16 0 882 KB
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN KELUARGA
OLEH : ANISA IRMA 18301042
PRESEPTOR AKADEMIK Ns. Stephanie Dwi Guna, MNurse
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKES PAYUNG NEGERI PEKANBARU 2021
Praktik Profesi Keperawatan Komunitas
A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi Keluarga Keluarga adalah unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam meningkatkan derajat kesehatan komunitas. Apabila keluarga sehat maka akan tercipta komunitas yang sehat. Masalah kesehatan yang dialami oleh salah satu anggota keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga yang lain (Sudiharto, 2012). Departemen Kesehatan Republik indonesia (1988) seperti dikutip Setiadi (2010), mengemukakan bahwa keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan ketergantungan. Keluarga merupakan anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi, atau perkawinan (Setiadi, 2010). Keluarga pasangan baru (begining family) adalah usaha peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan, kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga dan peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera (Soleha, 2016). 2. Tipe - Tipe Keluarga Menurut Sudiharto (2012), beberapa bentuk keluarga yaitu : a. Keluarga inti (nuclear family) Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan yang direncanakan yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak, baik karena kelahiran (natural) maupun adopsi. b. Keluarga asal (family of origin) Keluarga asal (family of origin) merupakan suatu unit keluarga tempat asal seseorang dilahirkan. c. Keluarga besar (extended family) Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah keluarga yang lain (karena hubungan darah) misalnya kakek, nenek, bibi, paman, sepupu
termasuk keluarga modern, seperti orang tua tunggal, keluarga tanpa anak, sert keluarga pasangan sejenis (guy / lesbian families). d. Keluarga berantai (social family) Keluarga berantai (social family) adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan suatu keluarga inti. e. Keluarga duda atau janda Keluarga duda atau janda adalah keluarga yang terbentuk karena perceraian dan kematian pasangan yang dicintai. f. Keluarga komposit (composite family) Keluarga komposit (composite family) adalah keluarga dari perkawinan poligami atau perkawinan poliandri dan hidup bersama. g. Keluarga kobilitasi (cohabitation) Keluarga kobilitasi (cohabitation) adalah dua orang menjadi satu keluarga tanpa pernikahan, bisa memiliki anak atau tidak. Bentuk keluarga ini tidak lazim dan bertentangan dengan budaya orang timur. Namun, lambat laun keluarga kohabilitasi ini mulai dapat diterima. h. Keluarga inses (incest family) Keluarga inses (incest family) adalah bentuk keluarga yang tidak lazim, misalnya anak perempuan menikah dengan ayah kandungnya, ibu menikah dengan anak kandung laki-laki paman menikah dengan keponakannya, kakak menikah dengan adik dari satu ayah menikah dengan anak perempuan tirinya. i. Keluarga tradisional dan nontradisional Keluarga
tradisional
diikat
oleh
perkawinan,
sedangkan
keluarga
nontradisional tidak diikat oleh perkawinan. 3. Fungsi Keluarga Menurut Padila (2012), keluarga memiliki 5 fungsi yaitu : a. Fungsi afektif Fungsi afektif berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis kekuatan dari keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak melalui keluarga
yang bahagia. Anggota keluargayangmengembangkan konsep diri yang positif, rasa dimiliki dan memiliki, rasa berarti serta merupakan sumber kasih sayang. Reinforcement dan support dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi dalam keluarga. b. Fungsi sosialisasi Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dialami individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial. c. Fungsi reproduksi Keluarga
berfungsi
untuk
meneruskan
kelangsungan
keturunan
dan
meningkatkan sumber daya manusia, dengan adanya program keluarga berencana maka fungsi ini sedikit dapat terkontrol. Namun disisi lain banyak kelahiran yang tidak diharapkan atau diluar ikatan perkawinan sehingga lahir keluarga baru dengan satu orang tua (single parent). d. Fungsi ekonomi Untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti makanan, pakaian dan rumah, maka keluarga memerlukan sumber keuangan. Fungsi ini sulit dipenuhi oleh keluarga dibawah garis kemiskinan (gaskin atau pra keluarga sejahtera). Perawat berkontribusi untuk mencari sumber - sumber di masyarakat yang dapat digunakan keluarga dalam meningkatkan status kesehatan mereka. e. Fungsi perawatan kesehatan Fungsi lain keluarga adalah fungsi perawatan kesehatan. Selain keluarga menyediakan makanan, pakaian dan rumah, keluarga juga berfungsi melakukan asuhan kesehatan terhadap anggotanya baik untuk mencegah terjadinya gangguan maupun merawat anggota yang sakit. Keluarga juga menentukan kapan anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan memerlukan bantuan atau pertolongan tenaga professional. Kemampuan ini mempengaruhi status kesehatan individu dan keluarga.
3. Struktur Keluarga
Menurut Friedman dalam Bakri (2017), ada empat struktur keluarga, yaitu: 1) Pola Komunkasi Keluarga Pola interaksi dari dalam keluarga hendaknya memiliki keterbukaan, kejujuran, berfikir positif dan menyelesaikan konflik bersama dalam keluarga, komunikasi yang bermakna antara pendengar dan pembicara yang kemudian menimbulkan umpan balik dan melakukan validasi. Bagi keluarga dengan pola komunikasi kurang terbuka maka akan menyebabkan berbagai macam persoalan. Karakteristik pola komunikasi yang kurang baik yaitu, fokus pembicaraan hanya pada satu orang saja, tidak ada diskusi dalam keluarga, anggota hanya menyetujui entah benar atau salah, dan hilangnya rasa empati dalam keluarga sehingga menjadi keluarga yang tertutup. 2) Struktur Peran Merupakan perilaku yang diinginkan berdasarkan posisi sosial yang diberikan.Peran
keluarga
menggambarkan
perilaku
interpersial
yang
berhubungan dengan masalah kesehatan dalam posisi dan situasi tertentu. 3) Struktur Kekuatan Menggambarkan adanya kekuasaan atau kekuatan dalam sebuah keluarga yang digunakan untuk mengendalikan dan mempengaruhi anggota keluarganya yang lain ke arah positif. Kekuasaan merupakan kemampuan seseorang dalam mengontrol, mempengaruhi dan mengubah tingkah laku seseorang. 4) Nilai-Nilai Dalam Kehidupan Keluarga Suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang menyatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga menjadi petunjuk untuk kemajuan norma dan peraturan. Norma yaitu tingkah laku yang baik bagi pandangan masyarakat yang bersumber pada sistem nilai yang ada di keluarga.
