Laporan Pendahuluan Fraktur Klavikula [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR KLAVIKULA



Tulang merupakan alat penopang dan sebagai pelindung pada tubuh. Tanpa tulang tubuh tidak akan tegak berdiri. Fungsi tulang dapat diklasifikasikan sebagai aspek mekanikal maupun aspek fisiologikal. Dari aspek mekanikal, tulang membina rangka tubuh badan dan memberikan sokongan yang kokoh terhadap tubuh. Sedangkan dari dari aspek fisiologikal tulang melindungi organorgan dalam seperti jantung, paru-paru dan lainnya. Tulang juga menghasilkan sel darah merah, sel darah putih dan plasma. Selain itu tulang sebagai tempat penyimpanan kalsium, fosfat, dan garam magnesium. Namun karena tulang bersifat relatif rapuh, pada keadaan tertentu tulang dapat mengalami patah, sehingga menyebabkan gangguan fungsi tulang terutama pada pergerakan. Menurut sejarah fraktur pada klavikula merupakan cedera yang sering terjadi akibat jatuh dengan posisi lengan terputar/tertarik keluar (outstreched hand) dimana trauma dilanjutkan dari pergelangan tangan sampai klavikula, namun baru-baru ini telah diungkapkan bahwa sebenarnya mekanisme secara umum patah tulang klavikula adalah hantaman langsung ke bahu atau adanya tekanan yang keras ke bahu akibat jatuh atau terkena pukulan benda keras. Data ini dikemukankan oleh Nowak et a,l Nordqvist dan Peterson. Patah tulang klavikula karena jatuh dengan posisi lengan tertarik keluar (outstreched hand) hanya 6%



1



terjadi pada kasus, sedangkan yang lainnya karena trauma bahu. Kasus patah tulang ini ditemukan sekitar 70% adalah hasil dari trauma dari kecelakaan lalu lintas. Kasus patah tulang klavikula termasuk kasus yang paling sering dijumpai. Pada anak-anak sekitar 10–16 % dari semua kejadian patah tulang, sedangkan pada orang dewasa sekitar 2,6–5 %. A. Definisi Tulang clavicula merupakan tumpuan beban dari tangan, sehingga jika terdapat beban berlebih akan menyebabkan beban tulang clavicula berlebih, hal ini bias menyebabkan terputusnta kontinuitas tulang tersebut (Zairin, 2012). Fraktur clavikula merupakan cedera yang sering terjadi akibat jatuh atau hantaman langsung ke bahu. Lebih dari 80% fraktur ini terjadi pada sepertiga tengah atau proksimal clavikula (Putra, 2013) B. Klasifikasi



Klasifikasi patah tulang secara umum adalah : 1. Fraktur lengkap adalah patah atau diskontinuitas jaringan tulang yang luas sehingga tulang terbagi menjadi dua bagian dan garis patahnya menyeberang dari satu sisi ke sisi lain. 2. Fraktur tidak lengkap adalah patah atau diskontinuitas jaringan tulang dengan garis patah tidak menyeberang, sehingga tidak mengenai korteks (masih ada korteks yang utuh). 2



