Laporan Praktikum Ekologi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI PENGUKURAN FAKTOR LINGKUNGAN



OLEH KELOMPOK 1



: WENDA AYU LARASATI



(F1D015006) MUHAMMAD AMIN (F1D015032) RAHMAWATI (F1D015070) JULIAH JAYANTI (F1D015010) WITA AFRIDA (F1D014009) DOSEN PENGAMPU : Drs. SYARIFUDDIN, SU., Ph.D Dr. DARMI, MS ASISTEN PRAKTIKUM : AYU FERONICA (F1D013010) FEBRI PURWANTO (F1D013043)



JURUSAN BIOLOGI FAKULATAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM



UNIVERSITAS BENGKULU 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang



Lingkungan merupakan kompleks dari faktor yang saling berinteraksi satu dengan lainnya, tidak saja antara faktor-faktor biotik dan abiotik, tetapi juga antara biotik maupun abiotik itu sendiri, sehingga sulit untuk memisahkan



satu



faktor



terhadap



faktor-faktor



lainnya



tanpa



mempengaruhi kondisi keseluruhannya. Faktor lingkungan abiotik merupakan faktor pembatas yang mempengaruhi pertumbuhan dan distribusi organisme. Berbeda dengan ekosistem terrestrial, faktor abiotik pada ekosistem perairan menjadi faktor pembatas yang utama. Variasi nilai faktor abiotik membuat ekosistem perairan selalu mengalami perubahan kualitas dan kuantitas. Oleh karena itu, organisme perairan harus dapat beradaptasi dalam mencari nutrisi dan menjalankan kelangsungan hidup dengan menggunakan gas-gas yang terlarut pada perairan tersebut. Pengaruh variasi abiotik ini juga sebagai penunjang lingkungan



secara



keseluruhan



produktivitas



yang



memungkinkan



biologis.



adanya



perubahan



Dengan adanyapraktikum



ini, kita dapat menentukan kualitas fisik dan kimia suatu perairan sehingga dapat menambah wawasan



tentang



variasi



faktor



abiotik yang



sesuai



dengan



kelangsungan kehidupan organisme perairan sehingga kita dapat mengaplikasikan hal tersebut di bidang perikanan dan konservasi alam. 1.2



Tujuan Tujuan



praktikum



ini



adalah



memperkenalkan



metode



dan



instrument yang digunakan dalam mengevaluasi faktor abiotik ligkungan.



BAB II LANDASAN TEORI 1.1



Landasan Teori Makhluk hidup dapat melangsungkan hidupnya jika makhluk hidup



tersebut mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan dapat berupa suhu, cahaya, temperatur dan lain sebagainya. Faktor-faktor ini juga merupakan komponen abiotik dalam ekosistem (Kimball, 1983: 53). Lingkungan merupakan suatu sistem yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan organisme. Artinya, tanpa adanya lingkungan, suatu organisme tidak akan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Dalam hal ini, faktor lingkungan memegang peranan penting dalam



kelangsungan



hidup



organisme.



Secara



garis



besar,



faktor



lingkungan terbagi atas dua, yaitu faktor biotik dan abiotik. Faktor biotik terdiri atas manusia, hewan, tumbuhan dan mikroorganisme. Sedangkan faktor-faktor abiotik contohnya adalah tanah, air, cahaya, udara, suhu, kelembaban, curah hujan, dan lain-lain (Heddy,1986: 90). Baik faktor biotik maupun abiotik memberikan pengaruh yang sangat besar bagi suatu organisme. Sebagai contohnya adalah air yang merupakan faktor lingkungan yang sangat penting bagi makhluk hidup. Begitu juga dengan tanah, suhu, cahaya, udara, kelembaban, dan lainlain. Semuanya merupakan faktor lingkungan yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup (Rahardjanto, 2001: 89). Faktor lingkungan abiotik secara garis besar dapat dibagi atas faktor fisika dan faktor kimia. Faktor fisika antara lain ialah suhu, kadar air,