4. Tahap Dan Perkembangan Keluarga
Tahap-tahap perkembangan keluarga berdasarkan konsep Duvall dan Miller (Friedman, 2010) adalah : 1) Tahap I Keluarga pemula atau keluarga pasangan baru. Tugas perkembangan menjadi : a. Membina hubungan dan kepuasan bersama b. Menetapkan tujuan bersama c. Mengembangkan keakraban d. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial e. Diskusikan tentang anak yang diharapkan 2) Tahap II Dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan. Setelah lahir anak pertama keluarga mempunyai tugas perkembangan yang penting, yaitu : a. Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap b. Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dengan kebutuhan anggota keluarga c. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan d. Mempertahankan persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran orang tua, kakek dan nenek 3) Tahap III Tahap ini dimulai ketika anak pertama berusia 2 tahun dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun. Menurut Duvall dan Miller (1985) dalam Friedman (2010) tugas perkembangan keluarga pada tahap ini yaitu : a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang bersalin, privasi, keamanan b. Mensosialisasikan anak c. Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak-anak yang lain d. Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan perkawinan dan hubungan orang tua dan anak) dan
diluar keluarga (keluarga besar dan komunitas). 4) Tahap IV Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun dengan tugas perkembangannya adalah mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat, kemudian mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan dan memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga. 5) Tahap V Keluarga dengan anak remaja yang dimulai ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, berlangsug selama 6 sampai 7 tahun. Tugas perkembangan keluarga dengan anak remaja yaitu : a. Mengimbangi kebebasan remaja dengan tanggung jawab sejalan dengan maturitas remaja b. Memfokuskan kembali hubungan perkawinan antar keluarga c. Melakukan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua. Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan d. Mempertahankan standar etik dan moral keluarga 6) Tahap VI Pada tugas perkembangan tahap ini yaitu memperoleh siklus keluarga dengan memasukkan
anggota
keluarga
baru,
dengan
melanjutkan
untuk
mempengaruhi dan menyesuaikan kembali, serta yang terpenting adalah membantu orang tua lanjut usia yang sakit-sakitan dari suami atau istri. 7) Tahap VII Tahap ini dimulai ketika orang tua memasuki usia 45-55 tahun sampai kurang lebih 16-17 tahun kemudian. Tugas perkembangan yang pertama adalah menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan, kemudian mempertahankan hubungan-hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para orang tua, lansia dan anak-anak, dan yang terakhir memperoleh hubungan perkawinan. 8) Tahap VIII
Tugas keluarga antara lain, yang pertama untuk mempertahankan pengaturan hidup yang menurun untuk tetap bisa mempertahankan hubungan perkawinan dan menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan, hal ini juga perlu mempertahankan ikatan keluarga agar generasi penerus untuk memahami eksistensi mereka. B. Tahap Perkembangan Keluarga Pasangan Baru 1. Definisi Keluarga pasangan baru (begining family) adalah usaha peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan, kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga dan peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera (Soleha, 2016). Tahap perkembangan keluarga baru dimulai dari pembentukan keluarga yang berakhir ketika lahirnya anak pertama. Masalah kesehatan yang utama pada tahap ini adalah penyesuaian terhadap kehidupan seksual dan masalah yang berkaitan dengan fungsi reproduksi yaitu kehamilan (Andarmoyo, 2012). Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang memiliki perawatan khusus agar dapat berlangsung baik, karena kehamilan mengandung kehidupan ibu maupun janin. Resiko kehamilan ini bersifat dinamis, karena ibu hamil yang pada mulanya normal secara tiba-tiba dapat menjadi beresiko tinggi. Resiko tinggi adalah keadaan yang berbahaya dan mungkin menjadi penyebab langsung kematian ibu, misalnya perdarahan melalui jalan lahir, eklamsi dan infeksi (Walyani, 2015). 2. Tahap tahap pasangan baru menikah a. Saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga via perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masingmasing b. Mempersiapkan keluarga yang baru c. Butuh penyesuaian peran dan fungsi sehari-hari
d. Belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangan e. Anggota dari tiga keluarga yaitu keluarga suami, istri dan keluarga sendiri. Masing masing menghadapi perpisahan dengan keluarga orang tuanya, mulai membina hubunga baru dengan keluarga dan kelompok sossial pasangan. f. Yang perlu diputuskan: kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan anak dan jumlah yang diharapkan 3. Masalah yang bisa dilakukan oleh pasangan baru menikah a. Tidak menghadapi masalah hutang Masalah keuangan adalah masalah paling utama yang dipermasalahkan oleh pasangan. Jika sudah menikah, maka ada baiknya mengeluarkan dan mengutarakan semua masalah perhutangan,dan taka da yang perlu ditutup-tutupi, tetapi perlu dihadapi bersama. Kemudian, cobalah berhitung dan rencanakan keuangan untuk kedepannya. b. Mengasingkan diri dari pertemanan Teman teman adalah kunci sukses dari pernikahan. Jadi jangan mengasingkan diri dari mereka. Jika teman teman yang lajang berkumpul, pastikan segala keadaan sudah aman dirumah, lalu ikut lah pergi bersama mereka, tentu dengan seizing suami. c. Tidak cukup seks Sebanyak 60 % pasangan baru menikah yang mengikuti survey mengatakan kehidupan seks mereka berantakan. Alasan terbanyak adalah kesibukan. Coba untuk menginisiasikan acara berhubungan intim dengan pasangan. Bahkan kalo perlu buat jadwal. Jika mulai terbiasa untuk melakukannya , maka anda makin mengiginkannya , tak tertututp kemungkinan akan makin menyukainya juga. d. Tidak menjaga tubuh Pernahkan anda menyadari biasanya orang yang baru saja menikah akan terlihat lebih makmur dalam hal berat badan? Ya, entah mengapa hal itu selalu terjadi. Mungkin karena kebiasaan makan dimalam hari
