Laporan PKL Organon [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI



Sistem HVAC (Heating Ventilation Air Conditioning) di PT. Organon Pharma Indonesia, Tbk



Laporan Praktik Industri ini disusun untuk memenuhi ketentuan kurikulum Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Malang



Disusun oleh: Muhammad Nur Iqbal Saifullah



(180514627557)



Muhammad Raffli Putra Wardana



(180514627515)



Ramadhan Wahyu Irianto



(180514627553)



UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN JANUARI 2022



LEMBAR PENGESAHAN I Laporan Kegiatan Praktik Industri Mahasiswa Universitas Negeri Malang Divisi Engineering Service PT. ORGANON PHARMA INDONESIA Tbk. Jl. Raya Pandaan - Bangil KM. 48, Kali Tengah, Karang Jati, Kec. Pandaan, Kab. Pasuruan, Jawa Timur 67156 Dengan ini menyatakan, mahasiswa Program Studi S1 Teknik Mesin, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang dengan nama:



Muhammad Nur Iqbal Saifullah



180514627557



Muhammad Raffli Putra Wardana



180514627515



Ramadhan Wahyu Irianto



180514627553



Telah melaksanakan kegiatan praktik industri di PT. Organon Pharma Indonesia, Tbk. Dimulai pada tanggal 20 Desember 2021 – 31 Januari 2022. Pasuruan, 27 Januari 2022 Mengetahui dan menyetujui, PT. Organon Pharma Indonesia Tbk. Pembimbing Lapangan Praktik Industri



Divisi



Divisi



Divisi



IPT A



IPT B



Engineering Service



Johan Historia



Bayu Saputra



Anang Nurcahyo



i



LEMBAR PENGESAHAN II Laporan Kegiatan Praktik Industri Mahasiswa Universitas Negeri Malang Divisi Engineering Service PT. ORGANON PHARMA INDONESIA Tbk. Jl. Raya Pandaan - Bangil No. KM.48, Kali Tengah, Karang Jati, Kec. Pandaan, Pasuruan, Jawa Timur 67156 Dengan ini menyatakan, mahasiswa Program Studi S1 Teknik Mesin, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas dengan nama:



Muhammad Nur Iqbal Saifullah



180514627557



Muhammad Raffli Putra Wardana



180514627515



Ramadhan Wahyu Irianto



180514627553



Telah melaksanakan Kegiatan Praktik Industri di PT. Organon Pharma Indonesia, Tbk. Dimulai pada tanggal 20 Desember 2021 – 31 Januari 2022. Pasuruan, 27 Januari 2022 Mengetahui Ketua Jurusan Teknik Mesin



Dosen Pembimbing



Dr. Yoto, S.T., M.M., M.Pd



Suprayitno, S.T., M.T., P.hD



NIP. 19621210 198601 1 009



NIP. 197330529 199903 1 001



ii



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat, karunia, serta hidayahnya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan Praktik Industri pada PT. Organon Pharma Indonesia, Tbk dengan baik dan lancar. Praktik industri ini dilaksanakan mulai tanggal 20 Desember 2021 sampai dengan 31 Januari 2022 serta bertempat di PT. Organon Pharma Indonesia, Tbk pada Divisi Engineering Service. Praktik Industri ini merupakan bagian dari mata kuliah praktik yang wajib bagi mahasiswa Program Studi S1 Teknik Mesin dalam menyelesaikan program sarjana. Diharapkan setelah mengikuti praktik industri ini, mahasiswa akan lebih memahami mengenai dunia kerja aktual yang memang tidak diajarkan di kelas tetapi mempunyai korelasi menyangkut implementasi dengan berbagai dinamika yang memang jauh lebih kompleks dari apa yang selama ini di dapatkan di bangku kuliah. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca khususnya mahasiswa Jurusan Teknik Mesin. Dalam pelaksanaan praktik industri, penulis memperoleh bimbingan dan arahan dari berbagai pihak mulai dari pembuatan proposal pengajuan praktik industri, sampai penyusunan laporan sehingga praktik industri ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.



Bapak Dr. Yoto, S.T., M.Pd., selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Malang yang telah memberikan izin untuk melaksanakan Praktik Industri.



2.



Ibu Dr. Retno Wulandari, S.T., M.T selaku Ketua Progam Studi S1 Teknik Mesin yang telah membantu kelancaran untuk melaksanakan Praktik Industri.



3.



Bapak Suprayitno, S.T., M.T., P.hD selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam melaksanakan Praktik Industri dan menyelesaikan laporan ini.



4.



Bapak dan Ibu dosen Program Studi S1 Teknik Mesin Universitas Negeri Malang yang telah membekali ilmu pengetahuan.



iii



5.



Bapak Johan Historia, selaku kepala SPV Technician sekaligus pembimbing lapangan pada divisi IPT A yang dengan sabar mengarahkan serta memotivasi dalam segala aktivitas selama praktik industri berlangsung.



6.



Bapak Bayu Saputra, selaku kepala SPV Operator sekaligus pembimbing lapangan pada divisi IPT B yang memberikan ilmu dan motivasi dalam segala kegiatan berlangsungnya praktik industri.



7.



Bapak Anang Nurcahyo, selaku Engineer sekaligus pembimbing lapangan pada divisi Engineering Service yang telah memberikan ilmu dan pengalaman selama kegiatan praktik industri berlangsung.



8.



Segenap Staf dan Karyawan PT. Organon Pharma Indonesia Tbk khususnya yang telah membantu dan memperlancar pelaksanaan praktik industri maupun penyusunan laporan ini.



9.



Kedua orang tua yang senantiasa mendoakan dan memberi dukungan.



10. Teman-teman S1 Teknik Mesin 2018 yang selalu memberikan bantuan dan saran-saran yang membangun. Kami berusaha menyusun laporan praktik industri ini dengan sebaik mungkin serta mengharap kritik dan saran demi tercapainya laporan praktik industri yang baik dan benar. Semoga laporan praktik industri ini dapat bermanfaat bagi kami sebagai penyusun serta pembaca yang nanti akan membaca sehingga muncul rasa kepedulian untuk mengembangkan dirinya sesuai dengan bidang keilmuan yang ditekuni. Pasuruan, 27 Januari 2022



Penulis



iv



DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN I ................................................................................. i LEMBAR PENGESAHAN II .............................................................................. ii KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 1.1



Latar Belakang ....................................................................................... 1



1.2



Tujuan ..................................................................................................... 2



1.3



Manfaat ................................................................................................... 2



1.4



Metodologi Penulisan ............................................................................. 4



BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ................................................ 5 2.1



Sejarah Perusahaan ............................................................................... 5



2.2



Visi dan Misi Perusahaan ...................................................................... 7



2.2.1.



Visi Perusahaan ............................................................................... 7



2.2.2.



Misi Perusahaan .............................................................................. 7



2.2.3.



Nilai Keberlanjutan ........................................................................ 7



2.2.4.



Produk dari PT. Organon Pharma Indonesia, Tbk ..................... 8



2.3



Struktur Organisasi Perusahaan .......................................................... 9



BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 13 3.1. Pengertian sistem HVAC (Heating, Ventilating, and Air Conditioning) ................................................................................................... 13 3.2 Bagian-bagian dari sistem HVAC (Heating, Ventilating and Air Conditioning) ................................................................................................... 14 3.3.1



Cooling Tower ................................................................................ 14



3.3.2



Chiller ............................................................................................. 25



3.3.3



Air Handling Unit (AHU) .............................................................. 32



3.3 Prinsip Kerja Sistem HVAC (Heating, Ventilating and Air Conditioning) ................................................................................................... 37 3.4



Clean Room ........................................................................................... 38



BAB IV PENUTUP ............................................................................................ 42 4.1



Kesimpulan ........................................................................................... 42



4.2



Saran ...................................................................................................... 42 v



DAFTAR RUJUKAN ......................................................................................... 44 LAMPIRAN ......................................................................................................... 45



vi



DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Klasifikasi Cooling Tower ............................................................... 15 Gambar 3.2 Schematic Diagram Wet Cooling Tower ......................................... 16 Gambar 3.3 Closed-circuit Evaporative Cooling Tower ..................................... 17 Gambar 3.4 Atmospheric Cooling Tower (a) Vertical Spray (b) Horizontal Spray ............................................................................................................................... 18 Gambar 3.5 Hyperbolic Tower ............................................................................ 19 Gambar 3.6 Mechanical Draft Cooling Tower .................................................... 20 Gambar 3.7 Schematic Diagram of a Crossflow Cooling Tower ........................ 21 Gambar 3.8 Schematic Diagram of a Counterflow Cooling Tower .................... 21 Gambar 3.9 Cooling Tower TLC Series Schematic Diagram ............................. 22 Gambar 3.10 Chiller atau Mesin Refrigerasi ....................................................... 25 Gambar 3.11 Kompresor ..................................................................................... 26 Gambar 3.12 Kondensor ...................................................................................... 26 Gambar 3.13 Katup Ekspansi .............................................................................. 27 Gambar 3.14 Evaporator...................................................................................... 27 Gambar 3.15 Siklus Kompresi Uap pada Diagram P-h ....................................... 28 Gambar 3.16 Siklus Kompresi Uap pada Diagram T-s ....................................... 28 Gambar 3.17 Air Handling Unit (AHU).............................................................. 32 Gambar 3.18 Cooling Coil .................................................................................. 34 Gambar 3.19 Blower Fan .................................................................................... 35 Gambar 3.20 Filter AHU ..................................................................................... 36 Gambar 3.21 Ducting .......................................................................................... 37 Gambar 3.22 Clean Room ................................................................................... 40



vii



DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Cooling Tower Pump 1 ........................................................................ 23 Tabel 3.2 Cooling Tower Pump 2 ........................................................................ 23 Tabel 3.3 Spesifikasi Motor Cooling Tower 1 ..................................................... 24 Tabel 3.4 Spesifikasi Motor Cooling Tower 2 ..................................................... 24 Tabel 3.5 Spesifikasi Chiller ................................................................................ 30 Tabel 3.6 Spesifikasi Kompresor ......................................................................... 31 Tabel 3.7 Spesifikasi Pompa ................................................................................ 31 Tabel 3.8 Spesifikasi Motor ................................................................................. 31 Tabel 3.9 Spesifikasi Cooling Coil....................................................................... 34 Tabel 3.10 Spesifikasi HEPA Filter AHU ............................................................ 36 Tabel 3.11 Contoh Kegiatan Untuk Produk dengan Sterilisasi Akhir.................. 38 Tabel 3.12 Contoh Kegiatan Pembuatan Secara Aseptik ..................................... 38 Tabel 3.13 Jumlah Maksimum Partikel di Udara Untuk Tiap Kelas ................... 39



viii



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dari masa ke masa yang semakin maju dan canggih mendorong manusia untuk menciptakan alat-alat yang dapat mempermudah aktifitas manusia. Mesin merupakan alat yang sangat dibutuhkan oleh manusia, pada zaman sekarang ini hampir semua manusia bergantung pada mesin, mulai dari sektor farmasi, sektor pangan, sektor transportasi dan lain sebagainya. Sebagian besar industri pada semua sektor telah menggunakan mesin untuk memudahkan dalam proses manufaktur produk. Kesehatan merupakan salah satu indikator tingkat kesejahteraan manusia sehingga menjadikan sebagai salah satu prioritas dalam pembangunan nasional. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah suatu bentuk upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar dapat terwujud derajat kesehatan masyarakat yang tinggi, serta sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Dalam era pandemi virus Covid saat ini, yang dimana pada industri farmasi dituntut untuk dapat memenuhi peningkatan kebutuhan vitamin, suplemen dan obat untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Industri farmasi dituntut untuk menghasilkan obat yang berkualitas, aman, bersih dan memiliki efek yang sesuai, sehingga salah satu bentuk upaya menghasilkan obat yang sesuai, maka dibutuhkan pengendalian udara untuk memenuhi kondisi ruangan yang dipersyaratkan oleh CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik). Persyaratan tersebut meliputi kualitas udara, sehu, kelembapan dan pergantian udara/jam. Sistem tata udara untuk keperluan industri dibagi menjadi dua golongan yaitu untuk memberikan lingkungan kerja dan untuk mengendalikan suhu, kelembapan dari udara yang dipergunakan dalam proses produksi, penyimpanan dan lingkungan kerja dari mesin. Industri farmasi biasanya menggunakan sistem tata udara AHU (Air Handling Unit) dengan sistem HVAC (Heating Ventilating Air Conditioning). Prinsip kerja dari sistem HVAC adalah 1



