Laporan PLP Andika Pratama [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Masalah



Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membentuk karakter peserta didik. Tujuan yang diharapkan dalam pendidikan tertuang dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam pasal 3 yang isinya adalah “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional sudah mencanangkan penerapan pendidikan karakter untuk semua tingkat pendidikan dari SD sampai Perguruan Tinggi. Menurut Muhammad Nuh (Sri Narwani, 2011: 1) pembentukan karakter perlu dilakukan sejak usia dini. Jika karakter sudah terbentuk sejak usia dini maka tidak akan mudah untuk mengubah karakter seseorang. Ia juga berharap, pendidikan karakter dapat membangun kepribadian bangsa. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan kompetensi lulusan yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dirumuskan berdasarkan kebutuhan pada tingkat individu, masyarakat, bangsa dan negara, serta peradaban tuntutan globalisasi yang menuntut agar semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan dan konteks pemahaman akan jauh lebih baik dimengerti melalui pendekatan pengetahuan multi disiplin. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang diciptakan oleh masyarakat untuk menyediakan lingkungan belajar dan ruang belajar untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran.



1



Kegiatan



pembelajaran



diselenggarakan



untuk



membentuk



watak,



membangun pengetahuan, sikap dan kebiasaan-kebiasaan untuk meningkatkan mutu kehidupan peserta didik. Atas dasar itulah pentingnya kegiatan pembelajaran yang memberdayakan semua potensi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan. Pemberdayaan diarahkan untuk mendorong pencapaian kompetensi dan perilaku khusus supaya setiap individu mampu menjadi pembelajar sepanjang hayat dan mewujudkan masyarakat belajar. Kegiatan belajar mengajar atau pembelajaran adalah proses penyampaian pengetahuan atau latihan kecerdasan, berbagai kecakapan untuk masa depan siswanya dalam terjun dimasyarakat kelak. Pada dasarnya sekolah harus mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dibidang pembelajaran yang berorientasi pada pembentukan sikap, menyampaikan kebutuhan pengetahuan dan ketrampilan masa kini untuk memberikan bekal kepada anak didik dalam mencapai kehidupan lebih baik dimasa mendatang. Dari masa kini dan seturusnya kebutuhan masyarakat akan pembelajaran tentu saja makin banyak dan semakin kompleks, mereka tidak hanya membutuhkan pengetahuan yag teoritis semata tetapi sangat memerlukan pengetahuan pada aspeks praktis yang berupa kecakapan atau ketrampilan yang lebih kompetitif. Dengan pesatnya kemajuan pengetahuan sosial dan teknologi baik internasional maupun lokal tantangan komunikasi antar bangsa yang menglobalisasi adalah keniscayaan. Kita sebagai warga dunia global tentu saja tidak mungkin untuk menghidari tantangan yang berada didepan mata kita. Laju perkembangan komunikasi transformasi yang sangat tinggi menyebabkan pergaulan tidak dapat lagi dibatasi oleh batas-batas negara. Pengaruhnya terhadap perubahan tatanan kehidupan masyarakat sosial pasti akan menjadi tantangan yang nyata. Pergeseran pola hidup dan perilaku warga akan banyak dipengaruhi oleh budaya asing yang menurut mereka merupakan budaya kekinian. Kebudayaan bangsa yang mengandung nilai adap budaya positif, baik terancam pudar. Sekolah sebagai lembaga formal pusat pengembangan pengetahuan, tehnologi dan budaya bangsa yang berkarakter baik, beradap, dan beretika harus bersiap diri dalam membentengi anak didiknya dari pengaruh variatif, yang berpengaruh pada perilaku masyarakat yang mengarah akan



2



mengganggu stabilitas bangsa, perilaku dan pola kehidupan kondusif positif kearah pola pikir dan perilaku negative. Pendidikan Indonesia bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang (1) beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang maha Esa, (2) berakhlak mulia, (3) sehat, (4) berilmu, (5) cakap, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) menjadi warga negara yang demokratis, dan (9) bertanggung jawab (UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Untuk mencapai tujuan nasional tersebut semua stake holder sekolah harus bersiap diri dengan mengantisipasi hal hal yang tidak diinginkan dari pengaruh komunikasi global terhadap pola pikir dan perilaku siswa, salah satu caranya adalah menanamkan karakter/ pembiasaan budaya disiplin terhadap para peserta didik untuk melaksanakan tata tertib sekolahnya. Upaya ini perlu dilakukan secara terus menerus bagi siswa sekolah menengah pertama untuk meningkatkan karakter baiknya yang di peroleh di sekolah dasar dalam rangka membentuk warga negara yang berkarakter lebih baik dan competence



