Laporan Praktikum Pengolahan Jahe Instan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI KREATIF DAN PENGOLAHAN LIMBAH PERKEBUNAN PENGOLAHAN JAHE INSTAN



OLEH: FRISKA TIUR MAWATI NIRM 01.4.3.17.0515



PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERKEBUNAN PRESISI JURUSAN PERKEBUNAN POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN (POLBANGTAN0 MEDAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2020



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya saya bisa menyelasaikan Laporan Praktikum Teknologi Kreatif dan Pengolahan Limbah Perkebunan “Pengolahan Jahe Instan”. Saya berharap dalam kegiatan praktikum ini semoga dapat bermanfaat bagi rekan-rekan semua, baik itu para mahasiswa maupun masyarakat luas. Walaupun laporan ini sudah dibuat sedemikian rupa, kami menyadari bahwa penulisan laporan praktikum ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini ke depan. Semoga dengan laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan menambah pemahaman serta pengalaman dalam melakukan kegiatan praktikum ke depan.



Sungailiat, Juli 2020 Penulis



ii



DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR .......................................................................................... i DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii I. PENDAHULUAN ............................................................................................ 1 A. Latar Belakang .......................................................................................... 1 B. Tujuan........................................................................................................ 2 C. Manfaat...................................................................................................... 2 II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 3 A. Jahe ........................................................................................................... 3 B. Minuman Jahe Instan ................................................................................ 3 C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minuman Jahe Instan ....................... 4 III. METODOLOGI PELAKSANAAN ........................................................... 13 A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan............................................................... 13 B. Alat dan Bahan ......................................................................................... 13 C. Prosedur Pelaksanaan ............................................................................... 13 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 14 A. Hasil ......................................................................................................... 14 B. Pembahasan .............................................................................................. 14 V. PENUTUP ...................................................................................................... 18 A. Kesimpulan............................................................................................... 18 B. Saran ......................................................................................................... 18 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 19 LAMPIRAN ........................................................................................................ 21



iii



I. PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara penghasil jahe (Zingiber Officinale Rosc) terbesar di dunia. Jumlah produksi jahe di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2003, produksi jahe nasional adalah sebesar 112.290 ton. Dengan tingkat kenaikan produksi sebesar 3,28 % tiap tahun maka tahun 2009 jumlah produksi jahe di Indonesia diperkirakan sebesar 136.388,1 ton. Jumlah jahe yang melimpah ini justru menimbulkan permasalahan tersendiri yaitu turunnya nilai ekonomi jahe. Selain itu teknologi pasca panen yang tidak tepat menyebabkan jumlah jahe yang membusuk juga besar karena tidak termanfaatkan secara optimal. Jahe mengandung oleoresin yang banyak dimanfaatkan dalam industri farmasi dan makanan. Meningkatnya kebutuhan oleoresin ini merupakan salah satu peluang untuk meningkatkan nilai ekonomi jahe yaitu dengan mengambil ekstrak oleoresin jahe. Salah satu teknologi pengolahan oleoresin jahe adalah dengan dibuat sebagai sediaan atau minuman instan. Minuman instan adalah minuman yang siap dikonsumsi (siap saji) dengan penambahan air hangat atau air panas dan penambahan satu atau lebih bahan tambahan, sehingga minuman instan lebih disukai oleh masyarakat dan rasanya juga lebih enak. Jahe instan merupakan produk pangan yang berbentuk serbuk, terbuat dari ekstrak jahe yang ditambah gula atau rempah-rempah lain. Minuman instan ekstrak jahe dimanfaatkan untuk menciptakan produk yang praktis dan efisien, sehingga diharapkan diperoleh manfaat bagi kesehatan. Hal ini didasari juga oleh tingginya kebutuhan masyarakat akan kesehatan dan kecenderungan masyarakat untuk mengkonsumsi minuman kesehatan yang lebih praktis dan efisien, sehingga diperlukan kemudahan untuk mendapatkannya. (Umairah, 2013) Di samping itu, bahan pembuatannya dapat diperoleh dengan mudah dan harganyapun terjangkau oleh masyarakat, karena ketersediaanya cukup banyak di pasar atau di lingkungan masyarakat sekitar. Hal yang mendasari penggunaan minuman instan adalah minuman instan lebih praktis karena hanya menyeduh serbuk dengan air hangat kemudian diminum. Serbuk minuman instan dapat 1



digunakan dalam jangka lama karena berbentuk serbuk sehingga tahan dalam penyimpanan. (Zakaria, dkka., 1999) Dalam proses pembuatan minuman instan jahe, banyak sekali yang mengalami proses yang tidak berjalan dengan baik, seperti bubuk yang menggumpal dan lengket pada wajannya. Oleh karena itu, perlu diketahui mengenai proses pembuatan minuman instan jahe agar dapat menjadi bubuk jahe instan yang baik.



