Laporan Praktikum Hukum Mendel Ii [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Laporan Praktikum Genetika Acara 4 Hukum Mendel II



Nama



: Victorianus Chandra Suwandana



NPM



: E1J019090



Kelas



: Agt-19 Kelas A



Dosen Pembimbing: Dr.Ir. Rustikawati,M.Si Shaift



: A1 Selasa (08.00 – 09.50)



Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu



BAB I PENDAHULUAN 1.1.



Latar Belakang Gen adalah urutan DNA berasosiasi dengan protein histon membentuk badan yang disebut kromosom. Satu gen tidak tersusun atas satu melekul DNA yang hanya terdiri atas satu nukleotida tetapi berupa polinukleotida dengan panjang tertentu. Gen bukan terdiri dari satu seri triplet basa nitorgen ( Elya Nusantari, 2013) Genetika adalah ilmu yang mempelajari tentang gen, yaitu faktor yang menentukan sifatsifat suatu organisme. Peorses kehidupan secara biologis merupakan proses metabolisme yang berlangsung didalam sel. Penentuan sifat organisme dilakukan oleh grn melalui pengndalian reaksi-reaksi kimia yang menyusun suatu lintasan metabolisme. Dialam genetika dipelajari sturktur, proses pembentukan dan pewarisan gen serta mekanisme ekpresinya dalam pengendalian sifat organisme (M.Khalifa Mustami, 2013) J.G. Mendel adalah orang yang pertama kali mengetetngahkan suatu mekanisme pewarisan sifat menurun melalui eksperimen dibidang genetika. Berdasarkan percobaan itu maka teori para ilmiah dari genetika saat itu yakin bahawa teori Blending Theory of Inheritance tidak benar. Sebelum mendel melakukan penyilangan dengan tanaman kapri, para ahli telah mempunyai pemikiran tentang adanya kehidupan yang berkesinambungan, yang membawa faktor keturunan dari generasi ke generasi. Tetapi mereka tidak melakukan percobaan seperti yang dilakukan oleh mendel dan disamping itu peralatan ilmiah yang dapat dipakau untuk membuktikan pemikiran mereka belum ada. Mendel berhasil membuktikan bahwa pemindahan sifat melainkan merupakan pola yang dapat diperkirakan . dasar pemikiran mendel inilah yang kemudian dijadikan dasar untuk memperoleh sifat – sifat yang diinginkan dengan melakukan persilangan pada kacang polong mendel mendapat julukan sebagai bapak genetika, walauoun dalam perkembanganya genetika tidak hanya membahas tentang faktor – faktor keturunan saja (Yunus Effendi,2020) 1.2.



Tinjauan Pustaka Hukum pewarisan mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya yaitu “percobaan Mengenai Persilangan Tanaman” hukum ini trediri dari dua bagian yaitu : hukum pemisahan (segregasi) yang di kenal sebagai hukum mendel I. Dan hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) atau di kenal sebagai hukum mendel II. Hukum mendel II ialah persilangan antara dua tetua yang mempunyai dua sifat beda (dihibrid). Dlam hukum mendel II, dinyatakan bahwa selama pembentukan gamet, gen-gen ealel akan memisah secara bebas dan mengelompok dengan gen lain yang bukan alelnya. (Fransisca Cahyono,2010). Penyebaran gen dapat terjadi jika ada persilangan atau perkawinan antar individudalam suatu populasi. Berdasarkan jumlah sifat yang disilangkan terdapat dua macam persilangan yaitu persilangan monohibrid dan persilangan dihibrid. Persilangan monohibrid emrupakan persilangan dengan suatu sifat beda sedangakan dihibrid merupakan persilangan dua sifat beda. Persilangan dihibrid ini lebih rumit dibandingkan dengan persilangan monohibrid,



