Laporan Praktikum Instalasi Listrik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM INSTALASI



Nama



: Eka Amalia



NPM



: 1910501003



Kelas / Rombel



:1



JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TIDAR 2021



LAPORAN PRAKTIKUM



EKA AMALIA 1910501003



BAB I Pendahuluan 1. 1



Latar Belakang Listrik sudah jadi salah satu kebutuhan utama yang wajib dipenuhi pada



kehidupan modern saat ini. Bersamaan berkembangnya teknologi, kebutuhan akan listrik dikala ini makin meningkat besar. Perihal ini jadi tanggung jawab penyedia tenaga listrik yang di tuntut membagikan pelayanan terbaik terhadap konsumen. Namun masih banyak konsumen listrik yang masih awam dengan instalasi listrik yang mereka pakai. Manfaat listrik bagi kehidupan manusia cukup banyak. Antara lain, sebagai sumber penerangan, sumber energi, penghasil panas, sarana hiburan, penghasil gerak dan lainnya. Manfaat listrik sebagai penerangan, pada malam hari dijadikan sebagai energi untuk sumber penerangan lampu di rumah, di kantor, di jalan, di pasar, tempat hiburan dan lainnya. PT PLN (Persero) mencatat konsumsi listrik sepanjang Januari-September 2021 mencapai 187,78 terawatt per hour (TWh). Realisasi ini tercatat tumbuh 4,42 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni 181,63 TWh. Adapun, konsumsi listrik rumah tangga mencapai 85,43 TWh, dengan pangsa pasar 46 persen terhadap total konsumsi listrik. Peningkatan konsumsi listrik PLN tercermin dari beban puncak kelistrikan kuartal III 2021. PLN mencatat beban puncak listrik menyentuh lebih dari 27 ribu megawatt (MW). Pada periode yang sama tahun sebelumnya, beban puncak listrik hanya sebanyak 26 ribu MW. Masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang syarat-syarat sistem pemasangan instalasi listrik dan daya tahan penggunaan peralatan/perlengkapannya, serta instalasi listrik yang sudah terpasang lama pada rumah dan gedung, yang



seharusnya memenuhi ketentuan dan peraturan yang berlaku, dimana instalasi listrik yang sudah lama terpasang seharusnya dilakukan pegecekan ulang kelayakan instalasinya. Sistem penyaluran dan cara pemasangan instalasi listrik di Indonesian harus mengikuti aturan yang sudah ditetapkan oleh PUIL (Peraturan umum InstalasiListrik) yang diterbitkan tahun 1977, kemudian direvisi tahun 1987, 2000, dan yang terakhir adalah tahun 2011. Sistem instalasi listrik yang dimulai dari sumber listrik (tegangan, frekwensi), peralatan listrik, cara pemasangan, pemeliharaan dan keamanan, sudah diataur dalam PUIL. Jadi setiap perencana instalasi listrik, instalatir (pelaksana), Operator, pemeriksa dan pemakai jasa listrik wajib mengetahui dan memahami Peraturan Umum Instalasi listrik (PUIL). 1. 2



Rumusan Masalah a. Apa itu listrik? b. Bagaimana instalasi listrik dilakukan? c. Apa yang terjadi saat rangkaian listrik dengan menggunakan komponen listrik yang berbeda? d. Apa perngaruh dan dampaknya terhadap manusia? e. Apa peran dan fungsi dari komponen di setiap percobaan yang dapat menghantarkan arus listrik?



1. 3



Tujuan Praktikum a. Memahami Perarutan Umum Instalasi Listrik (PUIL). b. Memahami cara instalasi listrik dengan percobaan yang menggunakan komponen yang berbeda beda. c. Mengetahui peran dan fungsi komponen dari percobaan yang dilakukan.



d.



Mengetahui dan memahami perbedaan dari beberapa komponen yang digunakan.



1. 4



Batasan Masalah Berdasarkan landasan teori dan rumusan masalah yang sudah di sebutkan, maka dalam permasalahan ini perlu adanya pembatasan masalah agar pengkajian msalah dalam penelitian ini dapat lebih terarah. Karena keterbatasan yang dimiliki, maka permasalahan ini hanya akan membatasi masalah pada praktikum instalasi listrik dengan keadaan dan komponen yang berbeda.



