Laporan Praktikum Serat Uji Berat Jenis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PRAKTIKUM 2 UJI BERAT JENIS I.



MAKSUD DAN TUJUAN Tujuan dari praktikum kali ini adalah agar praktikan dapat mengetahui berat jenis sebuah serat dan bagaimana mencari nilai berat jenis sebuah serat.



II.



TEORI DASAR Berat jenis serat dapat diketahui dengan bantuan suatu zat cair yang diketahui berat jenisnya dimana serat terapung, tenggelam atau melayang. Jika hasilnya melayang maka berat jenis larutan tercampur akan sama dengan berat jenis serat yang diuji. Namun, jika tidak ada serat yang melayang, berat jenis dapat didapatkan dengan merata-ratakan keadaan serat yang terapung dan tenggelam dengan syarat tabungnya berurutan. Untuk penentuan berat jenis digunakan dua cairan yang dapat tercampur sempurna didalam berbagai perbandingan sehingga menghasilkan larutan dengan berat jenis antara 1,0 sampai 1,6. Larutan yang dapat digunakan antara lain campuran karbontetraklorida dengan berat jenis 1,6 dan xilena dengan berat jenis 0,8. Untuk membuat berbagai larutan dengan berat jenis antara 1,0 samapai 1,6 dibuat larutan dengan campuran tetraklorida dan xilena dengan perbandingan sebagai berikut : Campuran



CCl4



Xilena



Berat jenis



1



10



0



1,600



2



9



1



1,527



3



8



2



1,454



4



7



3



1,381



5



6



4



1,308



6



5



5



1,235



7



4



6



1,162



8



3



7



1,089



9



2



8



1,016



10



1



9



0,943



11



0



10



0,870



III. ALAT dan BAHAN  Alat 1. Tabung reaksi 5 ml. 2. Rak tabung reaksi. 3. Pengait tembaga. 4. Larutan campuran CCl4 dan Xylol.  Bahan Bermacam – macam serat :



1. Kapas 2. Rayon viskosa 3. Rami 4. Sutera 5. Wool 6. Poliester 7. Poliakrilat 8. Poliamida 9. Poliester : kapas 10. Poliester : wool 11. Poliester : rayon



IV. LANGKAH KERKJA 1. Tabung reaksi dibersihkan kemudian dikeringkan. 2. Masing-masing tabung reaksi yang sudah bersih diisi dengan larutan campuran xylol/ xilena dan CCl4 yang telah diketahui berat jenisnya. 3. Serat yang diuji berat jenisnya diambil 2-3 lembar kemudian dibentuk bulatan kecil. 4. Bulatan serat dimasukkan satu persatu kedalam tabung reaksi yang berisi larutan yang telah diketahui berat jenisnya berurutan dari berat jenis terbesar ke larutan dengan berat jenis yang semakin kecil. 5. Kemudian diamati apakah serat mengapung, melayang atau tenggelam. 6. Serat yang mempunyai berat jenis lebih kecil dari larutan pertama yang mempunyai berat jenis 1,6000 akan terapung.



7. Serat yang mempunyai berat jenis lebih besar dari berat jenis larutannya akan tenggelam. 8. Serat yang mempunyai berat jenis sama dengan berat jenis larutannya akan melayang di tengah-tengah. 9. Berat jenis serat ditentukan dengan mengamati pada larutan dengan posisi serat melayang, hal ini menunjukkan berat jenis serat tersebut.



V.



DATA PERCOBAAN Dilampirkan.



V.



DATA PERCOBAAN



No



Nama Serat



1



Kapas



2 Rayon Viskosa 3 Rami 4 Sutera 5 Wool 6 Poliester 7 Poliakrilat 8 Poliamida 9 Poliester : kapas 10 Poliester :Rayon 11 Poliester : Wool



Pengamatan



Perhitungan



VI.



