Laporan Pelaksanaan Ketua Tim Ratna [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PELAKSANAAN KETUA TIM RUANG UNIT STROKE RSUD BANYUMAS



STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN



Oleh: RATNASARI 1811040126



PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2019



BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada era globalisasi saat ini, Indonesia dihadapkan pada perubahanperubahan di segala bidang yang bertujuan untuk menciptakan keadaan negara yang lebih baik.Salah satu dampak perubahan tersebut dapat terjadi dalam dunia kesehatan khusunya bidang keperawatan. Keperawatan adalah salah satu bentuk layanan atau asuhan yang profesional memiliki sifat humanistis, memakai



pendekatan



yang



menyeluruh,



dilaksanakan



berdasarkan



pengetahuan dan ilmu keperawatan serta berorientasi pada kebutuhan nyata dari pasien, meninjau langsung pada standar profesional keperawatan dan menjadikan etika keperawatan sebagai landasan utama tuntutan kerja (Nursalam, 2015). Pemberian layanan keperawatan adalah salah satu bagian dari pelayanan



kesehatan



tanggungjawab



untuk



di



rumah



memberi



sakit. pelayanan



Rumah



sakit



optimal



mempunyai



melalui



tenaga



keperawatan yang memiliki tugas dalam mencapai dan mempertahankan mutu selama 24 jam, dengan berkesinambungan yang dipimpin oleh pemimpin keperawatan sebagai salah satu dari ujung tombak rumah sakit, dimana memerlukan sebuah sistem dalam melakukan tindakan keperawatan (Asriani et al., 2012).



Model praktik keperawatan profesional adalah strategi intervensi yang menyediakan suatu kerangka pekerjaan bertujuan utuk mendukung perawat profesional dalam mengontrol bagaimana semua tindakan keperawatan berjalan (Zimmerman, 2014). Kesuksesan dalam memberikan asuhan keperawatan pada masing-masing pasien ditentukan dengan pilihan metode yang digunakan perawat secara profesional. Terdapat beberapa metode dalam memberikan asuhan keperawatan profesional, diantaranya : metode fungsional, metode kasus, metode tim, dan metode keperawatan primer (Sitorus &Panjaitan, 2011). Dari 4 jenis metode pemberian asuhan keperawatan, yang paling banyak diterapkan di Indonesia adalah metode fungsional dan tim. Kita dapat melihat dari berbagai studi penelitian mengenai model praktik keperawatan yang telah dilakukan oleh negara lain maupun Indonesia. Negara asing, seperti sebagian besar rumah sakit di wilayah Norway, Australia, Inggris, Belanda, Irlandia, Swedia, Hong Kong, Italia, dan Kanada menggunakan model asuhan keperawatan tim, keperawatan primer, alokasi pasien (total care), dan hibrid model/ kombinasi dari tim leader dan primary care (Fernandez et al., 2012). Di



samping



pendidikan,



pelaksanaan



model



praktik



asuhan



keperawatan profesional mengharuskan masing-masing perawat untuk mengetahui peran mereka dan dapat melakukan hubungan atau kerja sama yang baik antar tim. Serta dapat melaksanakan proses keperawatan yang



tepat sampai dengan proses pendokumentasian asuhan keperawatan guna mencapai target kualitas pelayanan yang optimal (Suratmi, 2012). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan kepala ruang Unit Stroke didapatkan hasil bahwa ruang Unit Stroke menggunakan metode tim. Setiap perawat memiliki tanggung jawab khusus tindakan kepada klien. B. Rumusan Masalah 1) Apa pengertian metode tim ? 2) Apa tujuan metode tim ? 3) Apa kelebihan dan kekurangan menggunakan metode tim ? 4) Bagaimana tugas pokok dan tanggung jawab ketua tim? 5) Apa saja Kompetensi Ketuan Tim ? 6) Apa saja prinsip – prinsip ketua tim ?



BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Metode Tim Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan kelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif ( Douglas, 1984). Model tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai



kontribusi



dalam merencanakan dan



memberikan asuhan keperawatan sehingga timbul motivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang tinggi sehingga diharapkan mutu asuhan keperawatan meningkat.Ketua tim merupakan seorang petugas yang membawahi anggota tim untuk membuat pengkajian sampai perencaan pada pasien. B. Tujuan Metode Tim Tujuan metode tim yaitu : 1. Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif. 2. Menerapkan penggunaan proses keperawatan sesuai standar 3. Menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda. Menurut Kron & Gray (1987) pelaksanaan model tim harus berdasarkan konsep berikut: a.



Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakantehnik kepemimpinan.



b.



Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin.



c.



Anggota tim menghargai kepemimpinan ketua tim.



d.



Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil baik bila didukung oleh kepala ruang.



C. Kelemahan dan Kelebihan Metode Tim Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda- beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2 – 3 tim/ group yang terdiri dari tenaga professional, tehnikal dan pembantu dalam satu grup kecil yang saling membantu. Dalam penerapannya ada kelebihan dan kelemahannya yaitu (Nursalam, 2002): 1. Kelebihan metode tim yaitu: a. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh. b. Mendukung pelaksanakaan proses keperawatan. c. Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim. 2. Kelemahan metode tim yaitu : Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untuk melaksanakan pada waktu-waktu sibuk.



D. Tanggung Jawab 1. Tanggung Jawab Ketua Tim a. Membuat perencanaan. b. Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi. c. Mengenal/ mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan pasien. d. Mengembangkan kemampuan anggota. e. Menyelenggarakan konferensi.



BAB III RENCANA PELAKSANAAN A.



Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Tim Pelaksanan tugas Kepala Tim di Ruang Unit Stroke RSUD Banyumas meliputi: 1. Melakukan pengkajian lengkap dan mencatatnya pada formulir rekam keperawatan untuk digunakan sebagai dasar perencanaan asuhan keperawatan lebih lanjut. 2. Membuat



rencana



asuhan



keperawatan



berdasarkan



diagnosa



keperawatan dan rencana terapi yang ditetapkan oleh dokter. 3. Melakukan asuhan dan pelayanan keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan serta membuat rencana pulang ( resume ) 4. Membagi



tugas



kepada



semua



anggota



timnya



dengan



mempertimbangkan kemampuan anggota dan kebutuhan pasien yang harus dipenuhi. 5. Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga sesuai kebutuhan klien. 6. Mengadakan serah terima tugas kepada perawat yang jaga sore dan menerima laporan tugas dari perawat jaga malam. 7. Memberikan bimbingan kepada perawat yang telah jadi anggota tim dan melakukan evaluasi hasil kerjanya



8. Menyusun data yang berhubungan dengan asuhan keperawatan berdasar laporan anggota tim sebagai masukan untuk membuat laporan kerja pertanggung jawaban ruangan. 9. Menghadiri pertemuan klinik dengan dokter dan tim kesehatan lain untuk membicarakan dan membahas kasus – kasus dalam rangka meningkatkan mutu asuhan dan pelayanan keperawatan. 10. Melakukan kunjungan keliling ruangan bersama anggota tim, dokter dan tim kesehatan lain untuk mengetahui keadaan pasien dalam rangka memberikan asuhan dan pelayanan keperawatan. 11. Memberikan bimbingan kepada siswa / mahasiswa praktek yang ada didalam tim dalam rangka orientasi dan pelaksanaan praktek keperawatan. 12. Mengadakan



konferensi



keperawatan



dengan



anggota



tim



untuk



mengetahui masalah dalam tim keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya untuk mendapatkan cara penyelesaian agar pelaksanaan perawatan klien berjalan sesuai dengan tujuan 13. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh atasan dalam rangka memperlancar pelaksanaan kegiatan 14. Menjaga kerahasiaan pasien 15. Melaporkan secara lisan dan tulisan kepada kepala ruang apabila terdapat hal-hal yang harus segera dilaporkan.



