Laporan Praktik Chasis Otomotif [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIK CHASIS OTOMOTIF



Oleh: SYAHIR 1823040005 PTO 01



JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2020



Kata Pengantar



Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat allah SWT. Kerana atas berkat rahmat dan karunia-nya sehinnga saya dapat menyusun laporan akhir “CHASIS OTOMOTIF” yang merupakan salah satu persyaratan untuk memenuhi tugas mata kuliah Chasis Otomotif. Dalam pembuatan laporan ini saya banyak mendapat kendala dan hambatan.Tapi atas bantuan dari berbagai pihak akhirya saya dapat menyelesaikan laporan ini tepat waktu.Dan pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah banyak membantu sehingga saya dapat meyelesaikan laporan ini. Laporan ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar laporan ini dapat mendekati kesempurnaan. Dan Semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi saya dan pembaca pada umumnya.



Makassar, 11 Desember 2020 Penyusun,



SYAHIR NIM. 1823040005



i



Daftar Isi



Kata Pengantar..........................................................................................................i Daftar Isi..................................................................................................................ii Daftar Gambar........................................................................................................iii BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1 A. Latar belakang...............................................................................................1 B. Rumusan masalah.........................................................................................2 C. Tujuan...........................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4 A. Pengertian, Fungsi, Prinsip, dan Komponen Rem........................................4 B. Fungsi Dan Jenis Rem Kendaraan................................................................4 C. Prinsip Kerja Rem Cakram...........................................................................5 D. Kelebihan dan Kekurangan Rem Tromol.....................................................7 E. Prinsip Kerja Rem Tromol............................................................................7 F.



Pengertian, Fungsi , dan Komponen sistem Kemudi....................................8



G. Body dan Rangka........................................................................................12 H. Sistem suspensi...........................................................................................17 I.



Roda dan Ban..............................................................................................20



BAB III LANGKAH KERJA...............................................................................25 A. Sistem Rem.................................................................................................25 B. Sistem Kemudi............................................................................................29 C. Rangka dan Body........................................................................................32 D. Keselamatan Kerja......................................................................................32 BAB IV PENUTUP..............................................................................................33 A. Kesimpulan.................................................................................................33 B. Saran............................................................................................................33 Daftar Pustaka........................................................................................................34



ii



Daftar Gambar gambar 1 Rem cakram.............................................................................................5 gambar 2 Prinsip kerja Cakram................................................................................6 gambar 3 Recirculation ball.....................................................................................9 gambar 4 Rack and Pinion.....................................................................................10 gambar 5 Hyraulid power steering.........................................................................11 gambar 6 Steering geer..........................................................................................12 gambar 7 Body dan Rangka...................................................................................12 gambar 8 Ladder Frame.........................................................................................14 gambar 9 Monocoque.............................................................................................14 gambar 10 Tubular.................................................................................................15 gambar 11 Backbone..............................................................................................15 gambar 12 Aluminium...........................................................................................16 gambar 13 Suspensi...............................................................................................17 gambar 14 Suspensi Independen............................................................................19 gambar 15 Stabilizer bar........................................................................................20



iii



BAB 1 PENDAHULUAN



A. Latar belakang Perkembangan dunia teknologi di bidang komputasi saat ini sangatlah pesat terutama perangkat lunak (software) yang ditunjang kualitas hardware, sebagian besar pekerjaan manusia sekarang telah digantikan oleh pemrogaman dengan komputer. Dengan demikian komputer sebagai alat bantu manusia dalam menyelesaikan pekerjaan maupun menganalisa berbentuk desain tanpa harus menunggu hasil jadi barang/ alat yang ingin diuji. Kemajuan teknologi ini menjadi terobosan bagi setiap perusahaan yang ingin meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi serta tetap menjaga eksistensinya di pasar perdagangan. Kecanggihan teknologi desain konstruksi tidak lepas dari peneliti yang mengembangkan ilmu, rekayasa khususnya bidang elemen hingga yang memadukan ilmu matematika, teknik dan komputer. Mobil merupakan mode transportasi yang sangat diminati oleh konsumen di bidang otomotif. Tingginya alat transportasi di dunia khususnya di Indonesia membuat para produsen otomotif berlomba- lomba memberikan produk yang mereka ciptakan guna kebutuhan konsumen, berbentuk kendaraan roda empat pribadi/ transportasi/ barang. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan pasar tersebut dibuatlah kendaraan esemka yang merupakan salah satu produk dari mobil nasional. Suatu rancangan mobil secara garis besar terdiri dari komponen, seperti: Chasis/ rangka kendaraan yang berfungsi sebagai penopang berat kendaraan, kedua yaitu mesin berfungsi sebagai penggerak dari kendaraan, komponen selanjutnya yaitu body yang merupakan tampilan luar dari mobil. Untuk mengatasi tingginya permintaan konsumen yang meningkat juga harus dibuat standart pengujian apabila kendaraan mengalami kecelakaan saat melaju di jalanan. Honda R&D (2004) menyatakan kejadian yang sering terjadi pada kendaraan adalah tumbukan dengan kendaraan lain (crash), terguling karena slip (roll over), lepas kendali (under streering) atau benturan yang menyebabkan deformasi



1



dan kerusakan pada kendaraan tersebut. Untuk mengatasi masalah tersebut dibutuhkan ketangguhan dari material body dan juga chasis/ rangka yang kuat, aman dan mampu menyerap energi pada saat terjadi tumbukan/ crash dengan benda lain, serta mampu meredam getaran yang terjadi agar pengemudi dan penumpang bisa menggunakan kendaraan dengan aman. Pada mobil, benturan yang terjadi dari depan dinamakan frontal crash, dari arah samping side crash, dan dari belakang dinamakan back crash. Pada era sekarang ini perkembangan ilmu pengetahun dan teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat. Banyak dilakukan pengembangan dan penelitian dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan teknologi transportasi sangat cepat terutama dalam bidang otomotif. Pada saat ini inovasi dalam otomotif semakin memanjakan pemakai, dengan adanya terobosan teknologi yang terbaru harus mampu memenuhi tuntutan pemakai (konsumen). Hal ini membuat pemakai lebih mudah, aman dan nyaman.sehingga para konsumen akan merasa puas dari keindahan kendaraan baik dari bagian eksterior maupun bagian interiornya. Selain itu juga disertakan perangkat keamanan dan kenyamanan yang lengkap, yang akan berfungsi optimal, meliputi : rem, suspense, kemudi dan lain sebagainya. B. Rumusan masalah Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu sebagai berikut: 1. Pengertian dan fungsi sistem Rem secara umum ? 2. Pengertian dan fungsi sistem Kemudi secara umum ? 3. Pengertian dan fungsi Rangka dan Body secara umum ? 4. Pengertian dan fungsi suspensi secara umum ? 5. Pengertian dan fungsi Roda secara umum ? 6. Langkah kerja dari masing masing pembahasan diatas ? C. Tujuan Adapun tujuan yang hendak dicapai setelah mempelajari makalah ini, yaitu



2



sebagai berikut: 1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dan fungsi sistem Rem secara umum? 2. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dan fungsi sistem kemudi secara umum ? 3. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dan fungsi rangka dan body pada kendaraan ? 4. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dan fungsi sistem suspensi pada kendaraan ? 5. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dan fungsi roda dan ban ? 6. Mahasiswa dapat mengetahui cara pembongkaran, pemasangan dan diagnosa kerusakan kendaraan ?



