20 0 928 KB
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH Pemetaan Situasi Teknik Mesin dan Industri ini. Praktikum ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Ilmu Ukur Tanah yang wajib ditempuh pada Semester 2 Jurusan Diploma 3 Teknik Geomatika Universitas Gadjah Mada. Laporan praktikum ini disusun sebagai pelengkap pembelajaran mata kuliah Ilmu Ukur Tanah 2 tersebut. Dan dengan selesainya laporan praktikum ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1.
Dosen Ilmu Ukur Tanah
3.
Rekan-rekan Teknik Geomatika
4.
Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari
materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Yogyakarta, 27 Juni 2014
Penulis
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................................. 1 Daftar Isi ........................................................................................................................ 2
BAB I Pendahuluan I.1 Judul .......................................................................................................................... 3 I.2 Latar Belakang ........................................................................................................... 3 I.3 Tujuan ........................................................................................................................ 4 I.4 Dasar Teori ................................................................................................................ 4
BAB II Pelaksanaan II.1 Waktu dan Tempat ................................................................................................... 8 II.2 Alat .......................................................................................................................... 8 II.3 Pelaksanaan Praktek ................................................................................................. 8
BAB III Hasil dan Pembahasan III.1 Sketsa Lokasi .......................................................................................................... 11 II.12 Perhitungan ............................................................................................................ 11
BAB IV Penutup IV.1 Pembahasan dan Kesimpulan .................................................................................
BAB V Daftar Pustaka .................................................................................................
2
BAB I PENDAHULUAN
I.1
Judul Laporan ini mengambil judul ‘Pemetaan Situasi Teknik Mesin dan Industri”.
I.2
Latar Belakang Kegiatan pengukuran di lapangan dan pengolahan data dari hasil pengukuran di lapangan merupakan bagian dari pekerjaan dari surveyor GeodesiGeomatika. Setelah melakukan praktek di lapangan, maka dituntut pembuatan laporan-laporan guna meninjau pemahaman kerja di lapangan dan mengoreksi kesalahan-kesalahan yang terjadi. Laporan-laporan tersebut biasanya berbentuk peta. Peta merupakan gambaran dari sebagian permukaan bumi pada bidang datar dengan skala dan sistem proyeksi tertentu. Saat ini ketersediaan peta merupakan suatu hal yang tidak bisa ditinggalkan mengingat semakin pesatnya pembangunan terutama pembangunan fisik. Peta memberikan banyak informasi kepada pembacanya seperti melihat gambaran objek yang ada di lapangan; mengetahui posisi tempat secara relatif; melihat arah aliran dan daerah tangkapan air hujan; menghitung jarak, beda tinggi, kemiringan dari suatu tempat ke tempat lain bahkan memperkirakan luas suatu wilayah. Secara teknis, peta adalah bentuk penyajian obyek-obyek di atas dan/atau di dekat permukaan bumi pada bidang datar dengan menggunakan skala, sistem proyeksi peta, dan referensi tertentu. Peta juga bisa digunakan untuk menyajikan dan mengamati detail yang dianggap penting dan dapat membantu dalam menyajikan magnitude, volume, dan distribusi obyek-obyek (termasuk sumber daya) di bumi.