2



memindahkan udara dari luar menuju ruangan-ruangan tertentu dengan mengendalikan suhu, kelembapan, ventilasi dan tekanan udara (BPOM, 2006). PT. Organon Pharma Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang farmasi. PT. Organon Pharma Indonesia adalah salah satu perusahaan kesehatan global yang bergerak dalam bidang pengolahan, pengemasan, pengembangan, mengekspor produk farmasi. PT. Organon Pharma Indonesia menjadi perusahaan yang terpisah dari Merck & Co, Amerika Serikat. Tujuan didirikan PT. Organon Pharma adalah untuk memberikan obat-obatan yang berdampak dan sebagai solusi untuk kesehatan setiap hari. PT. Organon Pharma Indonesia memproduksi obat berjenis salep, tablet, liquid, sachet dan blister. Kami mengajukan proposal praktik industri di PT. Organon Pharma Indonesia dengan harapan dapat menimba ilmu dari praktisi dan pakar yang memiliki keahlian serta pengalaman dalam proses pembuatan obat. Berdasarkan pemaparan diatas, PT. Organon Pharma Indonesia khususnya pada Divisi Engineering Service dibentuk dan berjalan pada pemeliharaan dan pengendalian sistem HVAC (Heating Ventilation Air Conditioning) pada PT. Organon Pharma Indonesia Tbk. Oleh sebab itu penulis mengambil topik laporan tentang sistem HVAC (Heating Ventilation Air Conditioning) pada PT. Organon Pharma Indonesia Tbk. 1.2 Tujuan Kegiatan dari praktik industri ini memiliki tujuan yaitu mahasiswa dapat mengetahui pengertian, fungsi, bagian-bagian serta cara kerja dari sistem HVAC (Heating Ventilation Air Conditioning) yang terdapat di PT. Organon Pharma Indonesia Tbk. 1.3 Manfaat Dalam kegiatan praktik kerja industri ini, adapun manfaatnya antara lain: a. Bagi Mahasiswa 1) Memenuhi Satuan Kredit Semester (SKS) yang harus ditempuh oleh mahasiswa sebagai persyaratan akademik di Program Studi S1 Teknik Mesin, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang.



3



2) Memperoleh pengalaman dan wawasan baru yang berguna setelah lulus dari perkuliahan dan bekerja pada industri farmasi atau yang lain. 3) Mahasiswa mengetahui Standar Operasional Perusahaan (SOP) dan fungsi mesin-mesin produksi terutama di bidang industri farmasi. 4) Mahasiswa mengetahui dan mengaplikasikan HSE (Health, Safety, and Environment) atau biasa disebut K3LH pada industri, sehingga mahasiswa dapat disiplin dalam mematuhi peraturan agar tercapainya keselamatan diri saat bekerja. 5) Mahasiswa dapat menerapkan pengetahuan yang telah dimiliki pada kegiatan nyata, dengan demikian akan mengetahui perbandingan antara pengetahuan di bangku kuliah dengan kenyataan di lapangan. 6) Mahasiswa dapat memperdalam dan meningkatkan keterampilan diri yang sesuai dengan ilmu yang dimiliki. 7) Mahasiswa dapat menyiapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dimasa yang akan datang. b. Bagi Institusi 1) Sebagai bahan masukan untuk mengevaluasi sampai sejauh mana kurikulum yang telah diterapkan sesuai dengan ketentuan tenaga kerja yang terampil pada bidangnya. 2) Sebagai sarana pengenalan instansi pendidikan Universitas Negeri Malang khususnya jurusan Teknik Mesin pada badan usaha perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja yang dihasilkan oleh Universitas Negeri Malang. 3) Mencetak calon tenaga kerja yang terampil dan jujur dalam menjalankan tugas. c. Bagi Perusahaan 1) Memanfaatkan sumber daya manusia (SDM) yang potensial. 2) Sebagai sarana untuk memberikan kriteria tenaga kerja yang dibutuhkan oleh badan usaha yang terkait. 3) Sebagai sarana untuk mengetahui kualitas pendidikan yang ada di Universitas Negeri Malang.



4



4) Sebagai sarana untuk menjembatani hubungan kerja sama antara perusahaan dengan Universitas Negeri Malang di masa yang akan datang, khususnya mengenai rekruitmen tenaga kerja. 1.4 Metodologi Penulisan Metodelogi yang digunakan pada penyusunan laporan kerja praktek ini adalah: a. Studi Literatur Penulis mencatat dan memanfaatkan referensi berupa katalog, arsip-arsip, dan buku buku. Referensi diperoleh dari perpustakaan atau dokumen perusahaan. b. Metode Interview Penulis mengumpulkan data melalui wawancara atau menanyakan secara langsung kepada narasumber. Tujuannya untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan secara langsung dan jelas. c. Metode Observasi Penulis memperoleh data melalui pengamatan langsung pada objek sehingga dapat mengamati objek dari jarak dekat disertai pencatatan mengenai pengertian dan fungsi objek dengan singkat dan jelas.



BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN



2.1 Sejarah Perusahaan Perusahaan didirikan berdasarkan Undang-Undang Penanaman Modal Asing No. 1 tahun 1967 yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 11 tahun 1970 berdasarkan Akta Notaris No. 17 tanggal 7 Maret 1972 dari Djojo Muljadi, S.H. Akta Pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. Y.A.5/72/5, tanggal 26 Oktober 1972, dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 2 tanggal 5 Januari 1973, Tambahan No. 13. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami perubahan dengan Akta Notaris No. 34 tanggal 25 Juni 2015 dari Dr. Teddy Anwar, S.H. yang telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-AH.01.03-0950940 tanggal 13 Juli 2015, Akta Notaris No. 115 tanggal 26 Desember 2018 dari Dr. Teddy Anwar, S.H. yang telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat keputusan No. AHU-AH.01.030028532 tanggal 16 Januari 2019 dan terakhir Akta Notaris No. 18 tanggal 6 Januari 2021dari Jimmy Tanal S.H., M.KN., yang telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat keputusan No. AHUAH.01.03-0024717 tanggal 15 Januari 2021 mengenai perubahan nama Perseroan menjadi PT. Organon Pharma Indonesia Tbk. PT Organon Pharma Indonesia, Tbk adalah salah perusahaan kesehatan global yang bergerak dalam bidang pengolahan, pengemasan, dan pengembangan produk farmasi; mempromosikan dan mengekspor produk farmasi. PT Organon Pharma Indonesia, Tbk mulai beroperasi secara komersial pada bulan Januari 1975. PT Organon Pharma Indonesia, Tbk menjadi perusahaan yang terpisah dari Merck & Co, Amerika Serikat. Kantor pusat PT Organon Pharma Indonesia, Tbk berlokasi di Wisma BNI 46, Lt. 27 Jalan Jendral Sudirman Kav. 1, Jakarta 10220 dan tempat produksinya berlokasi di Pandaan, Jawa Timur.



5



6



Gambar 2.1 Sejarah Perkembangan PT. Organon Pharma Indonesia, Tbk Sumber: (Data Perusahaan,2022)



Organon dipilih sebagai nama perusahaan kami untuk mengomunikasikan janji masa depan, sambil berlabuh pada warisan inovasi dalam kesehatan wanita Kata organon berakar dari bahasa Yunani kuno dan berarti “alat untuk memperoleh pengetahuan”. Organon menjadi nama perusahaan asal Belanda yang berdiri pada tahun 1923, tumbuh sebagai inovator Eropa dan dikenal di bidang kesehatan wanita. Organon berada di garis depan inovasi dalam kesehatan reproduksi wanita. Organon diakuisisi pada 2007 oleh Schering-Plough dan menjadi bagian dari Merck dan MSD pada merger 2009. Sekarang, nama tersebut telah diremajakan untuk perusahaan baru dengan tautan penting ke masa lalu dalam hal produk dan semangat untuk kesehatan wanita.



Gambar 2.2 Logo PT. Organon Pharma Indonesia, Tbk Sumber: (Data Pribadi,2022)



Logo Organon mencakup ikon multi-segi, terdiri dari pola titik dan garis. "Titik" menyampaikan fokus perusahaan pada berbagai kondisi dengan titik pusat mewakili kesehatan wanita. Elemen "tanda hubung" mewakili visi merek dan nilainilai perusahaan, termasuk komitmen untuk meningkatkan kehidupan masyarakat, visi yang lebih baik dan lebih sehat setiap hari untuk setiap wanita dan misi untuk



7



memberikan obat-obatan dan solusi yang berdampak untuk hidup yang lebih sehat setiap



hari.



Bersama-sama,



bentuk



geometris



menciptakan



ikon



yang



mengomunikasikan integrasi hari ini—siapa kita, apa yang kita perjuangkan, dan obat-obatan serta produk lain yang kita produksi—dengan visi kita untuk masa depan, sebagai satu kesatuan yang khas dan menarik. Tujuan didirikan PT Organon Pharma Indonesia, Tbk adalah untuk memberikan obat-obatan yang berdampak dan solusi untuk kesehatan setiap hari. Perusahaan membangun fondasi kuat dengan lebih dari 60 obat-obatan dan produk lainnya di berbagai bidang termasuk kesehatan reproduksi, penyakit jantung, dermatologi, alergi dan asma. PT Organon Pharma Indonesia, Tbk membawa terapi penting ini ke seluruh dunia, dengan jejak internasional yang melayani orang-orang di lebih dari 140 pasar. Perusahaaan percaya dengan keragaman bisnis untuk menyediakan mesin pertumbuhan yang berkelanjutan sehingga PT Organon Pharma Indonesia, Tbk dapat terus berinvestasi dan memajukan obat-obatan dan perawatan baru untuk wanita yang sangat dibutuhkan. 2.2 Visi dan Misi Perusahaan 2.2.1. Visi Perusahaan Visi dari PT Organon Pharma Indonesia, Tbk adalah membuat perbedaan dalam kehidupan manusia di seluruh dunia melalui obat-obatan, vaksin, dan produk kesehatan untuk hewan yang inovatif. PT. Organon Pharma Indonesia, Tbk berkomitmen



untuk



menjadi



perusahaan



biofarmasi



terkemuka



yang



mengedepankan riset intensif. Perusahaan juga berusaha sebaik mungkin untuk menghadirkan inovasi dan solusi utama sekarang dan di masa depan. 2.2.2. Misi Perusahaan Misi dari PT Organon Pharma Indonesia, Tbk yaitu untuk menemukan, mengembangkan, dan menyediakan produk serta layanan inovatif yang dapat menyelamatkan hidup dan meningkatkan kualitasnya di seluruh dunia serta memberikan obat-obatan yang berdampak dan solusi untuk hidup yang lebih sehat setiap hari. 2.2.3. Nilai Keberlanjutan Berefleksi kepada komitmen perusahaan untuk mengelola aspek lingkungan hidup, sosial dan tata kelola, serta fokus kepada pendekatan tanggungjawab sosial



8



perusahaan di empat area utama yang paling relevan terhadap bisnis dan masyarakat yaitu: a.