atau karena sibuk berlelah-lelahan pada malam hari sehingga pada pagi hari jadi nya lebih semangat untuk serapan dalam jumlah banyak, ini mesti di waspadi, sebaiknya mulai memperbanyak agenda untuk berolahraga bersama pasangan. e. Mertua dan ipar 50 % persen pasangan memiliki masalah dengan mertua dan ipar mereka. Cobalah untuk mengatur ekspektasi, seperti anda datang berkunjung bersama pada akhirnya, ini akan kembali menghantui anda. f. Pertengkaran tak penting Kadang hidup seatap dengan orang yang di piker sudah anda kenal bisa jadi hal yang sangat memusingkan. Cobalah untuk tidak mudah terpancing amarah. Namun, jika memang emosi marah sudah memuncak, ucapkan permisi, bilang bahwa anda butuh waktu untuk sendiri dulu. Tenangkan diri anda sejenak, pastikan anda dalam keadaan tennag dan kepala dingin saat ingin menyelesaikan masalah tadi. Saat emosi pikiran tidak tenang dan bisa saja mengucapkan halhal yang tak ingin diucapkan yang bisa saja mempeburuk masalah. g. Terobsesi dengan bayi Tentu, ingin memiliki bayi adalah langkah besar berikutnya dalam hidup setelah menikah. Namun , tenanglah, jangan terburu-buru dan menjadi terobsesi untuk memilikinya segera. Rata-rata, pasangan memiliki bayi dalam jangka waktu 3 tahun pernikahan mereka. Jadi, nikmati waktu anda bersama pasangan, berlibur bersama, menikmati waktu tanpa perlu pusing memikirkan kerepotan akan keperluan bayi, dan lainnya, ketika dalam keadaan rileks, kemungkinan untuk hadirnya momongan justru lebih besar. 4.
Tugas perkembangan keluarga pasangan baru : a. Membina hubungan intim yang memuaskan 1. Akan menyiapkan kehidupan bersama yang baru 2. Sumber-sumber dari dua orang tua yang digabungkan
3. Peran berubah 4. Belajar hidup bersama sambil penuhi kehidupan pribadi yang mendasar 5. Saling menyesuaikan diri terhadap hal kecil yang bersifat rutinitas keberhasilan dalam mengembangkan hubungan terjadi apabila kedua pasangan saling menyesuaikan diri dan kecocokan dari kebutuhan dan minat pasangan b. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis Pasangan menghadapi tugas memisahkan diri dari keluarga asal dan mengupayakan hubungan dengan orang tua pasangan dan keluarga besar lainnya. Loyalitas utama harus dirubah untuk kepentingan perkawinan. c. Mendiskusikan rencana memiliki atau memilih KB Masalah kesehatan yaitu penyesuaian seksual dan peran perkawinan. Peran perawat dalam keluarga berencana adalah membantu pasangan untuk memilih metoda kontrasepsi yang tepat untuk digunakan sesuai kondisi, kecenderungan, sosial budaya dan kepercayan dianut oleh pasangan tersebut, oleh karena itu proses keperawatan lebih diarahkan kepada membantu pasangan memilih metode kontrasepsi itu sendiri. Kegagalan penggunaan metode kontrasepsi terjadi disebabkan karena kurangnya pengetahuan wanita tersebut terhadap alat kontrasepsi itu sendiri sehingga memberikan pengaruh terhadap kondisi fisiologis, psikologis, kehidupan sosial dan budaya terhadap kehamilan tersebut. Maka disinilah letak peran perawat untuk memberikan pengetahuan yang tepat, sehingga hal diatas tidak terjadi.pengkajian karena masalah kontrasepsi merupakan suatu hal yang sensitive bagi wanita, maka dalam hal mengkaji untuk meningkatkan rasa nyaman klien dan pertahankan rasa percaya diri yang tinggi klien. Selain pengkajian umum, pengkajian khusus yang perlu kita lakukan untuk memnuhi peran sebagai educator dalam pemilihan metode kontrasepsi yang tepat:
1. Pengetahuan klien tentang macam-macam metode kontrasepsi Pengkajian ini dilakukan dengan menanyakan
kapan wanita
tersebut berencana untuk memilki anak. Kemudian tanyakan metode apa yang sedang direncanakan akan dipakai oleh klien. Bila klien menyatakan satu jenis/ metode, perawat dapat menanyakan alasan penggunaan metode tersebut. Pertanyaanpertanyaan ini akan mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi klien terkait dengan kontrasepsi yang digunakan. 2. Pengetahuan tentang teknik penggunaan metode kontrasepsi Dalam melaksanakan perannya sebagai educator perawat harus dapat mennetukan tingkat pengetahuan klien tentang teknik penggunaan kontrasepsi. Misalnya tanyakan tentang bagaimana klien tersebut memakai diafragma, kapan dan dimana spermisida dioleskan
atau
berapa
kali
dalam
sehari
tersebut
harus
mengkonsumsi pil KB dengan menggali tingkat pengetahuan klien, perawat dapat menentukan bila ada kesalahan persepsi dalam penggunaan yang akan menyebabkan tidak efektifnya alat kontasepsi yang dipakai dan akan menyebabkan terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan. 3. Kenyaman klien terhadap metode kontrasepsi yang sedang dipakai Dalam mengkaji kenyamanan klien, dengarkan keluhan-keluhan klien
terhadap
efek
digunakan.dengarkan
samping juga
dari
pernyataan
kontrasepsi klien
yang tentang
kenyamanannya menggunakan metode kontrasepsi bulanan seperti suntik hormone dari pada pil keluarga berencana yang harus dikonsumsi setiap hari. Keefektifan suatu metoda meningkat seiring peningkatan kenyamanan klien dalam menggunakan metode tersebut. 4. Factor-faktor pendukung penggunaan metode yang tepat Jika klien berencana untuk mengganti metode kontasepsi diskusikan tentang pilihan-pilihan yang cocok untuk digunakan.
