Laporan Praktikum Ilmu Tanah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MORFOLOGI TANAH, PENGAMBILAN CONTOH TANAH, DAN PENENTUAN BERAT ISI TANAH



LAPORAN PRAKTIKUM Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah Dosen Pengampu : Dr, Ir. Wagiono



KELOMPOK 2 Azie Putra Nurfirmansyah



1710631090040



Cucu Santika



1710631090048



Dita Dwi Clarasati



1710631090011



Ferdy Hasan



1710631090062



Iqbal Fajarudin



1710631090075



Mariah Noviasari



1710631090088



Redi Ramadhan



1710631090010



Rifaldi Lukman



1710631090117



Rini Rahmatun Ramadhan



1710631090119



KELAS : 2A



PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 2018



BAB I PENDAHULUAN



1.1.



Latar Belakang Tanah mempunyai sifat kompleks, terdiri atas komponen padat yang



berinteraksi dengan cairan dan udara. Komponen pembentuk tanah merupakan padatan, cairan dan udara jarang berada dalam kondisi setimbang, selalu berubah mengikuti perubahan yang terjadi di atas permukaan tanah yang dipengaruhi oleh suhu udara, angin dan sinar matahari. Pengambilan contoh tanah merupakan tahap penting untuk penetapan sifatsifat fisik tanah di laboratorium. Prinsipnya, hasil analasis sifat fisik tanah harus dapat menggambarkan keadaan sesungguhnya dari sifat fisik tanah di lapangan. Pengambilan contoh tanah disesuaikan dengan contoh tanah dalam keadaan agregat utuh sifat–sifatnya. Ada 3 macam pengambilan contoh tanah yaitu pertama contoh tanah utuh yang diperlukan untuk analisis penetapan berat isi, ukuran pori, dan permeabilitas. Kedua, contoh tanah dalam keadaan agregat utuh untuk penetapan kemantapan agregat dan kemantapan agregat ukuran. Dan terakhir, contoh tanah terganggu, yang diperlukan untuk penetapan kadar lengas, tetapan atterberg, kenaikan kapiler, sudut singgung, kadar air, pH tanah, kandungan bahan organik, dan juga kandungan unsur hara tanah seperti P– tersedia, total N, dan lain–lain (Maryenti, 2012). Pengetahuan terhadap morfologi tanah pada unit lahan yang berbeda, cara melakukan pengambilan contoh tanah, dan menentukan berat isi tanah sangatlah penting agar kita dapat mengetahui macam-macam tanah beserta karakteristiknya. Oleh karena itu, kami melakukan praktikum mengenai “Morfologi Tanah, Pengambilan Contoh Tanah, dan Penentuan Berat Isi Tanah".



1.2.



Rumusan Masalah 1.



Bagaimana morfologi tanah yang terdapat pada lahan percobaan?



2.



Bagaimana tekstur, struktur, horizon, kedalaman, dan warna tanah pada lahan percobaan?



3.



Bagaimana cara menentukan bulk density tanah pada lahan percobaan?



4.



Bagaimana perbedaan tanah terganggu dan tidak terganggu pada lahan percobaan?



1.3.



Tujuan 1.



Untuk mengetahui morfologi tanah pada unit lahan yang berbeda , terdiri dari kedalaman tanah, batas horizon, warna, tekstur, struktur, dan ciri-ciri lain sebagai penciri khusus tanah.



2.



Untuk mengetahui tekstur, stuktur, horizon, kedalaman, dan warna tanah.



3.



Untuk mengetahui bulk density tanah yang diamati.



4.



Untuk mengetahui perbedaan antara tanah terganggu dan tidak terganggu pada lahan percobaan.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1.



Pengertian Tanah Tanah adalah hasil pengalih ragaman bahan mineral dan organik yang



berlangsung di muka daratan bumi di bawah pengaruh faktor-faktor lingkungan yang bekerja selama waktu sangat panjang, dan berwujud sebagai suatu tubuh dengan organisasi dan morfologi tertakrifkan (disadur dari Schroeder,1984). Pada dasarnya tanah merupakan tubuh alam. Namun demikian banyak tanah yang memperlihatkan tanda-tanda pengaruh antropogen. (Notohadiprawiro,1999) Tanah idealnya dapat menyediakan sejumlah unsur hara penting yang dibutuhkan oleh tanaman. Penyerapan unsur hara oleh tanaman mestinya dapat segera diperbaharui sehingga kandungan unsur hara di dalam tanah tetap seimbang. Pengambilan unsur hara oleh ribuan jenis tumbuhan diimbangi dengan pelapukan bahan organik yang menyuplai hara bagi tanah. (Novizan,200). Tanah sebagai tubuh alami memperlihatkan ciri dan watak khas yang dapat digunakan sebagai pembeda dari tubuh alami lainnya. Ciri dan watak tubuh tanah ini dapat diselidiki dari penampilan penampang lintang tubuh tanah (profil).



