Laporan Pencemaran Tanah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM PENCEMARAN TANAH



Disusun oleh: Anggrana Lapudooh NIM 202002029



PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PAPUA SEPTEMBER 2021



i



DAFTAR ISI



Halaman COVER....................................................................................................................i DAFTAR ISI..........................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1 1.1



LATAR BELAKANG MASALAH........................................................1



1.2



RUMUSAN MASALAH.........................................................................1



1.3



TUJUAN PRAKTIKUM........................................................................2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3 2.1



PENGERTIAN PENCEMARAN TANAH...........................................3



2.2



FAKTOR PENYEBAB PENCEMARAN TANAH..............................4



2.3



DAMPAK PENCEMARAN TANAH....................................................6



BAB III METODE.................................................................................................8 3.1



ALAT DAN BAHAN...............................................................................8



3.2



LANGKAH KERJA................................................................................8



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................10 4.1



HASIL PENGAMATAN......................................................................10



4.2



PEMBAHASAN.....................................................................................10



BAB V PENUTUP................................................................................................13 5.1



KESIMPULAN......................................................................................13



DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14



ii



BAB I PENDAHULUAN



1.1



LATAR BELAKANG MASALAH Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah



mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernafas dan tumbuh dan bagi manusia, tanah digunakan untuk pertanian, perkebunan sehingga dapat dijadikan sebagai lapangan kerja. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak. Tanah yang tercemar dapat menyebabkan kesuburan tanah dapat menurun, dan dapat membunuh organisme pengurai dalam tanah sehingga mengganggu proses penguraian senyawa organik. Oleh sebab itu, untuk menanggulangi permasalahan tersebut perlu dilakukan pengolahan lebih lanjut sehingga tanah yag tercemar kembali menjadi subur yang salah satu caranya dilakukan dengan cara mengkombinasikan teknik remidiasi, bioremidiasi dan fitoremediasi. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis sajikan laporan praktikum ini untuk mengidentifikasi faktor penyebab pencemaran tanah, dampak pencemaran, dan hasil pengamatan terkait pencemaran tanah. 1.2



RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang maslah di atas, kami merumuskan masalah



sebagai berikut: 1. Apakah yang dimaksud dengan pencemaran tanah? 2. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan pencemaran tanah? 3. Apa saja dampak pencemaran tanah? 4. Bagaimana hasil pengamatan pencemaran tanah dilingkungan sekitar?



1



1.3



TUJUAN PRAKTIKUM Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan praktikum ini adalah



untuk mengetahui dan mendeskripsikan: 1. Pengertian pencemaran tanah 2. Faktor penyebab pencemaran tanah 3. Dampak pencemaran tanah 4. Hasil pengamatan pencemaran tanah di lingkungan sekitar



2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1



PENGERTIAN PENCEMARAN TANAH Pencemaran lingkungan adalah suatu keadaan yang terjadi karena



perubahan kondisi tata lingkungan (tanah, udara, dan air) yang tidak menguntungkan (merusak dan merugikan kehidupan manusia, binatang, dan tumbuhan) yang disebabkan oleh kehadiran benda-benda asing (seperti sampah, limbah industri, minyak, logam berbahaya dan sebagainya). Hal ini salah satunya sebagai akibat perbuatan manusia, sehingga mengakibatkan lingkungan tersebut tidak berfungsi seperti semula (Susilo, 2003). Pencemaran lingkungan berhubungan erat dengan limbah. Permasalahan limbah timbul karena tidak seimbangnya produksi limbah dengan pengolahannya dan semakin menurunnya daya dukung alam sebagai tempat pembuangan limbah. Jumlah limbah terus bertambah dengan laju yang cukup cepat. Sedangkan di lain pihak, kemampuan pengolahan limbah masih belum memadai (Rizaldi, 2008). Tanah merupakan bagian terpenting dalam menunjang kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Seperti kita ketahui, rantai makanan bermula dari tumbuhan. Manusia dan hewan hidup dari tumbuhan. Sebagai produsen, tumbuhan memerlukan tempat yang cocok untuk berkembang biak, tumbuhan memerlukan unsur-unsur hara yang tersedia dalam tanah. Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban kita menjaga kelestarian tanah, sehingga tetap dapat mendukung kehidupan di muka bumi ini. Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 150 tahun 2000 tentang Pengendalian kerusakan tanah untuk produksi bio massa: “Tanah adalah salah satu komponen lahan berupa lapisan teratas kerak bumi yang terdiri dari bahan mineral dan bahan organik serta mempunyai sifat fisik, kimia, biologi, dan mempunyai kemampuan menunjang kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya. Tetapi apa yang terjadi, akibat kegiatan manusia, banyak terjadi kerusakan tanah. Di dalam PP No. 150 th. 2000 di sebutkan bahwa “Kerusakan