Akses kepada kesehatan



b.



Karyawan



c.



Keberlangsungan lingkungan hidup



d.



Etika dan Nilai-nilai



2.2.4. Produk dari PT. Organon Pharma Indonesia, Tbk Produk obat-obatan yang dihasilkan di PT. Organon Pharma Indonesia, Tbk dipasarkan di berbagai negara, yang dimana 10% hasil produksi obat dipasarkan ke Indonesia dan 90% hasil produksi obat dipasarkan ke berbagai negara yaitu Filipina, Malaysia, Singapura, Vietnam, Myanmar, Srilanka, Taiwan, Hong kong, Korea Selatan, Selandia Baru dan Australia. Produk obat-obatan yang di produksi di PT. Organon Pharma Indonesia, Tbk yaitu sebagai berikut. a. Obat pereda alergi: Claritin & Singulair b. Obat pereda nyeri: Arcoxia c. Obat penurun kolesterol: Vytorin & Zocor d. Obat tekanan darah tinggi: Cozaar, Hyzaar & Fortzaar e. Obat untuk penyakit HIV: Isentress & Strocrin f. Obat penyakit kulit (derma): Diprogenta, Elocon & Diprosone g. Obat penyakit Parkinson: Sinemet h. Obat diabetes: Januvia i. Obat gejala hyperplasia prostat ringan: Procar j. Obat penenang (depresi): Remeron



9



2.3 Struktur Organisasi Perusahaan



Gambar 2.3 Struktur Organisasi PT. Organon Pharma Indonesia, Tbk Sumber: (Data Perusahaan,2022)



Gambar 2.4 Struktur Divisi PT. Organon Pharma Indonesia, Tbk Sumber: (Data Perusahaan, 2022)



Jobdesk dari setiap divisi di PT. Organon Pharma Indonesia, Tbk adalah sebagai berikut. a. Pemimpin IPT A & IPT B bertanggung jawab untuk menciptakan dan memelihara lingkungan yang memastikan kualitas dan persyaratan kepatuhan terhadap peraturan yang menjadi perhatian utama dan sekunder dalam semua operasi. b. Pemimpin SCM (Supply Chain Management) bertanggung jawab atas perencanaan produksi, pembaruan, manajemen acara, pengadaan, dan aktivitas



10



penjadwalan untuk Tim Proses Terintegrasi atau Integrated Process Team (IPT). Memastikan bahwa bahan baku dan komponen tersedia untuk produksi. Merupakan area yang bertanggung jawab untuk Site Center of Leadership Excellence Team (CoE) dan bertanggung jawab atas perencanaan, penjadwalan, pembelian, distribusi, dan logistik. c. Pemimpin ES (Enginnering Service) bertanggung jawab untuk rekayasa dan pemeliharaan peralatan dan utilitas di lokasi. d. Pemimpin GP (Good Practice) bertanggung jawab untuk mengembangkan organisasi pengadaan yang kuat dan membangun sistem pengadaan yang patuh dan efektif. e. Pemimpin EHS (Environment Health & Safety) bertanggung jawab untuk memberikan kepemimpinan dan bimbingan untuk memenuhi persyaratan sistem EHS di lokasi Pandaan, yang meliputi manajemen EHS, kepatuhan & interpretasi



hukum,



manajemen



risiko



tinggi,



manajemen



proyek



rekayasa/konstruksi, manajemen perubahan, tinjauan EHS untuk desain produk dan peralatan. f. Pemimpin External Affairs & Compliance bertanggung jawab atas pengembangan dan manajemen hubungan dengan portofolio pemangku kepentingan eksternal utama. Ini termasuk pemasok strategis, pelanggan, dan lembaga pemerintah. Pemimpin Kepatuhan Bisnis bertanggung jawab untuk memastikan semua proses dan praktik bisnis untuk mematuhi kode MSD dan persyaratan pemerintah untuk perilaku bisnis. Pemimpin akan membantu manajemen pabrik untuk memastikan penerapan praktik GMP (Good Manufacturing Process) di lokasi. g. Pemimpin GTO (Global Technical Operations) bertanggung jawab untuk memimpin operasi GTO di lokasi Pandaan dan untuk sistem operasional validasi proses, validasi pembersihan, kontrol perubahan proses, transfer teknologi dan bantuan teknis implementasi produk baru. h. Pemimpin Portofolio bertanggung jawab untuk mengelola proyek wilayah atau fungsi dari inisiasi hingga realisasi. Bertindak sebagai pemimpin untuk proyek lain dalam portofolio wilayah untuk membantu PMS (Performance Measurement System) sesuai kebutuhan dan pemasaran. Meninjau semua



11



portofolio proyek untuk keselarasan, kapasitas dan kemajuan. Inisiatif Pemimpin dan titik kontak. Menjalankan inisiatif untuk daerah. Menggunakan pengetahuan proses MPS (Master Production Schedule) dan manufaktur yang kuat adalah inti dari inisiatif global di kawasan ini. i. Pemimpin Site Controller bertanggung jawab untuk memberikan layanan pelaporan keuangan dan manajemen lengkap kepada lokal, perusahaan, dan AS untuk OMS Indonesia termasuk analisis pengeluaran dan TTI, analisis varian manufaktur, tinjauan dan pengendalian modal, serta pemantauan inventaris dan pengeluaran untuk memastikan target keuangan dan operasional yang direncanakan tercapai. j. Pemimpin A&IT (Automation & Information Technology) bertanggung jawab untuk memberikan kepemimpinan dan arahan pada strategi dan program yang mendukung operasi manufaktur di lokasi Pandaan dan persyaratan bisnis, serta memastikan bahwa tujuan tercapai dan memenuhi persyaratan kepatuhan, dengan biaya ekonomis dan pasokan berkelanjutan yang andal kepada pelanggan. k. Pemimpin HRBP (Human Resources Business Partner) bertanggung jawab atas akuntabel untuk pembuatan, implementasi yang efektif dan pengiriman yang efisien dari solusi khusus dan layanan standar ke portofolio yang ditugaskan dari organisasi klien di lokasi secara mendalam dengan pemahaman klien dan penilaian berkelanjutan dari kebutuhan, mengingat arah dan perubahan organisasi, membangun dan mempertahankan kemampuan klien untuk mengeksekusi strategi bisnis dan memastikan keselarasan dan integrasi dengan strategi dan program karyawan perusahaan secara keseluruhan. l. Pemimpin Quality bertanggung jawab untuk merencanakan, mengarahkan, dan mengelola semua fungsi kualitas dan peraturan dari wilayah Indonesia untuk memastikan kepatuhan terhadap semua standar/persyaratan peraturan perusahaan yang sesuai. Mengarahkan sistem penjaminan mutu dan pengendalian Pabrik Farmasi. Memastikan bahwa kegiatan dan proses sesuai dengan peraturan dan kebijakan perusahaan atau otoritas yang relevan. Memastikan bahwa produk berkualitas memenuhi persyaratan pelanggan.



12



m. Pemimpin Sekretaris Wilayah bertanggung jawab atas semua korespondensi, pembuatan laporan, penanganan dokumen termasuk menjaga kerahasiaannya, mengatur perjalanan dan akomodasi, memperbarui file dan membantu Direktur Pabrik.



BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Pengertian sistem HVAC (Heating, Ventilating, and Air Conditioning) Sistem HVAC (Heating, Ventilating, and Air Conditioning) merupakan suatu sistem yang mengondisikan lingkungan melalui pengendalian suhu udara, kelembaban udara, tekanan udara dan sistem filtrasi udara. Sistem HVAC (Heating, Ventilating, and Air Conditioning) disebut sebagai “sistem” dikarenakan didalam sistem HVAC (Heating, Ventilating, and Air Conditioning) terdapat beberapa mesin/alat yang dimana setiap mesin/alat memiliki fungsi berbeda-beda yang terintegrasi dengan membentuk suatu sistem tata udara yang dapat mengontrol suhu udara, kelembaban udara, tekanan udara, tingkat kebersihan udara dan pola aliran udara (Priyambodo, 2014). Sistem HVAC (Heating, Ventilating, and Air Conditioning) pada awalnya ditemukan oleh Dr. John Gorrie pada tahun 1851 di Amerika Serikat berbentuk mesin pendingin. Mesin pendingin digunakan untuk keperluan industri pada tahuan 1880-an yang dimana digunakan untuk membekukan daging dan membuat es. Pada tahun 1900-an terdapat inisiatif baru tentang penggunaan mesin pendingin untuk menjaga kesejukan didalam bangunan yang dimana dapat membuat kenyamanan orang-orang yang berada didalam bangunan (McDowall, 2006). Konsumsi pemakaian energi listrik pada suatu bangunan gedung umumnya adalah sebagai berikut: (Suhendi, 2016) • • • • •



55 – 70% untuk sistem tata udara atau sistem HVAC (Heating, Ventilating, and Air Conditioning). 15 – 18% untuk sistem penerangan. 5 – 10% untuk alat transportasi gedung. 2 – 5% untuk sistem air. 1 – 2% untuk peralatan dan perlengkapan kantor.



Sistem HVAC (Heating, Ventilating, and Air Conditioning) memiliki peranan penting pada industri farmasi, antara lain: (Priyambodo, 2014) •



Untuk memberikan perlindungan terhadap lingkungan pembuatan produk.







Untuk memastikan obat yang dihasilkan bermutu tinggi.







Untuk memberikan lingkungan kerja yang nyaman bagi pegawai.



13



14







Untuk memberikan perlindungan terhadap lingkungan yang terdapat bahanbahan berbahaya. Variabel – variabel udara yang diatur dalam sistem HVAC adalah sebagai



berikut (Saputra, 2020). 1.



Temperature Temperature adalah suatu ukuran yang digunakan untuk menyatakan panas



atau dinginnya suatu udara yang terdapat di ruangan. Dalam sistem HVAC variabel temperature diatur sesuai dengan kriteria ruangan yang sudah ditetapkan. Contohnya ruangan produksi menggunakan speksifikasi temperature 22°C ± 4 °C. 2.



Relative Humidity Relative Humidity adalah rasio kelembapan yang digunakan untuk



menunjukan banyak presentasi kadar uap air yang terdapat di udara. Kelembapan udara bergantung pada suhu ruangan. Relative humidity merupakan perbandingan dari jumlah uap air yang terdapat di udara dengan jumlah uap air yang baik pada temperature yang sama. Kelembapan ini di atur sesuai dengan kriteria ruangan. Contohnya pada ruangan produksi menggunakan spesifikasi kelembapan relative sebesar 50% ± 10 %. 3.



Kecepatan Udara (Air Velocity) Kecepatan udara adalah banyaknya udara yang masuk ke ruangan. Air



velocity yang terlalu lambat akan menyebabkan pencemaran pada ruangan dan juga menyebabkan temperatur ruangan akan naik. 4.



