Laporan Petrologi - Batuan Sedimen Klastik [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Tikhe
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM PETROLOGI BATUAN SEDIMEN KLASTIK DAN KARBONAT KLASTIK



Disusun Oleh: GIAN GUSTIANA F1D220013



PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI 2021



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Petrologi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari asal-usul atau origin, penyeberan, struktur, serta evolusi dari batuan yang menyusun kerak bumi. Dalam petrologi dibahas pula mengenai sejarah atau proses pembentukan batuan tersebut. Batuan diartikan sebagai bahan padat yang terbentuk secara alamiah yang disusun oleh satu atau lebih kumpulan mineral tertentu, batuan juga merupakan percampuran dari beberapa mineral, sehingga proses identifikasi dan determinasi batuan sangat berbeda dengan pendekatan yang digunakan dalam mengidentifikasi mineral. Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun organisme, yang di endapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi yang kemudian mengalami pembatuan. Batuan sedimen banyak sekali jenisnya dan tersebar sangat luas dengan ketebalan antara beberapa centimetersampai beberapa kilometer. Juga ukuran butirnya dari sangat halus sampai sangat kasar dan beberapa proses yang penting lagi yang termasuk kedalam batuan sedimen. Disbanding dengan batuan beku, batuan sedimen hanya merupakan tutupan kecil dari kerak bumi. Batuan sedimen hanya 5% dari seluruh batuan-batuan yang terdapat dikerak bumi. Dari jumlah 5% ini,batu lempung adalah 80%, batupasir 5% dan batu gamping kira-kira 80% . 1.2 Tujuan Adapun tujuan dari praktikum ini adalah : 1. Mengetahui apa itu batuan sedimen. 2. Mengetahui tentang batuan sedimen klastik. 3. Mengetahui tentang batuan sedimen karbonat klastik. 4. Mendeskripsikan batuan sedimen. 1.3 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan dari praktikum kali ini adalah : 1.3.1 Alat 1. Alat tulis lengkap 2. Lup 3. Komperator batuan sedimen 1.3.2



Bahan 1. 10 Sample Batuan Sedimen 2. LKS batuan sedimen



BAB II KAJIAN PUSTAKA Magma berasal dari kamar magma yang letaknya di terapit antara lapisan mantel bumi dan lapisan kerak bumi. Mantel bumi dan kerak bumi pada umumnya berbentuk padat. Sehingga keberadaan magma yang cair di antara keduanya sangat penting bagi geolog untuk mempelajari struktur dan morfologi yang terjadi di mantel bumi. Biasanya aktivitas magma juga dipengaruhi oleh aktivitas geologi yang terjadi di lapisan mantel bumi dibawahnya. Asal usul magma terbentuk dalam beberapa cara yang berbeda, hal ini disebabkan oleh perbedaan struktur, suhu dan tekanan antara lapisan mantel bumi dan kerak bumi. Ada tiga proses pembentukan magma, yaitu decompression melting, transfer panas dan flux melting (Tucker, 1991). Batuan adalah zat terkonsolidasi yang terjadi secara alami, mungkin saja terbuat dari mineral, potongan batuan lainnya, dan bahan fosil, seperti kerang atau tanaman. Batuan adalah hasil dari berbagai proses geologi yang terjadi di dan di bawah permukaan bumi atau, dalam hal meteorit, di bagian lain Semesta. Batuan bisa dipelajari dan dibedakan antara dengan pengelompokan bersama tipe-tipe yang berbagi serupa penampilan, mirip komposisi, dan proses yang sama pembentukan. Ada banyak fitur batuan yang dapat digunakan dalam identifikasi, yaitu ukuran dan bentuk butir, warna, dan penentuan mineral penyusun semuanya penting. Proses-proses yang menghasilkan batu juga menimbulkan tekstur dan struktur karakteristik, (Pettjohn, 1975). Pembentukan batuan sedimen diawali dengan tersingkapnya batuan beku atau batuan metamorf ke atas muka bumi yang kemudian mengalami proses pelapukan (weathering). Semua material hasil pelapukan tersebut mengalami proses erosi, kemudian terangkut melalui beberapa media seperti air, angin dan es kemudian akan terbawa ke daerah yang rendah atau cekungan-cekungan. Dalam cekungan pengendapan tersebut, material sedimen kemudian mengalami proses pembebanan (burial) yang menyebabkan terjadinya kompaksi dan sedimentasi



