3 0 351 KB
LAPORAN PENDAHULUAN GLAUKOMA PADA MATA DI POLI MATA RSUD KARAWANG
DISUSUN OLEH : DARAS HARDIAN AL-FATH
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN 3A SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KHARISMA JL. Pangkal Perjuangan KM.1 By Pass Telp. (0267) 412480, Fax (0267)410842 Karawang 41316
LAPORAN PENDAHULUAN GLAUKOMA 1. KONSEP DASAR A. Pengertian Glaukoma
adalah
suatu
penyakit
yang
memberikan
gambaran klinik berupa peninggian tekanan bola mata, penggaungan papil saraf optik dengan defek lapang pandangan mata.(Sidarta Ilyas,2000) Glaukoma adalah sekelompok kelainan mata yang ditandai dengan peningkatan tekanan intraokuler.( Long Barbara, 1996) Jadi, Glaukoma adalah kelompok penyakit mata yang disebabkan oleh tingginya tekanan bola mata sehingga menyebabkan rusaknya saraf optik yang membentuk bagian-bagian retina retina dibelakang bola mata. Saraf optik menyambung jaringan-jaringan penerima cahaya (retina) dengan bagian dari otak yang memproses informasi pengelihatan
B. Etiologi Bilik anterior dan bilik posterior mata terisi oleh cairan encer yang disebut humor aqueus. Bila dalam keadaaan normal, cairan ini dihasilkan didalam bilik posterior, melewati pupil masuk kedalam bilik anterior lalu mengalir dari mata melalui suatu saluran. Jika aliran cairan ini terganggu (biasanya karena penyumbatan yang menghalangi keluarnya cairan dari bilik anterior), maka akan terjadi peningkatan tekanan. Peningkatan tekanan intraokuler akan mendorong perbatasan antara saraf optikus dan retina di bagian belakang mata. Akibatnya pasokan darah kesaraf optikus berkurang sehingga sel-sel sarafnya mati. Karena saraf optikus mengalami kemunduran, maka akan terbentuk bintik buta pada lapang pandang mata. Yang pertama terkena adalah lapang pandang tepi, lalu diikuti oleh lapang pandang sentral. Jika tidak diobati, glaukoma pada akhirnya bisa menyebabkan kebutaan.
C. Patofisiologi TIO ditentukan oleh kecepatan produksi Aqueos humor dan aliran keluar Aqueos humor dari mata.TIO normal adalah 10- 21 mmHg dan dipertahankan selama terdapat keseimbangan antara produksi dan aliran Aqueos humor. Aqueos humor diproduksi didalam badan siliar dan mengalir keluar melalui kanal Schelmn kedalam sistem vena. Ketidakseimbangan dapat terjadi akibat produksi berlebih badan siliar atau oleh peningkatan hambatan abnormal terhadap aliran keluar Aqueos humor melalui kamera occuli anterior(COA). Peningkatan TIO > 23 mmHg memerlukan evaluasi yang seksama. Peningkatan TIO mengurangi aliran darah ke saraf optik dan retina. Iskemia menyebakan struktur ini kehilangan fungsinya secara bertahap.Kerusakan jaringan biasanya dimulai dari perifer dan bergerak menuju fovea sentralis. Kerusakan visus dan kerusakan sarf optik serta retina adalah irreversible dan hal ini bersifat permanen. Tanpa penanganan, glaukoma dapat menyebabkan kebutaan.Hilangnya pengelihatan ditandai dengan adanya titik buta pada lapang pandang
D. Pathway
Usia > 40 th DM Kortikosteroid Jangka Panjang Miopia Trauma mata
Obstruksi Jaringan Peningkatan tekanan Trabekuler Vitreus
Hambatan Pengaliran
Pergerakan
Iris Kedepan Cairan Humor Aqueous
Nyeri
TIO Meningkat
Glaukoma
TIO
Meningkat
Gangguan Saraf Optik Tindakan Operasi
Gangguan Persepsi Sensori Penglihatan
Perubahan Penglihatan Perifer
Kebutaan
Ansietas
Kurang Pengetahuan
E. Manifestasi Klinis 1)
Glaukoma primer a) Glaukoma sudut terbuka Kerusakan visus yang serius Lapang pandang mengecil dengan maca-macam skottoma yang khas Perjalanan penyakit progresif lambat
b) Glaukoma sudut tertutup
Nyeri hebat didalam dan sekitar mata
Timbulnya halo/pelangi disekitar cahaya
Pandangan kabur
Sakit kepala
Mual, muntah
Kedinginan
Demam baahkan perasaan takut mati mirip serangan angina, yang sangat sedemikian kuatnya keluhan mata ( gangguan penglihatan, fotofobia dan lakrimasi) tidak begitu dirasakan oleh klien.
