11 0 158 KB
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I OSILASI BATANG
Nama
: Putu Yuliantari
NIM
: 1108105040
Kelompok
:V
Dosen
: Ida Bagus Alit Paramarta, S.Si., M.Si
Asisten Dosen : Ni made Indah Suwandewi
0908205006
I Gede Astina
0908205008
Declarossy Natalia Sinaga
0908205012
Gelys Annisa Nindri
0908205019
JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
I.
TUJUAN PERCOBAAN Menentukan momen inersia batang
II.
TINJAUAN TEORI Gerak osilasi adalah variasi periodik terhadap waktu dari suatu hasil pengukuran, contohnya pada ayunan bandul. Istilah vibrasi sering digunakan sebagai sinonim osilasi, walaupun sebenarnya vibrasi merujuk pada jenis spesifik osilasi, yaitu osilasi mekanis. Osilasi tidak hanya terjadi pada suatu sistem fisik. Osilasi terbagi menjadi 2 yaitu osilasi harmonis sederhana dan osilasi harmonis kompleks.
Gerak Harmonik Sederhana (GHS) adalah gerak periodik dengan lintasan yang ditempuh selalu sama (tetap). Gerak Harmonik Sederhana mempunyai persamaan gerak dalam bentuk sinusoidal dan digunakan untuk menganalisis suatu gerak periodik tertentu. Gerak periodik adalah gerak berulang atau berosilasi melalui titik setimbang dalam interval waktu tetap. Gerak Harmonik sederhana dapat dibedakan menjadi dua yaitu : -
Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Linier, misalnya penghisap dalam silinder gas, gerak osilasi air raksa atau air dalam pipa U, gerak horizontal atau vertikal dari pegas, dan sebagainya.
-
Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Angular, misalnya gerak bandul atau bandul fisis, osilasi ayunan torsi, dan sebagainya.
Energi mekanik terdisipasi (berkurang) karena adanya gaya gesek. Maka jika dibiarkan, osilasi akan berhenti, yang artinya Gerak Harmonik Sederhana teredam. Gaya gesekan biasanya dinyatakan sebagai arah berlawanan dan b adalah konstanta menyatakan besarnya redaman. Maka persamaan Gerak Harmonik Sederhana teredam adalah dimana merupakan faktor redaman Osilasi adalah variasi periodik umumnya terhadap waktu dari suatu hasil pengukuran, contohnya pada ayunan bandul.Osilasi
terbagi menjadi 2 yaitu osilasi harmonis sederhana dan osilasi harmonis kompleks. Gerak periodik adalah gerak berulang atau berosilasi melalui titik setimbang dalam interval waktu tetap. Amplitudo gerak (A), merupakan besar perpindahan maksimum dari posisi kesetimbangan, yaitu nilai maksimum dari |x|, dengan satuan m. Perioda (T), merupakan waktu untuk satu siklus, dengan satuan s. Frekuensi (f), merupakan banyaknya siklus pada suatu satuan waktu, dengan satuan Hz. Frekuensi sudut (f) yang merupakan w = 2πf atau 2π/T. resistan yaitu suatu benda yang memiliki massa untuk bergetar gerak osilasi: gerak bolak balik yang mengacu pada titik kedudukan resonansi: apabila pada frekuensi eksitan simpangan = frekuensi pribadi. contoh : derajat kebebasan dan sistem yang dapat kita kehendaki dari sistem 1 derajat kebebasan, mesin jahit, eskalator, lift, benda bergerak karena memiliki percepatan. ∑F=ma mg-KX=ma Pegas bergerak karena ada massa yang membebaninya menyebabkan terjadinya osilasi. gaya benda turun karena dipengaruhi oleh massa dan grafitasi.dan gaya benda naik karena dipengaruhi oleh konstanta pegas dan jarak simpang pegas.
Momen inersia (Satuan SI : kg m2) adalah ukuran kelembaman suatu benda untuk berotasi terhadap porosnya. Besaran ini adalah analog rotasi daripada massa. Dibawah ini merupakan daftar momen inersia dari beberapa benda tegar yang digunakan dalam perhitungan. Keterangan : I adalah momen inersia benda m adalah massa benda L adalah panjang benda
Benda
Poros
Batang silinder
Pusat
Gambar
Momen Inersia
Batang silinder
Melalui sumbu Melalui sumbu Silinder berongga
Ujung
Silinder pejal Silinder pejal
Bola pejal
Melintang sumbu
Melalui diameter
Bola pejal
III.
PERALATAN
Melalui salahsatu garis singgung
I = mR2
1. Batang yang telah siap digantungkan dengan tali 2. Mistar 3. Stopwatch 4. timbangan
IV.