I.3
Tujuan 1. Mahasiswa dapat memetakan Teknik Mesin dan Industri. 2. Mahasiswa dapat memahami dan mempraktekkan pengukuran kkh, kkv dan detil. 3. Mahasiswa mampu menghasilkan peta situasi. 3
I.4
Dasar Teori Pemetaan situasi adalah pemetaan suatu daerah atau wilayah ukur yang mencakup penyajian dalam dimensi horizontal dan vertical secarabersama-sama dalam suatu gambar peta. Untuk penyajian gambar peta situasi tersebut perlu dilakukan pengukuran sebagai berikut : 1. Survey Pendahuluan : survey pendahuluan, rencana pemasangan titik control pemetaan, pemasangan, pembuatan sketsa area dan posisi titik control pemetaan. 2. Pengukuran kerangka kontrol horizontal. 3. Pengukuran kerangka kontrol vertical 4. Penggambaran Manuskrip 5. Pengukuran kerangka Dasar Untuk kegiatan pemetaan diperlukan adanya kerangka dasar, yaitu sejumlah titik yang diketahui koordinatnya dalam system tertentu yang mempunyai fungsi sebagai pengikat dan pengontrol ukuran. Kerangka Dasar Horizontal dikukur dengan metode Poligon. Metode Poligon adalah salah satu cara penentuan posisi horizontal banyak titik dimana antara satu titik dengan titik yang lainnya dihubungkan satu sama lain dengan pengukuran jarak dan sudut sehingga membentuk rangkaian titik-titik (poligon). Jarak sisi-sisi poligon diukur dua kali dengan pengukuran pergi dan pulang, artinya pengukuran jarak dimulai dari sisi awal poligon sampai sisi terakhir (pengukuran pergi) baru kemudian dilakukan pengukuran dari sisi terakhir kembali ke sisi awal poligon (pengukuran pulang). Ketelitian pengukuran jarak masing-masing sisi poligon (D) dihitung dengan cara: KD = (Dpergi – Dpulang) : Drata-rata (ubah KD ke bentuk 1/.....) Pengukuran sudut dengan cara 2 seri rangkap (4 sudut : kedudukan biasa dan luar biasa) dengan selisih maksimum antara sudut rerata dengan sudut tungal sebesark (2 detik.(k: pembagian skala bacaan terkecil teodolit yang digunakan ).
4
Sketsanya sebagai berikut:
5
BAB II PELAKSANAAN
II.1
Waktu dan Tempat Pemetaan situasi dimulai pada tanggal 3 Maret 2014 berlokasi di gedung Teknik Mesin dan Industri Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
II.2
Alat a. Pita ukur b. Jalon c. Kaki tiga d. Unting – unting e. Thoedolit Topcon z22628 f. Statif g. Kompas h. Waterpass i. Rambu ukur j. Sepatu rambu k. Rol meter l. Patok kayu / paku payung
II.3
Pelaksanaan Praktek 1) Survey Pendahuluan a. Mensurvey lokasi yang akan dipetakan, yaitu Teknik Mesin dan Industri Fakultas Teknik. b. Menentukan titik poligon yang akan digunakan (terdapat 6 titik poligon tertutup, 2 titik poligon terbuka terikat sempurna, dan 3 poligon gantung). 2) Pengukuran Kerangka Kontrol Horizontal Poligon a. Jarak
Melakukan pelurusan dengan jalon jika jarak antar dua titik poligon lebih dari 50 m. 6
Mengukur panjangan penggalan – penggalan dari pelurusan, catat jarak yang terbaca.
Mengulangi langkah a dan b pada tiap jarak antar titik poligon tertutup dan poligon terbuka.
Melakukan pengukuran untuk jarak pergi dan pulang.
b. Azimuth
Mendirikan teodolit pada titik poligon A, lakukan sentering dan pengaturan sumbu I vertikal.
Memasang kompas pada teodolit, bidikkan teropong theodolit ke titik B yang sudah dipasangi kaki tiga, catat azimuth yang terbaca dari kompas.
c. Sudut dalam poligon
Mendirikan teodolit pada titik poligon A, lakukan sentering dan pengaturan sumbu I vertikal.
Memasang kaki tiga di titik poligon B dan F.
Membidikan theodolit ke titik B dan catat bacaan piringan horizontal.
Membedikan theodolit ke titik F dan catat bacaan piringan horizontal.
Melakukan pengukuran seri rangkap untuk titik A.
Mengulangi langkah a-e pada setiap titik poligon tertutup dan terbuka.
3) Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal a. Pengukuran Beda Tinggi dengan satu kali pengukuran (belakang-muka)
Letakkan instrumen Waterpass tepat berada ditengah kedua titik poligon misal A-B.
Lakukan sentering dan pengaturan sumbu I vertikal hingga waterpass siap dioperasikan.