2) Glaukoma sekunder Pembesaran bola mata Gangguan lapang pandang Nyeri didalam mata 3) Glaukoma kongential Gangguan penglihatan
F. Penatalaksanaan 1) Terapi Medikamentosa Tujuannya adalah menurunkan TIO (Tekanan Intra Okuler) terutama dengan mengguakan obat sistemik (obat yang mempengaruhi tubuh a) Obat Sistemik
Asetazolamida, obat yang menghambat enzim karbonik
anhidrase yang akan
mengakibatkan
diuresis
dan
menurunkan sekresi cairan mata sebanyak 60%, menurunkan tekanan bola mata. Pada permulaan pemberian akan terjadi hipokalemia
sementara.
samping hilangnya kalium
Dapat
tubuh
memberikan
parastesi,
diarea, hipokalemia, batu ginjal dan myopia
efek
anoreksia,
sementara.
Agen hiperosmotik. Macam obat yang tersedia dalam
bentuk obat minum
adalah
glycerol
dan
sedangkan dalam bentuk intravena adalah
isosorbide
manitol.
Obat
ini diberikan jika TIO sangat tinggi atau ketika acetazolamide sudah tidak efektif lagi.
b) Obat Tetes Mata Lokal
Penyekat beta. Macam obat yang tersedia adalah
timolol, betaxolol,
levobunolol,
carteolol,
metipranolol. Digunakan 2x sehari, berguna
dan
untuk
menurunkan TIO.
Steroid (prednison). Digunakan 4x sehari, berguna
sebagai dekongestan
mata. Diberikan sekitar 30-40 menit
setelah terapi sistemik.
2) Terapi Bedah a) Iridektomi perifer. Digunakan untuk membuat saluran dari bilik mata belakang
dan
depan
karena
telah
terdapat
hambatan dalam pengaliran humor akueus. Hal ini hanya dapat dilakukan jika sudut yang tertutup sebanyak 50%. b) Trabekulotomi (Bedah drainase). Dilakukan jika sudut yang tertutup lebih dari 50% atau gagal dengan iridektomi.
G. Pemeriksaan Penunjang 1) Kartu mata Snellen/mesin Telebinokular (tes ketajaman penglihatan dan sentral penglihatan) : Mungkin terganggu dengan kerusakan kornea, lensa, aquous atau 2) vitreus humor, kesalahan refraksi, atau penyakit syaraf atau penglihatan ke retina atau jalan optik.Lapang penglihatan : Penurunan mungkin disebabkan CSV, massa tumor pada hipofisis/otak, karotis atau patologis arteri serebral atau glaukoma. 3) Tes Provokatif :digunakan dalam menentukan tipe glaukoma jika TIO normal atau hanya meningkat ringan. 4) Darah lengkap, LED :Menunjukkan anemia sistemik/infeksi 5)
EKG, kolesterol serum, dan pemeriksaan lipid: Memastikan aterosklerosisi,PAK
6)
Tes Toleransi Glukosa :menentukan adanya DM.
7) Oftalmoskopi : Untuk melihat fundus bagian mata dalam yaitu retina, discus optikus macula dan pembuluh darah retina. 8) Tonometri : Adalah alat untuk mengukurtekanan intra okuler, nilai mencurigakan apabila berkisar antara 21-25 mmhg dan dianggap patologi bila melebihi 25 mmhg. (normal 12-25 mmHg). Tonometri dibedakan menjadi dua antara lain (Sidharta Ilyas, 2004) : Membantu membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup glaukoma. 9) Pemeriksaan lampu-slit. : Lampu-slit digunakan unutk mengevaluasi oftalmik yaitu memperbesar kornea, sclera dan
kornea inferior sehingga memberikan pandangan oblik kedalam tuberkulum dengan lensa khusus. 10) Perimetri : Kerusakan nervus optikus memberikan gangguan lapang pandangan yang khas pada glaukoma. Secara sederhana, lapang pandangan dapat diperiksa dengan tes konfrontasi. 11) Pemeriksaan Ultrasonografi..: Ultrasonografi dalai gelombang suara yang dapat digunakan untuk mengukur dimensi dan struktur okuler.
