Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II KELOMPOK 18



BAB I PENDAHULUAN



1.1. Latar Belakang Mekanika tanah merupakan pengetahuan dasar dari teknik pondasi. Sehingga mekanika tanah adalah ilmu yang sangat penting dalam teknik sipil yang mempelajari tentang tanah dan aplikasinya dalam bidang teknik sipil. Mengingat semua pekerjaan bidang teknik sipil berupa konstruksi-konstruksi seperti konstruksi bangunan, gedung, jalan, jembatan dan lain-lain sehingga tanah sebagai pendukung kontruksi merupakan material kompleks yang wajib dipelajari untuk mengetahui sifat mekanis dan teknis dalam rangka pemecahan masalah kontruksi berupa desain pondasi. Mempelajari masalah tanah tidak hanya melalui teori yang terdapat dari buku atau literatur saja, melainkan juga harus dikenal lebih mendalam melalui pengenalan langsung ke lapangan. Mengetahui mengamati berbagai jenis tanah di lapangan (tempat pengambilan sampel) dan meneliti karakteristiknya dalam hubungan sebagai pendukung tegaknya suatu bangunan untuk kemudian dibuktikan dengan hasil perhitungan dari laboratorium. Hal ini merupakan salah satu metode yang terbaik untuk membuktikan kebenaran teori yang ada bagi mahasiswa teknik sipil untuk mengenal masalah tanah. Mekanika tanah dalam teknik sipil adalah bidang ilmu yang mempelajari tentang tanah dan permasalahannya. Pentingnya peranan tanah dalam perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan yang ditangani sarjana teknik sipil, maka hal-hal yang berkenaan dengan masalah tanah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perhitungan perencanaan suatu bangunan. Dalam mekanika tanah kita mempelajari perubahan-perubahan pada tanah dalam menanggapi berbagai kondisi yang biasa di temui dalam praktek FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 1



PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II KELOMPOK 18



pembangunan serta memberlakukan hukum-hukum mekanika serta hidraulika dalam persoalan-persoalan yang berhubungan dengan tanah. Tanah dalam mekanika tanah adalah mencakup semua bahan dari tanah lempung sampai kerikil dan batu-batu besar. Tanah didefinisikan pula sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak tersedimentasi (terikat secara kimiawi) satu sama lainnya dan dapat terbentuk dari bahan-bahan prganik yang te;ah melapuk disertai dengan zat cair dan gas yang ,engisi ruang kosong diantara partikel-partikel pada tanah. Maslah tanah adalah masalah yang kompleks karena tanah dari berbagai macam lapisan dan mempunyai sifat yang bermacam-macam pula. Dari kebanyakan hal, tanah terdiri dari ukuran-ukuran butir yang meliputi beberapa macam ukuran sehingga tidak akan menemukan dua atau lebih macam tanah dalam satu contoh. Adapun cara pemberian nama adalah sebagai berikut : 1.



Kerikil Kepasiran Adalah tanah yang sebagian besar terdiri dari kerikil dan mengandung sejumlah pasir.



2.



Pasir Kelanauan Adalah tanah yang sebagian besar terdiri dari pasir dan mengandung sejumlah lanau.



3.



Pasir Kelempungan Adalah tanah yang sebagian besar terdiri pasir dan mengandung lempung. Begitu pula campuran tanah yang lain, cara pemberian nama atau



istilah seperti diatas yang banyak disebut lebih dulu kemudian dapat diikuti oleh warna tanah. Batas ukuran butir (cm) Penggolongan jenis tanah berdasarkan ukuran butir tanah :



FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 2



PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II KELOMPOK 18



- Tanah berbutir kasar MACAM TANAH Berangkal (boulder) Kerakal (cobblestone) Kerikil (gravel) Pasir kasar (course sand) Pasir sedang (medium sand) Pasir halus (fine sand)



-



BATAS UKURAN BUTIR (MM) > 200 8 - 200 2 - 80 0,6 - 2 0,2 - 0,6 0,06 - 0,2



Tanah berbutir halus MACAM TANAH Lanau (silt) Lempung (clay)



BATAS UKURAN BUTIR (MM) 0,002 - 0,06 < 0,002



Mempelajari masalah tanah tidak hanya melalui teori yang terdapat pada buku atau literatur saja, melainkan harus dikenal lebih mendalam melalui pengenalan langsung dilapangan (tempat pengambilan sample) danmeneliti karakteristiknya dalam



hubungan sebagai pendukung tegaknya suatu



bangunan untuk kemudian dibuktikan dengan hasil pengujian dan perhitungan dari laboratorium. 1.2. Tujuan Praktikum Praktikum Mekanika Tanah adalah suatu praktek yang bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari sifat-sifat tanah dalam fungsinya sebagai pendukung konstruksi. Sifat tanah terdiri dari dua, yaitu: 1.



Sifat- sifat pengenal (Index Properties), meliputi: a.



Kadar air



b.



Berat isi



c.



Berat jenis



FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 3



PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II KELOMPOK 18



2.



d.



Ukuran butiran



e.



Batas-batas Atterberg



Sifat -sifat mekanis (Engineering Properties), meliputi: a.



Handboring



b.



Kuat tekan bebas (Unconfined compression)



c.



Kuat geser langsung (Direct Shear)



d.



Konsolidasi



e.



CBR



f.



