Laporan Praktikum Formulasi Obat Tradisional [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI OBAT TRADISIONAL “SEDIAAN SALEP RIMPANG LENGKUAS”



Oleh :



Kelompok 2 kelas 4B Nama Kelompok : 1. Ni Putu Diah Anggita



(1909484010053)



2. Ida Ayu Made Dewi Ambarawati



(1909484010054)



3. Ni Nyoman Dewi Suartini



(1909484010055)



4. I Dewa Ayu Sri Intan Pratami



(1909484010056)



5. Ni Kadek Dewantary Suwirtawati



(1909484010057)



6. Ni Made Dwita Sri Rahayu



(1909484010058)



PROGRAM STUDI D-III FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MAHASARSWATI DENPASAR 2021



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan infeksi jamur di Negara tropis seperti Indonesia terutama disebabkan oleh udara yang lembab, sanitasi yang kurang dengan lingkungan yang padat penduduknya. Candida albicans adalah jamur penyebab infeksi yang berbentuk lonjong, bertunas yang menghasilkan pseudomiselium baik dalam biakan maupun dalam jaringan dan eksudat serta merupakan anggota flora normal selaput mukosa saluran pernapasan, saluran pencernaan, dan genitalia wanita yang menyebabkan vulvovaginitis dan menyerupai sariawan tetapi menimbulkan iritasi, gatal yang hebat, dan pengeluaran secret (Jawetz, et al., 1996). Penggunaan lengkuas [Alpinia galanga (L.) Swartz] secara empiris sebagai obat antijamur kulit telah diketahui sejak lama. Penelitian yang dilakukan oleh Haraguchi (1996) telah membuktikan bahwa minyak atsiri dan ekstrak air rimpang lengkuas berkhasiat sebagai antijamur. Hasil uji melaporkan bahwa Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) minyak atsiri rimpang lengkuas adalah 5 µl. Minyak atsiri bersifat mudah menguap (Guenther, 1987) sehingga tidak dapat digunakan secara langsung. Minyak atsiri akan lebih mudah digunakan dan bermanfaat bila diformulasikan dalam bentuk sediaan. Sediaan yang cocok untuk sediaan topikal adalah salep (Ansel, 1989). Salep adalah sediaan obat tardisional setengah padat yang mudah dioleskan, bahan bakunya berupa sediaan galenik yang larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang sesuai dan digunakan sebagai obat luar. Salep Rimpang Lengkuas ini dapat mengurangi gatal-gatal pada kulit terutama yang disebabkan oleh jamur. Kebutuhan sediaan topical antijamur sampai saat ini masih menempati peringkat atas. Selain alas an harga bahan baku yang terus melonjak, sementara penyakit biasanya menyerang kalangan ekonomi menengah ke bawah, maka pemilihan bahan alam sebagai sumber bahan baku obat akan merupakan alternatif yang menjanjikan, selama landasan ilmiahnya dapat dipertanggungjawabkan. Rendahnya efek samping atau toksisitas obat yang bersumber dari bahan alam juga merupakan salah satu pertimbangan alternatif tersebut. 1.2 Tujuan Praktikum



-



Agar mampu memahami cara pembuatan sediaan salep dari minyak lengkuas sebagai antifungi



-



Agar mengetahui bagaimana pemeriksaan mutu terhadap salep rimpang lengkuas Agar mengetahui bagaimana hasil pemeriksaan mutu sediaan salep rimpang lengkuas yang sudah jadi



1.3 Rumusan Masalah -



Bagaimana cara pembuatan sediaan salep dari minyak rimpang lengkuas sebagai antifungsi ? Apa saja pemeriksaan mutu yang harus dilakukan pada sediaan salep dari minyak rimpang lengkuas ? Bagaimana hasil evaluasi dari pemeriksaan mutu sediaan salep dari minyak rimpang lengkuas yang sudah jadi ?