2.2.



Morfologi dan Tekstur Tanah Sifat morfologi tanah adalah sifat-sifat tanah yang dapat diamati dan



dipelajari di lapang. Sebagian dari sifat-sifat morfologi tanah merupakan sifatsifat tanah tersebut. Ciri-ciri dari morfologi profil tanah merupakan petunjuk dari proses-proses yang telah dialami suatu jenis tanah selama pelapukan dan perkembangannya. Untuk menentukan sifat dan morfologi tanah, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain horizon tanah, warna tanah, tekstur tanah, struktur tanah, dan konsistensi (Purnomo, 2003). Menurut Nugroho (2009), tekstur tanah adalah sifat tanah yang sangat penting yang mempengaruhi sifat kimia, sifat fisika dan biologi tanah yang berguna bagi penetrasi akar dan kemampuan pengikatan air oleh tanah. Tekstur



tanah menunjukan perbandingan butir-butir pasir (diameter 2,00 - 0,05 mm), debu (0,005 - 0,02 mm), dan liat (< 0,002 mm) di dalam tanah. Butir-butir yang paling kecil adalah butir liat, diikuti oleh butir debu (silt), pasir dan kerikil. Selain itu, ada juga tanah yang terdiri dari batu-batu. Tekstur tanah dikatakan baik apabila komposisi antara pasir, debu, dan liatnya hampir seimbang.



2.3.



Bulk Density Bulk density atau kerapatan lindak atau bobot isi menunjukkan



perbandingan antara berat tanah kering dengan volume tanah termasuk volume pori-pori tanah.



Bulk density = berat tanah kering (g) / volume tanah (cc)



Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah makin tinggi bulk density, yang berarti makin sulit meneruskan air atau ditembus akar tanaman. Pada umunya bulk density berkisar dari 1,1 - 1,6 g/cc. Beberapa jenis tanah mempunyai bulk density kurang dari 0,90 g/cc (misalnya tanah Andisol), bahkan ada yang kurang dari 0,10 g/cc (misalnya tanah gambut). Bulk density penting untuk menghitung kebutuhan pupuk atau air untuk tiap-tiap hektar tanah, yang didasarkan pada berat tanah per hektar.



BAB III Metode Pelaksanakan



3.1.



Waktu dan Tempat Pelaksanaan Hari/Tanggal : Sabtu, 24 Maret 2018



3.2.



Waktu



: Pukul 07.00-12.30 WIB



Tempat



: Karawang International Industrial City (KIIC)



Alat dan Bahan a.



b.



Praktikum 1 (Morfologi Tanah) -



Bor Tanah (Auger/Core)



-



Cangkul, sekop, garpu tanah



-



Meteran



-



Pisau belati



-



Palu geologi



-



Munsell Soil Color Chart



-



Pengukur pH



-



Loop



-



Botol semprot



-



Handboard



-



Cetok



-



Abney level atau Clinometer



-



GPS (Global Position System)



Praktikum 2 (Pengambilan Contoh Tanah) -



Tabung contoh (Ring sampel)



-



Ring master



-



Sekop



-



Pisau tajam dan tipis



-



Kantong plastik



-



Karet tali



c.



3.3.



Spidol permanen



Praktikum 3 (Berat Isi Tanah) -



Timbangan Mettler



-



Gelas ukur



-



Oven



-



Sand box



-



Labu ukur 100 ml



-



Benang



-



Beaker glass



-



Timbangan OHAUS



-



Parafin



-



Air aquadest



-



Silinder stainless



-



Hot plate Botol semprot



Cara Kerja a.



Praktikum 1 (Morfologi Tanah) -



Berada jauh dari lokasi penimbunan sampah, tanah galian atau bekas bangunan, kuburan atau bahan lain-lainnya.



