LAPORAN PRAKTIKUM RADIOGRAFI HUMERUS Cover [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM RADIOGRAFI HUMERUS, SHOULDER JOINT, CLAVICULA DAN SCAPULA Tanggal Praktikum : 24 Oktober 2019 Dosen Pembimbing :



Disusun Oleh 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.



:



P1337430319014 PUTRI MEGA APRIANTI P1337430319028 ADISTY BUNGA HASTIKASARI P1337430319034 MUHAMMAD HARITS NURROHIM P1337430319036 SADEWA BAGAS AMARILLYS P1337430319044 NAWAL ABDUL RAHMAN P1337430319056 HILMAN MAULANA FADLILLAH P1337430319058 NURY AMRETA KAMELIA P1337430319064 FESTYAWAN IBRAHIM DAVIANTO WIDODO P1337430319084 DANIAL FERGIAN MUHAMMAD P1337430319086 NABILA SYAFIQIA



Kelompok 3 Semester 1/ 1B



PROGRAM STUDI DIPLOMAA III TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI PURWOKERTO JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG TAHUN 2019



1. ANATOMI OS. HUMERUS H UMERUS MERUPAKAN TULANG PANJANG. BAGIAN YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN DENGAN BAHU MEMBENTUK KEPALA SENDI DISEBUT CAPUT HUMERI.



CAPUT HUMERI



DAN CAVITAS GLENOIDALIS SCAPULA BERSATU MEMBENTUK ARTICULATIO GLENOHUMERALIS .



PADA CAPUT HUMERI TERDAPAT TONJOLAN YANG DISEBUT



TUBERCULUM MAYUS DAN TUBERCULUM MINUS, DISEBELAH BAWAH CAPUT HUMERI TERDAPAT LEKUKAN YANG DISEBUT COLUMNA HUMERI .



PADA BAGIAN YANG



BERHUBUNGAN DENGAN BAWAH TERDAPAT EPICONDYLUS LATERALIS HUMERI DAN EPICONDYLUS MEDIALIS HUMERI . FOSSA CORONOID



(BAGIAN DEPAN ) DAN FOSSA OLECRANI



(BAGIAN BELAKANG).



DISAMPING ITU JUGA MEMPUNYAI LEKUKAN YAITU



SHOULDER JOINT A NATOMI FUNGSIONAL SENDI B AHU (SHOULDER JOINT) S ECARA ANATOMI SENDI BAHU MERUPAKAN SENDI PELURU ( BALL AND SOCKET JOINT ) YANG TERDIRI ATAS BONGGOL SENDI DAN MANGKUK SENDI . SENDI BAHU MERUPAKAN SENDI YANG KOMPLEK PADA TUBUH MANUSIA DIBENTUK OLEH TULANGTULANG YAITU : SCAPULA ( SHOULDER BLADE ), CLAVICULA (COLLAR BONE), HUMERUS (UPPER ARM BONE), DAN STERNUM. DAERAH PERSENDIAN BAHU MENCAKUP EMPAT SENDI, YAITU SENDI STERNOCLAVICULAR , SENDI GLENOHUMERAL , SENDI ACROMIOCLAVICULAR , SENDI SCAPULOTHORACAL .



OS. SCAPULA TULANG BELIKAT / SCAPULA / SHOULDER BLADE, BERDASARKAN BAHASA L ATIN “ OMO” MERUPAKAN TULANG DIMANA MENGHUBUNGKAN TULANG LENGAN DENGAN TULANG SELANGKA. TULANG BELIKAT INI TERLETAK PADA DAERAH BAGIAN BAHU MAUPUN BAGIAN TUBUH ATAS DIMANA BERADA DIBELAKANG TULANG RUSUK ATAS . T ULANG BELIKAT INI BERBENTUK PIPIH SERTA SECARA ANATOMI BERBENTUK BAGAIKAN SEGITIGA. TULANG BELIKAT INI MENJADI PENGHUBUNG ANTARA TULANG KLAVIKULA DAN TULANG LENGAN ATAS ATAUPUN TULANG HUMERUS TERSEBUT .