PROSEDUR PERCOBAAN 1. Batang digantungkan pada tali yang telah disediakan. 2. Dengan jarak antar tali (d) dan panjang tali (L) tertentu, batang disimpangkan dengan sudut simpangan kecil dan kemudian dilepaskan sehingga batang melakukan osilasi (berosilasi). 3. Waktu osilasi batang dicatat untuk 15 kali ayunan. 4. Panjang tali L divariasikan dan langkah 1, 2, dan 3 diulangi.
V.
HASIL PERCOBAAN 5.1
Data 1
L (cm)
d (cm)
N
Massa (gr)
t (sekon)
T (sekon)
(cm)
60 cm 60 cm 60 cm 60 cm 60 cm
43,5 43,5 43,5 43,5 43,5
15 15 15 15 15
261,1 261,1 261,1 261,1 261,1
22,47 22,46 22,19 22,56 22,61
1,50 1,49 1,47 1,50 1,50
7,74 7,74 7,74 7,74 7,74
L (cm)
d (cm)
N
Massa (gr)
t (sekon)
T (sekon)
(cm)
55 cm 55 cm 55 cm 55 cm
43,5 43,5 43,5 43,5 43,5
15 15 15 15 15
261,1 261,1 261,1 261,1 261,1
21,90 21,71 21,71 21,66 21,81
1,50 1,44 1,44 1,44 1,45
7,41 7,41 7,41 7,41 7,41
5.2
Data 2
d
(cm)NM assa (gr)t (sekon)T (sekon)
(cm)55 cm 50 cm
43,5
15
261,1
21,17
1,41
7,07
43,5 43,5 43,5 43,5
15 15 15 15
261,1 261,1 261,1 261,1
21,03 21,61 21,33 21,28
1,40 1,41 1,42 1,42
7,07 7,07 7,07 7,07
43,5
15
261,1
19,67
1,31
6,70
43,5 43,5 43,5 43,5
15 15 15 15
261,1 261,1 261,1 261,1
19,43 19,77 19,95 19,56
1,23 1,32 1,33 1,30
6,70 6,70 6,70 6,70
V.3 D
V.4 L (cm) 50 cm 50 cm 50 cm d (cm)NM assa (gr)t (sekon)T (sekon)
(cm)50 cm 45 cm V.5 D
V.6 L (cm) 45 cm 45 cm 45 cm 45 cm
V.7 Data 5 L (cm)
d (cm)
N
Massa (gr)
t (sekon)
T (sekon)
(cm)
40 cm
43,5
15
261,1
18,38
1,22
6,32
40 cm
43,5
15
261,1
18,49
1,23
6,32
40 cm
43,5
15
261,1
18,74
1,24
6,32
40 cm
43,5
15
261,1
18,48
1,23
6,32
T (s) gradienI (kg m2)15261,118,591,246,3240 cm VI.
HASIL DAN ANALISA 6.1 Perhitungan data a. Data 1 b. Diketahui : T = 1,50 s c.
L = 60 cm = 0,6 m
d.
= 7,74 cm = 0,0774 m
e.
m = 261,1 gr
f.
g = 9,8
g.
d = 43,5 cm = 0,435 m
h. Ditanyai : Momen Inersia ( I ) = ......? i. Jawaban : j.
k. l.
→
Sehingga
m.
→
n.
Menghitung I
o.
p.
11,51 kg m2
q. r.
1,47
0,6 m 0,6 m
L (m)
7,7419,3711,510,6 m43,5 7,7418,2511,370,6 m1,50 7,7418,9911,060,6 m1,49 1,50 7,74 19,37 1,50
7,74
19,37
11,51 11,51
gradienI (kg m2)
T s. D
D ik et a h ui : T = 1, 5
(s)
0 s
L = 5 5 c m = 0, 5 5 m
= 7, 4 1 c m = 0, 0 7 4 1 m
m
= 2 6 1, 1 gr
g = 9, 8
d = 4 3, 5 c m = 0, 4 3 5 m D i t a
n y a i : M o m e n I n e r s i a ( I ) = . .. .. . ? J a w a b a n
:
→ T = g r a d i e n .
S e h i n g g a :
g
r a d i e n =
g r a d i e n =
→ g r a d i e n = 2 0
, 2 9
M e n g h i t u n g I
1 2 , 5 7 k
g m 2
T (s) gradienI
(kg m2)
t. D
u. Di ke ta hu i: T = 1, 41 s v. L = 50 c m
0,55 m
1,50
7,41
20,24
L (m) 12,57
0,55 m
1,44
7,41
19,43
11,58
0,55 m
1,44
7,41
19,43
11,58
0,55 m
1,44
7,41
19,43
11,58
0,55 m
1,45
7,41
19,56
11,74
= 0, 5 m w.
= 7, 07 c m = 0, 07 07 m x. m = 26 1, 1 gr y. g = 9, 8
z. d
= 43 ,5 c m = 0, 43 5 m aa. D it a n y ai : M o m e n I n er si a ( I ) = ... ...
? bb. J a w a b a n : cc.