-



Profil dibuat searah lereng.



-



Sisi profil tanah harus bersih dan tidak ternaungi.



-



Buat batas berdasarkan kenampakan perbedaan-perbedaan yang terlihat secara jelas, misalnya warna tanah.



-



Gunakan pisau lapang untuk menusuk-nusuk bidang profil tanah untuk mengetahui konsistensi atau kepadatan keseluruhan profil. Perbedaan kepadatan merupakan salah satu kriteria untuk membedakan horizon profil.



-



Apabila terdapat kesamaan terhadap warna tanah, kepadatan, dan tekstur tanah, maka perbedaan konsistensi, struktur, kenampakan redoksi morfik dapat di gunakan sebagai dasar penarikan batas horizon.



-



Setelah horizon di tentukan, letakkan meteran tegak lurus pada bidang profil tanah dan jangan lupa pasang sabuk profil. Kemudian foto bidang profil yang diamati dan tentukan tebal, penampang, serta horizon menggunakan meteran yang telah terpasang.



b.



Tentukan karakteristik tanah.



Praktikum 2 (Pengambilan Contoh Tanah) -



Rata dan bersihkan lapisan permukaan tanah yang akan diambil contohnya, kemudian letakkan ring master tegak lurus pada lapisan tersebut.



-



Gali tanah di sekeliling tabung dengan sekop.



-



Kerat tanah di sekeliling dengan pisau sampai mendekati permukaan tanah.



-



Masukkan tabung sampel ke dalam ring master.



-



Tekan tabung dengan hati-hati sampai masuk ke dalam tanah



-



Letakkan tabung lain tepat diatas tabung pertama, kemudian tekan lagi sampai rata.



-



Tabung beserta tanah didalamnya digali dengan sekop



-



Pisahkan tabung pertama dan kedua dengan hati-hati, kemudian potonglah tanah kelebihan yang terdapat pada bagian atas dan bagian bawah tabung sampai rata.



-



Tutuplah tabung beserta tanahnya dengan plastik untuk mencegah penguapan dan gangguan selama dalam perjalanan.



-



Pada bagian luar tabung ditulisi keterangan yang bersisi nomor contoh tanah dan kedalaman tanah.



c.



Masukkan tabung tersebut dalam kotak yang telah tersedia.



Praktikum 3 (Berat Isi Tanah) (Bobot isi dengan metode silinder) -



Timbangan contoh tanah dengan silindernya (x gram).



-



Timbang silinder kosong (y gram).



-



Tetapkan kadar lengan contoh tanah (z gram).



-



Hitung bobot isi dengan rumus :



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN



4.1.



Hasil Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat diperoleh hasil sebagai



berikut : a.



Praktikum 1 (Morfologi Tanah) Praktikum mengenai morfologi tanah diperoleh data berdasarkan sampel



lapangan, yaitu : Tabel Morfologi Tanah Nomor Horison



1



2



3



4



5



6



Simbol Horison



O



A



R



50 cm



E > 100 cm



C



10-20 cm



B 50100 cm



-



-



N



N



J



J



R O T A



O



O



R O T A



N A R T



























M/ N/ K



M/ N/ K



Kedalaman (cm)



Batas Horison



Kejelasan Tofografi



J B O A



N A R T



J B O A



Sketsa Profil



Lemb



Matriks



Krg



Warna



Karatan Gej. Redoks cm



Gej. Non Red 0



Gejala Redoksimorfik



Jenis



M/ N/ K



M/ N/ K



M/ N/ K



M/ N/ K



Bahan



Fe/ Mn/ Pl



Jumlah



Sd/ Bi/ Ba



Sd/ Bi/ Ba



Sd/ Bi/ Ba



Sd/ Bi/ Ba



Sd/ Bi/ Ba



Sd/ Bi/ Ba



Ukuran



Ha/ Sd/ Ka/



Ha/ Sd/ Ka/



Ha/ Sd/ Ka/



Ha/ Sd/ Ka/



Ha/ Sd/ Ka/



Ha/ Sd/ Ka/



Simbol Tekstur SCL



SC



SiL



5-10 cm



± 60 cm



±2m



1 mm



2,5 mm



C



Kerikil/ Batu (%)



Ukuran (cm)



Jenis Padas



Penetrasi (Mpa)



