LAPORAN PRAKTIKUM VISKOSITAS FLUIDA Baruuu [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM VISKOSITAS FLUIDA



DISUSUN OLEH: Fikram Munandar



09320210208



Alkfry Hurerah



09320210202



Riska



09320210211



KELOMPOK IIB/V JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN



LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2021



PRAKTIKUM FISIKA DASAR I LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kita sudah lazim menggolong-golongkan materi, yang ditinjau secara makroskopik, kedalam benda padat dan fluida. Kekentalan adalah sifat dari Suatu zat cair atau fluida (fluid) adalah suatu zat yang dapat mengalir. Jadi istilah fluida termasuk cairan dan gas. Klasifikasi seperti itu tidaklah selalu jelas. Beberapa fluida, seperti gelas dan ter (pitch), mengalir begitu lambat sehingga berperilaku seperti benda padat untuk interval-interval waktu yang biasanya kita gunakan untuk bekerja dengan benda-benda tersebut (Halliday, 1985). Viskositas dapat di bayangkan sebagai peristiwa gesekan antara satu bagian dengan bagian yang lain dalam fluida. Di dalam fluida kekentalan kita dapat memmandang persoalan tersebut seperti tegangan dan regangan pada benda padat. Pembelajaran fisika tentang viskositas akan lebih bermakna dan mudah di pahami jika pendidik menggunakan metode praktikum. Salah satu praktikum pengukuran koefisien viskositas dapat di lakukan dengan metode praktikum. Salah satu praktikum pengukuran koefisien viskositas dapat di lakukan dengan metode gerak hormonik teredam (wahana pendidikan fisika, 2015). Definisi yang lebih tepat untuk membedakan zat padat dengan fluida adalah dari karskteristik deformasi bahan-bahan tersebut. Zat padat dianggap sebagai bahan yang Menunjukkan reaksi deformasi yang terbatas ketika menerima atau mengalami



suatu



gaya



geser



(shear). Alat yang digunakan dan sudah



berkembang dalam laboratorium penelitian umum yang masih manual seperti system bola jatuh,penggunaan pada tabung(thermometer) untuk pengukuran nilai. Pada percobaan bola kecil dijatuhkan. Fluida (Fluids) dibagi dalam dua bagian, yaitu cairan dan gas. Cairan tak dapat dimampatkan dan bila terdapat di dalam suatu tempat maka cairan itu akan mengambil tempat yang sesuai dengan bentuk tempatnya dan permukaan akan terbentuk suatu batas dengan udara terbuka. Gas dapat mudah dimampatkan dan dapat mengembang mengisi seluruh ruangan tempat tinggalnya dan tidak membentuk batas tertentu seperti cairan. VISKOSITAS FLUIDA



PRAKTIKUM FISIKA DASAR I LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA 1.2 Tujuan Percobaan 1.2.1 Tujuan Instruksi Umum (TIU) 1. Kami dapat memehani konsep fisika/mekanika mengenai kekentalan (Visikositas) 2. Kami dapat memahami gesekan yang dialami oleh suatu benda yang bergerak dalam fluida adalah disebabkan oleh kekentalan fluida tersebut. 1.2.2 Tujuan Instruksi Khusus (TIK) 1. Kami dapat menggunakan prinsip keseimbangan gaya stokes, gaya apung dan gaya berat pada suatu benda fluida. 2. Kami dapat memahami mengamati pengaruh gesekan yang dialami oleh suatu benda yang bergerak dalam fluida yang disebabkan oleh fluida tersebut. 3. Kami dapat memahami menerapkan faktor koreksi pada laju bola yang jatuh 4. Kami dapat memahami menentukan viskositas fluida.



VISKOSITAS FLUIDA



PRAKTIKUM FISIKA DASAR I LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Viskositas Viskositas adalah kekentalan fluida yang menyatakan besar dan kecilnya gesekan dalam fluida. Suatu benda yang dijatuhkan dalam suatu cairan pada suatu saat akan mempunyai kecepatan konstan, kecepatan itu di sebut kecepatan terminal, kecepatan terminal dirumuskan dengan: π = 2r2 gt(ρ – ρ0)/9d



.………………………………....…..…………….……(1.2.1)



