LAPORAN PRAKTIKUM Kimfis p1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK II ‘’PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN SIRUP METODE REFRAKTOMETRI’’



OLEH : NAMA STAMBUK KELOMPOK JURUSAN ASISTEN



: ARJUN : A1L119024 : III (TIGA) : PENDIDIKAN KIMIA : LA ODE INDO, S.Pd



LABORATORIUM JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2021



HALAMAN PERSETUJUAN Telah diperiksa secara teliti dan disetujui oleh asisten pembimbing pratikum Kimia Fisik II “Penentuan Konsentrasi Larutan Sirup ABC Nenas Metode Refraktometri” yang dilaksanakan pada: Hari, tanggal



: Minggu, Juni 2021



Waktu



: 10:00 WITA - selesai



Tempat



: Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Halu oleo, Kendari.



Kendari, Juni 2021 Menyutujui Asisten Pembimbing



La Ode Indo



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indeks bias merupakan salah satu dari beberapa sifat optis yang penting dari medium. Indeks bias memainkan peran yang cukup penting di dalam beberapa bidang diantaranya dalam teknologi film tipis dan fiber optic, dan lainlain. Indeks bias suatu larutan dapat diukur dengan menggunakan beberapa metode antara lain dengan metode interferometri seperti interferometri MachZender, interferometri Fabry-Perot dan interferometri Michelson, menggunakan spektrometerdan refraktometer. Pengukuran menggunakan metode tersebut cenderung rumit dan memakan waktu yang lama sehingga dibutuhkan suatu alat yang dapat mengukur indeks bias secara mudah dan cepat (Pramitasari, 2013). Refraktometer ditemukan oleh Dr. ernest Abbe seorang ilmuan dari German pada permulaan abad 20. Refraktometer Abbe adalah refraktometer untuk mengukur indeks bias cairan, padatan dalam cairan atau serbuk dengan indeks bias dari 1,300 sampai 1,700 dan persentase padatan 0 sampai 95 %. Ciri khas refraktometer yaitu dapat dipakai untuk mengukur secara tepat dan sederhana karena hanya memerlukan zat yang sedikit yaitu 0,1 ml dan ketelitiannya sangat tinggi (Pramitasari, 2013). Sampel yang akan digunakan pada praktikum kali ini yaitu sirup. Sirup adalah sediaan cair yang berupa larutan mengandung sakrosa, kecuali dinyatakan lain, kadar sakrosa, C12H22O11 tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66,0%. Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain yang berkadar



tinggi (sirup simpleks adalah sirop yang hampir jenuh dengan sukrosa). Kadar sukrosa dalam sirup adalah 64-66%, kecuali dinyatakan lain (Fickri, 2018) Bahan utama yang umum digunakan dalam pembuatan sirup adalah sari buah, gula sebagai pemanis, dan bahan penstabil (stabilizer). Bahan pemanis yang sering digunakan dalam pengolahan sirup adalah jenis gula sukrosa. Seperti yang telah diketahui, sukrosa sebagai bahan pemanis memilik kandungan kalori yang cukup tinggi yaitu 400 kalori dalam 100 gram bahan (Melisa, 2016) sirup terdiri daridari zat aktif, pelarut, pemanis, zat penstabil, pengawet, pengental, pewarna, pewangi, perasa, dan pengisotonis.Zat aktif merupakan zat utama / zat yangberkhasiat dalam sediaan sirup. Pelarut merupakan cairan yang dapat melarutkan zat aktif atau biasa disebut sebagai zat pebawa. Contoh pelarut adalah air, gliserol, propilenglikol, etanol, eter (Fickri, 2018) Sirup merupakan bentuk sediaan cair yang mempunyai nilai lebih antara lain dapat digunakan oleh hampir semua usia, cepat diabsorpsi, sehingga cepat menimbulkan efek. Setiap obat yang dapat larut dalam air dan stabil dalam larutan berair dapat dibuat menjadi sediaan sirup. Bentuk sediaan sirup disamping mudah dalam pemakaiannya, sirup juga mempunyai rasa manis dan harum serta warna yang menarik karena mengandung bahan pemanis dan bahan pewarna, sehingga diharapkan bentuk sediaan sirup dapat disukai dan diminati oleh semua kalangan masyarakat (Asrina, 2020)