porositas, dan tekstur tanah. Faktor kimia antara lain adalah salinitas, pH, kadar organik tanah, dan unsur-unsur mineral tanah. Faktor lingkungan abiotik sangat menentukan struktur komunitas hewan-hewan yang terdapat di suatu habitat (Suin, 1997: 1). Suatu faktor lingkungan abiotik yang berbeda dalam ruang dan waktu, dan terhadap kondisi ini makhluk memberi tanggapan secara berbeda-beda. Contohnya meliputi suhu, lengas nisbi, pH, salinitas, kecepatan arus air sungai, dan kadar pencemar. Suatu kondisi dapat dimodifikasi oleh hadirnya makhluk lain, misalnya pH tanah dapat berubah oleh hadirnya tumbuhan, suhu dan lengas udara mungkin berubah di bawah tajuk pohon di hutan (Soetjipta,1993:30). Cahaya juga memainkan peranan penting dalam penyebaran, orientasi, dan pembungaan tumbuhan. Di dalam hutan tropika, cahaya merupakan faktor pembatas dan jumlah cahaya yang menembus melalui sudut hutan tampak menentukan lapisan atau tingkatan yang terbentuk oleh pepohonannya. Keadaan ini mencerminkan kebutuhan tumbuhan akan ketenggangan terhadap jumlah cahaya yang berbeda-beda di dalam hutan (Ewusie, 1990: 94). Temperatur dan kelembaban umumnya penting dalam lingkungan daratan. Interaksi antara temperatur dan kelembaban, seperti pada khususnya interaksi kebanyakan faktor, tergantung pada nilai nisbi dan juga nilai mutlak setiap faktor. Temperatur memberikan efek membatasi yang lebih hebat lagi terhadap organisme apabila keadaan kelembaban adalah ekstrim, yakni apabila keadaan tadi sangat tinggi atau sangat rendah daripada apabila keadaan demikian itu adalah sedang-sedang saja (Odum, 1996: 34).



BAB III METODOLOGI PERCOBAAN 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 27 Oktober 2016 pada pukul 10.00 wib sampai dengan pukul 12.00 wib. Berlokasi di Gardenia Hayatika jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Bengkulu. 3.2 Alat dan Bahan        



Fotometer Termometer bola merkuri atau alkohol Termometer tanah dan soil tester Psychometer Botol aqua 2 liter, corong plastik besar Anemometer Sekop tanah, kotak-kotak kertas, timbangan analitik kasar dan oven Tabung lampu neon panjang 20 watt, tanah liat, pasir dan kebun,



stop watch  Gelas-gelas aqua 250 ml, pH meter atau kertas pH 3.3 Langkah Kerja 



Mengukur intensitas cahaya Untuk pengukuran intensitas cahayadigunakanalatfotometer. Apabilatempat yang cahaya



yang



akandiukuragakgelap,



apabilatempatcahaya



yang



makatombolpadafotometerdigeserkeatas.



akandiukurterang,



Dan



makatombolnyadigeserkebawah.



Kemudianlihatangka yang yangditunjukkanpadafotometer.Lakukanpadaempatlokasi yang berbeda, masing-masinglima kali pengulangan. 



Mengukur temperature udara Untuk mengukur suhu udara sekejap dapat digunakan termometer raksa biasa.Gantung / pegangtermometernyakemudianlihatdancatatangka yang ditunjukkan termometer.Lakukanpadaempatlokasi







pengulangan. Mengukur kelembaban udara



yang



berbeda,



masing-masinglima



kali



Kelembaban dapat diukur dengan menggunakan alat Psychrometer bola basah dan bola kering. Sebelum alat ini dioperasikan terlebih dahulu sumbu pada salah satu termometernya dibasahi dengan aquades. Penggunaan alat ini dilakukan dengan cara diputar dengan tangan hingga temperatur bola basah sampai mencapai nilai minimum. Pada titik ini, dicatat suhu pada termometer bola basah dan bola kering. Kelembaban udara dihitung dari temperatur bola kering dan perbedaan antara temperatur bola basah dan temperatur bola kering. Selanjutnya dikonversikan pada tabel kelembaban relatif. 