B. Tujuan Tujuan praktikum Teknologi Kreatif dan Pengolahan Limbah Perkebunan mengenai Pengolahan Jahe Instan ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengertian jahe 2. Untuk mengetahui proses pembuatan jahe instan



C. Manfaat Manfaat dari praktikum ini adalah menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pengolahan jahe instan, meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam pengolahan jahe instan serta menambah pengalaman bagi mahasiswa.



2



II. TINJAUAN PUSTAKA



A. Jahe Jahe (Zingiber officinale), adalah tanaman rimpang yang sangat popular sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas disebabkan senyawa keton bernama zingeron. Klasifikasi jahe adalah sebagai berikut : Divisi



: Spermatophyta



Sub-divisi



: Angiospermae



Kelas



: Monocotyledoneae



Ordo



: Zingiberales



Famili



: Zingiberaceae



Genus



: Zingiber



Species



: Zingiber officinale



Jahe (Zingiber officinale rosc) adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan tinggi 30–60 cm. Daun tanaman jahe berupa daun tunggal, berbentuk lanset dan berujung runcing. Mahkota bunga berwarna ungu, berbentuk corong dengan panjang 2 – 2,5 cm. Sedangkan buah berbentuk bulat panjang berwarna cokelat dengan biji berwarna hitam. Berdasarkan ukuran dan warna rimpangnya, jahe dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) varietas, yaitu jahe besar (jahe gajah), jahe kecil (jahe emprit), dan jahe merah (jahe sunti). Jahe merah dan jahe kecil banyak dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan. Sedangkan jahe besar dimanfaatkan sebagai bumbu masak (Matondang, 2005). Jahe memiliki kandungan aktif yaitu oleoresin. Oleoresin adalah minyak dan damar yang merupakan campuran minyak atsiri sebagai pembawa aroma dan sejenis damar sebagai pembawa rasa. Oleoresin jahe mengandung komponen gingerol, paradol, shogaol, zingerone, resin dan minyak atsiri. Persenyawaan zingerone tidak dalam bentuk persenyawaan keton bebas, melainkan dalam persenyawaan aldehid alifatis jenuh, terutama senyawa n-heptanal (Ravindran dkk., 2005). 3



Secara tradisional ekstrak jahe digunakan antara lain sebagai obat sakit kepala, obat batuk, masuk angin, untuk mengobati gangguan pada saluran pencernaan, stimulansia, diuretik, rematik, menghilangkan rasa sakit, obat anti mual dan mabuk perjalanan, karminatif (mengeluarkan gas dari perut) dan sebagai obat luar untuk mengobati gatal dan digigit serangga, keseleo, bengkak, serta memar (Shukla, 2007). Berbagai penelitian membuktikan bahwa jahe mempunyai sifat antioksidan dan antikanker. Mengkonsumsi jahe secara rutin sangat baik pengaruhnya bagi kesehatan dan kebugaran tubuh. Beberapa komponen utama dalam jahe seperti gingerol, shogaol dan gingerone memiliki antioksidan di atas Vitamin E. Selain itu, jahe mampu menaikkan aktivitas salah satu sel darah putih, yaitu sel natural killer (NK) dalam melisis sel targetnya, yaitu sel tumor dan sel yang terinfeksi virus (Zakaria dkkb., 1999). Jahe juga mempunyai aktivitas antimetik dan digunakan untuk mencegah mabuk perjalanan (Tien dkk,. 2010). Mengkonsumsi ekstrak jahe dalam minuman fungsional dan obat tradisional dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan mengobati diare. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak jahe dapat meningkatkan daya tahan tubuh yang direfleksikan dalam sistem kekebalan, yaitu memberikan respon kekebalan inang terhadap mikroba pangan yang masuk ke dalam tubuh (Radiati dkk., 2003). Ada tiga faktor yang harus dipenuhi oleh produk pangan termasuk minuman kesehatan agar dapat dikategorikan sebagai pangan yang memenuhi kesehatan (sifat fungsional) yaitu : 1. Produk tersebut haruslah suatu produk pangan 2. Produk tersebut dapat dan selayaknya dikonsumsi sebagai bagian dari pangan sehari-hari 3. Produk tersebut mempunyai fungsi tertentu pada waktu dicerna, serta memberikan kegunaan tertentu dalam proses metabolisme tubuh, misalnya memperkuat mekanisme pertahanan tubuh, mencegah timbulnya penyakit tertentu (seperti penyakit kanker, kardiovaskuler dan jantung koroner, pencernaan,