→ T = g ra di e n . dd. S e hi n g g a :
ee.
g ra di e n =
ff. g ra di e n =
→ g ra di e n = 1 9, 9 4 gg.
M e n g hi tu n g I hh.
ii.
jj.
1 2, 2 0 k g m 2
kk. ll. mm.
nn. L (m)
T (s) gradienI
(kg m2) oo. D
pp. Di ke ta hu i: T = 1, 34 s qq. L = 45 c m = 0, 45
0,5 m
1,41
7,07
19,94
12,20
0,5 m
1,40
7,07
19,80
12,03
0,5 m
1,41
7,07
19,94
12,20
0,5 m
1,42
7,07
20,08
12,37
0,5 m
1,42
7,07
20,08
12,37
m rr.
= 6, 70 c m = 0, 06 70 m ss. m = 26 1, 1 gr tt. g = 9, 8
uu. d = 43 ,5
c m = 0, 43 5 m vv. D it a n y ai : M o m e n I n er si a ( I ) = ... ... ? ww. Jawa
b a n : xx.
→ T = g ra di e n . yy. S e hi n g g a : zz.
g ra di
e n =
aaa. g ra di e n =
→ g ra di e n = 1 9, 5 5 bbb. M e n g
hi tu n g I ccc.
ddd.
eee.
1 1, 7 3 k g m 2
fff. ggg.
L (m)
0,45 m
1,31
6,70
19,55
11,73
0,45 m
1,23
6,70
18,35
10,33
0,45 m
1,32
6,70
19,70
11,91
0,45 m T (s) gradienI
(kg m2)
hhh. D
iii. Di ke ta hu i: T = 1, 22 s jjj. L = 40 c m = 0, 40 m kkk.
0,45 m
1,33 1,30
6,70 6,70
19,85 19,40
12,09 11,55
= 6, 32 c m = 0, 06 32 m lll. m = 26 1, 1 gr mmm. g = 9, 8
nnn. d = 43 ,5 c m =
0, 43 5 m ooo. Ditan y ai : M o m e n I n er si a ( I ) = ... ... ? ppp. Jawa b a n :
qqq.
→ T = g ra di e n . rrr. S e hi n g g a : sss.
g ra di e n =
ttt. g ra di e n =
→ g ra di e n = 1 9, 3 0 uuu. M e n g hi tu n g
I vvv.
www.
xxx.
1 1, 4 3 k g m 2
yyy.
zzz.
L (m)
0,4 m
1,22
6,32
19,30
11,43
0,4 m
1,23
6,32
19,45
11,65
0,4 m
1,24
6,32
19,62
11,81
0,4 m
1,23
6,32
19,46
11,62
19,6211,81 6,32
0,4 m
1,24
6.2 Grafik hubungan antar T dengan
T 1,49
7,74
1,45
7,41
1,41
7,07
1,29
6,70 I 1,23
6.3 Jawaban soal-soal 1. Sudut osilasi batang harus kecil agar waktu osilasi yang dilakukan tidak terlalu lama, dan batang saat diosilasi tidak berayun kesamping. 2. Jika yang divariasikan jarak antar tali, maka cara mendapatkan I dengan rumus:
T
3. 6.4 Ralat keraguan I a. Data 1 b. L (m) 6,32
0,6 m
11,51
11,39
0,12
0,0144
0,6 m
11,37
11,39
-0,02
0,0004
0,6 m
11,06
11,39
-0,33
0,1089
0,6 m
11,51
11,39
0,12
0,0144
0,6 m
11,51
11,39
0,12
0,0144
I
Ralat Keraguan Data 1
Ralat nisbi = = x 100% = 0,3 % Ralat kebenaran = 100% - 0,3 % = 99,7%
c. Data 2 d. e. L (m) 0,0305
0,55 m
12,57
11,81
0,76
0,5776
0,55 m
11,58
11,81
-0,23
0,0529
0,55 m
11,58
11,81
-0,23
0,0529
0,55 m
11,58
11,81
-0,23
0,0529
0,55 m
11,74
11,81
-0,07
0,0049 0,1482
Ralat Keraguan Data 2
Ralat nisbi = = x 100% = 0,7 % Ralat kebenaran = 100% - 0,7 % = 99,3%
f. Data 3
0,0162
I
alat L (m)I 0,5
Ker
m12,212,230,030,00090,5
agu an Dat a3
at nisbi = = =
kebenaran = 100% =
a.
L (m) 0,45 m
11,73
11,52
0,21
0,0441
0,45 m
10,33
11,52
-1,19
1,4161
0,45 m
11,91
11,52
0,39
0,1521
0,45 m
12,09
11,52
0,57
0,3249
m12,0312,23-0,20,040,5 m12,212,23-0,030,00090,5 m12,3712,230,140,01960,5 m12,3712,230,140,0196
Melalui diameter Bola berongga