16 0 357 KB
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pusat kesehatan masyarakat yang disingkat puskesmas adalah organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitik beratkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan
kepada
perorangan.
Puskesmas
merupakan
unit
pelaksana teknis kesehatan dibawah supervisi dinas kesehatan kabupaten/kota. Secara umum mereka harus memberikan pelayanan preventif, promotif, kuratif sampai dengan rehabilitas baik melalui upaya
kesehatan
perorangan
(UKP)
atau
upaya
kesehatan
masyarakat (UKM). Puskesmas dapat memberikan pelayanan rawwat inap selain pelayanan rawat jalan. Hal ini disepakati oleh puskesmas dan dinas kesehatan yang bersangkutan.
Dalam
memberikan pelayanan dimasyarakat, puskesmas biasanya memiliki subunit pelayanan seperti puskesmas pembantu, puskesmas keliling,
STIFA PM PALU 2021
Page 1
posyandu, pos kesehatan desa maupun pos persalinan desa (polindes) 8 PKL adalah proses belajar mengajar yang merupakan sarana pengenalan kerja dan informasi bagi peserta didik serta dapat melihat, mengetahui, menerima dan menyerap teknologi yang ada di masyarakat. PKL meliputi berbagai kegiatan antara lain :Proses produksi, pendistribusian, Administrasi dan pengawasan mutu sediaan farmasi, makanan, minuman, dan alat kesehatan BPOM, Serta penyuluhan kepada masyarakat sehingga peserta didik dapat pengalaman yang nyata langsung pada satuan kerja kesehatan. 1 1.2 Tujuan PKL Farmasi Klinik Adanya Praktek Kerja Lapangan Farmasi Klinik diharapkan dapat dihasilkan tenaga kesehatan dibidang farmasi tingkat S1 yang mampu bekerja dalam sistem pelayanan kesehatan. Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan Farmasi Klinik pada prinsipnya mempunyai tujuan sebagai berikut : 1.
Meningkatkan, memperluas dan keterampilan yang membentuk kemampuan peserta didik sebagai bekal untuk memasuki lapangan kerja sesuai kebutuhan program pendidikan yang ditetapkan.
2.
Mengenai
kegiatan-kegiatan
penyelenggaraan
program
kesehatan masyarakat secara menyeluruh baik ditinjau dari aspek administrasi, teknis maupun sosial budaya. STIFA PM PALU 2021
Page 2
3.
Memberikan kesempatan kerja yang nyata dan langsung serta terpadu dalam melaksanakan kegiataan pelayanaan kesehatan dibidang farmasi puskesmas.
4.
Menumbuh
kembangkan
dan
menetapkan
sikap
etis,
profesionalisme dan nasionalisme yang diperlukan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja sesuai dengan bidangnya. 5.
Memberikan
kesempatan
kepada
peserta
didik
untuk
memasyarakatkan diri pada suasana atau iklim lingkungan kerja yang sebenarnya. 6.
Meningkatkan,
memperluas
dan
memantapkan
proses
penyerapan teknologi baru dari lapangan kerja ke kampus dan sebaliknya. 7.
Memperoleh masukan dan umpan balik, guna memperbaiki dan mengembangkan
serta
meningkatkan
penyelenggaraan
pendidikan sekolah tinggi ilmu farmasi. 8.
Memberikan kesempatan penempatan kerja kepada peserta didik. 1
1.3 Tujuan Pembuatan Laporan Tujuan pembuatan laporan peserta Praktek Kerja Lapangan Farmasi Klinik antara lain sebagai berikut: 1.
Peserta PKL-FK mampu
memahami, memantapkan dan
mengembangkan pelajaran yang diperoleh dikampus dan diterapkan dilapangan kerja. STIFA PM PALU 2021
Page 3
2.
Peserta PKL-FK mampu mencari alternatif pemecahan masalah yang ditemukan di lapangan.
3.
Mengumpulkan data guna kepentingan institusi pendidikan maupun peserta didik yang bersangkutan.
4.
Menambah
perbendaharaan
perpustakaan
sekolah
untuk
menunjang peningkatan pengetahuan peserta didik angkatan berikutnya.
STIFA PM PALU 2021
Page 4
BAB II URAIAN UMUM PUSKESMAS
2.1 Uraian Umum Puskesmas 2.1.1 Definisi Puskesmas Menurut Depkes RI (2004), Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Ada beberapa hal yang berkaitan dengan puskesmas, antara lain: 1. Sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota (UPTD) puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional dinas kesehatan kbupaten/kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia. 2. Sebagai
pembangunan
kesehatan
yang
merupakan
penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. 3. Sebagai penanggungjawab utama dalam penyelenggaraan seluruh
upaya
kabupaten/kota
pembangunan adalah
dinas
kesehatan
kesehatan
diwilayah
kabupaten/kota,
sedangkan dipuskesmas bertanggung jawab hanya untuk STIFA PM PALU 2021
Page 5
sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan kemampuanya 2.1.2 Organisasi Puskesmas Menurut
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
Nomor
128/Menkes/RI/SK/II/2004, struktur organisasi puskesmas tergantung dari
kegiatan
dan
beban
tugas
masing-masing
puskesmas.
Penyusunan struktur organisasi puskesmas disuatu kabupaten/kota dilakukan
oleh
dinas
kesehatan
kabupaten/kota,
sedangkan
penetapannya dilakukan dengan peraturan daerah.Sebagai acuan dapat dipergunakan pola struktur organisasi puskesmas sebagai berikut 5 : 1.
Kepala Puskesmas
2.