3



BAB II PEMBAHASAN



A. Pengertian, Fungsi, Prinsip, dan Komponen Rem Pengertian rem secara umum adalah suatu sistem yang bekerja untuk memperlambat atau menghentikan suatu perputaran, misalkan perputaran roda kendaraan. Prinsip kerja sistem rem kendaraan adalah mengubah tenaga kinetik menjadi panas dengan cara menggesekan dua buah logam pada benda yang berputar sehingga putarannya akan melambat, dengan demikian laju perputaran roda kendaraan menjadi pelan atau berhenti dikarenakan adanya kerja rem. Sistem rem pada kendaraan merupakan suatu komponen penting sebagai keamanan dalam berkendara, tidak berfungsinya rem dapat menimbulkan bahaya dan keamanan berkendara jadi terganggu. Oleh sebab itu komponen rem yang bergesekan ini harus tahan terhadap gesekan (tidak mudah aus), tahan panas dan tidak mudah berubah bentuk pada saat bekerja dalam suhu tinggi. D. Fungsi Dan Jenis Rem Kendaraan Beberapa fungsi rem: 1. Untuk memperlambat kecepatan atau menghentikan gerakan roda kendaraan. 2. Mengatur kecepatan selama berkendara. 3. Untuk menahan kendaraan saat parkir dan berhenti pada jalan yang menurun atau menanjak. Adapun jenis rem pada kendaraan yaitu : 1. Pengertian Rem Cakram Rem cakram adalah sistem pengereman yang menggunakan metode



4



jepit untuk mengurangi dan menghentikan putaran sebuah piringan yang terletak pada rodakendaraan. Sistem rem cakram ini, dinilai lebih simpel dan lebih responsif,



karena dengan luas penampang rem yang kecil namun arah gaya gesek saling menekan membuat sistem pengereman menjadi lebih efektif. gambar 1 Rem cakram



2. Kelebihan Rem Cakram a) Memiliki bentuk yang ringkas sehingga cocok untuk kendaraan kecil b) Dengan model yang terbuka, membuat pelepasan panas menjadi lebih baik sehingga rem tidak gampang panas. c) Daya pengereman mencapai 100% karena metode yang digunakan adalah jepitan. d) Durabilitas juga cukup baik meski kondisi rem basah. 3. Kekurangan Rem Cakram Memiliki luas kampas yang lebih kecil sehingga daya pengereman tidak sekuat rem tromol



a)



Lebih cepat aus karena metode "jepitan" pada rem cakram membuat penekanan kampas menjadi besar



b) Dengan model terbuka, kaliper berpotensi kemasukan kotoran yang bisa merusak kaliper. c)



Pada beberapa jenis, velg pada roda yang menggunakan rem cakram akan lebih kotor. 5



E. Prinsip Kerja Rem Cakram Seperti yang disinggung diatas, rem cakram bekerja dengan metode jepitan pada sebuah piringan.



gambar 2 Prinsip kerja Cakram



Jepitan kampas rem pada sebuah piringan ini, digerakan oleh piston yang terdapat didalam caliper rem. Saat kita menginjak pedal rem, maka cairan hidrolik akan mengalir dan menekan piston didalam kaliper rem. Piston yang tertekan ini akan bergerak menekan dua buah kampas rem dengan arah saling mendekati secara segaris. Ditengah dua kampas rem terdapat sebuah piringan rem yang terhubung dengan roda. Sehingga gerakan kampas rem yang saling mendekati akan menjepit piringan rem. 1. Komponen komponen Rem cakram a) Disc ( piringan ) b) Brake caliper c) Piston d) Piston seal e) Niple blead f) Brake pad g) Caliper brakced 2. Pengertian Rem Tromol Rem tromol tergolong salah satu tipe rem pada kendaraan. Untuk kendaraan mobil pada dasarnya memakai sistem rem hidrolik dengan



6



melakukan pemanfaatan tekanan hidrolik untuk membantu menekan kanvas rem. Fungsi tromol rem sebagai penghubung putaran dari roda, berarti tromol rem itu akan berputar cocok putaran roda. Sehingga saat tromol rem distop putarannya, otomatis roda kendaraan akan berhenti berputar. F. Kelebihan dan Kekurangan Rem Tromol 1. Kelebihan Rem Tromol : a) Lebih awet sebab mempunyai kampas rem yang lebar b) Permukaan kampas rem lebar membuat daya pengereman lumayan besar lengan berkuasa maupun lembut, sehingga sesuai dipakai pada kendaraan beroda empat berbobot besar c) Lebih membersihkan dan aman dari kotoran luar karena sistem rem ini bersifat tertutup 2. Kekurangan Rem Tromol : a) Sifatnya yang tidak terbuka membuat pelepasan gerah sedikit terganggu b) Karena arah gerakan saling menjauhi, membuat rem sedikit bermasalah di responsif c) Mempunyai efisiensi lebih jelek dibandingikan rem cakram, karena arah gerakan ini akan menimbulkan sedikit kerugian tenaga. G. Prinsip Kerja Rem Tromol Seperti yang dikatakan diatas, rem tromol bekerja dengan prinsip gesekan. Gesekan ini akan mengubah energi putar pada tromol rem menjadi energi gerah. Sehingga putaran roda akan stop dan temperature sekitar rem akan meningkat. Konstruksi rem tromol mempunyai dua buah kampas rem yang terletak dibagian dalam. Lalu dibagian luar kampas rem terdapat komponen berbentuk mangkuk yang kita kenal sebagai tromol rem. Arah gerakan rem tromol itu saling menjauhi, artinya dikala rem ditekan maka duua buah kampas rem akan bergerak ke arah luar (saling menjauhi). Gerakan itu akan membuat kampas rem memencet permukaan dalam 7



tromol rem. Sehingga terjadilah goresan yang akan menghentikan putaran tromol dan roda. Komponen Rem Tromol : a)



Backing plate



b) Silinder roda c)



Sepatu rem dan kampas



d) Return spring ( upper spring dan luner spring ) e)



Brake shoe holder



f)



Brake shoe adjuster



g) Parking brake lever h) Drum / tromol rem i)



Parking brake cable



H. Pengertian, Fungsi , dan Komponen sistem Kemudi 1. Fungsi sistem kemudi Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda-roda depan. Bila roda kemudi diputar, steering column akan meneruskan tenaga putarnya ke steering gear. Steering gear memperbesar tenaga putar ini sehingga dihasilkan momen yang lebih besar untuk menggerakkan roda depan melalui steering linkage.