3



tanah untuk produksi biomassa adalah berubahnya sifat dasar tanah yang melampaui kriteria baku kerusakan tanah”. Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya. Ciri-ciri tanah telah tercemar yaitu: 1) Tanah tidak subur. 2) pH dibawah 6 (tanah asam) atau pH diatas 8 (tanah basa). 3) Berbau busuk. 4) Kering. 5) Mengandung logam berat. 6) Mengandung sampah anorganik. Tanah yang tidak tercemar adalah tanah yang masih memenuhi unsur dasarnya sebagai tanah. Tanah tersebut tidak mengandung zat-zat yang merusak keharaannya. Ciri-ciri tanah yang tidak tercemar adalah: 1) Tanahnya subur. 2) Trayek pH minimal 6, maksimal 8. 3) Tidak berbau busuk. 4) Tidak kering, memiliki tingkat kegemburan yang normal. 5) Tidak Mengandung logam berat. 6) Tidak mengandung sampah anorganik. 2.2



FAKTOR PENYEBAB PENCEMARAN TANAH



Ada dua faktor yang mempengaruhi pencemaran tanah,yaitu: 1. Faktor Alami Faktor alami merupakan pencemaran tanah yang disebabkan oleh peristiwa alam atau identik dengan teradinya bencana alam. Kerusakan tanah selain diakibatkan oleh sinar matahari, air hujan juga dapat menyebabkan kerusakan tanah. Pencucian tanah oleh air hujan banyak terjadi di daerah tropis yang menutupi sebagian besar permukaan tanah-tanah yang menjadi tanah kurus. Pencemaran tanah akibat faktor alam, seperti pembusukan secara biologis, aktivitas gunung berapi, terbakarnya semak-semak dan halilintar ini tidak terlalu menimbulkan beban dalam kehidupan manusia karena dianggap sebagai musibah alam atau bencana alam yang dampaknya masih dapat ditanggulangi. 2. Faktor Buatan Faktor buatan merupakan faktor yang diakibatkan oleh aktivitas atau kegiatan manusia yang tidak bertanggung jawab. Pencemaran yang diakibatkan oleh faktor buatan ini perlu mendapat perhatian dan penanganan khusus karena 4



dapat menyebabkan kerugian bagi manusia sendiri. Adapun yang termasuk faktor buatan adalah: a) Limbah Domestik Limbah domestik yang bisa menyebabkan pencemaran tanah bisa berupa limbah padat dan cair, limbah padat berbentuk sampah anorganik, jenis sampah ini tidak bisa diuraikan oleh mikroorganisme, misalnya kantong plastik, bekas kaleng minuman, bekas botol plastik air mineral dan sebagainya, sedangkan limbah cair berbentuk tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah dan bisa membunuh mikroorganisme di dalam tanah. Pencemaran tanah di daerah Manokwari disebabkan oleh sampah plastik yang menumpuk. Adapun kandungan dari sampah plastik dan pengaruhnya terhadap kerusakan tanah adalah sebagai berikut. 1) Logam Berat yang Terkandung dalam Plastik Sampah plastik dibuat dari bahan sintetis, umumnya menggunakan minyak bumi sebagai bahan dasar, ditambah bahan-bahan tambahan yang umumnya merupakan logam berat (kadnium, timbal, nikel) atau bahan beracun lainnya seperti Chrom. Racun dari plastik ini terlepas pada saat terurai atau terbakar. Penguraian plastik akan melepaskan berbagai jenis logam berat dan bahan kimia lain yang dikandungnya. Bahan kimia ini terlarut dalam air atau terikat di tanah, dan kemudian masuk ke tubuh kita melalui makanan