BAB II



METODE PRAKTIKUM Salep rimpang lengkuas pada praktikum ini merupakan sediaan salep yang mengandung minyak atsiri rimpang lengkuas (Alpini galanga L) 2%. Untuk memperoleh minyak atsiri dari suatu bahan dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya penyulingan, pengepresan, ekstraksi pelarut mudah menguap dan ekstraksi dengan lemak padat. Penyulingan dapat didefinisikan sebagai pemisahan komponen suatu campuran dari dua jenis cairan atau lebih berdasarkan perbedaan tekanan uap dan titik didih dari masing-masing zat tersebut. Pada proses penyulingan minyak atsiri dikenal tiga metode penyulingan yaitu penyulingan dengan air langsung, penyulingan air-uap dan penyulingan uap langsung. Masing-masing metode penyulingan memiliki kelebihan dan kekurangan. Minyak atsiri yang terdapat pada rimpang lengkuas diperoleh dengan cara destilasi uap air. Destilasi uap -air adalah dimana bahan yang digunakan tidak kontak lansung dengan air namun diberi sekat antara air dan simplisia yang biasa disebut angsang.Prinsipnya air mendidih dan uap air akan membawa partikel minyak atsiri untuk dialirkan ke kondensor kemudian ke alat pemisah secara otomatis air dan minyak akan terpisah karena ada perbedaan berat jenis dimana berat jenis minyak lebih kecil dibandingkan berat jenis air sehingga minyak berada di atas dan air dibawah. Kelebihan destilasi uap-air yaitu alatnya sederhana tetapi bisa menghasilkan minyak atsiri dalam jumlah yang cukup banyak sehingga efisien dalam penggunaan,minyak yang dihasilkan tidak mudah menguap karena pembawanya adalah air yang tidak mudah menguap pada suhu kamar. Sedangkan kelemahannya metode ini tidak cocok untuk minyak atsiri yang rusak oleh panas uap air, serta membutuhkan waktu destilasi yang lebih panjang untuk hasil yang lebih banyak.



BAB III



HASIL PRAKTIKUM 3.1 Deskripsi Tanaman, Kandungan Fitokimia dan Bukti Ilmiah Khasiat Lengkuas sebagai Antijamur 1. Lengkuas (Alpinia galangal L) adalah tumbuhan yang tegak tingginya 2-2,5 m, mempunyai batang pohon yang terdiri dari susunan pelepah daun, daunnya berbentuk bulat panjang, dan antara daun yang terdapat pada bagian bawah terdiri dari pelepah saja, bagian atas batang terdiri dari pelepah lengkap dengan pelepah daun, bunganya muncul pada bagian ujung tumbuhan, memiliki bau aromatic, rasa pedas 2. Kandungan fitokimia yang terkadung yaitu : eugenol, minyak atsiri, asam metil sinamat, dan Kristal kuning, kamper 3.2 Deskripsi Bahan (Fungsi Bahan, Konsentrasi, dll) 1. Vaseline Album - Pemerian : masa lunak, lengket bening, putih, sifat ini tetap setelah zat dileburkan dan dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk. Beropalensi berfluosensi lemah, juga jika dicairkan, tidak berbau, hamper tidak berasa - Kelarutan : larut dalam air dan dalam etanol (95%) P, larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam eter minyak tanah P, larutan kadang beropalensi lemah - Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat - Fungsi : basis salep - Konsentrasi : 10-30% - Khasiat : zat tambahan, sebagai salep 2. Paraffin cair - Pemerian : cairan kental transparan, tidak berflausensi, tidak berwarna, hamper tidak berbau, hamper tidak mempunyai rasa. - Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, dan dalam etanol (95%) P , larut dalam kloroform P dan dalam eter - Khasiat : laksativum - Fungsi : stiffening agent (sebagai pengental dalam formula) 3.3 Cara Penggunaan 1. Oleskan salep pada bagian yang iritasi atau gatal. Sebelum menggunakan salep cuci tangan bersih terlebih dahulu, kemudian oleskan salep secara tipis pada bagian yang gatal. Pastikan luka tidak terkena debu agar tidak memperlambat waktu penyembuhan luka. 3.4 Aturan Penyimpanan 1. Salep disimpan pada wadah asli, ditutup rapat, paling baik disimpan pada suhu ruangan