Laporan Persilngan Cabai [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM PEMULIAAN TANAMAN



PERSILANGAN CABAI SEPTALINA PAULINA BR SIRINGO RINGO CAA 115 090



JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PALANGKA RAYA 2017



i



DAFTAR ISI DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii I. PENDAHULUAN ............................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1 1.2 Tujuan .......................................................................................................... 2 II. BAHAN DAN METODE................................................................................... 4 2.1 Waktu dan Tempat ...................................................................................... 4 2.2 Alat dan Bahan ........................................................................................... 4 2.3 Cara Kerja .................................................................................................. 4 III.HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 6 3.1 Hasil Pengamatan ........................................................................................ 6 3.2 Pembahasan ................................................................................................ 6 IV. PENUTUP ........................................................................................................ 8 4.2 Kesimpulan .................................................................................................. 8 4.2. Saran .......................................................................................................... 8 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 9



ii



iii



I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada pemuliaan tanaman yang menyerbuk sendiri, persilangan merupakan usaha untuk memanipulasi kandua atau lebih karakter yang diinginkan dari masing-masing tetuanya agar terdapat didalam suatu tanaman atau genotype baru yang lebih baik (fehr. 1987). Persilangan antar spesies merupakan persilangan yang dilakukan antara spesies yang berbeda, namun masih dalams atu genus yang sama, dalam sistematika tanaman, spesies merupakan bagian dari genus atau genera yang diklasifikasikan berdasarkan hubungan bioloogis yang terutama ditentukan oleh perbedaan a dan fisiologis. Dengan demikian, antara spesies dalam satu genus masihter dapat hubungan secara genetis



(Hadley dan



Openshaw, 1980). Atas dasar hubungan genetis itu, orang berusaha mencari manfaat dengan melakukan persilangan antar spesies yang dihubungkan dengan pemuliaan



tanaman guna memperoleh kultivar yang lebih baik dan bermanfaat



(Hadley dan Openshaw, 1980). Persilangan antar spesies dilakukan, selain untuk mengkombinasikan karakter karakter unggul, pickergill (1993) mengemukakan tujuan persilangan antar spesies adalah : (1) memperbesar keragaman ginetik , (2) memdapatkan sikap pertahanan, (3) memperoleh kultivar baru. Selain itu, menurut Briggs dan Knowles (1967, di kutip setia miharja 1993) persilangan antar spesies biasanya di lakukan antara lain bila hanya satu atau sedikit gen yang akan di kombinasikan, serta untuk memperoleh karakter tertentu yang tidak terdapat dalam suatu spesies. Pada persilangan antar spesies akan di jumpai banyak kendala yang menyebabkan keberhasilan persilangan sangat tergantung pada kedekatan hubungan secara biologis atau genetis kedua ketua yang di silangkan. Makin jauh hubungan secara biologis makin besar gagalnya hasil persilangan antar spesies (Hadley dan Openshaw, 1980). Menurut Hadley dan Openshaw (1980) dan Pickergill (1993), kendala dan kesulitan pada persilangan antar spesies adalah sebagai berikut : (1) Kurangnya fertilitas Kegagalan ini terjadi di sebabkan oleh perkecambahan tepung sari yang rendah, kegagalan pertumbuhan tabung sari, atau ketidakmampuan gamet jantan



1



mencapai kanton gembrio. (2) Kurangnya biji hybrid yang berkembang Berhasilnya proses perubahan/fertilisasi dalam persilangan anta rspesies tidak selalu di ikuti oleh perkembangan embrio atau endosperm. Hal ini di sebabkan antara lain oleh : (a) interaksi gen gen yang tidak di harapkan dari kedua spesies yang menyatu sehingga menghambat proses pembelahan dan di ferensiasisel, (b) ketidakcocokaninteraksidalamselsel Zigotik antara sitoplasma dan gen geninti, (c)ketidak cocokan hubungan antara embrio, endosperm dan jaringan tetua betina, dan (d) jumlah ovul yang fertile tidak cukup untuk mencegah aborsi bunga atau buah. (3) Pertumbuhan biji hybrid tidakcukup kuat. Hal ini di sebabkan oleh ketidakcocokan interaksi gen gen inti kedua tetua atau gen inti hybrid dengan sitoplasma. (4) Sterilitas hybrid : Sterilitas ini dapat berupa betinas teril, jantansterilataukedua- duanya. Hal ini di sebabkankarena proses perpasangan promosom (bivalent) yang tidak sesuai.Persilangan antar spesies umumnya merupakan sumber mandul jantan sitoplasmik (Lasa dan Bosemark,1993). (5) Pertumbuhan dan pertilitas keturunan yang rendah : Umumnya keturunan hibrid F1 dan generasi selanjutnya menunjukan penampilan berupa pertumbuhan dan fertilitas yang rendah. Pada