2. Jenis-Jenis Sistem Kemudi a) Sistem Kemudi Manual Dengan diproduksinya mobil-mobil baru sekarang ini penggunaan Sistem kemudi secara manual sudah mulai ditinggalkan. Pada sistem ini dibutuhkan adanya tenaga yang besar untuk mengemudikannya. Akibatnya pengemudi akan cepat lelah apabila mengendarai mobil terutama pada jarak jauh. b) Tipe Sistem Kemudi Manual Recirculating ball



8



Cara kerjanya : Pada waktu pengemudi memutar roda kemudi, poros utama yang dihubungkan dengan roda kemudi langsung membelok. Di ujung poros utama kerja dari gigi cacing dam mur pada bak roda gigi kemudi menambah tenaga dan memindahkan gerak putar dari roda kemudi ke gerakan mundur maju lengan pitman ( pitman arm ).



gambar 3 Recirculation ball



Lengan-lengan penghubung (linkage), mulai dari batang penghubung ( relay rod ), tie rod, lengan idler ( idler arm ) dan lengan nakel arm dihubungkan dengan ujung pitman arm. Sambungan tersebut memindahkan gaya putar dari kemudi ke rodaroda depan dengan memutar ball joint pada lengan bawah ( lower arm ) dan bantalan atas untuk peredam kejut. Jenis ini biasanya digunakan pada mobil penumpang atau komersial. Keuntungan : 1. Komponen gigi kemudi relative besar, dapat digunakan untuk kendaraan sedang, mobil besar, dan kendaraan komersial. 2. Keausan relative kecil dan pemutaran roda kemudi relative ringan. Kerugian : 1. Konstruksi rumit karena hubungan antara gigi sector dan gigi pinion tidak langsung 2. Biaya perbaikan lebih mahal Jenis rack and pinion Cara kerja : Pada waktu roda kemudi diputar, pinion pun ikut berputar.



9



Gerakan ini akan menggerakkan rack dari samping ke samping dan dilanjutkan melalui tie rod ke lengan nakel pada roda-roda depan sehingga satu roda depan didorong, sedangkan satu roda tertarik, hal ini menyebabkan roda-roda berputar pada arah yang sama.



gambar 4 Rack and Pinion



Kemudi jenis rack and pinion jauh lebih efisien bagi pengemudi untuk mengendalikan roda-roda depan. Pinion yang dihubungkan dengan poros utama kemudi berkaitan



denngan



melalui



poros



intermediate,



rack.



Keuntungan : 1. Konstruksiringandansederhana 2. Persinggungan antara gigi pinion dan rack secara langsung 3. Pemindahan momen relatif lebih baik, sehingga lebih ringan Kerugian :



1. Bentuk roda gigi kecil, hanya cocok digunakan pada mobil penumpang ukuran kecil atau sedang. 2. Lebih cepat aus 3. Bentuk gigi rack lurus, dapat menyebabkan cepatnya keausan c) Sistem Kemudi Jenis Power Steering Power steering merupakan sebuah sistem yang berfungsi untuk meringankan memutar sistem kemudi kendaraan sehingga menghasilkan putaran kemudi yang ringan tanpa membutuhkan tenaga yang berarti untuk mengendalikan kemudi. Dalam perkembangannya power steering terbagi menjadi 2, yaitu : Hidrolik Power Steering dan Elektronik Power Steering.



d) Hyraulic power steering Rack-and-pinion assembly merupakan unit hydraulic-mechanical



10



dengan integral piston dan rack assembly. Di dalamnya ada satu rotary valve yang mengarahkan aliran minyal power steering dan mengontrol tekanan untuk mengurangi steering effort (suatu usaha daya yang diperlukan untuk memutar kemudi). Ketika kemudi diputar, tahanan yang terbentuk oleh adanya berat dari kendaraan dan gesekan roda ke ban, menyababkan torsion bar di dalam rotary valve menjadi agak cenderung melenceng. Hal ini akan merubah posisi valve spool dan sleeve, karena itulah diperlukan pengarahan pelumas bertekanan ke proper end yang terdapat pada power cylinder. Perbedaan tekanan pada sisi piston (yang dipasang pada rack) membantu menggerakkan rack untuk mengurangi langkah usaha putar. Pelumas di dalam power cylinder yang berlawanan didesak ke control valve dan kembali ke pump reservoir. Ketika steering effort berhenti, maka control valve akan diketengahkan oleh gaya melintir dari torsion bar, tekanan pada kedua sisi piston akan disamakan, dan roda depan kembali ke posisi lurus ke depan. e) Komponen sistem kemudi Stearing coulum Steering column atau batang kemudi merupakan tempat poros utama. Steering column terdiri dari main shaft yang meneruskan putaran roda kemudi ke steering gear, dan column tube yang mengikat main shaft ke body. Ujung atas dari main shaft dibuat meruncing dan bergerigi, dan roda kemudi diikatkan ditempat tersebut dengan sebuah mur.



11



gambar 5 Hyraulid power steering



f) Steering gear Steering gear tidak hanya berfungsi untuk mengarahkan roda depan, tetapi dalam waktu yang bersamaan juga berfungsi sebagai gigi reduksi untuk meningkatkan momen agar kemudi menjadi ringan. Untuk itu diperlukan perbandingan reduksi yang disebut perbandingan steering gear, dan biasanya perbandingannya antara 18 sampai dengan 20 : 1. Perbandingan yang semakin besar akan menyebabkan kemudi menjadi semakin ringan, tetapi jumlah putarannya akan bertambah banyak, untuk sudut belok yang sama.



gambar 6 Steering geer



I. Body dan Rangka Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan teknologi otomotif, jumlah dari kendaraan juga semakin banyak, yang dibuat dengan teknologi yang bervariasi dan komponen dengan bahan yang juga semakin maju. Bagian kendaraan garis besarnya terbagi dalam 2 kelompok besar, yaitu chassis dan bodi kendaraan.