osteoporosis,



kekurangan



atau



dan



kelebihan



berbagai zat



4



gizi



gangguan



kesehatan akibat



tertentu),



membantu



untuk



mengembalikan kondisi tubuh setelah terserang penyakit tertentu serta menjaga kondisi fisik dan mental (Hartoyo, 1999).



B. Minuman Jahe Instan Minuman jahe termasuk minuman serbuk tradisional. Menurut SNI 01-43201996, serbuk minuman tradisional adalah produk bahan minuman yang berbentuk serbuk atau granula yang dibuat dari campuran gula dan rempah-rempah atau tanpa penambahan bahan lain dan bahan makanan yang diijinkan. Dalam proses pembuatan minuman instan yang berbahan dasar jahe ini terdapat dua prinsip dasar yakni ekstraksi dan kristalisasi. Proses ekstraksi dilakukan terhadap rimpang jahe untuk memperoleh kandungan-kandungan aktifnya berupa sari jahe. Pada dasarnya kristalisasi digunakan untuk memisahkan padatan-cairan melalui perpindahan massa dari fase cair ke fase kristal (padat) yang dilakukan dengan penguapan. Sari jahe hasil ekstrasi dicampur dengan gula pasir direbus sampai mendidih dan dilanjutkan sampai tercapai kondisi lewat jenuh (super saturated). Dalam kondisi seperti ini akan tumbuh inti kristal dan terjadilah pertumbuhan kristal selanjutnya. Sama halnya dengan proses pembuatan instan yang lain, maka diagram proses tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa pembuatan dan minuman jahe instan dilakukan 3 tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pengolahan, dan tahap finishing. 1.



Tahap persiapan Tahap persiapan meliputi sortasi, trimming dan sicling. Sortasi atau pemilihan



bahan dilakukan untuk memperoleh bahan sesuai persyaratan. Bahan baku rimpang jahe dipilih dari jenis jahe emprit (karena kandungan oleoresinnya tinggi) yang sudah cukup tua dan baik keadaannya, tidak mengalami kerusakan. Gula pasir dipilih yang bersih dan kering. Kecuali ada bahan lain seperti penyedap dan pelengkap yaitu cengkeh, sereh, kayu manis, dan akar alang-alang. Triming digunakan untuk memisahkan bagian-bagian yang tidak diperlukan atau dianggap membahayakan. Trimming dilakukan terhadap jahe yang mengupas kulitnya dan terhadap sereh dan akar alang-alang agar bersih dari kotoran. Adapun 5



slicing dilakukan terhadap rimpang jahe yang sudah dicuci dengan mengiris tipistipis untuk memperluas permukaan. 2. Tahap pengolahan Tahap pengolahan meliputi ekstraksi, perebusan dan kristalisasi. Proses ekstraksi dilakukan untuk memisahkan sari dari bahan jahe. Cara yang digunakan adalah memblender jahe yang diiris tipis dan ditambah sejumlah air, kemudian diperas dan disaring agar sari jahe yang diperoleh bersih dari kotoran. Cara ekstraksi seperti ini disebut ekstraksi mekanis. Proses perebusan dilakukan dalam wajan, bahan-bahan seperti sari jahe, akar alang-alang, sereh kayu manis, dan cengkeh direbus hingga volumenya tinggal separuh dan disaring. Kristalisasi merupakan proses terpenting untuk memperoleh produk berupa serbuk instan. Kristal dapat terbentuk karena suatu larutan dalam keadaan atau kondisi lewat jenuh (super saturated) karena zat pelaru sudah tidak mampu lagi untuk melarutkan zat terlarutnya atau jumlah zat terlarut sudah melewati kapasitas pelarutnya kondisi ini bisa tercapai apabila pelarutnya berkurang. Untuk mencapai kondisi tersebut, larutan harus direbus terus sambil diaduk-aduk sehingga terjadi penguapan yang menyebabkan tercapainya kondisi lewat jenuh dan terbentklah kristal-kristal. (Zumar, 2017)