persilangan



antar



spesies



antara



C. frutescens L.



dengan



C. annuum L., tabung sari dapat mencapai sel telur untuk kedua arah persilangan. Ini berarti terdapat peluang cabai rawit (c. frutescent) dapat di jadikan tatua jantan, tetapi tidak pernah terbentuk buah. Greenleaf (1986) menyatakan bahwa persilangan C.annuum sebagai tetua betinadengan C. frutescens sebagai tetua jantan tidak dapat menghasilkan biji F1.Setiamiharja (1993 )menambahkan bahwa C. frutescens tidak dapat di jadikan sebagai jantan karena tidak ada buah yang di hasilkan dari persilangan antar spesies tersebut. Hal ini di dugaoleh Greenleaf (1986) bahwa tidak terbentuknya buah dari persilangan adanya C.annuum dengan C. frutescens di perkirakan adanya inkompatibilitas heteromorfik, yaitu perbedaan panjang stilus dari kedua tetua yang di silangkan. 1.2 Tujuan Tujuan praktikum pemuliaan tanaman dengan materi persilangan buatan pada cabai merah adalah sebagai berikut: 2



a. Mempelajari biologi dan perilaku pembungaan cabai sebagai tanaman menyerbuk silang. b. Melakukan praktek penyilangan silang (crossing) tanaman cabai.



3



II. BAHAN DAN METODE 2.1 Waktu dan Tempat Praktikum pemuliaan tanaman dengan materi persilangan buatan pada cabai dilaksanakan pada bulan Juni 2017 pukul 06.00 WIB di Kebun Cabai milik Bapak Sulani yang berlokasi di Jalan Hiu Putih, Palangka Raya. 2.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada praktikum pemuliaan tanaman dengan materi persilangan buatan pada cabai merah adalah pipet plastik, pinset, kuas kecil atau cotton buds, dan gunting. Sedangkan bahan yang digunakan adalah tanaman bunga cabai jantan dan betina yang telah memasuki masa pembungaan dan pensil. 2.3 Cara Kerja a) Menyiapkan alat dan bahan b)



Mengambil bunga jantan pada pagi hari sebelum matahari terbit,



c)



Membuka bunga betina yang masih kuncup pada pagi hari sebelum matahari terbit. Memilih bunga yang masih kuncup, memegang antara telunjuk dan ibu jari tangan.



d)



Membuang kelopak bunga dengan pinset sehingga terlihat mahkota bunga yang membungkus bakal buah.



e)



Mencabut mahkota bunga dengan pinset.



f)



Membuang kepala sari sampai bersih dengan menggunakan pinset, sehingga hanya tinggal kepala putik.



g)



Menyilangkan dengan cara:



h)



Mengambil yang telah mekar dan masih segar dari tanaman induk jantan.



i)



Membuka mahkota bunga yang menyelubungi alat jantan dengan pinset, kemudian mengambil bunga jantan. pada waktu bunga masih kuncup, kepala sari lebih rendah dari kepala putik. Bunga hamper mekar, kepala sari sama tinggi dan menempel pada kepala putik.



j)



Mengoleskan tepung sari tersebut pada kepala putik yang telah dikebiri.



k)



Memberi etiket bunga yang telah disilangkan, agar kelak polong dapat dikenali dengan mudah.



4



l)



Melakukan penyilangan ini pada pagi hari sebelum matahari terbit (± pukul 05.00).



5



III.



HASIL DAN PEMBAHASAN



3.1 Hasil Pengamatan Tabel hasil Persilangan tanaman cabai NO Cara Penyerbukan 1.



Gambar



Memilih bunga cabai betina yang masih terkuncup belum terserbuki



2.



Membersihkan mahkota bunga yang menggelilingi kepala putik



3.



Mengambil bunga jatan dari tanaman cabai lain sebagai bahan penyerbukkan (betina)



4.



Mengoleskan atau menyerbukkan bunga jatan yang telah diambil dari tanaman cabai lain (Persilangan).



5.



Membiarkan beberapa menit lalu tutup dengan mengunakan kertas agar serbuk sari dari tanaman cabai tidak masuk (tidak menganggu penyerbukan).



