Laporan Praktikum Perilaku Hewan I [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM PERILAKU HEWAN PERCOBAAN I MENGAMATI TINGKAH LAKU MENCIT (Mus musculus L.)



OLEH : NAMA



: ANDI MISBAWATI



NIM



: F1D1 16 091



KELOMPOK



: II (DUA)



ASISTEN PEMBIMBING : SULHADANA, S.Si



PROGRAM STUDI BIOLOGI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2019



I.



PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Mencit (Mus musculus L.) adalah hewan pengerat yang banyak terdapat di sawah dan merupakan hama bagi petani. Ciri khas dari mencit (Mus musculus L.) yaitu kulit, rambut tidak berpigmen sehingga warnanya putih. Mencit (Mus musculus L.) lebih tahan lama terhadap penyakit dan lebih jinak. Semua hewan termasuk mencit (Mus musculus L.) dapat tumbuh lebih cepat pada waktu muda, sejak terjadinya pembuahan, sampai lahir dan sampai mendekati tubuh dewasa. Semua organisme memiliki tingkah laku. Tingkah laku merupakan bentuk respons terhadap kondisi internal dan eksternalnya. Respon yang dikatakan sebagai tingkah laku bila respons tersebut telah berpola, yakni memberikan respon tertentu yang sama terhadap stimulus tertentu. Tingkah laku juga dapat diartikan sebagai aktivitas suatu organisme akibat adanya suatu stimulus. Perilaku hewan yang ditunjukkan dapat dipengaruhi oleh pengaruh genetis atau pengaruh keturunan. Respon tingkah laku yang ditunjukkan oleh hewan, yaitu innate (alami, nature, serentak) dan learned (nurture, melalui proses belajar). Innate merupakan respon muncul seketika secara spontan dan konsisten terhadap suatu rangsangan. Learned respon adalah respon yang muncul dan mengalami perubahan seiring dengan adanya pengalaman dan hasil belajar dari organisme tersebut, sehingga respon yang muncul akan lebih



tepat dan sesuai dengan rangsangan yang ada karena sebelumnya ia telah dipicu dengan rangsangan yang sama dan diberikan berkali-kali. Perilaku yang ditunjukkan oleh organisme bertujuan untuk mencari kebutuhan makan dan minum, memperoleh dan menjaga daerah teroterial, untuk melindungi diri, untuk kepentingan reproduksi guna kelangsungan hidup mereka dan lain-lain. Oleh karena itu beberapa ujicoba pada hewan untuk mengamati tingkah laku hewan dan proses belajarnya menjadi sangat menarik untuk diamati melalui praktikum. Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan praktikum mengamati tingkah laku hewan mencit (Mus musculus L.). B. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada praktikum ini adalah bagaimana mengetahui tingkah laku hewan mencit (Mus musculus L.) ? C. Tujuan Praktikum Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah untuk mengetahui tingkah laku hewan mencit (Mus musculus L.). D. Manfaat Praktikum Manfaat yang dapat diperoleh pada praktikum ini adalah dapat mengetahui perilaku hewan mencit (Mus musculus L.).



II. TINJAUAN PUSTAKA



A. Mencit (Mus musculus L.) Mencit (Mus musculus L.) termasuk kedalam golongan hewan omnivora, sehingga mencit (Mus musculus L.)dapat memakan semua jenis makanan. Mencit (Mus musculus L.) juga termasuk hewan nokturnal, yaitu aktivitas hidupnya (seperti aktivitas makan dan minum) lebih banyak terjadi pada sore dan malam hari. Kualitas makanan merupakan salah satu faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap penampilan mencit (Mus musculus L.), sehingga status makanan yang diberikan dalam percobaan biomedis mempunyai pengaruh nyata tehadap hasil paercobaan.Mencit (Mus musculus L.) membutuhkan makanan berkadar protein diatas 14%, karena inilah kebutuhan zat makanan mencit (Mus musculus L.) dapat dipenuhi dari makanan ayam komersial yang kandungan proteinnya adalah 17% (Andri, 2007). Mencit (Mus musculus L.) dapat hidup mencapai umur 1-3 tahun tetapi terdapat perbedaan usia dari berbagai galur terutama berdasarkan kepekaan terhadap lingkungan dan penyakit. Hewan ini beranak selama 7-18 bulan dan menghasilkan anak rata-rata 6-10 anak atau kelahiran dengan tingkat kesuburan sangat tinggi yaitu dapat menghasilkan kurang lebih satu juta keturunan dalam kurun waktu kurang lebih 425 hari dengan rataan jumlah anak8 ekor per kelahiran. Mencit (Mus musculus L.) bila diperlakukan dengan baik akan memudahkan penanganan, sebaliknya perlakuan yang kasar akan menimbulkan sifat agresif bahkan dapat menggigit pada kondisi



