LAPORAN PRAKTIKUM IMUNOSEROLOGI I (Pemeriksaan Widal) A. IKAH PUSPITASARI [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM IMUNOSEROLOGI I (Pemeriksaan Widal Metode Kualitatif & Semi Kuantitatif)



Disusun oleh : Nama : A. Ikah Puspitasari NIM



: PO714203191001



Kelas : A1



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR JURUSAN ANALIS KESEHATAN PRODI SARJANA TERAPAN TEKNOLOGI LABORATOIUM MEDIS TAHUN 2021



Hari/Tanggal Praktikum : Rabu , 14 April 2021 Judul Pemeriksaan



: Pemeriksaan Widal Metode Kualitatif dan Semi Kuantitatif



Tujuan Praktikum



: Untuk mengetahui adanya antibodi spesifik dalam serum terhadap antigen Salmonella secara kualitatif dan kuantitatif reaksi aglutinasi.



A. Dasar Teori Salmonella adalah suatu genus bakteri enterokbakteria gram-negatif berbentuk batang. Morfologi Salmonella typhosa berbentuk batang, tidak berspora dan tidak bersimpai tetapi mempunyai flagel feritrik (fimbrae), pada pewarnaan gram bersifat gram negatif, ukuran 2-4 mikrometer x 0.5 - 0.8 mikrometer dan bergerak, pada biakan agar darah, koloninya besar bergaris tengah 2 sampai 3 millimeter, bulat, agak cembung, jernih, licin dan tidak menyebabkan hemolisis. Tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob, pada suhu 15 - 41oC (suhu pertumbuhan optimum 37 oC) dan pH pertumbuhan 6 - 8. Salmonella sp. yang hanya



menginfeksi



manusia,



diantaranya  S.



typhii,  S.



paratyphi A,



S.



paratyphi C. Kelompok ini termasuk agen yang menyebabkan demam tifoid dan paratifoid, yang menjadi penyebab sebagian besar serangan salmonella. Demam tifoid merupakan penyakit sistemik yang menjadi masalah kesehatan dunia. Demam tifoid lebih sering menyerang anak usia 5-15 tahun. Menurut laporan WHO (2003), insidensi demam  tifoid pada anak umur 5-15 tahun di Indonesia terjadi 180,3/100.000 kasus pertahun dan dengan prevalensi mencapai 61,4/1000



kasus



bakteri Salmonella



pertahun.



Demam



enterica,



tifoid



disebabkan



terutama



oleh



infeksi



serotype Salmonella



thypii (S. typhii). Bakteri ini termasuk kuman Gram negatif yang memiliki flagel, tidak berspora, motil, berbentuk batang,berkapsul dan bersifat fakultatif anaerob dengan karakteristik antigen O, H dan Vi. (Karsinah,1994) Uji serologi standar dan rutin untuk diagnosis demam tifoid adalah uji widal.Uji ini telah digunakan sejak tahun 1896. Uji widal merupakan uji



aglutinasi yang menggunakan suspensi kuman Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi sebagai antigen untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi di dalam serum penderita. Indikasi pemeriksaan uji widal di pakai untuk membantu menegakkan diagnosis penyakit demam tifoid ( Handojo, 2004 ). Prinsip uji widal adalah serum pasien dengan pengenceran berbeda-beda ditambah antigen dalam jumlah sama. Jika serum terdapat anatibodi maka akan terjadi aglutinasi. Pengenceran tertinggi yang masih menimbulkan aglutinasi menunjukkan titer antibodi dalam serum (Tumbelaka R.A, 2001). Prinsip dasar Uji Widal Lempeng yaitu 1 tetes serum (Ab) + 1tetes antigen Aglutinasi.Awalnya uji laboratories ini hanya dipakai untuk uji penyaring dan amat berguna untuk laboratorium yang memeriksa banyak bahan serum. Bila Uji Lempeng positif, harus diulang dangan uji tabung. Uji Widal Lempeng impor lebih mudah dibaca karena menggunakan lateks yang berwarna, namun 2 kali lebih mahal harganya. Oleh karena antigen yang dipakai untuk uji widal lempeng impor berasal dari strain atau phagetype di luar daerah endemis (tidak prevalen di indonesia) maka sensitivitasnya, dan terutama spesifitasnya kurang baik bila dibandingkan dengan uji Widal lempeng lokal yang menggunakan 5 phage-types S.typhi yang prevalen di Indonesia sebagai antigen. Cara pengenceran serum yang dipakai oleh berbagai macam kit uji widal lempeng, baik yang impor maupun yang local, untuk mendapatkan titer tertentu, berbeda antar kit, namum tercantum dalam petunjuk pemeriksaan yang terdapat di dalam kit (Handojo, 2004).



B. Prosedur Pemeriksaan 1. Pra Analitik 



Persiapan Praktikan Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)



a) Jas Laboratorium b) Masker c) Handscoon d) Face Shield



e) Menggunakan Sepatu Laboratorium 



Persiapan pasien Tidak membutuhkan persiapan yang khusus. Jangan lupa untuk memberikan identitas pada sampel pasien agar tidak tertukar dengan pasien lain.