Kaji fakto-faktor yang dapat membantu pemilihan metode terbaik seperti
riwayat
kesehatan
dahulu
klien
yang
merupakan
kontraindikasi dari metoda kontrasepsi, riwayat obstetric, budaya dan kepercayaan serta keinginan untuk mencegah kehamilan. 1. Proses Asuhan Keperawatan Keluarga Asuhan keperawatan Keluarga adalah keperawatan kesehatan yang ditunjukkan atau dipasarkan pada keluarga sebagai unit atau satu kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuannya yang dilakukan oleh perawat profesional dengan proses keperawatan yang berpedoman pada standart praktek keperawatan dengan berlandaskan etik atau etika keperawatan dalam lingkup dan wewenang serta tanggung jawab keperawatan (Setiadi, 2010). 1. Pengkajian Proses pengkajian keluarga ditandai dengan pengumpulan informasi yang terus menerus dan keputusan profesional yang mengandung arti terhadap informasi yang dikumpulkan. Dengan kata lain data dikumpulkan secara sistematik
menggunakan
alat
pengkajian
keluarga,
kemudian
diklasifikasikan dan dianalisis untuk menginterprestasikan artinya (Doengoes, 2010). Menurut Setiadi (2010), pengkajian keperawatan keluarga meliputi : a.
Pengkajian keluarga meliputi
Tahapan dari proses keperawatan keluarga adalah sebagai berikut : 1. Pengkajian a. Data umum 1) Identitas kepala keluarga 2) Komposisi kepala keluarga 3) Genogram 4) Tipe keluarga 5) Suku bangsa
6) Agama 7) Status social ekonomi keluarga 8) Aktifitas rekreasi keluarga b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga 1) Tahap perkembangan keluarga saat ini Tahap perkembengan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga ini. 2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Menjelaskan mengenai tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi. 3) Riwayat keluarga inti Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing- masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta pengalaman terhadap pelayanan kesehatan. 4) Riwayat keluarga sebelumnya Menjelaskan mengenai riwayat penyakit keturunan dan penyakit menular pada keluarga serta riwayat kebiasaan / gaya hidup yang mempengaruhi kesehatan. c. Pengkajian lingkungan 1) Karakteristik rumah yang meliputi : ukuran rumah (luas rumah), kondisi dalam dan luar rumah, kebersihan rumah, ventilasi rumah, saluran pembuangan air limbah, air bersih, pengelolaan sampah, kepemilikan rumah, kamar mandi / WC, denah rumah. 2) Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal, Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat, yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan / kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan. 3) Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat. 4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul bersama, serta perkumpulan yang ada. Sejauhmana keluarga berinteraksi dengan masyarakat (organisasi sosial yang diikuti oleh anggota keluarga) 5) System pendukung keluarga Yang termasuk pada system pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologi dan dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat. d. Struktur keluarga 1) Pola komunikasi keluarga Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga serta cara keluarga memecahkan masalah. 2) Struktur kekuatan keluarga Menjelaskan
kemampuan
anggota
keluarga
mengendalikan
dan
mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku. Respon keluarga bila ada anggota keluarga yang mengalami masalah, serta power yang digunakan keluarga. 3) Struktur peran Menjelaskan peran dari masing–masing anggota keluarga baik secara formal maupun informal. 4) Nilai dan norma keluarga. Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga, yang berhubungan dengan keluarga. e. Fungsi keluarga 1) Fungsi afektif Hal yang perlu dikaji adalah gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap
anggota keluarga lainnya, bagimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga, dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai. 2) Fungsi sosialisasi Hal yang perlu dikaji adalah bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauhmana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku, serta bagaimana memperkenalkan anggota anggota keluarga dengan dunia luar. 3) Fungsi perawatan kesehatan Fungsi perawatan kesehatan terkait 5 fungsi kesehatan keluarga yaitu bagaimana keluarga mengenal masalah, mengambil keputusan, merawat anggota
keluarga,
memodifikasi
lingkungan,
dan
memodifikasi
lingkungan. Kondisi perawatan kesehatan ditujukan pada seluruh anggota keluarga (bukan hanya kalau sakit diapakan tetapi bagaimana prevensi / promosi). 4) Fungsi reproduksi Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah: Berapa jumlah anak yang direncakan oleh keluarga , bagaimana keluarga merencakan
jumlah
anggota
keluarga,
adakah
penggunaan
alat
kontrasepsi. f.Stress dan koping keluarga 1) Stressor jangka pendek dan stressor jangka panjang Stesor jangka pendek yaitu stesor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang lebih 6 bulan. Stesor jangka panjang yaitu stesor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan. 2) Respon keluarga terhadap stress Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga berespon terhadap situasi / stesor. 3) Strategi koping yang digunakan
Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan. 4) Strategi adaptasi disfungsional Menjelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan. Adakah cara keluarga mengatasi masalah secara maladaptive. Harapan keluarga Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada. 5)Pemeriksaan fisik ( Head to toe). Diagnose yang kemungkinan muncul a. Resiko perubahan pemeliharaan kesehatan b/d kurang pengetahuan terhadap pemilihan dan ketersedian metoda kontasepsi b. Ketidakmampuan koping keluarga b/d gangguan kemampuan untuk memenuhi tanggung jawab pran sekunder c. Ketidakefektifan
pola
seksualitas
b/d
riwayat
ketidakpuasaan
pengalaman seksual d. Konflik pengambilan keputusan b/ kurangnya informasi yang relevan
REFERENSI Andarmoyo, Sulistyo, 2012. Keperawatan Keluarga Konsep teori, proses dan Praktek Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Bakri, Maria H, 2017. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Pustaka Mahardika. Achjar, Komang A.H. 2012 Aplikasi Praktis Askep Keluarga. Jakarta.: IKAPI
LAPORAN KASUS CCSA 1 ASIHAN KEPERAWATAN KELUARGA
OLEH : ANISA IRMA 18301042
PRESEPTOR AKADEMIK Ns. Stephanie Dwi Guna, MNurse
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKES PAYUNG NEGERI PEKANBARU 2021
KASUS KELUARGA 5 CCSA 1 Tahun Ajaran 2020/2021 Program Studi S1 Keperawatan STIKes Payung Negeri Pekanbaru Seorang perawat melakukan asuhan keperawatan pada satu keluarga yang terdiri dari 2 anggota keluarga yaitu suami dan istri. Berikut data umum anggota keluarga tersebut: 1. Tn. L (34 tahun) karyawan swasta, tamatan sarjana teknik, merokok, tidak memiliki riwayat penyakit kronis. 2.