BAB II Landasan Teori



2. 1



Definisi Listrik Listrik adalah suatu muatan yang terdiri dari muatan positif dan muatan



negatif. Arus listrik merupakan muatan listrik yang bergerak dari tempat yang berpotensial tinggi ke tempat berpotensial rendah, melewati suatu penghatar listrik. Media penghatar listrik salah satunya ialah media yang terbuat dari bahan logam, yaitu elektron bebas berpindah dari satu atom ke atom logam berikutnya, sedangkan pada media air elektron dibawa oleh elektrolit yang terkandung dalam media air tersebut



2. 2



PUIL Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) adalah dokumen SNI yang



digunakan sebagai standar acuan dalam pemasangan instalasi tenaga listrik



tegangan rendah untuk rumah tangga, gedung perkantoran, gedung publik dan bangunan lainnya. PUIL 2011 merupakan revisi dari PUIL 2000 yang selama ini digunakan oleh instalatur sebagai standar wajib dalam pemasangan instalasi listrik, serta digunakan oleh lembaga inspeksi teknik tegangan rendah dalam pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik sebelum diterbitkan Sertifikat Laik Operasi (SLO). PUIL 2011 memuat ketentuan-ketentuan pemasangan instalasi listrik serta pemilihan peralatan dan perlengkapan instalasi listrik tegangan rendah. Dalam PUIL 2011 juga diperkenalkan penggunaan peralatan dan perlengkapan instalasi dengan teknologi yang lebih maju yang bertujuan meningkatkan keamanan instalasi. Dengan pemasangan instalasi yang mengikuti ketentuan PUIL, diharapkan instalasi listrik akan lebih handal serta efisiensinya meningkat dengan berkurangnya kerugian (losses) arus bocor, sehingga energi listrik dapat optimal pemanfaatannya.



a. Tujuan PUIL Tujuan dari PUIL yaitu: • Keamanan instalasi dan peralatan listrik • Menjaga gedung serta isinya dari bahaya kebakaran akibat dari gangguan listrik • Menjaga ketenangan listrik yang aman dan efisien b. Dasar dasar instalasi listrik Standarisasi juga mengurangi pekerjaan tangan maupun pekerjaan otak. Dengan tercapainya standarisai, mesin mesin dan alat listrik dapat dipergunakan secara lebih baik dan efisien, sehingga dapat menurunkan harga pokok dan meningkatkan mutu. Standarisasi juga



dapat membarasi jumlah jenis bahan dan barang, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan. c. Prinsip Prinsip Instalasi Listrik Untuk mewujudkan instalasi listrik yang dapat menjamin pemanfaatan energi listrik yang baik, maka ada beberapa psrinsip yang perlu diperhatikan, prinsip itu terdiri dari: •



Safety (Keamanan)



Sistem instalasi listrik dinyatakan aman apa bila dilengkapi dengan sistem proteksi yang sesuai dan mempunyai keandalan yang tinggi dalam merespon gangguan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung. Yang dimaksud adalah keamanan secara elektrik untuk manusia, ternak, dan barang lainnya apabila terjadi keadaan tidak normal dalam suatu instalasi listrik. •



Reliability (Keandalan)



Suatu sistem instalasi listrik dinyatakan andal bila operasi sistem kelistrikan dapat bekerja dalam waktu ang cukup lama dan bila terjadi gangguan dapat dengan cepat diatasi. Keandalan yang diperlukan meliputi unjuk kerja sistem, pengoperasian sistem dan juga peralatan yang digunakan. •



Accessibility (Kemudahan)



Kemudahan pada sistem instalasi listrik maksudnya adalah sistem tersebut dapat diperasikan dengan mudah, tidak memerlukan skill tinggi. Pemasangan peralatan sistem dapat dilakukan dengan cepat



dan mudah. Demikian juga perawatan dan perbaikan dapat dilaksanakan dengan mudah. Secara garis besar kemudahan yang diharapkan berlaku dalam hal : •



Pengoperasian,, Perawatan, dan Perbaikan Sistem.







Pemasangan dan penggantian peralatan sistem.







Pengembangan dan perluasan sistem.