lebih tinggi dan tangguh kemampuannya untuk



berpartisipasi dalam pergaulan dunia yang tetap mengutamakan kemaslahatan bangsa. Upaya membentukan karakter peserta didik di tingkat sekolah menengah pertama melalui penerapan disiplin dalam melaksanakan tata tertib sekolah ini merupakan periode tepat untuk menanamkan karakter positif pada diri siswa dimana hal inilah yang akan menjadi blue print yang tidak akan terlupakan sepanjang hidupnya. Selain itu karakter baik adalah salah satu sikap fundamental pola pikir dan perilaku seseorang untuk mencapai keberhasilan hidup yang lebih baik. Maka sudah selayaknya sekolah mempersiapkan peserta didiknya berkarakter lebih baik yang menjujung tinggi budaya dan etika sebagai bekal hidup di masa depannya. Selanjutnya tulisan ini akan membahas tentang pengertian karakter, pembentukan karakter, disiplin dan tata tertip sekolah. Perguruan tinggi dituntut memberikan kualitas lulusan sumber daya manusia yang berkualitas agar pendidikan dapat menghasilkan generasi yang unggul.



3



Generasi unggul tersebut dihasilkan oleh pendidikan dengan guru-guru yang unggul/bermutu. Menurut peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia No. 55 tahun 2017 Tentang Standar Pendidikan Guru, mata



kuliah



Pengenalan



Lapangan



Persekolahan



(PLP)



adalah



proses



pengamatan/observasi dan pemagangan yang dilakukan oleh mahasiswa program sarjana pendidikan untuk mempelajari aspek-aspek pembelajaran dan pengeloaan pendidikan di satuan pendidikan. Pada dasarnya Program Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) merupakan suatu kegiatan akademik intrakurikuler yang mencakup pengenalan lapangan, latihan mengajar, dan tugas-tugas kependidikan lainnya secara terbimbing, terarah, dan terpadu untuk memenuhi persyaratan pembentukan tenaga profesional dalam bidang pendidikan. Tujuan umum PLP adalah agar para mahasiswa (praktikan) mendapatkan pengalaman kependidikan secara faktual di lapangan, sebagai wahana terbentuknya tenaga kependidikan yang profesional. Pengalaman yang dimaksud meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam profesi sebagai pendidik, serta mampu menerapkannya dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran, baik di sekolah maupun di luar sekolah dengan penuh tanggung jawab. Adapun tujuan khusus PLP yakni melalui PLP diharapkan para mahasiswa : 1. Mengenal secara cermat lingkungan sosial, fisik, administrasi dan akademik sekolah tempat latihan. 2. Dapat menerapkan berbagai keterampilan dasar keguruan/kependidikan secara utuh dan terpadu dalam situasi sebenarnya. 3. Dapat



menarik



pelajaran



dari



pengalaman



dan



penghayatannya,



yang



direfleksikan dalam perilakunya sehari-hari. Sehingga, PLP dimaksudkan agar sedini mungkin calon pendidik memahami, mengetahui, menghayati, menjiwai, dan memiliki kemampuan kritis dan analitis terhadap profesinya kelak. Untuk itulah, seluruh mahasiswa Program Sarjana Pendidikan wajib mengikuti tahapan pemagangan penyiapan calon guru profesional melalui PLP.



4



Setelah memahami bahwa PLP berbentuk Penelitian, Pengabdian, dan Pemagangan terdapat berbagai bentuk jenis dan variasi. Apalagi sejalan dengan tantangan kehidupan global saat ini, peran dan tanggung jawab guru pada masa mendatang akan semakin kompleks, sehingga menuntut guru untuk senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian kemampuan profesionalnya. Dengan adanya pendalaman yang dapat memberikan manfaat untuk mengembangkan pendidikan dan pembelajaran oleh setiap mahasiswa yang melaksanakan kegiatan PLP, dimana praktikkan menemukan satu kesatuan yang cukup kompleks untuk ditindaklanjuti yang mana pada sistem pembelajaran yang kurang efektif dengan kurangnya kombinasi penggunaan media pembelajaran. Sehingga, problematika tersebut setelah di coba untuk dicari akar permasalahannya, bagaikan sebuah mata rantai yang melingkar. Untuk melaksanakan tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien, selain itu juga dituntut agar dapat mengembangkan kualitas dan kompetensi pribadinya sesuai dengan bidang keahliannya. Sehingga, melalui kegiatan Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) yang merupakan salah satu kegiatan intrakurikuler yang harus ditempuh mahasiswa dalam menyelesaikan studinya. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan bekal pengalaman dan pengetahuan praktis kependidikan sebagai usaha untuk mewujudkan guru/ tenaga kependidikan yang profesional.



1.2 Pendekatan Penyelesaian Masalah



Fenomena saat ini yang muncul di masyarakat menunjukkan adanya penurunan kualitas moral pada generasi muda terutama di kalangan peserta didik. Hal ini dikarenakan adanya komponen-komponen didalam pendidikan tidak berjalan dengan seimbang, adanya pengaruh dari lingkungan sekitar, penerapan nilai-nilai etika maupun moral yang ditanamkan pada peserta didik kurang maksimal sehingga terjadi penyimpangan perilaku yang tidak sesuai dengan nilai atau norma yang berlaku.



