Laporan Praktikum 7 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PRAKTIKUM ILMU TANAH HUTAN ACARA VII AKUMULASI SERESAH DI LANTAI HUTAN (Ao



Nama



: Muchammad Khafidh F



NIM



: 16/398344/KT/08339



Co Asisten



: Zinda Rahma Ilfana



Shift



: Selasa 15.30



LABORATORIUM FISIOLOGI DAN TANAH HUTAN DAPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2016



Acara VII AKUMULASI SERESAH DI LANTAI HUTAN (Ao HORIZON) A. Tujuan 1. Mahasiswa dapat mengetahui biomassa lantai hutan. 2. Mahasiswa mengetahui pelapisan lantai hutan dan tingkat dekomposisinya. 3. Mahasiswa mengetahui karakteristik tanah dan lantai hutan apabila dibandingkan dengan tanah pertanian. 4. Mahasiswa dapat mengetahui cara pengambilan contoh tanah yang tepat dan mewakili satuan tanah teruji. B. Dasar teori Tanah hutan terjaga kesuburannya disebabkan oleh bahan-bahan tanaman yang jatuh, mati dan diuraikan oleh organisme. Daun, ranting, cabang maupun batang merupakan bahan yang apabila terdekomposisi akan termineralisasi menjadi unsur yang siap digunakan oleh tanaman. Faktor fisik-kemikal lingkungan yang mempengaruhi proses dekomposisi adalah lingkungan organisme pengurai, kelembaban, pH dan temperature. (Agus, 2016) Biomassa lantai hutan terbagi dalam 3 lapisan yaitu : litter, fermentet, dan humus. Bahan-bahan ini siap digunakan oleh tanaman setelah terdekomposisi oleh mikroorganisme yang kemudian termineralisasi menjadi unsur-unsur (Siarudin dan Rachman, 2008). Horison O adalah lapisan seresah bahan tumbuhan, terdiri atas bagianbagian yang tampak masih utuh, sebagian terdekomposisi, dan lengkap terdekomposisi. Horison ini menumpang di permukaan tubuh tanah mineral (Simon, 1988). Bahan serasah yang mempunyai nisbah C/N yang tinggi lebih sulit terdekomposisi dibandingkan dengan bahan serasah yang mempunyai nisbah C/N rendah (Murayama & Zahari, 1992). Akumulasi seresah bergantung pada tingkat penambahan seresah dan tingkat yang terdekomposisi. Bahan organik memainkan peranan penting di tanah sebab bahan organik berasal dari tanaman yang tertinggal, berisi semua unsur-unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Bahan



organik mempengaruhi struktur tanah dan cenderung untuk menjaga menaikkan kondisi fisik yang diinginkan dengan mencampur tanah membentuk alur-alur (Thompson & Throeh, 1978). C. Alat dan Bahan a. Kawat kuadratik ukuran 50 cm x 50 cm. b. Pisau atau cethok. c. Amplop. d. Alat tulis. D. Cara Kerja 1. Kawat kuadratik berukuran 50 cm x 50 cm diletakan pada lantai hutan yang masih utuh. 2. Batas sampel diiris dengan hati-hati dengan pisau atau cethok. 3. Lapisan L (litter) diambil pada bagian atas lantai tanah hutan tanpa merusak keadaan dibawahnya, yang mempunyai ciri-ciri : seresahyang baru jatuh, kandungan air masih tinggi, bentuk masih utuh, warna kehijauan atau kecoklatan, masih agak segar. Lapisan L dipisahkan (kalau mungkin) menjadi daun, tangkai/dahan, bunga/buah dan lain-lain dalam kantung terpisah yang diberi label. 4. Bagian F1 (fermentasi tahap 1) diambil yang mempunyai ciri-ciri : berupa seresah yang mulai terdekomposisi, bentuk sudah tidak utuh lagi, bentuk seresah asli masih kelihatan, warna kecoklatan, masih merupakan satuan seresah tunggal/tidak saling lengket. Lapisan F1 (kalau mungkin) dipisahkan menjadi daun, tangkai/dahan, bunga/buah dan lain-lain dalam kantong terpisah yang diberi label. 5. Bagian F2 (fermentasi tahap 2) diambil yang mempunyai ciri-ciri : berupa seresah yang terdekomposisi lebih lanjut, bentuk asli sudah tidak kelihatan lagi tapi masih bisa dibedakan jenis seresah, warnakecoklatan, seresah yang satu menempel pada seresah yang lain/saling lengket,. Lapisan F2 (kalau mungkin) dipisahkan menjadi daun, tangkai/dahan, bunga/buah dan lain-lain dalam kantong terpisah yang diberi label. 6. Lapisan H (humus) diambil yang mempunyai ciri-ciri : berupa seresah yang telah terdekomposisi sempurnasehingga berbentuk



seperti kompos, bentuk sudah tidak kelihatan lagi, warna kehitaman, struktur remah, gembur dalam kantong terpisah yang diberi label. 7. Hasil pengambilan lapisan L, F1, F2 dan H ditimbang yang telah dibedakan daun, tangkai/batang, bunga/ buah sebagai berat basah. 8. Lapisan L, F1, F2 dan H dimasukan ke oven 65oC sampai mencapai berat kering mutlak. 9. Kadar air, biomassa tertentu danbiomassa total dalam kg/ha dihitung.



SITASI : 



Agus, Cahyono. 2016.Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah Hutan. Fakultas







Kehutanan UGM. Yogyakarta. Murayama, S. dan Zahari, A.B. 1992.Biochemical decomposition of tropical forest. In Proceeding of the International Symposium on Tropical







Peatlandi. Serawak, Malaysia : Kuching. Thompson, L.M. dan F. R. Troeh. 1978. Soils & Soils Fertility. Mc Braw– Hill Pub.







Simon, H. 1988. Pengantar Ilmu Kehutanan.Yogyakarta : Bagian







Penerbitan Fakultas Kehutanan UGM. Siarudin, M. & Rahmat. E. 2008. Biomassa Lantai Hutan. Kawasan Hutan Mangrove. Jawa Barat.