Availibility (Ketersediaan)



Ketersediaan yang dimaksud adalah kesiapan suatu instalasi melayani kebutuhan baik daya, gawai, maupun perluasan instalasi yang mencakup spare dari suatu instalasi, peralatan yang digunakan dan sebagainya. •



Impact of Environment (Pengaruh Lingkungan)



Perencaan sistem instalasi listrik harus mempertimbangkan dampak yang terjadi pada lingkungan sekitar dimana sistem instalasi yang dipasang yang meliputi : •



Pengaruh lingkungan terhadap peralatan







Pengaruh perlatan terhadap lingkungan



Bila perlatan listrik dipasang pada lingkungan tertentu, harus dipertimbangkan, apakah peralatan itu mempunyai pengaruh negatif terhadap lingkungan sekitarnya. Bila ada kemungkinan menggangu atau merusak lingkungan makan harus dirancang agar pengaruh negatif yang ditimbulkan oleh peralatan listrik dapat dihilangkan atau diperkecil. •



Ekonomis



Ekonomis yang dimaksud adalah biaya yang dikeluarkan untuk instalasi harus sehemat mungkin karena besarnya biaya saja tidak selalu menjamin mutu suatu instalasi, namun walaupun demikian mutu peralatan tetaplah menjadi perhatian utama. •



Estetika



Kerapian dalam pemasangan dan pengkawatan dapat me imbulkan



kemudahan



dan



kejernihan



pikiran



dalam



melaksanakan perawatan dan perbaikan pada sistem instalasi. Keserasian



dalam



pemilihan



dan



penggunaan/pemilihan



peralatan yang disesuaikan dengan ukuran, bentuk dan warna yang sedemikian rupa, sehingga menimbuklan pemandangan yang indahn dan nyaman.



2. 3



Keamanan Instalasi Listrik Pengaman instalasi listrik adalah salah satu jenis peralatan yang



berfungsi mengamankan peralatan listrik dari gangguan arus hubung singkat (short circuit) dan beban lebih (over load) Penggunaan peralatan pengaman (proteksi) pada instalasi listrik merupakan hal yang sangat penting, karena berhubungan langsung terhadap keamanan dan keselamatan bagi pengguna listrik dari bahaya sengatan listrik atau kerusakan instalasi dan peralatan listrik yang digunakan. Pemasangan peralatan pengaman listrik harus memperhitungkan besarnya arus listrik dari beban instalasi listrik atau besarnya arus dan tegangan listrik yang masih mampu ditanggung dalam beberapa saat, apabila suatu instalasi maupun peralatan listrik yang digunakan mengalami gangguan. Dipasangnya pengaman pada peralatan mempunyai tujuan antara lain:



a) Kerusakan peralatan-peralatan yang diakibatkan oleh gangguan kondisi yang tidak normal dari operasi sistem dapat dicegah atau dihindari. Kondisi tidak normal dari operasi sistem bisa berupa hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih. b) Dipetakan tempat yang mengalami gangguan supaya tidak meluas. c) Manusia dapat diamankan dari bahaya yang diakibatkan oleh listrik. Pengaman yang ada pada peralatan terkadang bisa lebih dari satu pengaman. Tujuannya untuk menggantikan fungsi sebagai pengaman disaat pengaman lain tidak berfungsi dengan baik.



2. 4



Kesehatan dan Keselamatan Kerja Instalasi Listrik Berikut ini adalah langkah - langkah keselamatan dan kesehatan kerja



yang berhubungan dengan peralatan listrik, tempat kerja, dan operasional pekerjaan pemasangan instalasi listrik sebagai berikut: a. Menurut PUIL ayat 920 B6, beberapa ketentuan peralatan Listrik diantaranya : • Peralatan yang rusak harus segera diganti dan diperbaiki. Untuk peralatan rumah tangga seperti sakelar. Fitting, stop kontak, setrika listrik, pompa listrik yang dapat mengakibatkan kecelakaan listrik. • Tidak diperbolehkan mengganti pengamanan arus lebih dengan kapasitas yang lebih besar • Tidak diperbolehkan mengganti kawat pengaman lebur dengan kawar yang kapasitasnya lebih besar



