Laporan Perjalanan Kegiatan Ziarah Wali Songo [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PERJALANAN KEGIATAN ZIARAH WALI SONGO Disusun oleh : Ahmad Abu Dar / Perwakilan anak asuh putra



Panti Sosial Asuhan Anak Harapan Remaja Jakarta Timur Jl. Tenggiri no.37 kelurahan Jati, Kecamatan Pulogadung Jakarta Timur 13220



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan Walisongo adalah julukan untuk sembilan orang wali yang menyebarkan ajaran Islam di nusantara khususnya di Pulau Jawa ini. Mereka memiliki jasa yang sangat besar dalam penyebaran agama Islam, sehingga ajaran Islam yang datang dari Arab bisa cocok dan diterima dengan baik oleh masyarakat sekitar. Para wali menggunakan cara yang khas dan unik dalam mendakwahkan Islam kepada masyarakat zaman dulu. Ada yang mendakwahkan Islam dengan menggabungkannya dengan kesenian khas daerah tersebut, seperti menggunakan wayang unt uk menceritakan kisah kisah yang berisi ajaran tauhid, ada yang membuat lagu anak anak yang mudah dihafal dan dinyanyikan, dan adapula yang menggunakan arsitektur bangunan untuk menyebarkan dakwahnya kepada masyarakat sekitar. Karena jasa jasanya itulah sekiranya kita perlu untuk menziarahi, mengenang serta mendoakan para walisongo. Karena berkat usaha mereka ajaran Islam dapat sampai kepada kita sampai saat ini. Perjalanan ini dilaksanakan untuk mengisi waktu libur sekolah anak asuh supaya lebih bermanfaat dan juga sebagai sarana pembelajaran bagi anak asuh tentang bagaimana bentuk bentuk peninggalan dari walisongo yang dahulu menyebarkan ajaran Islam di nusantara. Selain itu perjalanan ini juga dapat menambah wawasan anak asuh tentang penyebaran Islam di nusantara, karena kegiatan semacam ini belum tentu mereka dapatkan di sekolah.



B. Tujuan Kegiatan 1. Wisata rohani untuk anak asuh 2. Menambah wawasan tentang penyebaran Islam di nusantara 3. Mengisi liburan sekolah dengan sesuatu yang lebih bermanfaat



C. Peserta Peserta kegiatan Ziarah Wali Songo ini adalah anak asuh Panti Asuhan Harapan Remaja dari tingkatan SMP dan SMK, alumni PAHR serta didampingi oleh para pengasuh dan pengurus. Total peserta Ziarah Wali Songo adalah 51 orang.



D. Waktu Kegiatan ini dilaksanakan selama 5 hari, mulai pada hari Sabtu, 6 Juli 2019 sampai dengan Rabu, 10 Juli 2019.



E. Tempat Kunjungan a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m. n. o. p. q. r.



Ibu Hj. Annisa Hadi, Semarang Raden Fatah, Demak Jawa Tengah Sunan Kalijaga, Demak Jawa Tengah Sunan Kudus, Kudus Jawa Tengah Sunan Muria, Kudus (Gunung Muria) Jawa Tengah Sunan Bonang, Tuban Jawa Timur Syekh Maulana Ibrahim Asmoroqondi, Tuban Jawa Timur Sunan Drajat, Lamongan Jawa Timur Sunan Gresik, Gresik Jawa Timur Sunan Giri, Gresik Jawa Timur Sunan Ampel, Surabaya Jawa Timur Syekh Abdul Kholil, Bangkalan Madura Bpk. Muslih Hasbullah, Jombang Jawa Timur Guru/Kiyai/Sesepuh, Jombang K.H. Hasyim Asyari & Gus Dur, Tebuireng Jawa Timur Ibu Hj. Aisyah Hamid Baidlowi, Tebuireng Jawa Timur Sunan Gunung Jati, Cirebon Jawa Barat Syekh Datul Kahfi, Cirebon Jawa Barat



BAB II ISI A. Keberangkatan Sabtu 6 Juli 2019, bis sudah terparkir di depan panti tanda sudah siap untuk mengantar kami untuk pergi mengunjungi makam para wali dan beberapa pengurus panti ini. Pukul 06.15 WIB kami berangkat dari Panti Asuhan Harapan Remaja dengan menggunakan satu buah bis yang sangat bagus, ini merupakan pengalaman yang menarik bagi kami. Bis yang kami tumpangi memiliki kapasitas sekitar 50 orang dan mempunyai berbagai fasilitas, yaitu : Hiburan (Televisi), Stop kontak, AC, kursi nyaman, dan dispenser. Sopir dan tim nya juga sangat ramah dan memberikan pelayanan yang baik kepada para rombongan.