Menurut Solomon at al, 2010. Yaitu fraktur berdasarkan hubungan dengan dunia luar, meliputi: 1. Fraktur tertutup yaitu fraktur tanpa adanya komplikasi, kulit masih utuh, tulang tidak menonjol malalui kulit. 2. Fraktur terbuka yaitu fraktur yang merusak jaringan kulit, karena adanya hubungan dengan lingkungan luar, maka fraktur terbuka potensial terjadi infeksi. Lokasi patah tulang pada klavikula diklasifikasikan menjadi tiga kelompok: 1. Kelompok 1: patah tulang pada sepertiga tengah tulang klavikula (insidensi kejadian 75 - 80%). Pada daerah ini tulang lemah dan tipis dan mumnya terjadi pada pasien yang muda. 2. Kelompok 2: patah tulang klavikula pada sepertiga distal (15 - 25%). Terbagi menjadi 3 tipe berdasarkan lokasi ligament coracoclavicular (conoid dan trapezoid).  Tipe 1. Patah tulang secara umum pada daerah distal tanpa adanya perpindahan tulang maupun ganguan ligament coracoclevicular.  Tipe 2 A. Fraktur tidak stabil dan terjadi perpindahan tulang, dan ligament coracoclavicular masih melekat pada fragmen.  Tipe 2 B. Terjadi ganguan ligament. Salah satunya terkoyak ataupun kedua - duanya.  Tipe 3. Patah tulang yang pada bagian distal clavikula yang melibatkan AC joint.  Tipe 4. Ligament tetap utuk melekat pata perioteum, sedangkan fragmen proksimal berpindah keatas.  Tipe 5. Patah tulang kalvikula terpecah menjadi beberapa fragmen. 3. Kelompok 3: patah tulang klavikula pada sepertiga proksimal (5%) Pada kejadian ini biasanya berhubungan dengan cidera neurovaskuler. C. Etiologi Penyebab farktur clavicula biasanya disebabkan oleh trauma pada bahu akibat kecelakaan apakah itu karena jatuh atau kecelakaan kendaraan



3



bermotor, namun kadang dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor non traumatik. Berikut beberapa penyebab pada fraktur clavicula menurut Sjamsuhidayat, 2011 yaitu: 1. Fraktur clavicula pada bayi baru lahir akibat tekanan pada bahu oleh simphisis pubis selama proses melahirkan. 2. Fraktur clavicula akibat kecelakaan termasuk kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh dari ketinggian dan yang lainnya. 3. Fraktur clavicula akibat kompresi pada bahu dalam jangka waktu lama, misalnya pada pelajar yang menggunakan tas yang terlalu berat. 4. Fraktur clavicula akibat proses patologik, misalnya pada pasien post radioterapi, keganasan clan lain-lain. D. Patofisiologi Fraktur klavikula paling sering disebabkan oleh karena mekanisme kompressi atau penekanan, paling sering karena suatu kekuatan yang melebihi kekuatan tulang tersebut dimana arahnya dari lateral bahu apakah itu karena jatuh, keeelakaan olahraga, ataupun kecelakaan kendaraan bermotor. Patah tulang klavikula pada umumnya mudah untuk dikenali dikarenakan tulang klavikula adalah tulang yang terletak dibawak kulit (subcutaneus) dan tempatnya relatif di depan. Karena posisinya yang teletak dibawah kulit maka tulang ini sangat rawan sekali untuk patah. Patah tulang klavikula terjadi akibat dari tekanan yang kuat atau hantaman yang keras ke bahu. Energi tinggi yang menekan bahu ataupun pukulan langsung pada tulang akan menyebabkan fraktur. Pada daerah tengah tulang klavikula tidak di perkuat oleh otot ataupun ligament-ligament seperti pada daerah distal dan proksimal klavikula. Klavikula bagian tengah juga merupakan transition point antara bagian lateral dan bagian medial. Hal ini yang menjelaskan kenapa pada daerah ini paling sering terjadi fraktur dibandingkan daerah distal ataupun proksimal. Pada fraktur sepertiga tengah klavikula otot stemokleidomastoideus akan menarik fragmen medial keatas sedangkan beban lengannya akan menarik fragmen lateral ke bawah. Jika fraktur terdapat pada ligament korakoklavikula maka ujung medial klavikula sedikit bergeser karena ditahan ligament ini.Fraktur yang terjadi kearah medial terhadap fragment maka



4



ujung luar mungkin tampak bergeser kearah belakang dan atas, sehingga membentuk benjolan dibawah kulit (Helmi ZN, 2011) E. Pathway Trauma langsung