C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minuman Jahe Instan Dalam setiap proses pengolahan bahan makanan pasti terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas produknya. Pada pembuatan minuman instan jahe ada beberapa faktor yang harus diperhatikan yaitu jenis jahe, lama pemblenderan dan proses pengadukan. 1. Jenis jahe Terdapat tiga jenis jahe di pasaran yaitu jahe gajah, jahe emprit dan jahe merah. Pada umumnya bentuk jahe hampir sama, perbedaannya adalah pada ukurannya. Jahe gajah ukurannya besar-besar dan tampak segar. Jahe emprit ukurannya kecil dan tampak tidak sesegar jahe gajah. Adapun jahe merah ukurannya tidak terlalu besar, warna kulitnya merah. Rasa pedas pada jahe gajah tidak terlalu kuat, jahe emprit rasanya pedas dan jahe merah paling pedas di antara 6



ketiganya. Oleh karena itu, pada pembuatan minuman jahe instan rasa pedas yang dihasilkan akan dipengaruhi oleh jenis jahe yang digunakan. 2. Lama pemblenderan Jumlah dan kualitas ekstra jahe yang diperoleh dapat dipengaruhi oleh lamanya pemblenderan. Lama pemblenderan berpengaruh pada besar kecilnya hancuran jahe dan kekentalan cairan hasil ekstraksi. Semakin lama pemblenderan, membuat ukuran bahan menjadi semakin halus atau semakin kecil. Akibatnya luas permukaan bahan untuk setiap satuan berat akan semakin besar, dalam keadaan demikian hasil ekstraksi semakin bagus. 3. Proses pengadukan Proses pengadukan merupakan proses yang tidak dapat



diabaikan



berpengaruh besar terhadap terbentuknya kristal-kristal. Kristal akan terbentuk apabila terdapat pengadukan karena dengan pengadukan akan terjadi kontak dalam larutan super jernih yang merupakan cara membentuk inti kristal yang paling efektif. Pengadukan harus dilakukan dengan kecepatan yang tetap dan terus menerus. (Zumar, 2017)



7



III. METODOLOGI PRAKTIKUM



A. Waktu dan Tempat Praktikum Teknologi Kreatif dan Pengolahan Limbah Perkebunan mengenai Pengolahan Jahe Instan dilaksanakan pada tanggal 17 Juli 2020 di Kelurahan Sungailiat Kecamatan Sungailiat Kabupaten Bangka Provinsi Bangka Belitung.



B. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah: 1. Timbangan 2. Baskom 3. Pisau 4. Saringan 5. Parutan 6. Wajan dan pengaduk 7. Kompor Bahan yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum ini adalah: 1. Jahe



: 1 kg



2. Gula



: 2 kg



3. Rempah-rempah : - Daun Pandan



: 2 lembar



- Serai



: 3 buah



- Kulit kayu manis



: 6 buah



- Cengkeh



: 5 buah



C. Prosedur Pelaksanaan Prosedur pelaksanaan pngolahan jahe instan adalah sebagai berikut : 1. Jahe dibersihkan dari kotoran dan dikupas 2. Diparut/diblender, kemudian disaring. 3. Hasil dari saringan dicampur dengan gula pasir dan rempah - rempah dkemudian dipanaskan dengan api kecil sampai mendidih dan terbentuk kristal. 8



4. Untuk mendapatkan butiran yang halus, dapat diblender dan diayak kembali sampai halus. 5. Untuk mendapatkan 1 gelas minuman jahe, 2 – 3 sendok makan dilarutkan dalm segelas air panas atau sesuai dengan selera, dapat dicampurkan dengan teh dan susu. 6. Seduh dengan air panas, siap untuk disajkan.