Unit Tata Usaha yang bertanggungjawab membantu Kepala Puskesmas dalam pengelolaan : a. Data dan informasi. b. Perencanaan dan penilaian c. Keuangan. d. Umum dan pengawasan
3.
Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas a. Upaya
Kesehatan
Masyarakat,
terhadap UKBM b. Upaya kesehatan perorangan 4.
Jaringan pelayanan puskesmas:
STIFA PM PALU 2021
Page 6
termasuk
pembinaan
a. Unit puskesmas pembantu. b. Unit puskesmas keliling. c. Unit bidan di desa/komunitas 2.2. Tugas dan fungsi puskesmas 2.2.1 Tugas puskesmas Menurut
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
No.128/Menkes/SK/II/2004, tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas, agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia sehat. 2.2.2 Fungsi puskesmas Menurut
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
No.128/Menkes/SK/II/2004 adalah : 1.
Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan. Puskesmas memantau
selalu
berupaya
menggerakkan
dan
penyelenggaraan pembangunan oleh sektor lain,
masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, serta secara aktif melaporkan dampak dari penyelenggaraan pembanganan di wilayah kerjanya terhadap kesehatan. Khusus pembangunan kesehatan, STIFA PM PALU 2021
upaya
yang
dilakukan Page 7
puskesmas
adalah
mengutamakan pemeliharaan kesehatan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. 2.
Pusat Pemberdaan Masyarakat Puskesmas selalu berupaya agar perorangan, keluarga dan
masyarakat
termasuk
dunia
usaha
untuk
memiliki
kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat
untuk
hidup
sehat,
berperan
aktif
dalam
memperjuangan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat . 3.
Pusat pelayanan kesehatan strata pertama Puskesmas pelayanan
bertanggung
kesehatantingkat
jawab
pertama
menyelanggarakan secara
menyeluruh,
terpadu dan berkesinambungan, meliputi : a. Pelayanan kesehatan perorangan atau privat goods adalah pelayanan yang bersifat pribadi, dengan tujuan utama menyembuhkan
penyakit serta
memulihkan
kesehatan
perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan kesehatan mencakup rawat jalan dan rawat inap STIFA PM PALU 2021
Page 8
b. Pelayanan kesehatan atau public goods adalah pelayanan bersifat publik dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan publik, mencegah penyakit tanpa mengabaikan
upaya
penyembuhan
dan
pemulihan
kesehatan.5 2.3. Apotek/ kamar obat Kamar obat merupakan suatu tempat untuk mengadakan dan menyimpan obat-obatan, gas medik alat-alat kesehatan serta bahan kimia yang bukan berdiri sendiri tetapi merupakan suatu organik yang tidak terpisahkan dari keseluruhan organisasi puskesmas. 3 Apotek merupakan suatu sarana pelayanan kesehatan yaitu suatu tempat tertentu, tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi (obat, bahan obat, obat tradisional, bahan obat tradisional, alat kesehatan, dan kosmetika) kepada masyarakat. Apotek dipimpin oleh seorang apoteker pengelola apotik (APA) yang telah diberi izin mengelolah apotek. Dalam mengelolah apotek, apoteker dibantu beberapa Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK).
3
2.3.1 Pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai. Pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai merupakan salah satu kegiatan pelayanan kefarmasian, yang dimulai dari perencanaan,
permintaan,
penerimaan,
penyimpanan,
pendistribusian, pengendalian, pencatatan dan pelaporan serta STIFA PM PALU 2021
Page 9
pemantauan dan evaluasi. Tujuannya adalah untuk menjamin kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan obat dan bahan medis habis pakai yang efisien, efektif dan rasional, meningkatkan kompetensi/kemampuan tenaga kefarmasian, mewujudkan sistem informasi manajemen, dan melaksanakan pengendalian mutu pelayanan.4 Kegiatan pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai meliputi: 1.
Perencanaan kebutuhan obat dan bahan medis habis pakai . Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi obat dan bahan medis habis pakai untuk menentukan jenis dan jumlah obat dalam rangka pemenuhan kebutuhan puskesmas. 6 Tujuan perencanaan adalah untuk mendapatkan: a.
Perkiraan jenis dan jumlah obat dan bahan medis habis pakai yang mendekati kebutuhan;
b.
Meningkatkan penggunaan obat secara rasional; dan
c.
Meningkatkan efisiensi penggunaan obat. Perencanaan kebutuhan obat dan bahan medis habis
pakai di puskesmas setiap periode dilaksanakan oleh ruang farmasi di puskesmas. Proses seleksi obat dan bahan medis habis
pakai
dilakukan
dengan
mempertimbangkan
pola
penyakit, pola konsumsi obat periode sebelumnya, data mutasi obat, dan rencana pengembangan. Proses seleksi obat dan bahan medis habis pakai juga harus mengacu pada daftar obat STIFA PM PALU 2021
Page 10
esensial nasional (doen) dan formularium nasional. Proses seleksi ini harus melibatkan tenaga kesehatan yang ada di puskesmas seperti dokter, dokter gigi, bidan, dan perawat, serta pengelola program yang berkaitan dengan pengobatan. 4 Proses perencanaan kebutuhan obat per tahun dilakukan secara
berjenjang
(bottom-up).
Puskesmas
diminta
menyediakan data pemakaian obat dengan menggunakan laporan
pemakaian
dan
lembar
permintaan
obat
(LPLPO).Selanjutnya instalasi farmasi kabupaten/kota akan melakukan kompilasi dan analisa terhadap kebutuhan obat puskesmas di wilayah kerjanya, menyesuaikan pada anggaran yang tersedia dan memperhitungkan waktu kekosongan obat, buffer stock, serta menghindari stok berlebih.4 2.