• Tidak diperbolehkan memasang kawat tambahan pada pengaman lebur untuk menambah daya • Bagian yang bertegangan harus ditutup dan tidak boleh disentuh seperti terminal sambungan kabel dan lain lain • Peralatan listrik yang rangkaiannya terbuat dari logam harus diatanahkan b. Menurut PUIL ayat 920 A1, tentang keselamatan kerja berkaitan dengan tempat kerja, diantaranya : • Ruangan yang didalamnya terdapat peralatan listrik terbuka, harus diberi tanda peringata “AWAS BERBAHAYA” • Berhati hatilah dengan bekerja dibawah jaringan listrik • Perlu digunakan perlatan pelindung bila keberja di daerah yang rawan berbahaya listrik c. Pelaksaaan pekerjaan instalasi listrik yang mendukung pada keselamatan kerja, antara lain : •



Pekera instalasi listrik harus memiliki pengetahuan yang telah ditetapkan oleh PLN







Pekerja harus dilengkapi dengan peralatan pelindung seperti baju pengaman, sepatu, helm, dan sarung tangan







Peralatan listrik dan cara pemasangan instalasinya harus sesuai dengan PUIL







Bekerja dengan menggunakan perlatan yang baik







Tidak memasang stop kontak secara bertumpuk







Tidak boleh melepas tusuk kontak dengan cara menarik kabelnya, tetapu dengan memegang dan menarik tusuk kontak tersebut.



2. 5



Komponen Instalasi Listrik



Komponen instalasi listrik merupakan perlengkapan yang paling pokok dalam satu rangkaian instalasi listrik, dalam pemasangan instalasi listrik, komponen yang akan dipasang harus memenuhi persyaratan dan ditata sehingga terpenuhi keperluannya. Standarisasi peralatan listrik berfungsi untuk mengatur keseragaman, kemampuan dan keandalam peralatan listrik dengan mengadopsi standar dari IEC(Internataional Electronical Commision), yang anggotanya meliputi sejumlah Negara termasuk Indonesia. Di Indonesia, lembaga pengujian peralatan listrik adalah Lembaga Masalah Kelistrikan (LMK), dan engacu pada standar nasional yaitu Standar Nasional Indonesia (SNI). a. Komponen Utama I.



Kabel Penghantar Kabel penghantar merupakan komponen utama instalasi listrik dimana akan mengalirkan tenaga listrik yang akan digunakn pada peralatan listrik. Jenis kabel disesuaikan dengan tempat pemasangan instalasi, sedang ukuran kabel disesuaikan dengan jenis dan besar beban yang ada pada instalasi tersebut. beberapa jenis kabel yang biasa digunakan dalam instalasi listrik adalah: i. Kabel NYA



Gambar 1. Kabel NYA



Kabel dengan inti yang terbuat dari bahan tembaga tunggal dan dilapisi bahan isolator PVC satu lapis. Kabel jenis ini biasanya digunakan untuk instalasi di perumahan dan instalasi kabel udara. Kode warna isolasi ada warna putih, merah, kuning, biru, dan hitam sesui dengan peraturan PUIL. Lapisan isolasinya hanya 1 lapis sehingga mudah cacat, tidak tahan air, dan mudah digigit tikus. Kabel harus dipasang dalam pipa atau saluran tertutup, agar aman. Sehingga tidak mudah menjadi sasaran gigitan tikus, dan apabila ada isolasi yang terkelupas tidak mudah tersentuh langsung oleh orang. ii. Kabel NYM



Gambar 2. Kabel NYM Kabel NYM memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya berwarna putih atau abu abu), ada yang berinti 2, 3, 4. Kabel NYM memiliki lapisan isolasi dua lapis, sehingga tingkat keamanannya lebih baik dari kabel NYA. Kabel N.Y.M digunakan untuk kabel instalasi listrik rumah atau gedung dan sistem tenaga. iii. Kabel NYAF



Gambar 3. Kabel NYAF Kabel NYAF merupakan jenis kabel fleksibel dengan penghantar tembaga serabut berisolasi PVC. Digunakan



utnuk



mengintalasi



panel



panel



yang memerulukan



fleksibilitas yang tinggi. iv. Kabel NYY



Gambar 4. Kabel NYY Kabel NYY memiliki lapisan isolasi PVC, beberapa memiliki intti 2 sampai 4. Kabel NYY dipergunakan untuk instalasi tertanam (kabel tanah), dan memiliki lapisan isolasi dan lebih kuat dari kabel NYM. Kabel NYY memiliki isolasi yang terbuat dari bahan yang tidak disukai oleh tikus. v.



