Laporan Observasi Budaya Organisasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Budaya Organisasi dalam Pelaksanaan Kegiatan Organisasi Kata Kunci Manajemen, budaya, organisasi, komunikasi



1. Pendahuluan 1.1.



Latar Belakang



Dalam mencapai tujuan organinsisasi, para anggota organisasi bekerja dalam tatanan social tertentu yang terbentuk berdasarkan hubungan antarmanusia yang bersifat informal dan terjadi pada unsur-unsur di dalam organisasi. Tatanan social tersebut sangat berkaitan dengan budaya karena tatanan ini mengandung unsur-unsur budaya yang terbentuk daari interaksi antarindividu ataupun kelompok. Budaya organisasi tersebut misalnya cara berkomunikasi, hubungan antarindividu, sikap atau perilaku individu dalam organisasi, dan lain-lain. Seperti yang dapat kita lihat sekarang, satu organisasi dengan organisasi lainnya memiliki budaya yang berbeda-beda.



1.2.



Perumusan Masalah



Dalam penelitian ini akan muncul pertanyaan seperti “Bagaimana budaya yang diambil oleh institusi keuangan tersebut?”



1.3.



Tujuan Penulisan



Tujuan penulisan ini yaitu agar saya dapat menyampaikan hasil penelitian berupa wawancara yang dapat memberikan informasi tentang budaya organisasi yang dianut oleh sebuah organisasi supaya dapat menambah pengetahuan bagaimana budaya organisi yang sesungguhnya ada di dalam organisasi.



1.4.



Analisis



Organisasi mempunyai budaya yang sesuai dengan kegiatan dalam organisasi tersebut, budaya yang terdapat dalam institusi mencakup hal-hal yang dapat menunjang pencapaian tujuan tertentu dalam organisasi tersebut.



2. Isi 2.1.



Landasan Teori



Dari perspektif budaya, organisasi terbentuk melalui hasil konstruksi social (Stueart, 2002: 124) yakni sekelompok orang yang saling bekerjasama untuk mencapai tujuan, membangun struktur, membagi pekerjaan dan wewenang, membangun hubungan di antara mereka, serta hubungan dengan lingkungan. Organisasi merupakan rangka tempat individu mengembangkan tindakan-tindakan social (Blumer, 2002: 75). Menurut Osborne & Plastrik (2000), budaya organisasi adalah seperangkat perilaku, perasaan, dan kerangka psikologis yang terinternalisasi sangat mendalamdan dimiliki bersama olehanggotaorganisasi. Definisi lain dikemukakan Robbins (2002: 247) yang juga diambil dari buku Budaya Organisasi (Chairul Furqan:2015), bahwa budaya organisasi merupakan suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi; suatu sistem dari makna bersama.



2.2.



Metode Penelitian



Dalam penelitian metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Dalam mengumpulkan data-data dalam penelitian digunakan wawancara. Pertanyaan wawancara disusun berdasarkan teori S.P.E.A.K.I.N.G oleh Hymes (1963) yang diambil dari buku manajemen lembaga informasi (Laksmi, 2011:113). Akronim tersebut mempunyai kepanjangan Situation, Participants, Ends, Acts, Key, Instrumentality, Norms, dan Genres. Situasi meliputi latar belakang dan setting. Partisipan adalah orang-orang yang terlibat dan peran yang dimainkan. Ends adalah tujuan berkomunikasi, acts atau tindakan merupakan kesatuan bentuk da nisi tindakan. Key yaitu nada berbicara, dan norma adalah peraturan dalam komunikasi yang menuntun individu berbicara. Terakhir genre adalah tema atau jenis komunikasi, seperti doa, apologi, basa-basi, dsb. Dalam mengelola organisasi ada 4 serangkaian kerja, POAC, yaitu Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling (Stueart, 2002:40). Empat hal tersebut adalah fungsi dasar dari manajemen yang juga diterapkan dalam mengelola organisasi atau keleompok dalam mencapai tujuan tertentu.



2.3.



Hasil Penelitian



Narasumber : Tunggul E. Bernanda Pewawancara : Sabhrina Intan Ayutami Pewawancara Narasumber Pewawancara Narasumber Pewawancara Narasumber



: “Apakah pekerjaan anda dan di bagian mana?” : “Bagian IT, di perusahaan institusi keuangan / perbankan, yaitu Bank Mandiri.” : “Berapa lamakah anda sudah bekerja?” : “16 tahun.” : “Bagaimana ruangan kerjanya? Apakah memiliki ruangan kerja sendiri? : “Ruangan tim leader dan bawahannya dijadikan satu tetapi ada yang membedakan seperti tempat duduk atau mejanya.” Pewawancara : “Apakah kerjanya individu atau bersama?” Narasumber : “Kerjasama sebagai tim.” Pewawancara : “Apa saja tugasnya?”