2.
KONSEP KEPERAWATAN A. Pengkajian 1.
Data Umum a. Identitas klien, meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, alamat, agama. b. Keluhan utama , meliputi apa yang menjadi alasan utama klien masuk ke RS.
Biasanya klien akan mengeluhkan
nyeri di sekitar atau di dalam bola mata. c. Riwayat Kesehatan Sekarang : meliputi apa-apa saja gejala yang dialami klien saat
ini
sehingga
menganggu
aktivitas klien itu sendiri. d. Riwayat Kesehatan Dahulu : meliputi penyakit apa saja yang pernah dialami klien sebelumnya,
baik
itu
yang
berhubungan dengan penyakit yang dideritanya ataupun tidak. e. Riwayat Kesehatan Keluarga : meliputi riwayat penyakit yang pernah dialami anggota keluarga. f. Pemeriksaan Fisik 1) Pemeriksaan fisik dilakukan dengan menggunakan oftalmoskop untuk
mengetahui adanya cupping dan atrofi
diskus optikus. Diskus optikus menjadi
lebih luas dan
lebih dalam. Pada glaucoma akut primer, kamera anterior
dangkal, akues humor keruh dan pembuluh darah menjalar keluar dari iris. 2) Pemeriksaan lapang pandang perifer, pada keadaan akut lapang pandang
cepat menurun secara signifikan dan
keadaan kronik akan menurun secara
bertahap.
3) Pemeriksaan fisik melalui inspeksi untuk mengetahui adanya inflamasi mata,
sklera
kemerahan,
keruh, dilatasi pupil sedang yang gagal bereaksi
kornea terhadap
cahaya. Sedangkan dengan palpasi untuk memeriksa mata yang
mengalami peningkatan TIO, terasa lebih keras
dibanding mata yang lain. 4) Uji diagnostik menggunakan tonometri, pada keadaan kronik atau open angle
didapat nilai 22-32 mmHg,
sedangkan keadaan akut atau angle closure ≥ 30
mmHg.
Uji dengan menggunakan gonioskopi akan didapat sudut normal pada
glaukoma kronik. Pada stadium lanjut, jika
telah timbul goniosinekia
(perlengketan pinggir iris pada
kornea/trabekula) maka sudut dapat tertutup.
Pada
glaukoma akut ketika TIO meningkat, sudut COA akan tertutup, sedang
pada waktu TIO normal sudutnya
sempit. 2.
Pengkajian Pola FungsionaL Gordon a. POLA PERSEPSI DAN MANAJEMEN KESEHATAN
Persepsi terhadap penyakit ; tanyakan bagaimana
persepsi klien menjaga
kesehatannya.
Bagaimana
klien
memandang penyakit glaukoma, bagaimana kepatuhannya terhadap pengobatan.
Perlu ditanyakan pada klien, apakah klien mempunyai
riwayat keluarga
dengan
penyakit
gangguan sistem vaskuler, serta riwayat vasomotor, dan pernah terpancar radiasi.
DM,
hipertensi,
dan
stress, alergi, gangguan
b. POLA NUTRISI/METABOLISME
Tanyakan menu makan pagi, siang dan malam
Tanyakan berapa gelas air yang diminum dalam sehari
Tanyakan bagaimana proses penyembuhan luka ( cepat / lambat )
Bagaimana nafsu makan klien
Tanyakan apakah ada kesulitan dan keluhan yang mempengaruhi makan dan nafsu makan
Tanyakan juga apakah ada penurunan BB dalam 6 bulan terakhir Biasanya pada klien yang mengalami glaukoma klien akan mengeluhkan mual muntah
c. POLA ELIMINASI
Kaji kebiasaan defekasi
Berapa kali defekasi dalam sehari, jumlah, konsistensi,
bau, warna dan
karekteristik BAB
Kaji kebiasaan miksi
Berapa kali miksi dalam sehari, jumlah, warna, dan
apakah ada ada
kesulitan/nyeri
ketika
apakah menggunakan alat bantu untuk
miksi
serta
miksi
Klien dengan glaukoma, biasanya tidak memiliki
gangguan pada pola
eliminasi, kecuali pada pasien yang
mempunyai penyakit glukoma tipe
sekunder
(DM,
hipertensi).