Kepadatan



1.3. Pengujian di Lapangan dan di Laboratorium Untuk mengetahui sifat atau karakteristik tanah tersebut, maka dilakukan pekerjaan pengujian berupa pekerjaan pengujian lapangan dan pekerjaan pengujian laboratorium. 1.3.1



Pekerjaan – pekerjaan pengujian di lapangan meliputi :  Hand Boring, pekerjaan ini dimaksudkan untuk memperoleh contoh tanah asli yang relatif tidak terganggu ( Undisturbed Sample ), yang tidak mengalami perubahan dalam struktur, kadar air, atau susunan kimianya guna diuji atau ditest di laboratorium.



1.3.2



Pekerjaan pengujian di laboratorium meliputi :  Pemeriksaan berat volume, untuk mengetahui perbandingan berat butir tanah dengan volume butir tanah.  Pemeriksaan kadar air, untuk mengetahui perbandingan berat air dengan berat butir tanah.  Pemeriksaan berat jenis, untuk mengetahui perbandingan antara berat volume tanah dengan berat volume air.



FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 4



PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II KELOMPOK 18



 Pemeriksaan ukuran butir, untuk mengetahui penyebaran ukuran butir (gradasi ) dengan menggunakan analisa saringan dan analisa hydrometer.  Uji Pemadatan, Pemadatan adalah suatu proses dimana udara pori – pori tanah dikeluarkan dengan salah satu cara mekanis bertujuan untuk mendapatkan grafik hubungan antara berat volume kering ( d) dan kadar air (w). ada dua percobaan kepadatan tanah, yaitu standar compaction test dan modified compaction test.  Pemeriksaan CBR Laboratorium, untuk menentukan CBR tanah



dan campuran tanah agregat yang dipadatkan di



laboratorium pada kadar air tertentu  Pemeriksaan Permeabilitas, untuk mendapatkan nilai yang representative dari koefisien aslinya dilapangan.  Uji kuat tekan bebas, uji ini mengetahui besarnya gaya aksial persatuan luas penampang pada saat benda uji mengalami keruntuhan.  Uji Kuat Geser Langsung, untuk menentukan harga kohesi ( c ) dan sudut geser dalam ( ɸ ) dari tanah.  Uji konsolidasi, dalam uji konsolidasi ini terdapat dua hal yang perlu diketahui, yaitu besarnya penurunan dan kecepatan penurunan.  Pemeriksaan Atterberg, untuk mendapatkan batas cair, batas plastis dan batas susut Penyelidikan secara menyeluruh ini penting sekali artinya untuk menyajikan suatu gambaran yang jelas tentang sifat, kemampuan, dan karakteristik untuk kondisi tanah yang diteliti.



FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 5



PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II KELOMPOK 18



Dalam praktikum diusahakan pengujian secara maksimal untuk mendapatkan kebenaran dari teori-teori perhitungan kekuatan atau daya dukung tanah yang telah diambil contohnya tersebut. 1.4. Peta Lokasi



Gambar 1.1 Peta Lokasi Pengambilan Sampel Waktu dan Pelaksanaan Praktikum - Pelaksanaan praktikum pengambilan sampel compaction dan CBR Hari/tanggal



: Sabtu, 23 September 2018



Pukul



: 10.00 WITA



Tempat



: Jalan Gubernur Sarkawi, Banyu Hirang, Gambut, Banjar, Kal-Sel



- Pelaksanaan praktikum Hand boring Hari/tanggal



: Sabtu, 23 September 2018



Pukul



: 13.40 WITA



Tempat



: Jalan Gubenur Sarkawi, Banyu Hirang, Gambut, Banjar, Kal-Sel



FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 6



PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II KELOMPOK 18



- Pelaksanaan praktikum di laboratorium Hari/tanggal



: Senin, 8 Oktober 2018 s.d 14 Oktober 2018



Pukul



: 19.00 Wita



Tempat



: Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat



1.5. Praktikan Para praktikan yang terlibat dalam pelaksanaan praktikum lapangan dan laboratorium, yaitu: 1. Muhammad Rifqi



NIM 1710811210037



2. Ahmad Rizky Rifman



NIM 1710811310002



3. Altea Herfyan



NIM 1710811310005



4. Ersan Ilmi Noorrahman



NIM 1710811310010



5. Muhammad Nur Akbar



NIM 1710811310031



6. Shafira Annisa Putri



NIM 1710811320041



7. Sonia Fatimah



NIM 1710811320042



FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 7



PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II KELOMPOK 18



BAB II PENGAMBILAN SAMPLE DENGAN HAND BORING (ASTM D 1452-65)



2.1. Tujuan Percobaan Tujuannya untuk memperoleh tanah yang relatif tidak terganggu (undisturbed) guna ditest di laboratorium untuk mengetahui sifat-sifat fisik dan sifat-sifat mekanisnya. Selain itu juga untuk mendapatkan gambaran lapisan tanah berdasarkan jenis dan warna tanah melalui pengamatan secara visual. 2.2. Dasar teori Contoh tanah asli dapat di peroleh dengan menggunakan tabung sampel (tube samples), tabung belah (spoon samples), ataupun yang berbentuk kubus (block samples). Terdapat dua cara pengambilan contoh tanah, yaitu melalui pembuatan sumur uji serta pengambilan contoh tanah melalui pemboran dalam dengan menggunakan mesin. Pada percobaan ini melakukan pengambilan sampel menggunakan bor yang di gerakkan pakai tangan. 2.3. Peralatan Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan pengambilan sampel dengan handboring ini adalah sebagai berikut : a.



Peralatan bor yang terdiri dari : 1)



Kop tumbukan. ( Gambar 2.1)



2)



Rod (stang bor). ( Gambar 2.1)



3)



Stick apparat (pengunci tabung sample). ( Gambar 2.1)



4)



Handle (alat pemutar). ( Gambar 2.1)



5)



Auger (mata bor). ( Gambar 2.1 )



6)



dan lain-lain.



FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 8



PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II KELOMPOK 18



b.



Tabung sample berupa tabung silinder yang panjang 50 cm, ujung dari tabung meruncing dengan  = 6,8 cm. ( Gambar 2.1 )



c.



Kunci pipa paling sedikit 2 buah, untuk memasang atau membuka stick apparat atau sambungan stang bor.



d.



Palu sebagai alat pemukul agar tabung alat dapat masuk ke dalam tanah waktu akan mengambil sample. ( Gambar 2.1 )



e.



Kotak sample tanah terganggu ( Gambar 2.2 )



2.4. Prosedur Kerja Adapun prosedur kerja dari percobaan pengambilan sample dengan handboring ini adalah sebagai berikut : a.



Pemasangan mata bor pada stang bor dan pada bagian pipa batang pemutar handle tersebut. ( Gambar 2.3 )



b.



Pemboran dilakukan dengan memutar dan menekan stang bor tepat tegak lurus dan putaran searah jarum jam. ( Gambar 2.4 )



c.



Setiap kedalaman 20 cm bor dicabut, tanahnya dibuang dan diteliti serta dicatat mengenai warna dan jenis tanahnya.



d.



Setelah kedalaman 0,50 meter, mata bor dilepas dan diganti dengan stick apparat kemudian dipasang tabung untuk pengambilan sample tanah.



e.



Kop stang bor dipukul dengan diusahakan tetap tegak.



f.



Setelah tabung diperkirakan penuh, stang bor diputar dua putaran untuk mematahkan contoh tanah pada bagian dasarnya.



g.



Pengeboran dilanjutkan kembali setelah tabung silinder diganti dengan mata bor.



h.



Dalam percobaan kali ini sampel diambil pada kedalaman 1 meter.



i.



Pada setiap ujung tabung, tanah dibuang  3 cm , kemudian diberi lilin. ( Gambar 2.5 )



FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 9



PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II KELOMPOK 18



2.5. Hasil Percobaan Lapisan/jenis – jenis tanah dan Boring Log, dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan. Boring Log



Tabel 2.1 Hasil Pengamatan Boring Log FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 10



PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II KELOMPOK 18



2.6. Kesimpulan Dari hasil pengambilan sample dengan hand boring dapat diketahui, bahwa tanah terdiri dari beberapa lapisan dengan karakter dan tekstur yang hampir sama. 2.7. Gambar Percobaan



Gambar 2.1 Peralatan Hand Boring



FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 11



PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II KELOMPOK 18



Gambar 2.2 Kotak Sampel Undisturbed



Gambar 2.3 Pemasangan mata bor



Gambar 2.4 Pengeboran Gambar 2.5 Memberi lilin pada permukaan tanah dalam tabung



FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 12



PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II KELOMPOK 18



BAB III PEMERIKSAAN KADAR AIR (WATER CONTENT) (ASTM D 2216-71)



3.1. Tujuan Percobaan Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan kadar air tanah. 3.2. Dasar Teori Yang dimaksud dengan kadar air tanah ialah perbandingan antara berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat dari butir tanah tersebut, dinyatakan dengan persen ( % ). 3.3. Peralatan Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan pemeriksaan kadar air (water content) ini adalah sebagai berikut : a.



Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110+5)°C. ( Gambar 3.1)



b.



Kontainer aluminium. (Gambar 3.2)



c.



Neraca dengan ketelitian 1 gram, 0,1 gram dan 0,01 gram. (Gambar 3.3)



d.



Alat Ekstruder (Gambar 3.4)



e.



Pisau Perata (Gambar 3.5)



3.4. Benda Uji Benda uji yang diperlukan untuk pemeriksaan kadar air tergantung dari ukuran butir maksimum dari contoh yang diperiksa dengan ketelitian seperti ditunjukan pada daftar berikut ini.



FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 13



PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II KELOMPOK 18



Ukuran Butir Maksimum



Benda Uji Minimum



Ketelitian



3/4"



1000 gram



1 gram



Lolos #10



100 gram



0,1 gram



Lolos # 40



10 gram



0,01 gram



3.5. Prosedur Kerja Adapun prosedur kerja dari percobaan pemeriksaan kadar air (water content) ini adalah sebagai berikut : a.



Benda uji (minimal 2 buah) ditempatkan dalam cawan yang bersih, kering dan diketahui beratnya.



b.



Cawan dan isinya ditimbang.



c.



Cawan dan isinya dimasukan ke dalam oven paling sedikit 4 jam atau sampai beratnya konstan.



d.



Cawan didinginkan.



e.



Setelah dingin ditimbang.



3.6. Pengolahan Data Kadar air dapat dihitung sebagai berikut. a. Berat cawan (W1) = 14,77gram b. Berat cawan + tanah basah (W2) = 26,03 gram c. Berat cawan + tanah kering (W3) = 19,66 gram d. Berat air (W2–W3) = 6,73 gram e. Berat tanah kering (W3-W1) = 4,94 gram f. Kadar air = Kadar air =



𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑖𝑟 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑎𝑛𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 6,37 4,94