yang



dilanjutkan



dengan



proses



diagenesis



dan



litifikasi



membentuk batuan sedimen (Maulana, 2019). Batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan kembali detritus atau pecahan batuan asal. Batuan asal dapat berupa batuan beku, metamorf dan sedimen itu sendiri. Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis, terbagi dalam dua golongan besar dan pembagian ini berdasarkan ukuran besar butirnya. Cara terbentuknya batuan tersebut berdasarkan proses pengendapan baik yang terbentuk dilingkungan darat maupun dilingkungan laut. Batuan yang ukurannya besar seperti breksi dapat terjadi pengendapan langsung dari



ledakan gunungapi dan di endapkan disekitar gunung tersebut dan dapat juga diendapkan



dilingkungan



sungai



dan



batuan



batupasir



bisa



terjadi



dilingkungan laut, sungai dan danau. Semua batuan diatas tersebut termasuk ke dalam golongan detritus kasar. Sementara itu, golongan detritus halus terdiri dari batuan lanau, serpih dan batua lempung dan napal. Batuan yang termasuk golongan ini pada umumnya di endapkan di lingkungan laut dari laut dangkal sampai laut dalam. Para ahli membagi batuan sedimen berdasar cara terbentuknya (genesanya) menjadi dua yaitu batuan sediment klastik dan nonklastik. Batuan sediment klastik adalah sediment yang telah mengalami transportasi dari suatu tempat ketempat yang baru yang biasanya tempat tersebut merupakan cekungan sedimen selanjutnya yang akan diendapkan serta mengalami litifikasi atau mengeras menjadi batu ditempat itu juga tanpa mengalami proses transportasi, dan terbentuk akibat adanya reaksi kimia dan aktivitas organisme lainnya (Koesoemadinata, 1981). Volume batuan sedimen dan termasuk batuan metasedimen hanya mengandung 5% yang diketahui di litosfera dengan ketebalan 10 mil di luar tepian benua, dimana batuan beku metabeku mengandung 95%. Sementara itu, kenampakan di permukaan bumi, batuan-batuan sedimen menempati luas bumi sebesar 75%, sedangkan singkapa dari batuan beku sebesar 25% saja. Batuan sedimen dimulai dari lapisan yang tipis sekali sampai yang tebal sekali. Ketebalan batuan sedimen antara 0 sampai 13 kilometer, hanya 2,2 kilometer ketebalan yang tersingkap dibagian benua. Bentuk yang besar lainnya tidak terlihat, setiap singkapan memiliki ketebalan yang berbeda dan singkapan umum yang terlihat ketebalannya hanya 1,8 kilometer. Sedimen merupakan bahan atau partikel yang terdapat di permukaan bumi (di daratan ataupun lautan), yang telah mengalami proses pengangkutan (transportasi) dari satu tempat (kawasan) ke tempat lainnya. Air dan angin merupakan agen pengangkut yang utama. Sedimen ini apabila mengeras (membatu) akan menjadi batuan sedimen. Ilmu yang mempelajari batuan sedimen disebut dengan sedimentologi. Prinsip penting dari uniformitarianism adalah prosesproses geologi yang terjadi sekarang juga terjadi di masa lampau. Prinsip ini diajukan oleh Charles Lyell di tahun 1830. Dengan menggunakan prinsip tersebut dalam mempelajari proses-proses geologi yang terjadi sekarang, kita bisa memperkirakan beberapa hal seperti kecepatan sedimentasi, kecepatan kompaksi dari sediment, dan juga bisa memperkirakan bagaimana bentuk geologi yang terjadi dengan proses-proses geologi tertentu (Folk, 1965).



3.2 Pembahasan Pada



praktikum



kali



ini



praktikan



mempelajari



cara



untuk



mendeskripsikan batuan sedimen klastik maupun sedimen karbonat klastik. Batuan Sedimen adalah batuan yang terbentuk karena proses diagnesis dari material batuan lain yang sudah mengalami sedimentasi. Sedimentasi ini meliputi proses pelapukan, erosi, transportasi, dan deposisi. Pada praktikum kali ini kami diberi 10 sampel batuan untuk



kami deskripsikan batuan



tersebut.



Gambar 3.2.1 Batupasir Batuan yang pertama dideskripsikan warna freshnya kecoklatan, warna lapuknya coklat kekuningan, ukuran butirnya pasir sedang, kebundaran agak membundar karena bentuk butirnya relatif membundar, pemilahan terpilah baik



karena



bentuk



batuannya



lumayan



teratur,



kemasnya



terbuka



dikarenakan pada saat diuji dengan air, batunya menyerap air, fragmennya litik, matriksnya lempung, semennya silika, strukturnya masif dikarenakan tidak ada fragmen batuan lain yang tertanam di dalam batuan ini, jenis batuannya sedimen klastik, porositasnya baik, dari pendeskripsian di atas dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah batuanpasir, genesanya adalah



terbentuk



dari



pelapukan



batuan



asal



dan



terlapukan, tertransportasi, terendapkan dan terlitifikasi.