C. Perencanaan kegiatan Hari tanggal/jam Kamis, 11Apil 2019



Kegiatan Mengikuti jalannya operan



Keterangan Di ikuti oleh semua



07-35 – 08.10 wib



jaga malam ke pagi



perawat dan mahasiswa



Keliling ke pasien untuk cek



praktekan Di ikuti oleh semua



kondisi pasien dan



perawat dan mahasiswa



08.15 – 08.30 WIB



menginformasikan pertukaran praktekan jam tugas antara perawat jaga 08.35- 08.50 WIB



Malam dan Pagi. Memimpin pre conference :



Di ikuti oleh semua



-



Membuat perencanaan



perawat dan mahasiswa



program tindakan.



praktekan



09.10 WIB



13.00 – 13.10 WIB



Pembagian beban kerja



Melaksanan tindakan asuhan



Dilakukan oleh semua



keperawatan yang sudah



perawat ruangan dan



direncanakan. Memimpin post conference



mahasiswa praktekan Di ikuti oleh semua perawat dan mahasiswa



13.40 – 13.55 WIB



-



Mengevaluasi tindakan



praktekan Di bantu oleh KaTim



keperawatan yang sudah



Ruangan



dilakukan -



Mendokumentasikan tindakan dan



14.00 – 14.10 WIB



perkembangan pasien Memimpin jalannya operan



Di ikuti oleh semua



jaga Pagi dengan jaga Sore



perawat dan mahasiswa praktekan



BAB IV PELAKSANAAN DAN EVALUASI Nama



: Ratnasari



Nim



: 1811040126



Kelompok



: 10



Hari/ Tanggal



: Kamis, 11 April 2019



Jabatan



: Ketua Tim



Ruangan



: Unit Stroke



A. LAPORAN PELAKSANAAN Kelompok kami yang berjumlah 5 orang dibagi dalam 3 Shift, 3orang pagi (1 KaRu, 1 KaTim, dan 1 PP), 1 orang jaga sore, dan 1 orang jaga malam, mengelola sebanyak 3 pasien. Dalam melakukan tugas peran sebagai Ketua Tim dengan anggota yang berjaga di pagi hari yaitu Munova Anjarwati, S.Kep yaitu sebagai perawat pelaksana, dan berjaga di malam hari. Kegiatan pada saat pukul 07.15 – 07.30 WIB mengikuti apel di halaman depan RSUD Banyumas, pukul 07.40 WIB mengikuti serah terima operan jaga dari dinas malam kepada dinas pagi, dan keliling kamar pasien untuk memperkenalkan operan jaga dinas dari dinas malam kepada dinas pagi. Pukul 08.15 WIB melakukan pre conference, menyampaikan tujuan dari pre conference dan menyampaikan rencana asuhan keperawatan/ program –



program untuk pasien, membagi tugas kepada anggota tim (PP/



perawat pelaksana). Pada pukul 09.30 WIB mengikuti visit dokter, mencatat program terapi obat atau terapi latihan tambahan. Pukul 11.20 WIB membuat laporan dengan hasil visit dokter. Pukul 13.20 WIB melakukan post conference,



menyampaikan tujuan post conference, menerima dan mencatat laporan hasil implementasi dari anggota Tim/ PP, mencatat masukan dan tambahan dari perawat (KaTim) ruangan, memberikan apresiasi kepada anggota tim atas penyelesaian tugas dan laporan tugas. Pukul 13.40 WIB melengkapi buku laporan jaga, Pukul 14.10 WIB memimpin operan jaga dari dinas pagi kepada dinas siang dan keliling ruangan pasien untuk memperkenalkan operan jaga dari dinas pagi ke dinas siang/ sore. B. PASIEN KELOLAAN KETUA TIM No Nama pasien 1. Tn. N



No kamar B



Keterangan Dx Kep. Resiko ketidakefektifan



2



Tn. P



C



jaringan otak Dx.Kep. ketidakefektifan bersihan



3.



Tn. S



F



Jalan nafas Dx. Resiko ketidakefektifan jaringan otak



C. STRUKTUR ORGANISASI Kepala Ruang Rafa Afifah



Ketua Tim Ratnasari



Perawat pelaksana I (pagi dan malam) Munova Anjarwati



B Tn. N



C Tn. P



F Tn. S



D. Pengkajian dan Perencanaan Pengkajian dilakukan pada hari Kamis, 11 April 2019 sebagai Ketua Tim dengan pasien kelolaan 3 kamar (kamar B, C, F). Dari hasil pengkajian didapatkan data bahwa sejumlah 3pasien Ruang Unit Stroke dengan kriteria sebagai berikut:



E. Resume Pasien Kelolaan 1. Pasien Kelolan ke.1 Nama



: Tn.N



Umur



: 59 th



Tanggal



:6 April 2019



No RM



: 87xx73



Alamat



:Purwareja



Dx medis



: Stroke Hemoragik



N



Diagnosa Keperawatan



o 1.