× 100%



× 100% = 128,95 %



FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 14



PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II KELOMPOK 18



Perhitungan selanjutnya ditabelkan sebagai berikut: Langkah Pengujian



Hasil Perhitungan



Nomor cawan



1



2



3



1. Berat cawan



W1



14,72 gr



18,32 gr



18,29 gr



2. Berat Cawan + tanah basah



W2



26,03 gr



26,40 gr



27,73 gr



3. Berat cawan + tanah kering



W3



19,66 gr



22,16 gr



22,63 gr



Ww = W2–W3



6,37 gr



4,24 gr



5,1 gr



5. Berat tanah kering WS = W3-W1



4,94 gr



3,84 gr



4,34 gr



128,95 %



110,42 %



117,51 %



4. Berat air



6. Kadar air



ω = Ww/Ws × 100%



Rata-rata Kadar air



ω



118,96 %



3.7. Kesimpulan Dari percobaan maka didapat harga kadar air yang terkandung dalam tanah adalah 128,95%, 110,42 % dan 117,51 % sehingga didapat kadar air ratarata sebesar 118,96 %. 3.8. Gambar Percobaan



Gambar 3.1 Oven



Gambar 3.2 Kontainer



FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 15



PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II KELOMPOK 18



Gambar 3.3 Timbangan



Gambar 3.4 Alat Ekstruder



Gambar 3.5 Pisau Perata



Gambar 3.6 Sampel



FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 16



PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II KELOMPOK 18



BAB IV PEMERIKSAAN BERAT JENIS TANAH SPECIFIC GRAVITY (Gs) ASTM D 854-58



4.1. Tujuan Percobaan Untuk menentukan berat jenis tanah yang mempunyai butiran yang lolos saringan No.200 dengan menggunakan picnometer. Berat jenis tanah adalah perbandingan antara berat butir tanah dan berat air suling dengan volume yang sama, pada suhu tertentu pula. Berdasarkan nilai Gs bisa kita ketahui apakah sampel tanah yang kita teliti organis atau anorganis. 4.2. Peralatan Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan pemeriksaan berat jenis tanah/Specific Gravity (Gs) ini adalah sebagai berikut : a.



Picnometer sebanyak 2 buah dengan kapasitas 100 ml atau botol dengan kapasitas 50 ml. (Gambar 4.1)



b.



Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 + 5)°C. (Gambar 4.2)



c.



Saringan No 4, 10, 40 dan penadahnya (pan). (Gambar 4.3)



d.



Neraca dengan ketelitian 0,01 gram. (Gambar 4.4)



e.



Thermometer dengan ukuran (0 - 50)°C dengan ketelitian 1°C. (Gambar 4.5)



f.



Air suling. (Gambar 4.6)



g.



Tungku listrik atau pompa hampa udara (vacuum 1-1,5 pk). (Gambar 4.6)



FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 17



PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II KELOMPOK 18



4.3. Prosedur Kerja Adapun prosedur kerja dari percobaan pemeriksaan berat jenis tanah/Specific Gravity (Gs) ini adalah sebagai berikut : a.



Cuci picnometer dengan air suling dan keringkan kemudian timbang bersama tutupnya dengan ketelitian 0,01 gram (W1).



b.



Masukan benda uji ke dalam picnometer sebanyak 50 gram, kemudian timbang bersama tutupnya (W2).



c.



Tambahkan air suling hingga mencapai 2/3 tinggi picnometer untuk bahan yang mengandung lempung, benda uji didiamkan terendam selama  24 jam.



d.



Isi picnometer didihkan selama  10 menit dan botol sekali-kali dimiringkan untuk mengeluarkan udara yang terserap, serta dengan media gliserin agar panas merata.



e.



Dalam hal menggunakan pipa vacuum, tekanan udara dalam picnometer atau botol ukur tidak boleh dibawah 100 mm Hg. Kemudian isilah picnometer dengan air suling dan biarkan picnometer bersama isinya mencapai suhu konstan di dalam bejana air atau dalam kamar, sesudah suhu konstan tambahkan air suling sepenuhnya sampai tanda batas atau sampai penuh. Tutuplah picnometer keringkan bagian luarnya dan timbang beratnya (W3).



f.



Bila isi picnometer belum diketahui tentukan isinya sebagai berikut : Kosongkan picnometer tersebut dan bersihkan picnometer diisi dengan air suling yang suhunya sama dengan pada point 5.2.e. dengan ketelitian 1 °C, kemudian



pasang tutupnya, keringkan bagian luarnya dan



timbang dengan ketelitian 0,01 gram dan koreksi terhadap suhu.



FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 18



PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II KELOMPOK 18



4.4. Perhitungan



Temperatur



Temperatur Berat Jenis



(tC)



(tC)



Berat Jenis



20



0,9982



30



0,9957



21



0,9980



31



0,9954



22



0,9978



32



0,9951



23



0,9976



33



0,9947



24



0,9973



34



0,9944



25



0,9971



35



0,9941



26



0,9968



36



0,9937



27



0,9965



37



0,9934



27,5



0,9964



38



0,9930



28



0,9963



39



0,9916



29



0,9960



40



0,9922



Tabel 2.1 Berat Jenis Air Pada Suhu Tertentu



Berat jenis contoh tanah dihitung sebagai berikut : Gs =



𝛾𝑠 𝛾𝑤 Ws/Vs



= 𝑊𝑤/𝑉𝑤 𝑊𝑠



𝑉𝑤



= 𝑉𝑠 × 𝑊𝑤 Dimana : Vs = Vw



Gs = Gs =



𝑊𝑠 𝑊𝑤



W1  W2 ( W4  W1 )  ( W3  W2 )



FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 19



PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II KELOMPOK 18



Dimana : W1 = Berat picnometer (gram) W2 = Berat picnometer + tanah kering (gram) W3 = Berat picnometer + tanah + air (gram) W4 = Berat picnometer + air (gram) Langkah Pengujian



Hasil Perhitungan



No. Piknometer



1



2



Berat Piknometer



W1 (gr)