Trauma tidak langsung



Kondisi patologis



FRAKTUR Diskontinuitas tulang



Pergeseran fragmen tulang



Nyeri



Perub. Jaringan sekitar V



Pergeseran fragmen tulang



Laserasi kulit



Kerusakan integritas kulit



Deformitas



Ggn. Mobilitas fisik



Ggn. Perfusi jaringan



Penekanan Pemb. darah



Edema



Spasme otot



tek. Kapiler



5



Tek. Ssm tlg>tinggi dr kapiler Reaksi stress klien



Pelepasan histamin



Melepaskan katrkolamin



Protein plasma hilang



Memobilisasi asam lemak



Emboli



Penyumbatan PD



Kerusakan feragmen tulang



Bergab. Dg trombosit



F. Manifestasi Klinis Tanda dan Gejala yang sering dijumpai pada pasien fracture clavikula Kemungkinan akan mengalami sakit, nyeri, pembengkakan, memar, atau benjolan pada daerah bahu atau dada atas. Tulang dapat menyodok melalui kulit, tidak terlihat normal. Bahu dan lengan bisa terasa lemah, mati rasa, dan kesemutan. Pergerakan bahu dan lengan juga akan terasa susah. Anda mungkin perlu untuk membantu pergerakan lengan dengan tangan yang lain untuk mengurangi rasa sakit atau ketika ingin menggerakan (Helmi ZN, 2011). G. Komplikasi Komplikasi akut:  Cedera pembuluh darah bisa disebabkan kerena terputusnya kontinuitas fragmen tulang sehingga tulang yang patah mengenai pembuluh darah sekitar.  Pneumouthorax bisa disebabkan oleh tulang yang fraktur dan menembus paru-paru sehingga udara keluar dari paru-paru masuk kedalam rongga pleura.  Haemothorax bisa disebabkan oleh tulang yang fraktur dan menembus pleura dan merobek pembuluh darah sekitar sehingga darah bisa masuk kedalam rongga pleura. Komplikasi lambat:  Mal union: proses penyembuhan tulang berjalan normal terjadi dalam waktu semestinya, namun tidak dengan bentuk aslinya atau abnormal.  Non union: kegagalan penyambungan tulang setelah 4 sampai 6 bulan H. Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan roentgen: Menentukan lokasi/luasnya fraktur/trauma 2. CT Scan/MRI: Memperlihatkan fraktur, juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi jaringan lunak.



6



I.



Penatalaksanaan Penatalaksanaan medis sebelum menggambil keputusan untuk melakukan penatalaksanaan definitive. Prinsip penatalaksanaan fraktur ada 4 R yaitu: 1. Recognition: Diagnosa dan penilaian fraktur. Prinsip pertama adalah mengetahui dan menilai keadaan fraktur dengan anannesis, pemeriksaan klinis dan radiologi. Pada awal pengobatan perlu diperhatikan : lokasi fraktur, bentuk fraktur, menentukan tehnik yang sesuai untuk pengobatan, komplikasi yang mungkin terjadi selama pengobatan. 2. Reduction: Tujuannya untuk mengembalikan panjang & kesegarisan tulang. Dapat dicapai yang manipulasi tertutup/reduksi terbuka progresi. Reduksi tertutup terdiri dari penggunaan traksimoval untuk menarik fraktur kemudian



memanupulasi



untuk



mengembalikan



kesegarisan



normal/dengan traksi mekanis. Reduksi terbuka diindikasikan jika reduksi tertutup gagal/tidak memuaskan. Reduksi terbuka merupakan alat frusasi internal yang digunakan itu mempertahankan dalam posisinya sampai penyembuhan tulang yang solid seperti pen, kawat, skrup dan plat. Reduction interna fixation (orif) yaitu dengan pembedahan terbuka kan mengimobilisasi fraktur yang berfungsi pembedahan untuk memasukkan skrup/pen kedalam fraktur yang berfungsi untuk menfiksasi bagianbagian tulang yang fraktur secara bersamaan. 3. Retention: Imobilisasi fraktur tujuannya mencegah pengeseran fregmen dan mencegah



pergerakan



yang



dapat



mengancam



union.