Keterangan:V = kecepatan terminal (m/s), g = percepatan gravitasi (m/s2) r = jari – jari, ρ = massa jenis benda (Kg/m3), ρ0 = massa jenis fluida (Kg/m3) Dengan demikian viskositas merupakan kekentalan fluida. Viskositas dinyatakan sebagai aliran fluida yang merupakan gesekan antar molekul molekul cairan yang mudah mengalir, dapat di katakan memiliki viskositas yang rendah dan sebaliknya bahan – bahan yang sulit mengalir dikatakan viskositas yang tinggi. Viskositas suatu fluida merupakan daya hambat yang disebabkan oleh gesekan antara molekul-molekul cairan, yang mampu menahan aliran fluida sehingga dapat dinyatakan sebagai indikator tingkat kekentalannya. Suatu jenis cairan yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya bahan - bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi. Pada hukum aliran viskos, Newton menyatakan hubungan antara gaya-gaya mekanika dari suatu aliran viskos sebagai: Geseran dalam (viskositas) fluida adalah konstan sehubungan dengan gesekannya. Hubungan tersebut berlaku untuk fluida Newtonian, dimana perbandingan antara tegangan geser dengan kecepatan geser (g) nya konstan. Parameter inilah yang disebut dengan viskositas (Ginting, 1991). 2.2 Viskometer Viskometer merupakan instrumen di dalam laboratorium yang digunakan untuk mengukur viskositas suatu fluida. Ada banyak kegunaan dari viskometer dalam



VISKOSITAS FLUIDA



PRAKTIKUM FISIKA DASAR I LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA kehidupan contohnya pada industry air mineral. karena perusahaan air mineral dapat memanfaatkan viskometer untuk mengetahui apakah produk mereka termasuk zat cair idel. Meski saat ini viskometer memiliki beragam tipe dengan kegunaannya masing-masing tetapi pada dasarnya viskometer sama. Hambatan yang di sebabkan oleh gerakan cairan dan permukaan adalah ukuran viskositas. Viskometer rotasi silinder sesumbu (concentric cylinder) dibuat berdasarkan 2 standar, sistem, dimana silinder bagian dalam berputar dengan silinder bagian luar diam dan sistem Couette dimana bagian luar silinder yang diputar sedangkan bagian dalam silinder diam. Fluida yang akan diukur ditempatkan pada celah diantara kedua silinder. Nilai kuantitatif dari viskositas dapat dihitung dengan membandingkan gaya tekan per satuan luas terhadap gradien kecepatan aliran dari fluida. Prinsip dasar ini yang dipergunakan untuk menghitung. Viskositas secara eksperimen menggunakan metode putar, yaitu dengan memasukkan penghambat ke dalam fluida dan kemudian diputar. Semakin lambat putaran yang penghambat tersebut maka semakin tinggi nilai viskositasnya (Warsito, 2012).



Gambar 1.2.1 Viskometer (Sumber :https://images.app.goo.gl)



Hal ini dapat dilihat dari perbedaan kecepatan bergerak lapisan-lapisan fluida tersebut. Bila pengamatan dilakukan terhadap aliran fluida makin mengecil ditempat-tempat yang jaraknya terhadap dinding pipa semakin kecil, dan praktis tidak bergerak pada tempat di dinding pipa. Sedangkan kecepatan terbesar terdapat ditengah-tengah pipa aliran.



VISKOSITAS FLUIDA



PRAKTIKUM FISIKA DASAR I LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA a. Metode Viskometer Ostwald Viskometer Ostwald adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengalirnya sejumlah tertentu cairan dicatat, dan η dihitung dengan hubungan : η=



𝜋(∆𝑝)𝑅4 𝑡



.……..……………………...…..….……………..………(1.2.2)



8𝑣𝑙



keterangan : η = koefisien viskositas (Ns/m3), ∆𝑝 = perbedaan tekanan (Pa) V = kelajuan relatif (m/s), 𝜄 = panjang pipa (mm) Umumnya koefisien viskositas dihitung dengan membandingkan laju aliran cairan dengan laju aliran koefisien viskositasnya diketahui. Hubungan itu adalah: 𝑛1 𝑛2



=



𝑑1𝑡1 𝑑2 𝑡2



.………………………………....…………………..………(1.2.3)



Keterangan : η = koefisien viskositas (Ns/𝑚2 ), d = diameter bola (mm), t = tinggi bola (cm) b. Metode Bola jatuh Metode bola jatuh menyangkut gaya gravitasi yang seimbang dengan gerakan aliran pekat, dan hubungannya adalah : η=



2 𝑟 𝑏 2 (𝑑𝑏−𝑑 )g 9𝑣



.…………………..…………….…….………..….………(1.2.4)



Keterangan : db = diameter bola (mm), η = koefisien viskositas (Ns/𝑚2 ), r = jari-jari (cm), db = diameter bola (mm), v = volume benda ( 𝑚3 ) Dimana b merupakan bola jatuh atau manik-manik dan g adalah konstanta gravitasi. Apabila digunakan metode perbandingan, kita dapatkan η1 (𝑑𝑏 − 𝑑1 )𝑡1 .……………………...…..………………..….………(1.2.5) = 2 η (𝑑𝑏 − 𝑑2 )𝑡2



Keterangan : η = koefisien viskositas (Ns/𝑚2 ), t = tinggi bola (cm), db = diameter ……………….. bola (mm) .