Narasumber



Pewawancara Narasumber Pewawancara Narasumber



Pewawancara Narasumber



Pewawancara Narasumber Pewawancara Narasumber



Pewawancara Narasumber Pewawancara Narasumber Pewawancara



: “Memonitor anggaran perusahaan agar penggunaanya efektif dan efisien, dan tentunya mendukung perusahaan untuk mencapai target khususnya dalam bidang IT. Target perusahaan itu sendiri misalnya berapa banyak penjualan yang harus dicapai tahun ini.” : “Bagaimana hubungannya dengan bagian atau divisi lain?” : “Lumayan sering berkomunikasi dengan divisi lain, terutama jika sedang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan, kami pastinya saling bekerjasama.” : “Bagaimana cara melakukan koordinasi?” : “Tanpa koordinasi perusahaan tidak akan berjalan dengan baik dan bias terjadi hal-hal yang diluar ekspetasi. Contoh dari koordinasi tersebut, misalnya pada saat melakukan promosi pada nasabah harus dipersiapkan materinya dan setiap divisi melakukan tugasnya masing-masing. Divisi saya misalnya mempersiapkan alatalat teknologinya seperti computer dan lain-lain.” : “Bagaimana jika ketemu orang yang sesame teman satu diviisi, berbeda divisi, atasan atau bawahan?” : “Kami saling menghargai, menghormati. Jika dengan atasan harus mengikuti tuntutan target perusahaan dan menjalankan program-program yang dibuatnya. Atasan biasanya memotivasi bawahannya.” : “Apakah dalam bertemu dan berkommukasi dengan orang-orang tersebut Anda informal dan sering mengobrol atau harus formal atau resmi?” : “Jika bertemu dengan atasan atau bawahan saya akrab-akrab saja, bicara seperti biasanya. Untuk bicara resmi itu ada waktunya sendiri misalnya pada saat rapat.” : “Apakah ada aturan yang mengatur bagaimana cara berkomunikasi dengan atasan atau bawahan?” : “Jika untuk cara berbicaranya, tidak ada peraturan yang begitu mengikat dan keras, namun ada yang namanya budaya perusahaan milik bank sendiri, misalnya kita harus saling mempercayai, bekerjasama sebagai tim, mengutamakan nasabah, dan sebagainya.” : “Jika sudah mencapai suatu target ada perayaannya tidak? : “Ada, misalnya makan bersama, outbond untuk membangun kerjasama tim sekaligus refreshing, dan pembagian bonus.” : “Bagaimana jika menyambut pegawai baru?” : “Dikenalkan pada setiap tim, di coaching apa saja yang dilakukan untuk mencapai target kerja oleh atasan.” : Oke, sekian wawancaranya, terima kasih banyak ya atas waktunya.”



Dalam wawancara di atas ada berbagai budaya organisasi yang terwujud dalam organisasi perusahaan tersebut. Jika diperhatikan, hubungan antar atasan dan bawahan tidak begitu tegang, Percakapan lebih banyak menggunakan bahasa sehari-hari atau pergaulan yang informal. Kegiatan informal telah terbukti lebih efektif dibanding dengan formal, sebab individu merasakan proses tersebut sebagai sesuatu yang normal dan bukan paksaan. Ada juga budaya bank tersendiri, ini adalah salah satu contoh yang jelas dari budaya organisasi, misalnya agar kegiatan untuk mencapai target dapat berjalan dengan lancar dan



efisien, dibuat budaya seperti saling mempercayai, bekerjasama sebagai tim, mengutamakan nasabah, dan sebagainya. Berbagai ritual juga ada. Ritual adalah kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus, ditujukan untuk membangun ingatan dan menciptakan perasaan tertentu. Dari hasil wawancara, ada ritual perkenalan (rites of passage), yaitu anggota karyawan yang baru diperkenalkan kepada struktur organisasi dan di-coaching. Ada juga ritual penghargaan bagi pencapaian prestasi (rites of enhancement) seperti pembagian bonus, makan bersama, ataupun outbond. Berdasarkan metode S.P.E.A.K.I.N.G, komunikasi para pegawai di Bank Mandiri melihat situasi dan interaksi dilakukan sesuai tujuannya. Budaya organisasi seperti saling bekerjasama, melayani nasabah dengan baik dan ramah juga mempengaruhi cara berkomunikasi dalam organisasi tersebut.



3. Penutupan 3.1.



Kesimpulan



Jadi, budaya organisasi yang terdapat pada kantor tersebut sangat mengutamakan pencapaian tujuan yang dilakaukan dengan membuat budaya perusahaan dan sebagainya. Interaksi yang dilakukan melihat situasi apakah informal atau formal dan diharuskan adanya kerja sama diantara para anggota organisasi maupun sesame divisi, atasan atau bawahan.



3.2.



Saran



Sarannya, sebaiknya kita memahami budaya organisasi, maupun dalam suatu organisasi ataupun organisasi lainnya agar dapat melakukan kegiatan berorganisasi dengan baik dan dapat mengerti adanya budaya dalam suatu organisasi



3.3.



Ucapan terima kasih



Saya berterimakasih atas bantuan dari narasumber yang telah bersedia untuk diwawancara, selain itu saya juga berterimakasih kepada Ibu Laksmi yang sudah membimbing saya dalam materi ini. Semoga penelitian saya dapat bermanfaat, dan mohon maaf jika ada kesalahan-kesalahan dalam penulisan, terima kasih.



Daftar Pustaka Furqon, Chairul. Budaya Organisasi. 2 Oktober 2015.



Hatch, Mary Jo. 1997. Organization Theory: Modern, Symbolic, and Postmodern Perspectives. New York: Oxford University Press. Laksmi, Tamara A. Susetyo-Salim, & Ari Imansyah. 2011. Manajemen lembaga informasi: teori dan praktik. Jakarta: penaku. Stueart, R D. dan Barbara b. Moran. 2007. Library and information center management. Ed. Ke-6. Westport, Connecticut: libraries unlimited. http://www.academia.edu/6755844/Budaya_Organisasi_BUDAYA_ORGANISASI