5



1.3 Tujuan Sejalan dengan pembentukan kegiatan PLP, diharapkan dapat memantapkan kompetensi akademik kependidikan dan bidang studi yang disertai dengan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berpikir tingkat tinggi karena sesuai dengan tujuan awalnya yaitu: 1. Menelaah kurikulum dan perangkat pembelajaran yang digunakan guru, sehingga dengan adanya laporan best practice ini dapat dilaksanakan program-program untuk mengkombinasikan berbagai strategi pembelajaran 2. Menelaah sistem evaluasi yang digunakang guru 3. Melatih mahasiswa sebagai calon guru dalam menulis pengalaman pribadi setelah membantu guru dalam mengembangkan RPP, media pembelajaran, Lembar Kegiatan Peserta Didik, bahan ajar dan perangkat evaluasi. 4. Memberi kontribusi terhadap perkembangan sekolah kearah yang lebih baik.



1.4 Manfaat Manfaat dari penulis Best Practice ini adalah suatu sumber atau kiat dalam menjalankan tugas sebagai guru disekolah dan bagi rekan – rekan mahasiswa PLP dari berbagai bidang studi yang lainnya.



6



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Pendidikan Berkarakter Dengan Penerapan Tata Tertib



Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat. Jika dikaitkan dengan dunia pendidikan, karakter siswa yang baik adalah karakter siswa yang menunjukkan bahwa dirinya seorang pelajar yang berpendidikan. Anak yang terpelajar dan terdidik melalui proses pembelajaran dan pendidikan yang baik tentu saja akan menghasilkan anak yang berkarakter baik. Mereka akan mempunyai watak yang jujur, disiplin, bertanggung jawab, sopan santun, peduli terhadap orang lain, tidak sombong, mampu menghargai karya orang lain, memiliki daya kreatif tinggi. Kita atau siapapun orang lain akan bisa membedakan karakter seseorang orang yang terdidik dan tidak terdidik dari pola pikir dan perilakunya, tata tutur pembicaraannya, tindak tanduknya, tata rias/pakaiannya dan lain lain. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2016), karakter memiliki arti Sifatsifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Karakter adalah kumpulan fitur dan sifat yang membentuk batin individu yang mempengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi pekerti, tabiat yang dimiliki manusia atau makluk hidup lainnya. Sifat individu dari ciri atau sifat seperti itu mengacu pada perilaku atau kualitas kepribadian/sikap seseorang/ beberapa orang. Suyanto mengemukakan karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama. Dari definisi di atas telah jelas bahwa penekanan karakter itu adalah pada cara berpikir dan berperilaku. Menurut sumber dari Balitbang, Kementerian Pendidikan Nasional, bahwa ruang lingkup nilai moral dalam rangka pembentukan karakter yang harus dikembangkan di lingkungan keluarga adalah sebagai berikut (1) Religius: Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agamadianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain; (2) Jujur: Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orangselalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan; (3) Toleransi: Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya; (4) Disiplin: Tindakan yang



7



menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan; (5) Kerja Keras: Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh- sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaikbaiknya; (6) Kreatif: Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki;(7) Mandiri: Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugasnya; (8) Demokratis: Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama Hak dan kewajiban dirinya dan orang lain; (9) Rasa Ingin Tahu: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatuyang dipelajarinya, dilihat, dan didengar; (10) Semangat Kebangsaan: Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya; (11) Cinta Tanah Air: Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yangmenunjukkankesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa; (12) Menghargai Prestasi: Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain; (13) Bersahabat/Komuniktif: Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain; (14) Cinta Damai: Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya; (15) Gemar Membaca: Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya;(16) Peduli Lingkungan: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. Menurut Megawangi (2004), anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter apabila dapat tumbuh pada lingkungan yang berkarakter, sehingga fitrah setiap anak yang dilahirkan suci dapat berkembang segara optimal. Mengingat lingkungan anak bukan saja lingkungan keluarga yang sifatnya mikro, maka semua pihak - keluarga, sekolah, media massa, komunitas bisnis, dan sebagainya - turut andil dalam perkembangan karakter anak. Dengan kata lain, mengembangkan generasi penerus bangsa yang berkarakter baik adalah tanggung jawab semua pihak. Tentu saja hal ini tidak mudah, oleh karena itu diperlukan kesadaran dari semua pihak bahwa pendidikan karakter merupakan”PR” yang sangat penting untuk dilakukan segera. Terlebih melihat kondisi karakter bangsa saat ini yang memprihatinkan serta kenyataan bahwa manusia tidak secara alamiah (spontan) tumbuh menjadi manusia yang berkarakter baik, sebab menurut Aristoteles (dalam Megawangi, 2004), hal itu merupakan hasil dari usaha seumur hidup individu dan masyarakat.