B. Kegitan Perjalanan / Tempat Tujuan Hari pertama, kita langsung menuju ke Semarang. Pukul 11.15 – 12.30 kami istirahat sejenak di rest area KM 102 Tol Palimanan untuk menunaikan ibadah solat Dzuhur dan Asar (jama’ & qosor) dan makan siang, kemudian melanjutkan perjalanan menuju Semarang. Tiba di Semarang pukul 17.00 kami sampai di tempat makam Ibu Hj. Annisa Hadi, Semarang. Beliau merupakan salah seorang yang berjasa di Panti Asuhan Harapan Remaja ini. Beliau pernah menjadi Ketua Pengurus Panti Asuhan Harapan Remaja yang kedua setelah Ibu Sultarijah Rahmat Mulyomiseno. Setelah dari Semarang, kami pun beranjak menuju kota Demak pada pukul 18.27, dan tiba di Demak pukul 19.22, kami langsung menuju ke Masjid Agung Demak untuk menunaikan solat Maghrib dan Isya dengan jama’ & qosor. Setelah solat di Masjid Agung Demak, kami menziarahi makam Raden Patah yang berada di sebelah Masjid Agung. Setelah dari makam Raden Patah, dengan menggunakan jasa ojek di sekitar masjid, kami menuju Kadilangu untuk menziarahi makam Sunan Kalijaga. Di jalan yang menuju ke makam, kami melewati barisan penjual lokal yang tertata rapih. Kemudian dari Demak, kami langsung meluncur ke Kudus, kami harus bergegas karena waktu sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam, sedangkan makam Sunan Kudus ditutup pukul dua belas malam. Alhamdulillah kami sampai di makam Sunan Kudus pada pukul 11.25 sehingga masih sempat untuk berziarah ke makam Sunan Kudus. Setelah berziarah dan berfoto di depan Menara Kudus, kami segera menuju ke rumah Kak Samudi untuk bermalam. Rumah Kak Sam cukup jauh dari makam Sunan Kudus. Akhirnya, rombongan kami sampai di rumah Kak Sam pukul 01.00 pagi. Semuanya langsung menikmati Soto Kudus (makan malam) yang sudah disiapkan Kak



Sam untuk mengganjal perut yang sudah keroncongan di perjalanan, setelah selesai makan kami semua pun segera beristirahat karena akan melanjutkan perjalanan lagi besok pagi. Hari kedua, tujuan pertama kami adalah makam Sunan Muria yang masih berada di daerah kota Kudus. Kami bersiap (mandi, merapikan pakaian dan sarapan) dan berangkat pada pukul 07.20. Sampai di Gunung Muria dengan bis, kami masih harus berjalan menaiki anak tangga yang cukup banyak, kata orang di sekitar jumlah anak tangga untuk menuju ke atas (makam Sunan Muria) adalah 500 anak tangga. Namun ada opsi lain, kita bisa menggunakan jasa ojek untuk sampai ke tujuan dengan cepat, kita hanya perlu mengeluarkan biaya lima belas ribu untuk bisa sampai ke atas dengan ojek. Tetapi dengan rasa semangat yang tinggi, beberapa anak asuh ada yang menuju ke atas dengan berjalan kaki menaiki 500 anak tangga. Kata mereka “Masih muda, harus kuaaat...”, tetapi begitu sampai di atas ada juga yang mengeluh lelah karena menaiki anak tangga yang banyak tersebut. Setelah berziarah di makam Sunan Muria, kami kembali turun ke tempat parkiran bis dan menuju ke rumah Kak Syarif yang dekat dengan makam Sunan Muria, sampai disana pukul 11.30, kami makan siang dan menunaikan ibadah solat Dzuhur dan Asar (jama’ & qosor). Setelah selesai beristirahat sejenak, pada pukul 13.00 kami kembali melanjutkan perjalanan menuju Kota Tuban, Jawa Timur. Di perjalanan menuju Tuban kami mampir sebentar di SPBU untuk beristirahat dan buang air kecil. Sampai di Tuban pukul 17.53, kami mampir sejenak di Masjid Agung Tuban untuk menunaikan solat Maghrib dan Isya (jama’ & qosor). Setelah solat dan sedikit berfoto-foto di Masjid Agung Tuban, kami menuju ke makam Sunan Bonang yang tidak jauh dari Masjid Agung Tuban. Setelah dari makam Sunan Bonang, kami menyantap makam malam di angkringan dekat parkiran bis, barulah setelah semuanya selesai makan malam kami berangkat lagi menuju makam Syekh Ibrahim Asmoroqondi. Pukul 21.00 kami tiba di makam Syekh dan segera berziarah ke makam beliau, di dekat makam Syekh Ibrahim Asmoroqondi ada tempat penginapan yang disewa untuk anak-anak bermalam dan beristirahat disana. Hari ketiga, cuaca sangat cerah dan juga sejuk karena tempat kami menginap dekat dengan pinggir pantai utara. Walaupun jadwal hari ini cukup padat, anak-anak tampak sangat bersemangat karena dapat beristirahat dan tidur dengan nyaman semalam. Tujuan kami hari ini adalah kota Lamongan, kami akan berziarah ke makam Sunan Drajat. Berangkat dari penginapan pukul 06.15 dan sampai di Lamongan pukul 07.13. Kami tidak membuang-buang waktu, setelah selesai berziarah di makam Sunan Drajat, bis kami langsung bergerak menuju kota Gresik. Pukul 10.15 di Gresik kami menuju ke makam Sunan Gresik, sampai di parkiran bia kami masih harus menyarter bis kecil untuk bisa sampai di makam Sunan Gresik. Kemudian dari makam Sunan Gresik kami segera menuju makam Sunan Giri yang juga masih berada di kota Gresik. Untuk menuju ke makam Sunan Giri juga kami tidak bisa langsung