12



gambar 7 Body dan Rangka



1. Definisi Chassis Chassis adalah rangka yang berfungsi sebagai penopang berat dan beban kendaraan, mesin serta penumpang. Biasanya chassis dibuat dari kerangka besi/ baja yang berfungsi memegang body dan mesin engine dari sebuah kendaraan. Syarat utama yang harus terpenuhi adalah Material tersebut harus memiliki kekuatan untuk menopang beban dari kendaraan. Chassis juga berfungsi untuk menjaga agar mobil tetap rigid, kaku dan tidak mengalami bending atau deformasi waktu digunakan. 2. Sejarah Singkat Chasis Atau Rangka Mobil Rangka mobil pertama kali dibuat oleh Charles dan F. Duryea dari Springfield, Massachussets, Amerika pada tahun 1893. Mobil tersebut mirip sebuah andong tanpa kuda. Mobil Duryea kemudian diikuti oleh elwood G. Hayhes. Dirancang dan dibuat pada tahun 1894 oleh perusahaan Apperson Brothers. Kemudian Henry Ford membuat mobil pertama pada tahun 1897. Perkembangan teknologi rangka mobil relatif cepat. Dari hasil yang kasar dan produksi lambat sampai ke hasil yang halus, indah, cepat, dan efisien seperti sekarang. Bentuk mobil tertutup baru muncul pada 1911. Tutup mobil bagian atas pada waktu itu masih sangat sederhana. Fungsinya hanya sekedar melindungi penumpang dari hujan dan terik matahari. Tutup bodi ada yang dibuat dari kanvas, tetapi ada juga dari pelat yang dipres sehingga sangat kuat. Tutup mobil yang demikian dikenal dengan sebutan hardtop, contohnya Toyota Land Cruiser.



3. Jenis Jenis Chassis : a) Ladder frame Dinamakan Ladder Frame karena bentuknya menyerupai tangga. Ladder frame adalah chassis yang tertua dan banyak digunakan khusunya untuk kendaraan berbeban berat (heavy duty). Chassis ini biasanya terbuat dari material baja simetris atau model balok yang kemudian di perkuat dengan crosmembers dan joint joint. untuk beberapa desain kadang kala Ladder frame diberi perkuatan besi menyilang agar tetap menjaga kekakuan strukturnya.



13



gambar 8 Ladder Frame



b) Monocoque Pada Chassis jenis ini Body kendaraan berfungsi sebagai Chassis, sehingga bentuknya sanggat tergantung dari model dari kendaraan itu sendiri, Chassis monocoque atau sering kita denganr dengan nama sasis monokok, kekuatan utamanya ada pada lembaran lembaran baja/ composit yang disatukan atau diperkuat. Pada dewasa ini jenis Chassis monocoque banyak diaplikasikan pada kendaran ringan karena memiliki keuntungan diantaranya bisa menghemat pemakaian bahan selain itu dapat mempersingkat proses produksi. karena tidak perlu membuat sasis tambahan bukan.



gambar 9 Monocoque



c) Tubular space frame Jenis Chassis ini mengunakan bermacam balok atau pipa yang dirangkai menjadi satu dan hampir menyerupai ndari konstruski kendaraan tersebut. Chassis ini biasanya banyak diaplikasikan dalam dunia balap mobil, Jenis Chassis ini sangat mudah untuk ditambah atau di desain dan diberi perkuatan tambahan. Dalam struktur jenis ini sangat penting untuk memastikan semua bidang ter triangulasi (coba 14



anda amati kuda kuda pada rumah atau jembatan dimana semua struktur tercipta dengan sambungan model segitiga. Kekuatan dari Chassis ini amat tergantung dari mutu dan kualitas sambungan las tiap sendinya.



gambar 10 Tubular



d) Backbone Chassis Ide awalnya adalah dengan membuat struktur depan dan belakangnya yang terhubung dengan sebuah rangka tube yang melintang disepanjang mobil. Tidak seperti transmisi tunel, chassis backbone ini hampir seluruhnya adalah struktur kaku dan dapat menahan semua beban. Ini terdapat beberapa lubang yang kontinyu. Karena begitu sempit dindingnya umumnya dibuat tebal. Chassis Backbone memiliki kekakuan dari luas area bagian backbone itu sendiri.



gambar 11 Backbone



e) Aluminium Space Frame Chassis jenis ini pertama kali dikembangkan oleh perusahaan mobil Audi (anak perusahaan Grup VW) bersama-sama dengan perusahaan pembuat aluminium Alcoa. Aluminium Chassis Frame dibuat untuk menggantikan chassis baja monocoque karena untuk 15



menghasilkan sebuah rangka yang ringan. Konon Chassis jenis Aluminium Space Frame diklaim 40% lebih ringan dibanding dengan rangka baja monocoque namun 40% lebih Kaku / Rigid. Pada Gambar disamping adalah gambar chassis milik dari kendaraan Audi.



gambar 12 Aluminium



4. Definisi Bodi Bodi adalah bagian dari kendaraan yang dibentuk sedemikian rupa, (pada umumnya) terbuat dari bahan plat logam (steel plate) yang tebalnya antara 0,6 mm – 0,9 mm sebagai tempat penumpang ataupun barang. Konstruksi bodi otomotif dibagi menjadi 2, yaitu:



a)



Konstruksi Terpisah (Composite) Merupakan jenis konstruksi bodi kendaraan dimana bodi dan rangkanya terpisah. Pertautan/penyambungan antara bodi dan rangka menggunakan baut dan mur. Untuk meningkatkan kenyamanan saat digunakan, maka diantara bodi dan rangka dipasang karet sebagai alat peredam getaran. Konstruksi bodi dan rangka yang terpisah ini memberikan kemudahan dalam penggantian bagian bodi kendaraan yang mengalami kerusakan, terutama bodi bagian bawah atau putusnya rangka. Konstruksi ini biasanya digunakan pada kendaraan sedan tipe lama, kendaraan penumpang dan mobil angkutan barang. (misal truck, bus, pick up dan lain sebagainya).



b) Konstruksi Menyatu (Monocoque).



16



Merupakan jenis konstruksi bodi kendaraan dimana bodi dan rangka tersusun menjadi satu kesatuan. Konstruksi ini menggunakan prinsip kulit telur, yaitu merupakan satu kesatuan yang utuh sehingga semua beban terbagi merata pada semua bagian kulit. Pertautan antara bodi dan rangka menggunakan las. Karena bodi dan rangka menyatu, maka bentuknya dapat menjadi lebih rendah dibanding dengan tipe composite sehingga titik berat gravitasi lebih rendah menyebabkan kendaraan akan lebih stabil. Konstruksi ini digunakan pada sedan, bahkan beberapa kendaraan MPV (Multi Purpose Vehicle) mulai menerapkan konstruksi monocoq body.



