √ √ √ √ √



II. Pengorganisasian NO



PERTANYAAN



1



Apakah saudara melakukan pengkajian terhadap klien baru atau melengkapi pengkajian yang sudah dilakukan PA pada sore, malam atau hari libur? Apakah saudara menetapkan rencana asuhan keperawatan berdasarkan analisis standar renpra sesuai dengan hasil pengkajian? Apakah saudara menjelaskan renpra yang sudah ditetapkan pada PA dibawah tanggung jawabnya sesuai klien yang dirawat (pre comprence) ? Apakah saudara membina hubungan terapeutik kepada pasien baru dan pasien lama? Apakah saudara melaksanakan orientasi kepada perawat asosiet? Apakah saudara melakukan bimbingan dan evaluasi (mengecek ) perawat asosiate dalam melakukan tindakan keperawatan seseuai SOP ? Apakah saudara melakukan kegiatan serah terima klien dibawah tanggung jawabnya PA ?



2 3 4 5 6 7



PILIHAN Ya Tidak √ √ √ √ √ √ √



71



8 9 10 11 12 13



Apakah saudara mendampingi dokter visite klien ? Apakah saudara mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan di ruangan? Apakah saudara melakukan koordinasi dengan tim kesehatan lain dalam pelaksanaan tugas? Apakah saudara membantu dan memfasilitasi terlaksananya kegiatan PA ? Apakah saudara mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan laboratorium ? Apakah saudara menetapkan PA yang bertanggung jawab pada setiap klien setiap kali giliran jaga (shift) ?



√ √ √ √ √ √



III. Pengarahan NO



PERTANYAAN



1



Apakah saudara memberikan pengarahan / bimbingan dan umpan balik tentang pelaksanaan tugas? Apakah saudara memberikan penghargaan kepada anggota tim yang telah menyelesaikan tugas? Apakah saudara memberikan teguran  kepada anggota tim yang melakukan kesalahan? Jika ya, apakah teguran tersebut secara langsung ? Apakah saudara memberikan  pengawasan khusus kepada anggota tim yang kurang disiplin? Apakah Karu pernah mendelegasikan tugas kepada  saudara? Jika Ya, apakah pendelegasian tugas tersebut disertai surat tugas? Apakah Karu mengevaluasi tugas yang telah didelegasikan? Adakah kriteria untuk menentukan orang yang tepat untuk mendapat tugas delegasi tersebut? Apakah Karu menerima laporan dari saudara mengenai tugas yang didelegasikan? Apakah Karu memberikan penghargaan kepada saudara yang telah menyelesaikan tugas yang didelegasikan? Apakah saudara melakukan penyuluhan kesehatan kepada pasien yang menjadi tanggung jawab saudara? Apakah saudara menghadiri pertemuan rutin ruangan? Apakah saudara memonitor dokumentasi yang dilakukan oleh PA ?



2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14



PILIHAN Ya Tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √



72



IV. Pengawasan & Pengendalian NO



PERTANYAAN



1



Apakah saudara mengawasi dan meneliti pemberian obat-obatan pada setiap pasien yang merupakan tanggung jawab saudara? Apakah saudara mengawasi dan meneliti pemberian makanan pada setiap pasien yang merupakan tanggung jawab saudara? Apakah saudara mengawasi dan meneliti dokumentasi Askep dalam hal kelengkapan? Apakah saudara melakukan evaluasi tindakan Askep sesuai dengan SAK? Apakah saudara mengawasi pelaksanaan praktek keperawatan yang dilakukan oleh peserta didik di ruanga saudara? Apakah saudara melakukan supervisi dan bimbingan pelaksanaan teknis pelayanan keperawatan? Apakah saudara membuat perencanaan pulang ?



2 3 4 5 6 7



PILIHAN Ya Tidak √ √ √ √ √ √ √



c. Penilaian Pelaksanaan Tugas perawat Pelaksana Ruang Kepodang Atas sebesar KUISIONER UNTUK perawat PELAKSANA I. Perencanaan NO



PERTANYAAN



1



Apakah saudara menyiapkan format dalam melakukan pencatatan dan dokumentasi kegiatan pelayanan Asuhan Keperawatan/Kebidanan? Apakah saudara merencanakan ronde keperawatan ? Apakah saudara merencanakan membuat laporan pergantian dines dan setelah selesai diparaf ? Apakahsaudara merencanakan membuat laporan sensus harian ?



2 3 4



PILIHAN Ya Tidak 9 9 9 9



II. Pengorganisasian NO



PERTANYAAN



PILIHAN



73



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19



Apakah saudara membaca renpra yang telah ditetapkan PP? Apakah saudara melakukan tindakan keperawatan kepada klien berdasarkan renpra ? Apakah saudara melaksanakan ronde keperawatan ? Apakah saudara melaksanakan operan alat ? Apakah saudara melaksanakan operan pasien ? Apakah saudara mengikuti visite dokter apabila PP tidak ada ditempat ? Apakah saudara menyiapkan klien un tuk pemeriksaan diagnostic laboratorium, pengobatan dan tindakan ? Apakah saudara memeriksa kerapian dan kelengkapan status keperawatan ? Apakah saudara melakukan membuat laporan pergantian dines dan setelah selesai diparaf ? Apakah saudara membantu tim lain yang membutuhkan ? Apakah saudara memberikan resep dan menerima obat dari keluarga klien yang menjadi tanggung jawabnya dan berkoordinasi dengan PP ? Apakah hak-hak pasien tersebut dalam bentuk tertulis dan ditempel di dinding ? Apakah saudara mensosialisasikan kepada pasien tentang perawatan yang akan diberikan ? Apakah saudara membina hubungan terapeutik selama klien dirawat? Apakah tindakan keperawatan yang saudara lakukan sudah sesuai dengan SAK ? Apakah saudara melakukan pendokumentasian keperawatan sampai dengan evaluasi? Apakah saudara mengikuti operan pada saat pergantian dinas? Apakah saudara melaksanakan tugas sesuai dengan jadwal shift yang ditetapkan bersamasama dengan Ketua Tim dan Kepala Ruangan ? Apakah saudara melakukan perawatan pada pasien yang sakaratul maut?