Ny. K (26 tahun) pekerjaan IRT, tamatan sarjana keperawatan
Tn. L dan Ny. K sudah menikah selama 2 tahun. Pasangan ini sudah melakukan program kehamilan dengan dokter kandungan selama 6 bulan namun belum hamil. Ny. K mengakui dirinya khawatir tidak bisa memiliki keturunan dan merasa sedih apabila teman- temannya ada yang melahirkan atau hamil. Pengkajian lanjutan didapatkan Ny. K mengalami tanda gejala depresi; Ny. K merasa tidak bersemangat dan hidupnya hampa, Ny. K tidak nafsu makan sudah 1 bulan, berat badan menurun 2 kg dari biasanya (IMT masih normal; 21), Ny K juga mengaku sulit untuk tidur di malam hari. Ny K mengatakan ia menyesal tidak bekerja setelah tamat kuliah karena menikah dan ikut suami. Saat ini bila mengatakan ingin bekerja, suami melarang karena pekerjaan di Rumah Sakit yang menggunakan sistem shift dan Tn L tidak menyukai hal tersebut. Ny. K merasa tidak berguna karena hanya di rumah saja dan karena belum memiliki keturunan. Hasil pemeriksaan fisik Tn L dan Ny. K normal.
Format Pengkajian Keperawatan Keluarga
KEPERAWATAN KELUARGA Payung negeri Fasilitas Yankes Nama Perawat yang mengkaji Anisa irrma 1. DATA KELUARGA Tn. L Nama Kepala Keluarga Jalan kubang jaya pekanbaru 087818510583 Alamat Rumah & Telp Islam dan minang Agama & Suku
No. Register Tanggal Pengkajian
183010 24/5/2020
Bahasan indonesia dan minang Bahasa sehari-hari Jarak yankes terdekat 300 M Sepeda motor Alat Transportasi
DATA ANGGOTA KELUARGA N o
2.
Nama
Tn. L
Hub dgn KK suami
Umur
JK
Suku
Pendidikan Terakhir
34 thn
L
Jambak S1
Karyawan swasta
Ny. K
istri
26 thn
P
Koto
IRT
S1
Pekerjaan Saat Ini
Status Gizi (TB, BB, BMI) TB: 162 cm BB: 75 TB:150 BB:45
TTV (TD, N, S, P) 120/80 36,5 20 120/80 36,8 22
Status Imunisasi Dasar Lengkap
Alat Bantu/ Protesa Tidak ada
Lengkap
Tidak ada
LANJUTAN N o
Nama
Penampilan Umum
Status Kesehatan Saat ini Tidak ada keluhan kesehatan saat ini
1.
Tn. L
BAIK
2.
Ny. K
tampak tidak Khawatir, mengalami gejala depresi, tidak bersemangat,pakaian nafsu makan , klien mengatakan sulit tidur kusut,badan kurus dimalam hari
2.
Riwayat Penyakit/ Alergi
Analisis Masalah Kesehatan INDIVIDU Tidak ada keluhan pada kesehatan
Tidak memiliki riwayat alergi Tidak memilki riwayat penyakit kronis Tidak memiliki riwayat alergi Gejala depresi, ansietas, Tidak memilki riwayat penyakit keputusasaan kronis
............ Rasio Luas Bangunan Rumah dengan Jumlah Anggota Keluarga 8m2/orang :
DATA PENGKAJIAN INDIVIDU YANG SAKIT (terlampir) 3.DATA PENUNJANG KELUARGA
Ya/Tidak .
Rumah dan Sanitasi Lingkungan
Cukup baik, tipe tempat tinggal rumah sendiri, ada ruangan tamu kamar tidur Dan ruangan keluarga,sinar matahri cukup bisa menerang rumah pada siang hari, dilengkapi dengan perabotan rumah tangga Cukup/Kurang Rumah memilki sirkulasi udara yang baik, setiap ruangan di lengkapi jendela dan ventilasi
Baik/ Tidak* Pencahayaan rumah baik , karena dilengkapi jendela rumah yang selalu dibuka setiap hari , dan pada malam hari dilengkapi lampu dirumah yang cukup
Baik /Cukup/Kurang* Memiliki saluran limbah di luar rumah dan keluarga rutin untuk sedot saluran limbah dan saluran wc.
Buku Pedoman Umum
36
Sehat/Tidak Sehat, sumber air bersih di dapatkan air bor, dan bahkan keluarga menjadi kan air tersebut air untuk dikonsumsi sehari hari Syarat
..... .....
Ya/Tidak* Di dalam kamar mandi keluarga terdapat kloset yang bisa digunakan dan layak dipakai
Praktik Profesi Keperawatan Komunitas
Ya/Tidak :di luar rumah sudah terdapat tempat sampah yang disediakan oleh kepala desa setempat ....
PHBS Di Rumah Tangga
Ya/ Tidak*
itolong oleh tenaga kesehatan : Tidak ada bunifas di dalam keluarga tersebut
Ya/ Tidak* Tidak ada bayi di dalam keluarga tersebut
Ya/ Tidak* Tidak ada balita didalam keluarga tersebut
minum: Ya/ Tidak* Keluarga sudah mengguna kan air bersih untuk keperluan sehari harinya, dan minum biasanya keluarga mengguna kan air masak untuk dikonsum si. bersih untuk kebersihan diri: Ya/ Tidak* Keluarga sudah menggunakan air bersih untuk kebersihan diri .