Gambar 3.2.2 Batupasir



mengalami



proses



Batuan yang kedua dideskripsikan warna freshnya kekuningan, warna lapuknya coklat kekuningan, ukuran butirnya pasir sedang, kebundaran membundar karena bentuk butirnya relatif membundar, pemilahan terpilah baik karena bentuk batuannya teratur, kemasnya terbuka dikarenakan pada saat diuji dengan air, batunya menyerap air, fragmennya litik, matriksnya lempung, semennya silika, strukturnya masif dikarenakan tidak ada fragmen batuan lain yang tertanam di dalam batuan ini, jenis batuannya sedimen klastik, porositasnya baik, dari pendeskripsian di atas dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah batuanpasir, genesanya adalah terbentuk dari pelapukan batuan asal dan mengalami proses terlapukan, tertransportasi, terendapkan dan terlitifikasi.



Gambar 3.2.3 Calcilutite Batuan yang ketiga dideskripsikan warna freshnya kecoklatan, warna lapuknya



coklat



kehitaman,



ukuran



butirnya



lutite,



kebundaran



agak



membundar karena bentuk butirnya relatif membundar, pemilahan terpilah baik



karena



bentuk



batuannya



lumayan



teratur,



kemasnya



tertutup



dikarenakan pada saat diuji dengan air, batunya tidak menyerap air, strukturnya organik dikarenakan ada tertanam cangkang kerang di dalam batuan ini, jenis batuannya sedimen karbonat klastik, Allochemnya skeletal karena ada jejak cangkang kerang atau hewan, kemudian memiliki mikrit kalsit dan sparit karbonat. Dari pendeskripsian di atas dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah calcilutite, genesanya adalah terbentuk diatas zona CCD dan jauh dari sumbernya.



. Gambar 3.2.4 Batupasir Batuan yang keempat dideskripsikan warna freshnya putih kecoklatan, warna lapuknya coklat kekuningan, ukuran butirnya pasir kasar, kebundaran agak membundar karena bentuk butirnya relatif membundar, pemilahan terpilah buruk karena bentuk batuannya tidak teratur, kemasnya tertutup dikarenakan pada saat diuji dengan air, batunya tidak menyerap air, fragmennya litik, matriksnya lempung, semennya silika, strukturnya masif dikarenakan tidak ada fragmen batuan lain yang tertanam di dalam batuan ini, jenis batuannya sedimen klastik, porositasnya buruk, dari pendeskripsian di atas dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah batuanpasir, genesanya adalah



terbentuk



dari



pelapukan



batuan



asal



dan



mengalami



proses



terlapukan, tertransportasi, terendapkan dan terlitifikasi.



Gambar 3.2.5 Breksi Batuan yang kelima dideskripsikan warna freshnya coklat keabuan, warna lapuknya



kecoklatan,



ukuran



butirnya



pasir



kasar,



kebundaran



agak



membundar karena bentuk butirnya relatif membundar, pemilahan terpilah buruk



karena



bentuk



batuannya



kurang



teratur,



kemasnya



tertutup



dikarenakan pada saat diuji dengan air, batunya tidak menyerap air, fragmennya litik, matriksnya lempung, semennya silika, strukturnya masif dikarenakan tidak ada fragmen batuan lain yang tertanam di dalam batuan ini, jenis batuannya sedimen klastik, porositasnya buruk, dari pendeskripsian di atas dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah batuanpasir, genesanya



adalah



terbentuk



dari



pelapukan



batuan



asal



dan



mengalami



proses



freshnya hitam,



warna



terlapukan, tertransportasi, terendapkan dan terlitifikasi.



Gambar 3.2.6 Batu Lempung Batuan



yang keenam



dideskripsikan warna



lapuknya coklat keabuan, ukuran butirnya lempung, kebundaran agak menyudut karena bentuk butirnya relatif menyudut, pemilahan terpilah baik karena bentuk batuannya lumayan teratur, kemasnya terbuka dikarenakan pada saat diuji dengan air, batunya menyerap air, fragmennya pasir halus, matriksnya lempung, strukturnya laminasi, jenis batuannya sedimen klastik, porositasnya baik, dari pendeskripsian di atas dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah batuanlempung, genesanya adalah terbentuk dari pelapukan batuan asal dan mengalami proses terlapukan, tertransportasi, terendapkan dan terlitifikasi.