9



IV. HASIL DAN PEMBAHASAN



A. Hasil Berat Jahe Mentah



Berat Jahe Setelah Dimasak



1000 gr



1970 gr



B. Pembahasan Jahe instan merupakan salah satu minuman kesehatan yang terbuat dari bahan utama rimpang jahe yang telah diolah lebih lanjut. Jahe instan adalah salah satu cara pengolahan hasil pertanian yang mudah dilakukan. Pengolahan jahe dapat berupa minuman bubuk instan, yang diartikan sebagai produk pangan berbentuk butiran-butiran (serbuk atau tepung) yang dalam penggunaannya mudah melarut dalam air dingin atau air panas. Pada umumnya, jahe instan merupakan produk food yang berbentuk serbuk, terbuat dari ekstrak jahe yang ditambah gula atau rempah-rempah lain. Yang membedakan jahe instan dengan minuman jahe lainnya adalah bahwa jahe instan lebih praktis dan dapat digunakan sewaktuwaktu ketika ingin mengonsumsinya karena dapat menyeduh serbuk jahe secara langsung. Jahe instan berkhasiat sebagai obat dan dapat dibuat untuk minuman penyegar. Dengan mengosumsi minuman jahe instan diduga dapat mengobati sakit kepala, masuk angin, untuk mengobati gangguan pada saluran pencernaan, stimulansia, diuretik, rematik, dan menghilangkan rasa sakit. Jahe instan dapat memberikan efek kesegaran seperti menghilangkan pegal-pegal dan lelah setelah beraktivitas. (Kusuma, 2015) Pada praktikum ini, bahan yang digunakan adalah filtrat (ekstrak) jahe, gula pasir dan rempah-rempah (daun pandan, serai, kulit kayu manis dan cengkeh). Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam pembuatan jahe instan. Larutan jahe diperoleh dengan cara memblender jahe yang telah dikupas, dicuci bersih, dan ditimbang, kemudian ditambah air dengan perbandingan jahe : air (1:2). Setelah di blender kemudian disaring dan diperas, sehingga diperoleh filtrat (ekstrak) jahe. Ekstrak jahe, gula dan rempah-rempah dimasak secara bersamaan di atas wajan. Perbandingan jahe dengan gula adalah 1 : 2. Setelah itu, diaduk 10



terus sampai mengkristal. Lalu diblender dan diayak hasil pengkristalan tadi agar menjadi bentuk bubuk. Dalam praktikum ini, praktikan mengambil dan menimbang jahe sebanyak 1 kg. setelah melalui proses dimasak dan menjadi bubuk, bobot yang dihasilkan menyusut menjadi 1970 gram. Penyusutan ini mungkin terjadi dikarenakan adanya penguapan pada waktu pemasakannya dan penyusutan bobot ini mungkin terjadi larut bersama air dan tambahan kayu manis yang dimasak pada waktu pemrosesan pembuatan jahe instan ini. Pemasakan merupakan proses terakhir dari pembuatan serbuk instan jahe. Pemasakan atau kristalisasi disini merupakan proses panas bahan sampai terbentuk kristal. Api yang digunakan adalah api kecil (suhu di bawah 100 0C) dan dengan pengadukan secara terus menerus. Pengadukan ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya karamelisasi. Pemakaian panas yang tinggi akan berpengaruh pada kualitas produk yang menyebabkan karamelisasi dan hilangnya beberapa kandungan zat dalam jahe. Bentuk kristal yang telah didapat kemudian dihancurkan untuk disaring sehingga mendapatkan serbuk yang halus dan seragam. (Muharromi, 2015) Jahe instan tidak berwarna putih tapi agak kecoklat-coklatan ini diperkirakan pengaruh dari warna jahe dan kulit kayu manis yang kita gunakan. Jahe instan ini juga masih memiliki rasa yang pedas dan rasa manis yang berasal dari gula. Di dalam pembuatan jahe instan ini, praktikan menambahkan gula sebanyak 2 kg, air putih sebanyak 2 liter dan untuk aromanya praktikan menambahkan rempahrempah yaitu daun pandan, serai, cengkeh dan kulit kayu manis. Fungsi bahan yang digunakan untuk pembuatan jahe instan ialah gula sebagai penambah cita rasa, aroma, tekstur dan sebagai pengawet dengan konsentrasi tertentu. Jahe digunakan sebagai bahan utama, pemberi rasa khas jahe, memberi warna pada produk dan memberi aroma khas jahe. Air untuk melarutkan bahan dan mempermudah proses selanjutnya. (Sari, 2018)



11



V. PENUTUP



A. Kesimpulan Dari praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan, sbb: 1.



Jahe merupakan jenis rempah-rempah yang paling banyak digunakan dalam berbagai resep makanan dan minuman.



2.



Dalam proses pembuatan minuman instan yang berbahan dasar jahe ini terdapat dua prinsip dasar yakni ekstraksi dan kristalisasi.



3.



Faktor-faktor yang mempengaruhi minuman jahe instan adalah jenis jahe, lama pemblenderan dan proses pengadukan.



4.



Dalam pembuatan jahe instan yang perlu diperhatikan agar bubuk jahe dapat mengkristal adalah dengan memperhatikan api yang digunakan untuk memasak. Besar kesilnya api mempengaruhi warna bubuk jahe instan dan pengadukan terus menerus agar bahan tidak gosong atau menggumpal di tepi.