Ya/ Tidak* Keluarga sudah melakukan upaya mencuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas dengan menggunakan sabun dan air bersih
tempatnya : Ya/ Tidak* Keluarga tersebut Buku Pedoman Umum Praktik Profesi Keperawatan Komunitas
36
s u d a
isediakan oleh kepala desa setempat
h Ya/ Tidak* m e m b u a n g
Keluarga sudah menjaga lingkungan tetap bersih agar sesuana rumah jadi indah Ya/ Tidak* Keluarga sudah mengkonsumsi lauk pauk tiap hari Ya/ Tidak* Keluarga sudah menggunakan jamban sehat, karena disetiap hari selalu dibersihkan untuk menghindari sarang penyakit
seminggu : Ya/ Tidak* .keeluarga sudah mengikuti upaya kades setempat dalam memberantas jentik di rumah
s a m p a h p a d a t e m p a t n y a y a n g s u d a h d Buku Pedoman Umum Praktik Profesi Keperawatan Komunitas
36
Ya/ Tidak* Keluarga sudah mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari itas fisik setiap hari : Ya/ Tidak* Keluarga sudah berolahraga dan melakukan aktivitas fisik dengan rutin untuk menjaga tubuh a Ya/ Tidak* Tidak ada yang meroko di dalam rumah
4. 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)
KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN TUGAS PEMELIHARAAN KESEHATAN ANGGOTA KELUARGA Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit: Tidak : karena anggota keluarga sudah melakukan upaya melakukan program Kehamilan dengan dokter kandungan . Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya : Tidak iya karena anggota keluarga sudah mengetahui masalah kesehatan yang dialami . Ya Tidak ya keluarga sudah mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami . Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya : Tidak ya keluarga sudah mengetahui tanda Gejala masalah kesehatan yang dialami Ya Tidak keluarga sudah mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami Pada siapa keluarga biasa menggali informasi Tetangga Tenaga kesehatan, yaitu. Petugas kesehatan yang ada klinik atau pun di puskesmas setempat Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya: Tidak perlu ditangani karena akan sembuh sendiri biasanya Tidak terpikir Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami anggota keluarganya secara aktif : Ya dak,jelaskan keluarga sudah melakukan upaya melakukan program kehamilan dengan dokter kandungan
8)
Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami yang dialami anggota keluarganya : Ya . Keluarga sudah mengetahui kebutuhan dalam pengobatan masalah kesehatan yang dialami anggota keluarga
9)
Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan yang dialaminya: Ya keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan maslaah kesehatan yang dialami
10) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya: Tidak, jelaskan......Karena keturunan adalah hak sang pencipta, kita tidak bisa mencegah, namun kita bisa berusaha 11) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan : Ya keluarga sudah memelihara lingkungan tetap bersih 12) Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya : Ya jelaskan.ya keluarga sudah bersosialisasi den masyarakat setempat.
KRITERIA KEMANDIRIAN KELUARGA : 1. Menerima petugas puskesmas 2. Menerima yankes sesuai rencana 3. Menyatakan masalah kesehatan secara benar 4. Memanfaatkan faskes sesuai anjuran
Kesimpulan: 5. Melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran 6. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif 7. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif
- Kemandirian I : Jika memenuhi kriteria 1& 2 - Kemandirian II; jika memenuhi kriteria 1 s.d 5 - Kemandirian III: Jika memenuhi kriteria 1 s.d 6 - Kemandirian IV: Jika memenuhi kriteria 1 s.d 7
Lampiran 2. DATA PENGKAJIAN INDIVIDU YANG SAKIT Nama Individu yang sakit : Sumber Dana Kesehatan : Keadaan Umum Kesadaran GCS :composmentis TD :120/80mm/Hg P :20 x/ menit S :36,5 0C N :80 x/ menit
Diagnosa Medik : Rujukan Dokter/ Rumah Sakit : Perkemihan
Sirkulasi/ Cairan
Pernapasan
Pola BAK 5 x/hr,vol ..ml/hr
hematom/ petekie/ hematemesis/ melena/ epistaksis* Konjungtiva pucat/ Lidah pucat/ Bibir pucat/ Akral pucat* Dehidrasi: mata cekung/ turgor kulit berkurang/ bibir kering * Pusing Kesemutan Haus
Hematuri
Poliuria
Oliguria
Disuria
ama ireguler
.................. .................... Mandiri/ Bantu sebagian/tergantung* Tidak Gunakan Obat :Tidak/Ya*... :Mandiri/ Bantu sebagian/tergantung* Alat bantu: Tidak/Ya*...
detik
Pencernaan
Muskuloskeletal Tonus otot Kontraktur
Neurosensori Fungsi Penglihatan :
Berkurang/Tidak Sulit Menelan Disphagia Nafas
bantu …........ ………........
otot ....….............…..
x/hr
Diet Khusus: Tidak/Ya*................ - minum : Mandiri/ Bantu sebagian/ Tergantung* Tidak/Ya*................................. . Tidak/Ya*.............
Disorientasi
terbatas/ kelemahan/ kelumpuhan (kanan / kiri)* :bebas/terbatas/ kelemahan/kelumpuhan (kanan / kiri)* Mandiri/ Bantu sebagian/tergantung* rjalan : Mandiri/ Bantu sebagian/tergantung* Tidak/Ya*.............. Tidak/Ya*.......................
Buku Pedoman Umum Praktik Profesi Keperawatan Komunitas
Parese
Halusinasi
Fungsi pendengaran :
geraham/rahang/palatum*
Diare
Fungsi perabaan :
Amnesia Paralisis
Kurang jelas
ologis …… frekwensi ....................................
Fungsi Perasa Mampu
Fungsi Penciuman Mampu
Kulit Bulae/lepuh
Krustae
Tidur dan Istirahat Susah tidur
38
Mental
Komunikasi dan Budaya
Cemas Putus asa Depresi Rendah diri Menarik diri
Kebersihan Diri -Mulut kotor
Keluarga : Baik/ tehambat* ...................... Berkomunikasi Lancar/ terhambat* ...............