OS. KLAVIKULA KLAVIKULA ADALAH TULANG YANG MELENGKUNG MEMBENTUK BAGIAN ANTERIOR DARI GELANG BAHU. UNTUK KEPERLUA PEMERIKSAAN DIBAGIAN ATAS BATANG DAN DUA UJUNG. U JUNG MEDIAL DISEBUT EXTREMITAS STERNAL DAN MEMBUAT SENDI DENGAN STERNUM . U JUNG LATERAL DISEBUT EXTREMITAS AKROMINAL, YANG BERSENDI PADA PROSEUS AKROMINAL DARI SCAPULA. FUNGSI KAVIKULA YAITU MEMBER KAITAN KEPADA



BEBERAPA OTOT



DARI LEHER DAN BAHU



DAN DENGAN



DEMIKIAN BEKERJA



SEBAGAI



PENOMPANG LENGAN.



2. PERSIAPAN Posisi pasien Posisi pasien dapat dilakukan dengan erect/supine Untuk dapat menghasilkan citra diagnostik yang baik perlu dilakukan persiapan pemeriksaan dengan tepat. Persiapan pemeriksaan humerus, shoulder joint,scapula,klavicuka adalah sebagai berikut : a) Persiapan pasien (identitas)



Sebelum pemeriksaan dimulai kita harus mengecek identitas pasien dengan benar.Setelah memastikan indentitas pasien benar pasien diharapkan melepas semua benda yang mengganggu gambaran radiograf seperti kalung, anting, kancing dan lainnya.



b) Alat dan bahan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



Pesawat X-Ray. Kaset Film Selotip Marker Penggaris atau alat ukur Bucky stand



3. PROYEKSI 1. Humerus 1. PROYEKSI AP A. Alat dan Bahan : 1. Kaset ukuran 24 x 30 cm vertikal 2. X-ray tube 3. Grid Vertikal 4. Marker 5. Selotip B. Posisi Pasien Berdiri di depan perangkat grid vertikal dengan posisi AP C. Posisi Objek  1. Posisikan tubuh pasien berdiri AP didepan kaset yang sudah terpasang pada buki stand. 2. Sesuaikan ketinggian buki stand dengan lengan atas pasien 3. Posisikan tangan pasien agar tegak sejajar dengan kaset dengan meminta pasien untuk sedikit memiringkan badan. 4. CP berada pada mid humerus dengan FFD 100 cm 5. Kolimasi Dari 1/3 Proksimal Antebrachii sampai Bahu (Shoulder Joint) 6. CR Tegak lurus vertikal 7. Faktor Eksposisi 40 Kv, mA.s = 25 8. Lakukan Ekspos D. ProteksiRadiasi : Gunakan Perisai gonad. E. Radiograf



2. PROYEKSI LATERAL A. Alat dan Bahan : 1. Kaset ukuran 24 x 30 cm vertikal 2. X-ray tube 3. Grid Vertikal 4. Marker R/L 5. Selotip B. Posisi Pasien Berdiri di depan perangkat grid vertikal dengan posisi AP C. Posisi Objek  1. Tangan Diletakkan di pinggang sehingga sikut membentuk sudut kurang lebih 80 derajat. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Sesuaikan ketinggian buki stand dengan lengan atas pasien CP berada pada mid humerus dengan FFD 100 cm Kolimasi Dari 1/3 Proksimal Antebrachii sampai Bahu (Shoulder Joint) CR Tegak lurus vertikal Faktor Eksposisi 40 Kv, mA.s = 25 Lakukan Ekspos