Resiko ketidakefektifan



Tujuan Dan Kriterian Hasil (NOC) Setelah dilakukan tindakan



Intervensi



(NIC) Manajemen edema serebral jaringan otak b.d asuhan keperawatan selama 1 x 1. Monitor adanya hipertensi 24 jam diharapkan perfusi kebingungan, perubahan pikiran, Analisa Data: jaringan serebral normal dengan keluhan pusing, DS : pasien kiteria hasil : pingsan 2. Monitor tanda tanda mengatakan masih NOC vital pusing Perfusi jaringaserebral 3. Monitor status neurologi Kriteria Hasil: 4. Lakukan ROM DO : pasif Indicator A T 5. Pertahankan suhu Tekanan darah 2 4  KU : cukup normal sistol 6. Dorong keluarga  GCS 15 Tekanan darah 2 4 untuk bicara pada  TD : 175/114 mmHg pasien diastole 7. Monitor TIK dan Sakitkepala 2 4  N : 90 x/menit CPP Demam 2 4  R : 15 x/menit 8. Posisikan tinggi kepala tempat tidur  S : 37,2 °C Keterangan : 30 derajat atau leih



 SpO2 : 97 HASIL LAB :



1=deviasi berat dari kisaran normal



HB: 11.3



2=deviasi yang cukupbesardari



Hemotokrit 31.9



kisaran normal



Eritrosit 3.85



3=deviasi sedang dari kisaran



Leukosit 1.49



normal



Trombosit 143



4=deviasi ringan dari kisaran



TERAPI:



normal



Inj Ranitidine 2x50



5=tidak ada deviasi dari kisaran



mg



normal



Injciticolin 2x500mg InjMcobalamin



Ket demam dan sakit kepala:



2x500mg



1: berat



Inj furosemide 1x 20



2: besar



mg



3: sedang



Injcefotaxime 3x1 gr



4:ringan



Candesartan 1x8mg



5: tidakada



Amlodipine 1x 10 mg Resperidon ½-0-1 tab 6mgx1 Allopurinol 1x100mg HASIL USG: 



Hepatomegaly disertai cholecystitis







Chronic renal disease tk I-II birateral







Lien, pancreas dan



vesica urinaria dalam batas normal IMPLEMENTASI Tanggal



No



Implementasi



Dx 11 April 1 1. Memonitor adanya kebingungan, perubahan 2019 pikiran, keluhan pusing, pingsan 2. Memonitor tanda tanda vital 3. Memonitor status neurologi 4. Melakukan ROM pasif 5. Mempertahankan suhu normal 6. Mendorong keluarga untuk bicara pada pasien 7. Memonitor TIK dan CPP 8. Memposisikan tinggi kepala tempat tidur 30 derajat atau lebih



Evaluasi



Paraf



S:



Trias -



Pasien



mengatakan



pusing



berkurang O : pasien terlihat gelisah berkurang  KU : cukup  GCS 15  TD : 162/98 mmHg  N : 90 x/menit  R : 17 x/menit  S : 36,62 °C  SpO2 : 98% A: masalah teratasi sebagian Indicator Tekanan darah



A 2



T 4



S 3



sistol Tekanan darah



2



4



3



diastole Sakit kepala



2



4



3



P : Lanjutkan intervensi 1. Memonitor adanya kebingungan, perubahan pikiran, keluhan pusing,



pingsan 2. Memonitor tanda tanda vital 3. Memonitor status neurologi



2. Pasienkelolaanke -2 Nama



: Tn.P



Umur



: 62 th



Tanggalmasuk



:10/4/ 2019



No RM



:87xx16



Alamat



: Kedungrandu



dx.Medis : SNH



No



Diagnosa Keperawatan



Tujuan Dan Kriterian Hasil



Intervensi



1.