d. POLA AKTIVITAS/LATIHAN
Menggambarkan pola aktivitass dan latihan, fungsi pernafasan dan sirkulasi
Tanyakan bagaimana kegiatan sehari-hari dan olahraga (gunakan table gorden)
Aktivitas apa saja yang dilakukan klien di waktu senggang
Kaji apakah klien mengalami kesulitan dalam bernafas, lemah, batuk, nyeri dada. Data bisa didapatkan dengan mewawancara klien langsung atau keluarganya ( perhatikan respon verbal dan non verbal klien )
Kaji kekuatan tonus otot
Penyakit glaukoma biasanya akan mengganggu aktivitas klien sehari-hari. Karena, klien mengalami mata kabur dan sakit ketika terkena cahaya matahari.
e. POLA ISTIRAHAT TIDUR
Tanyakan berapa lama tidur di malam hari, apakah tidur efektif
Tanyakan juga apakah klien punya kebiasaan sebelum tidur
Penyakit glaukoma biasanya akan mengganggu pola tidur dan istirahat klien
sehari-hari karena klien mengalami sakit kepala dan nyeri hebat sehingga pola tidur klien tidak normal.
f. POLA KOGNITIF-PERSEPSI
Menggambarkan
pola
pengecap, penciuman.
pendengaran,
penglihatan,
Persepsi nyeri, bahasa dan
memori
Status mentalBicara : - apakah klien bisa bicara dengan
normal/ tak
jelas/gugup
Kemampuan berkomunikasi dan kemampuan memahami
serta keterampilan
interaksi
Kaji juga anxietas klien terkait penyakitnya dan
derajatnya
Pendengaran : DBN / tidak
Peglihatan :DBN / tidak
Apakah ada nyeri : akut/ kronik. Tanyakan lokasi nyeri
dan intensitas nyeri
Bagaimana penatalaksaan nyeri, apa yang dilakukan
klien untuk mengurangi
Apakah
klien
nyeri saat nyeri terjadi
mengalami
insensitivitass
terhadap
panas/dingin/nyeri
Klien dengan glaukoma pasti mengalami gangguan pada
indera penglihatan.
Pola pikir klien juga terganggu tapi
masih dalam tahap yang biasa.
g. POLA PERSEPSI DIRI-KONSEP DIRI
Menggambarkan sikap terhadap diri dan persepsi
terhadap kemampuan, harga diri,
gambaran
diri
dan
perasaan terhadap diri sendiri
Kaji bagaimana klien menggambar dirinya sendiri,
apakah ada hal yang membuaatnya mengubah gambaran terhadap diri
Tanyakan apa hal yang paling sering menjadi pikiran
klien, apakah klien
sering merasa marah, cemas, depresi,
takut, suruh klien menggambarkannya.
Pada klien dengan glaukoma, biasanya terjadi gangguan
pada konsep diri
karena
mata
klien
mengalami
gangguan sehingga kemungkinan klien tidak dalam
kesehariannya.
Tapi,
pada
kasus
PD klien
tidak
mengalami gangguan pada persepsi dan konsep diri.
h. POLA PERAN HUBUNGAN
Menggambarkan keefektifan hubungan dan peran dengan keluarga lainnya.
Tanyakan pekerjaan dan status pekerjaan klien
Tanyakan juga system pendukung misalnya istri,suami, anak maupun cucu dll
Tanyakan bagaimana keadaan keuangan sejak klien sakit.
Bagaimana
dalam
pengambilan
keputusan
dan
penyelesaian konflik
Tanyakan juga apakah klien aktif dalam kegiatan social
Klien dengan glaukoma biasanya akan sedikit terganggu dalam berhubungan dengan orang lain ketika ada gangguan pada matanya yang mengakibatkan klien malu berhubungan de ngan orang lain.