Mandiri/ Bantu
-Kepala kotor sehari- hari : … ……………………………….
Perawatan Diri Sehari-hari Mandiri/ Bantu sebagian/tergantun g*
sebagian/tergantung* Mandiri/ Bantu sebagian/tergantun g*
tubuh yang rusak
Keterangan Tambahan terkait Individu Tidak mengalami tubuh yang rusak
DATA PENUNJANG MEDIS INDIVIDU YANG SAKIT
Laboratorium Tidak ada pemeriksaan laboratorium
Radiologi Tidak ada pemeriksaan laboratorium
EKG Tidak ada pemeriksaan laboratorium
DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Ansietas b/d factor keturunan 2. ketidakmampuan koping keluarga b/d hubungan keluarga ambivalen 3. Keputusasaan b/d penurunan kondisi fisiologis
USG Tidak ada pemeriksaan laboratorium
Analisa Data
Masalah Keperawatan
DS:
Ansietas
o Klien mengatakan khawatir tidak bisa memiliki keturunan o Klien merasa sedih apabila ada teman teman nya ada yang melahirkan atau hamil o Klien mengatakan tidak bersemangat dan hidupnya hampa DO: o Tampak tegang o Tampak gelisah o Sulit tidur o Bb menurun 2 kg dari biasanya (IMT: masih normal 21). o Ansietas sedang Ketidakmampuan koping keluarga
DS: o Merasa diabaikan o Merasa tertekan (depresi) o Terlalu
khawatir
dengan
anggota
keluarga DO: o Tidak menghargai kebutuhan anggota keluarga o Tidak toleran o Mengabaikan anggota keluarga o Upaya membangun hidup bermakna terganggu DS:
Keputusasaan
o Pasien mengungkapkan keputusaan o Pasien mengatakan sulit tidur pada
Buku Pedoman Umum Praktik Profesi Keperawatan Komunitas
38
malam hari o Pasien
mengatakan
selera
makan
menurun DO: o Berperilaku pasif o Klien kurang inisiatif o Kurang keterlibatan dalam asuhan o Kontak mata kurang Skoring masalah keperawatan keluarga 1. NO
Ansietas b/d factor keturunan Kriteria
Skor
Bobot perhitu
Skoring Pembenaran
ngan 1.
Sifat masalah
1
Ny.
K
mengalami
tanda gejala depresi,
Tidak/kurang sehat
3
Ancaman
2
kesehatan
1
dan 3/3x1
1
merasa
tidak
bersemangat hidupnya
dan terasa
hampa
Krisis/keadaan sejahtera
2.
Kemungkinan
2
masalah
Ny.k mengatakan ingin
dapat diubah
3.
Dengan mudah
2
Hanya sebagian
1
Tidak dapat
0
Potensi
masalah
2/2x2
2
kecemasan
yang
dialami
1
dapat
mengubah
Ny.k
dicegah
setuju
mengatasi
untuk masalah
Tinggi
3
Cukup
2
ansietas
muncul
Rendah
1
karena
belum
2/3x1
2/3
ansietasnya,
karena
mempunyai keturunan 4.
Menonjolnya masalah
berat, 2
Masalah
segera 1
harus ditangani
Ada
1
Ny.k
mengatakan
masalah
berat
harus
0
dan
segera
ditangani 2/2x1
masalah,
1
tetapi tidak perlu segeraa ditangani
Masalah tidak 4 2/3
dirasakan 2. NO
ketidakmampuan koping keluarga b/d hubungan keluarga ambivalen Kriteria
Skor
Bobot perhitu
Skoring Pembenaran
ngan 1.
Sifat masalah
1
keluarga menunjukkan
Tidak/kurang sehat
3
Ancaman
2
kesehatan
1
ketidakmampuan 3/3x1
1
koping keluarga
Krisis/keadaan sejahtera
2.
Kemungkinan
2
masalah
Dalam
dapat diubah
3.
masalah ini keluarga
Dengan mudah
2
Hanya sebagian
1
Tidak dapat
0
Potensi
masalah
2/2x2
2
1
dapat
Tinggi
3
cukup baik.
Masalah tidak pelik
dicegah
menghadapi
3/3x1
1
karena
keluarga
setuju
untuk
4.
Cukup
2
mengatasi
Rendah
1
tersebut.
Menonjolnya masalah
Masalah harus Ada
Keluarga mengatakan
berat, 2
masalah
segera 1
dirasakan
ditangani
1
masalah
tidak
0 0/2x1
masalah,
0
tetapi tidak perlu segeraa ditangani
Masalah tidak 4
dirasakan 3. NO
Keputusasaan b/d penurunan kondisi fisiologis Kriteria
Skor
Bobot perhitu
Skoring Pembenaran
ngan 1.
Sifat masalah
1
Ny .k menunjukkan ada
Tidak/kurang sehat
3
Ancaman
2
kesehatan
1
ancaman
kesehatan 2/3x1
2/3
terdapat
ada perubahan selera makan dan sulit tidur pada malam hari
Krisis/keadaan sejahtera
2.
Kemungkinan
2
masalah
dapat diubah
3.
Dengan mudah
2
Hanya sebagian
1
Tidak dapat
0
Potensi
masalah
1/2x2
1
1
dapat
Tinggi
mengatakan
dapat
mengatsi
masalah
Masalah tidak pelik
dicegah
Ny.k
karena 3
2/3x1
2/3
ny.k
setuju
untuk mengatsai
4.