Ya 9



Tidak



9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9



III. Pengarahan NO



PERTANYAAN



1



Apakah saudara memberikan penjelasan dengan kata-



PILIHAN Ya Tidak 9



74



kata dan komunikasi yang terapeutik dalam memberikan pelayanan keperawatan? Apakah saudara menghargai bimbingan dari Ketua Tim? Apakah saudara berupaya meningkatkan kerja sama dengan tim kesehatan lain agar tercipta keharmonisan? Apakah saudara sering menghadiri pertemuan rutin ruangan? Apakah saudara mengkomunikasikan kepada PP bila menemukan masalah yang perlu diselesaikan ?  Apakah saudara berperan serta dalam memberikan pendiudikan kesehatan pada klien/keluarga yang dilakukan oleh PP ?  



2 3 4 5 6



9 9 9 9 9



 IV. Pengawasan & Pengendalian NO



PERTANYAAN



PILIHAN Ya Tidak 9



1



Apakah saudara melakukan evaluasi tindakan Asuhan Keperawatan sesuai dengan perencanaan dan SAK? 2 Apakah saudara mendokumentasikan kemajuan klien 9 pada rekaman Askep? Apakah saudara membuat laporan jaga, operan alat 3 dan operan Askep setiap pergantian shift? 9 Apakah saudara membuat laporan sensus harian pada 4 jam 00.00? 9 Hasil penilaian dan evaluasi mengenai serah terima tugas jaga, meeting morning, pre conference, dan post conference selama 22 -24 februari 2022 adalah sebagai berikut : 1) No. 1.



2.



3. 4.



Evaluasi Pelaksanaan Serah Terima Tugas Jaga Di Ruang kepodang Atas VARIABEL YANG DINILAI Didahului do’a bersama Komunikasi antar pemberi tanggung jawab dan penerima tanggung jawab dilakukan didepan pintu dengan suara perlahan/tidak ribut Menyebutkan identitas pasien, dx medis, dx keperawatan, tindakan keperawatan yang telah dilakukan beserta waktu pelaksanaan Menginformasikan jenis, dan



SL(3) √







√ √



OBSERVASI SR(2) KD(1) TP(0)



75



5. 6. 7. 8. 9. 10.



11 Jumlah



waktu rencana tindakan keperawatan yang belum dilakukan Menyebutkan perkembangan pasien yang ada selama shift Menginformasikan pendidikan kesehatan yang telah dilakukan Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan Menyebutkan terapi dan tindakan medis beserta waktunya yang dilakukan selama shift Menyebutkan tindakan medis yang belum dilakukan selama shift Menginformasikan pada pasien/keluarga nama perawat shift berikutnya pada akhir tugas Memberi salam pada pasien, keluarga, serta mengobservasi dan menginspeksi keadaan pasien, menanyakan keluhan pasien (dalam rangka klarifikasi) Perhitungan



= =



√ √ √ √ √ √



√ 18



Total skor X 100% n item x skor tertinggi 33 X 100% = 100% 33



2) Evaluasi Pelaksanaan Meeting morning Ruang Kepodang Atas OBSERVASI No Variabel yang dinilai TP SL(3) SR(2) KD(1) (0) 1 Karu menyiapkan tempat untuk meeting √ morning 2. Karu memberikan arahan pada staf √ dengan materi yang telah disiapkan sebelumnya 3. Karu memberikan klarifikasi apa yang √ telah disampaikan pada staf 4. Memberikan kesempatan pada staf untuk √ mengungkapkan permasalahan yang muncul di ruangan 5. Bersama staf mendiskusikan pemecahan √ masalah yang dapat ditempuh 6. Karu memberi motivasi dan √ reinforcement pada staf



76



Perhitungan



=



JUMLAH Total skor



18 X 100%



N item x skor tertinggi =



18 X 100% 18



=



100 %



3) Evaluasi Pelaksanaan



Pre Conference Ruang kepodang atas



No.



Variabel yang Dinilai



1. 2. 3.



Pre conference dilakukan di nurse station Ketua tim menyiapkan data pasien Kepala ruang memfasilitasi pelaksanaan pre conference Kepala ruang membagi tugas atas sekelompok pasien kepada ketua tim dan perawat pelaksananya dengan memperhatikan keseimbangan kerja Ketua tim menjelaskan masalah keperawatan pasien dan rencana keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya Ketua tim mendiskusikan cara dan strategi pelaksanaan asuhan keperawatan pasien atas sekelompok pasien yang menjadi tanggungjawabnya Kepala ruang memberikan motivasi, pengarahan, dan tanggapan atas rencana asuhan keperawatan yang ditegakkan oleh ketua tim Ketua tim mengklarifikasikan kesiapan perawat pelaksana untuk melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien yang menjadi tanggung jawabnya Ketua tim memberikan reinforcemen positif pada perawat pelaksana Kepala ruang menyimpulkan kesimpulan pre conference JUMLAH



4.



5.



6.



7.



8.



9. 10.



Perhitungan



=



Total skor



Observasi YA (1) TIDAK (0) √ √ √ √















√ √ √ 0 X 100%



n item x skor tertinggi =



10 10



X 100%= 100 %



77



4) Evaluasi



Pelaksanaan Post Conference Ruang kepodang atas



No.



Variabel yang Dinilai



1. 2.



Post conference dilakukan di nurse station Ketua tim menyiapkan data pasien yang menjadi tanggungjawabnya Ketua tim menerima laporan dari perawat pelaksana tentang asuhan keperawatan yang telah dilakukan Ketua tim dan perawat pelaksana mendiskusikan masalah yang ada dan mencari upaya penyelesaiannya Ketua tim memberika reinforcemen positif pada perawat pelaksana Ketua tim melaporkan hasil asuhan keperawatan kepada kepala ruang Kepala ruang menyimpulkan hasil post conference dan atau memberikan tanggapan atau masukan JUMLAH



3. 4. 5. 6. 7.