J. Sistem suspensi 1. Prinsip Kerja Sistem Suspensi



gambar 13 Suspensi



Prinsip kerja suspensi, yakni dengan memberi sekat antara body dengan roda. Dimana sekat tersebut memiliki daya elastisitas sehingga gerakan mendadak pada roda ini tidak akan mempengaruhi body kendaraan. Dan sistem suspensi, berperan sebagai sekat tersebut. Komponen utama sistem suspensi, adalah pegas. Pegas merupakan komponen yang terbuat dari baja elastis yang kuat, daya elastisitas pada pegas ini dimanfaatkan untuk menyerap semua getaran pada permukaan jalan. Meski demikian, pegas tidak bisa bekerja sendiri dalam sistem suspensi. Tetap ada beberapa komponen tambahan yang mendukung



17



kinerja pegas antar lain; a) Lengan suspensi Lengan suspensi ini berfungsi untuk menghubungkan roda dengan chasis mobil. Lengan suspensi, dibuat dengan engsel. Sehingga bisa bergerak secara vertikal. Gerakan ini akan memungkinkan



roda



bergerak



keatas



atau



kebawahsesuaibebanyangditerima. b) Shockabsorber Sesuai namanya, shock absorber berperan sebagai penyerap kejut pada sistem suspensi. Memang, pegas menjadi komponen utama sistem suspensi namun kelemahan pegas yakni memiliki daya balik yang sama ketika ditekan. Sehingga body



mobil



Untuk



akan



meski



getaran



tidak



ada,



mengalami oskilasi (bergoyang).



mengantisipasinya,



diletakanlah



komponen



shock



absorber yang dapat mencegah pergerakan pegsa secara tiba-tiba. Shock absorber ini akan memberi efek suspensi yang lebih keras namun sangat stabil karena mampu menyerap kejut. c) Stabilizer Sesuai namanya, stabilizer berfungsi menstabilkan body kendaraan ketika terjadi efek suspensi. Secara simple, ketika mobil belok maka mobil akan condong kearah luar karena terkena gaya sentrifugal. Dan akibatnya mobil dapat terguling. Namun dengan adanya stabilizer, hal itu bisa diatasi. Apakah hanya tiga? Tentu tidak, karena masih banyak komponen didalam sistem suspensi. Namun komponen-komponen tersebut digolongkan dalam jenis suspensi yang berbeda 2. Jenis jenis suspense a) Suspensi Rigid Pada suspensi tipe rigid, roda kiri dan kanan dihubungkan oleh axle tunggal. Axle dihubungkan ke body dan frame melalui pegas (pegas daun atau pegas coil). Suspensi rigid banyak digunakan pada



18



roda depan dan belakang bus dan truck juga pada roda belakang mobil penumpang. Hal ini karena konstruksinya kuat dan sederhana. b) Suspensi Independen Pada suspensi model bebas (independent suspension), roda- roda kiri dan kanan tidak dihubungkan secara langsung pada axle tunggal. Kedua roda dapat bergerak secara bebas tanpa saling mempengaruhi. Biasanya suspensi model bebas ini digunakan pada roda depan mobil penumpang dan truk kecil. Sekarang suspensi model bebas digunakan juga pada roda belakang mobil penumpang.



gambar 14 Suspensi Independen



Suspensi menghubungkan body kendaraan dengan roda-roda dan berfungsi sebagai berikut. 1) Selama berjalan, kendaraan secara bersama-sama dengan roda, menyerap getaran, oskilasi dari kejutan dan dari permukaan jalan. Hal ini untuk melindungi penumpang dan barang agar aman, serta menambah kenyamanan dan stabilitas. 2) Memindahkan gaya pengereman dan gaya gerak ke body melalui gesekan antara jalan dengan roda-roda. 3) Menopang body pada axle dan memelihara letak geometris antara body dan roda-roda. c) Stabilizer bar Stabilizer bar berfungsi untuk mengurangi kemiringan kendaraan 19



akibat gaya sentrifugal pada saat kendaraan membelok. Disamping itu untuk meningkatkan traksi ban. Untuk suspensi depan, stabilizer bar biasanya dipasang pada kedua lower arm melalui bantalan karet dan linkage. Pada bagian tengah diikat ke frame atau body pada dua tempat melalui bushing. Bila roda kanan dan kiri bergerak ke atas dan ke bawah secara bersamaan dengan arah dan jarak yang sama, stabilizer bar harus bebas dari puntiran. Umumnya pada saat kendaraan membelok, pegas roda bagian luar (outer spring) tertekan dan pegas roda bagian dalam (inner spring) mengembang. Akibatnya stabilizer bar akan terpuntir karena salah satu ujungnya tertekan ke atas dan ujung lainnya bergerak ke bawah. Batang stabilizer cenderung menahan terhadap puntiran. Tahanan terhadap puntiran ini berfungsi mengurangi body roll dan memelihara body dalam batas kemiringan yang aman.



gambar 15 Stabilizer bar



K. Roda dan Ban 1. Pengertian dan Fungsi Roda Wheel atau roda terdiri dari pelek (rim) dan ban (tire). Pelek berfungsi untuk menahan beban vertikal dan horizontal, beban pengereman dan beban- beban lainnya yang tertumpu pada ban. Sedangkan tire atau ban berfungsi untuk menopang seluruh berat kendaraan, bersentuhan langsung



20



dengan permukaan jalan dan memindahkan gerakan dan daya pengereman ke jalan serta menyerap kejutan yang diterima dari permukaan jalan yang tidak rata. Ban dipasangkan pada pelek roda. Kode-kode yang biasanya terdapat pada roda, Misalnya ban berkode 215/65R15 89H. Angka '215' adalah lebar telapak ban dalam satuan ukuran milimeter. '65' (Aspek Rasio), adalah rasio/perbandingan antara ketebalan profil ban dengan lebar telapak ban. Angka 65 di sini mengisyaratkan tinggi/tebal ban adalah 65% dari lebar telapak ban. 'R' (konstruksi), adalah pola jalinan benang/kawat yang memperkuat konstruksi ban. 'R' di sini berarti ban tersebut memiliki pola jalinan berpola radial. Jika 'B' berarti ban tersebut mempunyai konstruksi sabuk bias (bias belted). Untuk 'D' maka berarti konstruksinya adalah bias diagonal (diagonalbias). Angka 15 berikutnya adalah ukuran diameter rim/pelek dalam satuan inci dan angka '89' mengisyaratkan beban maksimal (load index) yang diizinkan pada ban bersangkutan. Sesuai dengan standar industri ban maka kode tersebut memiliki kapasitas beban maksimal sebesar 580 kilogram di tiap ban. Huruf "H' terakhir merupakan indikator kecepatan maksimal. Jadi ban berkode 215/65R15 89H adalah ban dengan lebar telapak 215mm, ketebalan ban dengan aspek rasio 65%x215(mm)=129(mm), berjenis radial untuk rim atau pelek berdiameter 15 inci, mampu dibebani seberat 580 kg dengan batas kecepatan aman maksimal 210 km. sehingga kita dapat menentukan jenis dan ukuran roda yang sesuai untuk kita pakai pada medan yang akan kita hadapi. Berikut hal yang perlu diperhatikan dalam memilih ban beserta fungsinya. a)