tertentu. Mencit (Mus musculus L.) betina yang sedang menyusui anak akan mempertahankan sarangnya dan bila anaknya dipegang dengan tangan yang kotor, induknya akan menggigit dan memakan anak tersebut (Pribadi, 2008). B. Perilaku Hewan Setiap organisme memiliki kemampuan untuk hidup, tumbuh, dan berkembang biak pada habitat yang sesuai dengannya. Cara untuk mempertahankan hidupnya adalah dengan cara mempertahankan perilaku keseharian pada saat musim berbiak. Perilaku harian organisme merupakan faktor yang berasal dari hewan itu sendiri.Setiap hewan memiliki karakter perilaku harian yang berbeda sesuai anatomi dan morfologi tubuh yang dimilikinya.Faktor yang sangat menentukan perilaku ini diantaranya habitat tempat tinggalnya meliputi keamanan dan ketersediaan sumberdaya hayati yang dapat mendukung (Ganesa dan Aunurohim, 2012). Perilaku atau tingkah laku hewan ini terbentuk tergantung dengan keadaan serta perubahan lingkungan. Sensori input dalam tubuh kemudian terjadi penyaringan sensori yang membuka informasi genetik dan pengalaman, kemudian pembentukan pola dalam tubuh dan akan di keluarkan motorik menjadi behavior. Segala bentuk masukan (sensori) input dalam tubuh organisme akan mengalami proses penyaringan dalam system syaraf dan hasilnya kemudian disampaikan sebagai informasi yang dapat ditunjukkan kepada penerimanya (Ahmad, 2013).



C. Perilaku Bawaan Perilaku bawaan pada hewan merupakan perilaku yang bersifat bawaan atau insting yang dipengaruhi oleh genetis tanpa ada periulaku belajar sebelumnya. Perilaku bawaan pada hewan sudah dimiliki hewan jelak lahir, misalnya perilaku untuk menyusui pada induk. Perilaku bawaan atau instingtif pada hewan dipengaruhi oleh stimulus yang kompleks. Perilaku bawaan pada hewan satu spesies kurang lebih memiliki kesamaan, meski dengan jumlah yang banyak dan keberadaan yang terpisah jauh. Perilaku hewan melakukan setiap gerakan yang dilakukan sebagai respons terhadap stimulus yang dating dari luar. Perilaku yang nampak sebagai respons terhadap stimulus yang dating dari luar akan menghasilkan respons yang kompleks. Tingkah laku bersifat bawaan



(genetis) dapat berubah oleh lingkungan dan proses belajar satwa(Suhara, 2010).



D. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Hewan Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku hewan paling besar berasal dari factor lingkungan seperti intensitas cahaya, suhu dan kelembaban udara. Perilaku yang ditunjukkan hewan dapat berupa aksi tunggal ataupun berurutan yang terintegrasi dan biasanya muncul sebagai respon terhadap stimulus dari lingkungannya. Perilaku hewan masing-masing spesies memiliki karakteristik tersendiri. Perilaku hewan umumnya dipengaruhi oeh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu factor dari dalam (hormon



dan sistem saraf) dan faktor dari luar (cahaya, suhu dan



kelembaban) (Moro, dkk., 2017).



DAFTAR PUSTAKA



Andri, W.Y., 2007, Produksi Mencit (Mus musculus L.)Putih (Mus Musculus) dengan Substitusi Bawang Putih (Allium Sativum) dalam Ransum,Skripsi, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Ahmad, M., 2013, Tingkah Laku Hewan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim, Malang. Ganesa, A., dan Aunurohim., 2012, Perilaku Harian Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) dalam Konservasi ex-situ Kebun Binatang Surabaya, Jurnal Sains dan Seni, 1(1): 1-2 Moro, H.K.E.P., Hanifah, N., Tanzilla, R. dan Lestariningsih., 2017, Perilaku Reptilia ketika Gerhana Matahari Parsial di PASTY Yogyakarta, Jurnal Biotropic, 1(2): 1-2 Pribadi, G.A., 2008, Penggunaan Mencit (Mus musculus L.)dan Tikus sebagai Hewan Model Penelitian Nikotin, Skripsi, Institut pertanian Bogor, Bogor. Suhara, 2010, Ilmu Kelakuan Hewan, FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.