D. Proteksi Radiasi : Gunakan Perisai gonad.



E. Radiograf



2. Shoulder Joint -) Persiapan Pasien Tidak memerlukan persiapan kusus, hanya melepas atau menyingkirkan benda yang dapat mengganggu gambaran radiograf. 1.) AP Eksorotation Posisi Pasien : Posisikan Pasien Berdiri (Erect) atau Tiduran (Supine) dengan tangan dalam posisi AP Posisi Objek : - Shoulder menempel kaset - Lengan dalam posisi AP - atur Shoulder pada pada pertengahan pasien - pastikan Shoulder menempel sempurna pada kaset - pastikan nantinya tidak ada gambambaran yang terpotong Central point (CP) : 2,5 cm dibawah prosesus coracoideus Central Ray (CR) : horisontal tegak lurus kaset FFD : 100 cm Kaset : 18x24 Kolimasi = Atur Lapangan Penyinaran sehingga Shoulder Joint Terlihat Kriteria Radiograf : - tuberositas mayor tidak superposisi (Berada di sisi lateral) - Tidak ada gambaran Shoulder yang terpotong - Tampak Clavicula,Scapula,Coracoid Process, Scapulohumeral joint (Caput Humerus dan Glenoid Fossa) dan Distal Humerus. 2.) AP Endorotasi PP(Posisi Pasien) = Pasien Berdiri (erect) tangan lurus dan merotasikan punggung tangan ke dalam dan menempel ke paha. PO(Posisi Obejek) = Punggung tangan menempel pada paha kemudian atur lengan sehingga epicondylus tegak lurus bidang kaset. Ukuran Kaset = 18×24 CR = Tegak Lurus Horizontal CP = Antara Caput Humerus dan Glenoid Fossa (Scapulohumeral joint) Kolimasi = Atur lapangan penyinaran sehingga Sendi bahu atau Shoulder Joint Terlihat. FFD = 100cm Kriteria Gambaran = Calvicula,Scapula,Coracoid process, akromion, dan sendi Scapulohumeral joint atau caput humerus dan Glenoid Fossa. 3.) PROYEKSI LATERAL (MetodeTwining) Proyeksi ini sering disebut proyeksi “LATERAL SWIMMER’’ Kaset : Kaset yang digunakan dalam proyeksi ini yaitu kaset dengan ukuran 24 x 30 cm memanjang Posisi pasien 



Tempatkan pasien pada posisi lateral, baik duduk atau berdiri, didepan perangkat grid vertikal. Posisi objek  Pusatkan midcoronal plane tubuh pada garis tengah grid/ kaset. Tinggikan lengan yang berdekatan dengan grid vertikal, tekuk siku dan kemudian lengan bawah ditempatkan di kepala pasien. Atur ketinggian kaset sehingga terpusat pada level C7-T1, yang akan berada pada level vertebra prominens posterior.  Atur kepala pasien dan tubuh menjadi posisi true lateral, dengan midsagittal plane paralel terhadap bidang kaset. Tekan bahu luar pasien sebanyak mungkin, dan gerakan keanterior tubuh. Kemudian gerakan bahu yang dekat dengan kaset lebih ke posterior tubuh. Tujuannya agar satu bahu ditempatkan sedikit anterior dan sedikit posterior lainnya, dengan ketinggian simultan dari satu bahu dan depresi dari bahu yang berlawanan. Penempatan bahu ini bertujuan untuk mencegah caput humeri superimposisi dengan tulang belakang. Proteksi Radiasi : Gunakan Perisai gonad. Respirasi  Full ekspirasi dan tahan nafas. Jika pasien dapat kooperatif dan dapat diimobilisasi, waktu paparan yang lama (mA rendah) harus digunakan ketika pasien mengambil napas pendek. Napas pendek dapat mengaburkan anatomi paru-paru.



Central ray Diarahkan ke ruang antar-diskus C7 dan T1: (1) tegak lurus jika bahu tertekan dengan baik atau (2) menyudut 5 derajat caudal jika bahu tidak dapat tertekan dengan baik. Collimation harus sangat dekat untuk mengurangi radiasi hambur dan meningkatkan kontras. Struktur ditunjukkan : Gambar yang dihasilkan menunjukkan proyeksi lateral vertebra cervical bawah dan vertebta thoracal superior diantara kedua bahu. Kriteria Evaluasi



•     Gambaran lateral dari vertebra yang tidak terlalu rotasi. •     Kedua bahu terpisah satu sama lain •     Tampak daerah vertebra dari sekitar C5 sampai T4 •     X-ray penetrasi daerah bahu



3. CLAVICULA Proyeksi AP :



- Posisi pasien dapat supine atau berdiri - Posisi klavikula di tengah-tengah film - Posisi lengan di samping tubuh - CR di pertengahan klavikula KRITERIA RADIOGRAF :