8



Sebelum membahas tentang tujuan tata tertib yang lebih luas, akan penulis uraikan terlebih dahulu tujuan dari peraturan. Menurut Hurlock (1990: 85), yaitu: peraturan bertujuan untuk membekali anak dengan pedoman berperilaku yang disetujui dalam situasi tertentu. Misalnya dalam peraturan sekolah, peraturan ini memuat apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh siswa, sewaktu berada di lingkungan sekolah. Tujuan tata tertib adalah untuk menciptakan suatu kondisi yang menunjang terhadap kelancaran, ketertiban dan suasana yang damai dalam pembelajaran. Dalam informasi tentang Wawasan Wiyatamandala (1993: 21) disebutkan bahwa ketertiban adalah suatu kondisi dinamis yang menimbulkan keserasian dan keseimbangan tata kehidupan bersama sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang memiliki tujuan membentuk manusia yang berkualitas, tentunya sangat diperlukan suatu aturan guna mewujudkan tujuan tersebut. Lingkungan sekolah khususnya tingkat SMP yang berangotakan remajaremaja awal yang sedang dalam masa transisi, sangat rentan sekali terhadap perilaku yang menyimpang. Oleh karena itu diperlukan suatu hukum atau aturan yang harus diterapkan di sekolah yang bertujuan untuk membatasi setiap perilaku siswa. Di lingkungan sekolah yang menjadi “hukum” nya adalah tata tertib sekolah. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1998: 37), mengemukkan bahwa peraturan tata tertib sekolah adalah peraturan yang mengatur segenap tingkah laku para siswa selama mereka bersekolah untuk menciptakan suasana yang mendukung pendidikan. Dalam kondisi sehari-hari, kondisi di atas mencerminkan keteraturan dalam pergaulan, penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana dan dalam mengatur hubungan dengan masyarakat serta lingkungan. Menurut Kusmiati (2004: 22), bahwa tujuan diadakannya tata tertib salah satunya sesuai dengan yang tercantum dalam setiap butir tujuan tata tertib. Secara umum tata tertib sekolah dapat diartikan sebagai ikatan atau aturan yang harus dipatuhi setiap warga sekolah tempat berlangsungnya proses belajar mengajar. Pelaksanaan tata tertib sekolah akan dapat berjalan dengan baik jika Guru, aparat sekolah dan siswa telah saling mendukung terhadap tata tertib sekolah itu sendiri,



9



kurangnya dukungan dari siswa akan mengakibatkan kurang berartinya tata tertib sekolah yang diterapkan di sekolah. Peraturan sekolah yang berupa tata tertib sekolah merupakan kumpulan aturan– aturan yang dibuat secara tertulis dan mengikat di lingkungan sekolah. Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa tata tertib sekolah merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain sebagai aturan yang berlaku di sekolah agar proses pendidikan dapat berlangsung dengan efektif dan efisien. Berdasarkan pandangan/keterangan tentang Tata Tertib/Disiplin Sekolah diatas bisa disimpulkan bahwa tata tertib sekolah disusun secara operasional guna mengatur tingkah laku dan sikap hidup siswa, guru dan karyawan administrasi disekolah yang bersangkutan. Pelaksanaan tata tertib sekolah yang merupakan sarana untuk meningkatkan disiplin belajar siswa akan dapat berjalan dengan baik jika Guru, aparat sekolah dan siswa telah saling mendukung terhadap tata tertib sekolah itu sendiri, kurangnya dukungan dari siswa dan seluruh stake holder sekolah akan mengakibatkan kurang berartinya tata tertib sekolah yang diterapkan di sekolah itu juga. Mengutip contoh Tata Tertib Sekolah yang diterapkan untuk mengatur tingkah laku dan sikap hidup siswa, guru meliputi hal-hal sebagai berikut: Pembentukan Karakter Siswa Disekolah Sudah banyak dijelaskan diatas bahwa baik dan buruknya karakter individu maupun kelompok dengan mudah bisa dibedakan seseorang dengan orang lainnya/ sekelompok orang dengan kelompok orang lainnya dari cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas setiap individu/kelompok tersebut dalam hidup mandiri atau bekerjasama dalam masyarakat. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang diciptakan oleh masyarakat untuk menyediakan lingkungan belajar dan ruang belajar untuk belajar dan mengajar serta



tempat



menerima



dan



memberi



pelajaran.



Kegiatan



pembelajaran



diselenggarakan untuk membentuk watak/karakter, membangun pengetahuan, sikap dan kebiasaan-kebiasaan untuk meningkatkan mutu kehidupan peserta didik. Upaya pembentukan karakter bagi siswa sekolah menengah pertama perlu dilakukan secara terus menerus untuk meningkatkan karakter baiknya dalam rangka membentuk



10



warga negara yang berkarakter lebih baik dan competence lebih tinggi dan tangguh kemampuannya karena karakter baik merupakan salah satu sikap fundamental pola pikir dan perilaku seseorang untuk mencapai keberhasilan hidup yang lebih baik. Maka sudah selayaknya sekolah mempersiapkan peserta didiknya berkarakter lebih baik yang menjujung tinggi budaya dan etika sebagai bekal hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di masa depannya.