Perhitungan



=



YA (1) √ √



Total skor



Observasi TIDAK(0)



√ √ √ √ √



X 100%



n item x skor tertinggi = =



7 X 100% 7 100 %



Berdasarkan observasi ditemukan data bahwa semua hal dilaksanakan sesuai dengan prinsip Metode TIM. Pelaksanaan serah terima pasien, meeting morning, pre conference, dan post conference sudah optimal. Analisa Hasil observasi pelaksanaan serah terima pasien di ruang Kepodang atas sudah dilakukan setiap pergantian shift, sudah sesuai dengan SPO yang ada di rumah sakit. Hal ini dibuktikan dengan pada pelaksanaan serah terima pasien diawali dengan do’a bersama, dan menginformasikan pendidikan kesehatan yang telah dilakukan. Selain itu, pemberi tanggung jawab menginformasikan jenis, dan waktu rencana tindakan keperawatan yang dilakukan. Dalam pelaksanaan serah terima pasien juga dilakukan tindakan menginformasikan pada pasien/keluarga nama perawat shift berikutnya pada akhir tugas dan memberi salam pada pasien, keluarga, serta mengobservasi dan menginspeksi keadaan pasien, menanyakan



78



keluhan pasien (dalam rangka klarifikasi). Serah terima pasien dilakukan keliling ruangan pasien. Pelaksanaan meeting morning sudah sesuai dengan SPO yang berlaku di rumah sakit. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang didapatkan bahwa kepala ruang memberikan keterangan pertemuan pada pagi hari sebelum shift merupakan meeting morning. Kegiatan meeting morning dilakukan bersamaan dengan pre conference dan post conference. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala tim didapatkan bahwa meeting morning, pre conference dan post conference terlaksana dengan baik. 3) Proses managemen bimbingan PKK bagi mahasiswa praktik penerapan pros es managemen Kajian Teori Tujuan manajemen bimbingan ialah agar sistem bimbingan dapat berjalan dengan lancar, efektif, dan efisien untuk mencapai tujuan kegiatan bimbingan sert a untuk menegakkan akuntabilitas bimbingan. Bimbingan mahasiswa praktik di R uang kepodang atas dilakukan oleh seorang clinical instructor (CI) yang merupak an pegawai di RS baik berasal dari Ruang Kepodang Atas maupun ruang lain yan g memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan mahasiswa bimbingan. Sistim bi mbingan mahasiswa secara keseluruhan diatur oleh Bidang Pendidikan dan Latiha n RS yang meliputi pengelompokkan mahasiswa, penempatan ruangan, pembagia n CI, penjadwalan dinas, dan lain sebagainya terkait dengan kebutuhan pendidika n mahasiswa. Adapun manajemen masalah-masalah yang terjadi pada mahasiswa di ruangan seperti membolos dinas, maka pertanggungjawaban mahasiswa dilaku kan kepada CI dan bagian diklat RS bukan kepada kepala ruangan. Namun demik ian, sebelum mahasiswa mendapatkan ijin untuk praktik di ruang Kepodang Atas bagian diklat RS, CI, kepala ruangan, serta seluruh staf di ruang Kepodang Atas s udah melakukan koordinasi terkait mahasiswa praktik, sehingga baik CI maupun staf lain di Ruang kepodang atas telah siap menerima mahasiswa praktik dan bers ama-sama membimbing mahasiswa dengan sebaik mungkin. Adapun evaluasi ter hadap bimbingan mahasiswa dilakukan oleh CI dan masing-masing dosen dari ins titusi terkait.



79



4.



Unsur Output/Keluaran a. Efesiensi Ruang Kepodang Atas Kajian Teori a. BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur) BOR menurut Huffman (1994) adalah rasio lamanya penggunaan tempat tidur untuk perawatan pasien pada periode tertentu. BOR merupakan indikator yang memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat penggunaan tempat tidur rumah sakit atau persentase penggunaan tempat tidur pada waktu tertentu (Chariswanti, 2013). Menurut Barber Johnson, standar internasional BOR adalah 75-85%, sedangkan menurut Depkes RI (2009) BOR adalah persentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2009).



BOR =



x 100%



b. LOS (Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat) LOS menurut Huffman (1994) adalah rata-rata hospitalisasi pasien selama periode tertentu. LOS menurut Depkes RI (2009) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi dan gambaran mutu pelayanan. Secara umum nilai LOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes, 2009).



LOS = Lama dirawat/Jumlah pasien keluar (hidup + mati) c. TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran) TOI menurut Depkes RI (2009) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari setelah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini



80



memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.



TOI = d. BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur) BTO menurut Huffman (1994) adalah “the net effect of changed in occupancyrate and length of stay”. BTO menurut Depkes RI (2009) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali (Depkes RI, 2009). BTO



=



e. NDR (Net Death Rate) NDR menurut Depkes RI (2009) adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit. f. GDR (Gross Death Rate) GDR menurut Depkes RI (2009) adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar. Kajian Data



Efisiensi Ruang Kepodang Atas RSUD Ajibarang Tahun 2021 No



Tahun



1 2 3 4 5



2021



Bulan Januari Februari Maret April Mei



Jumlah TT 21 21 21 21 21



BOR (%) 17,05 17,52 20,89 32,86 32,26



Indikator LOS TOI



BTO



3,08 2,88 2,21 3,89 3,19



1,86 1,62 2,00 2,71 3,05



13,85 14,26 12,26 7,42 6,89



81



6 7 8 9 10 11 12



Juni Juli Agustus September Oktober November Desember



21 38,57 3,28 5,16 3,57 21 18,74 3,54 15,11 1,67 21 25,65 3,58 11,26 2,05 21 29,84 3,28 7,75 2,71 21 39,17 3,09 5,01 3,76 21 57,14 3,08 2,37 5,43 18 85,84 3,33 0,52 8,39 Rata-rata 21 33,67 3,22 6,44 37,62 Sumber: Medical Record RSUD Ajibarang; data pelayanan rawat inap Bangsal Kepodang Atas tahun 2021 Analisa Berdasarkan kajian data tersebut, dapat diketahui bahwa: a. BOR (Bed Occupancy Rate), di ruang Kepodang Atas satu tahun 2021 rata-rata 33,67 %. Jumlah tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat penggunaan tempat tidur rumah sakit masih rendah, jika disamakan dengan standar nasional BOR yaitu 60-85%. b. LOS (Length Of Stay) pasien di ruang Kepodang Atas dalam satu tahun 2021 yaitu 3,22 atau dibulatkan menjadi 3 hari. Jumlah LOS tersebut menunjukkan lama perawatan lebih pendek daripada standar nasional yaitu 6-9 hari. Lama hari perawatan yang semakin pendek menunjukkan semakin baik perawatan yang diberikan. c.