38,9



53,28



Berat Piknometer + Tanah Kering



W2 (gr)



68,98



83,55



30



30



27,5



27,5



Berat Tanah Kering



WT = W2 - W1 (gr)



Temperatur t°C Berat Piknometer + Tanah + Air



W3 (gr)



156,02



167,06



Berat Piknometer + Air pada °C



W4 (gr)



135,10



149,2



2,48



2,47



Berat Jenis pada Suhu



t°C WT / (WT + (W4 – W3))



Rerata Berat Jenis (Gs) Pada Suhu t°C Berat Jenis (Gs) Pada Suhu 27,5 °C Gs × (Bj air t°C) / (Bj air 27,5°C)



2,48 2,48



FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 20



PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II KELOMPOK 18



4.5. Kesimpulan Dari hasil perhitungan terhadap sampel tanah yang diambil dari lokasi pengambilan tanah dengan alat hand boring diperoleh nilai berat jenis (Specific Gravity) 2,48. Macam Tanah



Berat Jenis ( Gs )



Kerikil



2,65 – 2,68



Pasir



2,65 – 2,68



Lanau Organik



2,62 – 2,68



Lempung Organik



2,58 – 2,65



Lempung Anorganik



2,68 – 2,75



Humus



1,37



Gambut



1,25 – 1,80



(Sumber : Hardiyatmo, 2002) Dengan melihat hasil Gs dengan nilai sebesar 2,48 dan pada tabel diatas tidak masuk dalam range yang manapun tetapi dengan melihat hasil atterberg limit test dan analisa saringan maka di simpulkan contoh tanah tersebut termasuk tanah lempung Organik dengan kisaran Gs 2,58-2,65. 4.6. Gambar Percobaan



Gambar 4.1 Piknometer



Gambar 4.2 Oven



FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 21



PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II KELOMPOK 18



Gambar 4.3 Saringan



Gambar 4.4 Timbangan



Gambar 4.5 Termometer



Gambar 4.6 Air Suling dan Tungku Listrik



FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 22



PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II KELOMPOK 18



BAB V PERCOBAAN BERAT ISI (ASTM D 2937-83)



5.1. Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan berat volume dalam massa tanah yang relatif tidak terganggu (Undisturbed Soil). 5.2. Dasar Teori Berat isi dari suatu masssa tanah adalah perbandingan antara berat total tanah terhadap isi total tanah dan di nyatakan dalam notasi  (gram/cm3). Tabel 5.1 berat volume kering untuk beberapa tipe tanah yang masih dalam keadaan asli. Tipe Tanah Berat volume kering d (lb/ft3) d (kN/m3) Pasir lepas dengan butiran seragam 92 14,5 Pasir padat dengan butiran seragam 115 18 Pasir lanau yang lepas dengan butiran bersudut 102 16 Pasir lanau yang padar dengan butiran bersudut 121 19 Lempung kaku 108 17 Lempung lembek 73-93 11,5-14,5 Tanah 86 13,5 Lempung organik lembek 38-51 6-8 Glacial till 134 21 (Sumber : buku Braja M. Das halaman 38 ) 5.3. Peralatan Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan berat volume (volumetric weight) ini adalah sebagai berikut : a.



Ring sebanyak 3 buah, berat volumenya diketahui. (Gambar 5.1)



b.



Ekstruder. (Gambar 5.2)



c.



Timbangan. (Gambar 5.3)



d.



Spatula/Pisau Perata (Gambar 5.4)



e.



Minyak Pelumas (Gambar 5.5)



FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 23



PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II KELOMPOK 18



5.4. Prosedur Kerja Adapun prosedur kerja dari percobaan berat volume (volumetric weight) ini adalah sebagai berikut : a.



Tabung sampel dipasang pada ekstruder, putar stang ekstruder untuk mengeluarkan sampel dari tabung.



b.



Ring ditekan ke dalam tabung yang berisi contoh tanah.



c.



Permukaan tanah diratakan.



d.



Ring dan contoh tanah ditimbang.



e.



Berat tanah diketahui.



5.5. Perhitungan 



Kadar air (W1  W2 ) x 100 % (W2  W3 ) Dimana :



w=



w = Kadar air tanah ( % ). W1 = Berat container + tanah basah ( gr ). W2 = Berat container + tanah kering ( gr ). W3 = Berat container( gr ). 



Berat Volume tanah



m=



Wwet ( gr/cm³ ) Vwet Dimana :



Wwet = berat tanah basah. Vwet = isi kering.



FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 24



PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II KELOMPOK 18



5.6. Hasil Perhitungan 3,6 – 4,0 m



Depth. Ring No.



1



2



3



Konsol



1. Wring + Wwet



gr



138,67



139,49



142,16



140.95



2. Wring



gr



59,73



58,16



64,29



59.24



cm³



57,89



59,23



59.79



59.22



gr



78,94



81,33



77,87



81.71



gr/cm³



1.36



1.37 1,34



1.30



1.38



3. Vwet = Vring 4. Wwet = (1) - (2) 5. m = (4)/(3) 6. maverage



gr/cm³







Dari Bab III diketahui w (kadar air) = 118,96 %







Berat volume



m



=



Wwet ( gr/cm³ ) Vwet



= 1,34 gr/cm³ 



Berat volume kering (d) dapat dihitung :



d =



m 1 w



= 1,34 / (1+ 1,1896) = 0,612 gr/cm3



FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 25



PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II KELOMPOK 18







Perhitungan void ratio (e), porositas (n) dan derajat kejenuhan (Sr) :



Va V



Vv



Vw Vs







Berat total (W)