dan



minuman.



Sedangkan



pembakaran



plastik



menghasilkan salah satu bahan paling berbahaya di dunia, yaitu Dioksin. 2) Dampak yang Ditimbulkan Bagi Kesuburan Tanah Timbunan sampah yang berasal dari limbah domestik dapat mengganggu atau mencemari karena: lindi (air sampah), bau dan estetika. Timbulan sampah juga menutupi permukaan tanah sehingga tanah tidak bisa dimanfaatkan. Selain itu, timbunan sampah dapat menghasilkan gas nitrogen dan asam sulfida, adanya zat mercury, chrom dan arsen pada timbunan sampah dapat



5



menimbulkan gangguan terhadap bioorganisme tanah, tumbuhan, merusak struktur permukaan dan tekstur tanah. Limbah lain seperti oksida logam, baik yang terlarut maupun tidak pada permukaan tanah menjadi racun. Selain itu juga, akan terjadi degradasi lahan yang mengakibatkan lapisan permukaan tanah tertutupi oleh sampah plastik tersebut. b) Limbah Industri Limbah industri yang bisa menyebabkan pencemaran tanah bisa berupa limbah padat dan cair. Limbah industri yang padat atau limbah padat adalah hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan, misalnya sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon, pengawetan buah, ikan, daging dan lain-lain. Limbah cair adalah hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya sisa-sisa pengolahan industri, pelapisan logam dan industri kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah zat hasil dari proses industri pelapisan logam. c) Limbah Pertanian Limbah pertanian yang bisa menyebabkan pencemaran tanah merupakan sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah atau tanaman, misalnya pupuk urea, pestisida pemberantas hama tanaman. 2.3



DAMPAK PENCEMARAN TANAH Berbagai dampak ditimbulkan akibat pencemaran tanah, diantaranya: 1) Pada Kesehatan Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe



polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi. Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati. 6



Organofosfat dan karmabat dapat menyebabkan gangguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan Kematian. 2) Pada Ekosistem Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman dimana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.



7



BAB III METODE



3.1



ALAT DAN BAHAN Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah 1. Alat a) Gelas Plastik b) Sendok c) Pisau d) Kayu e) Stopwatch f) Pengaduk 2. Bahan a) Sampel tanah b) Kertas pH universal c) Kertas saring d) Air keran



3



LANGKAH KERJA 1. Analisis Fisik (pengamatan lapangan langsung), cara kerja: a) Siapkan alat dan bahan b) Ambil sampel tanah dari lokasi tempa tinggal c) Amati dan catat sifat fisik seperi aroma tanah, warna tanah,tekstur tanah. Dilakukan untuk semua lokasi. 2. Analisis Kimia (pengamatan secara langsung), cara kerja: a) Tes dengan pH Universal b) Ambil sedikit sample tanah dan air bening dengan perbandingan 1:1 c) Dimasukkan dalam gelas d) Diaduk-aduk hingga benar-benar homogen (merata). Dibiarkan beberapa menit hingga campuran air dan tanah tadi memisah (tanahnya mengendap)