Bidik titik A dan B, baca benang atas , benang tengah, benang bawah catat hasilnya.
Lakukan terus seperti itu hingga titik yang terakhir ( kembali membidik A karena poligonnya tertutup).
Lakukan juga untuk titik poligon terbuka
b. Mengukur Beda Tinggi dengan slag / beberapa kali pengukuran dikarenakan jarak yang terlalu panjang atau tidak bisa dijangkau sipat datar.
Pengukuran slag ini harus dilakukan dengan jumlah slag genap. 7
Misal poligon B-C tidak dapat dilakukan dengan 1 kali berdiri alat , maka kita harus melakukan dengan 2 kali berdiri.
Misal slag satu titik A-1 dirikan rambu di tengah dua titik itu lakukan sentering dan bidiklah rambu A dan 1 baca ba,bt,bb
Lalu pindahlah ke tengah titik 1-B lakukan sentering dan bidik rambunya. Baca ba,bt,bb. Demikian seterusnya sampai titik poligon terakhir. Lakukan juga untuk titik poligon terbuka.
c. Untuk mendapatkan hasil yang teliti pengukuran dilakukan dengan pulang pergi. d. Kedudukan alat pada setiap slag harus pada jarak yang sama antara rambu muka ke instrumen dan jarak rambu belakang ke instrumen. Selisih maksimum jumlah jarak muka dan belakang adalah 2 %. e. Buatlah garis bidik lebih dari 0.3 m f. Kesalahan penutup sudut diberi TOR 12mm√d. 4) Pengukuran Detil dan Spot Height
Mendirikan teodolit di atas statif pada titik poligon A yang dekat dengan titik detil, lalu melakukan sentering dan pengaturan sumbu I vertikal.
Mendirikan rambu ukur di titik detil yang akan diukur.
Membidik rambu ukur di titik detil tersebut, kemudian membaca benang atas, benang tengah, dan benang bawah dari teropong teodolit, serta bacaan piringan vertikal, horizontal teodolit dan tinggi alat. Catat hasil bacaan.
Membidikkan theodolit ke titik poligon B yang sudah dipasangi kaki tiga, baca bacaan piringan horizontalnya dan didapat bacaan sudut detil.
Mengulangi langkah diatas untuk semua titik detil yang menggunakan metode ini.
Mengulangi langkah seperti pengukuran detil-detil di atas untuk pengukuran titik tinggi (spot height)
Pengambilan titik yang di gunakan untuk menentukan titik tinggi dipilih pada daerah – daerah yang mempunyai ketinggian yang berbeda, atau dapat juga dilakukan secara berkala pada setiap jarak 10m.
8
5) Penggambaran Peta Planimetris a. Menyiapkan bahan – bahan yang akan digunakan ( kertas A1, penggaris, alat tulis ) b. Membuat kertas A1 sesuai formay untuk penggambaran peta. c. Menyiapkan data perhitungan poligon, detil dan titik tinggi. d. Menggambar titik – titik poligon sesuai koordinat poligon dan hubungkan titik poligon dengan menggunakan pensil terlebih dahulu. e. Menggambar detil – detil pada gambar. f. Menghubungkan detil –detil yang tergambar sesuai dengan sketsa gambar. g. Menggambar titik – titik tinggi dengan menuliskan angka ketinggiannya. h. Melakukan interpolasi kontur dari titik – titik tinggi yang ada. i. Menggabungkan / membuat garis kontur dari titik – titik tinggi yang mempunyai ketinggian yang sama. j. Menebalkan gambar pada peta dengan drawing pen. k. Membuat info tepi peta seperti judul peta, arah utara, skala, legenda, dll. l. Menghapus gambar – gambar yang masih menggunakan pensil.