=



udara



Wa



air



Ww



tanah



Ws



W



∑3𝑖=1 𝑊𝑖 3



= ((78,94+81,33+77,87) / 3) = 79,38 gr 



Kadar air (w)







Berat air (Ww)



=



W = W w + Ws



Ww = 118,96 % Ws



= 79,38 gr 118,96 % =



Ww Ww  Ws 79,38  Ww



1,1896 x (79,38 - Ww)



= Ww



94,43 – 1,1896 Ww



= Ww



94,43 = 2,1896 Ww Ww = 43,127 gr 



Volume air (Vw) Ww



=  w x Vw



43,01



= 1 gr/cm3 x Vw



Vw



= 43,127



cm3



FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 26



PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II KELOMPOK 18







Berat volume butiran tanah(s) Gs = 2,48



w = 1 gr/cm3 Gs =



s w



2,48 =



s 















s 1



= 2,48



Berat tanah ( Ws) W



= Ws + Ww + Wa



79,38



= Ws + 43,127 + 0



Ws



= 36,353 gr



Volume tanah (Vs)



s



=



2,48



=



Vs



= 14,66 cm3



𝑊𝑠 𝑉𝑠 36,353 𝑉𝑠



Volume rongga (Va) – Vw -Va



Vs



= Vwet



14,66



= 58,97 – 43,127 - Va



Va



= 15,843 – 14,66



Va



= 1,183 cm3



Volume Void ( Vv) Vv = Vw + Va Vv = 43,127 + (1,183) Vv = 44,31 cm3



FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 27



PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II KELOMPOK 18



 Menghitung void ratio (e) e=



V𝑣 VS



=



44,31 14,66



= 3,02



 Menghitung porositas (n) n=



e 3,02   0,751 1  e 1  3,02



 Menghitung derajat kejenuhan (Sr) Sr =



Vw 43,127 x100%  x100%  97,33% Vv 44,31



5.7.Kesimpulan Dari sampel tanah yang diamati diperoleh : a. Berat Volume tanah basah (m) = 1,34 gr/cm³ b. Berat Volume tanah kering (d) = 0,612 gr/cm³ c. Void Ratio (e) = 3,02 d. Porositas (n) = 0,751 e. Derajat kejenuhan (Sr) = 97,33 %



5.8 Gambar Alat



Gambar 5.1 Ring



Gambar 5.2 Ekstruder



FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 28



PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II KELOMPOK 18



Gambar 5.3 Timbangan



Gambar 5.4 Pisau Perata



Gambar 5.5 Minyak Pelumas



FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 29



PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II KELOMPOK 18



BAB VI BATAS KONSISTENSI LIMIT (ASTM D 2216-80)



6.1 Pemeriksaan Batas Cair (ASTM D 423-66) 6.1.1 Tujuan Percobaan Pemeriksaan batas cair bertujuan untuk menentukan kadar air suatu sampel tanah pada batas cair. 6.1.2 Peralatan Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan pemeriksaan kadar air (water content) ini adalah sebagai berikut : a.



Alat uji batas cair standar (Casagrande).(Gambar 6.1)



b.



Grooving tool ( Alat pembuat alur). (Gambar 6.2)



c.



Container. (Gambar 6.3)



d.



Palu karet.



e.



Saringan nomor 40. (Gambar 6.4)



f.



Plat kaca ukuran 30 x 30 cm. (Gambar 6.5)



g.



Oven. (Gambar 6.6)



h.



Neraca. (Gambar 6.7)



i.



Air suling dengan tabung airnya. (Gambar 6.8)



6.1.3 Prosedur Cara Biasa a.



- Untuk tanah permukaan ambil tanah yang kering udara (Air Dry), remah dengan palu karet lalu saring dengan ayakan nomor 40 sebanyak ±100 gram. - Sedangkan untuk tanah uindisturbed sampel dari tabung langsung diuji.



FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 30



PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II KELOMPOK 18



b.



- Tanah permukaan yang lolos ayakan nomor 40 ditumpuk diatas plat kaca diberi air sedikit demi sedikit sehingga menjadi menjadi adonan atau pasta yang lembut. -Tanah Undisturbed dari tabung sampel yang telah berupa adonan ditumpuk diatas pelat kaca.



c.



Adonan dimasukkan



ke



dalam



mangkuk



Casagrande



dan



ratakan permukaannya. d.



Buat alur ditengah tanah yang telah diratakan tersebut dengan grooving tool selapis rlemi selapis (maksimal enam kali) sehingga tanah menjadi tcrbclah dua.



e.



Putar handle mangkuk Casagrande dengan kecepatan konstan (2 ketuk tiap detik)



sambil



menghitung



jumlah



ketukannya



dan



perhatikan gerakan adonan tanah pada mangkuk sampai merapat kirakira 1/2 inchi (13 mm).



1,3 cm



Sebelum f.



Sesudah



Jika jumlah ketukannya melebihi 50 kali, tambahkan air dan ulangi langkah kerja dari (c). Sebaliknya apabila jumlah ketukan kurang dari 50 kali, keringkan adonan atau aduk terus menerus diatas plat kaca, kemudian ulangi dari langkah kerja. Pada percobaan ini, banyak ketukan yang diambil adalah 15 sampai 35.



g.



Diusahakan tidak menambah tanah kering pada tanah yang akan diuji.



h.



Waktu pencampuran tanah 5 -20 menit.



i.



Apabila adonan merapat sekitar 13 mm sesuai dengan jumlah ketukan



FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 31



PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II KELOMPOK 18



yang diinginkan, contoh tanah diambil dari adonan dimasukkan ke dalam knntainer. j.