Temperatur Tanah dan pH tanah Digunakan soil tester.Pertama kali tanahdigali/ dibuatlubangsedalam 5-10 cm atausampaitandatembagapadaalat soil tester waktudimasukkankedalamtanah. untuk pH, lihatangka yang ditunjukkanpadaalat soil tester yaitupadawarnamerah. untukkelembaban, tekantombolpada soil tester, danlihatangka yang ditunjukkanpadaalat soil tester yaitupadawarnahijau.Lakukan percobaan ini di empat lokasi berbeda, masingmasing lima kali pengulangan.







Mengukur kelembaban udara Dibasahi bola basah pada Psychrometer dengan diisi air. Diputar putar alat tersebut selama 5 putaran. Dilihat temperatur bola basah dan bola kering.Kelembaban relatif dihitung dari nilai temperatur bola kering dan perbedaan antar temperatur bola basah dan temperatur bola kering, selanjutnya nilai yang didapat dicocokkan dengan tabel konversi. Lakukan percobaan ini pada tempat yang sama, dengan pengulangan sebanyak lima kali.







Mengukur kelembaban tanah Kumpulkan sampel tanah permukaan dan tempatkan dalam kotak-kotak kertas yang telah disiapkan yang selanjutnya dibawa segeta ke laboratorium untuk ditimbang. Berat tanah dan kotak kertas adalah total berat basah. Tempatkan tanah dalam kotak-kotak kertas diamkan selama 2 minggu. Kemudian setelah tanah kering, tahan tersebut ditimbang.







Mengukur porositas tanah Masing-masing tanah ditempatkan dalam tabung-tabung bekas lampu neon 20 watt yang salah satu ujungnya ditutup dengan kain. Tiriskan air sebanyak 500 ml secara perlahan, hitung periode waktu sejak air ditiriskan hingga air keluar dari kain penutup.