Kabel NYFGBY



Gambar 5. Kabel NYFGBY Kabel NYFGBY adalah kabel tegangan rendah berperisai dengan inti tembaga yang di-anil-kan (pemanasan kemudian didinginkan pelan-pelan), berisolasi PVC, serta memiliki pelindung bagian dalam PVC yang dilengkapi kawat baja datar dan pita dengan pelindung terluar PVC. Kabel ini dipergunakan untuk keperluan instalasi listrik bawah tanah, ruangan, saluran – saluran, dan pada tempat tempat yang terbuka yang membutuhkan



perlindungan terhadap gangguan mekanis, atau untuk teknan rentang yang tinggi selama dipasang dan dioperasikan. vi. Kabel BCC



Gambar 6. Kabel BCC Kabel Bare Copper Conductor (BCC) merupakan kawat temabaga telanjang yang biasa digunakan untuk saluran udara dan kabel bawah tanah. Konduktor jeis ini igunakan untuk transmisi daya saluran udara. Kabel BCC sering dipergunakan dalam instalasi penyalur petir dan pertanahan. II.



Saklar Saklar adalah suatu alat dengan dua sambungan dan bisa memiliki dua keadaan, yaitu keadaan on dan keadaan off. Keadaan off (tutup) merupakan suatu keadaan dimana tidak ada arus yang mengalir. Keadaan on (buka) merupakan satu keadaan yang mana arus bisa mengalir dengan bebas atau dengan kata lain (secara ideal) tidak ada resistivitas dan besar voltase pada saklar sama dengan nol. i. Saklar Toggle



Gambar 7. Saklar Toggle Saklar yang berfungsi memtuskan dan menguhubungkan arus listrik dengan cara menaikkan atau menurunkan tuas mekanis. ii. Saklar Push Button



Gambar 8. Saklar Push Button berfungsi untuk memutuskan aliran listrik dengan cara pengoperasiannya



yaitu



ditekan.



Jenis



ini



biasanya



digunakan sebagai kombinasi alat pengunci (coil) pada rangkaian kontrol. iii. Saklar Tarik



Gambar 9. Saklar Tarik berfungsi untuk memutuskan aliran listrik degancara kerjanya ditarik. Saklar ini biasa digunakan untuk kipas angin gantung maupun lampu hias gantung. iv. Saklar Tunggal



Gambar 10. Saklar Tunggal Saklar tunggal yang biasa ditemui dimana mana sebagai instalasi lampu. Saklar ini berfungsi juga sebagai pemutus dan penghubung aliran listrik pada satu lampu. v.



Saklar Seri



Gambar 11. Saklar Seri Saklar yang berfungsi seperti saklar tunggal akan tetapi terdapat perbedaan adalah kapasitas pemutus aliran listrik ini dapat digunakan untuk dua lampu. vi. Saklar Tukar



Gambar 12. Saklar Tukar Saklar ini dapar memutuskan aliran listrik melalui dua arah. Untuk pemasangannya membutuhkan dua saklar yang saling menghidupkan dan mematikan satu lampu. III.



Stop Kontak



Gambar 13. Stopkontak berfungsi sebagai tempat mendapatkan tenaga lisrtik untuk peralatan rumah tangga (TV, setrika, mesin air, kulkas, dan peralatan lisrik rumah tangga lainnya).



IV.



Fitting Lampu dan Kayu Roset



Gambar 14. Fitting lampu dan kayu roset Fitting lampu merupakan tempat pemasangan lampu penerangan rumah, sedangkan kayu roset merupakan kayu sebagai tempat memasang fitting pada plafon atau dinding. V.



Eletroda Bumi dan Kabel BC (Bare Cooper)



Gambar 15. Grounding Elektroda bumi atau ada juga yang menyebut batang arde atau pertanahan atau grounding merupakan elektroda yang ditanam atau dimasukan kedalam tanah. Fungsinya sebagai pengaman tegangan sentuh akibat arus bocor. Bahan yang digunakan umumnya terbuat dari bersi yang dilapisi tembaga. Kabel BC merupakan kabel telanjang atau tanpa isolasi yang menghubungkan elektroda bumi ke instalasi listrik melalui kotak pengaman. Terbuat dari tembaga, dan



untuk instalasi rumahnya biasa digunakan kabel BC berukuran 6 mm2. b. Komponen Pendukung I.