Struktur



Tipe



Ukuran 10 0 Tingkat



5100 mm



Konsistensi



Kering



Lembab















Basah



Pori



Halus



Sd Bi Ba



Sd Bi Ba



Sd Bi Ba



Sd Bi Ba



Sd Bi Ba



Sd Bi Ba



Sedang



Sd Bi Ba



Sd Bi Ba



Sd Bi Ba



Sd Bi Ba



Sd Bi Ba



Sd Bi Ba



Kasar



Sd Bi Ba



Sd Bi Ba



Sd Bi Ba



Sd Bi Ba



Sd Bi Ba



Sd Bi Ba



Jenis



Gib/ Sha/



Gib/ Sha/



Gib/ Sha/



Gib/ Sha/



Gib/ Sha/



Gib/ Sha/



Jumlah



Sd Bi Ba



Sd Bi Ba



Sd Bi Ba



Sd Bi Ba



Sd Bi Ba



Sd Bi Ba



Ukuran



Kc Sd Ks



Kc Sd Ks



Kc Sd Ks



Kc Sd Ks



Kc Sd Ks



Kc Sd Ks



Bandingan



N B



N J B



N B



N J B



N J B



N J B



Jenis Pori



Karatan



J



J



20 0



Gejala Non Redoksimorfik



Perakaran



Jenis



Jumlah



Sd Bi Ba



Sd Bi Ba



Sd Bi Ba



Sd Bi Ba



Sd Bi Ba



Sd Bi Ba



Ukuran



Ha Sd Ka



Ha Sd Ka



Ha Sd Ka



Ha Sd Ka



Ha Sd Ka



Ha Sd Ka



Jumlah



Sd Bi Ba



Sd Bi Ba



Sd Bi Ba



Sd Bi Ba



Sd Bi Ba



Sd Bi Ba



Ukuran



Ha Sd Ka



Ha Sd Ka



Ha Sd Ka



Ha Sd Ka



Ha Sd Ka



Ha Sd Ka



Kelembaban



Catatan : Terdapat beberapa horison yang belum diamati, karena keterbatasan waktu.



b.



Praktikum 2 (Pengambilan Contoh Tanah) Pengambilan tanah heterogen pada tanah terganggu dilakukan dengan



melakukan penggalian tanah sedalam 20 cm dan lebar 30 cm. Tanah tersebut diambil dengan cara menggali tanah dan mengambil tanah yang berada kedalaman 20 cm. Lalu mengambil tanah yang berada dikedalaman 20 cm dan disimpan kedalam 4 plastik yang sudah disediakan.



Gambar pengambilan sampel



Gambar pengukuran kedalaman



tanah terganggu



sampel tanah terganggu



Gambar sampel tanah terganggu c.



Praktikum 3 (Berat Isi Tanah) 







Data Sampel Ring A Diameter



: 5,20 cm



Tinggi



: 7,00 cm



Ring kosong



: 83,78 gram



Berat kering tanah + Ring A



: 298,39 gram



Data Sampel Ring B Diameter



: 5,50 cm



Tinggi



: 7,21 cm



Ring kosong



: 133,37 gram



Berat kering tanah + Ring A



: 347,21 gram



Tabel Data Sampel



No.



Kode



T (cm)



D (cm)



br + tb g



br + to (X) g



br (Y) g



1



A



7,00



5,20



377,78



298,39



83,78



2



B



7,21



5,20



433,37



347,21



133,37



Keterangan : br + tb = Berat ( ring + tanah basah)



T = Tinggi tanah



br + to = Berat ( ring + tanah open)



D = Diameter tanah



br 



= Berat ring Perhitungan Sampel A  Z (Kadar air)



= = =



 Volume Tanah A = = =



 BI



= 27,0034%



(2,6)2(7)



(6,76)(7)



= 148,72 cm3



= =



=



= 0,00114



Sampel B  Z (Kadar air)



= = =



= 28,72%



 Volume Tanah A = = =



 BI



(2,75)2(7,21) (7,5625)(7,21)



= 171,36625 cm3



= =



=



4.2.



= 0,9694



Pembahasan Berdasarkan hasil praktikum tersebut, dapat diketahui bahwa :



a.