Tentukan kadar airnya.



Cara satu titik a.



Tentukan atau cari satu keadaan pengujian yang memenuhi ketukan 20 - 30 ketukan.



b.



Tentukan kadar airnya (Wn) Wn = (berat air/berat tanah kering) x 100%



c.



Tentukan nilai (N/25)tanβ dari tabel.



N (N/25)0,12



20 21 22 0,974 0,979 0,985



23 0,99



24 25 0,995 1



26 27 28 29 30 1,005 1,009 1,014 1,018 1,022



LL = Wn . (𝑵/𝟐𝟓)tanβ



Di mana :  N = Jumlah ketukan.  Wn = Kadar air yang dibutuhkan untuk menutup goresan  Tanβ = 0,121  6.1.4 Perhitungan Hasil yang diperoleh berupa jumlah pukulan dan kadar air yang bersangkutan kemudian digambarkan dalam bentuk grafik. Jumlah ketukan sebagai sumbu mendatar dengan skala logaritma, sedang kadar air sebagai sumbu tegak dengan skala biasa. Tarik garis lurus melalui titik itu, jika ternyata diperoleh tidak terletak pada suatu garis lurus maka buatlah garis lurus melalui titik berat itu, tentukan batas kadar airnya pada jumlah ketukan ke N = 25 kali ketukan.



FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 32



PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II KELOMPOK 18



Langkah Pengujian



Hasil Perhitungan



Jumlah Ketukan Nomor Cawan Berat Cawan Berat Cawan + Tanah Basah Berat Cawan + Tanah Kering Berat Air Berat Tanah Kering Kadar Air



W1 W2 W3 Ww = W2 - W3



15



20



28



38



I



II



III



IV



10,32



8,45



9,16



10,33



21,27



18,69



18,16



21,41



16,28



14,03



14,4



16,51



4,99



4,66



4,21



4,9



Ws = W3 - W1 5,96 5,58 5,24 6,18 ω = Ww/Ws × 100% 83,72% 83,51% 80,34% 79,29%



Liquid Limit (WL)



100



Water Content (%)



80 60



40 20 0 1



10



100



Number of Blow



Gambar 6.1 Grafik Batas cair Berdasarkan grafik didapatkan batas cair untuk jumlah ketukan (number of blows) 25 kali adalah 81,00 %.



FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 33



PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II KELOMPOK 18



6.2 Pemeriksaan Batas Plastis (ASTM D 424-59) 6.2.1 Tujuan Percobaan Percobaan ini bertujuan untuk menentukan kadar air suatu tanah dalam keadaan batas plastis.



6.2.2 Peralatan Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan pemeriksaan kadar air (water content) ini adalah sebagai berikut : a.



Plat kaca 30x30 cm. (Gambar 6.7)



b.



Saringan nomor 40 (0,42 mm). (Gambar 6.4)



c.



Kontainer. (Gambar 6.3)



d.



Rol atau alat pengukur



e.



Oven. (Gambar 6.6)



f.



Neraca. (Gambar 6.7)



g.



Air suling dengan tabung aimya (Gambar 6.8)



6.2.3 Prosedur a.



- Untuk tanah permukaan tanah yang telah dikeringkan dalam keadaan kering udara( AirDry), dihaluskan dengan palu karet, kemudian disaring dengan ayakan nomor 40. - Untuk tanah Undisturbed tanah dari tabung sampel langsung diuji.



b.



- Tanah permukaan yang lolos dari saringan nomor 40 kemudian diletakkan di atas plat kaca, diberi air, diaduk sehingga membentuk seperti bola (± 8 gram). - Tanah Undisturbed dari tabung sampel yang telah berupa adonan ditumpuk diatas pelat kaca diaduk sehingga membentuk seperti bola (± 8 gram).



FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 34



PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II KELOMPOK 18



c.



Setelah itu digulung dengan gulungan 80- 90 gulungan per menit (1 gulungan = 1 kali gulungan ke depan + 1 kali



gulungan ke



belakang/ke posisi awal) d.



Pada saat diameter gulungan sampai 1/8 inch potong-potong bagian gulungan menjadi 6 atau 8 bagian.



e.



Lalu bagian-bagian tadi disatukan dan dibentuk lagi menjadi bola (elips) dan kemudian digulung lagi.



f.



Proses penggulungan dapat dihentikan pada saat tanah mengalami retak-retak (bisa jadi sebelum sampai diameter 1/8 inch).



g.



Gulungan yang sudah tepat kadar aimya



(retak)



diambil dan



dimasukkan ke dalam kontainer lalu ditimbang. h.



Kemudian masukkan ke dalam oven selama 24 jam.



i.



Tentukan kadar aimya.



6.2.4 Perhitungan Langkah Pengujian



Hasil Perhitungan



Nomor Cawan



1



2



W1



5,4



4,39



W2



6,44



5,39



W3



6,17



5,13



Ww = W2 - W3



0,27



0,26



Ws = W3 - W1 ω = Ww/Ws × 100%



0,77



0,74



35%



35%



Berat Cawan Berat Cawan + Tanah Basah Berat Cawan + Tanah Kering Berat Air Berat Tanah Kering Kadar Air Rata-rata Kadar Air



ω



35,1%



Berdasarkan hasil perhitugan didapatkan batas plastis (PL) adalah 32.456 %. Sehingga didapatkan indeks plastisitas yaitu : FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 35



PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II KELOMPOK 18



Indeks Plastisitas (PI)



= LL-PL = 81,7 – 35,1 = 45,9 %.