menggunakan bis yang kami tumpangi, kami harus menggunaka jasa ojek lagi untuk bisa sampai di depan makam Sunan Giri. Setelah selesai beziarah di makam Sunan Giri, kami beristirahat sejenak untuk makan siang dan berangkat kembali pukul 12.15 menuju ke makam Sunan Ampel di Surabaya. Sampai di makam Sunan Ampel pukul 14.25, kami segera menuju ke Masjid di dekat makam untuk menunaikan ibadah solat Dzuhur dan Asar. Barulah setelah solat, kami berziarah ke makam Sunan Ampel. Tidak berlama-lama di Surabaya, pukul 16.25 kami segera menuju ke makam Syekh Abdul Kholil atau biasa di panggil Mbah Kholil di Bangkalan, Madura. Di perjalanan menuju ke Madura, kami melewati Jembatan Suramadu yang terkenal itu, anak-anak sangat senang dapat berkesempatan untuk melihat dan melewati jembatan tersebut secara langsung. Akhirnya kami sampai di makam Syekh Abdul Kholil pukul 18.35. Setelah melaksanakan solat Maghrib dan Isya, kami berziarah di makam Mbah Kholil dan langsung meluncur ke Jombang untuk menginap di rumah Mba Azizah. Mengingat jarak yang cukup jauh dan jalanan yang cukup padat di daerah Surabaya, bis kami melaju dengan cepat agar tidak terlalu larut ketika sampai di Jombang. Sampai di rumah Mba Azizah, Jombang pukul 23.55. Begitu sampai disana kami langsung dihidangkan soto khas Jombang untuk sekedar menghangatkan badan dan mengganjal perut. Untuk anak laki-laki, mereka beristirahat di balai desa, sedangkan yang perempuan beristirahat di rumah Mba Azizah. Setelah semuanya selesai membereskan diri dan tempat tidurnya, maka kami pun beristirahat di tempat yang sudah ditentukan. Hari keempat, udara di kota Jombang terasa sangat dingin di pagi hari. Sampai ada yang tidak berani mandi pagi pagi karena air nya dingin sekali. Jadwal hari ini tidak terlalu padat karena hari ini kami hanya akan berkunjung ke makam beberapa pengurus PAHR dan ke makam K.H. Hasyim Asyari dan makam Gus Dur di Pondok Pesantren Tebuireng. Pagi hari nya kami berziarah ke makam Bpk. Muslih Hasbullah dan beberapa makam lainnya. Kemudian kami beristirahat dulu di rumah Mba Azizah dan baru berangkat ke Tebuireng ba’da Dzuhur. Tiba di ponpes Tebuireng pukul 14.40, kami disambut oleh Nyai Hj. Farida Salahuddin Wahid ( Ketua Yayasan), Bapak Ust. Lukman Hakim (Kepala Pondok), dan Bapak Ust. Iskandar (Kepengasuhan). Setelah mendengarkan sambutan dan sedikit bertanya jawab tentang ponpes Tebuireng ini kami langsung diarahkan ke tempat makam K.H. Hasyim Asyari dan makam Gus Dur. Lalu dari ponpes Tebuireng, kami berjalan kaki menuju makam Ibu Hj. Aisyah Hamid Baidlowi yang terletak tidak jauh dari ponpes Tebuireng. Pukul 16.00 kami berangkat lagi menuju ke tempat yang terakhir yaitu makam Sunan Gunung Jati di Cirebon. Akan tetapi kami mampir terlebih dahulu ke Museum Islam Indonesia K.H. Hasyim Asyari yang juga tidak jauh dari ponpes Tebuireng. Barulah setelah berfoto-foto di museum dan makan malam di parkiran museum. Tepat setelah azan maghrib selesai berkumandang, kami berangkat ke Cirebon dengan kecepatan penuh, karena perjalanan yang