Permintaan obat dan bahan medis habis pakai Tujuan permintaan obat dan bahan medis habis pakai adalah memenuhi kebutuhan obat dan bahan medis habis pakai di puskesmas, sesuai dengan perencanaan kebutuhan yang telah dibuat. Permintaan diajukan kepada dinas kesehatan kabupaten/kota, sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan dan kebijakan pemerintah daerah setempat. 4
3.
Penerimaan obat dan bahan medis habis pakai Penerimaan obat dan bahan medis habis pakai adalah suatu kegiatan dalam menerima obat dan bahan medis habis pakai
STIFA PM PALU 2021
Page 11
dari
instalasi
farmasi
kabupaten/kota
sesuai
dengan
permintaan yang telah diajukan. Tujuannya adalah agar obat yang
diterima
sesuai
dengan
kebutuhan
berdasarkan
permintaan yang diajukan oleh puskesmas. 4 4.
Penyimpanan obat dan bahan medis habis pakai Penyimpanan obat dan bahan medis habis pakai merupakan suatu kegiatan pengaturan terhadap obat yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Tujuannya adalah agar mutu obat yang tersedia di puskesmas dapat dipertahankan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.4 Penyimpanan obat dan bahan medis habis pakai dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: a. Bentuk dan jenis sediaan; b. Stabilitas (suhu, cahaya, kelembaban); c. Mudah atau tidaknya meledak/terbakar; dan d. Narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus.
5.
Pendistribusian obat dan bahan medis habis pakai Pendistribusian obat dan bahan medis habis pakai merupakan kegiatan pengeluaran dan penyerahan obat dan bahan medis habis pakai secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub unit/satelit farmasi puskesmas dan
STIFA PM PALU 2021
Page 12
jaringannya. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan obat sub unit pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah dan waktu yang tepat.4 Sub-sub unit di Puskesmas dan jaringannya antara lain: a. Sub unit pelayanan kesehatan di dalam lingkungan Puskesmas; b. Puskesmas pembantu; c. Puskesmas keliling; d. Posyandu; dan e. Polindes. Pendistribusian ke sub unit (ruang rawat inap, UGD, dan lain-lain) dilakukan dengan cara pemberian obat sesuai resep yang diterima (floor stock), pemberian obat per sekali minum (dispensing
dosis
unit)
atau
kombinasi,
sedangkan
pendistribusian ke jaringan puskesmas dilakukan dengan cara penyerahan obat sesuai dengan kebutuhan (floor stock).5 6. Pengendalian obat dan bahan medis habis pakai Pengendalian obat dan bahan medis habis pakai adalah suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan
sehingga
tidak
terjadi
kelebihan
dan
kekurangan/kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan
STIFA PM PALU 2021
Page 13
dasar.Tujuannya adalah agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar. 4 Pengendalian obat terdiri dari: a. Pengendalian persediaan; b. Pengendalian penggunaan; dan c. Penanganan obat hilang, rusak, dan kadaluwarsa. 7.
Pencatatan, pelaporan dan pengarsipan Pencatatan, pelaporan, dan pengarsipan merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka penatalaksanaan obat dan bahan medis habis pakai secara tertib, baik obat dan bahan medis habis pakai yang diterima, disimpan, didistribusikan dan digunakan di puskesmas atau unit pelayanan lainnya. 4 Tujuan pencatatan, pelaporan dan pengarsipan adalah: a. Bukti bahwa pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai telah dilakukan; b. Sumber
data
untuk
melakukan
pengaturan
dan
pengendalian; c. Sumber data untuk pembuatan laporan. 8.
Pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai Pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai dilakukan secara periodik dengan tujuan untuk:
STIFA PM PALU 2021
Page 14
a. Mengendalikan dan menghindari terjadinya kesalahan dalam pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai sehingga dapat menjaga kualitas maupun pemerataan pelayanan. b. Memperbaiki secara terus-menerus pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai. c. Memberikan penilaian terhadap capaian kinerja pengelolaan. 4
2.3.2 Pelayanan Farmasi Klinik Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. 5 Pelayanan farmasi klinik meliputi: 1.
Pengkajian resep, penyerahan obat, dan pemberian informasi obat. Kegiatan persyaratan
pengkajian administrasi,
resep
dimulai
persyaratan
dari
seleksi
farmasetik
dan
persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan.9 Persyaratan Administrasi meliputi: a. Nama, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien. b. Nama, dan paraf dokter. c.
Tanggal resep.
STIFA PM PALU 2021
Page 15
d. Ruangan/unit asal resep. Persyaratan Farmasetik meliputi: a. Bentuk dan kekuatan sediaan. b. Dosis dan jumlah obat. c.
Stabilitas dan ketersediaan.
d. Aturan dan cara penggunaan. e. Inkompatibilitas (ketidakcampuran obat). Persyaratan klinis meliputi: a. Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan obat. b. Duplikasi pengobatan. c. Alergi, interaksi dan efek samping obat. d. Kontra indikasi. e. Efek adiktif. Kegiatan
penyerahan
(dispensing)
dan
pemberian
informasi obat merupakan kegiatan pelayanan yang dimulai dari tahap menyiapkan/meracik obat, memberikan label/etiket, menyerahan sediaan farmasi dengan informasi yang memadai disertai pendokumentasian. Tujuan kegiatan penyerahan (dispensing): a. Pasien memperoleh obat sesuai dengan kebutuhan klinis/pengobatan. b. Pasien memahami tujuan pengobatan dan mematuhi intruksi pengobatan. STIFA PM PALU 2021
Page 16
2.