8



e) Setelah airnya terlihat agak jernih masukkan ujung kertas lakmus atau pH Indikator kedalam campuran tadi (sekitas 1 menit) tetapi jangan sampai mengenai tanahnya. f) Tunggu beberapa saat sampai kertas lakmus atau pH indikator berubah warnanya. g) Setelah warnanya stabil, cocokkan warna yang diperoleh oleh kertas lakmus atau pH indikator tadi dengan bagan warna petunjuknya. 3. Analisis secara Biologi Cacing tanah merupakan salah stu indkator biologi pada pengukuran tingkat pousi tanah karena bisa menjadi indicator kesuburan tanah. Jadi analisis biologi bisa dilakukan dengan melihat keberadaan cacing tanah.



9



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN



4.1



HASIL PENGAMATAN Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan selama 2 minggu



diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Analisis Fisik Lokasi Rumah praktikan (Anggrana Lapudooh)



Aroma Tanah Aroma tanah tidak busuk dan masih ada kehidupan seperti cacing dan terdapat tumbuhan seperti rumput dan pohon yang hidup diatasnya



Warna Tanah Warna tanah kemerahan atau tetap berwarna cerah.



Tekstur Tanah Tekstur tanah berkarang dan terdapat tumbuhan seperti rumput dan pohon yang hidup diatasnya.



2. Analisis Kimia Minggu ke1 2



Indikator Universal pH 6.8 pH 7



3. Analisis Organik dan Biologi Lokasi Rumah praktikan (Anggrana Lapudooh)



Organik Lapisaan tanah paling atas terdapat karang, humus selanjutnya ada lapisan debu dan empung



Biologi Terdapat cacing



4. Analisis Data Lokasi Tanah Rumah praktikan (Anggrana Lapudooh) 4.2



Keadaan Tidak tercemar



PEMBAHASAN Praktikum kali ini tentang analisis parameter pencemaran tanah. Adapun



tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui pengertian pencemaran tanah, faktor penyebab pencemaran tanah, dampak pencemaran tanah dan menganalisis 10



pencemaran tanah di lingkungan sekitar dengan melihat parameter pencemaran tanah. Bahan mineral tanah merupakan bahan anorganik tanah yang terdiri dari berbagai ukuran, komposisi dan jenis mineral. Mineral tanah berasal dari hasil pelapukan batuan-batuan yang menjadi bahan induk tanah. Pada mulanya batuan dari bahan induk tanah mengalami proses pelapukan dan menghasilkan regolit. Pelapukan lebih lanjut menghasilkan tanah dengan tektur masih kasar. Ukuran mineral tanah sangat beragam mulai dari ukuran sangat kasar sampai dengan ukuran yang sangat halus seperti mineral liat. Mineral liat hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop elektron. Sifat mineral liat ditentukan dari: 1) Susunan kimia pembentuknya yang tetap dan tertentu, terutama berkaitan dengan penempatan internal atom-atomnya. 2)Sifat fisika-kimia dengan batasan waktu tertentu dan kecendrungan membentuk geometris tertentu. Komposisi mineral dalam tanah sangat tergantung dari beberapa faktor sebagai berikut: 1) Jenis batuan induk asalnya. 2) Proses-proses yang bekerja dalam pelapukan batuan tersebut, dan 3) Tingkat perkembangan tanah. Nilai pH merupakan salah satu ciri kimia tanah, menjadi faktor sangat penting dalam menentukan kesuburan tanah karena ketersediaan unsur hara bagi tanaman sangat berkaitan dengan nilai pH. Semakin tinggi nilainya berarti semakin asam tanah tersebut. Populasi dan kegiatan mikroorganisme di dalam tanah juga sangat dipengaruhi oleh tingkat keasaman tanah. Pengukuran nilai pH dapat dengan berbagai cara, yaitu menggunakan kertas lakmus, pH meter, dan pH tester. Pada tanah asam (pH rendah), tanah didominasi oleh ion Al, Fe, dan Mn. Ion-ion ini akan mengikat unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman, terutama unsur P (fosfor), K (kalium), S (sulfur), Mg (magnesium) dan Mo (molibdenum) sehingga tanaman tidak dapat menyerap makanan dengan baik meskipun kandungan unsur hara dalam tanahnya banyak. Pada kondisi ini, derajat keasaman tanah bernilai < 7. Selain ion-ion Al, Fe, dan Mn mengikat unsur hara, ion-ion tersebut juga meracuni tanaman. Pada tanah asam, kandungan unsur mikro seperti seng (Zn), tembaga (Cu) dan kobalt (Co) juga tinggi sehingga meracuni tanaman. pH netral bernilai 7, pada kondisi ini