9
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
III.1 Sketsa Lokasi
10
III.2 Perhitungan III.2.1 Data Hasil Pengukuran A. Pengukuran KKH 1. Sketsa Poligon a. Poligon Utama 1010 1000 990 980 970 960 950 940 930 920 910 900 980
1000
1020
1040
1060
1080
1100
b. Poligon Terbuka Terikat Sempurna 925 920 915 910 905 900 895 890 1010
1020
1030
1040
1050
1060
1070
1080
11
2. Data hasil pengukuran a. Poligon Utama Titik
Jarak Pergi Pulang
Rata-rata Jarak
80.7
80.6875
A 80.675
B 54.936
54.941
53.958
53.944
53.951
52.068
52.06
52.064
D E 26.858 33.398
33
37.5
98
40
0
91
58
5
248
13
15
79
21
20
26.856
F 33.396
107 54.9385
C
26.854
Sudut Horizontal D M S 94 14 5
33.397
A
Azimuth sisi AB adalah 108ᵒ30’00”
b. Poligon Terbuka Terikat Sempurna Titik
Jarak Pergi Pulang
Rata-rata Jarak
Sudut Horizontal D M S
D 31.001
30.997
30.999
1 18.596
18.592 20.789
57
0
226
18
10
18.594
2 20.795
81
20.792
C
Azimuth sisi D1 adalah 122ᵒ23’8.76”
12
B. Pengukuran KKV a. Poligon Tertutup Pengukuran Pergi Posisi Alat A-B B-C C-D D-E E-F F-A
Penggal 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
Bacaan Rambu Belakang BA BT BB 1.528 1.428 1.328 1.358 1.256 1.154 1.282 1.224 1.166 1.375 1.2925 1.210 1.273 1.1745 1.076 1.041 0.9975 0.954 1.724 1.674 1.624 1.810 1.73 1.650 1.422 1.389 1.356 1.202 1.169 1.136 1.304 1.2675 1.231 1.562 1.517 1.472
Bacaan Rambu Depan BA 1.093 1.072 1.494 1.375 2.861 1.138 0.419 1.637 1.358 1.359 1.219 1.854
BT 0.9945 0.971 1.4355 1.2925 2.761 1.094 0.37 1.5575 1.325 1.3255 1.1825 1.808
BB 0.896 0.870 1.377 1.210 2.661 1.050 0.321 1.478 1.292 1.292 1.146 1.762 Σ=
Jarak
ΔH
Belakang Depan 20 19.7 20.4 20.2 11.6 11.7 16.5 16.5 19.7 20 8.7 8.8 10 9.8 16 15.9 6.6 6.6 6.6 6.7 7.3 7.3 9 9.2 152.4 152.4
0.7185 -0.2115 -1.683 1.4765 -0.0925 -0.206 0.002
Pengukuran Pulang Posisi Alat A-F F-E E-D D-C C-B B-A
Penggal 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
Bacaan Rambu Belakang BA BT BB 1.842 1.792 1.742 1.199 1.1665 1.134 1.352 1.319 1.286 1.254 1.2215 1.189 1.478 1.3985 1.319 0.440 0.3915 0.343 1.263 1.2195 1.176 2.907 2.807 2.707 1.211 1.1275 1.044 1.518 1.459 1.400 0.968 0.867 0.766 1.092 0.993 0.894
Bacaan Rambu Depan BA 1.548 1.282 1.200 1.311 1.658 1.744 1.208 1.296 1.211 1.300 1.328 1.443
BT 1.4995 1.248 1.167 1.278 1.577 1.695 1.162 1.1965 1.1285 1.24 1.226 1.343
BB 1.451 1.214 1.134 1.245 1.496 1.646 1.116 1.097 1.046 1.180 1.124 1.243 Σ=
Jarak Belakang 10 6.5 6.6 6.5 15.9 9.7 8.7 20 16.7 11.8 20.2 19.8 152.4
ΔH
Depan 9.7 6.8 6.6 6.6 16.2 9.8 9.2 19.9 16.5 12 20.4 20 153.7
13
0.211 0.0955 -1.482 1.668 0.218 -0.709 0.0015
b. Poligon Terbuka Terikat Sempurna
Pengukuran Pergi Posisi Alat D-1 1 2-C