Kebersihan (Cleanliness) Kebersihan udara di dalam ruangan harus di jaga agar udara didalam ruangan



tidak tercemar oleh partikel-partikel yang terdapat di dalam ruangan dengan melakukan sirkulasi udara melalui ventilasi untuk menghilangkan zat-zat tercemar pada ruangan. 3.2 Bagian-bagian dari sistem HVAC (Heating, Ventilating and Air Conditioning) Berikut ini adalah bagian-bagian yang terdapat pada sistem HVAC. 3.3.1



Cooling Tower Cooling Tower merupakan sebuah alat atau perangkat yang digunakan untuk



menghilangkan panas dengan cara mentransfer panas yang tidak diinginkan ke



15



atmosfir lingkungan sekitar. Cooling Tower menggunakan proses penguapan dari air untuk membuang panas yang tidak inginkan untuk mendinginkan cairan. Air yang akan didinginkan didistribusikan di dalam menara dengan beberapa metode yaitu spray nozzle, splash bars, film-type fill yang dapat memaparkan area permukaan air yang sangat besar ke atmosfer. Udara atmosfer disirkulasikan oleh (1) kipas, (2) arus konvektif, (3) hembusan alami angin, (4) efek induksi dari semprotan (Nicklas, 2016). Berikut merupakan klasifikasi umum dari Cooling Tower yang dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut.



Gambar 3.1 Klasifikasi Cooling Tower Sumber: (Mulyandasari, 2011)



3.3.1.1 Classification by Build a.



Package Type Cooling Tower ini biasanya telah dirakit sebelumnya dan dapat dengan



mudah diangkut dengan truk, karena Cooling Tower jenis ini merupakan alat yang ringkas (compact machines). Cooling Tower jenis ini banyak digunakan pabrik pengolahan makanan, pabrik tekstil, bangunan seperti rumah sakit, hotel, mal, pabrik pengolahan kimia, pabrik otomotif, dll. Hal ini dikarenakan karena kapasitas Cooling Tower jenis ini terbatas (Mulyandasari, 2011). b.



Field Erected Type



16



Cooling Tower jenis ini biasanya banyak digunakan dan lebih disukai untuk penggunaan pada pembangkit listrik, pabrik pengolahan baja, kilang minyak bumi, dan pabrik petrokimia (Mulyandasari, 2011). Cooling Tower ini memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan Cooling Tower jenis Package Type. 3.3.1.2 Classification based on heat transfer methode a.



Wet Cooling Tower Cooling Tower jenis ini beroperasi berdasarkan prinsip penguapan



(evaporation). Fluida kerja dan fluida yang diuapkan (biasanya air) adalah satu dan sama, seperti yang dapat dilihat pada Gambar 3.2. Wet Cooling Tower dapat mendinginkan air hangat ke temperatur yang lebih rendah dari udara ambien suhu bola kering (Dry-bulb temperature) jika udara relatif kering (Mulyandasari, 2011).



Gambar 3.2 Schematic Diagram Wet Cooling Tower Sumber: (ASHRAE, 2000)



b.



Dry Cooling Tower Dry Cooling Tower dioperasikan dengan perpindahan panas melalui



permukaan yang memisahkan fluida kerja dari udara ambien seperti di dalam tabung ke penukar panas udara dan memanfaatkan perpindahan panas konvektif. Dry Coling Tower dioperasikan dengan perpindahan panas yang membagi cairan



17



pendingin dari udara dengan cara sepenuhnya menggunakan udara untuk mendinginkan dan tidak menggunakan proses penguapan. c.



Fluid Cooler Cooling Tower jenis ini melewatkan fluida kerja melalui rangkaian tabung,



dimana air bersih disemprotkan dan hembusan udara dari kipas (blower). Kinerja perpindahan panas yang dihasilkan mendekati dengan jenis Wet Cooling Tower, dengan keuntungan yang sama seperti dry cooling yaitu untuk melindungi fluida kerja dari paparan serta kontaminasi dari lingkungan sekitar. Selain itu Cooling Tower jenis ini melibatkan kontak tidak langsung antara fluida yang dipanaskan dan atmosfir yang dapat dilihat pada Gambar 3.3.



Gambar 3.3 Closed-circuit Evaporative Cooling Tower Sumber: (ASHRAE, 2000)



3.3.1.3 Classification based on air draft a.



Atmospheric Tower Atmospheric Tower terdiri dari ruang persegi panjang dan besar dengan dua



dinding louvered yang berlawanan. Udara atmosfer memasuki Menara melalui kisikisi yang digerakkan oleh kecepatan dari udaranya sendiri (Mulyandasari, 2011). Atmospheric Tower ini tergolong terjangkau akan tetapi memiliki tingkat efisiensi



18



yang rendah. Kinerja dari menara atmosfer ini sangat bergantung pada arah dan kecepatan angin. Selain itu efek aspirasi semprotan air, baik vertikal maupun horizontal, lihat pada Gambar 3.4, menginduksi aliran udara melalui menara dalam pola aliran paralel.



(a)



(b)



Gambar 3.4 Atmospheric Cooling Tower (a) Vertical Spray (b) Horizontal Spray Sumber: (ASHRAE, 2000)



b.



Natural Draft Tower Menara ini (Natural Draft atau hyperbolic cooling tower) memanfaatkan



perbedaan suhu antara udara sekitar dan udara yang lebih panas di dalam menara. Pada saat udara panas bergerak ke atas melalui menara (karena udara panas akan naik), udara dingin segar ditarik ke dalam menara melalui saluran masuk udara di bagian bawah. Cara perpindahan panas pada menara ini berupa counterflow, crossflow atau parallel flow (ASHRAE, 2000).



19



Gambar 3.5 Hyperbolic Tower Sumber: (ASHRAE, 2000)



c.



Mechanical Draft Cooling Tower Karena bentuknya yang besar, kesulitan konstruksi dan biaya, menara draft



alami (Natural Draft Tower) telah banyak digantikan oleh menara draft mekanis (Mechanical Draft Cooling Tower). Menara draft mekanis memiliki kipas besar yang berfungsi untuk memaksa atau menarik udara melalui air yang disirkulasikan. Air jatuh ke bawah diatas permukaan pengisi, yang membantu meningkatkan waktu kontak antara air dan udara. Laju pendinginan menara draft mekanis bergantung pada beberapa parameter seperti diameter kipas dan kecepatan operasi, pengisian untuk risistansi sistem, dll (Mulyandasari, 2011).



20



Gambar 3.6 Mechanical Draft Cooling Tower Sumber: (ASHRAE, 2000)



3.3.1.4 Classification based on air flow pattern a.



Crossflow Crossflow merupakan sebuah desain dimana aliran udara diarahkan tegak



lurus terhadap aliran air. Aliran udara memasuki satu atau lebih permukaan vertical menara pendingin untuk memenuhi bahan pengisi. Air mengalir (tegak lurus ke udara) melalui pengisian dengan bantuan gravitasi. Udara terus mengalir melalui pengisi dan dengan demikian melewati air ke area open plenum (dapat dilihat pada Gambar 3.7) Sebuah distribusi atau bak air panas yang terdiri dari panic yang dalam dengan lubang atau nozel di bagian bawah digunakan dalam menara crossflow. Gravitasi mendistribusikan air melalui nozel secara merata di seluruh bahan pengisi (Mulyandasari, 2011).



21



Gambar 3.7 Schematic Diagram of a Crossflow Cooling Tower Sumber: (Chemengineering, 2017)



b.



Counterflow Desain pada Counterflow Cooling Tower, arah aliran udara secara langsung



berlawanan dengan aliran air yang dapat dilihat pada Gambar 3.8. Aliran udara pertama memasuki area terbuka di bawah media pengisi dan kemudian ditarik secara vertical. Air disemprotkan melalui nozel bertekanan dan mengalir kebawah melalui pengisi, berlawanan dengan aliran udara.



Gambar 3.8 Schematic Diagram of a Counterflow Cooling Tower Sumber: (Chemengineering, 2017)



22



3.3.1.5 Spesifikasi Cooling Tower pada PT. Organon Pharma Indonesia, Tbk Cooling Tower yang digunakan pada PT. Organon Pharma Indonesia, Tbk adalah menggunakan merek Liang chi, dengan model yaitu TLC Series. Jenis Cooling Tower tersebut merupakan tipe Induced Draft Cross Flow dengan tingkat kebisingan yang rendah. Cooling Tower pada PT. Organon Pharma Indonesia, Tbk digunakan untuk mendinginkan air kondensat (Condenser Water) dari Kondensator di dalam Chiller melalui sistem perpipaan. Kemudian air kondensat yang sudah melewati proses pendinginan di Cooling Tower akan dipompa dan dikembalikan ke kondenser di dalam Chiller.



Gambar 3.9 Cooling Tower TLC Series Schematic Diagram Sumber: (Liang Chi Catalogue, 2019)



3.3.1.6 Spesifikasi Pompa Cooling Tower pada PT. Organon Pharma Indonesia, Tbk Agar fluida pada Cooling Tower dapat mengalir (bersirkulasi), maka diperlukan alat yaitu pompa. Cooling Tower yang terdapat di PT. Organon Pharma Indonesia, Tbk menggunakan bantuan dua buah pompa untuk mersirkulasi aliran fluida yang dimana memiliki spesifikasi sebagai berikut.



23



-



Cooling Tower Pump 1



Tabel 3.1 Cooling Tower Pump 1



Merek



: Ebara Pump



No



: P101113-02



Date



: 08-Nop



Model



: 200x150 FS4J4



Capacity



: 109 L/S



Head



: 20 m



Speed



: 1450 rpm



Bearing



: 6303



Sumber: (Data Perusahaan, 2022)



-



Cooling Tower Pump 2



Tabel 3.2 Cooling Tower Pump 2



Merek



: Ebara Pump



No



: P101631-1



Date



: 08-Nop



Model



: 200x150 FS4J4



Capacity



: 109 L/S



Head



: 20 m



Speed



: 1450 rpm



Bearing



: 6303



Sumber: (Data Perusahaan, 2022)



3.3.1.7 Spesifikasi Motor Listrik Penggerak Pompa Cooling Tower pada PT. Organon Pharma Indonesia, Tbk Sedangkan untuk menggerakkan pompa tersebut, diperlukan alat penggerak untuk memutar propeller yang terdapat di dalam housing pompa. Alat penggerak yang digunakan berupa motor listrik asinkronus 3 fasa (dimana masing-masing pompa memiliki 1 buah motor listirk) dengan spesifikasi sebagai berikut.



24



-



Motor Cooling Tower 1



Tabel 3.3 Spesifikasi Motor Cooling Tower 1



type



: SGA200L-4



duty



: S1



Volt



Connection



380-415



INS.CL.F IP 55



EFF 2



Hz



KW



RPM



A



COS φ



EFF %



DELTA



50



30



1477



54,5



0,87



91,4



660-720



STAR



50



30



1477



31,4



0,87



91,4



440-480



DELTA



60



33



1772



54,5



Sumber: (Data Perusahaan, 2022)



-



Bearing



: 6312 – c3



Ambient Temp.



: 40 ºC



Weight



: 260 kg



Production no.



: M34045003SGA/405



Serial no.



: 901706/008 – 8



Motor Cooling Tower 2



Tabel 3.4 Spesifikasi Motor Cooling Tower 2



type



: SGA200L-4



duty



: S1



Volt



Connection



380-415



INS.CL.F IP 55



EFF 2



Hz



KW



RPM



A



COS φ



EFF %



DELTA



50



30



1477



54,5



0,87



91,4



660-720



STAR



50



30



1477



31,4



0,87



91,4



440-480



DELTA



60



33



1772



54,5



Sumber: (Data Perusahaan, 2022)



Bearing



: 6312 – c3



Ambient Temp.



: 40 ºC



Weight



: 260 kg



Production no.



: M34045003SGA/405



Serial no.



