13 0 442 KB
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI “UJI FUNGSI PARU DENGAN SPIROMETER BALL” BLOK 7 RESPIRASI
Oleh: Kelompok 13 1.
Dina Ayu Savitri
(152010101042)
2.
Ika Rizki Muhinda Putri
(152010101078)
3.
Anita Margaret Wibisono
(152010101131)
4.
Anis Talitha Damayanti
(152010101134)
5.
Toyibatul Hidayati
(152010101135)
6.
Prima Dhika Ayu Woro Astuti (152010101136)
7.
Achmad Noval Rilo Pambudi
(152010101137)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER 2016
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Landasan Teori Spirometer ball adalah perangkat yang digunakan untuk latihan pernapasan yang bertujuan untuk meningkatkan ekspansi paru dan ventilasi paru pasca operasi. Spirometer ball sering disebut juga sebagai insentif spirometer (IS). Spirometer ball dapat dengan cepat membaca volume inspirasi dan volume inspirasi paksa. Spirometer ball terdiri dari 4 bagian. Bagian pertama merupakan spirometer insentif konvensional yang terdapat spiro ball. Spiro ball digunakan dengan cara sekali pakai pada bagian selangnya yang terhubung ke ruang volume pada spirometer yang berada dalam tabung. Tabung tersebut memisahkan ruang volume dengan gerak naik turunnya piston. Bagian kedua adalah sensor yang mengukur gerakan piston. Sensor ini terletak di dasar tabung. Bagian ketiga adalah sirkuit elektronik. Bagian keempat adalah fitur tambahan seperti tombol nyala dan mematikan. Spirometer ball biasanya digunakan pada pasien yang telah mengalami operasi paru. Selain itu spirometer ball juga dianjurkan penggunaannya pada orang yang mempunyai resiko masalah pada jalan napasnya, seperti penyakit PPOK yang merupakan penyakit obstruktif paru atau penyakit restriktif paru (gangguan pengembangan paru). Cara menggunakan spirometer ball : 1. Duduk dengan tegap dan kepala harus lurus 2. Letakkan corong selang/ mouthpiece pada mulut dan tutup rapat bibir. Jangan menghalangi corong tersebut dengan lidah 3. Tarik napas/ inhalasi secara lambat dan dalam. Buatlah indikator sampai naik ke level target volume. 4. Ketika sudah tidak dapat menarik napas/ inspirasi lagi, maka lepaskan mouthpiece dan bernapas seperti biasa. 5. Lakukan langkah tersebut selama 10-12 kali setiap 1 jam.
MANFAAT SPIROMETER 1. Menilai status faal paru-paru 2. Menentukan diagnosis penyakit 3. Menilai manfaat pengobatan apakah memadai atau belum 4. Mengetahui secara dini berbagai penyakit paru restriktif/obstruktif sehingga dapat dilakukan penanganan yang lebih dini dan tepat 5. Melakukan diagnosis dan tatalaksana asma/PPOK yang lebih baik 6. Mengetahui diagnosis PPOK pada pasien perokok atau bekas perokok 7. Memprediksi toleransi / risiko pasien terhadap prosedur pembedahan atau anastesi umum 8. Mengetahui kemungkinan saluran napas sensitive yang sering menimbulkan gejala-gejala batuk berulang
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI Usia Kekuatan otot maksimal pada usia 20-40 tahun dan dapat berkurang sebanyak 20% setelah usia 40 tahun. Selama proses penuan terjadi penurunan elastisitas alveoli, penebalan kelenjar bronkial, penurunan kapasitas paru Jenis kelamin Fungsi ventilasi pada laki-laki lebih tinggi 20-25% dari pada wanita, karena ukuran anatomi paru laki-laki lebih besar 17 dibandingkan wanita. Selain itu, aktivitas laki-laki lebih tinggi sehingga recoil dan compliance paru sudah terlatih Tinggi badan dan berat badan Seorang yang memiliki tubuh tinggi dan besar, fungsi ventilasi parunya lebih tinggi daripada orang yang bertubuh kecil pendek Olahraga Faal paru dan olahraga mempunyai hubungan yang timbal balik, gangguan faal paru dapat mempengaruhi kemampuan olahraga, sebaliknya latihan fisik yang teratur atau olahraga dapat meningkatkan faal paru. Seseorang yang aktif dalam latihan fisik akan mempunyai kapasitas erobik yang lebih besar dan kebugaran yang lebih tinggi.
Perokok dan bukan perokok
Akibat merokok pula, alveoli bisa mengalami kerusakan sehingga daya pengembangan nya terganggu ( Compliance paru ↓ ). Sehingga VT dan VCI (Volume Cadangan Inspirasi) pun juga mengalami penurunan. Mekanisme tersebut juga berlaku pada perokok pasif, karena sama-sama terpapar asap rokok yang berperan sebagai alergen atau iritan.
