Laporan Praktikum KD Kinetika Reaksi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR KINETIKA REAKSI



IDENTITAS MAHASISWA NAMA :AYU FEBRIANTY NIM :34200321 GOLONGAN : ADF 1 (A1) HARI/TANGGAL : Jum’at , 23 Oktober 2020 Instruktur:RR Handaruwati,S.Si,M.Si



LABORATORIUM KIMIA DASAR PROGRAM D III FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES SURYA GLOBAL YOGYAKARTA 2020



II.TUJUAN Menentukan tingkat reaksi kalium permanaganat (KMnO4) dengan asam oksalat (H2C204).



III.DASAR TEORI A.



Teori Dasar Kinetika Kimia Kinetika kimia adalah bahagian ilmu kimia fisika yang mempelajari laju reaksi kimia, faktor-faktor yang mempengaruhinya serta penjelasan hubungannya terhadap mekanisme reaksi (Bahnur, 2008). Kinetika kimia disebut juga dinamika kimia, karena adanya gerakan molekul, elemen atau ion dalam mekanisme reaksi dan laju reaksi sebagai fungsi waktu. Mekanisme reaksi dapat diramalkan dengan bantuan pengamatan dan pengukuran besaran termodinamikasuatu reaksi, dengan mengamati arah jalannya reaktan maupun produk suatu sistem. Berdasarkan penelitian yang mula – mula dilakukan oleh Wilhelmy terhadap kecepatan inversi sukrosa, ternyata kecepatan reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi / tekananzat – zat yang bereaksi. Laju reaksi dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi atau tekanan dari produk atau reaktan terhadap waktu (Solehah, 2008). Kinetika kimia adalah salah satu cabang ilmu yang mempelajari bagaimana suatu reaksi berlangsung. Dalam kinetika kimia dibicarakan tentang laju reaksi dan mekanisme reaksi. Laju reaksi digunakan untuk menerangkan seberapa cepat reaksi berlangsung, sedangkan mekanisme reaksi digunakan untuk menerangkan melalui langkah langkah manakah suatu reaksi berubah menjadi reaktan. Laju Reaksi Laju reaksi adalah kecepatan (laju) berkurangnya pereaksi (reaktan) atau terbentuknya produk reaksi. Dapat dinyatakan dalam satuan mol/L atau atm/s. Hukum laju reaksi adalah persamaan yang mengaitkan laju reaksi dengan konsentrasi molar atau tekanan parsial pereaksi dengan pangkat yang sesuai. Persamaan laju atau Hukum laju diperoleh dari hasil eksperimen. Persamaan laju reaksi dinyatakan dalam bentuk diferensial atau bentuk integral (Aguspur, 2009). Pengetahuan tentang faktor yang mempengaruhi laju reaksi berguna dalam mengontrol kecepatan reaksi berlangsung cepat, seperti pembuatan amoniak dari nitrogen dan hidrogen, atau dalam pabrik menghasilkan zat tertentu. Akan tetapi kadangkala kita ingin memperlambat laju reaksi, seperti mengatasi berkaratnya besi, memperlambat pembusukan makanan oleh bakteri, dan sebagainya (Bahnur, 2008). Laju reaksi suatu reaksi kimia dinyatakan ssebagai perubahan konsentrasi zat zat yang berperan dalam mereaksi tersebut per satuan waktu. Secara umum, untuk reaksi: pA + qb rp



maka laju reaksi akan sama dengan persamaan berikut r = δ[P] δ [P] δ [ A] δ [B] r= ==…………………………….. (3.1) δt δt δt persamaan ini menunjukan bahwa laju reaksi kimia berbanding lurus dengan konsentrasi dan berbanding terbalik dengan waktu. Dari berbagai hasil percobaan ternyata laju reaksi tidak selalu merupakan fungsi linier dari konsentrasi zat pereaksi. Untuk reaksi diatas, hal tersebut dapat dinyatakan secara empiris dalam persamaan berikut: r = k [A]p [H2C2O4]q ……………………………... (3.2) Dalam kinetika kimia, p dan q dikenal sebagai tingkat / orde reaksi, sedangkan (p + q) adalah tingkat reaksi total tersebut. Laju reaksi tidak dapat hanya dengan meninjau reaksinya saja, melainkan harus ditentukan secara eksperimental. Tingkat reaksi suatu reaksi kimia ditentukan melalui percobaan. Dalam percobaan ini, ditentukan tingkat reaksi KMnO4 dan H2C2O4 laju reaksi dinyatakan dalam persamaan: r = k [KMnO4]p [H2C2O4]q ………………………………… (3.3) andai suatu reaksi mempunyai tingkat reaksi n terhadap suatu pereaksi, maka laju reaksinya akan sebanding dengan (konsentrasi) dan berbanding terbalik dengan waktu t. r =