III. METODE PRAKTIKUM



A. Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 17 Oktober 2019, pukul 15.30-17.00 WITA dan bertempat di Laboratorium Unit



Zoologi, Jurusan



Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari. B. Bahan Praktikum Bahan yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 1. Tabel 1. Bahan dan Kegunaan No. Nama Bahan 1. Mencit (Mus musculus L.) 2. Air 3. Pakan mencit



Kegunaan Sebagai objek pengamatan Sebagai minuman mencit Sebagai makanan mencit



C. Alat Praktikum Alat yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 2. Tabel 2. Alat dan Kegunaan No. Nama Alat 1. Kotak kandang 50x50 cm 2.



Labirin lorong acak



3.



Labirin T



4.



Stopwatch



5. 6.



Alat tulis Kamera



D. Prosedur Kerja



Kegunaan Untuk pengujian efek interaktivitas Untuk pengujian tingkah laku arah spasial Untuk pengujian tingkah laku mencari makanan Untuk menghitung lama pergerakan mencit Untuk mencatat hasil pengamatan Untuk mengambil gambar dokumentasi



Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut : a. Uji Tingkah Laku Mencit (Mus musculus L.) di Lapangan Terbuka 1. Menyiapkan kotak kandang ukuran 50x50 cm yang telah diberi tanda pembatas. 2. Meletakkan mencit (Mus musculus L.)di dalam kotak kandang. 3. Mengamati aktivitas dan tingkah laku mencit (Mus musculus L.) tersebut selama interval waktu 5 menit. 4. Mencatat elemen dasar tingkah laku mencit (Mus musculus L.) secara terurut serta mendokumentasikan hasil pengamatan. b. Uji Efek Interaktivitas (Hubungan Sosial) 1. Setelah mengamati tingkah laku mencit (Mus musculus L.) pada lapangan terbuka, kemudian memasukkan mencit (Mus musculus L.) yang lain kedalam kotak kandang. 2. Mengamati aktivitas dan tingkah laku mencit (Mus musculus L.) selama interval waktu 5 menit. 3. Mencatat elemen dasar tingkah laku mencit (Mus musculus )secara terurut serta mendokumentasikan hasil pengamatan. c. Uji Tingkah Laku Belajar Arah Spasial dalam Labirin 1. Menyiapkan 1 ekor mencit (Mus musculus L.) yang telah lapar selama 24 jam, kemudian meletakkan pada pintu utama labrin lorong acak. 2. Meletakkan hadiah (makanan) untuk mencit (Mus musculus L.) di ujung labirin (pintu keluar)



3. Merekam dan mengamati cara mencit (Mus musculus L.) melalui lorong labirin. 4. Mencatat waktu yang dibutuhkan untuk berjalan menuju sasaran. 5. Mengulangi perlakuan tersebut sampai waktu yang diperlukan mencit (Mus musculus L.) menuju sasaran konstan atau tidak menurun. 6. Mencatat dan mendokumentasikan hasil pengamatan. d. Uji Labirin T 1. Menempatkan 1 tetes air ditepi satu lengan labirin, kemudian meletakkan mencit (Mus musculus L.) pada titik tengah labirin T. 2. Mengamati pergerakan mencit (Mus musculus L.) dan menutup jalan belakang mencit (Mus musculus L.) dengan tongkat plastik. Jika mencit (Mus musculus L.) lari ke lengan yang berisi air, biarkan konsumsi. Jika tidak (arahnya salah) usaplah tetesan air tersebut dan tempatkan setetes air baru ke dalam lengan dimana mencit (Mus musculus L.) tersebut mengarah kepadanya. 3. Setelah siap, mengangkat tongkat plastik dan membiarkan mencit (Mus musculus L.) memasuki lengan lain. Ketika mencit (Mus musculus L.) memasuki arah lengan ke kanan, biarkan dia mengkonsumsi air. Jika mencit (Mus musculus L.) memilih lengan kiri atau kembali ke lengan aslinya, tutup jalan di belakangnya. Menyeka air dan mulai lagi dengan menempatkan setetes air ke lengan yang terletak di sebelah kanan dari hewan.