6.3



Pemeriksaan Batas Susut (ASTM D 427-61)



6.3.1 Tujuan Percobaan Mencari kadar air tanah (w.s), terhadap berat kering tanah setelah di oven, dimana pengurangan kadar air tidak akan menyebabkan pengurangan volume massa tanah, tetapi penambahan kadar air tanah akan menyebabkan penambahan volume massa tanah.



6.3.2 Peralatan Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan pemeriksaan kadar air (water content) ini adalah sebagai berikut : a.



Evaporating disk, porselin.



b.



Spatula. (Gambar 6.9)



c.



Shrikage disk, datar, dari porselin.



d.



Glass, cup, pemukaan rata plat kaca. (Gambar 6.10)



e.



Graduate cylinder 25 ml. (Gambar 6.11)



f.



Timbangan, ketelitian 0,1 gr. (Gambar 6.7)



g.



Air raksa.



h.



Persiapkan tanah yang lolos saringan No.40 sebanyak 30 gr



6.3.3 Prosedur Pekerjaan a.



Letakkan contoh tanah dalam cawan dan campur dengan



air



suling secukupnya untuk mengisi seluruh pori-pori tanah sehingga menyerupai pasta, sehingga mudah diisikan kedalam cawan penyusut FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 36



PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II KELOMPOK 18



tanpa membawa serta masuk gelembung udara. Banyaknya air yang dibutuhkan supaya tanah mudah diaduk



dengan consistency yang



diinginkan kira-kira sama atau sedikit lebih besar dari liquit limit. Banyaknya air yang dibutuhkan untuk memperoleh plastic soil dengan consistency yang diinginkan , mungkin lebih besar dari WLL (kira-kira 10 % lebih besar dari WLD. b.



Bagian dalam dari cawan penyusut dilapisi tipis dengan Vaseline. Untuk mencegah melekatnya tanah pada cawan. Contoh tanah yang sudah



dibasahi



tadi,



kira-kira



113 volume cawan diletakkan



ditengah-tengah cawan, dan tanah dibuat mengalir kepinggir dengan cara mengetuk-ngetuk cawan penyusut diatas permukaan yang kokoh diberi bantalan beberapa lembar kertas. Kemudian setelah tanah yang diketuk tadi menjadi padat dan semua udara yang terdapat didalamnya terbawa kepermukaan, tambahkan lagi 113 tanah kedalam cawan penyusut dan lakukan hal yang sarna sampai cawan penyusut penuh. c.



Setelah diratakan dan dibersihkan, ditimbang dengan segera Cawan penyusut + Tanah basah = A gram. Pasta tanah dibiarkan mengering diudara sehingga warna pasta tanah bembah dari tua menjadi muda. Lalu dimasukkan kedalam oven sampai kering. Setelah kering lalu timbang Berat cawan + Tanah kering = B gram. Timbang berat cawan kosong,bersih dan kering = C gram



d.



Volume cawan = volume tanah basah, diukur dengan mengisi penuh cawan penyusut dengan air raksa sampai meluap, buang kelebihan air raksa dengan menekan kaca kuat kuat diatas cawan. Kemudian ukur dengan menggunakan gelas ukur banyaknya air raksa yang tinggal dalam cawan penyusut sehingga didapatkan isi tanah basah = V.



e.



Volume tanah kering diukur dengan mengluarkan tanah kering dari cawan penyusut lalu dicelupkan kedalam cawan gelas yang penuh



FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 37



PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II KELOMPOK 18



dengan air raksa. Caranya sebagai berikut:  Cawan gelas diisi penuh dengan air raksa dan kelebihan air raksa dibuang dengan menekan plat kaca diatas cawan gelas.  Air raksa yang melekat diluar cawan gelas dibersihkan dengan benar.  Letakkan cawan gelas yang berisi air raksa itu kedalam cawan gelas yang lebih besar.  Letakkan tanah kering diatas air raksa pada cawan gelas.  Tekan dengan hati-hati tanah kering itu kedalam air raksa dengan menggunakan plat kaca, sampai plat kaca rata dengan bibir cawan. Perhatikan jangan sampai ada udara yang terbawa masuk kedalam air.  Air raksa yang tumpah, diukur volumenya dengan gelas ukur, sehingga didapat Volume tanah kering = Vs



FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 38



PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II KELOMPOK 18



6.3.4 Perhitungan Langkah Pengujian



Hasil Perhitungan 4



l2



W1



52,48



43,51



W2



76,4



69,79



W3



64,94



57,11



Ww = W2 - W3 W = W2 - W1 Ws = W3 - W1 V



11,46 23,92 12,46 16,69



12,68 13,60 26,28 17,29



Vo



8,67



7,67



91,97%



48,25%



44,06%



43,06%



Nomor Monel Dish Berat Monel Dish Berat Monel Dish + Tanah Basah Berat Monel Dish + Tanah Kering Berat Air Berat Tanah Kering Berat Tanah Basah Volume Tanah Basah Berat Monel Dish + Tanah Kering Kadar Air



ω = Ww/Ws × 100%



Batas Susut SL = ω - [(V - Vo) / Ws. ɣw] × 100% SL rata-rata



43,56%



Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan batas susut adalah 43,56 %.



FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 39



PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II KELOMPOK 18



6.4 Kesimpulan Hasil percobaan



W>>>



Keadaan Cair (Liquid)



Keadaan Plastis (Plastis)



Keadaan Semi Plastis



Keadaan Padat (Solid)



Batas Cair



Batas Plastis



Batas Susut



WL= 81,00%



Wp = 35,1%



WS = 43,56%



W