TOI (Turn Over Internal) di Ruang Kepodang Atas selama satu tahun 2021 yaitu 6,44 atau dibulatkan menjadi 6 hari. Jumlah tersebut menunjukkan kurang efisien dikarenakan sesuai dengan standar nasional TOI yaitu 1-3 hari. Jeda waktu pemakaian tempat tidur yang lama menandakan suatu rumah sakit atau ruangan tertentu memiliki sedikit pasien.



d. BTO (Bed Turn Over) di Ruang Kepodang Atas tahun 2021 yaitu 37,62 kali atau dibulatkan menjadi 38 kali. Hal tersebut menunjukkan penggunaan tempat tidur di ruangan dalam satu tahun kurang dari nilai standar nasional nilai BTO yaitu 40-50 kali. Penggunaan tempat tidur yang sedikit dikarenakan masa pandemi covid -19 yang melonjak selama tahun 2021 sehingga kunjungan semakin menurun.



82



b. Instrumen A (Hasil evaluasi penerapan SAK) A. Asuhan Anak (Instrument A) Instrumen A merupakan evaluasi terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan yang telah baku. Evaluasi dilakukan terhadap dokumentasi asuhan keperawatan pasien yang dirawat minimal 3 hari. Dokumentasi keperawatan adalah sistem pencatatan kegiatan sekaligus pelaporan semua kegiatan asuhan keperawatan sehingga terwujud data yang lengkap, nyata, dan tercatat serta bukan hanya tingkat kesakitan dari pasien tetapi juga jenis, kualitas, dan kuantitas pelayanan kesehatan dalam memenuhi kebutuhan pasien. Dokumentasi keperawatan merupakan sesuatu yang mutlak harus ada untuk perkembangan perawatan, khususnya proses profesionalisasi



keperawatan



serta



upaya



untuk



membina



dan



mempertahankan akuntabilitas perawat dan keperawatan. Dalam membuat dokumentasi harus memperhatikan aspek-aspek : 1) Keakuratan data 2) Breavity (ringkas) 3) Legibility (mudah dibaca) Komponen dokumentasi keperawatan: 1)



Pengkajian Asuhan keperawatan paripurna memerlukan data yang lengkap dan dikumpulkan secara terus-menerus tentang keadaaan pasien untuk menentukan kebutuhan asuhan keperawatan. Data harus bermanfaat bagi semua



anggota



tim



kesehatan.



Komponen



pengkajian



meliputi



pengumpulan data, pengelompokan data, dan perumusan masalah. 2)



Diagnosa keperawatan Diagnosa keperawatan menggambarkan masalah pasien baik aktual maupun potensial berdasarkan hasil pengkajian data. Diagnosa dirumuskan berdasarkan data status kesehatan pasien, dianalisa, dan dibandingkan dengan fungsi normal kehidupan pasien. Kriteria diagnosa dihubungkan dengan penyebab kesenjangan dan pemenuhan kebutuhan pasien, dibuat sesuai dengan wewenang perawat, dengan komponen



83



terdiri atas masalah, penyebab dan tanda gejala (PES) atau terdiri dari masalah dan penyebab (PE) yang bersifat aktual apabila masalah kesehatan sudah nyata terjadi dan bersifat potensial apabila masalah kesehatan kemungkinan besar akan terjadi, dan dapat ditanggulangi oleh perawat. 3)



Rencana keperawatan Perencanaan



keperawatan



disusun



berdasarkan



diagnosa



keperawatan. Komponen rencana perawatan meliputi prioritas masalah, tujuan, dan rencana tindakan. Prioritas masalah ditentukan dengan memberi prioritas utama masalah yang mengancam kehidupan dan prioritas selanjutnya masalah yang mengancam masalah kesehatan pasien. Prioritas ketiga adalah masalah yang mempengaruhi perilaku. 4)



Implementasi Implementasi adalah pelaksanaan rencana tindakan yang ditentukan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi yang mencakup aspek peningkatan, pencegahan, pemeliharaan, serta pemulihan kesehatan dengan mengikutsertakan pasien dan keluarga. Pelaksanaan tindakan keperawatan harus sesuai dengan rencana yang ada, menyangkut keadaan bio-psiko-sosio-spiritual pasien, menjelaskan setiap tindakan perawatan yang akan dilaksanakan pada klien, sesuai waktu yang telah ditentukan dengan menggunakan sumber-sumber yang ada. Tindakan perawatan dilakukan dengan menerapkan prinsip aseptik dan antiseptik, aman, nyaman, ekonomis, menjaga privasi, dan mengutamakan keselamatan pasien, dan merapikan pasien dan alat setiap selesai tindakan. Semua tindakan yang telah dilaksanakan dicatat pada format asuhan keperawatan yang berlaku. Perbaikan tindakan dilakukan berdasarkan respon pasien dan merujuk dengan segera bila ada masalah yang mengancam keselamatan pasien.



5)



Evaluasi Evaluasi dilaksanakan secara periodik, sistematis, dan berencana, untuk menilai perkembangan pasien. Evaluasi dilaksanakan dengan memeriksa kembali hasil pengkajian awal dan intervensi awal untuk



84



mengidentifikasi masalah dan rencana perawatan selanjutnya termasuk strategi perawatan yang telah diberikan untuk memecahkan masalah pasien. 6)



Catatan asuhan keperawatan Pencatatan merupakan data tertulis tentang status kesehatan dan perkembangan pasien selama dalam perawatan. Pencatatan dilakukan selama pasien dirawat inap maupun rawat jalan. Pencatatan dapat digunakan sebagai bahan informasi dan komunikasi. Penulisan harus jelas dan ringkas, serta menggunakan istilah yang baku sesuai dengan pelaksanaan proses perawatan. Setiap pencatatan harus mencantumkan paraf dan nama perawat yang melaksanakan tindakan dan waktu pelaksanaan, dan menggunakan format yang tersedia serta sesuai dengan peraturan yangn berlaku.



Kajian data



Tabel 2.9 Evaluasi instrumen A di Ruang Kepodang Atas RSUD Ajibarang No 1.



2. 3.



Aspek yang



Hasil



dinilai



(%)



Pengkajian



95%



Diagnosa Keperawatan Perencanaan



95%



95%



Keterangan 1) Mencatat data yang dikaji sesuai pedoman pengkajian 2) Data dikelompokkan (bio-psiko-sosialspiritual) 3) Data dikaji sejak pasien datang sampai pulang 4) Masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan antara status kesehatan dengan norma dan pola fungsi kehidupan 1) Dx. Kep. Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan 2) Dx.Kep. Mencerminkan PE/PES 3) Merumuskan Dx.Kep actual/potensial 1) Berdasarkan Dx.Kep 2) Disusun menurut urutan prioritas 3) Rumusan tujuan mengandung komponen



85



pasien/subjek, perubahan perilaku, kondisi pasien dan atau kriteria waktu 4) Rencana tindakan mengacu pada tujuan dengan kalimat perintah, terinci, dan jelas 5) Rencana tindakan meggambarkan keterlibatan pasien/keluarga



4.