: 901706/008 – 1



25



3.3.2



Chiller



Gambar 3.10 Chiller atau Mesin Refrigerasi Sumber: (Trane, 2012)



Chiller atau mesin refrigerasi merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk menghasilkan media pendinginan utama bangunan gedung bertingkat atau tidak bertingkat ataupun ruangan yang tertutup dengan pemakaian energi secara langsung berupa energi listrik, termal dan mekanis untuk menghasilkan output berupa air yang dingin atau bertemperatur rendah dan pengeluaran kalor ke udara luar (atmosfir) melalui menara pendingin atau cooling tower (Wilastari, 2021). Chiller atau mesin refrigerasi memiliki beberapa komponen utama sebagai berikut: a.



Kompresor Kompresor adalah suatu alat yang digunakan untuk menggerakkan sistem



refrigerasi agar dapat mempertahankan perbedaan tekanan antara sisi tekanan rendah dan sisi tekanan tinggi dari sistem, serta kompresor dapat digunakan untuk mengkompresikan refrigeran dengan fase uap bertekanan dan bertemperatur rendah keluaran dari evaporator yang masuk ke kompresor dan keluar kompresor menjadi refrigeran dengan fase uap bertekanan dan bertemperatur tinggi.



26



Gambar 3.11 Kompresor Sumber: (Trane, 2012)



b.



Kondensor Kondensor adalah suatu alat yang digunakan untuk penerimaan refrigeran



dengan fase uap yang bertekanan dan bertemperatur tinggi dari kompresor dan untuk mendinginkan uap refrigeran bertekanan dan bertemperatur tinggi ke titik embunnya dengan cara melepaskan kalor laten penguapannya. Kalor laten penguapan adalah kalor yang diperlukan untuk mengubah cairan menjadi uap pada temperatur dan tekanan tertentu, sehingga menyebabkan uap berubah menjadi cairan.



Gambar 3.12 Kondensor Sumber: (Trane, 2012)



c.



Katup ekspansi Katup ekspansi adalah suatu alat yang digunakan untuk mengekspansikan



refrigeran yang bertekanan dan bertemperatur tinggi sampai mencapai tingkat keadaan refrigeran yang bertekanan dan bertemperatur rendah, serta katup ekspansi juga digunakan untuk mengatur volume refrigeran yang sesuai dengan kapasitas dari evaporator. Katup ekspansi membuka saluran sesuai dengan volume refrigeran yang diperlukan oleh evaporator, sehingga refrigeran dapat menguap sempurna pada saat keluar dari evaporator. Apabila katup ekspansi membuka terlalu lebar, maka refrigeran tidak menguap sempurna, sehingga refrigeran yang masuk kedalam kompresor mengandung cairan dan jika jumlah refrigeran yang mencair memiliki



27



volume yang besar, maka akan terjadi proses kompresi cairan yang dapat merusak kompresor.



Gambar 3.13 Katup Ekspansi Sumber: (Trane, 2012)



d.



Evaporator Evaporator adalah suatu alat yang digunakan untuk menguapkan refrigeran



dengan fase cair melalui media fluida berupa air atau udara, sehingga terjadi perpindahan kalor dari media fluida berupa air atau udara ke refrigeran dan media fluida berupa air atau udara tersebut menjadi dingin.



Gambar 3.14 Evaporator Sumber: (Trane, 2012)



3.3.2.1. Prinsip Kerja Chiller Prinsip kerja dari chiller atau mesin refrigerasi yaitu sebagai berikut.



28



Gambar 3.15 Siklus Kompresi Uap pada Diagram P-h Sumber: (Pratama, 2020)



Gambar 3.16 Siklus Kompresi Uap pada Diagram T-s Sumber: (Pratama, 2020)



a.



Proses kompresi (proses 1-2) Proses kompresi terjadi di kompresor yang dimana langkah 1-2 berlangsung



secara isentropik adiabatik (isentropik atau entropi konstan). Kondisi awal refrigeran pada saat masuk kedalam kompresor berupa gas panas lanjut yang bertekanan rendah dan setelah refrigeran mengalami kompresi, maka refrigeran akan menjadi gas panas lanjut bertekanan dan bertemperatur tinggi. b.



Proses desuperheating (proses 2-2a) Proses desuperheating atau proses penurunan temperatur gas panas lanjut



menjadi gas jenuh yang dimana refrigeran mengalami penurunan temperatur pada



29



tekanan yang tetap, hal ini disebabkan adanya kalor yang mengalir dari refrigeran ke lingkungan. c.



Proses kondensasi (proses 2a-3a) Proses kondensasi terjadi pada tahap 2a-3a yang berlangsung didalam



kondensor yang dimana pada proses ini gas jenuh mengalami perubahan fase menjadi cair jenuh dan proses ini berlangsung pada temperatur dan tekanan tetap. Proses kondensasi ini terjadi perpindahan kalor dari kondensor ke lingkungan karena temperatur kondensor lebih tinggi daripada temperatur udara luar. Proses yang berlangsung pada temperatur tetap disebut isotermal dan proses yang berlangsung pada tekanan tetap disebut isobarik. d.



Proses pendinginan lanjut (proses 3a-3) Proses pendinginan lanjut merupakan proses penurunan temperatur refrigeran



dari keadaan refrigeran cair. Proses pendinginan lanjut berlangsung pada tekanan yang konstan yang dimana proses ini diperlukan untuk memastikan kondisi refrigeran yang keluar dari kondensor berada dalam fase cair untuk memudahkan mendistribusikan refrigeran kedalam katup ekspansi. e.



Proses penurunan tekanan (proses 3-4) Proses penurunan tekanan terjadi pada tahap 3-4 yang berlangsung didalam



katup ekspansi secara isoentalpi (entalpi konstan). Refrigeran berupa fase cair mengalir menuju katup ekspansi dan mengalami penurunan tekanan dan temperatur, sehingga temperatur dari refrigeran lebih rendah dari temperatur lingkungan yang dimana pada tahap ini refrigeran mulanya berfase cair menjadi fase campuran cair dan gas, dikarenakan proses ini berlangsung secara isoentalpi. f.



Proses penguapan/evaporasi (proses 4-1a) Proses penguapan/evaporasi terjadi pada tahap 4-1a yang dimana proses ini



berlangsung di evaporator secara isobar (tekanan konstan) dan isotermal (temperatur konstan). Refrigeran yang berada dalam fase campuran cair dan gas mengalir ke evaporator dengan menerima kalor dari lingkungan, sehingga akan mengubah fase refrigeran dari yang semula campuran cair dan gas menjadi fase gas jenuh. g.



Proses pemanasan lanjut (proses 1a-1)



30



Proses pemanasan lanjut terjadi pada tahap 1a-1 yang dimana pada proses ini refrigeran meninggalkan evaporator dengan mengalami pemanasan lanjut sebelum memasuki kompresor. Kondisi tersebut bertujuan untuk memastikan refrigeran berada dalam keadaan fase gas agar pada saat proses kompresi dapat berjalan dengan baik. 3.3.2.2. Spesifikasi Chiller pada PT. Organon Pharma Indonesia, Tbk Spesifikasi chiller yang digunakan pada PT. Organon Pharma Indonesia, Tbk sebagai penunjang sistem HVAC (Heating, Ventilating, and Air Conditioning) adalah sebagai berikut. •



Mesin chiller



Tabel 3.5 Spesifikasi Chiller



Model Merk Power supply Nominal cooling capacity Nominal heating capacity Gross cooling input power Gross heating input power Heat reclaim capacity Netto Refrigerant type Refrigerant charge Max. working pressure high Max. working pressure low Coeficient of performance Energy coeficient ratio Outer dimension Production number Date of production



RCUG570WHYZ-E HITACHI 380 V, 3 Phase, 50 Hz 1755 Kw 369,5 Kw 8964 kg R 407c 3 x 70 kg 2,5 MPa 1,3 MPa 4,75 4088 x 2134 x 1877 mm UA 70008740 2012



Sumber: (Data Perusahaan, 2022)







Kompresor Kompresor yang digunakan pada mesin chiller PT. Organon Pharma Indonesia, Tbk adalah Hitachi Semi Hermetic Screw Compressor yang dimana pada kompresor tersebut menggunakan sistem screw (ulir) yang berputar untuk mengkompres udara yang masuk.



31



Tabel 3.6 Spesifikasi Kompresor



Mode Refrigerant Max. working pressure Discharge volume Oil charge Weight Speed



Ascew-170z R-407C 3,3 MPa 591,1 m³/h 15 L 1200 kg 2880 rpm



Sumber: (Data Perusahaan, 2022)







Pompa Pompa digunakan untuk mengalirkan fluida (air) dari evaporator menuju ke AHU (Air Handling Unit).



Tabel 3.7 Spesifikasi Pompa



Merk No Date Model Capacity Head Speed Bearing



Ebara P101203-2 08-Nop 150 x 125 FS4L4 70 L/S 40 m 1450 rpm 6309



Sumber: (Data Perusahaan, 2022)







Motor Motor digunakan untuk menggerakkan pompa tersebut yang dimana diperlukan alat penggerak untuk memutar propeller yang terdapat di dalam housing pompa.



Tabel 3.8 Spesifikasi Motor



Type



3 phase Asyncronous motor SGA225M-14



Duty



S1



Volt



CONNECTION



Hz



kW



380-415 660-720 440-480



Delta Star Delta



50 50 60



45 45 50



Model



Sumber: (Data Perusahaan, 2022)



INS.CL.F



IP 55



EFF 2



COS ϕ 1483 77 0,9 1483 44,5 0,9 1780 77 rpm



A



EFF % 93,7 93,7



32



Bearing



: 6313 – c3



Ambient Temp.



: 40 ºC



Weight



: 388 kg



Production no.



: M34045003SGA/405



Serial no.



: 901702/003 – 5



3.3.3



Air Handling Unit (AHU)



Gambar 3.17 Air Handling Unit (AHU) Sumber: (Setyawan, n.d.)



Air Handling Unit (AHU) merupakan suatu sistem yang dapat digunakan untuk proses pengkondisian udara yang terdapat di dalam ruangan seperti mengontrol suhu, kelembapan (RH), tekanan udara, tingkat kebersihan (jumlah partikel/mikroba), pola aliran udara, dan jumlah pergantian udara di ruang produksi sesuai dengan persyaratan ruangan yang telah ditentukan (Saputra, 2020). Prinsip kerja Air Handling Unit (AHU) yaitu dengan menghisap udara balik dari ruangan (Return Air) yang kemudian dicampur dengan udara dari luar ruangan (Fresh Air) di Mixing Air. Kemudian hasil udara campuran akan disaring oleh filter sehingga mikro organisme dan partikel asing dapat tersaring dan mengakibatkan udara yang diproduksi menjadi lebih bersih. Setelah itu, udara suplai akan melewati koil pendingin (Evaporator) yang akan menurunkan temperatur namun kelembaban dari udara tersebut akan meningkat. Disinilah fungsi dari Dehumidifier digunakan. Dehumidifier merupakan suatu equipment yang digunakan untuk menurunkan



33



tingkat kelembaban udara sesuai dengan settingan yang telah ditetapkan. Dehumidifier ini menggunakan heater untuk memanasi udara yang masuk ke AHU dengan kelembapan yang tinggi. Udara yang masuk ke dehumidifier akan di panaskan sehingga kelembapan yang terdapat di udara dapat berkurang sesuai dengan settingan tingkat kelembapan yang sudah di tetapkan. Udara yang telah melewati dehumidifier akan dipompa oleh Blower sehingga mencapai ruangan-ruangan yang akan dikondisikan melalui saluran suplai (Supply Duct) secara merata. Udara dari ruangan-ruangan sebagian akan dibuang dan sebagiannya lagi (Return Air) akan dicampurkan dengan Fresh Air yang nantinya akan diproses kembali oleh AHU. AHU dapat diaplikasikan untuk Gedung, pabrik, industri farmasi, laboratorium, perkantoran, dll. AHU sendiri terdiri dari beberapa komponen atau mesin yang masing-masing memiliki fungsi berbeda sehingga membentuk suatu sistem tata udara. Komponen-komponen dari AHU tersebut adalah sebagai berikut. a.