Pelayanan informasi obat (PIO) Merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker untuk memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien. Tujuan pelayanan informasi obat: a. Menyediakan informasi mengenai obat kepada tenaga kesehatan lain di lingkungan puskesmas, pasien dan masyarakat. b. Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang berhubungan dengan obat (contoh: kebijakan permintaan obat oleh jaringan dengan mempertimbangkan stabilitas, harus memiliki alat penyimpanan yang memadai). c. Menunjang penggunaan obat yang rasional.
STIFA PM PALU 2021
Page 17
5
BAB III URAIAN KHUSUS
3.1 Puskesmas Talise Puskesmas
Talise
adalah
suatu
kesatuaan
organisasi
fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara menyuluruh kepada masyarakat dalam satu wilayah kerjanya dalam bentuk bentuk usaha – usaha kesehatan pokok. Puskesmas Talise mempunyai wewenang dan tanggungjawab yang besar dalam memelihara kesehatan masyarakat di wilayah kerja dalam rangka meningkatkan status kesehatan masyarakat seoptimal mungkin 2. Puskesmas memiliki 3 fungsi pokok yaitu : 1. Sebagai pusat penggembangan kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya. Puskesmas berada di tengah-tengah masyarakat yang dengan cepat dapat menggetahui keberhasilan dan kendala yang dihadapi dalam pembangunan kesehatan dalam menentukan target kegiatan yang sesuai kondisi daerah kerjanya. 2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat. 3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya. Maksudnya adalah pelayanan kesehatan diberikan kepada semua orang
STIFA PM PALU 2021
Page 18
tanpa memandang
golongan, suku, jenis kelamin, baik sejak
dalam kandungan hingga tutup usia. 3.1.1 Penyelengaraan Kefarmasian Puskesmas Talise Kefarmasian adalah merupakan satu kegiatan yang tidak terpisahkan dari pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam upaya melindungi masyarakat dari penggunaan obat, karna penggunaan obat tujuannya adlah untuk kesembuhan pasien, namun dapat juga menimbulkan efek samping yang dapat merugikan kesehatan dan keamanan masyarakat bila terjadi kesalahan penggunaan atau penyalagunaan obat dan bahan berbaya. 1. Ketesediaan Obat Generik Untuk
meningkatkan
keterjangkauan
pemerataan
oleh
penyebaran
masyarakat,
obat
dan
dilaksanakan
permasyarakatan obat generik berlogo (OGB) sesuai nama resmi yang ditetapkan dalam farmakope indonesia dan internasional “Non Propietterry Names” (INN). 2. Pengelolaan Obat Pengelolaan
obat
harus
ditingkatkan
untuk
memenuhi
kebutuhan program pelayanan kesehatan dasar di puskesmas dan jaringannya. Baik dari aspek logistik, informasi obat, supervisi dan pengendalian ke arah penggunaaan obat yang rasional. STIFA PM PALU 2021
Page 19
3. Penulisan Resep Urusan puskesmas sangat di upayakan agar pasien yang berkunjung
dapat
pelayanan
resep
yang
rasional
dan
mengutamakan penggunaan obat generik karna obat generik cukup tersedia di UPTD urusan puskesmas talise untuk pengobatan tingkat dasar. Puskesmas
Talise
telah
menyelenggarakan
pelayanan
kefarmasiaan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Puskesmas Talise dipimpin langsung kepala UPTD urusan Puskesmas Talise dan Kepala Puskesmas membawahi Kasubag Tata Usaha, Mutu Layanan, UKM Esensial, UKM Pengembangan, UKP, Farmasi, Lab, dan Jaringan Pelayanan Puskesmas. Kasubag Tata Usaha membawahi Kepegawaian, Aset, SP 2 TP, dan Keuangan dalam Puskesmas. kemudian Mutu Layanan membawahi dua unit yaitu Akreditasi dan Layanan Pengaduan. Proses permintaan obat di Puskesmas Talise berdasarkan LPLPO Dinas Kesehatan di Gudang Farmasi Kota (GFK), adapun proses permintaan obat di Puskesmas Talise meliputi pengecekan jumlah dan jenis barang ED (Expire Date), stabilitas obat dan BMHP (Bahan Medis Habis Pakai) yang tertera di LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat). Penyimpanan obat di Puskesmas Talise yaitu di dalam gudang yang terhindar dari cahaya langsung agar sediaan farmasi tidak mudah rusak, berdasarkan STIFA PM PALU 2021
Page 20
bentuk sediaan, secara alfabetis agar mempermudah dalam pencarian obat, berdasarkan sistem first expired first out (FEFO) dimana obat kadaluarsa lebih awal harus dikeluarkan terlebih dahulu. Untuk sediaan psikotropika dilakukan oleh apoteker selaku penanggung jawab obat, kemudian surat tersebut diserahkan ke DINKES dan gudang farmasi kota. Kemudian untuk pendistribusian ke kamar obat asisten apoteker mengecek obat – obat apa saja yang kurang di kamar obat dan yang paling banyak dibutuhkan, dan mengisi kartu stok untuk pengeluaran obat dari gudang obat di Puskesmas Talise, untuk pendistribusian ke pustu penanggung jawab pustu memberikan laporan untuk obat – obat apa saja yang dibutuhkan kemudian diserahkan kepada penanggung jawab kamar obat di puskesmas. Penyimpanan obat di Puskesmas Talise yaitu di dalam gudang yang terhindar dari cahaya langsung agar sediaan farmasi tidak mudah rusak, berdasarkan bentuk sediaan, secara alfabetis agar mempermudah dalam pencarian obat, berdasarkan sistem first expired first out (FEFO) dimana obat kadaluarsa lebih awal harus dikeluarkan terlebih dahulu. Untuk sediaan psikotropika dilakukan oleh apoteker selaku penanggung jawab obat, kemudian surat tersebut diserahkan ke DINKES dan gudang farmasi kota. Kemudian untuk pendistribusian ke kamar obat asisten apoteker mengecek obat – obat apa saja yang kurang di kamar obat dan STIFA PM PALU 2021