δC 1 1 r = Cn = δt t t



sehingga grafik Cn versus l/t akan selalu berupa garis lurus, dan tingkat reaksi suatu reaksi kimia dapat ditentukan dengan membuat grafik seperti table berikut: Tingkat reaksi 1 2 3



Grafik linearistik C versus 1/t C2 versus 1/t C3 versus 1/t



Dalam membahas reaksi kesetimbangan kimia telah ditekankan bahwa reaksi ke kanan maupun ke kiri dapat terjadi begitu produk terbentuk, produk ini dapat bereaksi kembali menghasilkan reaktan semula.



Ada sejumlah variabel yang mempengaruhi laju reaksi, yang utamanya adalah sebagai berikut: 1. Konsentrasi Sebuah konsentrasi yang lebih tinggi dari reaktan menyebabkan tabrakan yang lebih efektif per satuan waktu, yang mengarah ke laju reaksi meningkat (kecuali untuk nol reaksi order). Demikian pula, konsentrasi produk lebih tinggi cenderung dikaitkan dengan laju reaksi yang lebih rendah. Gunakan tekanan parsial reaktan dalam keadaan gas sebagai ukuran konsentrasi mereka. 2. Kondisi Fisika Suhu dan tekanan mempengaruhi laju reaksi. Biasanya, peningkatan suhu ini disertai dengan peningkatan laju reaksi. Suhu adalah ukuran energi kinetik dari suatu sistem, suhu jadi lebih tinggi berarti energi kinetik yang lebih tinggi rata-rata molekul dan tabrakan lebih banyak per satuan waktu. Sebagai aturan umum praktis untuk sebagian (tidak semua) reaksi kimia adalah bahwa tingkat di mana hasil reaksi kira-kira akan berlipat ganda untuk setiap kenaikan 10°C pada suhu. Setelah suhu mencapai titik tertentu, beberapa spesies kimia boleh diubah (misalnya, denaturing protein) dan reaksi kimia akan memperlambat atau menghentikan (Svante Arrhenius 1889). 3. Intensitas Radiasi Sinar matahari atau sinar lampu juga dapat mempengaruhi laju reaksi. Umumnya pengaruh ini sedikit diperhatikan hanya untuk mempelajari pengaruh fotokimia. Kekuatan sinar di dalam spektrofotometri yang menggunakan sinar monokromatik tidak diharapkan. 4. Sifat-Sifat Pelarut. Laju reaksi tergantung dari kepolaran pelarut, viskositas, jumlah donor elektron, dan sebagainya. Penambahan suatu elektrolit dapat memperkecil atau menaikkan suatu laju reaksi (pengaruh garam), dan demikian pula adanya buffer (Bahnur, 2008). 5. Kehadiran Katalis dan Pesaing Katalis (misalnya, enzim) menurunkan energi aktivasi reaksi kimia dan meningkatkan laju reaksi kimia tanpa dikonsumsi dalam proses. Katalis bekerja dengan meningkatkan frekuensi tabrakan antara reaktan, mengubah orientasi reaktan sehingga tabrakan lebih efektif, mengurangi ikatan intramolekul dalam molekul reaktan, atau menyumbangkan rapatan elektron ke reaktan. Kehadiran katalis membantu reaksi untuk melanjutkan lebih cepat untuk keseimbangan. Selain katalis, spesies kimia lainnya dapat mempengaruhi reaksi. Jumlah ion hidrogen (pH larutan mengandung air) dapat mengubah tingkat reaksi. Spesies kimia lain mungkin bersaing untuk reaktan atau mengubah orientasi, ikatan, kerapatan elektron, dll, sehingga mengurangi laju reaksi (Marie, 2008). Orde reaksi adalah jumlah eksponen faktor konsentrasi yang terdapat dalam hukum laju reaksi itu. Secara teoritis orde reaksi merupakan bilangan bulat, namun dari hasil eksperimen, dapat berupa bilangan pecahan atau nol. Orde reaksi ditentukan dengan percobaan (Solehah, 2008).