1.2 Tujuan Praktikum Setelah menyelesaikan praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat memahami prinsip kerja refraktometer, dan menentukan konsentrasi larutan gula melalui kurva kalibrasi. 1.3 Manfaat Praktikum Manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat mengetahui dan memahami prinsipn kerja refrakmometri, dan menentukan konsentrasi suatu larutan gula melalui kurfa kalibrasi.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembiasan Cahaya Cahaya mempunyai beberapa sifat, diantaranya dapat dibiaskan jika melalui dua medium yang berbeda. Dalam kehidupan sehari-hari,sering ditemukanfenomena alam, contoh tongkat yang dimasukkan ke dalam gelas berisi air, seolah-olah tongkat tersebut patah jika dilihatdari samping gelas. Peristiwa tersebut dinamakan sebagai pembiasan atau pembelokan (Kunlestiowati, 2016) Pembiasan/pembelokan arah rambat cahaya cahaya terjadi jika cahaya merambat dari suatu medium menembus ke medium lain yang memiliki kerapatan yang berbeda. Pembiasan adalah proses pembelokan cahaya yang megenai bidang batas antara dua medium. Pembiasan yang terjadi pada suatu zat akan berbeda dengan zat lainnya bergantung pada kerapatan medium zat tersebut. Dengan kerapatan medium zat yang berbeda-beda akanmenghasilkan indeks bias yang berbeda pula. Indeks bias merupakan perbandingan laju cahaya di ruang hampa terhadap laju cahaya didalam medium (Faradhillah, 2019). 2.2 Indeks Bias Indeks bias suatu zat merupakan ukuran kelajuan cahaya di dalam zat cair dibanding ketika di udara. Indeks bias merupakan salah satu dari beberapa sifat optis yang penting dari medium. Dalam bidang kimia, pengukuran terhadap indeks bias secara luas telah digunakan antara lain untuk mengetahui konsentrasi larutan dan mengetahui komposisi bahan-bahan penyusun larutan, juga dapat



digunakan untuk mengetahui kualitas suatu larutan. Indeks bias juga dapat menentukan kemurnian dan kedarluarsa dari oli serta dapat menentukan kemurnian minyak goreng (Zamroni, 2013). Indeks bias mutlak suatu medium adalah rasio dari kecepatan gelombang elektromagnetik dalam ruang hampa dengan kecepatannya dalam media tersebut. Indeks bias relatif adalah rasiodari kecepatan cahaya dalam satu medium ke dalam medium lain yang berdekatan. Refraksi terjadi pada semua jenis gelombang tetapi umumnya terjadipada gelombang cahaya. Indeks bias medium memiliki panjang gelombang yang berbeda-beda. Suatu efek yang dikenal sebagai dispersi, memungkinkan prisma memisahkan cahaya putih menjadi warna penyusunnya. Untukwarna tertentu, indeks bias medium bergantung pada kerapatan medium, yangjuga merupakan fungsi darikonsentrasi (Hidayanto, 2010). Indeks bias zat cair transparan sangat bergantung terhadap suhu. Kebergantungan tersebut dikarenakan indeks bias merupakan fungsi dari panjang gelombang, sedangkan panjang gelombang erat kaitannya dengan keadaan medium. Pada panjang gelombang yang sama, penjalaran gelombang pada medium yang lebih rapat akan menjadikan panjang gelombang tersebut semakin pendek dibandingkan dengan penjalarangelombang pada medium yang kurang rapat. Kerapatan suatu medium merupakan fungsi dari suhu, pada suhu tinggi, kerapatan medium menjadi lebih kecil dibandingkan dengan kerapatan medium yang bersuhu rendah. Karena indeks bias medium merupakan perbandingan antara panjang gelombang dalam vakum dengan panjang gelombang dalam medium,