lumayan jauh, maka sopir bis kami memacu kendaraannya dengan cepat. Karena lelah, banyak anak anak yang memilih tidur di bis untuk menghindari mabuk saat di perjalanan. Pukul sembilan malam kami sempat berhenti sejenak di Boyolali untuk menunaikan solat Maghrib dan Isya sekaligus beristirahat sebentar. Setelah dari Boyolali, kami kembali bergegas menuju ke Cirebon. Sampai di Cirebon sekitar pukul tiga dini hari. Kali ini kami akan beristirahat di rumah Kak Tabi’in. Di Cirebon ini juga ada seorang mantan pengasuh yang rumahnya tidak jauh dari rumah Kak Tabi’in. Pagi harinya, kami mengunjungi salah satu mantan pengasuh yang dulu pernah bekerja di PAHR, yaitu Mba Ziah. Untuk sampai kesana kami hanya berjalan kaki saja, karena memang jaraknya yang cukup dekat sekalian kami berolahraga supaya tubuh tidak pegal pegal. Setelah cukup lama bersantai dan beristirahat di rumah Kak Tabi’in, kami kembali melanjutkan perjalanan menuju ke makam Sunan Gunung Jati. Kami berangkat pukul 09.30 dan sampai di makam pada pukul 11.00. Selain ke makam Sunan Gunung Jati, kami juga mengunjungi makam Syekh Datul Kahfi yang masih berada di dekat makam Sunan Gunung Jati.



C. Perjalanan Pulang Kemudian kami menunaikan ibadah solat Dzuhur dan Asar (jama’ & qosor). Untuk makan siangnya, kami memilih makan siang di dalam bis saja, mengingat perjalanan ke Jakarta juga akan memakan waktu karena kemungkinan kami akan terkena macet di jalan. Sopir bis memperkirakan waktu perjalanan dari Cirebon ke Jakarta adalah 5 jam jika jalanan lancar, namun apabila jalanan macet, maka bisa memakan waktu hingga 9 jam lebih. Bis kami melaju dengan cepat, namun benar saja, kami pun terjebak macet yang cukup parah di daerah Tol Cikampek (daerah Cikarang). Bis yang kami tumpangi merangkak lambat di daerah ini, akhiranya sang sopir bis pun memutuskan untuk berhenti sejenak di rest area terdekat untuk beristirahat dan melaksanakan solat Maghrib dan Isya. Setelah beristirahat sebentar, kami kembali masuk ke dalam bis dan segera menyelesaikan perjalanan kami pulang ke Jakarta. Setelah beberapa jam kami terkena macet, akhirnya kami pun berhasil memasuki daerah kota DKI Jakarta. Kami sampai di depan Panti Asuhan Harapan Remaja, Rawamangun pada pukul 22.25.



D. Foto – Foto



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Setelah kami melakukan perjalanan ziarah walisongo selama lima hari ini, kami dapat menyimpulkan bahwa : 1. Menumbuhkan semangat dalam beribadah untuk anak asuh 2. Menambah wawasan, ilmu dan pengalaman baru 3. Menambah pengetahuan bagi anak-anak asuh tentang sejarah islam di Indonesia



B. Saran Dalam kegiatan Ziarah Walisongo seperti ini akan menjadi lebih baik untuk dilksanakan kembali pada waktu yang memungkinkan, dan alangkah baiknya direncanakan lebih matang lagi dalam segala urusannya agar berjalan lebih lancer, dan ketika di tempat-tempat yang di ziarahi harus mengikuti peraturan yang ada disana.



C. Penutup Dalam laporan ziarah ini mungkin masih ada kelebihan dan kekurangannya, maka dari itu kami sebagai peyusun laporan ziarah walisongo tahun 2019 mohon maaf bila ada yang kurang berkenan bagi ibu/bapak pengurus Panti Asuhan Harapan Remaja.