11



kebanyakan unsur hara mudah larut dalam air sehingga tanaman dapat dengan mudah menyerap unsur hara. Pada tanah basa dengan nilai derajat keasaman (pH) >7 unsur P (fosfor) akan banyak terikat oleh Ca (kalsium), sementara unsur mikro molibdenum (Mo) berada dalam jumlah banyak. Unsur Mo pada tanah basa menyebabkan tanaman keracunan. Pada praktikum kali ini, praktikan mencoba mengukur pH tanah dengan menggunakan Indikator Universal. Sampel yang diuji adalah tanah di sekitar tempat tinggal praktikan yaitu daerah LPMP Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat. Hasil yang diperoleh selama 2 minggu memperlihatkan pH tanah di sekitar tempat tinggal praktikan sebesar 6.8 dan 7 bersifat netral dan menandakan bahwa tanahnya subur. Warna tanah kemerahan atau tetap berwarna cerah. Tekstur berkarang dan terdapat tumbuhan seperti rumput dan pohon yang hidup diatasnya serta cacing di dalam tanah.



12



BAB V PENUTUP 5.1



KESIMPULAN Berdasarkan tujuan, hasil pengamatan analisis data dan pembahasan, maka



dapat disimpulkan bahwa: 1.



Tanah merupakan salah satu lingkungan abiotik yang rentan tercemar.



2.



Faktor penyebab pencemaran tanah yaitu faktor alami dan buatan



3.



Akibat pencemaran tanah dapat berdampak bagi kesehatan serta ekosistem



4.



Hasil pengamatan selama dua minggu yang dilakukan disekitar rumah praktikan diketahui bahwa kondisi tanah belum tercemar. Pengamatan dilakukan dengan cara analisis fisik, kimia dan biologi.



13



DAFTAR PUSTAKA Afandie Rosmarkam, Nasih Widya Yuwono, “Ilmu Kesuburan Tanah”, Penerbit Kanisius, Yogyakarta 2002. Anonim, 2010, Pendekatan Terpadu Pengelolaan Pencemaran Lingkungan, http://www.unila.ac.id, diakses pada tanggal 20 September 2021 Darmono, 2001, Lingkungan Hidup dan Pencemaran Hubungannya Dengan Toksilogi Senyawa Logam, Universitas Indonesia Sugandhy, A., 1999, Penataan Ruang dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Wardhana W Arya, 1995, Dampak Pencemaran Lingkungan, ANDI Yogjakarta. UU No 32 Tahun 2009 tentang Pengendalian dan Pengelolaan Lingkungan Hidup PP No 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Tim Peneliti Baku Mutu Tanah. “Pengkajian Baku Mutu Tanah pada Lahan Pertanian”. Laporan Akhir Kerjasama antara Proyek Pengembangan Penataan Lingkungan Hidup. BAPPEDALDA Jakarta dan Puslittanak. Badan Litbang. No. 50/ Puslittanak/2000. UNIDO - Enabling Activities to Facilitate Early Action on The Implementation of Stockholm Convention on Persistent Organic Pollutans (POPs) in Indonesia: The Second Interim Report (2003) ―Inventory of POPs and National Infrastructure and Capacity Assessment‖, 2003.



14