karena pada persilangan dihibrid melibatkan dua lokus yaitu keterkaitan antar keduanya. (Dwi Agus W.dkk.2013) Hasil persilangan dihibrid yang dilakukan oelh mendel menujukan pewarisan sifat bentuk biji tidak dipengaruhi oleh pewarisan sifat warna biji. F1 pada persilangan memiliki genotip heterozigot untuk kedua gen(BbKk). Pada pembentukan gamet, alel “B” akan terpisah ke gamet yang berbeda dengen gamet “b” dan alel “K “berpindah ke gamet yang berbeda dengan alel “k” (law of segregation). perpindahan alel “B” tidak bergantung pada “K” atau “k” begitu juga dengan “b”. Sehingga terdapat 4 jenis gamet yang dapat diproduksi dengan peluang yang sama yaitu ¼ BK, ¼ Bk, ¼ bK, ¼ bk. Persilangan sesama F1 kemudian akan menghasilkan fenotif yang dengna perbandingan 9 Bulat-kuning(B-K) : 3 Bulat-Hijau (B-kk) : 3 Kisut-kuning (bbk-) : 1 kisut hijau (bbkk). Persilangan dihibrid menghasilkan hukum mendel II yang dikenal dengan principel of independent assortment. Hukum mendel II menyatakan bahwa pada pembentukan gamet, alel dari gen yang berbeda terpisah secara independen/tidak bergantung satu sama lain(Ida Bagus Made Artadana, dkk,2018)



1.3.



Tujuan Menentukan dan membuktikan perbandingan fenotip menurut hukum mendel pada persilangan dengan dua sifat beda (dhibrida)



BAB II BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM 2.1. Alat dan bahan 2.1.1. Alat Adapun alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah : dua buah stoples/wadah 2.1.2. Bahan Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu : - 16 model gen (Sedotan) warna merah - 16 model gen (sedotan) warna biru - 16 model gen (sedotan) warna kuing - 16 model gen (sedotan) warna hijau



2.2. Cara Kerja 1. mengambil sepasang model gen merah, putih, kuning, dan hijau. Dalam hal ini warn gen merah (B) pembawa sifat untuk biji bulat dan dominan terhadap putih (b) pembawa sifat untuk biji keriput. Sedangkan warna gen kuning (K) adalah pembawa sifat untuk biji kuning dan dominan terhadap warna hijau (k) pembawa sifat untuk biji warna hijau. 2. menbuka pasangan gen tersebut diatas. Hal ini diumpamakan sebagai pemisah gen pada saat pembentukan gamet dari kedua induk. Pada proses ini di asumsikan bahwa fertilisasi terjadi secara acak 3. menentukan kombinasi genotipe yang terbentuk pada F1. 4. membuat pasangan model gen untuk meneruskan macam gen yang terbentuk pada F1. Harus diingat bahwa 1 pasang gen dianggap satu macam gamet 5. membuat model gamet yang sama seperti diatas (langkah 4). Masing-masing 16. 6. Delapan pasang dari masing-masing pasangan model gen (gamet) dimasukkan kedalam stoples I dan 8 pasangan lagi ke toples II. Kocok atau aduk hingga bercampur dengan baik. 7. Model gamet dari masing-masing stoples tersebutdiambil secara serentak dan acak,, lalu dipasangkan guna menentukan kombinasi genotipe nya. 8. mencatat hasil kombinasi yang didapatkan. Bila stoples I terambil model gen (gamet) pasangan putih-kuning (bK) dari stoples II terambil merah-hijau (Bk), maka kombinasi genotipenya adalah BbKk. Demikian seterusnya. 9. Pasangan yang terambil kembalikan ke stoples masing-masing dan dilakukan pengambilan sebanyak 32 kali dan 64 kali



BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. HASIL Tabel 1. Nisbah Pengamatan Fenotipe Frekuensi genotipe Fenotipe Genotipe 32X 64X Buklat – BBKK 3 7 kuning BBKk 3 3 BbKK 1 3 BbKk 10 20 Bulat – hijau BBkk 1 4 Bbkk 5 9 Keriput – bbKK 2 4 Kuning BBKk 4 8 Keriput – Bbkk 3 6 hijau Total 32 64



Rasio fenotipe 32X 64X 17



33



6



13



6



12



3



6



32



64



Tabel 2. Perbandingan/nisbah Fenotipe Pengamatan/observasi (O) Harapan/Teoritis/expected (E) Pengamatan Harapan Deviasi Fenotipe 32X 64X 32X 64X 32X Bulat – kuning 17 33 18 36 -1 Bulat – hijau 6 13 6 12 0 Keriput – 6 12 6 12 0 kuning Keriput – hijau 3 6 2 4 1 Total 32 64 32 64 0