Tindakan



90%



1) Tindakan dilaksanakan mengacu pada rencana keperawatan 2) perawat mengobservasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan. 3) Revisi tindakan berdasarkan evaluasi 4) Semua tindakan yang telah dilaksanakan dicatat dengan ringkas dan jelas



5.



Evaluasi



90%



1.) Evaluasi mengacu pada tujuan (SOAP) 2.) Hasil evaluasi dicatat



90%



1) Menulis pada format yang baku 2) Pencatatan dilakukan sesuai dengan tindakan yang dilaksanakan 3) Pencatatan ditulis dengan jelas, rigkas, istilah yang baku dan jelas/benar 4) Setiap melaksanakan tindakan/kegiatan perawat mencantumkan paraf/nama jelas, tanggal dan jam dilakukannya tindakan 5) Dokumentasi keperawatan tersimpan sesuai dengan ketentuan yang berlaku



92,5%



Baik



Dokumentasi 6.



Asuhan Keperawatan



Rata-rata



Analisa Pendokumentasian asuhan anak di ruang Kepodang Atas dinilai dengan standar asuhan keperawatan, hal tersebut dikarenakan rumah sakit sudah



mempunyai standar asuhan keperawatan. Berdasarkan penilaian,



standar asuhan keperawatan sudah cukup baik, yakni 92,5% (baik). Hasil terendah pada penilaian instrument A terletak pada penulisan perencanaan. Pada penulisan perencanaan tidak mengacu pada tujuan dengan kalimat perintah, terinci, dan jelas. Rencana tindakan juga tidak menggambarkan keterlibatan pasien atau keluarga pasien.



86



Instrumen A digunakan untuk mengevaluasi pendokumentasian asuhan keperawatan yang telah baku.. Oleh sebab itu, kami melakukan observasi dan evaluasi terkait asuhan keperawatan dengan metode menganalogikan setiap konten asuhan keperawatan. c. Kepuasan pasien (instrument B) Kajian teori Salah satu indikator mutu asuhan keperawatandalam suatu ruangan dapat dillihat dari persepsi pasien tentang mutu asuhan keperawatanyang diberikan. Untuk mengevaluasi hal tersebut perlu suatu instrument yang baku. RSUD Ajibarang menggunakan format standar asuhan keperawatan yang telah ditetapkan oleh rumah sakit untuk mengevaluasi persepsi pasien terhadap mutu asuhan keperawatan/kebidanan. Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperoleh setelah pasien membandingkannya dengan apa yang diharapkan (Imbalo, 2006). Respon ini sebagai hasil dari penilaian pasien bahwa produk/pelayanan sudah memberikan tingkat pemenuhan kenikmatan. Tingkat pemenuhan kenikmatan dan harapan ini dapat lebih atau kurang (Nursalam, 2014). Kajian data Hasil kuesioner kepuasan pasien ruang Kepodang Atas RSUD



Ajibarang



bulan Januari 2022 No



Responden



Unsur



Unsur



Unsur



Unsur



Unsur



Unsur



Unsur



Unsur



Unsur



1



2



3



4



5



6



7



8



9



1



Tn. S



4



4



3



3



4



4



4



4



4



2



Ny. E



3



3



3



3



4



4



3



4



4



3



Ny. K



4



4



4



3



4



4



4



4



4



4



Ny. G



4



4



4



3



4



4



4



4



4



5



Ny. S



4



4



3



3



3



3



3



4



4



6



Ny. R



4



4



4



3



4



4



4



4



4



7



Ny. A



3



3



3



3



3



3



3



3



4



8



Ny. S



3



3



3



3



3



3



3



3



4



87



9



Ny. S



3



3



3



3



3



3



3



3



4



10



Tn. P



3



3



3



3



3



3



3



3



4



11



Tn. K



3



3



3



3



3



3



3



3



4



12



Ny. S



4



4



3



3



4



4



3



3



4



13



Ny. Y



3



3



3



3



3



3



4



3



4



45



45



42



39



45



45



44



45



52



Nilai



85,25



IKM Unit Pelayanan



No.



Pertanyaan



1 2.



Apakah perawat selalu memperkenalkan diri Apakah perawat melarang anda atau pengunjung merokok di ruangan Apakah perawat selalu menanyakan bagaimana nafsu makan anda atau keluarga anda Apakah perawat pernah menanyakan pantangan anda dalam hal makanan anda atau keluarga anda Apakah perawat menanyakan atau memperhatikan berapa jumlah makanan dan minuman yang biasa anda atau keluarga anda habiskan Apakah anda atau keluarga anda tidak mampu makan sendiri dan apakah perawat membantu menyuapinya Pada saat anda atau keluarga anda dipasang infus apakah perawat selalu memeriksa cairan atau tetesannya dan area sekitar pemasangan jarum infuse Apabila anda atau keluarga anda mengalami kesulitan buang air besar apakah perawat menganjurkan makan buah-buahan, sayuran, minum yang cukup dan banyak bergerak Pada saat perawat membantu anda atau keluarga anda waktu buang air besar, buang air kecil, apakah perawat memasang penutup atau selimut, menutup pintu atau jendela dan mempersilahkan pengunjung keluar ruangan Apakah ruangan tidur anda atau keluarga anda selalu di jaga kebersihannya dengan di sapu dan di pel setiap hari Apakah lantai kamar mandi atau WC selalu bersih, tidak licin, tidak berbau, dan cukup terang Selama anda atau keluarga anda belum mampu mandi (dalam keadaan istirahat total) apakah dimandikan oleh perawat Apakah anda atau keluarga anda di bantu oleh perawat jika tidak mampu menggosok gigi, membersihkan mulut atau mengganti pakaian atau menyisir rambut Apakah alat-alat tenun seperti sprei, selimut, dan lain-lain diganti setiap kotor Apakah perawat pernah memberikan penjelasan akibat dari kurang bergerak dan berbaring terlalu lama