Bacaan Rambu Belakang BA BT BB 1.364 1.2865 1.209 1.568 1.521 1.474 2.382 2.33 2.278
Bacaan Rambu Depan BA 1.478 1.382 0.779
BT 1.401 1.3355 0.728
BB 1.324 1.289 0.677 Σ=
Jarak Belakang 15.5 9.4 10.4 35.3
Depan 15.4 9.3 10.2 34.9
ΔH -0.1145 0.1855 1.602 1.673
Pengukuran Pulang Posisi Alat C-2 2 1-D
Bacaan Rambu Belakang BA BT BB 0.932 0.88 0.828 1.402 1.356 1.310 1.476 1.3985 1.321
Bacaan Rambu Depan BA 2.533 1.589 1.364
BT 2.481 1.5405 1.286
BB 2.429 1.492 1.208 Σ=
Jarak Belakang 10.4 9.2 15.5 35.1
Depan 10.4 9.7 15.6 35.7
ΔH -1.601 -0.1845 0.1125 -1.673
14
III.2.2 Perhitungan Ketelitian A. Perhitungan KKH 1. Poligon tertutup
2. Poligon terbuka terikat sempurna
15
B. Perhitungan KKV 1. Poligon Tertutup Perhitungan Poligon Titik
Jarak
ΔH Pergi
ΔH Pulang
ΔH Rata-rata
ΔH Koreksi
ΔH Terkoreksi
80.6875
0.7185
-0.709
0.71375
-6.6818E-05
0.713683182
A
Tinggi 100
B
100.7136832 54.9385
-0.2115
0.218
-0.21475
-4.5495E-05
-0.214795495
C
100.4988877 53.951
-1.683
1.668
-1.6755
-4.4677E-05
-1.675544677
D
98.82334301 52.064
1.4765
-1.482
1.47925
-4.3114E-05
1.479206886
26.856
-0.0925
0.0955
-0.094
-2.224E-05
-0.09402224
E
100.3025499
F
100.2085277 33.397
-0.206
0.211
-0.2085
-2.7656E-05
-0.208527656
A
100 301.894
0.002
0.0015 fΔH=
0.00025
-0.00025
0
0.00025
Toleransi jarak rambu muka dan belakang : a. Untuk jarak pergi ∑ ∑
∑ ∑
b. Untuk jarak pulang ∑ ∑
∑ ∑
16
2. Poligon Terbuka Terikat Sempurna Perhitungan PTTS Titik
Jarak
ΔH Pergi
ΔH Pulang
ΔH Rata-rata
ΔH Koreksi
ΔH Terkoreksi
D
Tinggi 98.82334301
30.999
-0.1145
0.1125
-0.1135
0.00112073
-0.112379272
1
98.71096374 18.594
0.1855
-0.1845
0.185
0.00067224
0.185672242
2
98.89663598 20.792
1.602
-1.601
1.6015
0.00075171
1.602251707
C
100.4988877 70.385
1.673
-1.673
1.673
f ΔH =
-0.002544677
0.00254468
1.675544677
Toleransi jarak rambu muka dan belakang : c. Untuk jarak pergi ∑ ∑
∑ ∑
d. Untuk jarak pulang ∑ ∑
∑ ∑
17
C. Perhitungan detil dan spot height
.
18
BAB IV PENUTUP
IV.1 Pembahasan dan Kesimpulan a. Dari praktek lapangan yang dilakukan, diketahui bahwa dalam pengukuran sudut maupun jarak (poligon) sangat diperlukan kecermatan maupun ketelitian dari si pengamat agar memperoleh data yang akurat. b. Dari hasil perhitungan terdapat kesalahan linier penutup poligon sebesar 1 : 1740,7.
19
BAB V DAFTAR PUSTAKA
http://putra-syafrisar.blogspot.com/2012/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html http://secarikkartupos.blogspot.com/2012/01/pemetaan-lapangan-land-surveying.html Basuki, Slamet. 2011. ‘Ilmu Ukur Tanah (Edisi Revisi)’. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta. Laboratorium Ilmu Ukur Tanah, ‘Ilmu Ukur Tanah II’ , Jurusan Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
20