4. Mengulangi seluruh prosedur sampai mencit (Mus musculus L.) belajar bahwa ia harus pergi ke arah tertentu untuk mendapatkan air. 5. Mencatat waktu yang diperlukan untuk mengajari mencit (Mus musculus L.) arah yang benar untuk mendapatkan air dan mendokumentasikan hasil pengamatan.



IV. HASIL DAN PEMBAHASAN



A. Hasil Pengamatan Hasil pengamatan pada praktikum ini tercantum pada tabel 3, 4, 5 dan 6. Tabel 3. Uji tingkah laku di lapangan terbuka No. Nama Waktu Kegiatan/Aktivitas Spesies Pengamatan 5 menit J3, J4, J9, J15, J20, E21, E6, E11, E19, (perlakuan 1) B21, B6, B16, B1, B4, B20, B21, B16, B21, B22, B21, B22, B21, B1, B5, B25, B16, B19, B24, B1, B17, B24, B2, B1, B22, B16, B3, B10, B25, B24, B16, D21, D11, D6, D22, D1, D5, D25, D8, D16, D25, D8, D16, D25, D11, D25, D23, G22, 1. Mencit G4, G17, G16,G5, L2, L2, L16, L23, L24, (Mus L24, L25 muculus L.) J16, J11, J6, J1, J2, J23, J23, J1, E25, E24, 5 menit E4, E25, E6, E2, E15, E25, E19, E11, E25, (perlakuan 2) E7, E25, E16, B23, B6, B20, B5, B9, B1, B14, B16, B1, B23, B25, B5, B21, B3, B25, B16, D25, D15, D17, D19, D25, G5, G1, G5, G10, G6, L11, L16, L21, L22, L15, L25, L17, L20, L19, L17, L24, L15, L1, L23 Tabel 4. Pengujuan efek interaktivitas atau hubungan sosial No. Nama Waktu Kegiatan/Aktivitas Spesies Pengamatan J1, J2, J3, J4, J5, J10, J15, E25, E24, E25, B2, B25, B20, B25, B21, B25, B20, D21, 1. Mencit (Mus 5 menit D23, D25, D21, D23, D5, D21, D1, D6, musculus L.) D3, D5, D21, D1, D6, D3, D21, D22, D20, D15, G21, G1, L18, L20, L1, L2, L1, L3, L21, L16, L21, L15, L25 Keterangan : J: berjalan/walking E: mengendus/sniffing B: berjingkrak (berdiridengan kaki belakang) D: Diam/immobile G: Grooming/perawatan diri (menggaruk, menjilat kulit dll) L: lainnya



Tabel 5. Pengujian tingkah laku belajar arah spasial No Nama Gambar Waktu Spesies Pengamatan Pengamatan



1.



Mencit(Mus musculus L.) Perlakuan 1



5 Menit 15 Detik



2.



Mencit (Mus musculus L.) Perlakuan 2



1 Menit 6 Detik



Tabel 6. Belajar arah labirin T No. Nama Spesies 1.



Mencit (Mus musculus L.)



Waktu Belajar Menemukan Air 1 Menit 25 detik



Gang 1, 4, 5, 6, 8, 14, 15, 21, 20, 11, 1, 2, 3, 1, 4, 5, 6, 8, 11, 9, 10, 11, 14, 15, 21, 22, 23, 24, 25, 20, 21, 15, 14, 11, 12, 13, 12, 10, 11, 12, 13, 10, 11, 9, 7, 8, 11, 10, 9, 10, 11, 14, 15, 16, 18, 19, 18, 19, 18, 17, 16, 15, 14, 13, 11, 14, 15, 21, 22, 23, 24, 25 1, 2, 3, 2, 1, 4, 5, 6, 8, 11, 10, 9, 14, 15, 20, 21, 22, 24, 22, 21, 17, 18, 17, 16, 21, 22, 23, 24, 25



Waktu Menemukan Air 10 detik



B. Pembahasan Perilaku hewan merupakan aktivitas yang terjadi akibat adanya stimulus dan dapat diamati secara langsung. Perilaku hewan terjadi karena pengaruh genetis atau bawaan dari lahir dan pengaruh dari lingkungan yaitu belajar dan komunikasi. Tujuan terbentuknya perilaku hewan yaitu untuk mendapatkan makanan, mempertahankan diri dan menghasilkan keturunan.