3 4 5 6 7 8 9



10 11 12 13 14 15



Baik



Jawaban Ya Tdk 2 11 10 3 5



8



13



0



5



8



5



8



13



0



9



4



10



3



13



0



13



0



12



1



5



8



8



5



8



5



88



16



17 18 19 20 21 22 23 24 25



Pada saat anda atau keluarga anda masuk rumah sakit apakah perawat memberikan penjelasan tentang fasilitas yang tersedia dan cara penggunaannya serta peraturan atau tata tertib yang berlaku di rumah sakit Selama anda atau keluarga anda dalam perawatan apakah perawat memanggil nama dengan benar Selama anda atau keluarga anda dalam perawatan apakah perawatan mengawasi keadaan anda secara teratur pada pagi, sore, maupun malam hari Selama anda atau keluarga anda dalam perawatan apakah perawat segera memberi bantuan bila diperlukan Apakah perawat bersikap sopan dan ramah Apakah anda atau keluarga anda mengetahui perawat yang bertanggung jawab setiap kali pergantian dinas Apakah perawat selalu memberi pelayanan sebelum melakukan tindakan perawatan atau pengobatan Apakah perawat selalu bersedia mendengarkan dan memperhatikan setiap keluhan anda atau keluarga anda Dalam hal memberikan obat apakah perawat membantu menyiapkan atau meminumkan obat Selama anda atau keluarga anda dirawat apakah diberikan penjelasan tentang perawatan / pengobatan / pemeriksaan lanjutan setelah anda atau keluarga anda diperbolehkan pulang Total



Hasil kepuasaan pasien



=



8



5



12



1



13



0



12



1



11 1



2 12



9



4



9



4



10



3



13



0



229



96



Total skor x 100 % Item



=



229 x 100 % 325



=



70,46%



Analisa data Instrumen B digunakan untuk menilai tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan. Jumlah dan jenis pertanyaan instrumen B dapat dilihat pada lampiran. Sebanyak 13 pasien di ruang Kepodang Atas diminta untuk mengisi kuisioner instrumen B. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa 70,46% pasien merasa puas dengan pelayanan yang diberikan di ruang Kepodang Atas. Kesimpulan dan analisis dari hasil kuesioner diatas adalah : a. Hampir seluruh perawat tidak memperkenalkan diri setiap berinteraksi dengan pasien. b. Sebagian besar perawat tidak memperkenalkan petugas setiap kali pergantian petugas.



89



c. Keluarga pasien baru masuk rumah sakit atau ruangan mendapatkan penjelasan tentang fasilitas yang tersedia dan cara penggunaannya, peraturan atau tata tertib yang berlaku di rumah sakit. d. perawat selalu melarang pasien atau keluarga pasien yang berkunjung ke ruangan merokok e. Sebagian besar perawat belum menanyakan nafsu makan pasien dan kurang memperhatikan jumlah makanan dan minuman yang biasa dihabiskan pasien f. perawat selalu memanggil nama pasien dengan benar serta mengawasi keadaan pasien secara teratur setiap pagi, sore, maupun malam hari g. Perawat



memberikan



penjelasan



tentang



perawatan/pengobatan/



pemeriksaan lanjutan setelah pasien diperbolehkan pulang. d. SPO (instrument C) Kajian teori Tindakan keperawatan yang baik harus dilakukan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dengan hasil penilaian tindakan mencapai 100 %. Sebagai dasar penilaian tindakan keperawatanmengacu pada instrument evaluasi penerapan standar asuhan keperawatan di rumah sakit yang telah ditetapkan oleh tim departemen kesehatan RI. Standar Prosedur Operasional (SPO) adalah sistem yang disusun untuk memudahkan, merapihkan dan menertibkan pekerjaan. Sistem ini berisi urutan proses melakukan pekerjaan dari awal sampai akhir (Sailendra, 2015). Standard Operating Procedure (SOP/SPO) adalah satu set instruksi tertulis yang digunakan untuk kegiatan rutin atau aktivitas yang berulang kali dilakukan oleh sebuah organisasi (Hartatik, 2014). Standard Operating Procedure (SOP/SPO) adalah suatu perangkat lunak pengatur, yang mengatur tahapan suatu proses kerja atau prosedur kerja tertentu (Budihardjo, 2014). Kajian Data Berdasarkan hasil pengkajian awal, ruang Kepodang Atas memiliki jumlah SPO 112 buah, tetapi beberapa ada yang belum direvisi (SPO 2019). Penilaian pelaksanaan SPO dilakukan dengan melihat pelaksanaan tindakan



90



kemudian dilakukan check list pada lembar SPO. Hasil observasi yang didapatkan adalah sebagai berikut: Tabel 2.9 Hasil evaluasi pelaksanaan SPO di ruang Kepodang Atas RSUD Ajibarang. 1.



SPO Meeting morning



No.



Variabel yang Dinilai



1. 2. 3.



Meeting morning dilakukan di kantor perawat/nurse station Karu/Wakaru/Katim membuka meeting morning Karu/Wakaru/Katim mempersilahkan kepada penanggung jawab shift malam untuk menyampaikan laporan jaga secara lisan Karu/Wakaru/Katim melakukan klarifikasi tentang laporan shift malam Karu/Wakaru/Katim menyampaikan informasi lain tentang permasalahan ruangan Tanggapan dari semua dari semua perserta meeting morning Karu/wakaru/katim memberi motivasi dan reinforcement positif pada semua peserta meeting morning Karu/Wakaru/Katim menutup meeting morning



4. 5. 6. 7. 8.



Perhitungan =



total skor



x 100 %



Observasi Ya tidak √ √ √ √ √ √ √ √



n item = _8_ x 100 % 8 = 100 % SPO cuci



2.



No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11



tangan higienis (hands wash)



Variabel yang dinilai Prosedur Lepas aksesoris yang ada di tangan Basahi tangan setinggi pertengahan lengan bawah dengan air mengalir Tuang sabun di bagian telapak tangan untuk menyabuni seluruh permukaan tangan Gosok tangan dengan posisi telapak pada telapak Telapak kanan di atas punggung kiri dengan jari-jari salaing menjalin dan sebaliknya Telapak pada telapak dan jari-jari saling menjalin Punggung jari-jari pada telapak yang berlawanan dengan jarijari saling mengunci Gosok memutar dengan ibu jari kiri tangan kanan mengunci pada telapak kiri dan sebaliknya Gosok memutar, ke arah belakang dan ke depan dengan jarijari tangan kanan mengunci pada telapak kiri dan sebaliknya Bilas tangan dengan air mengalir Keringkan tangan sekering mungkin dengan handuk kering



Observasi Ya Tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √



91



12



atau tissue Gunakan handuk atau tissue untuk mematikan kran air Jumlah



Perhitungan =



total skor n item = _11_ x 100 % 12 = 91,7 %



3.