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan Instrument



Hasil Pengamatan



Faktor



Gelap Fotometer



Intensitas



Terang



2000-19.990 Lux



Cahaya



Soil Tester



pH Tanah



2,8



5,5



Kelembaban



68 %



54 %



25 o c



26 o c



26 o c



26 o c



25 o c



26 o c



84 %



75 %



Tanah Temperatur Tanah Termometer



Temperatur Udara



Hygrometer



Temperatur Udara Kelembaban Udara



4.2 Pembahasan Secara garis besar, faktor lingkungan terbagi atas dua, yaitu faktor biotik dan abiotik. Faktor biotik terdiri atas manusia, hewan, tumbuhan dan mikroorganisme. Sedangkan faktorfaktor abiotik contohnya adalah tanah, air, cahaya, udara, suhu, kelembaban, curah hujan, dan lain-lain.Baik faktor biotik maupun abiotik memberikan pengaruh yang sangat besar bagi suatu organisme. Sebagai contohnya adalah air yang merupakan faktor lingkungan yang sangat penting bagi makhluk hidup. Begitu juga dengan tanah, suhu, cahaya, udara, kelembaban, dan lain-lain. Semuanya merupakan faktor lingkungan yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Faktor tanah, merupakan karakteristika dari tanah seperti nutrisi tanah, reaksi tanah, kadar air tanah dan kondisi fisika tanah. Faktor topografi, yaitu meliputi pengaruh dari terrain seperti sudut kemiringan, aspek kemiringan dan ketinggian tempat dari permukaan laut. Faktor biotik, merupakan gambaran semua interaksi dari organisme hidup seperti kompetisi, peneduhan dan lain-lain. Berdasarkan pengamatan parameter lingkungan di Gardenia Hayatika jurusan Biologi Fakultas MIPA UNIB didapat hasil pada daerah gelap suhu tanahnya 25 oc sedangkan pada daerah terang suhunya 26oc begitu pula untuk suhu udara pada daerah gelap suhu udaranya 25oc dan pada daerah terang suhu udaranya 26oc, suhu pada daerah gelap lebih rendah daripada suhu di daerah terang karena daerah terang mendapat pancaran sinar matahari secara langsung sehingga suhunya lebih tinggi. Begitu pula dengan intensitas cahaya daerah terang intensitas cahayanya lebih tinggi daripada di daerah gelap. Kelembaban udara yaitu tingkat kebasahan udara karena air selalu terkandung dalam bentuk uap air. Kelembaban udara pada suatu daerah berbanding terbalik dengan suhu udara pada daerah tersebut. Semakin tinggi suhu udara maka semakin rendah kelembabannya begitu pula sebaliknya semakin rendah suhu udara maka semakin tinggi kelembabannya. Berdasarkan pengamatan kelembaban udara pada daerah gelap mencapai 68% sedangkan padadaerah terang hanya berkisar 54% saja. Keadaan tekstur tanah dapat mempengaruhi pengikatan air oleh tanah sehingga akan mempengaruhi keelembaban tanah. Tekstur tanah pada daerah gelap tergolong tanah remah sedangkan tekstur tanah pada daerah terang tergolong tanah kompak. Hal ini disebabkan karena pada daerah terang sering dilewati oleh mahasiswa sehingga terjadi pemadatan. Berdasarkan data pengamatan porositas tanah, tampak bahwa semakin padat partikel tanah maka semakin banyak air yang diserap oleh tanah tersebut. Seperti tanah liat dapat menyerap air lebih banyak dibandingkan tanah pasir dan tanah kebun. Tanah liat baik untuk



tanaman karena partikelnya yang padat. Meski begitu, Bukan berarti tanah yang lain tidak baik untuk tanaman. Walaupun tanah liat dapat menyerap air paling banyak, tetapi tanah liat tidak dapat memberikan ruangan unutk akar tanaman agar dapat tumbuh dengan baik seperti pada tanah pasir dan tanah kebun. Artinya semakin padat partikel tanahnya maka semakin banyak air yang dapat diserap oleh tanah tersebut, sebaliknya semakin besar partikel tanahnya maka semakin sedikit air yang diserap oleh tanah tersebut. Hal ini menunjukan bahwa jenis tanah dapat memengaruhi banyaknya air yang diserap.



BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Untuk mengukur faktor-faktor lingkungan ada beberapa instrumen yang dapat digunakan diantaranya Hygrometer, Fotometer, Psychrometer, Soil Tester dan berbagai instrumen lainnya. Adapun faktor-faktor yang dapat di ukur dengan instrumen-instrumen tersebut diantaranya suhu dan kelembaban tanah, suhu dan kelembaban udara, pH tanah dan faktor-faktor lainnya. 5.2 Saran Untuk praktikum selanjutnya disarankan untuk mahasiswa benar-benar memahami metode-metode penggunaan instrumen dalam mengukur faktor lingkungan, agar ketika berada di lapangan tidak terjadi kesalahan.



DAFTAR PUSTAKA Ewusie, J. Y., 1990. Ekologi Tropika. Bandung : ITB Heddy. 1986. Pengantar Ekologi. Bandung : Angkasa Kimball, J. W., 1983. Biologi Jilid 3. Jakarta : Erlangga Odum, E. P., 1996. Dasar-dasar Ekologi Edisi Ketiga. Yogyakarta : UGM Press Rahardjanto. 2001. Dasar-Dasar Ekologi Tumbuhan. Malang : UMM Press Soetjipta, 1993. Dasar-dasar Ekologi Tumbuhan. Yogyakarta : Depdikbud Dirjen Dikti Suin. 1997. Ekologi Hewan Tanah. Bumi Aksara. Jakarta.