Praktikum ini menggunakan hewan uji berupa mencit (Mus musculus L.) yang lapar. Penggunaan mencit (Mus musculus L.) yang lapar bertujuan untuk merangsang mencit (Mus musculus L.) agar lebih banyak bergerak aktif untuk mencari makanan. Pengamatan perilaku harian mencit (Mus musculus L.) dilakukan dengan 4 pengujian, yaitu uji tingkah laku mencit (Mus musculus L.) dilapangan terbuka, uji efek interaktivitas, uji tingkah laku belajar arah spasial dalam labirin lorong acak dan belajar arah labirin berbentuk huruf T. Hasil pengamatan uji tingkah laku mencit (Mus musculus L.) dengan perbandingan dari 2 perlakuan hewan tersebut yaitu pada mencit (Mus musculus L.) perlakuan pertama lebih banyak melakukan aktivitas berjingkrak sedangkan mencit (Mus musculus L.) pada perlakuan kedua lebih banyak melakukan aktivitas mengedus. Hal tersebut terjadi karena dalam tubuh suatu organisme terdapat segala bentuk masukan (sensori) input akan mengalami proses penyaringan dalam sistem syaraf dan hasilnya kemudian disampaikan sebagai informasi yang dapat ditunjukkan kepada penerimanya. Hasil pengamatan efek interaktivitas, ketika kedatangan tamu mencit (Mus musculus L.) mengalami perubahan tingkah laku dengan banyak melakukan kegiatan lebih banyak berdiam diri. Perubahan tingkah laku hewan tersebut terbentuk akibat sensori input dalam tubuh kemudian terjadi penyaringan sensori yang membuka informasi genetik dan pengalaman, kemudian pembentukan pola dalam tubuh dan akan dikeluarkan respons motorik menjadi perilaku. Hasil pengamatan pengujian tingkah laku belajar arah spasial pada labirin acak bertujuan untuk melihat penampilan proses belajar dan



kemampuan menyimpan memori spasial mencit (Mus musculus L.). Perlakuan pertama mencit (Mus musculus L.) belajar menemukan makanan selama 5 menit 15 detik dan menemukan makanan dalam waktu 1 menit 6 detik menandakan bahwa mencit (Mus musculus L.) lebih cepat menemukan makanannya dari waktu belajar. Respon tersebut menandakan bahwa mencit (Mus musculus L.) memiliki kemampan untuk menyimpan memori yang berasal dari hasil proses pembelajaran spasial yang melibatkan bagian hipokampus pada otak mencit. Hasil pengamatan belajar arah yang benar pada labirin T bertujuan untuk mengajarkan mencit (Mus musculus L.) mempelajari arah yang benar untuk mendapatkan tetesan air. Mencit (Mus musculus L.) belajar menemukan tetesan air selama 1 menit 25 detik dan menemukan minumannya selama 10 detik lebih cepat pada saat belajar menemukan minumannya. Respon tersebut terjadi karena mencit (Mus musculus L.) telah berhasil mempelajari arah labirin yang terdapat tetesan air sebagai minumannya. Respon yang muncul dan mengalami perubahan seiring dengan adanya pengalaman dan hasil belajar merupakan respon yang terjadi dari lingkungan dengan hasil belajar hewan tersebut. Menurut Moro dkk (2017), perilaku yang ditunjukkan hewan dapat berupa aksi tunggal ataupun berurutan yang terintegrasi dan biasanya muncul sebagai respon terhadap stimulus dari lingkungannya. Perilaku hewan umumnya dipengaruhi oeh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor dari dalam (hormon (cahaya, suhu dan kelembaban).



dan sistem saraf) dan faktor dari luar



V.



PENUTUP



A. Kesimpulan Kesimpulan pada praktikum ini yaitu pengamatan tingkah laku hewan mencit (Mus musculus L.) dilakukan dengan 4 pengujian yaitu pada uji tingkah laku di lapangan terbuka mencit (Mus musculus L.) berjalan, mengendus, berjingkrak, diam, grooming dan lainnya. Uji interaktivitas, terdapat perubahan perilaku pada mencit (Mus musculus L.) setelah kedatangan tamu terjadi perubahan perilaku. Pengujian belajar arah spasial lebih cepat menemukan makanan dari pada belajar menemukan makanan. Pengamatan pengujian belajar pada arah labirin T, waktu menemukan minumannya lebih cepat dari pada waktu belajar menemukan makanannya. B. Saran Saran pada praktikum ini yaitu untuk praktikan diharapkan lebih ditingkatkan kerjasamanya dan ketelitiannya agar dalam proses melaksanakan praktikum berjalan dengan lancar.