maka kenaikan suhu pada suatu medium, akan menjadikan nilai indeks bias medium tersebut mengecil (Nurcahyo, 2014) Indeks bias berarti perbandingan kecepatan cahaya di ruang hampa dengan kecepatan cahaya di dalam medium. Nilainya akan semakin besar seiring dengan tingkat kerapatan medium yang dilalui cahaya. Jika medium yang dilalui oleh cahaya berbeda maka sesuai dengan persamaan dalam Hukum II Snellius berbunyi “ Perbandingan sinus sudut sinar datang dengan sinus sudut sinar bias dari suatu cahaya yang datang dari suatu medium ke medium yang lain merupakan suatu konstanta yang besarnya sama dengan perbandingan indeks bias kedua medium tersebut”(Kasli, 2016). 2.3 Refraktometer Pengukuran indeks bias dapat dilakukan menggunakan refraktometer. Refraktometer menggunakan prinsip pembiasan cahaya ketika mengenai suatu larutan. Refraktometer tersiri dari 3 jenis yang dapat digunakan sebagai detector kromatografi dalam sebuah larutan, yaitu Refraktometer dengan menggunakan prinsip pembiasan cahaya dengan prisma (Refaktometer Brix), Refraktometer Refraksi (Refraktometer Laser), dan Refraktometer menggunakan interferometri. Refraktometer Brix merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kadar gula dan kadar air, nilai ini dapat dikonversi menjadi nilai indeks bias pada suatu cairan. Refraktometer laser merupakan sebuah metode yang digunakan untuk mengukur sudut deviasi dari sebuah larutan. Sistem refraktometer laser dapat digunakan untuk mengukur konsentrasi, suhu, dan panjang gelombang yang bergantung pada indeks refraksinya (Widianti, 2019)



Alat refraktometer ini merupakan hasil pengembangan dari alat yang telah ada yaitu kaca planparalel. Sebelum digunakan untuk pengujian sampel, alat refraktometer perlu dikalibrasi dengan alat yang sudah ada yaitu kaca planparalel. Langkah dalam menentukan indeks bias kaca planparalel adalah dengan mencari sinus sudut bias kemudian dihitung menggunakan hukum Snellius. Untuk menentukan indeks bias kaca menggunakan refraktometer, langkah-langkahnya yaitu menjiplak bentuk kaca pada kertas hvs dan melukis sinar datang dengan sudut datang yaitu: 50, 100, 150, 200, 250, 300, 350, 400, 450, 500, 550, dan 600, menembakkan sinar laser pada kaca dengan sudut datang pada langkah pertama,mengamati dan menandai sinar yang keluar dari kaca dengan menusukkan jarum pada kertas, mengukur jarak jarum terhadap garis normal, menentukan indeks bias kaca dengan persamaan. Untuk menentukan indeks bias kaca, terlebih dahulu mengkondisikan refraktometer dalam keadaan kosong (Prasetyo, 2014) 2.4 Glukosa Glukosa merupakan karbohidrat yang terpenting dalam tubuh karena merupakan penyedia energi yang akan digunakan oleh tubuh dalam beraktivitas sehari-hari. Semua karbohidrat dari makanan dihirolisis menjadi monosakarida yaitu glukosa, galaktosa dan fruktosa di saluran cerna. Monosakarida ini kemudian diserap di usus kemudian masuk ke dalam sistem sirkulasi untuk ditransfer ke sel-sel tubuh yang memerlukannya atau diubah di hati menjadi molekul yang lain. Glukosa dalam bentuk glikogen akan tersimpan di dalam otot



dan hati, sedangkan glukosa dalam bentuk. lukosa darah akan tersimpan dalam plasma darah (Lande, 2015). Glukosa dihasilkan dari makanan yang mengandung karbohidrat yang terdiri dari monosakarida, disakarida dan juga polisakarida. Karbohidrat akan konversikan menjadi glukosa di dalam hati dan seterusnya berguna untuk pembentukan energy dalam tubuh. Glukosa tersebut akan diserap oleh usus halus kemudian akan dibawa oleh aliran darah dan didistribusikan ke seluruh sel tubuh. Glukosa yang disimpan dalam tubuh dapat berupa glikogen yang disimpan pada plasma darah dalam bentuk glukosa darah (blood glucose). Fungsi glukosa dalam tubuh adalah sebagai bahan bakar bagi proses metabolisme dan juga merupakan sember utama bagi otak (Subiyono, 2016).