11



BAB III PEMBAHASAN MASALAH



3.1 Waktu dan Tempat Pengumpulan Data Pelaksanaan Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) dilakukan di SMA Negeri 11 Muaro Jambi yang beralamatkan di Jalan Raya Jambi – Ma. Bulian Km. 16 Desa Mendalo Darat, Kec. Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi. PLP dilaksanakan pada Bulan Maret – Mei 2018.



3.2 Subjek Pengumpulan Data 3.2.1 Identitas Sekolah PROFIL SMA N 11 MUARO JAMBI Nama



: SMA Negeri 11 Muaro Jambi



NPSN



: 69822715



NSS



: 30.1.10.06.06.007



Daerah



: Pedesaan



Alamat



: Jl. Lintas Timur KM. 16 Mendalo Darat



Telp



:-



Desa/Kelurahan



: Mendalo Darat



Kecamatan



: Jambi Luar Kota



Kabupaten



: Muaro Jambi



Provinsi



: Jambi



Tahun Berdiri



: 2013



SK



: No. 398/Kep. Bud/Disdik/2013 tanggal 9 November 2013



Penerbit SK ditandatangi oleh : Bupati Muaro Jambi



12



Struktur Organisasi Sekolah SMA N 11 Muaro Jambi Tahun Pelajaran 2017/2018



Kepala Sekolah Drs. Mujiono NIP. 196511121998021001



KOMITE SEKOLAH



Guru BK



Wakil Kepala Sekolah Epi Hardita, M.Pd NIP. 197901122006042010



Majelis Guru



Wali Kelas



Siswa



13



Kepala TU Asril NIP. 196311271988121001



Staff Tata Usaha



Selain struktur organisasi yang ada, SMA N 11 Muaro Jambi tentu mempunyai tujuan dan arah yang dapat membangun serta mewujudkan generasi yang unggul. Adapun visi ke depan di SMA N 11 Muaro Jambi yaitu dapat terwujudnya peserta didik yang berakhlak mulia, cerdas, terampil, dan berbudaya. Untuk mewujudkan visi tersebut, maka dibentuklah misi untuk mengarah pada tujuan daripada visi tersebut adalah: 1. Menanamkan sikap yang jujur dan kedisiplinan dalam pribadi peserta didik 2. Membiasakan peserta didik melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya 3. Pembinaan pembelajaran aktif dan pembinaan olimpiade 4. Melaksanakan pembelajaran muatan lokal 5. Menciptakan lingkungan yang bersih, rindang, indah dan nyaman



Oleh sebab itu, perlunya kerjasama untuk mencapai tujuan sekolah di SMAN 11 Muaro Jambi yaitu : 1. Meningkatkan kejujuran dan kedisilinan dalam diri peserta didik. 2. Melaksanakan 5S. Senyum, Sapa, Salam, Sopan, dan Santun. 3. Melakukan shalat berjamaah, yasinan dan membaca Al-Quran. 4. meningkatkan prestasi siswa dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi. 5. meningkatkan prestasi siswa sesuai dengan keunggulanya. 6. mewujudkan sekolah yang nyaman, bersih, dan ramah lingkungan.



NO



NAMA GURU



JABATAN



1.



Drs. Mujiyono



Kepala Sekolah



Bahasa Indonesia



2.



Epi Harpdita, S.Pd



Wakil Kepsek



Bahasa Inggris



3.



Asnawati, S.Pd



Guru



Bahasa Indonesia



4.



Syofinar, S.Pd



Guru



Geografi



5.



Ilsya Martini, M.Pd



Guru



Kimia



6.



Halijah, S.Pd



Guru



Agama



7.



Rosa Marlinza, S.Pd



Guru



Biologi



14



MATA PELAJARAN



8.



Yenti, S.Pd



Guru



Ekonomi



9.



Novalina, S.Pd



Guru



Biologi



10.



Sukadi, S.Pd



Guru



Matematika



11.



Hermala Dewi, S.Pd



Guru



Bahasa Inggris



12.



Zuhdi, S.Pd



Guru



Sejarah



13.



Erma Suryanti, S.Pd



Guru



Fisika



14.



Aminatuzuhra, S.Pd



Guru



Tik



15.



Kiki Kurniawan,S.Pd



Guru



Penjas



16.



Siti Aminah, S.Pd



Guru



Fisika



17. Rotua Isabella, S.E, S.Pd



Guru



Bahasa Inggris



18.



Sri Junianti, S.Pd



Guru



Matematika



19.



Dapot Parulian, S.Pd



Guru



Agama Kristen



20.



Yulistianti, S.Pd



Guru



Sosiologi



21.



Qinan Aditya, S.Pd



Guru



Seni Budaya



22.



Halimah Tshadiyah



Guru



BK



JUMLAH SISWA/I SMA NEGERI 11 MUARO JAMBI No



Kelas



Laki-laki



Perempuan



Jumlah



1.