B. Saran Saran dari praktikum yang telah dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Agar hasil minuman instan memuaskan, hendaknya menjelang terjadinya proses kristalisasi yaitu pada cairan mulai mengental pengadukan agak dipercepat dan api diperkecil, agar tidak terjadi over heated dan kristal yang terbentuk berbutir-butir seperti pasir dan tidak menggumpal besar. 2. Diharapkan praktikan dapat memahami panduan praktikum sebelum melakukan praktikum. Dalam pembuatan jahe instan dibutuhkan ketelitian dan kecepatan dalam mengaduknya sampai menjadi bubuk kasar.



12



DAFTAR PUSTAKA Kusuma, Suci Nata, 2015. Pembuatan Minuman Jahe Instan. Internet Laporan Praktikum Teknologi Bahan Penyegar. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. (Diakses Pada Tanggal 20 Juli 2020) Matondang, L., 2005. Zingiber officinale L. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Obat Unas. Muharromi, Riza Rizkil, 2015. Makalah Satuan Operasi II “Kristalisasi dalam Pembuatan Minuman Instan Jahe”. Internet (http://goizza03.blogspot.com/2015/05/makalah-satuan-operasi-iikristalisasi.html, diakses pada tanggal 20 Juli 2020) Radiati, L. E., dkk., 2003. Pengaruh Ekstrak Diklormetan Jahe (Zingiber officinale) terhadap Pengikatan Toksin Kolera B-subunit Conjugasi (FITC) pada Reseptor Sel Hibridoma LV dan Caco-2. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan XIV(1): 59−67. Ravindran dkk., 2005. Ginger The Genus Zingiber, CRC Press, New Momentum. Semarang : Fakultas Teknik 21 Universitas Wahid Hasyim. Sari, Rahma Sagistiva, dan Yunika Rahayu, 2018. Teknologi Pengolahan Buah dan Sayur Minuman Serbuk Metode Co-kristalisasi. Food Processing Technology Laboratory Report. Laboratorium Teknologi Pengolahan Pangan. Program Studi Teknologi Pengolahan Pangan, Universitas Pasundan, Bandung. Shukla, dan Sing M, 2007. Cancer Prevwntive Properties Of Ginger: A Brief Review. J. Food and Chemical Toxicology. Tien R. Muchtadi, Sugiyono, dan Fitriyono Ayustaningwarno, 2010. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Bogor: Alfabeta CV. Umairah, 2013. Pembuatan Minuman Sehat Instan (Jahe Instan). Internet (https://umiarsih.wordpress.com/2013/10/08/pembuatan-minuman-sehat-instan-jaheinstan/, diakses pada tanggal 20 Juli 2020) Zakaria, F.R. dan T.M. Rajab, 1999. Pengaruh Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap Produksi Radikal Bebas Makrofagmencit sebagai Indikator Imunostimulan secara In Vitro. Persatuan Ahli Pangan Indonesia (PATPI). Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pangan: 707−716.



13



Zakaria, F.R., Y. Wiguna, dan A. Hartoyo, 1999. Konsumsi Sari Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Meningkatkan Aktivitas Sel Naturalkiller pada Mahasiswa Pesantren Ulil Albaabdi Bogor. Buletin Teknologi Industri Pangan X(2): 40−46. Zumar, Haikal Atharika, 2017, Laporan Praktek Teknologi Makanan Pembuatan Minuman Jahe Instan. Internet Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. (Diakses Pada Tanggal 20 Juli 2020)



14



DOKUMENTASI



Proses



Penimbangan



Jahe yang Sudah Dikupas Bersih



Jahe



Sebelum Diolah Menjadi Jahe Instan



Penghalusan Jahe Menggunakan



Jahe Dikupas dan Dibersihkan



Blender



Bahan-Bahan



Pembuatan



Jahe



Jahe



Instan yang Sudah Siap Diolah



Disaring



Ekstraknya



15



Untuk



Diambil



Ekstrak



Jahe



yang



Proses Pengkristalan Ekstrak Jahe



Didapat



Setelah Disaring



pada Jahe Instan



Ekstrak Jahe, Gula dan Rmpah-



Proses Penimbangan Jahe Setelah



Rempah Dimasukkan ke Dalam



Diolah Menjadi Jahe Instan



Wajan



Proses Pemasakan Ekstrak Jahe



Bubuk Jahe Instan yang Sudah



pada Jahe Instan



Halus



2



Pengemasan Jahe Instan di Dalam Botol Kemasan



3