Page 21
yang paling banyak dibutuhkan, dan mengisi kartu stok untuk pengeluaran obat dari gudang obat di Puskesmas Talise, untuk pendistribusian ke pustu penanggung jawab pustu memberikan laporan untuk obat – obat apa saja yang dibutuhkan kemudian diserahkan kepada penanggung jawab kamar obat di puskesmas. Pengendalian obat – obat di Puskesmas Talise yaitu berdasarkan laporan pemakaian dari puskesmas pembantu yang terbagi di beberapa kelurahan. Puskesmas Talise selalu melakukan pencatatan pada saat penerimaan dan pengeluaran obat, pencatatan dilakukan di kartu stok yang sudah tersusun rapi pada masing – masing obat dalam etalase di gudang obat. Pencatatan ini guna sebagai sumber data untuk pembuatan laporan. Proses laporan diselengarakan tiap bulan sekali, berupa laporan dari Puskesmas Pembantu (PUSTU), Polindes, Poskesdes, dan klinik yang berada di puskesmas, kemudian diserahkan ke penanggung jawab apotek setelah direkap laporan pemakaian dan lembar permintaan obat (LPLPO) ditujukan ke dinas kesehatan dan gudang farmasi kota. Proses penyaluran perbekalan farmasi yang bermutu disertai dengan pemberian informasi obat kepada masyarakat, pelayanan informasi obat dilakukan pada saat penyerahan obat pada pasien, pemberian informasi obat ini untuk mencegah kemungkinan terjadi
STIFA PM PALU 2021
Page 22
kesalahan dalam penggunaan obat, tugas dan fungsi instalasi farmasi sudah sesuai dengan tanggung jawab yang telah diberikan. 3.1.2 Gambaran Umum Puskesmas Talise Puskesmas Talise berada di wilayah kecamatan Palu Timur yang memiliki luas wilayah 82.53 km2 dan secara atministratif pemerintahan terdiri atas 4 kelurahan, 29 RW serta 102 RT. Wilayah kerja Puskesmas Talise mencakup empat kelurahan yaitu : a. Kelurahan Talise b. Kelurahan Valangguni c. Kelurahan Tondo d. Kelurahan Layana Adapun penyebaran jumlah RW dan RT dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 3.1 luas wilayah , RT dan RW di rinci menurut kelurahan UPTD Urusan Puskesmas Talise
No
Kelurahan
Luas Wilayah (km2)
RW
RT
1
Talise
8 km2
4
23
2
T. Valangguni
8,47 km2
4
22
3
Tondo
55,16 km2
15
38
4
Layana Indah
15,00 km2
6
19
Puskesmas Talise
82,53 km2
29
102
STIFA PM PALU 2021
Page 23
Adapun tenaga yang ada di wilayah UPTD Urusan Puskesmas Talise Tahun 2019 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.2 Tabel tenaga kesehatan yang ada di wilayah UPTD Urusan Puskesmas Talise tahun 2019 No 1
Kategori Ketenagaan Kesehatan Dokter Umum
Jumlah 4
2
Dokter Gigi
1
3
Kesehatan Masyarakat
3
4
Perawat
10
5
Bidan D3
9
D1
2
D4
9
6
Perawat Gigi
2
7
Sanitasi
3
8
Akademi Gizi
1
9
Farmasi (D3)
3
SMF
0
Apoteker
1
10
Analisis / SMAK
1
11
SMA
2
Jumlah
51
3.2 Visi dan Misi Puskesmas 3.2.1 Visi puskesmas Terwujudnya Pelayanan Bermutu, Adil, dan Merata Menuju Kecamatan Mantikulore yang Lebih Sehat.
STIFA PM PALU 2021
Page 24
3.2.2 Misi puskesmas 1. Mendorong kemandirian masyarakat di bidang kesehatan melalui kerjasama lintas sektor. 2. Meningkatkan akses kesehatan yang adil dan merata serta terjangkau oleh semua lapisan . 3. Mendorong
masyarakat
berperilaku
bersih
dan
sehat
di
lingkungannya baik secara perorangan dan kelompok. 4. Mengembangkan dan meningkatkan kualitas SDM serta sarana dan prasarana Puskesmas berdasarkan IPTEK dan IMTAK 5. Meningkatkan Mutu Layanan dan kesejahteraan pegawai.
STIFA PM PALU 2021
Page 25
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Puskesmas Berikut merupakan data yang diperoleh di Puskesmas Talise meliputi data poli klinik, data rekam medik, data laboratorium, data apotek dan data gudang penyimpanan obat periode bulan 03 Mei – 29 Mei tahun 2021. 4.1.1 Poli Klinik Tabel 4.1 jumlah kunjungan pasien poliklinik Puskesmas Talise berdasarkan jenis kelamin 03 Mei – 29 Mei 2021 . No
Jenis kelamin
Jumlah
Presentase
1
Laki – Laki
471
41.54%
2
Perempuan
663
58.46%
1.134
100%
Total
Jenis Kelamin
700 600 500 400 300 200 100 0
Laki – Laki
STIFA PM PALU 2021
Perempuan
Page 26
Grafik 4.1 jumlah kunjungan pasien poliklinik Puskesmas Talise berdasarkan jenis kelamin 03 Mei – 29 MeiTahun 2021 Tabel 4.2 jumlah kunjungan pasien poliklinik Puskesmas Talise berdasarkan rentang umur 03 Mei – 29 Mei 2021. Rentang umur Bayi ( 65Tahun) Total
Jumlah 24 60 110 813 127 1.134
Persentase 2,11% 5,30% 9,70% 71,70% 11,19% 100%
Rentang Umur
900 800 700 600 500 400 300 200 100 0
Grafik 4.2 jumlah kunjungan pasien poliklinik Puskesmas Talise berdasarkan rentang umur 03 Mei – 29 Mei Tahun 2021.