X MIA 1



5



16



25



2.



X MIA 2



6



18



24



3.



X IIS 1



14



11



25



4.



X IIS 2



13



10



23



5.



X IIS 3



15



10



25



6.



XI IPA



11



20



31



7.



XI IPS



16



14



30



80



99



183



Jumlah seluruh siswa



15



Tata Tertib SMAN 11 Muaro Jambi 1. Kegitatan belajar mengajar pada hari senin sampai kamis dimulai pada pukul 07:15-13:45 WIB, pada hari jumat pada pukul 07:00-11:00 WIB, sedangkan pada hari sabtu kegiatan belajar dan mengajar dari pukul 07:00-12:45. 2. Bagi siswa yang terlambat tidak diperkenankan untuk masuk kedalam kelas kecuali jika sudah diizinkan dari guru piket. 3. Setiap siswa diwajibkan untuk mengikuti upacara bendera. 4. Selama jam sekolah siswa tidak diperkenankan untuk meninggalkan halaman sekolah kecuali atas izin dari guru piket. 5. Siswa yang tidak hadir ke sekolah karena sakit atau hal lain, maka dapat memberikan keterangan melalui surat. 6. Setiap siswa wajib menjaga kerapian seragamnya, dengan setiap hari senin siswa menggunakan seragam putih-putih, selasa dan rabu menggunakan seragam putih-abu-abu, untuk hari kamis memakai pakaian seragam batik, untuk hari jumat memakai busana melayu, sedangkan sabtu menggunakan pakaian pramuka. 7. Setiap siswa diwajibkan mengikuti ulangan dan mengerjakan tugas dari guru, dan bila berhalangan hadir diizinkan mendapatkan ulangan susulan. 8. Setiap siswa wajib sopan terhadap guru, karyawan sekolah dan teman sebaya.



3.2.2 Sampel Sampel di ambil secara acak sesuai dengan pengamatan secara langsung dilapangan saat jam persekolahan.



3.3 Instrumen Pengumpulan Data 3.3.1 Observasi dan Wawancara Observasi



adalah



pengamatan



langsung



terhadapsuatu



kegiatanyangsedang berjalan. Pada pelaksanaan kegiatan PLP ini dilakukan observasi saat terjadinya proses PLP berlangsung. Kegiatan observasi di perkuat dengan pernyataan dari hasil konsultasi dan tanya jawab dengan pamong dan pihak kesiswaan di SMAN 11 Muaro Jambi.



16



3.3.2 Dokumentasi Menurut Iskandar (2013:77) dokumentasi adalah ditunjukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan data yang relevan mendapatkan data nama siswa SMA Negeri 11 Muaro Jambi yang ada dalam populasi.



3.4 Langkah-langkah Pemecahan Masalah Langkah-langkah



yang



dilakukan



untuk



memecahkan



permasalahan



kedisiplinan lewat penerapan tata tertib yang maksimal, dilakukan dari awal yaitu observasi dan kegiatan konsultasi atau tanya jawab dengan pamong dan waka bidang kesiswaan. Setelah itu dilakukan pengamatan secara langsung kepada tiap siswa yang ada di SMAN 11 Muaro Jambi. Setelah di amati ternyata benar bahwa sebahagian besar siswa telah menaati peraturan terutama jam masuk sekolah. Namun untuk kerapian berpakaian masih sangat rendah butuh kegiatan teguran dan modeling yang dilakukan untuk memupuk rasa peduli terhadap kerapian siswa.



3.5 Hambatan yang Dihadapi dalam Pemecahan Masalah Hambatan yang ditemui saat pelaksanaan PLP ini adalah masih adanya pelanggaran yang dilakukan oleh siswa. Disebabkan beberapa hal terutama dalam penangganan pelanggaran dan mental siswa secara khusus. Uapaya sekolah dalam membentuk prilaku siswa agar menjadi siswa yang berkarakter, hal itu bukan semata karena



kelemahan dari pihak sekolah



namun juga dari pihak orang tua murid sendiri. Kebanyakan orang tua cenderung menyerahkan anak sepenuhnya pada sekolah, namun pada hal kemampuan sekolah hanya terbatas. Partisipasi dan dukungan keluarga dan masyarakat pada pembentukan karakter dirasa masih kurang.