Praktikum 1 (Morfologi Tanah) Susunan tanah yang telah diamati terdiri atas 6 horison, yaitu horison O,



A, B, E, C, R. Horison O dengan kedalaman 10-20 cm memiliki kejelasan N (Nyata) dengan tekstur SCL (lempung liat berpasir), yakni memiliki tekstur rasa agak kasar, membentuk bola teguh (kering), membentuk gulungan jika dispirit, gulungan mudah hancur, dan melekat. Di horison A dengan kejelasan N (Nyata) dan bentuk topografinya O (Berombak) dan matriks warna lembab, karatan dan ada gejala redoks dan dengan symbol tekstur SC (liat berpasir) dengan sifat rasa licin agak kasar, membentuk bola dalam keadaan kering dan sukar dipijit, dan konsistensi lembab. Pada horison B dengan kejelasan J ( jelas ) dan bentuk topografi O (berombak) dan matriks warna lembab, karataan dan gejala redoks dengan symbol tekstur SiL (lempung berdebu) yang memiliki sifat rasa licin, membentuk bola mudah hancur dan dapat digolong mudah hancur dengan konsistensi lembab. Sedangkan pada horison R dengan symbol tekstur C (liat) dengan sifat rasa berat sekali, membentuk bola baik dan melekat sekali dengan konsistensi lembab.



b.



Praktikum 2 (Pengambilan Contoh Tanah) Pengambilan contoh tanah dimaksudkan untuk memperoleh data



karakteristik tanah yang tidak dapat diperoleh langsung dari pengamatan lapangan. Dalam pengambilan contoh tanah dilakukan dengan 2 cara, yaitu pada tanah yang terganggu dan tdak terganggu. Pada tanah terganggu diperoleh hasil dari pencampuran tanah yang diambil dari suatu lahan yang diberi pembatas (dibuat ukuran 20x30 cm) dan jika sudah dicampur dimasukkan ke dalam plastik. Sedangkan pada pengambilan tanah tidak terganggu (tanah utuh) dilakukan dengan menggunakan ring sampel. Hal ini bertujuan untuk penetapan bobot isi (bulk density), susunan pori tanah, pF, dan permeabilitas tanah. c.



Praktikum 3 (Berat Isi Tanah) Setelah dilakukan perhitungan terhadap berat isi tanah diperoleh berat isi



tanah pada sampel A sebesar 0,00114 dan sampel B sebesar 0,9694. Pada tanah tersebut tanah basah (Tb) setelah dilakukan pengovenan menunjukkan bobot yang lebih berat dibandingkan dengan bobot tanah oven (To), Hal tersebut terlihat dari hasil yang telah nyata didapatkan. Bobot (Tb) Lebih tinggi dari (To), hal ini dikarenakan kandungan air yang terdapat pada (Tb) lebih banyak mengandung unsur air di dalamnya dibandingkan dengan (To) yang sedikit menyerap air atau bahkan tidak sama sekali karena telah melalui proses pengovenan.



BAB V KESIMPULAN



Berdasarkan hasil dan pembahasan terhadap praktikum yang telah kami lakukan, dapat diperoleh beberapa kesimpulan yaitu : 1.



Untuk mengetahui sifat dan morfologi tanah, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain horizon tanah, warna tanah, tekstur tanah, struktur tanah, dan konsistensi.



2.



Susunan tanah yang telah diamati terdiri atas 6 horison, yaitu horison O, A, B, E, C, R. Dimana setiap horison tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda.



3.



Pengambilan contoh tanah dimaksudkan untuk memperoleh data karakteristik tanah yang tidak dapat diperoleh langsung dari pengamatan lapangan.



4.



Penentuan berat isi tanah dapat diperoleh dari perbandingan berat tanah kering dengan volume tanah.



DAFTAR PUSTAKA



Aziz,



M.



(2015).



Bab



II



Tinjauan



Pustaka.



[Online].



Tersedia:



http://eprints.polsri.acid/1517/3/3.%20bab%20ii%20-%20Tinjauan%20 Pustaka.pdf [2018, Mei 28] Hardjowigeno, Sarwono. 2010. Ilmu Tanah. Jakarta : CV Akademika Pressindo Sarbini,



M.



(2013).



II.



Tinjauan



http://digilib.unila.ac.id [2018, Mei 28]



Pustaka.



[Onlinr].



Tersedia:



LAMPIRAN



Sampel A



Sampel B