Biasanya klien dengan glaukoma akan sedikit mengalami gangguan dalam melakukan perannya
i. POLA KOPING-TOLERANSI STRESS
Menggambarkan kemampuan untuk menangani stress dan menggunakan system pendukung
Tanyakan apakah ada perubahan besar dalam kehidupan dalam beberapa bulan terakhir
Tanyakan apa yang dilakukan klien dalam menghadapi masalah yang dihadapi, apakah efektif?Apakah klien suka berbagi maslah/curhat pada
keluarga / orang lain
Tanyakan apakah klien termasuk orang yang santai atau mudah panik
Tanyakan juga apakah klien ada menggunakan obat dalam menghadapi stress
Biasanya klien dengan glaukoma akan sedikit stress dengan penyakit yang dideritanya karena ini berkaitan dengan konsep dirinya dimana klien mengalami penyakit yang mengganggu organ penglihatannya.
j. POLA REPRODUKSI/ SEKSUALITAS
Bagaimana kehidupan seksual klien, apakah aktif/pasif
Jika klien wanita kaji siklus menstruasinya
Tanyakan
apakah
ada
kesulitan
hubungan intim berhubungan klien
merasa
sesak
saat
melakukan
penyakitnya, misalnya
nafas
atau
batuk
hebat
saat
melakukan hubungan intim
Biasanya klien tidak terlalu mengalami gangguan dengan
pola reproduksi
seksualitas. Akan tetapi, pencurahan
kasih sayang dalam keluarga akan
terganggu
ketika
anggota keluarga tidak menerima salah seorang dari mereka yang mengalami penyakit mata. k. POLA KEYAKINAN-NILAI
Menggambarkan spiritualitas, nilai, system kepercayaan
dan tujuan dalam
hidup
Kaji tujuan, cita-cita dan rencana klien pada masa yang
akan datang.
Apakah
agama
ikut
berpengaruh,
merupakan hal penting dalam
apakah
agama
hidup
Klien akan mengalami gangguan ketika menjalankan
aktivitas ibadah sehari-
hari karena klien mengalami
sakit mata dan sakit kepala yang akan
mengganggu
ibadahnya. B. Diagnosa Keperawatan Pre Operasi 1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan TIO 2. Penurunan persepsi sensori visual / penglihatan berhubungan dengan serabut saraf oleh karena peningkatan TIO. 3. Cemas
berhubungan
penglihatan,
Kurang
dengan
Penurunan
pengetahuan
tentang
ketajaman prosedur
pembedahan 4. Resiko cedera b/d penurunan lapang pandang Post operasi 1. Nyeri berhubungan dengan post tuberkulectomi iriodektomi 2. Resiko infeksi berhubungan dengan luka insisi operasi
C. Rencana Tindakan No.
1.
Diagnosa
Tujuan dan Kriteria
Keperawatan
Hasil
Nyeri
b.d Setelah dilakukan
peningkatan
tindakan
TIO
keperawatan selama 1 x 24 jam
Intervensi
Rasional
a. Kaji tipe, intensitas, a. dan lokasi nyeri
ringannya nyeri dan menentukan terapi
b. Pantau derajat nyeri b. Untuk
diharapakan nyeri
mata setiap 30 mentit
mengidentifikasi
hilang/ berkurang
selama masa akut
kemajuan atau
dengan Kriteria
penyimpanan dari
Hasil:
hasil yang
Klien dapat
diharapkan.
mengidentifikasi
c. Pertahankan istirahat c.
penyebab nyeri
di tempat tidur dalam
rangsangan terhadap
ruangan yang tenang
syaraf sensori dan
menyebutkan
dan
mengurangi TIO
faktor-faktor
kepala
yang dapat
30° atau dalam posisi
meningkatkan
nyaman
Klien
nyeri Klien mampu
gelap
d. Berikan
dengan
Mengurangi
ditinggikan
lingkungan d. Stress dan sinar
yang nyaman
menimbulkan TIO
melakukan
yang mencetuskan
tindakan untuk
nyeri
mengurangi nyeri.
e. Anjurkan
tehnik e.
relaksasi. f. Kolaborasi
Penurunan
Setelah dilakukan
persepsi
tindakan
sensori visual
keperawatan selama
Keadaan rileks dapat mengurangi nyeri.
tentang f.
pemberian analgesic
2.