Tabel 4.3 jumlah kunjungan pasien poliklinik Puskesmas Talise berdasarkan jenis penyakit 03 Mei – 29 Mei Tahun 2021. No
Jenis Penyakit
STIFA PM PALU 2021
Jumlah Page 27
Peresentase
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Hiperlipidemia ISPA Gastritis Hipertensi Dermatitis Common Cold Diabetes Melitus Myalgia Obervasi Febris Dypepsia Total
200 Pasien 180 pasien 128 pasien 110 Pasien 106 Pasien 82 Pasien 67 Pasien 50 pasien 42 Pasien 30 Pasien 995
20,10% 18,09 % 12,86% 11,05% 10,65% 8,24% 6,73% 5,02% 4,22% 3,01% 100%
200 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0
r pe i H
ia m e id lip
A ISP
i is ia ia ld tis tis us ns br ps lit tri Co alg te ati e e e s r y p iF M rm M on Ga pe Dy as m es Hi De v t r m e e Co ab Ob Di
4.1.2 Kelompok Laboratorium Grafik 4.3 jumlah kunjungan pasien poliklinik Puskesmas Talise berdasarkan jenis penyakit 03 Mei – 29 Mei Tahun 2021
4.1.2 Kelompok Laboratorium Tabel 4.4 jumlah kunjungan pasien Puskesmas Talise berdasarkan pemeriksaan periode 03 Mei – 29 Mei 2021
STIFA PM PALU 2021
Page 28
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Jenis pemeriksaan Kolesterol Gula Darah Puasa Hemoglobin Asam Urat Spilis Urin Reduksi HBsAG Urin Protein HIV Pret Rapid Antigen Malaria/RDT Hemaotlogi Jumlah
Jumlah 58 50 50 40 37 33 32 26 23 22 17 15 2 405
Persentase % 14,32% 12,34% 12,34% 9,87% 9,13% 8,14% 7,90% 6,41% 5,67% 5,43% 4,19% 3,70% 0,49% 100%
Jenis Pemeriksaan 60 50 40 30 20 10 0 l G si in in rat sa lis ro pi duk BsA ote U te Pua glob S s H le Pr o h Re am in Ko ara em As in r r H U D U la u G
STIFA PM PALU 2021
V HI
T n gi ge /RD tlo ti o An laria ma id a He p M Ra Pr
Page 29
et
Grafik 4.4 jumlah kunjungan pasien Puskesmas Talise berdasarkan pemeriksaan 03 Mei – 29 Mei Tahun 2021. 4.1. 3 Kelompok Apotek Tabel 4.5 distribusi penggunaan obat
Puskesmas Talise
berdasarkan jenis pembayaran periode Mei 2021. TIDAK
URAIAN
UMUM
Jumlah Lembar Resep Jumlah Lembar Resep
407
BAYAR 225
325
Generik Jumlah R/ Dalam lembar resep Jumlah R/ Generik Dalam Lembar Resep
BPJS
Total
595
1.227
140
492
957
1.159
582
1.709
3.450
1.095
497
1.602
3.194
Tabel 4.6 Distribusi penggunaan obat Pasien Puskesmas Talise berdasarkan Kelengkapan Resep periode 03 Mei – 29 Mei Tahun 2021 No
Kelengkapan Resep
Penerimaan
Keterangan
Resep (√)
(lengkap/tidak
1.
Tanggal penulisan resep
√
lengkap) Lengkap
2.
TTD atau paraf dokter
√
Tidak Lengkap
penulis 3.
Nama Pasien
√
Lengkap
4.
Umur Pasien
√
Lengkap
STIFA PM PALU 2021
Page 30
5.
Alamat Pasien
√
Tidak Lengkap
6.
Jenis Kelamin Pasien
√
Lengkap
7.
Berat Badan
√
Tidak Lengkap
8..
Nama Obat
√
Lengkap
9,
Dosis
√
Lengkap
10
Jumlah permintaan
√
Lengkap
. 11
Cara
√
Lengkap
.