Menahan Beban, dalam hal menahan beban, yang paling berpengaruh adalah tekanan angin. Karena angin dalam ban berfungsi untuk menopang berat kendaraan dan muatan.



b) Meredam Guncangan, tekanan angin dan tipe ban (radial/ bias) sangat berpengaruh dalam meredam guncangan awal sebelum diredam lagi oleh suspensi. Ban tipe radial mampu meredam



21



guncangan lebih baik daripada ban tipe bias. c)



Meneruskan tenaga dari mesin, ban berfungsi untuk meneruskan gaya gerak dan pengereman ke permukaan jalan. Hal ini berkaitan dengan kinerja traksi dan pengereman, yang berpengaruh dalam hal ini adalah pattern atau kembangan dari ban.



d) Meneruskan fungsi kemudi, ban sangat penting dalam mengontrol arah kendaraan, hal ini akan menentukan kemampuan bermanuver dan kestabilan dalam berkendara. 2. Jenis-Jenis Ban a) Ban Bias Ban dengan struktur bias adalah yang paling banyak dipakai. Dibuat dari banyak lembar cord yang digunakan sebagai rangka dari ban. Cord ditenun dengan cara zig-zag membentuk sudut 40 sampai 65 derajat sudut terhadap keliling lingkaran ban Ban bentuknya. Lapisan merupakan lapisan poliester, fiberglass atau tali baja tertanam dalam karet ban. Lapisan merupakan lapisan poliester, fiberglass atau tali baja tertanam dalam, ban karet. Sebuah ban bias-ply memiliki sabuk berlapis berjalan pada sudut satu sama lain dan tubuh ban. Sebuah ban bias-ply memiliki berlapis Berjalan pada Sudut Satu sama lain dan tubuh ban. Nomor Ply 14 dan 16 dalam diagram tersebut bias lapisan. Nomor Ply 14 dan 16 dalam diagram tersebut bias lapisan. b) Ban Radial Untuk ban radial, konstruksi carcass cord membentuk sudut 90 derajat sudut terhadap keliling lingkaran ban. Jadi dilihat dari samping konstruksi cord adalah dalam arah radial terhadap pusat atau crown dari ban. Bagian dari ban berhubungan langsung dengan permukaan jalan diperkuat oleh semacam sabuk pengikat yang dinamakan "Breaker" atau "Belt". Ban jenis ini hanya menderita sedikit deformasi dalam bentuknya dari gaya sentrifugal, walaupun pada kecepatan tinggi. Ban radial ini juga mempunyai "Rolling Resistance" yang kecil.



22



Ban radial-ply memiliki sabuk pada sudut 90 derajat ban dengan, ikat pinggang dan saling tumpang tindih saling silang. The ply berlabel 12 dalam diagram adalah radial-ply. Ke-12 dalam ply berlabel adalah diagram radial- ply. Ban radial memiliki sabuk lain, biasanya dari kabel baja, berjalan sekitar ban di bawah tapak. ban radial memiliki sabuk lain, biasanya Dari kabel baja, ban Berjalan sekitar tapak di Bawah. Konstruksi Radial memungkinkan dinding samping dari ban untuk melenturkan bawah beban tanpa mempengaruhi kontak tapak dengan jalan. Konstruksi memungkinkan Radial Dinding Samping Bawah ban untuk melenturkan Dari Beban Tanpa mempengaruhi Kontak tapak dengan jalan.



c) Ban Tubeless Ban Tubeless adalah ban yang dirancang tanpa mempunyai ban dalam. Ban tubeless in diciptakan sekitar tahun 1990. Desain tradisional ban pneumatik dibutuhkan inner tube terpisah yang bisa gagal karena beberapa alasan, seperti: fitment ban salah, atau gesekan antara dinding ban dan ban dalam menghasilkan panas berlebih menyebabkan sebuah ledakan.Teknologi ban tubeless tidak jauh dengan kebutuhan untuk ban dalam sehingga meningkatkan keselamatan. Pada ban tubeless, ban, yang memiliki lapisan dalam halobutyl kedap air, dan pinggiran roda bentuk segel kedap udara, dengan katup yang langsung dipasang pada pelek.Jika ban tubeless mendapat ditusuk, udara keluar hanya melalui lubang, mengarah ke deflasi lembut dari ban. Sebaliknya, tabung dalam dapat berpotensi meledak seperti balon, mengarah ke deflasi cepat dari ban yang bisa mengakibatkan tiba-tiba kehilangan kontrol kendaraan. Sebuah sealant ban cair dapat ditambahkan ke ban tubeless untuk mencegah deflasi. Selain itu, lebih mudah untuk memperbaiki sebuah tusukan ban tubeless menggunakan kit tusukan mudah digunakan.Saat ini, semua mobil yang dijual dengan ban tubeless sebagai fitment standar.



3. Tipe tapak ban a) Rib Jalan rata, kecepatan tinggi> berbagai jenis mobil Tahanan putar (rolling resistance) lebih kecil Kendaraan mudah dikendalikan Suara yang ditimbulkan kecil Tenaga tariknya kurang baik 23



b) Lug jalan tidak rata, dan lunak > truk dan industri Tenaga tarik baik Rolling resistance cukup tinggi Tread lebih mudah aus tidak merata Suara lebih besar c) Rib and lug jalan rata maupun tidak rata> sedan, truk kecil bus Kendaraan lebih stabil kemampuan pengendaraan dan pengereman lebih baik jalan berlumpur dan bersalju. d) Block Kemampuan pengendaraan dan pengereman



lebih



baik



Mengurangi slip pada jalan berlumpur/ bersalju Lebih cepat aus Rolling resistance lebih besar 4. Pengertian Balance Roda a) Balance Statis Roda yang dalam kondisi tidak balance statis apabila pada roda tersebut terdapat titik yang bagian itu menjadi terlalu berat atau terlalu ringan. Spot masa pada ban akan menjadikan ban bergulir/ berputar secara tidak merata. Kondisi ini megakibatkan saat roda berputar juga timbul gerakan naik-turun pada porosnya. b) Balance Dinamis Balance dinamis terjadi ketika ada beban yang tidak merata pada satu atau kedua sisi tengah lateral ban dan pelek, sehingga menghasilkan goyangan sisi ke sisi ban, dengan kata lain roda meliuk atau berputar sambil oleng, hall ini yang menyebabkan steer menjadi shimmy.