BAB III METODE PRAKTIKUM 3.1 Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada Minggu, 6 Juni 2021 pukul 10.00 WITA -selesai di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Halu Oleo, Kendari. 3.1 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat Alat yang digunakan dalam Praktikum ini yaitu Refraktometer, pipet volume 10 ml , pipet volume 25 mL, filler, labu ukur 25 mL labu, ukur 100mL , Beaker glass 50 mL, pengaduk, tabung reaksi, rak tabung dan 7 buah pipet tetes. 3.2.2 Bahan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu Glukosa ( C 6H12O6), Aquades dan sampel (Sirup ABC rasa nanas). 3.3 Prosedur Kerja



BAB IV



HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 DataHasilPraktikum 4.1.1 Tabel Penentuan Indeks Bias Suatu Larutan No 1. 2. 3. 4. 5. 6 7.



Konsentrasi larutan gula 0% 5% 10% 15% 20% 25% Sirup jeruk



Indeks Bias (n) 0 3,6 7,4 11 14,4 18 5,4



4.1.2 Grafik



linear indeks bias (n) 30



indeks bias (n)



25



f(x) = 100 x + 0 R² = 1



20



linear indeks bias (n) Linear (linear indeks bias (n))



15 10 5 0 0%



5%



10%



15%



Konsentrasi larutan gula



4.2 Pembahasan



20%



25%



30%



Menurut Zamroni (2013) Indeks bias suatu zat merupakan ukuran kelajuan cahaya di dalam zat cair dibanding ketika di udara. Indeks bias merupakan salah satu dari beberapa sifat optis yang penting dari medium. Dalam bidang kimia, pengukuran terhadap indeks bias secara luas telah digunakan antara lain untuk mengetahui konsentrasi larutan dan mengetahui komposisi bahan-bahan penyusun suatu larutan. Manfaat indeks bias sangat penting dalam bidang sains yakni untuk mengetahui konsentrasi larutan, dalam praktikum kali ini sampel yang ingin diketahui konsentrasinya yaitu larutan sirup Untuk mengetahui konsentrasi sampel dalam hal ini larutan sirup maka dibutuhkan suatu alat yaitu refraktometer. Refraktometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kadar atau konsentrasi bahan terlarut dengan memanfaatkan reaksi cahaya. Refraktometer bekerja menggunakan prinsip pembiasan cahaya ketika melalui suatu larutan. Ketika cahaya datang dari udara ke dalam larutan maka kecepatannya akan berkurang. Refraktometer memakai prinsip ini untuk menentukan jumlah zat terlarut dalam larutan dengan melewatkan cahaya ke dalamnya. Sumber cahaya ditransmisikan oleh serat optik ke dalam salah satu sisi prisma dan secara internal akan dipantulkan ke interface prisma dan sampel larutan. Bagian cahaya ini akan dipantulkan kembali ke sisi yang berlawanan pada sudut tertentu yang tergantung dari indeks bias larutannya (Hidayanto, 2010) Praktikum kali ini digunakan larutan gula sebagai satndar dalam menentukan konsentarsi sampel dalam hal ini larutan sirup jeruk. Dengan konsentrasi larutan gula yang berbeda beda yaitu, 0% (air murni tanpa gula), 5%,



10%, 15%, 20%, dan 25 %. Berdasarkan data penagamatan diperoleh hasil yaitu, untuk larutan gula 0% mempunyai indek bias sebesar 0. larutan gula 5% mempunyai indeks bias sebesar 3,6. Larutan gula 10% mempunyai indeks bias sebesar 7,4. Larutan gula 15% mempunyai indek bias sebesar 11. Larutan gula 20% mempunyai indeks bias sebesar 14,. larutan gula 25% mempunyai indeks bias sebesar 18 dan untuk sampel larutan sirup nenas mempunyai indeks bias sebesar 5,4. Data tersebut menunjukkan bahwa, terdapat hubungan antara konsemtrasi larutan dan indeks bias. Hal ini dapat kiata liahat