Pipa Instalasi, Knee, dan Klem Pipa



Gambar 16. Pipa instalasi, knee, dan klem pipa Pipa instalasi pasangan luar, yaitu bila kabel berada diluar tembok atau pada dinging/tiang kayu, jika menggunakan kabel NYA sangat diperlukan pipa instalasi. Hal ini disebabkan karena masing masing kabel NYA hanya hanya terdiri dari satu buah kabel berisolasi sehingga pada pemasangan akan rapih dan yang terutama menghindari dari gangguan hewan pengerat. Pada insttalasi dalam, kabel ditanam dalam tembok, sebaiknya juga menggunakan pipa instalasi untuk semua jenis kabel yang digunakan. Karena hal tersebut akan mempermudah dalam perbaikan maupun pergantian kabel instalasi listrik tanps harus merusak tembok yang sudah terbangun rapih. Knee atau sambungan pipa 90 derajat dan klem pipa merupakan penunjang pada pemasangan pipa supaya lebih rapih.



II.



Kotak Sambung dan Kontak Saklar & SC



Gambar 17. Kotak sambung, Kotak saklar, Kotak SC Kotak sambung (junction box) atau merupakan tempat dimana saluran utama dan saluran cabang disambungkan. Banyaknya lobang saluran masuk untuk penyambungan bermacam-macam (1 cabang, 2 cabang, 3 cabang, dst) dan begitu pula bentuk dari kotak sambung tersebut (kotak, bulat, dsb). Kita pakai yang umum saja yaitu kotak sambung dengan tiga lobang cabang dan empat lobang cabang (dikalangan instalati tersebut TDOOS dan Kruis DOOS. Kotak untuk pemasangan saklar & kotak kontak (stop kontak SC)) pada instalasi pasang dalam kita gunakan kotak sambung dengan 1 lobang saluran cabang (dikalanagan instalatir disebut In bouw DOOS atau N DOOS).



BAB III METODOLOGI Dalam penulisan laporan, berdasarkan praktikum dengan empat percobaan dengan kondisi instalaso yang menghubungkan komponen instalasi yang berbeda. Dalam metodologi penelirian ini memuat Alat bahan, diagram alir, serta langkah kerja atas percobaan-percobaan yang dilakukan. 3. 1.



Alat Bahan



Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini diantaranya : Tabel 1. Alat dan bahan No



Nama



Jumlah



1.



Palu



1



2.



Gergaji



1



3.



Obeng 1 set



1



4.



Tespen



1



5.



Tang Kupas



1



6.



Tang Kombinasi



1



7.



Tang Potong



1



8.



Tang Cucut



1



9.



Fitting



1



10.



Saklar Tunggal



2



11.



Saklar Seri



2



12.



Saklar Tukar



1



13.



Stop Kontak



5



14.



Penggaris



1



15.



Papan Percobaan



1



16.



Steker



1



17.



Lampu



5



18.



MCB



2



19.



KWh Meter Set



1



20.



Sekring



1



21.



Kabel NYA



Secukupnya



22.



Isolasi



1



23.



Pipa 5/8 inch



Secukupnya



24.



Skrup



Secukupnya



25.



Klem



1



26.



Kotak Sambung



Secukupnya



27.



Roset



Secukupnya



28.



Elbow



Secukupnya



3. 2.



Diagam Alir



Berdasarkan percobaan yang akan dilakukan dapat dipresentasekan dalam bentuk diagram alir dimana dapat dipresentasekan sebagai berikut :



B



Melakukan pengujian rangkaian



Melakukan hasil pengujian dan mendokumentasi hasil yang terjadi



Melakukan analisis dan menyimpulkan hasil pengujian



Mulai



3. 3.