Cooling Coil Cooling Coil atau pada umumnya disebut evaporator berfungsi untuk



mengontrol suhu (temperature) dan kelembapan relatif (Relative Humidity/RH) udara yang akan didistribusikan ke ruangan. Hal ini dimaksudkan agar dapat dihasilkan output udara yang sesuai dengan spesifikasi ruangan yang telah ditetapkan. Proses pendinginan udara sendiri dilakukan dengan mengalirkan udara yang berasal dari campuran udara balik (return air) dan udara luar (fresh air) melalui kisi-kisi (coil) evaporator yang memiliki suhu rendah. Proses tersebut menyebabkan terjadinya kontak antara udara dan permukaan kisi evaporator yang akan menghasilkan udara dengan suhu yang lebih rendah. Proses ini juga akan menyebabkan kalor yang berada dalam uap air yang yang terdapat di dalam udara ikut berpindah ke kisi evaporator, sehingga uap air akan mengalami kondensasi. Hal ini menyebabkan kelembapan udara yang keluar dari evaporator juga akan berkurang. Evaporator harus dirancang sedemikian rupa sehingga kisi-kisinya memiliki luas permukaan kontak yang luas, sehingga proses penyerapan panas dari udara di dalam evaporator dapat berlangsung dengan efektif.



34



Gambar 3.18 Cooling Coil Sumber: (Group, 2016)



Cooling coil yang digunakan pada PT. Organon Pharma Indonesia, Tbk memiliki spesifikasi tersendiri untuk memenuhi kebutuhan pada proses Air Handling Unit (AHU), spesifikasi yang digunakan yaitu sebagai berikut. Tabel 3.9 Spesifikasi Cooling Coil



Type



RL 18/21



Air Flow



23611 m3/h



Coolant



Water



Media Temp.



7/12 ºC



Cooling Capacity



433 kw



Sumber: (Data Perusahaan, 2022)



b.



Blower Fan Blower adalah bagian dari AHU yang berfungsi untuk menggerakkan udara



di sepanjang sistem distribusi udara yang terhubung dengannya. Blower yang digunakan dalam AHU berupa blower radial yang memiliki kisi-kisi penggerak udara yang terhubung dengan motor penggerak blower. Motor ini berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi gerak. Energi gerak inilah yang kemudian disalurkan ke kisi-kisi penggerak udara hingga kemudian dapat menggerakkan udara. Blower ini dapat di atur agar selalu menghasilkan frekuensi perputaran yang tetap, hingga akan selalu menghasilkan output udara dengan debit yang tetap. Dengan adanya debit udara yang tetap tersebut maka



35



tekanan dan pola aliraran udara yang masuk ke dalam ruang produksi dapat dikontrol.



Gambar 3.19 Blower Fan Sumber: (Group, 2016)



c.



Filter AHU Filter bagian dari AHU yang berfungsi untuk mengendalikan dan



mengontrol jumlah partikel dan mikro organisme (partikel asing) yang mengkontaminasi udara yang masuk ke dalam ruang produksi. Filter, biasanya ditempatkan di dalam rumah filter (filter house) yang didesain sedemikian rupa agar mudah untuk dibersihkan dan diganti. Hal penting yang harus diperhatikan dalam pemasangan filter ini adalah penempatan posisi filter harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat “memaksa” seluruh udara yang akan didistribusikan tersebut melewati filter terlebih dahulu. Filter yang digunakan untuk AHU dibagi menjadi beberapa jenis/tipe, tergantung efisiensinya, yaitu: Pre-filter (efisiensi penyaringan: 35%); Medium filter (efisiensi penyaringan: 95%); dan High Efficiency Particulate Air (HEPA) filter (efisiensi penyaringan: 99,997%). Hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemasangan filter ini adalah posisi penempatan filter harus diatur berdasarkan jenis dan efisiensi penyaringan filter yang akan menentukan kualitas udara yang dihasilkan. Spesifikasi filter yang digunakan pada perusahaan PT. Organon Pharma Indonesia, Tbk adalah sebagai berikut.



36



Tabel 3.10 Spesifikasi HEPA Filter AHU



Air Flow



23611 m3/h



Fin Pressure Drop Loss



150 Pa



Filter Type



Flat Filter



Filter Type



Bag Filter F8



Filter Class



G4



Filter Class



TM8T600A61



Filter Designation



z-line G4



Init. Pressure Drop 30 Pa



Filter Designation



72 Pa



Init. Pressure Drop Loss 300 Pa



Loss Fin. Pressure Drop 150 Pa



Number of Filterements 9x1/1 3x1/2



Loss Sumber: (Data Perusahaan, 2022)



Gambar 3.20 Filter AHU Sumber: (Clivet, n.d.)



d.



Ducting Ducting berfungsi sebagai saluran tertutup tempat mengalirnya udara.



Secara umum, ducting merupakan sebuah sistem saluran udara tertutup yang menghubungkan blower dengan ruangan produksi, yang terdiri dari saluran udara yang masuk (ducting supply) dan saluran udara yang keluar dari ruangan produksi dan masuk kembali ke AHU (ducting return). Ducting harus didesain sedemikian rupa sehingga dapat mendistribusikan udara ke seluruh ruangan produksi yang membutuhkan, dengan hambatan udara yang sekecil mungkin. Desain ducting yang tidak tepat akan mengakibatkan hambatan udara yang besar sehingga akan menyebabkan inefisiensi energi yang cukup besar. Ducting juga



37



harus didesain agar memiliki insulator di sekeliling permukaannya, yang berfungsi untuk menahan penetrasi panas dari udara luar yang memiliki suhu yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan suhu di dalam ducting.



Gambar 3.21 Ducting Sumber: (Airtecsolution)



3.3 Prinsip Kerja Sistem HVAC (Heating, Ventilating and Air Conditioning) Prinsip kerja dari sistem HVAC (Heating, Ventilating, and Air Conditioning) yaitu udara luar memasuki AHU yang kemudian akan difilter menggunakan 3 filter (Pre-filter, medium filter dan HEPA filter). Udara yang telah disaring akan dihembuskan oleh blower fan menuju cooling coil untuk pendinginan udara dan diteruskan ke dehumidifier untuk menurunkan tingkat kelembaban udara. Udara yang bertemperatur rendah dan tingkat kelembaban yang rendah diteruskan ke saluran udara (ducting) yang dimana akan menyalurkan ke berbagai ruangan yang ada didalam perusahaan. Cairan dingin yang mengalir di cooling coil berasal dari proses yang dilakukan di mesin chiller. Cairan yang mengalir di cooling coil didinginkan melalui evaporator dengan bantuan media refrigerant dan setelah refrigerant mendinginkan cairan yang mengalir di koil evaporator, maka refrigerant terjadi kenaikan temperatur. Refrigerant yang telah terjadi kenaikan temperatur disalurkan ke kondensor. Kondensor didalam mesin chiller digunakan untuk mendinginkan refrigerant dengan cara mentransferkan kalor ke cairan didalam koil kondensor. Cairan didalam koil kondensor akan disalurkan menuju cooling tower untuk didinginkan. Cooling tower mendinginkan cairan didalam koil kondensor dengan



38



cara melepaskan kalor yang tidak diinginkan ke atmosfir, kemudian cairan yang sudah mengalami penurunan temperatur kembali ke kondensor didalam mesin chiller untuk mendapatkan kalor dari refrigerant. Refrigerant yang telah mentransferkan kalor ke koil kondensor akan disalurkan menuju evaporator untuk mendapatkan kalor dari cairan cooling coil didalam evaporator dan siklus HVAC (Heating, Ventilating, and Air Conditioning) ini berulang secara terus menerus. 3.4 Clean Room Clean Room adalah area kerja terkontrol yang mempertahankan tingkat partikel udara dan kontaminan lainnya. Clean Room banyak digunakan dalam industri obat-obatan, manufaktur alat-alat kesehatan dan lain-lain agar barang yang di produksi tidak terkontaminan zat-zat tercemar. Pembuatan produk steril didalam industri farmasi terdapat beberapa persyaratan khusus dengan tujuan untuk memperkecil risiko pencemaran mikroba yang dimana sangat bergantung dari ketrampilan, pelatihan dan sikap dari personil yang terlibat. Clean Room diklasifikasikan berdasarkan jenis kegiatan yang dilakukan pada suatu ruangan yang telah ditetapkan oleh BPOM melalui dokumen CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik). Kegiatan pembuatan produk steril dapat digolongkan menjadi 2 kategori, yaitu produk yang disterilkan dalam wadah akhir (sterilisasi akhir) dan produk yang diproses secara aseptic pada Sebagian atau semua tahap. Tabel 3.11 Contoh Kegiatan Untuk Produk dengan Sterilisasi Akhir



Kelas



Contoh Kegiatan



A&B



Pengisian produk, bila ada risiko diluar kebiasaan



C



Pembuatan larutan, bila ada risiko diluar kebiasaan



D



Pembuatan larutan dan penyiapan komponen sebelum proses pengisian



Sumber: (BPOM, 2006) Tabel 3.12 Contoh Kegiatan Pembuatan Secara Aseptik



Kelas



Contoh Kegiatan



A&B



Pembuatan dan pengisian secara aseptik



C D



Pembuatan larutan yang akan disaring Penanganan pencucian



komponen



setelah



39



Sumber: (BPOM, 2006)



a.



Kelas A: Zona untuk kegiatan yang berisiko tinggi seperti zona pengisian, wadah tutup karet, ampul dan vial terbuka serta penyambungan secara aseptik.



b.



Kelas B: Zona untuk pembuatan dan pengisian secara aseptik, kelas ini merupakan lingkungan yang berlatar belakang dari zona Kelas A.



c.



Kelas C dan D: Area bersih untuk melakukan tahap pembuatan produk steril dengan tingkat risiko lebih rendah.



Tabel 3.13 Jumlah Maksimum Partikel di Udara Untuk Tiap Kelas



Kelas



Non-operasional



Operasional



Jumlah maksimum partikel/m³ yang diperbolehkan 0,5 µm 5 µm 3.500 1 3.500 1 350.000 2.000 3.500.000 20.000



A B C D



0,5 µm 3.500 350.000 3.500.000 Tidak ditetapkan



5 µm 1 2.000 20.000 Tidak ditetapkan



Sumber: (BPOM, 2006)



Penjelasan pakaian kerja yang dipersyaratkan untuk tiap kelas adalah sebagai berikut. a.



Kelas D: Rambut dan janggut hendaklah ditutup. Pakaian pelindung regular, sepatu yang sesuai atau penutup sepatu hendaklah digunakan. Tindakan pencegahan perlu diambil yang sesuai untuk menghindarkan kontaminasi yang berasal dari bagian luar area bersih.



b.



Kelas C: Rambut, kumis dan janggut hendaklah ditutup. Pakaian model terusan atau model celana-baju yang dimana pada bagian pergelangan tangannya dapat diikat, memiliki leher baju yang cukup tinggi dan sepatu atau penutup sepatu yang sesuai hendaklah digunakan. Pakaian kerja ini hendaklah tidak melepaskan serat atau bahan partikulat.



c.