17



BAB IV HASIL YANG DICAPAI Sekolah yang merupakan pusat pengembangan budaya yang adi luhung peningkatan kedisiplinan dan ketertiban di lingkungan sekolah memang sangatlah penting, karena hal ini sering kali terjadi pelanggaran kedisiplinan dan ketertiban yang dilakukan para siswa. Oleh sebab itu kedisiplinan dan ketertiban perlu kita atur dalam sebuah tatanan yang biasa kita sebut dengan tata tertib sekolah. Adapun dibuatnya tata tertib tersebut memiliki dua tujuan yaitu tujuan khusus dan juga tujuan umum. Secara khusus memiliki tujuan supaya kepala sekolah bisa menciptakan suasana yang kondusif bagi semua warga sekolah, supaya para guru bisa melaksanakan belajar mengajar dengan optimal dan supaya tercipta kerja sama di antara para orang tua dengan sekolah dalam mengemban tugas pendidikan. Sedangkan tujuan secara umumnya yaitu agar terlaksananya kurikulum secara baik serta bisa menunjang peningkatan mutu pendidikan di dalam sekolah. Sama halnya bagi pembentukan karakter seorang anak, memang butuh waktu dan komitmen dari orangtua dan sekolah atau guru (jika memprioritaskan hal ini) untuk mendidik anak menjadi pribadi yang berkarakter. Butuh upaya, waktu dan cinta dari lingkungan yang merupakan tempat dia bertumbuh, cinta disini jangan disalah artikan memanjakan. Jika kita taat dengan proses ini maka dampaknya bukan ke anak kita, kepada kitapun berdampak positif, paling tidak karakter sabar, toleransi, mampu memahami masalah dari sudut pandang yang berbeda, disiplin dan memiliki integritas (ucapan dan tindakan sama) terpancar di diri kita sebagai orangtua ataupun guru. Hebatnya, proses ini mengerjakan pekerjaan baik bagi orangtua, guru dan anak jika kita berkomitmen pada proses pembentukan karakter. Bagaimna membentuk karakter siswa melalui disiplin tata tertib sekolah? Utamanya yang diamati oleh saya saat progeam PLP berjalan di SMAN 11 Muaro Jambi. Seperti contoh tata tertib di atas seakan hanya menyinggung apa-apa yang harus dilakukan atau tidak dilakukan oleh siswa semata. Apakah tata tertib itu bisa terlaksana dengan yang diharapkan? Tentu saja tidak. Program/aturan sekolah untuk mendungnya sangat diperlukan. Stake holder sangat penting peranananya, meskipun tidak perlu seperti polisi atau hakim dengan vonis yang menakutkan.



18



Suatu contoh di Sekolah Menengah Atas Negeri 11 Muaro Jambi untuk mendorong tercapainya tertib kedatangan siwa disekolah (I.1. Semua Siswa harus hadir disekolah selambat-lambatnya 10 menit sebelum pelajaran dimulai.) sekolah mengadakan Progam 3.S (salam senyum sapa) yang diaplikasikan setiap pagi oleh kepala sekolah bersama staf dan guru BP menyambut kedatangan siswa disekolah dengan menyalaminya dan berbagai sambutan keramahan yang lain. Hasil dari pelaksanaan program 3.S ini peserta didik yang datang kesekolah terlambat menjadi jauh berkurang atau sekitar dibawah belasan siswa dengan alasan keterlambatan yang sangat masuk akal/tidak dibuat-buat, berarti tingkat kedisiplinan kehadiran siswa di sekolah bisa dipantau untuk ditingkatkan. Selain itu program 3S ternyata berdampak pada kerapian dan kelengkapan pakaian anak meningkat baik. Siswa menjadi terbiasa saling beertegur sapa antar teman selevelnya atau terhadap senior/yuniornya, gurunya atau warga sekolah yang lain dengan tata krama/sopan santun yang berlaku dilingkungan sekolah. Program Salam Senyum Sapa bagi sekolah manfaat besar sekali, sekolah dengan mudah memantau kebisaan baik dan buruk dari perilaku dan pola pikir iandividu-individu peserta didik dengan mudah. Peserta didik menjadi merasa dihargai dan diperhatikan sehingga mereka merasa nyaman dan aman di sekolah. Piket Kelas, piket kerja kelas yang beranggotakan rata-rata seperenan dari jumlah rombongan belajar dalam satu kelas siswa bertugas menkondisikan dalam/luar ruang kelas dalam keadaan bersih dan rapi, serta mempersiapkan alat bantu belajar mengajar untuk siap digunakan sebagai tempat proses pembelajaran. Kwajiban ini bertujuan supaya anak memiliki sikap gotong royong, peduli dan rasa bertanggung jawab terhadap sesam dan lingkungan sosial disekolahnya. Selain itu masih ada program wajib/ peraturan pendukung yang dilaksanakan disekolah SMAN 11 Muaro Jambi untuk membentuk karakter baik siswa yaitu: (1) Upacara bendera setiap hari Senin atau hari besar kenegaraan lainnya untuk menumbuhkan watak disiplin dan jiwa patriotism dalam berbangsa dan bernegara; (2) Hormat bendera, berdoa, salam keada guru setiap awal/jam pertama pembelajaran pagi hari dan jam terakir pembelajaran di siang hari untuk mengembangkan ketakwaan dalam beragama dan menghormati bendera negara serta menjujung tinggi