Gambar 3.2.7 Calcirudite Batuan yang ketujuh dideskripsikan warna freshnya putih keabuan, warna lapuknya kecoklatan, ukuran butirnya rudite, kebundaran agak menyudut karena bentuk butirnya relatif menyudut, pemilahan terpilah baik karena bentuk batuannya lumayan teratur, kemasnya tertutup dikarenakan pada saat diuji dengan air, batunya tidak menyerap air, memiliki komposisi allochem nonskeletal, mikritnya peloid dan sparit karbonat serta strukturnya massif. Jenis batuannya sedimen karbonat klastik, dari pendeskripsian di atas dapat



disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah calcirudite, genesanya adalah terbentuk diatas zona CCD.



Gambar 3.2.8 Batupasir Batuan yang kedelapan dideskripsikan warna freshnya kecoklatan, warna lapuknya kuning kecoklatan, ukuran butirnya pasir halus, kebundaran membundar karena bentuk butirnya relatif membundar, pemilahan terpilah baik



karena



bentuk



batuannya



lumayan



teratur,



kemasnya



terbuka



dikarenakan pada saat diuji dengan air, batunya menyerap air, fragmennya litik, matriksnya lempung, semennya silika, strukturnya masif dikarenakan tidak ada fragmen batuan lain yang tertanam di dalam batuan ini, jenis batuannya sedimen klastik, porositasnya baik, dari pendeskripsian di atas dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah batuanpasir, genesanya adalah



terbentuk



dari



pelapukan



batuan



asal



dan



mengalami



proses



terlapukan, tertransportasi, terendapkan dan terlitifikasi.



Gambar 3.2.9 Aranite Batuan yang kesembilan dideskripsikan warna freshnya kuning kecoklatan, warna lapuknya kecoklatan, ukuran butirnya aranite, kebundaran agak membundar karena bentuk butirnya relatif membundar, pemilahan terpilah baik



karena



bentuk



batuannya



lumayan



teratur,



kemasnya



terbuka



dikarenakan pada saat diuji dengan air, batunya menyerap air, strukturnya masif dikarenakan tidak ada tertanam batuan lain di dalam batuan ini, jenis batuannya sedimen karbonat klastik, allochemnya non skeletal, kemudian



memiliki mikrit pellet dan sparit karbonat. Dari pendeskripsian di atas dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah calcirudite, genesanya adalah terbentuk diatas zona CCD dan jauh dari sumbernya.



Gambar 3.2.10 Batupasir Batuan yang kesepuluh dideskripsikan warna freshnya kecoklatan, warna lapuknya kuning kecoklatan, ukuran butirnya pasir kasar, kebundaran agak menyudut karena bentuk butirnya relatif menyudut, pemilahan terpilah baik karena bentuk batuannya lumayan teratur, kemasnya terbuka dikarenakan pada saat diuji dengan air, batunya menyerap air, fragmennya litik, matriksnya lempung, semennya silika, strukturnya sekunder, jenis batuannya sedimen klastik, porositasnya baik, dari pendeskripsian di atas dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah batuanpasir, genesanya adalah terbentuk dari pelapukan batuan asal dan mengalami proses terlapukan, tertransportasi, terendapkan dan terlitifikasi.



BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini adalah : 1. Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari proses akumulasi atau kumpulan material batuan yang lapuk atau terurai dari batuan induk di permukaan bumi. 2. Batuan sedimen klastik terbentuk sebagai akibat pengendapan kembali rombakan batuan asal, baik batuan beku, batuan metamorf ataupun batuan sedimen yang lebih tua. Melaui proses pelapuak, baik mekanik maupun kimiawi, tererosi, tertransportasi dan terendapkan pada cekungan pengendapan lalu mengalami diagenesa. 3. Batuan karbonat didefinisikan sebagai batuan dengan kandungan material karbonat lebih dari 50 % yang tersusun atas partikel karbonat klastik yang tersemenkan atau karbonat 4. Mendeskripsikan batuan sedimen dimulai dari jenis batuan sedimen, warna, tekstur, komposisi, struktur sedimen, porositas, nama batuan dan genesa. 4.2 Saran Sebaiknya pada praktikum selanjutnya praktikan lebih kondusif dalam menjalankan praktikum.



DAFTAR PUSTAKA Folk, R.L. 1965. Petrology of Sedimentary Rocks, Hemphill. Maulana, Adi. 2019. Petrologi. Yogyakarta: Penerbit Ombak. Koesoemadinata. 1981. Petrology. Yogyakarta : Universitas padjajaran. Pettjohn. 1975. Batuan Sedimen. Yogyakarta: Universitas Padjadjaran.. Tucker. 1991. Petrology. W.H. Freeman Company. San Fransisco.