jelas
pemakaian
yang
4.1.4 Kelompok Gudang Tabel 4.7 penerimaan obat di gudang Puskesmas Talise periode 03 Mei – 29 Mei 2021 No Nama Obat 1. Asetil sistein 2. Ambroxol tab
Jumlah 1200 3000
Persentase 1,87% 4,68%
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10
Alopurinol Amoxcicilin 500 mg Amlodipin 5mg Antasida Doen Tablet Antihemeroid Asam Mefenamat 500 mg Aqua Pro Injeksi Steril Betahistin
5000 5000 900 3000 100 2000 20 1000
7,80% 7,80% 1,40% 4,68% 0,15% 3,12% 0,03% 1,56%
. 11
Calsium Lactat
3000
4,68%
. STIFA PM PALU 2021
Page 31
12
Captopril 25 mg
2000
3,12%
. 13
Cetrizine Syrup
100
0,15%
. 14
Cloramfenikol salep kulit
240
0,37%
. 15
CTM 4 mg
5000
7,80%
. 16
Dexametason
5000
7,80%
. 17
Garam Oralit
500
0,78%
. 18
Loratadin
5000
7,80%
. 19
Nat. Diclofenac 25 mg
2800
4,37%
. 20
Nat. Diclofenac 50 mg
2800
4,37%
. 21
Pridoksin HCL tab 10 mg
3000
4,68%
. 22
Ranitidin 150 mg
3000
4,68%
. 23
Simvastatin 10 mg
2100
3,27%
. 24
Taracol
3000
4,68%
. 25
Tablet Tambah Darah
300
0,46%
. 26
Vitamin B. Kompeks tablet
5000
7,80%
64.060
100%
. Jumlah 4.2
Pembahasan Praktek Kerja Lapangan Farmasi Klinik I merupakan salah satu sarana Praktek Kerja untuk membina dan melatih mahasiswa
STIFA PM PALU 2021
Page 32
STIFA PELITA MAS Palu menjadi tenaga kesehatan yang terlatih, terampil, dan profsional di Bidang Kefarmasian serta merupakan salah satu syarat bagi mahasiswa untuk memenuhi 1 SKS mata kuliah Farmasi Klinik. Praktek Kerja Lapangan tahun 2021 ini dilaksanakan di Puskesmas Talise selama 4 minggu, dari tanggal 03 Mei – 29 Mei Tahun 2021. Selama melaksanakan Praktek Kerja Lapangan Farmasi Klinik I di Puskesmas Talise mahasiswa PKL melakukan beberapa kegiatan. Minggu pertama dibagi menjadi 3 unit kerja, yaitu apotik, laboratorium,dan loket.Sedangkan minggu kedua sampai minggu keempat pembagian unit kerja hanya di tempatkan di apotik. Di apotik mahasiswa PKL melakukan pelayanan kefarmasian dengan alur penerimaan resep meliputi penerimaan resep dari pasien BPJS dan pasien umum. Untuk pasien BPJS dan umum, setelah melakukan pendaftaran di loket kemudian melakukan pemeriksaan kedokter sesuai dengan penyakit yang di derita. Setelah itu pasien diberikan resep oleh dokter kemudian pasien memberikan resep tersebut kepada petugas farmasi di apotik, lalu melakukan skrining (menelaah) resep meliputi skrining administrasi, farmasetik, dan klinis. Apa bila resep sudah sesuai, maka resep akan di layani. Kemudian menyiapkan obat-obatan sesuai dengan permintaan dalam resep, selanjutnya menuliskan etiket. Adapun etiket yang ada di apotik Puskesmas Talise yaitu etiket warna putih (untuk STIFA PM PALU 2021
Page 33
pengunaan oral) dan biru (untuk penggunaan luar/sistemik). Setelah obat selesai di siapkan, kemudian melakukan pemeriksaan kembali pada obat dan etiket. Selanjutnya menyerahkan dan memberikan pelayanan informasi obat (pio) pada pasien. Jumlah kunjungan pasien Poli klinik Puskesmas Talise berdasarkan jenis penyakit periode 03 Mei – 29 Mei tahun 2021 salah satu dari sepuluh penyakit terbanyak adalah hyperlipidemia. Hiperlipidemia adalah suatu kondisi kelebihan lemak dalam sirkulasi darah. Dapat disebut juga dengan hiperlipoproteinemia karena substansi lemak yang mengalir di peredaran darah terikat oleh protein karena lemak merupakan partikel yang tidak larut air. Hiperlipidemia dapat terjadi karena dua mekanisme. Mekanisme pertama adalah kelebihan produksi FLDL oleh hati sebagai akibat dari kenaikan asam lemak bebas yang melewati hati. Mekanisme kedua adalah adanya gangguan pada pemecahan CLDL dan kilomikron oleh lipoprotein lipase. Ketika aktifitas lipoprotein lipase menurun, trigliserida gagal di hidrolisa, di ubah, ataupun dai hancurkan, dan metabolisme kilomikron serta FLDL remnan tertunda. 9 Salah satu terapi farmakologi yang dapat diberikan kepada penderita
hyperlipidemia
adalah
Simvastatin.
Simvastatin
merupakan senyawa yang di isolasi dari jamur Penicillium citrinum, senyawa ini memiliki struktur yang mirip dengan HMG-CoA STIFA PM PALU 2021
Page 34
reduktase. Mekanisme kerja simvastatin yaitu dengan cara menghambat HMG-CoA reduktase secara kompetitif pada proses sintesis kolesterol di hati. Simvastatin akan menghambat HMG-CoA reduktase
mengubah
asetil-CoA
menjadi
asam
mevalonat.
Simvastatin menginduksi suatu peningkatan reseptor LDL dengan afinitas tinggi. Efek tersebut meningkatkan kecepatan ekstraksi LDL oleh hati, sehingga mengurangi simpanan LDL plasma. Indikasi simvastatin yaitu untuk mengurangi kadar kolesterol total dan LDL pada penderita hiperkolesterolemia primer maupun sekunder. Kontraindikasi pada obat simvastatin yaitu pada wanita hamil, menyusui, pasien yang mengalami gagal fungsi hati atau pernah mengalami gagal fungsi hati, pasien yang mengalami peningkatan jumlah serum transaminase yang abnormal, pecandu alcohol.
10
Data kelompok laboratorium jumlah kunjungan pasien Puskesmas Talise berdasarkan jenis pemeriksaan periode 03 Mei – 29 Mei tahun 2021 diantaranya ada pemeriksaan Kolesterol, Gula Darah Puasa, hemoglobin, asam urat, spilis, urine reduksi, HBsAG, urin protein, HIV, pret, rapidantigen, malaria/RDT dan hematologi. Jumlah pemeriksaan terbanyak yaitu pemeriksaan Kolesterol dengan range 14,32% hal ini dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan pengontrolan terhadap kadar kolesterol dalam darah dan pemeriksaan kolesterol dapat memberikan hasil yang akurat.