DISKUSI Percobaan kali ini dilakukan untuk mengetahui berat jenis bermacam-macam serat



tekstil. Hal yang pertama dilakukan adalah memastikan alat dan bahan yang dibutuhkan sudah tersedia semua. Setelah itu praktikan bisa melakukan praktikum pegujian berat jenis dengan cara memasukkan gumpalan serat tekstil kedalam larutan campuran CCl4 dan xilena yang berada pada gelas ukur, pada praktikum ini digunakan sebelas serat dan sebelas larutan dengan berat jenis yang berbeda-beda. Maka dari itu, setiap serat akan mengalami sebelas kali percobaan. Untuk mengetahui berat jenis suatu serat, kita memasukkan gumpalan serat tersebut kedalam larutan yang ada di gelas ukur. Kemudian, lihat keadaan serat dalam larutan tersebut apakah terapung, melayang atau tenggelam. Jika keadaan serat melayang pada larutan maka nilai berat jenis larutan sama dengan berat jenis serat. Berbeda jika keadaan serat tidak ada yang melayang, untuk mencari nilai berat jenis digunakan nilai berat jenis larutan yang keadaan seratnya terapung dan tenggelam dengan syarat tabung yang digunakan harus berurutan, kemudia kedua berat jenis tersebut dirata-ratakan. Maka hasil tersebut menjadi nilai berat jenis serat tersebut. Dari hasil praktikum, ada beberapa nilai berat jenis serat yang tidak sesuai dengan literatur yang ada, antara lain nilai berat jenis serat sutera, yang seharusnya untuk sesuai dengan literatur seharusnya nilai berat jenisnya lebih kecil dari yang dihasilkan pada praktikum. Begitu pula yang terjadi pada serat poliester, serat poliester : kapas, poliester : rayon dan poliester : wool. Nilai berat jenis seharusnya lebih kecil dari nilai yang didapatkan pada saat praktikum. Hal ini bisa saja terjadi, karena dalam praktikum akan ada faktor-faktor yang menyebabkan hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan literatur yang ada. Hal yang sangat berpengaruh pada praktikum kali ini adalah ketilitiaan dan kesabaran praktikan.



VII.



KESIMPULAN



Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatka nilasi berat jenis serat sebagai berikut : 1. Kapas



: 1,564



2. Rayon Viskosa



: 1,490



3. Rami



: 1,564



4. Sutera



: 1,490



5. Wool



: 1,345



6. Polyester



: 1,490



7. Poliakrilat



: 1,271



8. Poliamida/Nylon : 1,199 9. Polyester : Kapas : 1,490 10. Poliseter : Rayon : 1,490 11. Polyester : Wool : 1,490



Ada beberapa berat jenis serat yang tidak sesuai dengan literatur disebabkan oleh beberapa faktor-faktor penyebab yang terajdi pada saat praktikum terjadi.



VIII. DAFTAR PUSTAKA Pedoman Praktikum Indentifikasi Serat Tekstil. Bandung; STT Tekstil. 2007. Ipan, Zona . Laporan Serat Uji Pembakaran dan Berat Jenis. http://muzdalipa.blogspot.com. (Selasa, 29 Mei 2012)



PRAKTIKUM 1 UJI PEMBAKARAN I. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dan tujuan dilakukannya praktikum uji pembakaran adalah agar praktikan mampu mengidentifikasi bermacam-macam serat melalui uji pembakaran.



II.



TEORI DASAR Identifikasi serta terutama didasarkan pada beberapa sifat khusus dari serat yaitu morfologi, sifat kimia dan fisika dari serat. Untuk dapat mengidentifikasi jenis serat tidak dapat dilakukan hanya satu cara uji, tetapi dengan penggabungan berbagai cara uji baru dapat ditentukan jenis serat yang diuji. Adapun salah satu cara mengindetifikasi serat yaitu dengan uji pembakaran. Cara ini adalah cara yang paling mudah dilakukan, tetapi hanya dapat memperkirakan golongan serat secara umum tidak dapat digunakan untuk identifikasi serat campuran. Nyala api untuk membakar serat paling baik digunakan pembakar bunsen dengan bahan bakar alkohol. Uji pembakaran bisa mengidentifikasi serat berdasarkan sifat fisikanya. Untuk mengidentifikasi serat menggunakan uji pembakaran, dari hasil pembakaran bisa dilihat asap yang dikeluarkan serat, bau yang dikeluarkan serat, sifat pembakarannya dan tekstur dari sisa pembakarannya. Berikut hasil dari pembakaran untuk mengidentifikasi serat berdasarkan literatur yang ada : a) Apabila serat terbakar cepat, meninggalkan abuberbentuk serat dan berbau kertas terbakar, maka keadaan ini menunjukkan serat selulosa. b) Apabila serat terbakar tanpa ada abu, berbau rambut terbakar , meninggalkan bulatan kecil diujungnya maka menunjukkan serat rambut/protein. c) Apabila serat meleleh membentuk bulatan kecil diujungnya dan bau asam asetat menunjukkanserat rayon asetat. Bau amida dengan bulatan kecil tak teratur menunjukkan serat yang keras menunjukkan serat nilon. d) Bau yang menyengat dan bulatan kecil menunjukkan serat poliester.