1



x 100 %



SPO Pre Conference No



Variabel yang dinilai



1 2 3 4



Pre conference dilakukan di Nurse station Ketua tim menyiapkan data pasien Kepala ruang memfasilitasi pelaksanaan pre conference Kepala ruang membagi tugas atas sekelompok pasien kepada ketua tim dan perawat pelaksana dengan memperhatikan keseimbangan kerja Ketua tim menjelaskan masalah keperawatan pasien dan rencana keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya Ketua tim mendiskusikan cara dan strategi pelaksanaan asuhan keperawatan pasien atas sekelompok pasien yang menjadi tanggung jawabnya Kepala ruang memberikan motivasi, pengarahan, dan tanggapan atas rencana asuhan yang ditegakkan oleh ketua tim Ketua tim mengklarifikasikan kesiapan perawat pelaksana untuk melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien yang menjadi tanggung jawabnya Ketua tim memberikan reinforcement positif pada perawat pelaksana Kepala ruang menyimpulkan hasil reinforcement Jumlah



5 6 7 8 9 10



Perhitungan =



total skor n item = _ 10_ x 100 % 10 = 100 %



4.



√ 11



Observasi Ya Tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ 5



5



x 100 %



SPO Post Conference No 1



Variabel yang dinilai Post conference dilakukan di Nurse station



Observasi Ya Tidak √



92



2 3 4 5 6 7



Ketua tim menyiapkan data pasien yang menjadi tanggung jawabnya Ketua tim menerima laporan dari perawat pelaksana tentang asuhan keperawatan yang telah dilakukan Ketua tim dan perawat pelaksana mendiskusikan masalah yang ada dan mencari upaya penyelesaiannya Ketua tim memberikan reinforcement positif pada perawat pelaksana Ketua tim melaporkan hasil asuhan keperawatan kepada kepala ruang Kepala ruang menyimpulkan hasil post conference dan / atau memberikan tanggapan / masukan Jumlah



Perhitungan =



total skor n item = _7_ x 100 % 7 = 100 %



5.



x 100 %



√ √ √ √ √ √ 7



SPO serah terima tugas jaga No.



VARIABEL YANG DINILAI



1.



Didahului do’a bersama Komunikasi antar pemberi tanggung jawab dan penerima tanggung jawab dilakukan didepan pintu dengan suara perlahan/tidak ribut Menyebutkan identitas pasien, dx medis, dx keperawatan, tindakan keperawatan yang telah dilakukan beserta waktu pelaksanaan Menginformasikan jenis, dan waktu rencana tindakan keperawatan yang belum dilakukan Menyebutkan perkembangan pasien yang ada selama shift Menginformasikan pendidikan kesehatan yang telah dilakukan Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan Menyebutkan terapi dan tindakan medis beserta waktunya yang dilakukan selama shift Menyebutkan tindakan medis yang belum dilakukan selama shift Menginformasikan pada pasien/keluarga nama perawat shift berikutnya pada akhir tugas Memberi salam pada pasien, keluarga, serta mengobservasi dan menginspeksi keadaan pasien, menanyakan keluhan pasien (dalam rangka klarifikasi)



2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11



Perhitungan =



total skor n item = _11_ x 100 %



x 100 %



OBSERVASI Ya Tdk √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √



93



11 = 100 % Analisa Data Hasil observasi pelaksanaan serah terima pasien di ruang Kepodang Atas sudah dilakukan setiap pergantian shift dan sudah sesuai dengan SPO yang ada di rumah sakit. Hal ini dibuktikan dengan pelaksanaan serah terima pasien yang diawali dengan doa bersama dan menginformasikan pendidikan kesehatan yang telah dilakukan. Selain itu, pemberi tanggung jawab menginformasikan jenis dan waktu rencana tindakan keperawatan yang belum dilakukan. Hal tersebut dikarenakan rencana keperawatan yang akan dilakukan pada saat serah terima pasien tidak disusun terlebih dahulu. Dalam pelaksanaan serah terima pasien juga dilakukan tindakan menginformasikan pada pasien/keluarga nama perawat shift berikutnya pada akhir tugas. Pelaksanaan meeting morning, pre dan post conference sudah optimal atau dilakukan sesuai dengan SPO yang berlaku di rumah sakit. Untuk prosedur cuci tangan higienis (handwash) juga sudah dilakukan dengan optimal sesuai SPO. Namun ada satu poin yang masih kurang yaitu ada beberapa yang masih tidak melepas aksesoris saat cuci tangan. Dari hasil observasi mengenai pelaksanaan penangan limbah benda tajam dan pecahan kaca juga sudah dilakukan secara optimal. Untuk pelaksanaan SPO penggunaan peralatan tajam dengan aman sudah cukup baik.. Hasil observasi terkait kepatuhan terhadap tata tertib yang berlaku menunjukkan bahwa keluarga pasien masih belum mematuhi tata tertib yang berlaku di rumah sakit dengan masih adanya pengunjung ke dalam ruang Kepodang atas, penunggu pasien lebih dari satu orang. Tabel 2.36 Hasil Rekapitulasi Instrumen A B C SPO di Ruang Kepodang Atas RSUD Ajibarang Ruang Ruang Perawatan



A 92,5%



Instrumen B C 70,46% 98,34%



Rata-rata 87,1%



94



Kepodang Atas Hasil evaluasi total instrument A, instrumen B, dan instrumen C adalah sebesar 87,1%. e. Mutu Pelayanan Keperawatan 1) Keselamatan Pasien Kajian Teori Patient Safety atau keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih aman. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Langkah-langkah pelaksanaan Pasien safety a) Lakukan identifikasi pasien setiap akan melakukan tindakan b) Lakukan komunikasi efektif dengan sistem SBAR c) Lakukan pengelolaan obat kategori LASA dan High alert d) Persiapan pasien operasi dengan benar (MARKING SITE) e) Stop Infeksi dengan kepatuhan Hand hygiene f) Amankan pasien dari bahaya jatuh dan cedera dengan melakukan penilaian dan penandaan resiko jatuh. Kajian Data



Berdasarkan data yang diambil dari pengumpul data Januari 2022 didapatkan hasil sebagai berikut: No



Indikator



1



Ketepatan pasien



identifikasi



2



Komunikasi efektif



3



Keamanan penggunaan obat high allert / lasa



Target



Capaian



keterangan



Desember



Januari



100%



100%



100%



100%



100%



100%



tercapai



-



Tidak diterapkan diruangan



100%



-



tercapai



95



4



Tepat lokasi, tepat pasien, tepat operasi



100%



100%



5



Pencegahan infeksi



100%



--



6



Pencegahan jatuh



100%



100%



100%



tercapai



100%



Data 3 bulanan Tercapai



-



2) Pengetahuan pasien Kajian Teori Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo 2003).