Untuk



mempertahankan reduksi (ektrimitas yang mengalami fraktur) adalah dengan traksi. Traksi merupakan salah satu pengobatan dengan cara menarik/tarikan pada bagian tulang tulang sebagai kekuatan dngan kontrol dan tahanan beban keduanya untuk menyokong tulang dengan tujuan mencegah reposisi deformitas, mengurangi fraktur dan dislokasi, mempertahankan ligamen tubuh/mengurangi spasme otot, mengurangi nyeri, mempertahankan anatomi tubuh dan mengimobilisasi area spesifik tubuh. Ada 2 pemasangan traksi yaitu: skin traksi dan skeletal traksi. 4. Rehabilitation: Mengembalikan aktiftas fungsional seoptimal mungkin.



7



J. Pengkajian pada pasien fraktur klavikula  Aktivitas (istirahat) Tanda : Keterbatasan / kehilangan fungsi pada bagian yang terkena (mungkin segera fraktur itu sendiri atau terjadi secara sekunder dari pembengkakan jaringan nyeri)  Sirkulasi Tanda : Hipertensi (kadang-kadang terlihat sebagai respon terhadap nyeri) atau hipotensi (kehilangan darah), takikardia



(respon stress,



hipovolemia), penurunan / tidak ada nadi pada bagian distal yang cedera : pengisian kapiler lambat, pucat pada bagian yang terkena pembengkakan jaringan atau massa hepatoma pada sisi cedera.  Neurosensori Gejala : Hilang sensasi, spasme otot, kebas / kesemutan (panastesis) Tanda : Deformitas lokal, angulasi abnormal, pemendekan, rotasi, krepitasi, spasme otot, terlihat kelemahan / hilang fungsi, agitasi (mungkin berhubungan dengan nyeri atau trauma)  Nyeri/Kenyamanan Gejala : Nyeri berat tiba-tiba pada saat cedera (mungkin terlokalisasi pada area jaringan / kerusakan tulang : dapat berkurang pada imobilisasi ; tidak ada nyeri akibat kerusakan saraf, spasme / kram otot (setelah imobilisasi)  Keamanan Tanda : Laserasi kulit, avulse jaringan, perubahan warna, pendarahan, pembengkakan local (dapat meningkat secara bertahap atau tiba-tiba) K. Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cidera fisik 2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas struktur tulang



8



L. Intervensi



Rencana Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Hasil Nyeri akut berhubungan NOC : NIC : dengan:   Pain Level,  Lakukan pengkajian Agen injuri (biologi, kimia,  Pain Control, nyeri secara fisik, psikologis), kerusakan   Comfort Level komprehensif termasuk jaringan lokasi, karakteristik, Kriteria Hasil : durasi, frekuensi, kualitas dan faktor  Mampu mengontrol presipitasi nyeri (tahu penyebab  Observasi reaksi nyeri, mampu nonverbal dari menggunakan tehnik ketidaknyamanan nonfarmakologi untuk  Bantu pasien dan mengurangi nyeri, keluarga untuk mencari mencari bantuan) dan menemukan  Melaporkan bahwa dukungan nyeri berkurang  Kontrol lingkungan yang dengan menggunakan dapat mempengaruhi manajemen nyeri nyeri seperti suhu  Mampu mengenali ruangan, pencahayaan nyeri (skala, dan kebisingan intensitas, frekuensi  Kurangi faktor dan tanda nyeri) presipitasi nyeri  Menyatakan rasa  Kaji tipe dan sumber nyaman setelah nyeri nyeri untuk menentukan berkurang Tanda vital intervensi dalam rentang normal  Ajarkan tentang teknik  Tidak mengalami non farmakologi: napas gangguan tidur dala, relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin  Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri:  Tingkatkan istirahat  Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur  Monitor vital sign sebelum dan sesudah Diagnosa Keperawatan/ Kolaborasi