III. ALAT dan BAHAN Alat 1. Pembakar bunsen 2. Pinset 3. Gunting 4. Selotip Bahan 1. Kapas 2. Rayon Viskosa 3. Rami 4. Sutera 5. Wool 6. Poliester 7. Poliakrilat 8. Poliamida/Nylon 9. Poliester : Kapas 10. Poliester : Wool 11. Poliester : Rayon



IV. LANGKAH KERKJA 1) Beberapa helai serat yang akan diperiksa dipuntir kira-kira sebesar batang korek api dengan panjang 4-5 cm. 2) Contoh serat didekatkan pada nyala api dari samping dengan perlahan-lahan, waktu serat dekat nyala api diamati apakah bahan meleleh, menggulung atau terbakar mendadak. 3) Pada saat serat menyala, diperhatikan dimana terjadinya nyala api, bila api segera padam begitu dijauhkna dari apa maka segera diamati bau gas dari serat yang terbakar tersebut. 4) Jika api terus menyala, api dimatikan dengan cara ditiup kemudian diamati bau yang dikeluarkan serat tersebut. 5) Setelah nyala api padam diperhatikan apakah serat mengeluarkan asap atau tidak. Kemudian dilihat dan dirasakan tekstur sisa pembakaran yang ditinggalan serat tersebut.



V.



DATA PERCOBAAN



No



Nama Serat



Asap



Bau



Sifat pembakaran



Sisa Pembakaran



1



Kapas



Putih



Kertas



Meneruskan



Abu-abu halus



terbakar



pembakaran



Kertas



Meneruskan



terbakar



pembakaran



Kertas



Meneruskan



terbakar



pembakaran



Rambut



Tidak meneruskan



terbakar



pembakaran



Rambut



Tidak meneruskan



terbakar



pembakaran



Tidak ada



Plastik



Tidak meneruskan



asap



terbakar



pembakaran



Putih



Plastik



Meneruskan



terbakar



pembakaran



Tidak ada



Plastik



Tidak meneruskan



asap



terbakar



pembakaran



Hitam



Kertas



Meneruskan



terbakar



pembakaran



Kertas



Meneruskan



terbakar



pembakaran



Rambut



Tidak meneruskan



terbakar



pembakaran



2



3



4



5



6



7



8



9



10



11



Rayon Viskosa



Rami



Sutera



Wool



Poliester



Poliakrilat



Poliamida/Nylon



Polister : Kapas



Poliester: Rayon



Poliester : Wool



Putih



Putih



Putih



Putih



Hitam



Putih



Abu-abu halus



Hitam halus



Hitam remuk



Hitam remuk



Putih keras



Hitam keras



Putih keras



Putih halus



Putih remuk



Hitam keras



V.



DATA PERCOBAAN Dilampirkan.



VI.