3.2 Pembahasan Dari persilangan tersebut hari 1 bunga betina masih tampak segar, hal tersebut dimungkinkan bunga betina masih belum bereaksi, sedangkan pada harike 2 mahkota bunga dari tetua betina tampak layu tetapi belum menyeluruh, hal tersebut kemungkinan hasil persilangannya akan gagal. Selanjutnya pada harike 3 tetua betina mengalami keguguran, tetua betina dari hasi; persilangan



6



tersebut lepas dari tangkainya. Hal tersebut dipastikan bahwa persilangan tersebut mengalami kegagalan. Kejadian tersebut terjadi pada dua kali persilangan mengalami kegagalan juga kegagalan yang sama. Factor-faktor yang menjadi kendala gagalnya persilangan yaitu: Alat yang digunakan kurang steril dan cuaca kurang mendukung. Seperti yang telah diutarakan bahwa kegiatan hibridisasi yang dilakukan mengalami kegagalan, hal ini mungkin di akibatkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu Penyerbukan sering mengalami kegagalan bila dilakukan pada saat kondisi lingkungan yang tidak mendukung atau dilakukan pada saat serbuk sari atau kepala putik dalam keadaan belum matang oleh karena itu saat penyerbukan yang tepat merupakan faktor penting yang harus diperhatikan agar penyerbukan berhasil dengan baik. Untuk melakukan penyerbukan harus dipilih waktu yang tepat dan tidak boleh terlambat dimana pada saat itu putik maupun serbuk sari dalam keadaan segar, sehat, telah matang, dan cuaca mendukung proses persarian dengan baik. Waktu yang baik untuk penyerbukan adalah jam 05.00 pagi (sebelum bunga mekar, karena jika bunga telah mekar ditakutkan sudah mengalami penyerbukan sendiri pada bunga yang dijadikan induk jantan). Selain itu hal penting yang harus diperhatikan adalah cara meletakkan serbuk sari dari induk jantan ke atas kepala putik induk betina, dan menjaganya jangan sampai kepala putik tersebut kejatuhan serbuk sari dari tanaman lain yang tidak dikehendaki maupun dari tanaman yang sama. Oleh karena itu, setelah polinasi bunga ditutup/ dibungkus menggunakan plastik agar tidak terserbuku bunga lain



7



IV. PENUTUP 4.2 Kesimpulan Setelah melakukan percabaan persilangan dengan menngunakan beberapa varietas cabai, hasil yang didapatkan mengalami kegagalan, dikarnakan beberapa factor yang menyebakan gagal persilangannya, sehingga kedepannya harus lebih baikan. Hibridisasi merupakan suatu perkawinan silang antara berbagai jenis spesies pada setiap tanaman. Yang mempunyai tujuan untuk memperoleh organisme dengan sifat-sifat yang diinginkan dan dapat berfariasi jenisnya. Kastrasi bertujuan untuk mencegah terjadinya penyerbukan sendiri (self fertilization). Kastrasi berfungsi agar tanaman dapat lebih menghasilkan ke pertumbuhan vegetatif (penguatan batang yang lebih besar) dan juga untuk merangsang pembentukan bunga betina yang sempurna.Seperti yang telah diutarakan bahwa kegiatan hibridisasi yang dilakukan mengalami kegagalan, hal ini mungkin di akibatkan oleh beberapa factor. 4.2. Saran Kami sangat berterima kasih kepada bapak dosen yang terhornat, karena telah memberikan tugas Kastrasi dan Hibridisasi ini kepada kami sehingga dapat menimbah ilmu secara mendalam. Kami sebagai maha siswa cukup berterima kasih yang telah memberikan ilmu mulai dari pertemuan pertama perkuliahan dan sampai ahir kuliah,karena bagi kami ilmunya sangat bermanfaat. Saran saya untuk kemajuan proses belajar dan mengajar hendaknya bapak dapat berkenan membimbing saya lansung didalam pengamatan dilapang agar dapat membantu saya memecahkan masalah serta menemukan ide-ide baru didalam mengembangkan pertanian secara optimal khususnya dibidangkastrasi dan



hibridisasi tanaman.



8



DAFTAR PUSTAKA Alfin. 2008. Penyerbukan Buatan pada Acung (Amorphophallus decus-silvae Back. & v.A.v.R.). Biodiversitas Vol.9 No. 4, 2008: 292-295. Ferdy. 2008. Kastrasi dan Hibridisasi. http://missrant.host22.com/ hkm_hrdy_wnbrg. Html , diakses pada 19 Oktober 2010. Feros. 2009. Pengujian Kesetimbangan Hardy Weinberg. http://sony92erz.wordpress.com/2009/11/06/hukumhardyweinberg/,diakses pada 19 Oktober 2010. Suryo. 1984. Mengenai Keseimbangan Hibridisasi dan Kastrasi. PT.Gramedia.



Jakarta:



Tanto. 2002. Pemuliaan Tanaman dengan Hibridisasi (Allogam). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.



9