Persiapan Sampel 1. Menyiapkan Alat & Bahan : Spoit, tourniquet, kapas alkohol, alkohol swab, tabung reaksi, pipet tetes dan centrifuge 2. Mengambil darah vena sesuai yang dibutuhkan 3. Memindahkan darah ke dalam tabung melalui dinding tabung 4. Sentrifuge sampel selama 10 menit dengan kecepatan 3500 rpm 5. Mengambil serum pada tabung yaitu cairan yang berwarna kuning bening yang berada di bagian atas eritrosit. Serum bebas dari darah, lemak, dan kontaminasi. Serum dapat disimpan pada suhu 18⁰C selama 48 jam jika tidak segera dikerjakan. 6. Sampel siap digunakan







Persiapan Alat dan Bahan



Alat : 1. Slide putih lingkaran 2. Mikropipet & Tip 3. Batang pengaduk 4. Tabung reaksi



Bahan : 1. Sampel serum darah atau plasma 2. NaCl 0,9 % (Fisiologis) 3. Kit Reagen : -



Antigen O   ( Salmonella thypi )  



-



Antigen H (Salmonella thypi)



-



Antigen AO    ( Salmonella parathypi A)           



-



Antigen AH ( Salmonella parathypi A )



-



Antigen BO    ( Salmonella parathypi B )   



-



Antigen BH ( Salmonella parathypi B )   



-



Antigen CO ( Salmonella parathypi C )   



-



Antigen CH ( Salmonella parathypi C )   



-



Positive Control (



Serum pasien > 25 orang positif



demam tifoid ) -



Negative Control (Serum pasien > 25 orang negatif demam tifoid )



2. Analitik Metode 



: Slide tes aglutinasi kualitatif



Prinsip Kerja Antibodi yang terdapat dalam serum akan bereaksi dengan antigen yang terdapat pada reagen yang selanjutnya akan membentuk aglutinasi. (antibodi anti salmonella + suspensi antigen aglutinasi )







Cara Kerja



1.Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan 2.Diteteskan masing – masing 1 tetes (20 ul) serum pada lingkaran yang terdapat pada slide. 3.Menambahkan 1 tetes dari setiap reagen antigen salmonella pada lingkaran yang terdapat pada slide. Dan homogenkan



4.Menggoyangkan slide diatas rotator atau secara manual dengan gerak melingkar selama 1 menit 5.Amati adanya aglutinasi pada masing masing lingkaran tersebut, hasil positif dilanjutkan ke cara tabung untuk menentukan titernya.



Metode : Semi-Kuantitatif (Tes Aglutinasi Tabung & Slide Tes)  Prinsip Kerja Antigen O dan H Salmonella bereaksi dengan antibodi spesifik secara semikuantitatif, serum dilakukan pengenceran serial untuk menentukan titer.  Cara Kerja Pemeriksaan Widal Metode Kuantitatif : I. Pengenceran 1. Siapkan 5 tabung untuk pengenceran 2. Pipet NaCL 0,9% sebanyak 100μl ke masing-masing tabung 3. Tambahkan sampel serum sebanyak 100μl dengan satu kali pipet dari tabung pertama, sampai tabung ke 5 dengan cara berganti dan



di



homogenkan dengan menggunakan pipet, lalu 100μl dari tabung terakhir dibuang. II. Penentuan titer 1. Meneteskan Reagen O dan H pada masing-masing slide sebanyak 1 tetes 2. Kemudian pipet 50μl tabung pengenceran pertama ke slide pertama, seterusnya sampai tabung terakhir dan slide terakhir. 3. Setelah itu dengan batang pengaduk, lalu rotator atau secara manual dengan gerak melingkar selama 1 menit 4. Amati hasil titer pada masing-masing lingkaran slide.



III.



Pasca Analitik Interpretasi Hasil Pemeriksaan Widal Kualitatif :



Keterangan : Negatif (-) = Tidak terjadi aglutinasi Positif (+) = Terjadi aglutinasi Interpretasi Hasil Pemeriksaan Semi Kuantitatif :



Keterangan : Slide 1/20 O & H



= Tidak terjadi aglutinasi



Slide 1/40 O & H



= Tidak terjadi aglutinasi



Slide 1/80 O & H



= Tidak terjadi aglutinasi



Slide 1/ 160 O & H



= Tidak terjadi aglutinasi



Slide 1/ 320 O & H



= Tidak terjadi aglutinasi



C. Kesimpulan Setelah



melakukan



praktikum



dapat



disimpulkan



bahwa



pemeriksaan widal kualitatif menunjukkan hasil negatif pada sampel serum yang berarti tidak terdapat salmonella antigen O dan H pada Salmonella typhi dan Salmonella parathypi A,B & C dan hanya control positif yang terjadi aglutinasi. Sedangkan pada pemeriksaan semi kuantitatif hasil pemeriksaan widal semi-kuantitatif pada sampel serum dari pengeceran 1/20,1/40,1/80,1/160, dan 1/320 tidak terjadi aglutinasi dan sampel serum tidak didapatkan titer (jumlah dan keberadaan antibodi dalam darah).



DAFTAR PUSTAKA



Handojo, Indro. 2004. Imunoasai Terapan Pada Beberapa Penyakit Infeksi. Surabaya : AUP Karsinah dkk, 1994, Eschericia dalam Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran, Edisi Revisi FKUI, Binarupa Aksara, Jakarta, 155, 163-164 Tumbelaka, R Alan, dkk. 2001. Pendekatan Imunologis Berbagai Penyakit Alergi Dan Infeksi Bagian Ilmu Kesehatan Anak. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia :Jakarta Widoyono. 2008. Penyakit Tropis. Erlangga : Jakarta



Praktikan,



A.



Ikah Puspitasari



Pembimbing I



Nurdin, S.Si,.M.Kes



Pembimbing II



Alvin Resya Virgiawan. S.Si,.M.si



Pembimbing III



Yaumil Fachni Tandjungbulu, M.ST,.M.Kes