DISKUSI Pada praktikum kali ini dilakukan uji pembakaran untu mengidentifikasikan macam-



macam serat dengan melihat sifat fisika dari masing-masing serat. Sebelum melakukan praktikum, praktikan harus memastikan semua alat dan bahan telah tersedia semua. Setelah memastikan semua telah tersedia, praktikan bisa langsung melakukan praktium. Pertama, ambil beberapa serat kemudian dipuntir. Setelah itu dekatkan ujung serat dengan api, yang harus diamati adalah warna asap yang dikeluarkan oleh serat dan apakah serat meneruskan pembakaran atau tidak (langsung mati setelah dijauhkan dari api). Kemudian, bau apa yang dikeluarkan oleh asap. Setelah api mati dilihat warna apa yang dimiliki abu serat tersebut dan dirasakan tekstur apa yang dimiliki oleh abu tersebut halus, remuk atau keras. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, ada beberapa sifat fisika yang tidak sesuai dengan yangs seharusnya, seperti warna abu pada serat rami, serat poliakrilat dan poliamida. Kemudian bau asap pada serat poliester :kapas dan poliester : rayon. Hal ini bisa saja terjadi karena kurangnya rersensi yang didapatkan praktikan dan beberapa kesalahan dari praktikan.



VII.



KESIMPULAN



Berdasarkan dari praktikum yang dilakukan, telah didapatkan sifat fisika dari bermacammacam sifat, antara lain :  Kapas



: Warna asap putih, bau kertas terbakar, meneruskan



pembakaran, warna dari abu adalah abu-abu dan bertekstur halus.  Rayon viskosa



: Warna asap putih, bau kertas terbakar, meneruskan



pembakaran, warna dari abu adalah abu-abu dan bertekstur halus.  Rami



: Warna asap putih, bau kertas terbakar, meneruskan



pembakaran, warna dari abu hitam dan bertekstur halus. Seharusnya warna dari abu berwarna abu-abu.  Sutera



: Warna asap putih, bau rambut terbakar, tidak meneruskan



pembakaran, warna dari abu hitam dan bertekstur remuk.  Wool



: Warna asap putih, bau rambut terbakar, tidak meneruskan



pembakaran, warna dari abu hitam dan bertekstur remuk.



 Poliester



: Tidak ada asap, bau plastik terbakar, tidak meneruskan



pembakaran, warna dari abu putih dan bertekstur keras.  Poliakrilat



: Warna asap putih, bau plastik terbakar, meneruskan



pembakaran, warna dari abu hitam dan bertekstur keras. Seharusnya warna dari abu berwarna abu-abu.  Poliamida/nylon : Tidak ada asap, bau plastik terbakar, tidak



meneruskan



pembakaran, warna dari abu putih dan bertekstur keras. Seharusnya warna dari abu berwarna abu-abu.  Poliester ; kapas : Warna asap hitam, bau kertas terbakar, meneruskan pembakaran, warna dari abu putih dan bertekstur halus. Seharusnya bau zat kimia (asam).  Poliester ; rayon : Warna asap hitam, bau kertas terbakar, meneruskan pembakaran, warna dari abu putih dan bertekstur remuk. Seharusnya bau zat kimia (asam).  Poliester ; wool



: Warna asap putih, bau rambut terbakar, tidak meneruskan



pembakaran, warna dari abu hitam dan bertekstur keras.



Perbedaan hasil yang didapatkan pada saat praktikum dengan data yang ada bisa disebabkan oleh kesalahan dari praktikan. Kesimpulan lain yang bisa diambil dari praktikum kali ini adalah serat selulosa akan mangeluarkan asap dengan bau kertas terbakar dan dengan warna asap yang putih, lalu serat protein akan mengeluarkan asap dengan bau rambut terbakar dan berawrna putih, kemudian serat poliester akan mengeluarkan asap dengan bau palstik terbakar dengan asap yang tidak berwarna. Terakhir



untuk serat campuran poliester denagan serat selulosa asap yang



dikeluarkan akan berwarana hitam dan mengeluarkan bau zat kimia (asam), dan untuk campuran serat selulosa dengan serat protein asap akan mengeluarkan bau rambut terbakar dengan warna asapa putih.



VIII. DAFTAR PUSTAKA Pedoman Praktikum Indentifikasi Serat Tekstil. Bandung; STT Tekstil. 2007. Ipan, Zona . Laporan Serat Uji Pembakaran dan Berat Jenis. http://muzdalipa.blogspot.com. (Selasa, 29 Mei 2012)