Langkah Kerja



Dalam melakukan semua percobaan yang dilkaukan dalam praktikim memuat langkah kerja agar semua percobaan dapat dilakukan dengan benar. Runtutan dengan urutan langkah kerja tersebut yang berlaku pada 4 percobaan sebagai berikut: 1) Menyiapkan alat dan bahan



Mulai



Menelaah dan memahami rangkaian



Melakukan kelengkapan bahan dan alat serta pendataan yang diperlukan Melakukan pengukuran bahan dan melengkapi data hitungan



Melakukan rangkaian pada percobaan sesuai dengan gambar rangkaian



A



2) Menelaah dan memahami rangkaian percobaan



Gambar 18. Single diagram percobaan 1



Gambar 19. Single line diagram percobaan 2



Gambar 20. Single line diagram percobaan 3



Gambar 21. Single line diagram percobaan 4 3) Melakukan pendataan bahan yang akan diperlukan 4) Melakukan pengukuran kabel yang diperlukan 5) Melakukan perangkaian komponen instalasi sesuai dengan rangkaian 6) Melakukan pemasangan komponen instalkasi dengan memastikan rangkaian terhubung unutk menghantarkan listrik 7) Melakukan pengujian kondisi yang terjadi pada percobaan rangkaian 8) Melakikan pengamatan hasil percobaan 9) Melakukan pendokumentasian hasil percobaan 10) Melakukan penghitungan data yang dibutuhkan 11) Melakukan penyelesaian praktikum Berdasarkan langkah kerja yang akan menjadi runtutdan dengan keadaan beberapa percobaan seperti berikut: 1) Pada percobaan 1 : kondisi aliran listrik dengan komponen saklar tunggal, stopkontak dan satu lampu. 2) Pada percobaan 2 : kondisi aliran listrik dengan komponen saklar seri (ganda), stopkontak, MCB, dan 2 lampu. 3) Pada percobaan 3 : kondisi aliran listrik dengan komponen saklar tukar, saklar seri, dua stop kontak dan MCB. 4) Pada percobaan 4 : kondisi aliran listrik dengan komponen KWh meter set, sekring, stopkontak, saklar tunggal, dan satu lampu.



BAB IV ANALISIS PENGAMATAN 4. 1.



Hasil Analisis Instalasi listrik bangunan adalah rakitan perlengkapan listrik pada



bangunan yang berkaitan satu sama lain, untuk memenuhi tujuan atau maksud tertentu dan memiliki karakteristik terkoordinasi, apa yang sudah tertuang pada Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2011). Maksud dan tujuan dari instalasi listrik ialah agar pengusahaan instalasi listrik terselenggara dengan baik, untuk menjamin keselamatan manusia dari bahaya kejut listrik, keamanan instalasi listrik beserta perlengkapannya, keamanan gedung serta isinya dari kebakaran akibat listrik, dan perlindungan lingkungan. 4. 2.



Hasil percobaan



A. Percobaan 1



Gambar 22. Single line diagram percobaan 1



Gambar 23. Diagram wiring percobaan 1



Gambar 24. Dokumentasi percobaan 1 Tabel 2. Hasil percobaan Input



Output



Saklar tunggal



Stop kontak



Lampu



0



1



0



1



1



1



Penjelasan : 1 : Nyala 0 : Mati Pada rangkaian 1, alat bahan yang digunakan yaitu lampu, fitting lampu, saklar, stop kontak, pipa, dan papan praktikum. Pada rangkaian ini, stop kontak selalu



menyala, maka nilai dari inputnya selalu satu. Lampu akan menyala saat saklar dalam keadaan on, sementara lampu akan mati saat saklar dalam keadaan off. Untuk menguji stopkontak, kami menggunakan charger handphone. B. Percobaan 2



Gambar 25. Single diagram percobaan 2



Gambar 26. Diagram wiring percobaan 2



Gambar 27. Dokumentasi Percobaan 2 Tabel 3. Hasil percobaan 2 In put MCB



Stopkontak



1 1



Output Saklar Seri



Lampu 1



Lampu 2



0



0



0



1



1



1



A



B



1



0



1



1



Penjelasan : 1 : Nyala 0 : Mati Pada rangkaian 2, alat bahan yang digunakan yaitu lampu, fitting lampu, saklar, stop kontak, pipa, MCB, dan papan praktikum. Pada rangkaian ini, stop kontak selalu menyala, maka nilai dari inputnya selalu satu. Lampu akan menyala saat saklar dalam keadaan on, sementara lampu akan mati saat saklar dalam keadaan off. Untuk menguji stopkontak, kami menggunakan charger handphone. Agar menyala semua, MCB harus dalam keadaan ON. C. Percobaan 3