Cukup
2
masalah
Rendah
1
keputusasaannya
Menonjolnya masalah
Masalah harus Ada
Masalah
berat, 2
harus
segera 1
ditangani
1
berat
segera
ditangani
0 masalah,
2/2x1
1
tetapi tidak perlu segeraa ditangani
Masalah tidak 2,133
dirasakan INTERVENSI
ND: Ansietas b/d factor keturunan Manajemen intervensi: Reduksi Ansietas Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam diharapkan ansietas menurun TUK 1. Klien dapat mengidentifikasi dan mengekspresikan rasa cemas 2. Klien dapat mengidentifikasi situasi yang menyebabkan cemas 3. Klien dapat melakukan teknik napas dalam , distraksi dan terapi lima jari untuk menurunkan ansietas 4. Klien dapat meningkatkan kesehatan fisiknya dan kesejahteraan 5. Klien dapat melakukan akivitas sehari hari Kriteria Hasil: o Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi menurun o Verbalisasi kebingungan menurun o Perilaku gelisah menurun o Perilaku tegag menurun o Anoreksia menurun o Pola tidur membaik o Perasaan keberdayaan membaik Observasi o identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis, kondisi, waktu,stresor) o identifikasi kemampuan mengambil keputusan o monitor tanda tanda ansietas ( verbal dan nonverbal) Terapeutik o ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaaan o Temani pasien untuk mengurangi kecemasan
dan
o pahami situasi yang membuat ansietas o dengarkan dengan penuh perhatian o gunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan o tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan o motivasi mengindentifikasi situasi yang memicu kecemasan o diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan datang Edukasi o jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami o informasikan secara faktual mengenai diagnosis,pengobatan, dan prognosis o anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien. jika perlu o anjurkan melakulan kegiatan yang tidak kompetitif sesuai kebutuhananjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi o latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan o latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat o latih teknik relaksasi kolaborasi o kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu Terapi relaksasi Obeservasi o identifikasi penurunan tingkat energi, ketidakmampuan berkonsentrasi, atau gejala lain yang mengganggu kemampuan kognitif o identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan o identifikasi kesediaan, kemampuan dan pemggunaan telnik sebelum nya o monitor respon terhadap terapi relaksasi Terapeutik o ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan denga pencahayaan dan suhu ruang nyaman, jika memungkinkan o berikan informasi tertulis tentang periapan dan prosedur teknik relaksasi o gunakan pakaian longgar o gunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan berirama o gunakan relaksasi sebagai strategi penunjqng dengan analgetik atau tindakan medis lain jika perlu Edukasi o jelaskan tujuan, manfaat batasan dan jenis relaksasi yabg tersedia ( mis musik, meditasi, napas dalam, relaksasi otot progresif) o Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih o anjurkan mengambil posisi nyaman o anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi o anjurkan sering mengulangi atau melatih teknik yang dipilih o demonstrasikan dan latih teknik relaksasi ( mis , napas dalam, peregangan, atau imajinasi terbimbing).
ND: Ketidakmampuan koping keluarga b/d hubungan keluarga ambivalen Manajemen intervensi: Dukungan koping keluarga Tujuan :setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam klien dapat menyelesaika masalah dengan, TUK: 1. Keluarga dapat mengetahui informasi tentang koping keluraga tentang koping keluarga efektif 2. Keluarga mampu mengatasi masalah koping keluarga tidak efektif 3. Keluarga mampu melakukan perawatan kesehatan 4. Keluarga dapat menyebutkan kembali manfaat koping keluarga efektif 5. Keluarga mampu manfaatkan fasilitas kesehatan Kriteria hasil: o kepuasaan terhadap perilaku bantuan anggota keluarga lain meningkat o perilaku mengabaikan anggota keluarga menurun o perasaan diabaikan kekhawatiran tentang anngota keluarga menurun o perasaan tertekan menurun Tindakan Observasi : o identifikasi respon emosional terhadap kondisi saat ini o identifikasi beban prognosis secara psikologis o identifikasi kesesuaian antara harapan pasien , keluarga, dana tenaga kesehatan Terapeutik : o Dengarkan masalah, perasaan, dan pertanyaan keluarga o Terima nilai-nilai keluarga dengan cara yang tidak menhakimi o Fasilitasi pengungkapan perasaan antara pasien dan keluarga atau antar anggota keluarga o Fasilitasi anggota keluarga dalam mengidentifikasi dan menyelesaikan konflik nilai o Fasilitasi memperoleh pengetahuan , keterampilan, dan peralatan yang diperlukan untuk mempertahannkan keputusan perawatan pasien o Hargai dukung mekanisme koping adaptif yang digunakan Edukasi :
o Informasikan kemajuan pasien secara berkala o Informasikan fasilitas perawatan kesehatan yang tersedia Kolaborasi: o Rujuk untuk terapi keluarga , jika perlu ND: Keputusasaan b/d penurunan kondisi fisiologis Tujuan :setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam rasa keputusasaan klien berkurang TUK 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya 2. Klien dapat mengidentifikasi rasa keputusasaan yang dialami 3. Klien dapat menumbuhkan rasa optimis dan positif hidup 4. Klien dapat mengatasi rasa keputusasaan 5. Klien dapat meningkatkan nilai spiritual Kriteria hasil: o Klien mau membalas salam o Klien mau mengutarakan rasa keputusasaan o Klien mengetahui penyebab, gejala dan tanda dari keputusasaan o Klien mampu mengekspresikan perasaan yang optimis tentang yang ada sekarang Tindakan Observasi : o Identifikasi penyebab, gejala, dan tanda dari rasa keputusasaan o Identifikasi hal yang telah memicu keputusasaan Terapeutik : o Fasilitasi mengungkapkan perasaan cemas, marah, atau sedih o Lakukan sentuhan untuk memberikan dukungan ( mis , merangkul, menepuk-nepuk) o Tetap bersama pasien dan pastikan keamanan selama ansietas, jika perlu o Kurangi tuntutan berpikir saat sakit atau lelah Edukasi : o Jelaskan konsekuensi tidak menghadapi rasa bersalah atau malu o Anjurkan mengungkapkan perasaan yang dialami ( mis, ansietas, marah, sedih) o Anjurkan mengungkapkan pengalaman emosional sebelumnya dan pola respon yang
biasa digunakan o Ajarkan penggunaan mekanisme pertahaanan yang tepat Kolaborasi : o Rujuk untuk konseling, jika perlu