STIFA PM PALU 2021
Page 35
Pada pelaksanaan praktek kerja lapangan farmasi klinik 1 di Puskesmas
Talise
sebagai
mahasiswa
PKL-FK
1
kami
mendapatkan masalah yaitu pertama dalam pelayanan resep tidak adanya dicantumkan berat badan pasien. Hal ini dapat berakibat fatal, karena dalam penetuan dosis diperlukan berat badan agar mendapatkan dosis yang tepat. Kedua yaitu tidak adanya tanda tangan dokter, dimana tanda tangan dokter merupakan pembuktian bahwa resep yang diberikan kepada pasien adalah resep yang asli. Ketiga yaitu tidak dicantumkannya alamat dari si pasien dimana jika terdapat hal-hal yang tidak di inginkan pihak puskesmas dapat segera memberitahukannya kepada keluarga pasien, sebagai contoh beberapa pasien memiliki nama yang sama atau ada obat yang salah diberikan (tertinggal). Selanjutnya adalah masalah fasilitas penyimpanan (lemari) obat psikotropika yang tidak sesuai dengan standar atau ketentuan yang ditetapkan, dimana lemari penyimpanan obat psikotropik terlihat lapuk dan kotor. Selain itu masalah yang kami temukan terkait proses pengadaan obat, yaitu ada beberapa obat yang tidak disediakan, contohnya Ambroxol dan Cefadroxil. Ambroxol adalah obat yang memecah dahak, digunakan dalam pengobatan penyakit pernapasan yang berhubungan dengan lendir kental atau berlebihan.11 Cefadroxil merupakan antibiotik yang akan menghambat perkembangan bakteri. Seperti antibiotik pada umumnya, cefadroxil hanya boleh dikonsumsi sesuai resep STIFA PM PALU 2021
Page 36
dokter. Untuk mencegah bakteri menjadi kebal dengan cefadroxil di kemudian hari, cefadroxil perlu dihabiskan sesuai dengan yang diresepkan oleh dokter walaupun gejala sudah mereda. 12 Adapun alternatif pemecahan masalah yang ditemukan di Puskesmas Talise yaitu pertama karena tidak adanya dicantumkan berat badan pasien, alternatifnya yaitu menggunakan umur pasien untuk menentukan dosis atau mengkonsultasikannya kepada dokter. Kedua seharusnya dokter memberikan tanda tangan agar resep yang diberikan keasliaanya dapat dipercaya. ketiga Apoteker berkomunikasi
dengan
dokter
untuk
mengkosultasikan
dan
mengajukan penggantian obat yang tertera dalam resep untuk diganti dengan obat lain yang sejenis, misalnya Ambroxol di gantikan dengan Gliceril Glucoate dan Cefadroxil digantikan dengan amoxcicilin. Untuk selanjutnya sebaiknya perlu diadakan permintaan pengadaan obat tersebut agar kedepannya pelayanan resep sesuai dengan obat yang ada dalam resep.
STIFA PM PALU 2021
Page 37
BAB V PENUTUP 5.1
KESIMPULAN 1. Pada pelaksanaan praktek kerja lapangan farmasi klinik 1 di Puskesmas
Talise
sebagai
mahasiswa
PKL-FK
1
kami
mendapatkan masalah berupa pengadaan obat, yaitu ada beberapa obat yang tidak disediakan, contohnya Ambroxol dan Cefadroxil. 2. Pemecahan masalah yang ditemukan di Puskesmas Talise yaitu Apoteker berkomunikasi dengan dokter untuk mengkosultasikan dan mengajukan penggantian obat yang tertera dalam resep untuk diganti dengan obat lain yang sejenis, misalnya Ambroxol di gantikan dengan Gliceril Glucoate dan Cefadroxil digantikan dengan amoxcicilin. 5.2
SARAN 1.
Agar Puskesmas Talise tetap mempertahankan dan lebih meningkatkan
manajemen
pengelolaan
obat
dan
kesehatan serta pelayanan kefarmasian yang sudah ada. STIFA PM PALU 2021
Page 38
alat
2.
Agar Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Pelita Mas (STIFA) tetap mempertahankan
efisiensi
mahasiswanya
dan
lebih
ditingkatkan lagi dalam hal pengetahuan khususnya di bidang farmasi klinik. 3.
Untuk calon PKL selanjutnya agar lebih dipersiapkan lagi baik secara akademis maupun secara moral.
STIFA PM PALU 2021
Page 39
DAFTAR PUSTAKA 1. Anonim. 2021. Buku Panduan Pelaksana Praktek Kerja Lapangan Farmasi Klinik I. Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Pelita Mas Palu. 2. Anonim, 2019, Profil Puskesmas Talise, Palu 3. Anonim, 2019, Prosedur Kerja dan Instruksi Kerja Kamar Obat, Palu 4. Depkes RI. 2003. Pedoman Pengelolaan dan Pembekalan Kesehatan di Puskesmas. Departemen Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta. 5. Departemen kesehatan RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 “Tentang Puskesmas” 6. Permenkes RI No. 30 tahun 2014 “Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas”. 7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2016 “Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas” 8. Hidayah.2016.Pengertian
Puskesmas.di
https://aepnurulhidayat-
wordpress-com.cdn.ampproject.org. di akses pada 24 Mei 2021 9. https://www.halodoc.com/kesehatan/kolesterol 10. https://www.alodokter.com/simvastatin STIFA PM PALU 2021
Page 40
11. ttps://www.alodokter.com/ambroxol 12. https://www.alodokter.com/cefadroxil
STIFA PM PALU 2021
Page 41