Ketidakefektifan bersihan



(NOC) Setelah dilakukan tindakan



jalan nafas



asuhan keperawatan selama 1 x 24 1. Posisikan



(NIC) Manajemen jalan nafas



jam diharapkan



pasien



untuk



memaksimalkan ventilasi



Analisa Data:



pernafasanadekuatdengan kiteria



DS:Pasien mengatakan



hasil :



memotifasi



pasien



untuk



sesak



NOC



melakukan



batuk



dan



Status pernafasan :



menyedot lender



Do:pasien Nampak sesak,



kepatenanjalannafas



gelisah, batuk, dahak (+)



Kriteria Hasil:



 KU : cukup  Kesadaran compo smentis, GCS 15



Indicator Frekuensipernaf asan



2. Buang



secret



3. Kolaborasi combiven A 2



T 4



dengan



pemberian dan



pulmicort



penggunaan nebulezer



 TD : 188/94 mmHg  N : 88x/menit  R : 22 x/menit



Iramapernafasan 2 Suaranafastamba 2



4 4



han



 S : 37,4°C



Keterangan :



 SpO2: 95



1=deviasiberatdarikisaran normal 2=deviasi yang



HASIL LAB



cukupbesardarikisaran normal



Hb: 13,6



3=deviasisedangdarikisaran



Leukosit/AL: 11,46



normal



Trombosit/AT: 146



4=deviasiringandarikisaran



BUN : 16.0



normal



Kreatinin : 1.76



5=tidakadadeviasidarikisarannorm



Kalium :3.5



al



TERAPI:



Ketsuaranafastambahan:



Injciticolin 2x 500mg



1: sangatberat



InjMecobalamin 2x 500mg



2: besat



Inj Ceftriaxone :2x 1g



3: sedang



Inj Ranitidine 2x 50mg



4:ringan



InjOdancenron 3x8mg



5: tidakada



Inj Furosemide 1x 20mg Amlodipine 1x 10mg Valsactan 1x80 mg Candesartan 1x 8mg CPG 4x75mg Resperidon 2x 16 mg Nebucombiven +pulmicort 2cc-2cc



IMPLEMENTASI Tanggal



No



Dx 11 April 1 2019



Implementasi 1. Memposisikan untuk



Evaluasi



Paraf



pasien S : Pasien mengatakan sesak berkurang



memaksimalkan



ventilasi 2. Membuang



Do:pasien Nampak sudah tidak sesak, secret



gelisah berkurang, batuk dan dahak (-)



dengan memotifasi pasien Pasien terlihat bias tidur untuk melakukan batuk  KU : cukup dan menyedot lender



 Kesadaran compos mentis, GCS 15



3. Memberikan



combiven  TD : 175/94 mmHg dan pulmicort penggunaan  N : 80x/menit nebulezer  R : 20 x/menit  S : 37,6°C  SpO2: 95% A: masalah teratasi sebagian Indicator Frekuensi



A 2



T 4



S 3



pernafasan Iramapernafasan Suara nafas



2 2



4 4



3 3



tambahan P : Lanjutkan intervensi 1. Posisikan



pasien



memaksimalkan ventilasi



untuk



Trias



2. Buang



secret



memotifasi



dengan pasien



untuk



melakukan batuk dan menyedot lender 3. Kolaborasi pemberian combiven dan pulmicort



1. Pasienkelolaanke -3 Nama



: Tn.S



Umur



: 66 th



Tanggalmasuk



:6/4/ 2019



No RM



:11xx23



Alamat



: Patikraja



dx.Medis : SNH



1.



Resiko



Setelah dilakukan tindakan



Ketidakefektifan



asuhan keperawatan selama 1 x



perfusijaringan otak 24 jam diharapkan b.d Hipertensi



perfusijaringaserebral normal dengan kiteria hasil :



Analisa Data:



NOC



DS :



perfusijaringaserebral Kriteria Hasil:



DO :



Indicator



A



T



Manajemen edema serebral 1. Monitor adanya kebingungan, perubahan pikiran, keluhan pusing, pingsan 2. Monitor tanda tanda vital 3. Monitor status neurologi 4. Lakukan ROM pasif 5. Pertahankan suhu



 KU : lemah  Kesadaran Somnolen, GCS E3 M4 V2  TD : 123/67 mmHg



Sakitkepala Demam Keterangan : 1: berat 2: besar 3: sedang



 N : 107x/menit



4:ringan



 R : 20x/menit



5: tidakada



 S : 38,6°C  SpO2: 97% HASIL LAB Hb: 9,4 Hematocrit :26.9 Eritrosit :3,25 Leukosit/AL: 6.65 Trombosit/AT: 286 TERAPI: Injciticolin 2x 500mg Methylprednisolone 2x 30mg Meropenen 3x 1gr Phanitoin 3x 100mg Paracetamol 3x1g Bilsolvon3x 8mg Zink 1x Allopurinol 1x