19



harkat dan martabat bangsa; (3) Mengucapkan salam kepada guru yang datang diawal atau meninggalkan kelas selesai pembelajaran untuk membangun rasa hormat dan membiasakan bertegur sapa dengan santun pada guru atau warga sekolah lainnya; (4) Melaksanakan kegiatan Jumat bersih baik dalam atau luar lingkungan kelas/sekolah yang berupa kerja social bersama siswa, guru dan seluruh stake holder sekolah dalam rangka mencapai sekolah adi wiyata untuk meningkatkan rasa peduli, cinta dan rasa tanggung jawabnya terhadap lingkungan sekolah tempat belajarnya. Dampak positif yang muncul dengan penegakan dan penerapan yang baik terhadap adanya tata tertib sekolah akan membuat siswa menjadi patuh pada peraturan sekolah atau guru, introspeksi dan berjanji tidak akan melanggar peraturan lagi, menjaga ketertiban sekolah, dan membantu mendisiplinkan siswa. Konteks inilah yang akan membuat peserta didik bertutur sapa secara sopan, peduli antar sesama, meminimalisir adanya sifat acuh pada peringatan sekolah atau guru, selalu mengulang kesalahan yang sama, tidak mentaati peraturan sekolah, mempropokasi teman-temannya untuk melanggar peraturan sekolah, cenderung bersikap kearah kriminalitas, dendam kepada guru dan membentuk geng dan lain sebagainya.Tata tertib sekolah dan berbagai program pendukung operasionalnya di Sekolah Menengah Negeri 11 Muaro Jambi terbukti mampu meningkatkatkan disiplin baik dalam kehadiran di sekolah, berpakaian, berperilaku, rasa tanggung jawab terhadap kwajibannya, lebih rajin belajar yang menggambarkan ciri-ciri baik dari seorang peserta didik dan mengurangi kegiatan negative siswa.



20



BAB V PENUTUP



5.1 Simpulan



Berdasarkan pembahasan di atas yang diperoleh dari berbagai aktifitas yang dilakukan praktikan dari semenjak observasi, pengenalan, dan adaptasi terhadap lingkungan sekolah, maka praktikan dapat menarik kesimpulan antara lain sebagai berikut : 1) Program Pengalaman Lapangan (PLP) merupakan sebuah program yang sangat membantu mahasiswa dalam menanamkan kesadaran pada profesi baik berupa pengalaman maupun pengalaman praktis kependidikan sebagai persiapan untuk menjadi tenaga pengajar yang profesional. 2) PLP adalah salah satu upaya yang akan memberikan manfaat dalam pembentukan dasar-dasar keguruan bagi calon tenaga edukatif yang berkualitas. 3) Menjadi pengajar atau pendidik ternyata tidak mudah karena mengajar memerlukan keahlian dan keterampilan khusus seperti penguasaan materi, pengelolaan kelas, serta teknik dan metode yang cocok untuk digunakan pada saat menyampaikan materi agar mudah dipahami oleh peserta didik. 4) Permasalahan yang dialami praktikan selama melaksanakan PLP berkisar pada masalah-masalah teknis, adaptasi dan partisipasi dengan lingkungan sekolah.



5.2 Saran



Setelah mengalami banyak hal selama mengikuti kegiatan PLP di SMA Negeri 11 Muaro Jambi, maka pada kesempatan ini praktikan ingin menyampaikan beberapa saran : 1. Saran untuk SMA N 11 Muaro Jambi a. Tetap pertahankan kedisiplinan yang tinggi baik seluruh warga sekolah bukan hanya terhadap para siswa. b. Terus memotivasi siswa untuk tetap bersaing secara sehat supaya berhasil dalam akademik ataupun dalam hal lainnya dengan memberikan



21



penghargaan setinggi-tingginya sehingga siswa terpacu untuk berprestasi lebih baik lagi. c. Tetap pertahankan komunikasi yang baik antara para guru dan siswa. d. Meyakinkan siswa bahwa belajar oleh praktikan tetap sama dengan belajar dengan guru. 2.



Saran untuk praktikan a. Praktikan harus mempersiapkan mental dan fisik secara matang selama kegiatan PLP karena dalam kenyataannya dilapangan biasanya sangat berbeda dari yang dibayangkan. b. Praktikan harus bisa beradaptasi dengan seluruh anggota lingkungan sekolah, baik dengan kepala sekolah, guru, staf TU maupun dengan siswa untuk membangun suasana kondusif bagi praktikan sehingga dapat mengaktualisasikan dirinya sebaik mungkin. c. Praktikan harus menjalin komunikasi yang intensif dengan dosen dalam bentuk bimbingan dan konsultasi agar praktikan berkembang dengan baik. d. Praktikan harus mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pembelajaran. e. Perlunya pembenahan dan peningkatan wawasan praktikan dalam hal pembelajaran. f. Praktikan harus memahami psikologi anak remaja sebagai satu bekal tambahan dalam menghadapi siswa guna keberhasilan proses pembelajaran. g. Praktikan harus kompak dan solid dengan sesama praktikan lainnya sehingga bisa saling membangun dan menguntungkan.



22