24



BAB III LANGKAH KERJA



A. Sistem Rem  Rem cakram 1. Langkah pembongkaran Rem cakram Berikut Langkah-langkah atau Cara bongkar rem cakram mobil untuk ganti kampas rem : a)



Siapkan kampas rem baru atau brake pads dan kendorkan semua mur roda yang mau di bongkar brake pad atau kampas rem nya.



b) Dongkrak mobil bagian depan, di belakang roda yang mau di buka kampas rem nya c)



Lepas semua mur roda dengan kunci roda, mobil ada yang menggunakan 4 atau 5 mur roda



d) Buka roda,lepaskan dari hub roda,sehingga akan tampak gambar disc brake seperti di bawah ini.



25



e)



Gunakan kunci 12 atau 14 untuk buka pen caliper bagian bawah dan buka pegangan slang minyak rem karena terkadang ada tipe mobil susah buka caliper tanpa buka pegangan slang minyak rem.



f)



Tarik Caliper ke atas setelah baut pen caliper terbuka, seperti gambar di bawah ini.



g) Buka dengan tarik kampas rem keluar ke arah samping dan jangan lupa cek kondisi pelumasan pen caliper, pen caliper harus dengan mudah bisa ditarik atau didorong. Jika pen caliper terasa keras saat di tarik atau di dorong kemungkinan pelumasnya kering. Buka pen caliper bersihkan dengan kain dan beri pelumasan yang tipis. h) Perhatikan posisi plat yang ada di belakang kampas rem, kampas rem ada yang menggunakan wear limit tertanam pada brake pads tetapi ada juga yang menggunakan plat di belakang kampas rem untuk indikator wear limit atau indikator ketebalan kampas rem. i)



Setelah kampas rem di buka, biar tidak lupa pindahkan plat yang ada di kampas rem lama ke kampas rem baru.



j)



Dorong piston kaliper ke belakang, hal ini untuk menyesuaikan dengan ketebalan kampas rem baru, saat mendorong piston jangan lupa perhatikan minyak rem yang ada di reservoir minyak rem. Karena minyak rem akan naik ketika piston rem di dorong ke belakan, bertujuan agar tidak sampai tumpah supaya tidak merusak cat yang ada di bawah reservoir minyak rem. Alat untuk mendorong piston rem tidak harus memakai track seperti gambar dibawah.



k) Tetapi juga bisa menggunakan bekas kampas rem yang mau diganti untuk mendorong atau memundurkan piston rem dengan bantuan kunci roda,seperti gambar di bawah ini. Dorongan pelan sesuai arah panah pada kunci roda, akan membuat piston mundur, kalau di dorong keras akan percuma karena piston rem akan melawan. Video di bawah juga terdapat sst - spesial service tool lain untuk mendorong piston rem pada caliper.



26



l)



Pasang Brake pad yang baru, langkahnya kebalikan dari saat melepas pada point no 7 diatas, catatan jika brake pad menggunakan indikator jadi satu dengan kampas rem, taruh kampas rem dengan indikator ketebalan ini di bagian dalam. Jika kampas rem tidak terdapat indikator artinya indikator ketebalan kampas rem ini berupa plat yang di pasang di belakang kampas rem,bisa di taruh sembarang entah bagian luar atau bagian dalam.



m) Turunkan caliper atau pasang kaliper dan terakhir adalah memasang baut pen caliper. n) Pasang roda dan hidupkan mesin,jangan langsung jalankan mobil, kemudian tekan pedal rem beberapa kali, sampai pedal rem terasa keras, yang artinya rem sudah bekerja dengan baik. Point ini penting karena jika mobil langsung di jalankan sebelum pedal rem terasa keras, kita akan kaget karena rem akan kosong seperti blong. 2.



Langkah pemeriksaan rem Cakram a)



Pemeriksaan rem cakram secara visual memeriksa jumlah minyak rem



b) Memeriksa kondisi dan keausan pada rem c)



Memeriksa ketebalan piringan



d) Memeriksa run out piringan e)



Memeriksa ketebalan pad rem



f)



Memeriksa mekanisme pen luncur caliper ( pada caliper tipe floating)



3.



Langkah pemasangan rem Cakram a)



Kendurkan baut pembuangan angin berlawanan arah jarum jam



b) Tekan 2 buah piston cakram sampai kandas ( usahakan secara bersamaan ) kemudian kunci kembali baut pembuangan angina searah jarum jam c)



Lumasi sleeding yoke menggunakan gresse ( gemuk )



d) Pasang kanvas rem baru susun secara rapi e)



Pasang 2 baut l 5mm dengan sedikit menekan kanvas rem kedalam



27



f)



Kunci baut l menggunakan kunci l 5mm



g) Pasang penutup baut dengan menggunakan obeng min h) Pasang cakram dudukan shock i)



Pasang 2 baut l bunga dan kunci dengan kuat



j)



Buka baut penutup minyak rem menggunakan obeng plus



k) Tekan perlahan handle rem depan sambil perhatikan minyak rem yang ada ditabung menyusut dan segera isi ulang dengan minyak rem yang baru l)



Tekan terus menerus sampai terasa ada tekanan dan jangan lupa isi tabung minyak rem pada batas upper kemudian tutup kembali dan kencangkan baut penutupnya



 Rem tromol 1. Langkah pembongkaran rem tromol a) Angkat kendaraan dengan dongkrak b) Kendorkan baut pengikat roda c) Lepaskan roda d) Lepaskan tutup tromol e) Lepaskan sepatu rem f) Lepas pegas pengembali g) Lepas kabel rem tangan h) Lepas tuas rem tangan i) Lepas silinder roda j) Lepas baut mounting silinder roda k) Lepaskan cirdip kabel rem tangan dan rem tangan dari back plate l) Lepas mur retainder roda m) Gunakan STT untuk mengeluarkan shaft dengan back plat n) Lepas back plate 2. Pemeriksaan Rem Tromol a) Memeriksa tromol dari keausan, retak dan berkarat serta ukur diameter dalam tromol



28



b) Memeriksa ketebalan kanvas, bila ketebalan kanvas dibawah standart/limit maka kanvas harus diganti. Bila yang aus salah satu shoe maka penggantiannya harus 1 set c) Memeriksa silinder roda dari keausan, kerusakan, retak dan berkarat d) Periksa strut rem dari kerusakan e) Periksa pegas-pegas dari karat aus dan lain-lain f) Periksa tuas sepatu rem tangan dari kerusakan 3. pemasangan Rem Tromol Memasang back plate rem ke axle belakang a) Lumasi sealent joint seam pad axle housing dan back plat b) Pasang axle shaft ke axle housing belakang c) Kencangkan mur back plat rem d) Pasang silinder roda dan kencangkan baut silinder roda mur pipa rem e) Pasang kabel rem tangan ke back plat Memasang silinder roda a) Berikan water fight sealent ke silinder roda lepaskan plug cup dari pipa rem dan pasangkan pipanya b) Pasangkan silinder roda ke back plate dan kencangkan bautnya c) Sambungkan pipa rem ke silinder roda dan kencangkan murnya d) Pasang plug cup ketempatnya Memasang shoe a) Rakitlah part yang telah silepas sebelumnya b) Pasangkan penahan spring dengan menekan dan memutarkan pin penahan Memasang tromol rem a) Untuk mendapatkan celah maximum antara shoe dengan tromol masukan obeng antara rod dan ratchet kemudian tekan ke bawah b) Pasang tromol sesudah memastikan bahwa tidak ada kotoran dan oli didalamnya