IV.ALAT DAN BAHAN ALAT: -Enlenmeyer 100 ml (3) -Buret 50 ml (2) `



-Gelas beker -Pipet tetes -Corong BAHAN: -Larutan KMnO4 -Larutan asam oksalat -Aquadest



V.PERHITUNGAN DAN PENIMBANGAN PERHITUNGAN Percobaan 1 2 3



H2C2O4 10 20 10



vol KMnO4 2 2 4



Aquadest 12 2 10



H2C2O4 10 10



KMnO4 2 4



Aquadest 12 10



H2C204 tepat Percobaan 1 3 Menghitung C: 1.)V1 . M1 = V2 . M2 2 . 0,1 = 24 . M2 M2 = 0,2/24 = 0,008M Menghitung C2:



3.) V1 . M1 = V2 . M2 4 . 0,1 = 24 . M2 M2 = 0,4/24 = 0,016M



1.)C2 = (C)2



2.) C2 = (C)2



C2 = (0,008)2



C2 = (0,016)2



C2 = 0,0000064 M2



C2 = 0,000256 M2



KMnO4 tepat Percobaan 1 2



H2C204 10 20



KMnO4 2 2



Aquadest 12 2



Menghitung C: 1.)V1 . M1 = V2 . M2



2.) V1 . M2 = V2 . M2



10. 0,1 = 24 . M2 M2 = 1/24 = 0,04M



20 . 0,1 = 24 . M2 M2 = 2/24 = 0,08M



Menghitung C2: 1.)C2 = (C)2



2.) C2 = (C)2



C2 = (0,04)2



C2 = (0,08)2



C2 = 0,00016M2



C2 = 0,00064M2



PENIMBANGAN Pereaksi Volume H2C204 (ml) Volume KMnO4(Ml) Volume aquadest (ml)



1 10,0 2,0 12,0



Erlenmeyer 2 20,0 2,0 2,0



3 10,0 4,0 10,0



VI.CARA KERJA



Siapkan 3 buah labu Erlenmeyer ukuran 100 ml dan 2 buah buret 50 ml yang bersih Buret petama diisi dengan larutan KMnO4 0,1 N dan buret kedua diisi dengan aquades



Dalam labu enlenmeyer yang tersedia masukanH2C204, air dan reaksi dengan KMnO4 menurut table berikut :



Pereaksi Volume H2C204 (ml) Volume KMnO4(Ml) Volume aquadest (ml)



1 10,0 2,0 12,0



Erlenmeyer 2 20,0 2,0 2,0



3 10,0 4,0 10,0



VII.HASILPRAKTIKUM



VIII.PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN Reaksi kimia adalah proses perubahan zat pereaksi menjadi produk. Seiring dengan bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah zat peraksi semakin sedikit, sedangkan produk semakin banyak. Laju reaksi berhubungan dengan cepat atau lambatnya reaksi berlangsung. Laju suatu reaksi kimia sebanding dengan hasil kali dari konsentrasi molar reaktan yang masin-masing dipangkatkan dengan angka yang menunjukkan jumlah molekul dari zat-zat yang ikut serta dalam reaksi. Pada kesempatan kali ini pokok bahasan materinya ialah kinetika reaksi. Kinetika reaksi adalah bahagian ilmu kimia fisika yang mempelajari laju reaksi kimia, faktorfaktor yang mempengaruhinya serta penjelasan hubungannya terhadap mekanisme reaksi. Alat yang dipakai dalam pembuatan larutan ini iyalah Erlenmeyer,pipet tetes,bret,corong,gelas beker dangelas ukur.Kemudian bahan yang digunakan anatara lain asam oksalat,KMnO4 dan aquadest.langkah langkah yang dilakukan sudah sesuaidan tertera pada modul. Cairan yang didapatkan adalah cairan yang semula berwarna ungu berubah menjadi larutan berwarna putih kekuningan dimana warna tersebut dihasilkan oleh larutan yang digoncangkan terusmenerus sehingga dapat berhomogen. IX.KESIMPULAN DAN SARAN



Pada praktiukum kali ini hasil yang di dapatkan yaitu cairan yang semula berwarna ungu kebiruan berubah menjadi putih kekuningan. Bahanyang digunakan antara lain yaitu larutan asam oksalat,KMnO4 dan aquadest.Praktikum yang dilakukan antara lain iyalah dengan cara memasukan asam oksalat dalam labu enlenmeyer kemudian dicampur dengan aquadest setelah itu kemudian dicampur dengan KMnO4 .Masukan KMnO4 secara perlahan sesuai dengan takaran yang ditentukan kemudian setelah itu aduk terus menerus hingga larutan yang semula berwarna unggu berubah menjadi putih kekuningan. DAFTAR PUSTAKA Helmentisne, Marie. 2008. KinetikaReaksi Modern. Jakarta : Erlangga. Bahnur, Tirena. 2008. KinetikaReaksiErlementer. Jakarta :Gramedia. Aguspur. 2009. Kinetika Reaksi. Jakarta :KawanPustaka.