Kelas A/B: Penutup kepala hendaklah menutup seluruh rambut serta janggut dan kumis hendaklah ditutup. Penutup kepala hendaklah diselipkan kedalam leher baju. Penutup muka hendaklah dipakai untuk mencegah penyebaran percikan. Model terusan atau model celana-baju yang dimana pada bagian pergelangannya dapat diikat dan memiliki leher baju yang cukup tinggi.



40



Hendaklah memakai sarung tangan plastik atau karet steril yang bebas serbuk dan penutup kaki dalam kondisi dteril atau telah didisinfeksi. Ujung celana hendaklah diselipkan kedalam penutup kaki dan ujung lengan baju hendaklah diselipkan kedalam sarung tangan. Pakaian pelindung ini hendaklah tidak melepaskan serat atau bahan partikulat dan mampu menahan partikel yang dilepaskan dari tubuh. PT. Organon Pharma Indonesia, Tbk menerapkan prosedur kegiatan pada kategori kelas C dan D, dikarenakan proses produksi obat-obatan di PT. Organon Pharma Indonesia, Tbk dilakukan secara non-aseptik. Proses clean room digunakan untuk mengontrol partikel yang terdapat di udara dengan langkah-langkah berikut untuk menciptakan clean room yang sesuai dengan standard ISO 14644-1.



Gambar 3.22 Clean Room Sumber: (ISO 14644-1, 2015)



1. HEPA (High-Efficiency Particulate Air) Filter ini sangat berperan penting dalam melakukan kontrol terhadap partikel yang terdapat di udara. Filter ini bisa menyaring partikel sampai 0,3 microns sehingga udara di dalam ruangan dapat terkontrol dengan baik. Udara yang terdapat di dalam ruangan akan terus menerus di sirkulasikan melalui HEPA filter untuk menyaring partikel yang terdapat di udara dan juga menyediakan udara segar untuk ruangan clean room. 2. Certification Clean Room



41



Certification clean room adalah suatu proses maintenance yang dilakukan untuk menjaga clean room agar sesuai dengan standard iso yaitu dengan melakukan pengukuran semua ruangan. 3. Ventilation and makeup air Ventilation digunakan untuk proses pertukaran udara yang terdapat diruangan dengan udara segar sedangkan makeup air adalah udara segar yang akan ditukar dengan udara yang terdapat di ruangan. 4. Tekanan udara ruangan Tekanan udara ruangan clean room harus terjaga dengan baik, tekanan udara harus lebih tinggi dari udara di luar sehingga partikel yang terdapat dari luar tidak masuk ke dalam ruangan.



BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil kegiatan praktik industri yang telah dilakukan di PT. Organon Pharma Indonesia, Tbk, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. a.



Sistem HVAC (Heating Ventilation Air Conditioning) merupakan suatu sistem yang mengkondisikan lingkungan melalui pengendalian temperatur udara, kelembaban udara, tekanan udara dan sistem filtrasi udara.



b.



Sistem HVAC (Heating Ventilation Air Conditioning) yang ada di PT. Organon Pharma Indonesia, Tbk memiliki tiga komponen utama, yaitu Chiller, AHU (Air Handling Unit), dan Cooling Tower.



c.



Fungsi dari setiap komponen sistem HVAC (Heating Ventilation Air Conditioning) yang ada di PT. Organon Pharma Indonesia, Tbk yaitu (1) mesin chiller berfungsi untuk menghasilkan air yang dingin atau bertemperatur rendah, (2) AHU (Air Handling Unit) berfungsi untuk menyaring, mendinginkan, menurunkan kelembaban dan mendistribusikan udara, (3) cooling tower berfungsi untuk mendinginkan air kondensat di dalam mesin chiller.



d.



Prinsip kerja sistem HVAC (Heating Ventilation Air Conditioning) yang ada di PT. Organon Pharma Indonesia, Tbk yaitu dimulai dari proses pendinginan cairan cooling coil didalam evaporator melalui media refrigerant pada mesin chiller, kemudian cairan dingin disalurkan menuju AHU. Refrigerant yang mengalami kenaikan temperatur disalurkan ke kondensor untuk pelepasan kalor melalui condenser coil dari cooling tower dengan cara melepaskan kalor yang tidak diinginkan ke atmosfir. Udara dari luar dihisap melalui blower fan menuju cooling coil dan dehumidifier, kemudian disalurkan ke saluran udara (ducting).



4.2 Saran Dengan terlaksanayna praktik industri di PT. Organon Pharma Indonesia, Tbk ini, saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut. a.



Pentingnya menerapkan dan mengutamakan K3 ketika bekerja.



42



43



b.



Senantiasa menjalankan program 5S/5R agar terwujudnya perusahaan Jasa kelas dunia.



c.



Tetap bersemangat dalam bekerja dan dalam menuntut ilmu.



DAFTAR RUJUKAN ASHRAE. (2000). ASHRAE HVAC Systems and Equiptment Handbook. BPOM. (2006). Cara Pembutan Obat yang Baik (CPOB). Chemengineering. (2017). Cooling Tower. Clivet. (n.d.). Air Handling Unit & Modular Air Handling Unit. 62(39). Group, C. A. C. D. M. (2016). Air Handling Unit & Modular Air Handling Unit. ISO 14644-1. (2015). 2–7. McDowall, R. (2006). Fundamentals of HVAC Systems. Elsevier. Mulyandasari, V. (2011). Cooling Tower Selection and Sizing. Nicklas, S. et al. (2016). ASHRAE Handbook HVAC Systams and Equipment. USA. 28, 955. Pratama, Y. A. (2020). Karakteristik Water Chiller pada Sistem Pengkondisian Udara dengan Variasi Udara Segar. Priyambodo, B. (2014). Sistem Tata Udara (AHU / HVAC). Saputra, A. (2020). Efisiensi Penggunaan Energi Listrik pada Sistem HVAC (Heating, Ventilation, Air Conditioning) Di PT. Seltechindo Servis UIB. Setyawan, A. (n.d.). Air Handling Unit. 1–12. Seyam,



S.



(2018).



Types



of



HVAC



Systems.



HVAC



System.



https://doi.org/10.5772/intechopen.78942 Suhendi, A. F. D. N. D. (2016). Analisa Sistem Otomatis HVAC pada Gedung Wisma BCA Pondok Indah. Trane. (2012). Air Conditioning Clinic Introduction to HVAC Systems. February. Wilastari, P. S. (2021). Analisa Trouble Shooting Chiller Tipe Water Cooled Chiller pada Unit AC Sentral di Hotel Patra Jasa Semarang. 3(1), 291–298.



44



LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Pengantar Praktik Industri



45



Lampiran 2. Surat Balasan PT. Organon Pharma Indonesia



46



Lampiran 3. Laporan Kegiatan Harian Muhammad Nur Iqbal Saifullah – 180514627557 No. 1



Hari/Tanggal Senin, 20 Desember



Hasil Kegiatan •



2021



Divisi



Pengenalan



dengan



Pembimbing •



Pengenalan



SOP



memasuki



untuk ruangan



Secondary di IPT A •



Pengenalan



IPT A ruangan



Secondary di IPT A •



Pengenalan



proyek



yang



akan dilakukan pada ruangan Secondary di IPT A 2



Selasa, 21 Desember







2021



Pengenalan



SOP



untuk



memasuki ruangan Primary di IPT A •



Pengenalan ruangan Primary di IPT A







IPT A



Pengenalan



mesin



Liquid



Filling •



Pengenalan (Preventive



kegiatan



PM



Maintenance)



pada mesin Liquid Filling 3



Rabu, 22 Desember







2021



Pengenalan aturan kegiatan kalibrasi







Pengenalan mesin Labeller ruangan Secondary di IPT A







Pengenalan singkat



PT.



profil



umum



ORGANON



PHARMA INDONESIA



47



IPT A







Pengenalan jenis obat yang diproduksi



4



Kamis, 23 Desember







2021



Membantu



teknisi



untuk



menset-up mesin Conveyor pada



Line



2



ruangan



Secondary di IPT A •



Membantu



teknisi



untuk



membersihkan alat-alat dari



IPT A



bekas double tape foam •



Membantu



untuk



membersihkan penempatan



penanda barang



pada



Line 2 ruangan Secondary di IPT A 5



24 s/d 27 Desember



Libur Hari Raya Natal



2021 6



Selasa, 28 Desember







2021



IPT A



Melakukan tes swab rutin mingguan di PT. ORGANON PHARMA INDONESIA







Ikut Pembimbing melakukan training vendor tentang SOP yang harus dilaksanakan oleh



IPT A



vendor •



Pengenalan SOP Packaging Control







Pengenalan



SOP



Assessment



of



Annual Validated



Cleaning Process 7



Rabu, 29 Desember 2021







Membantu membongkar



48



teknisi



untuk mesin



IPT A



Conveyor



pada



Line



2



ruangan Secondary di IPT A •



Membantu



teknisi



untuk



merapikan kabel-kabel mesin Conveyor



pada



Line



2



ruangan Secondary di IPT A •



Membantu



teknisi



untuk



pemasangan kembali mesin Conveyor



pada



Line



2



ruangan Secondary di IPT A 8



Kamis, 30 Desember







Pengenalan Ruangan Boiler



2021







Pengenalan Ruangan Chiller







Pengenalan Ruangan Genset







Pengenalan SOP GMP (Good Manufacturing



Practice)



IPT A



Labelling System •



Pengenalan



prosedur



pembuatan



master



manufacturing 9



Jum’at 31 Desember



Libur Tahun Baru



2021 10



Senin, 3 Januari 2022







IPT A



Melakukan tes swab rutin mingguan di PT. ORGANON PHARMA INDONESIA







Membantu



teknisi



mengosongkan



untuk



Line



4



ruangan Secondary IPT A •



Membantu



teknisi



untuk



menset-up Line 2 ruangan Secondary IPT A



49



IPT A



11



Selasa, 4 Januari







2022



Pengenalan mesin Labeller dan mesin Polycarton yang terdapat pada Line 3 ruangan Secondary IPT A







Pengenalan mesin Labeller yang terdapat pada Line 7 IPT A



ruangan Secondary IPT A •



Pengenalan



mesin



Matrix



Station yang terdapat



di



ruangan Secondary IPT A •



Pengenalan



kegiatan



(Preventive



PM



Maintenance)



pada Vacuum Cleaner 12



Rabu, 5 Januari 2022







Melihat teknisi menset-up separator



motor



Conveyor



pada



mesin Line



2



ruangan Secondary IPT A •



Pengenalan



kegiatan



(Preventive



PM



Maintenance)



mesin Hot Plate di ruangan Primary IPT A •



Pengenalan



IPT A



kegiatan



(Preventive



PM



Maintenance)



mesin Portable Mixer di ruangan Primary IPT A •



Membantu



teknisi



membersihkan antar



Line



untuk



pembatas ruangan



Secondary IPT A 13



Kamis, 6 Januari 2022



IZIN



50



IPT A



14



Jum’at, 7 Januari







2022



Membantu



teknisi



untuk



menengahkan barang-barang setiap Line pada ruangan Secondary IPT A •



Membantu



teknisi



untuk



memindahkan barang-barang yang berada di luar Line pada



IPT A



ruangan Secondary IPT A •



Membantu



teknisi



membersihkan penempatan



untuk penanda



barang



yang



berada di luar Line pada ruangan Secondary IPT A 15



Senin, 10 Januari







2022



Melakukan tes swab rutin mingguan di PT. ORGANON PHARMA INDONESIA







Membantu



teknisi



untuk



merapikan Line 2 & Line 5 serta



menyaring



barangIPT A



barang yang tidak dipakai •



Membantu



teknisi



untuk



instalasi steker pada Line 3 ruangan Secondary IPT A •



Pengenalan



kegiatan



pengecekan air flow di setiap ruangan IPT A 16



Selasa, 11 Januari 2022







Membantu



teknisi



membongkar



mesin



Conveyor



pada



Line



ruangan Secondary IPT A



51



2



IPT A







Membantu



teknisi



untuk



instalasi steker pada Line 2 ruangan Secondary IPT A •



Membantu



teknisi



untuk



merapikan



kabel



mesin



Conveyor



pada



Line



2



ruangan Secondary IPT A •



Membantu



teknisi



untuk



perakitan mesin Conveyor pada



Line



2



ruangan



Secondary IPT A 17



12 s/d 14 Januari



IZIN



2022 •



18



IPT A



Melakukan tes swab rutin



Senin, 17 Januari



mingguan di PT. ORGANON



2022



PHARMA INDONESIA •



Pengenalan



divisi



ES ES



(Engineering Service) •



19



Pengenalan Sistem HVAC (Heating



Selasa, 18 Januari 2022



Ventilating



Air



Conditioning) •



Pengenalan limbah



di



ES pengolahan PT.