Tabel teknis pelaksanaan pengamatan Fenotipe Genotipe Bulat – kuning Topels I Toples II Merah-kuning Merah-kuning BBKK Merah-kuning Merah-hijau BBKk Merah-kuning Putih-kuning BbKK Merah-kuning Putih-hijau BbKk Bulat – hijau Topes I Merah-hjijau Merah-hijau



Toples II Merah-hijau Putih-hijau



BBkk Bbkk



Tabel ijiran



dan



64X -3 -1 0 2 -2



Jumlah



IIII II 33 III III IIII IIII IIII IIII II 13 IIII IIII IIII



Nisbah



Keriput – kuning Toples I Toples II Merah-kuning Putih-kuning Putih-kuning Putih-hijau Keriput – hijau Toples I Toples II Putih-hijau Putih-hijau



bbKK bbKk



IIII IIII III



12



6 bbkk



IIII I



3.2. PEMBAHASAN Dari praktikum yang telah dilakuakn di atas, didapatkan persilangan dihibrid yaitu dua sifat beda menggunakan sedotan dengan empat warna yaitu merah (B) pembawaw sifat untuk biji bulat dan dominan rethadap biru (b) pembawa sifat bentuk biji keriput. Sedangkan warna gen Kuning (K) adalah pembawa sifat untuk warna biji kuning dan dominan terhadap warna hijau (k) sebagai pembawa sifat untuk warna biji hijau. Persilangan antar biji bulat berwarna kuning (BBKK), dengan biji keriput berwarna hijau (bbkk) diperoleh F1 yang berwarna bulat berwarna kuning (BbKk), karena biji bulat dan berwarna kuning adalah bersifat dominan. Terhadap biji keriput berwarna hijau. Jika F1 disilangkan dengan sesamanya (F1), maka akan dipeoleh empat macam Fenotipe yaikni : Bulat-Kuning, Bulat-hijau, Keriput Kuning, Keriput Hijau. Dengan genotipe untuk BulatKuning ( 1BBKK, 2 BBKk, 3BbKK, 4 BbKk), Bulat-Hijau ( 1BBkk, 2 Bbkk), KeriputKuning ( 1 bbKK, 2 bbKk), dan Keriput-Hijau (1 bbkk). Menurut hukum mendel II, perbandingan Fenotipe untuk persilangan dihibrid pada F2 adalah 9:3:3:1 Setelah dilakukan percobaan dan pemilihan secar acak utuk frekuensi sebanyak 32X diperoleh fenotipe: a. Bulat-Kuning dengan genotipe : 3 BBKK, 3 BBKk, 1 BbKK, 10 BbKk. b. Bulat-Hijau dengan genotipe : 1 BBkk, 5Bbkk c. Keriput-Kuning dengan genotipe : 2 bbKK, 4 bbKk d. Keriput-Hijau dengan genotipe : 3 bbkk Jadi didapatkan rasio fenotipe secara berurutan yanitu: 17 : 6 : 6 : 3 dengan total 32 Untuk pemilihan secara acak frekuensi genotip sebanyak 64X , maka didapatkan hasil Fenotipe : a. Bulat-Kuning dengan fenotipe : 7 BBKK, 3 BBKk, 3 BbKK, 20 BbKk b. Bulat-Hijau dengan fenotipe : 4 BBkk, 9 Bbkk c. Keriput-Kuning dengan fenotipe : 4 bbKK, 8 bbKk d. Keriput-Hijau dengan fenptipe : 6 bbkk Jadi didapatkan rasio fenotipe secara berurutan yaitu: 33 : 13 : 12 : 6 dengan total 64



Setelah semua pengamatan telah didapatkan maka selanjutnya dilakuan perbandingan dengan cara setipa pengamatan yang telah dilakauakn dikurang dengan akngka harapan pada setiap percobaan masing masing sebanyak 32X dan 64X, maka didapatkan hasil hasil deviasi. Hasil rasio fenotipe yang telah didapatkan tadi secara berurutan adalah 1. Untuk frekuensi genotipe 32X a. Bulat-Kuning : 17 – 18 = -1 b. Bulat-Hijau :6–6=0 c. Keriput-kuning : 6 – 6 = 0 d. Keriput-Hijau :3–2=1 Seluruh hasil deviasi dijumlahkan dan didapatkan hasil deviasi akhir sebesar 0 2. Untuk frekuensi genotipe 64 X a. Bulat-Kuning : 33 – 36 = -3 b. Bulat-Hijau : 13 – 12 = 1 c. Keriput-Kuning : 12 – 12 = 0 d. Keriput-Hijau :6–4=2 Seluruh hasil deiasi dijimlahkan dan didapatkan hasil deviasi akhir sebesar 0 Dari hsil percobaan diatas daopat diambil kesimpulan bahwa frekuensi fenotipe untuk percobaan 32X =17 : 6 : 6 : 3 dan percobaan 64X = 33 : 13 : 12 : 6 mendekati angka rasio fenotipe hukum mendel II yaitu 9:3:3:1 dengan nilai deviasi 0