1.2 Tujuan Praktikum Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari:
Kapasitas Vital Fungsional
Kapasitas Vital
Kapasitas Residu Fungsional
Kurva “Flow Volume”
BAB 2. METODE PRAKTIKUM
2.1 Alat dan Bahan •
Spirometri ball
•
Alcohol swabs
•
Alat ukur tinggi dan berat badan
2.2 Prosedur Kerja Menyiapkan alat dan bahan Dilakukan pengukuran tinggi badan, berat badan Pemeriksaan sebaliknya dilakukan dalam posisi berdiri Menjelaskan tujuan dan mekanisme kerja kepada probandus, posisisi probandus yaitu berdiri tegak menghadap alat. Mengisi data biodata probandus meliputi : nama, jenis kelamin, usia, BB, TB, BMI, tekanan darah, frekuensi jantung dan frekuensi napas. Probandus meletakkan spirometer dengan posisi menghadap ke atas. Probandus mekatkan bibir dengan erat disekitar bagian mulut spirometer. Probandus menarik napas secara perlahan, nafas dalam untuk menaikkan bola kemudian tahan napas selama enam detik, jaga bola tetap naik jika memungkinkan. Setelah enam detik, probandus melepaskan bagian mulut nya dengan mulut spirometer. Membersihkan bagian mulut spiroball dengan air atau alcohol swab sampai steril dan kering.
BAB. 3 HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Laporan Tabel berikut merupakan hasil yang didapatkan pada saat praktikum (di halaman selanjutnya).
No
Jenis
Usia
BB
TB
Jenis
Kelamin
(Tahun)
(kg)
(cm)
Olahraga
Frekuensi
Volume
IRV
Volume
Volume yg
Tidal
(ml)
Kapasitas
dicapai pd
Inspirasi
Latihan
(ml)
Pengembangan
(ml)
Paru (ml)
1
P
19
80
145
Bersepeda
2 minggu
450
1850
2300
800
450
2250
2700
1250
300
1950
2250
1300
450
2000
2450
1000
450
1450
1900
1300
500
1750
2250
1800
450
2400
2850
3000
sekali 2
P
19
55
163
Jogging
Sebulan sekali
3
P
18
43
155
Push up
30 kali per bulan
4
P
18
48
143
Skipping
Sebulan sekali
5
P
18
41
155
Jogging
Sebulan sekali
6
P
19
56
157
Push up
30 kali per bulan
7
L
19
63
166
Bersepeda
Setiap hari
3.2 Pembahasan Hasil pengukuran volume kapasitas paru menunjukkan perbedaan yang signifikan antara probandus berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, serta antar intensitas olahraga dan tingkat latihan yang dilakukan setiap probandus. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh intensitas dan tingkat latihan olahraga terhadap volume kapasitas paru seseorang. Kapasital vital paru dipengaruhi beberapa faktor, antara lain sebagai berikut: 1. Ukuran badan seseorang (tinggi dan berat badan); seseorang dengan tinggi dan berat badan yang proporsional akan memiliki daya ventilasi yang lebih baik daripada seseorang dengan ukuran tubuh yang kurang proporsional
(terlalu pendek, terlalu gemuk dan sebagainya), hal ini berhubungan pula dengan kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas. 2. Jenis kelamin; faktor ini berhubungan dengan ukuran tubuh dimana secara anatomis tubuh laki-laki cenderung berukuran lebih besar daripada perempuan, sehingga memiliki kemampuan yang lebih dalam beraktivitas dan daya kembang paru (compliance) nya pun lebih terlatih 3. Keaktifan dalam berolahraga; semakin tinggi intensitas berolahraga seseorang, maka akan semakin tinggi pula laju ventilasi (yang selanjutnya berpengaruh terhadap volume kapasitas paru) karena semakin terlatihnya compliance paru 4. Riwayat merokok dan penyakit pada sistem pernafasan; kedua hal ini berpengaruh besar terhadap daya compliance paru dan volume kapasitas paru. Paparan zat nikotin, tar, dan bahan iritan lain yang berasal dari rokok secara terus menerus akan menimbulkan perubahan struktural di tingkat sel dan jaringan sehingga timbullah gejala-gejala gangguan pernafasan yang kemudian menjadi penyulit seseorang dalam melakukan respirasi Dalam percobaan ini, masih terdapat kekurangan dalam beberapa hal secara teknis sehingga hasil percobaan tidak akurat. Adapun beberapa penyulit yang kami temukan antara lain: -
Memposisikan tubuh dengan spiro ball
-
Memposisikan spiro ball agar terletak tegak lurus dengan probandus
-
Mengkondisikan agar tidak ada celah antara mulut probandus dengan mouthpiece spiro ball
-
Probandus ragu ketika dilakukan pemeriksaan
BAB 4. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan Banyaknya volume inspirasi paru dapat diukur menggunakan alat spirometer ball, selain mengukur volume inspirasi paru, spirometer ball juga digunakan untuk melatih perkembangan paru. Dari perbobaan yang dilakukan didapatkan kesimpulan adanya kertekaitan hubungan antara jenis kelamin, postur tubuh dan olahraga yang dilakukan sesorang dengan jumlah volume inspirasi dari paru. Jenis kelami laki laki, orang yang sering melakukan olehraga, dan orang yang memiliki postur tubuh ideal lebih banyak volume inspirasi dibandingkan perempuan, orang yang jarang olahraga, dan orang yang memiliki postur tubuh yang kurang ideal. 4.2 Saran Ketika menggunakan alat spirometer ball, maka bola harus terletak pada tengah tabung atau yang bergambar “senyum”.