29



c) Selesai melakukan pemasangan tekan pedal rem dengan beban 30 kg beberapa kali untuk memperoleh celah antara tromol dengan shoe d) Pasangkan roda dan kencangkan mur-murnya e) Periksa untuk memastikan apakah tromol dapat berputar dengan bebas (tidak tertahan oleh shoe) turunkan dongkrak dan lakukan pengetesan L. Sistem Kemudi 1. Langkah pembongkaran sistem Kemudi a)



Lepas lengan kemudi (Pit man ARM).



b) Buka mur pengunci sekrup penyetel dan Buka tutup kemudi poros sektor dengan empat baut. c)



Tahan poros sektor diposisi lurus kedepan pada waktu melepaskannya dari kotak gigi. Jangan melepas poros sektor dari rumah gigi dengan palu atau alat pemukul lainnya.



d) Buka mur pengunci secrup penyetel bantalan roda gigi cacing dan lepaskan sekrup penyetel bantalan. e)



Tarik keluar poros cacing (Worm Shaft) dari rumah roda gigi.



f)



Jangan membongkar mur bola (ball nut) dari poros cacing (worm shaft) dan hindarkan agar (ball nut) tidak membentur ujung poros cacing.



2. Langkah pemeriksaan sistem kemudi a) Lakukan perbaikan yang diperlukan dan penggantian komponenkomponen dari steering gear box jika ditemukan keausan, kerusakan atau kondisi abnormal lainnya. b) Periksa poros cacing (Worm shaft) dan mur bola (Ball nut) dari keausan dan kerusakan. c) Lakukan pengujian pada poros cacing terhadap mur bola dengan cara menahan poros kearah vertical dan periksa mur bola turun dengan gerakan yang mulus. Jika penurunan mur bola karena beratnya sendiri



30



tidak lancar, periksa poros cacing jika ada kebengkokkan dan alur bola mendesing, penyok atau ada benda lain d) Periksa bantalan poros cacing dari keausan dan kerusakan, ganti bantalan dan luncuran bantalan jika rusak. e) Bila perlu ganti luncuran bantalan dalam roda gigi dan juga ganti luncuran bantalan dalam secrup penyetel. f) Periksa permukaan poros sector yang bergeseran dengan bos serta periksa gigi – gigi jika kemungkinan rusak dan ukur diameter poros menggunakan micrometer. g) Periksa celah dorong poros sector menggunakan feeler gauge. Celah maksimum 0.04 mm, jika perlu pasang cincin dorong yang baru untuk mendapatkan celah oli yang minimumdiantara poros sector dan secrup penyetel Periksa oli seal, jika perlu ganti oli seal dengan yang baru. h) Periksa tutup rumah kemudi terhadap kerusakan dan keausan dan ukur diameter dalam bushing. i) Periksa rumah kemudi terhadap kerusakan dan ukur diameter dalam rumah kemudi. 3. Langkah pemasangan Kemudi a) Oleskan grease pada pada bushing dan seal oli. b) Pada saat memasang, harus berhati – hati jangan sampai merusak seal oli dan beri gasket cair pada secrup tutup ujung. c) Pasang poros cacing dan mur bola pada rumah kemudi serta pasang bantalan pada poros cacing. d) Kencangkan baut tutup rumah kemudi bagian depan, sambil mengencangkan baut pada tutup pastikan poros cacing dapat berputar dengan lancar dan lembut. e) Pasang dan stel secrup penyetel bantalan kencangkan secrup penyetel dengan pelan – pelan. f) Pasang sekrup penyetel dan cincin dorong pada poros sector, set mur bola diposisi tengah dari poros cacing.



31



g) Masukan poros sector dalam rumah kemudi, sehingga pertengahan gigi saling berkaitan. h) Oleskan cairan perapat pada gasket dan tutup rumah kemudi. Pasang tutup rumah kemudi diatas gasket dan kencangkan empat baut tutup rumah kemudi. i) Kendorkan



secrup



penyetel



semaksimal



mungkin,



kemudian



kencangkan empat baut tutup rumah kemudi. j) Set poros roda cacing pada posisi netral dengan cara menghitung jumlah putaran poros dan putar kembali poros setengah dari jumlah putaran poros tersebut. k) Setel beban mula total dengan cara memutar secrup penyetel sambil mengukur beban mula sampai diperoleh beban mula yang benar. l) Kencangkan mur pengunci secrup penyetel poros sector. m) Pasang gear box pada kedudukannya



kembali,



kencangkan



baut



pengikat gear box pada chasis. n) Pasang pit man arm, tepatkan tanda pada poros sector dengan tanda pada pit man arm. o) Pasang pit man arm pada batang pengantar (Relay rod) dan sambungan kemudi (Steering linkage). p) Periksa dan stel gerak bebas kemudi. q) Pasang saluran hisap dan saluran tekanan dari pompa power steering ke steering gear box. M. Rangka dan Body Mengukur seluruh body kendaraan dari depan ke belakang menggunakan mistar atau meteran N. Keselamatan Kerja 1. Memakai baju praktek 2. Memakai sepatu safety 3. Memakai sarung tangan 4. Tidak merokok dalam ruangan 5. Mengikuti sop yang ada 32



6. Tidak membongkar diluar dari joobsheet yang sudah disediakan



BAB IV PENUTUP



33



A. Kesimpulan Dari gambaran diatas menunjukkan bahwa ada 5 poin mengenai chasis yang penting dan sangat berpengaruh dan wajib untuk di pelajari, mulai dari Sistem rem, Sistem kemudi, Sistem suspensi, Rangka dan Body, Roda dan Ban. Cara mendiagnosa kerusakan, pembongkaran hingga pemasangan. O. Saran Wajib mengikuti k3 karena kenapa pada saat bekerja ataupun praktek dan tidak mematuhi aturan yang ada atau sop maka akan sangat membahayakan diri sendiri.



Daftar Pustaka 34



https://fastnlow.net>5-jenis – suspensi https://willyar.com mobilmotor.co.id https://muharisaputra99.wordpress.com https://www.viarohidinthea.com https://www.teknikotomotif.co.id https://www.gridoto.com>read https://willycar.com https://oto16rizuly.wordpress.com https://momobil.id>news>ini-jenis-ban



35