Bab IV KESIMPULAN Dari praktikum yang telah dilakukan dapat dismpulkan bahwa, Hukum Mendel II adalah pengelompokan yang terjadi secara acak dan bebas, dimana perkawinan antara dua tetua yang mempunyai seifat beda. Dimana rasio fenotipe persilangan dihibrid adalah 9 : 3 : 3 : 1. Walaupun dalam percobaan ini hasilnya tidak sama persis namun hasilnya mendekati perbandingan tersebut. Hal ini disebabkan oleh gen yang bersifat dominan akan menutpi gen yang bersifat resesif. Tujuan dari persilangan dua sifat beda ini aalah untuk mengetahui hubungan antar pasangan alel dari karakter tersebut. Jawab pertanyaan 1. Ada berapa kombinasi genotipe yang muncul dari persilangan tersebut? Jawab Kombinasi genotipe yang diperoleh dari dari persilangan diatas ada 9 macam antaralain: BBKK, BBKk, BbKK, BbKk, BBkk, Bbkk, bbKK, bbKk, bbkk 2. Tulis perbandingan fenotipe yuang diperoleh Jawab Perbandingan fenotipe yang diperoleh antara lain a. Perngambilan 32X - Bulat-kuning : 17 - Bulat-Hijau :6 - Keriput-Kuning :6 - Keriput-Hijau :3 b. Pengambilan 64X - Bulat-Kuning : 33 - Bulat-Hijau : 13 - Keriput-Kuning : 12 - Keriput-Hijau :6 3. Jelaskn prisnsip persilangan yang dilakukan diatas dengan kejadian dialam nyata Jawab Prinsipnya ialah bagaimana kita dapat menyilangkan tanaman dengan dua sifat beda, dalam kehidupan nyata kita dapat memanfaatkan cara penyilangan ini untuk menggabungkan dua sifat tanaman yang diarasa paling baik, untuk menghasilkan tanaman yang paling unggul. Kemudian hasil persilangnan tersebut disilangkan kembali sampai kita mendapatakn hasilng tanamn yang sesuai dengan keingian kita dengan mutu dan kualitas terbaik. Contonya ialah pada perkebunan pisang mereka akan menyilankan bebrapa spesies tanaman yang berbeda sifat namun memiliki keunggulan tersendiri. Dan si pembuant ingin menyatukan semua keunggulan yang dimiliki oleh beberapa spesies tersebut. Untuk itu si ilmuan melakuakan penyilangan berulang kali sampai didapatkan varietas yang diinginkan oleh si ilmuan kemudain hasilnya akan di lipatgandakan dengan tehnik kultur jaringan



DAFTAR PUSTAKA Artadana, Ida Bagus Made,dkk.2018.DASAR-DASAR GENETIKA MENDEL DAN PENGEMBANGANYA. Yogyakarta. Graha Ilmu. Cahyono, Fransica.2010.KOMBINATORIAL DALAM HUKUM PEWARISAN MENDEL. Makalah II 2092 probabilitas dan statistik-sem.I tahun 2010/2011 Effendi, Yunus, 2020. Buku Ajar Genetika Dasar. Magelang . Pustaka Rumah C1nta



Mustami,M.Khalifa,2013. Genetika. Universitas Islam Negeri Alauddin makasar.



Nusantri, Elya,2013. Jenis Miskonsepsi Genetika Yang Ditemukan Pada Buku Ajar Si Sekolah Menengah Atas . Jurnal Pendidikan Sains, Vol 1. No 1, Maret 2013 Wijayanto. Agus Dwi,dkk .2013. penerapan model persamaan diferensasi dalam penentuan probabilitas genotip keturunan dengan dua sifet beda. Jurnal ILMU DASAR,Vol. 14. 2 juni 2013: 79-84



LAMPIRAN