Organon



Pharma Indonesia, Tbk •



20



Pengenalan Cooling Tower dari divisi ES (Engineering



Rabu, 19 Januari 2022



Service) •



ES



Pengenalan divisi Service)



52



ES



Chiller



dari



(Engineering







21



Pengenalan



AHU



(Air



Handling Unit) dari divisi ES Kamis, 20 Januari 2022



(Engineering Service) •



ES



Pengenalan PWS (Purified Water System) dari divisi ES (Engineering Service)







22



Pengenalan



APD



(Alat



Pelindung Diri) listrik dari divisi Jum'at, 21 Januari 2022



ES



(Engineering



Service) •



ES



Pengenalan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dari divisi



ES



(Engineering



Service) 23



24 s/d 26 Januari



IZIN



2022 •



24



ES



Pengenalan Genset dari divisi ES (Engineering Service)



Kamis, 27-01-2022 •



ES



Membantu teknisi untuk mendata spare part dari Genset







25 Jum'at, 28-01-2022



Pengambilan data sistem HVAC (Heating Ventilating Air Conditioning) dari divisi ES (Engineering Service)



53



ES



Lampiran 4. Laporan Kegiatan Harian Muhammad Raffli Putra Wardana - 180514627515 No. 1



Hari/Tanggal



Hasil Kegiatan



Divisi



Senin, 20 Desember



Pengenalan



perusahaan



dan



2021



karyawan PT. Organon Pharma Indonesia, Tbk pada divisi IPT B



IPT B



bagian Tooling. 2



Selasa, 21 Desember



Pendataan tool baru untuk update



2021



stock pada rak tooling yang dilakukan



untuk



kesalahan



pengecekan



penamaan



pelabelan



tool



atau



yang



IPT B



akan



digunakan. 3



Rabu, 22 Desember



Preparasi



tooling



yang



akan



2021



digunakan untuk trial Blister Line



IPT B



A. 4



Kamis, 23 Desember



Mempelajari tentang prosedur



2021



pergantian



tool



pada



proses



produksi yang diawali dengan penyiapan



item



description



IPT B



sampai penyiapan tool yang akan digunakan. 5



24 s/d 27 Desember 2021



6



Libur Hari Raya Natal



Selasa, 28 Desember



Mempelajari



2021



prosedur pembersihan tool dan mesin Blister.



54



modul



IPT B



tentang IPT B



7



Rabu, 29 Desember



IZIN



2021 8



IPT B



Kamis, 30 Desember



Mempelajari tentang serialisasi



2021



dalam farmasi untuk penandaan kemasan obat menggunakan kode penandaan (bisa QR code/2D matrix) dimana kode penandaan tersebut



terhubung



IPT B



dengan



database dari regulator (dalam hal ini BPOM). 9



Jum’at 31 Desember



Libur Tahun Baru



2021 10



Senin, 3 Januari 2022 Mempelajari



tentang



IPT B



Good



Engineering Practice (GEP) dan validasi



farmasi



tentang



IPT B



pembuatan obat-obatan. 11



Selasa, 4 Januari



Mempelajari



tentang



proses



2022



pengambilan tool di area tooling dengan mematuhi prosedur yang



IPT B



ada. 12



Rabu, 5 Januari 2022



Penjelasan



tentang



problem



solving yang terjadi pada keadaan permasalahan di mesin dan cara penanggulangannya agar tidak terjadi kembali kesalahan yang sama.



55



IPT B



13



Kamis, 6 Januari



Membantu mendata hasil laporan



2022



problem



pada



mesin



karena



IPT B



terjadi kesalahan gagal produksi. 14



Jum’at, 7 Januari



Mempelajari alur cara kerja lidfoil



2022



printing machine dan filling bottle



IPT B



machine. 15



Senin, 10 Januari



Mengamati proses produksi obat



2022



Vytorin pada mesin Blister Line



IPT B



A. 16



17



Selasa, 11 Januari



Mengamati proses produksi obat



2022



Cozar pada mesin Blister Line B.



12 s/d 14 Januari



IZIN



2022 •



18



IPT B



Melakukan tes swab rutin



Senin, 17 Januari



mingguan di PT. ORGANON



2022



PHARMA INDONESIA •



IPT B



Pengenalan



divisi



ES ES



(Engineering Service) •



19



Pengenalan Sistem HVAC (Heating



Selasa, 18 Januari 2022



Ventilating



Air



Conditioning) •



Pengenalan limbah



di



ES pengolahan PT.



Organon



Pharma Indonesia, Tbk 20



Rabu, 19 Januari 2022







Pengenalan Cooling Tower dari divisi ES (Engineering Service)



56



ES







Pengenalan divisi



Chiller



ES



dari



(Engineering



Service) •



21



Pengenalan



AHU



(Air



Handling Unit) dari divisi ES Kamis, 20 Januari 2022



(Engineering Service) •



ES



Pengenalan PWS (Purified Water System) dari divisi ES (Engineering Service)







22



Pengenalan



APD



(Alat



Pelindung Diri) listrik dari divisi Jum'at, 21 Januari 2022



ES



(Engineering



Service) •



ES



Pengenalan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dari divisi



ES



(Engineering



Service) 23



24 s/d 26 Januari



IZIN



2022 •



24



ES



Pengenalan Genset dari divisi ES (Engineering Service)



Kamis, 27-01-2022 •



ES



Membantu teknisi untuk mendata spare part dari Genset







25 Jum'at, 28-01-2022



Pengambilan data sistem HVAC (Heating Ventilating Air Conditioning) dari divisi ES (Engineering Service)



57



ES



Lampiran 5. Laporan Kegiatan Harian Ramadhan Wahyu Iranto - 180514627553 No. 1



Hari/Tanggal Senin, 20 Desember



Hasil Kegiatan •



2021



Divisi



Pengenalan tentang mesinmesin



dan



sistem



yang



terdapat di PT. Organon Pharma Indonesia, Tbk •



ES



Mempelajari cara kerja dari sistem Boiler, sistem WWTP, sistem PWS, sistem HVAC secara online



2



Selasa, 21 Desember







2021



Pengenalan



sistem



Boiler



yang ada di PT. Organon Pharma Indonesia, Tbk •



Mempelajari



worksheet



ES



Boiler •



Mempelajari



cara



kerja



sistem Boiler 3



Rabu, 22 Desember







2021



Kegiatan PKL kosong dan melanjutkan worksheet



pembelajaran Boiler



ES



secara



mandiri 4



Kamis, 23 Desember







2021



Melakukan



Assessment



Boiler •



Mempelajari bagian-bagian Boiler dan cara perawatannya secara online







Memasukkan



hasil



Assessment Boiler ke dalam Excelsheet



58



ES



5



24 s/d 27 Desember



Libur Hari Raya Natal



2021 6



Selasa, 28 Desember







2021



Melihat



proses



ES



loading



genset ke truk •



Melakukan rekonstruksi data HEPA Filter 43-A ke dalam



ES



excelsheet pada bulan Juni 2021 dan bulan Desember 2021 7



Rabu, 29 Desember







2021



Rekonstruksi



Data



TOC



sensor dan Conductivity pada



ES



Sistem PWS ke dalam Ms. Excel 8



Kamis, 30 Desember







2021



9



komponen-komponennya •



Pengenalan mesin Chiller







Pengenalan sistem AHU



Jum’at 31 Desember 2021



10



Senin, 3 Januari 2022



11



Selasa, 4 Januari



Pengenalan esin Boiler serta







2022



ES



Libur Tahun Baru



ES



IZIN



ES



Pengenalan sistem PWS yang digunakan di PT. Organon Pharma Indonesia, Tbk dan komponen-komponennya







Melakukan



solve



ES



issue



terhadap flow pada final treatment sistem PWS 12



Rabu, 5 Januari 2022







Melakukan observasi mesin AHU mengenai cara kerja



59



ES



maupun



komponen-



komponennya •



Melakukan air check pada HEPA



Filter



didalam



ruangan-ruangan



primary



IPT-A 13



Kamis, 6 Januari







2022



Melakukan air check pada HEPA



Filter



didalam



ruangan secondary IPT-A •



ES



Melakukan rekonstruksi data HEPA Filter dan Velocity HEPA Filter di excellsheet



14



Jum’at, 7 Januari







2022



Membuat



electrical



diagram



di



flow



software



ES



AutoCAD 15



Senin, 10 Januari







2022



Kegiatan PKL kosong dan dilanjutkan untuk membuat



ES



electrical flow diagram di software AutoCAD 16



Selasa, 11 Januari







2022



Kegiatan PKL kosong dan dilanjutkan untuk membuat



ES



electrical flow diagram di software AutoCAD 17



12 s/d 14 Januari



IZIN



2022 •



18



ES



Melakukan tes swab rutin



Senin, 17 Januari



mingguan di PT. ORGANON



2022



PHARMA INDONESIA •



Pengenalan



divisi



(Engineering Service)



60



ES ES







19



Pengenalan Sistem HVAC (Heating



Selasa, 18 Januari 2022



Ventilating



Air



Conditioning) •



ES



Pengenalan limbah



pengolahan



di



PT.



Organon



Pharma Indonesia, Tbk •



20



Pengenalan Cooling Tower dari divisi ES (Engineering



Rabu, 19 Januari 2022



Service) •



ES



Pengenalan divisi



Chiller



ES



dari



(Engineering



Service) •



21



Pengenalan



AHU



(Air



Handling Unit) dari divisi ES Kamis, 20 Januari 2022



(Engineering Service) •



ES



Pengenalan PWS (Purified Water System) dari divisi ES (Engineering Service)







22



Pengenalan



APD



(Alat



Pelindung Diri) listrik dari divisi Jum'at, 21 Januari 2022



ES



(Engineering



Service) •



ES



Pengenalan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dari divisi



ES



(Engineering



Service) 23



24 s/d 26 Januari



IZIN



2022 •



24 Kamis, 27-01-2022



ES



Pengenalan Genset dari divisi ES (Engineering Service)



61



ES







Membantu teknisi untuk mendata spare part dari Genset







25 Jum'at, 28-01-2022



Pengambilan data sistem HVAC (Heating Ventilating Air Conditioning) dari divisi ES (Engineering Service)



62



ES