BAB V KESIMPULAN DAN SARAN



5.1 Kesimpulan Berdasarkan dari hasil pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pengukuran menggunakan refraktometer didasarkan pada prinsip bahwa cahaya yang masuk melalui prisma-cahaya hanya bisa melewati bidang batas antara cairan dan prisma kerja dengan suatu sudut yang terletak dalam batas-batas tertentu oleh sudut batas antara cairan dan alas. Konsentrasi berbanding lurus dengan indeks biasnya sehingga semakin besar konsentrasi larutan gula, maka semakin besar pula indeks biasnya. 5.2 Saran Saran yang dapat diberikan pada praktikum kali ini



yaitu agar



kedepannya praktikan terlebih dahulu membekali dirinya mengenai materi yang akan dipraktekkan dan juga menguasai prosedur kerja agar dapat menghindari kesalahan yang kemungkinan muncul saat praktikum.



DAFTAR PUSTAKA Faradhillah, Silviana Hendri. 2019. Mengukur Indeks Bias Berbagai Jenis Kaca dengan Menggunakan Prinsip Pembiasan. IJIS Edu : Indonesian J. Integr. Sci. Education. 1(2) Fickri, Djelang Zainuddin. 2018. Formulasi dan Uji Stabilitas Sediaan Sirup Anti Alergi dengan Bahan Aktif Chlorpheniramin Maleat (CTM). Journal Of Pharmaceutical Care Anwar Medika. 1(1) Hidayanto, Eko, Abdul Rofiq dan Heri Sugito. 2010. Aplikasi Portable Brix Meter untuk Pengukuran Indeks Bias. Berkala Fisik . 13(4) Kasli, Elisa, Rida Royan. 2016. Menentukan Kemurnian Larutan Melalui Indeks Bias dari Beberapa Madu. Serambi Saintia. 4(1) Kunlestiowati, Nani Yuningsih, Wiwip Martono. 2016. Penentuan Sudut Deviasi Minimum Prisma Melalui Peristiwapembiasan Cahaya Berbantuan Komputer. Sigma-Mu. 8(1) Nurcahyo, Agung W., Rifati D. H., Albertus D. L. 2014. Variasi Indeks Bias Air pada Suhu 5 0c –50 0c dengan Panjang Gelombang Sinar Ungu, Hijau, dan Merah. Jurnal Pendidikan Fisika. 3(2) Parmitasari, Putri, Eko Hidayanto. 2013. Analisis Korelasi Indeks Bias dengan Konsentrasi Sukrosa Beberapa Jenis Madu Menggunakanportable Brix Meter. Youngster Physics Journal. 1(5) Zamroni, Achmad. 2013. Pengukuran Indeks Bias Zat Cair Melalui Metode Pembiasan Menggunakan Plan Paralel. Jurnal Fisika. 3(2) Asrina, Rina. 2020. Formulasi dan Uji Mutu Fisik Sirup dari Ekstrak Etanol Daun Pare (Momordica Charantial.). Jurnal Farmasi Sandi Karsa. 6(1) Widiyanti, A., & Minarni. (2019). Bangun Rancang Sistem Refraktometer Laser untuk Menentukan Nilai Indeks Bias Madu. Jurnal Fisika, 1(2). Prasetyo, D. R., & Aji, M. P. (2014). Uji Kualitas Minyak Goreng Berdasarkan Indeks Bias Cahaya Menggunakan Alat Refraktometer Sederhana. Jurnal Fisika, 4(1). Lande, Ni Putu G. A., Yanti Mewo, Michaela Paruntu. 2015. Perbandingan Kadar Glukosa Sebelum dan Sesudah Aktivitas Fisik Intensitas Berat. Jurnal eBiomedik (eBm). 3(1)



Subiyono, M. Atik Martsiningsih, Denni Gabrela. 2016. Gambaran Kadar Glukosa Darah Metode GOD-PAP (Glucose Oxsidase –Peroxidase Aminoantypirin) Sampel Serum dan Plasma EDTA (Ethylen Diamin Terta Acetat). Jurnal Teknologi Laboratorium. 5(1) Melisa, Rekka, dan Hermiza Mardesci. 2016. Studi Konsentrasi Gula Yang Tepat Dalam Pembuatan Sirup Buah Kelubi (Eleiodoxa Conferta). Jurnal Teknologi Pertanian. 5(1)