2 2



4 4



normal 6. Dorong keluarga untuk bicara pada pasien 7. Monitor TIK dan CPP 8. Posisikan tinggi kepala tempat tidur 30 derajat atau leih 9. Berikan anti kejang sesuai kebutuhan



100mg InjMecobalamin 2x 500mg Inj Ceftriaxone :2x 1g Inj Ranitidine 2x 50mg InjOdancenron 3x8mg Inj Furosemide 1x 20mg Amlodipine 1x 10mg Valsactan 1x80 mg Candesartan 1x 8mg CPG 4x75mg Resperidon 2x 16 mg Nebucombiven +pulmicort 2cc-2cc i. IMPLEMENTASI Tanggal



No



Implementasi



Dx 11 April 1 1. Memonitor kebingungan, 2019



Evaluasi



adanya S : perubahan O : pasien terlihat gelisah berkurang



Paraf Trias



2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



pikiran, keluhan pusing, pingsan Memonitor tanda tanda vital Memonitor status neurologi Melakukan ROM pasif Mempertahankan suhu normal Mendorong keluarga untuk bicara pada pasien Memonitor TIK dan CPP Memposisikan tinggi kepala tempat tidur 30 derajat atau lebih



 KU : lemah  Kesadaran Somnolen, GCS E3 M4 V2  TD : 130/67 mmHg  N : 107x/menit  R : 20x/menit  S : 38,6°C  SpO2: 97% A: masalah teratasi sebagian Indicator Tekanan darah



A 2



T 4



S 3



sistol Tekanan darah



2



4



3



diastole Sakit kepala Demam



2 2



4 4



3 2



P : Lanjutkan intervensi 1. Memonitor adanya kebingungan, perubahan pikiran, keluhan pusing, pingsan 2. Memonitor tanda tanda vital 3. Memonitor status neurologi 4. Posisikan tinggi kepala tempat tidur 30 derajat atau leih 5. Berikan anti kejang sesuai kebutuhan



BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Hasil observasi di ruang Unit Stroke memiliki kekurangan dan kelebihan, kelebihan dari metode ini adalah efektivitas waktu, pembagian pasien dan proses timbang terima jadi 1 kelompok karena ruang unit stroke hanya 7 tempat tidur, sehingga 1atau 2 pasien 1 Perawat B. Saran 1. Melaksanakan kordinasi katim dan PP



DAFTAR PUSTAKA Asriani, Mattalattan & Baten, A.B (2012). Pengaruh Penerapan Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) Terhadap Standar Asuhan Keperawatan dan Kepuasan Kerja Perawat Dirawat Inap Rs. Bhayangkara Makasar. Jurnal Mirai Managemen, Volume 1 Nomor 2, Oktober 2012,1(2),hal :1-4 Fermandez, Alonso et.al. (2010). Psikologi Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Nursalam.(2015). Manajemen Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Ratna Sitono, Yulia. (2006). Metode praktik keperawatan profesional di Rumah Sakit. Jakarta : EGC Sitorus, R & Panjaitan, R. (2011). Manajemen Keperawatan : Manajemen Keperawatan Diruang Rawat. jakarta: CV, Sagung Seto Suratmi.(2012). Pengaruh Pelatihan Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MPKP) Tim Terhadap Penerapan MAKP Tim di RSUD Dr. Soegiri Lamongan, 3 (13),66-73 Zimmermab, S. (2014). The Effec OF a Professional Practice Model On Clinical Nurses Preceptions Of Their Practic Enviroment And job Satisfaction On Medical And Medical Surgigal. Kennesaw State University



LAPORAN PELAKSANAAN KETUA TIM RUANG UNIT STROKE RSUD. BANYUMAS Nama



: Ratnasari



Nim



: 1811040126



Kelompok



: 10



Hari/ Tanggal



: Kamis, 11 April 2019



Jabatan



: Ketua Tim



Ruangan



: Unit Stroke