Mengenal berat
a. Kaji dan catat ketajaman penglihatan b. Kaji tingkat deskripsi
untuk mengurangi nyeri
a. Menentukan kemampuan visual b. Memberikan
/ penglihatan
1 x 24 jam
fugnsional terhadap
keakuratan terhadap
b.d serabut
diharapakan
penglihatan dan
penglihatan dan
saraf
peningkatan
perwatan
perawatan
oleh
karena
persepsi sensori
c. Sesuaikan lingkungan
peningkatan
dapat berkurang
dengan kemampuan
care dan mengurangi
TIO
dengan Kriteria
penglihatan
ketergantungan
Hasil:
d. Kaji jumlah dan tipe
Klien dapat meneteskan obat
d. Meningkatkan
rangsangan yang dpat
rangsangan pada
diterima klien
waktu kemampuan
mata dengan benar
c. Meningkatkan self
penglihatabn menurun e. Observasi TTV
Kooperatif
e. Mengetahui kondisi dan perkembangan
dalam tindakan Menyadari
klien secara dini f. Kolaborasi dengan tim
hilangnya
medis dalam
pengelihatan
pemberian terapi
f. Untuk mempercepat proses penyembuhan
secara permanen Tidak terjadi penurunan visus lebih lanjut
3.
Cemas b.d
Setelah dilakukan
Penurunan
tindakan
hilangnya penglihtan
akan menambah
ketajaman
keperawatan selama
secara permanen
kecemasan
penglihatan,
1 x 24 jam
Kurang
diharapakan Cemas
klien
perasaan membantu
pengetahuan
klien dapat
mengekspresikan
Kx mengidentifikasi
tentang
berkurang dengan
tentang kondisinya
sumber cemas
prosedur
Kriteria Hasil:
pembedahan
Berkurangnya
b. Berikan kesempatan
c. Pertahankan kondisi
perasaan gugup Posisi
a. Hati-hati penyampaian a. Jika klien belum siap
tubuh
yang rileks d. Observasi TTV
b. Mengekspresikan
c. Rileks dapat menurunkan cemas d. Untuk TTV
mengetahui dan
rileks
perkembangannya
Mengungkapkan
e. Siapkan bel ditempat
e. Dengan
memberikan
pemahaman
tidur dan instruksikan
perhatian
akan
tentang rencana
klien memberikan
menambah
tindakan
tanda bila mohon
kepercayaan klien
bantuan f. Kolaborasi dengan tim f. Diharapkan
4.
Resiko cedera Setelah dilakukan
medis dalam
mempercepat
pemberian terapi
penyembuhan
a. Orietasikan klien
b/d penurunan tindakan
terhadap lingkungan
lapang
keperawatan selama
ketika tiba.
pandang
1 x 24 jam
b. Lakukan modifikasi
dapat proses
a. Mengurangi kecelakaan atau cidera
b. Menimalkan tingkat
diharapakan Klien
lingkungan untuk
cidera yang berasal
tidak mengalami
meindahkan semua
dari gangguan ini
cedera dengan
bahaya:
Kriteria Hasil:
Klien
mampu
rintangan pada
mendemontrasi kan
tempar lalu lalang
tentang
kewaspadaan
Sungkirkan gulungan dari kaki
kecemasan
Singkirkan
Singkirkan
Klien meminta
barang-barang
bantuan petugas
yang mungkin
saat memenuhi
dapat mencederai
kebutuhan.
klien. c.
Serahkan bendabenda termasuk bel
c. Mengurangi resiko terjatuh
pemanggil, alat bantu ambulasi kepada klien d.
Bantu klien dan
d. Mempertahankan yang
keluarga mengevaluasi lingkungan rumah terhadap bahaya yang mungkin terjadi.
aman setelah pulang.
DAFTAR PUSTAKA Smeltzer, Suzanne. C, Bare, Brenda. G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol. 3. Jakarta: EGC
Doengoes, Marylinn. E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. jakarta: EGC
Price, Sylvia. A. 1995. Patofisiolog: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 4 buku II. Jakarta: EGC