-Tampak keseluruhan klavikula -Setengah bagian klavikula ada di atas skapula, dengan bagian medialnya superimposing dengan thorax AP AXIAL :



-Pasien berdiri agak jauh dari standart casset, menghadap sinar -Letakkan leher dan shoulder pada standart casset



-CR antara 0-15 derajat bila pasien berdiri -Radiograf lordotic position klavikula dapat pula dilakukan dengan posisi pasien supine. -CR bersudut 15-30 derajat ke arah chepalad



4. Scapula Untuk proyeksi pemeriksaan Scapula ada  2 yaitu : 



AP







Lateral







Y view (Tangensial)



Untuk Proyeksi pemeriksaan yang sering dilakukan di rumah sakit hanya AP dan Lateral  Untuk Klinisnya biasanya Fraktur di Scapula.



Proyeksi pemeriksaan AP  



PP (Posisi Pasien) = Pasien berdiri (Erect) atau Tiduran (Supine)







PO (Posisi Objek) = Tubuh dirotasikan 30 derajat ke arah yang sakit, sehingga scapula sisi yang yang diperiksa paralel dengan film, pada posisi supine sisi yang sehat diganjal dengan sandbag dan tangan diletakkan di atas scapula







Ukuran kaset = 24x30 cm Vertikal







CR = Horizontal atau vertikal tegak lurus.







CP = Pada mid scapula menuju pertengahan kaset.







FFD = 90 cm







Marker = R/L orientasi AP



Kriteria gambaran : Scapula, Coracoid Process, Acromion, Glenoid cavity, Inferior angle Clavicula, dan Lateral border.



Kriteria Evaluasi : 







Bagian lateral dari scapula harus bebas superposisi dari costae







Scapula terlihat horizontal dan tidak obliq







Detail dari scapula dapat dilihat pada bagian yang superposisi dengan paru-paru dan costae







Processus acromion harus masuk dalam foto.



Proyeksi pemeriksaan Lateral







PP (Posisi pasien) = Pasien berdiri (Erect) membelakangi arah sinar







PO (Posisi Objek) = Siku pada sisi yang diperiksa dalam keadaan fleksi, lengan sedikit abduksi dan diletakkan dibelakang tubuh dan tubuh dirotasikan 60-70 derajat sehingga sisi yang diperiksa dekat dengan film dan bidang scapula tegak lurus terhadap kaset.







Ukuran kaset = 24x30 cm Vertikal







CR = Tegak lurus Horizontal







CP = Pada pertengahan scapula menuj pertengahan kaset.







FFD = 90 cm







Marker = R/L Orientasi PA 



Kriteria gambaran : Scapula, Coracoid Process, Acromion, Inferior angle.



Kriteria Evaluasi : 







Bagian vertebrae pada daerah axila terlihat superposisi







Scapula terbebas dari superposisi dengan humerus.







Proses Acromion dan angulus inferior harus masuk dalam radiograf.







Bagian yang tebal dari lateral scapula harus terlihat dengan densitas yang jelas.



Kesimpulan



1. Proyeksi yang di gunakan pada pemeriksaan humerus, clavicula,& scapula dengan indikasi Fraktur, Dislokasi, Trauma, adalah AP, lateral dan oblique. Dengan perincian sebagai berikut: 



Pada humerus : AP, & lateral ( LM & ML)







Shoulder



: AP Axial, AP endorotasi, AP eksorotasi, &



laterral “ swimmers”. 



Clavicu la







Scapula



: AP & Ap Axial :



AP & Lateral “Y – View”



2. dilakukan penyudutan karena mempertimbangkan factor dislokasi pada scapulohumeral joint dan melihat kodisi pasien itu sendiri. 3. ada perbedaan yang signifikan dari gambaran antara disudutkan atau tidak di sudutkan hanya saja dengan di sudutkan tampak lebih jelas dan diskus scapulohumeral joint juga lebih membuka. 4.



Radiograf yang dihasilkan dengan prosedur tersebut sudah dapat memberi informasi dan menampakkan kriteria yang diharapkan.