Gambar 28. Single diagram percobaan 3



Gambar 29. Diagram wiring percobaan 3



Gambar 30. Dokumentasi percobaan 3 Tabel 4. Hasil percobaan 3 Input



Output



MCB



Stopkontak



Saklar tukar



Saklar seri



Lampu Lampu Lampu



A



B



A



B



A



B



1



2



3



1



1



1



0



0



0



0



0



0



0



1



1



1



1



0



1



0



1



1



0



1



1



1



0



1



0



1



1



0



1



1



1



1



1



1



1



1



0



1



1



1 : Nyala 0 : Mati Pada rangkaian 3, alat bahan yang digunakan yaitu lampu, fitting lampu, saklar, stop kontak, pipa, saklar tukar, MCB, dan papan praktikum. Pada rangkaian ini, stop kontak selalu menyala, maka nilai dari inputnya selalu satu. Lampu akan menyala saat saklar dalam keadaan on, sementara lampu akan mati saat saklar dalam keadaan off. Untuk menguji stopkontak, kami menggunakan charger handphone. Agar menyala semua, MCB harus dalam keadaan ON. Pada rangkaian ini kami menggunakan 2 buah saklar tukar yang biasa digunanakan di hotel. Apabila kedua saklar dalam keadaan off atau on, maka lampu akan mati. Jika salah satu saklar tukar ada yang menyala, maka lampu akan menyala. D. Percobaan 4



Gambar 31. Single line diagram percobaan 4



Gambar 32. Diagram wiring Percobaan 4



Gambar 33. Dokumentasi Percoban 4 Tabel 5. Hasil percobaan 4 Input



Output Saklar



Kwh



MCB



Sekring



Stopkontak



1



1



1



1



0



0



1



1



1



1



1



1



Tunggal



Lampu



1 : Nyala 0 : Mati Pada rangkaian 4, kami menggabung percobaan 3 dengan menggunakan Kwh dan MCB alat bahan yang digunakan yaitu lampu, fitting lampu, saklar, stop kontak, pipa, saklar tukar, MCB, dan papan praktikum. Pada rangkaian ini, stop kontak selalu menyala, maka nilai dari inputnya selalu satu. Lampu akan menyala saat saklar dalam keadaan on, sementara lampu akan mati saat saklar



dalam keadaan off. Untuk menguji stopkontak, kami menggunakan charger handphone. Agar menyala semua, MCB harus dalam keadaan ON. Pada rangkaian ini kami menggunakan 2 buah saklar tukar yang biasa digunanakan di hotel. Apabila kedua saklar dalam keadaan off atau on, maka lampu akan mati. Jika salah satu saklar tukar ada yang menyala, maka lampu akan menyala.



BAB V PENUTUP 5. 1.



Kesimpulan Saat merancang instalasi listrik, kita harus mentaati prinsip dari instalasi



listrik itu sendiri. Agara instalasi yang dirancang sesuai dengan prinsip instalasi listrik. Penggunaan alat dan bahan yang diperlunya untuk melakukan instalasi harus sesuai dengan ketentuan PUIL 2011 dan juga harus cocok dengan lingkungan yang kita tempati. Dalam instalasi listrik pada sebuah bangunan, wajib di awasi oleh tenaga profesional agar tidak terjadi kecelakaan berupa kebakaran akibat percikan api yang ditimbulkan oleh listrik dan mengakibatkan kerugian yang besar, dan yang lebih parahnya bisa menimbulkan korban jiwa. 5. 2.



Saran Sebelum dan saat melakukan instalasi listrik, kita harus paham mengenai



K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja) agar kita terhindar dari kecelakaan yang diakibatkan oleh listrik. Selain itu, dalam melakukan instalasi listrik, kita juga dituntut untuk paham ketentuan PUIL 2011, karena pada pedoman itu terdapat ketentuan alat dan bahan yang digunakan untuk instalasi listrik pada bangunan.



DAFTAR PUSTAKA Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 KESDM. 2015. Pemberlakuan SNI PUIL. [online]. [Accessed 11 November 2021]. Available from World Wide Web: SETIO, Muji. 2017. Listrik & Elektronika Dasar Otomotif. Magelang: UNIMMA PRESS. Z, I., & Kamil, I.2011.Analisis Sistem Instalasi Listrik Rumah Tinggal dan Gedung. JURNAL ILMIAH ELITE ELEKTRO, 40-44