Tingkat pengetahuan klien akan mempengaruhi dalam



pemberian/pelaksanaan discharge planning. Kajian Data Berdasarkan kuisioner tanggal 23 Februari terhadap 6 pasien yang dirawat di Ruang Kepodang Atas didapatkan 4 pasien yang berpengetahuan baik dan 2 orang yang kurang baik. Pasien tersebut belum memahami tentang penyakit yang diderita (penularan dan pencegahan). 3) Perawatan diri pasien Kajian Teori Ada 3 prinsip dalam keperawatan diri sendiri yaitu: a) Perawatan diri yang bersifat holistik, seperti kebutuhan oksigen, air, nutrisi, eliminasi, aktivitas dan istirahat. b) Perawatan mandiri yang harus dilakukan sesuai dengan tumbuh kembang manusia. c) Perawatan mandiri yang harus dilakukan karena adanya masalah dengan atau penyakit. Kajian Data Berdasarkan teori Douglas melalui observasi terhadap 6 pasien pada tanggal 23 Februari terdapat 5 pasien dengan kategori minimal



96



care yang memerlukan 1-2 jam dengan perawatan sebagian besar sudah secara mandiri, 1 orang dengan kategori partial care. 4) Kecemasan Pasien Kajian Teori Cemas adalah emosi tanpa objek dan merupakan pengalaman subjektif individual, mempunyai kekuatan tersendiri dan sulit untuk diobservasi secara langsung. Perawat dapat mengidentifikasi cemas lewat perubahan tingkah laku pasien ( Nursalam 2011).



Tabel. Kuisioner Anxiety Scale Lingkarilah



pada jawaban yang paling tepat sesuai dengan keadaan



anak anda o Tidak



:0



o Jarang



:1



o Kadang-kadang : 2 o Sering o



:3



Sangat sering



:4 Kadangkadang



Jarang



0



1



2



3



4



1. Memberontak didepan orang banyak 2. Melakukan sesuatu hal dengan benar/sesuai.



0



1



2



3



4



0



1



2



3



4



3. Tegang, gelisah atau marahmarah.



0



1



2



3



4



4. Tidak mau tidur tanpa orang tua.



0



1



2



3



4



5. Takut pada tempat yang tinggi



0



1



2



3



4



6. Susah tidur



0



1



2



3



4



7. Suka mencuci tangan berulang kali.



0



1



2



3



4



Pernyataan



Sering



Sangat sering



Tidak



97



8. Takut keramaian atau tempat tertutup. 9. Takut bertemu/bicara dengan orang yang tak dikenal



0



1



2



3



4



0



1



2



3



4



10. Takut bicara dengan teman sebayanya.



0



1



2



3



4



11. Gugup 12. Memiliki posisi tertentu untuk menghentikan hal buruk yang terjadi padanya (misal: pada saat akan disuntik)



0



1



2



3



4



0



1



2



3



4



13. Malu didepan banyak orang.



0



1



2



3



4



14. Takut pada serangga



0



1



2



3



4



15. Merasa stress/tertekan bila bersama perawat dan ditinggal orang tua 16. Takut melakukan kegiatan bersama dengan anak lain.



0



1



2



3



4



0



1



2



3



4



17. Takut pada binatang



0



1



2



3



4



0



1



2



3



4



0



1



2



3



4



18. Memiliki taktik khusus untuk menghentikan hal buruk yang terjadi padanya. 19. Suka mencari perhatian orang tuanya saat orang tua nampak sibuk Total Skor: Keterangan:



Cara Penilaian Tingkat Kecemasan Spence Children’ Anxiety Scale (SCAS) Preschool untuk mengetahui sejauh mana derajat kecemasan anak prasekolah apakah ringan,seang,berat. Alat ukur ini terdiri dari 19 pertanyaan dimana pada masing-masing item kecemasan dengan skor antara lain tidak (0), jarang (1), kadang-kadang (2), sering (3), dan sangat sering (4). Rentang penilaian 20-80, dengan pengelompokan antara lain : Skor < 15 :normal./ tidak cemas



98



Skor 16-30 : kecemasan ringan Skor 32-45 : kecemasan sedang Skor > 46: kecemasan berat



Kajian Data Dari Penyebaran kuisioner dan observasi kami dari 6 responden pada tanggal 23 Februari diperoleh data tingkat kecemasan pasien : Normal/tidak cemas



:1



Cemas ringan



:1



Cemas sedang



: 4.



Berdasarkan



analisa



kuisioner,



pasien



yang



mengalami



kecemasan sedang, cenderung mengalami peningkatan kecemasan, setelah dikaji lebih dalam, pasien takut dilakukan tindakan medis. 5) Kenyamanan (nyeri pasien) Kajian Teori Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya. Nyeri, sakit, dolor (Latin) atau pain (Inggris) adalah kata-kata yang artinya bernada negatif; menimbulkan perasaan dan reaksi yang kurang menyenangkan. Kajian Data Berdasarkan hasil pengkajian Wong Beker Faces Pain Rating Scale pada 6 Orang pasien di ruang Kepodang Atas tanggal 23 Februari didapatkan hasil: a.Tidak nyeri (0) = 4 pasien b. Sedikit Nyeri = 2 pasien



99



DAFTAR PUSTAKA Budihardjo, A. (2014). Organisasi Menuju Pencapaian Optimum. Jakarta : Prasetiya Mulya Publishing. Hartatik, I. P. (2014). Buku Praktis Mengembangkan SDM. Yogyakarta: Laksana. Imbalo S. (2006). Jaminan Mutu Layanan Kesehatan : Dasar-Dasar Pengertian Dan Penerapan. Jakarta : EGC. Kaswan. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Keunggulan Bersaing Organisasi. Yogyakarta : Graha Ilmu. Nursalam, (2014). Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional. (Edisi 4). Jakarta : Salemba Medika. Sailendra, A. (2015). Langkah-langkah raktis Membuat SOP. Yogyakarta: Trans Idea Publishing. Wibowo. (2010). Manajemen Kinerja. (Edisi 3). Jakarta : Rajawali.