9



Hambatan mobilitas fisik NOC : Berhubungan dengan:   Joint Movement : Active   Mobility Level       Gangguan metabolisme sel.   Self Care : ADLs   Transfer Performance Kriteria Hasil :  Klien meningkat dalam aktivitas fisik  Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas  Memverbalisasikan perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan kemampuan berpindah  Memperagakan penggunaan alat Bantu untuk mobilisasi (walker)



Kerusakan integritas kulit NOC : Berhubungan dengan Tissue Integrity : Skin tonjolan tulang and Mucous Membranes



Kriteria Hasil : 



Integritas kulit yang baik bisa



10



pemberian analgesik pertama kali NIC : Exercise therapy : ambulation  Monitoring vital sign sebelm/sesudah latihan dan lihat respon pasien saat latihan  Konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana ambulasi sesuai dengan kebutuhan  Bantu klien untuk menggunakan tongkat saat berjalan dan cegah terhadap cedera  Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain tentang teknik ambulasi  Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi  Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara mandiri sesuai kemampuan  Dampingi dan Bantu pasien saat mobilisasi dan bantu penuhi kebutuhan ADLs ps.  Berikan alat Bantu jika klien memerlukan.  Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika diperlukan NIC : Pressure Management 







Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar Hindari kerutan



padaa tempat tidur dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi, pigmentasi) 



Tidak ada luka/lesi pada kulit.  Perfusi jaringan baik.  Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya sedera berulang.  Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami. Gangguan Perfusi jaringan berhubungan



dengan Gangguan aliran arteri atau vena



NOC : Circulation status Tissue Perfusion:cerebral Kriteria Hasil:  Status sirkulasi; aliran darah yang tidak obstruksi dan satu arah, pada tekanan yang sesuai melalui pembuluh darah besar sirkulasi pulmonal dan sistemik  Keparahan kelebihan beban cairan; keparahan kelebihan cairan didalam kompartemen intrasel dan ekstrasel tubuh  Fungsi sensori kutaneus; tingkat



11







Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering.







Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali.







Monitor kulit akan adanya kemerahan.







Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang tertekan.







Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien.







Monitor status nutrisi pasien.



NIC :  Monitor adanya daerah tertentu yang hanya pekaterhadap panas/dingin/tajam/tump ul.  Monitor adanya paretese.  Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada isi atau laserasi.  Gunakan sarung tangan untuk proteksi.  Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung.  Monitor kemampuan BAB  Kolaborasi pemberian analgetik.  Monitor adanya tromboplebitis.  Diskusikan mengenai



stimulasi kulit dirasakan denga tepat  Integritas jaringan: kulit dan membrane mukosa; keutuhan structural dan fungsi fisiologis normal kulit dan membrane mukosa  Perfusi jaringan: perifer; keadekuatan aliran darah melalui pembuluh darah kecil ekstremitas untuk mempertahankan fungsi jaringan



12



penyebab perubahan sensasi.



DAFTAR PUSTAKA Helmi



Zairin,



2012.



Buku



Saku



Kedaruratan



di



Bidang



bedah



Ortopedi.Jakarta:Salemba Medika Helmi ZN. 2011. Buku Ajar GANGGUAN MUSKULOSKELETAL. Jakarta: Salemba Medika. p411-55 Nayagam S. Principles of Fractures. Dalam:Solomon L, Warwick D, Nayagam S. Apley’s System of Orthopaedics and Fractures Ninth Edition. London: Hodder Education. 2010. p687-732 Pendokumentasian Perawatan Pasien, (Edisi 3), (Alih Bahasa 1 Made Kriase), Jakarta: EGC. Sjamsuhidayat, de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 3.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG. 2011. p959-1083



13