VISKOSITAS FLUIDA



PRAKTIKUM FISIKA DASAR I LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA 2.3 Fluida Fluida adalah aspek yang sangat penting dalam kehidupan sehari hari misalnya pesawat terbang di udara dan kapal mengapung di air. Fluida adalah suatu zat atau subsistem yang mengalami deformasi secara kesinambungan kalau terkena gaya geser (gaya tangensial) walaupun gaya tersebut kecil sekalipun. Fluida memiliki sifat tidak menolak terhadap perubahan bentuk dan kemampuan untuk mengalir sifat ini biasanya di karenakan sebuah fungsi dari ketidakmampuan mereka mengadakan tegangan geser dan ini tentu sangat berbeda dengan sifat zat padat, jika terkena gaya geser akan menyebabkan terjadinya perubahan bentuk tetapi tidak berkesinambungan (Henry, 2008). Fluida (Fluids) dibagi dalam dua bagian, yaitu cairan dan gas. Fluida zat cair yang mana semua fluida nyata (gas dan cair) memiliki sifat yang khusus yang dapat diketahui antara lain, rapat massa (density), kekentalan (viskosity) dan kemampuan (compressibily), tegangan permukaan (surface fension), kapalaritas (capalrity) dengan mengetahui salah satu dari sifat khusus yang di miliki zat cair tersebut dan misalnya ukuran kekentalan yang diketahui maka dapat membedakan antara zat cair sehingga kita bisa memanfaatkan sesuatu sesuai dengan kegunaan antara masing-masing tersebut. Cairan tak dapat dimampatkan dan bila terdapat di dalam suatu tempat maka cairan itu akan mengambil tempat yang sesuai dengan bentuk tempatnya dan permukaan akan terbentuk suatu batas dengan udara terbuka. Gas dapat mudah dimampatkan dan dapat mengembang mengisi seluruh ruangan tempat tinggalnya dan tidak membentuk batas tertentu seperti cairan. Perbedaan antara benda padat dan cairan ialah: a. Pada batas elastisitas tertentu, perubahan benda padat sedemikian rupa sehingga regangan (strain) berbanding lurus dengan tegangan (stress). b. Regangan pada benda padat tidak tergantung dari waktu lamanya gaya bekerja dan apabila batas elastis dari benda padat itu tidak dilampaui, maka bila gaya itu tidak bekerja lagi, perubatran bentuk pun menghilang dan kembali ke bentuk semula, sedangkan pada zat cair akan terus berlangsung perubahan bentuknya selama gaya bekerja dan tidak kembali ke keadaan bentuk semula bila gaya tersebut tidak bekeria lagi. VISKOSITAS FLUIDA



PRAKTIKUM FISIKA DASAR I LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA 2.4 Viskositas Fluida Viskositas suatu fluida adalah sifat yang menunjukkan besar dan kecilnya tahanan dalam fluida terhadap gesekan. Fluida yang mempunyai viskositas rendah, Viskositas (kekentalan) berasal dari perkataan Viscous (Soedojo, 1986). Suatu bahan apabila dipanaskan sebelum cair terlebih dulu menjadi viscous yaitu menjadi lunak dan dapat mengalir pelan-pelan. Viskositas dapat dianggap sebagai gerakan di bagian dalam (internal) suatu fluida (Budianto, 2008). Suatu jenis cairan yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi. Pada hukum aliran viskos, Newton menyatakan hubungan antara gaya-gaya mekanika dari suatu aliran viskos sebagai berikut: Geseran dalam (viskositas) fluida adalah konstan sehubungan dengan gesekannya. Hubungan tersebut berlaku untuk fluida Newtonian, dimana perbandingan antara tegangan geser (s) dengan kecepatan geser (g) nya konstan. Setiap lapisan tersebut akan memberikan tegangan geser (s) sebesar F/A yang seragam, dengan kecepatan lapisan fluida yang paling atas sebesar v dan kecepatan lapisan fluida paling bawah sama dengan nol. Maka kecepatan geser (g) pada lapisan fluida di suatu tempat pada jarak y dari bidang tetap, dengan tidak adanya tekanan fluida (Burhanudin, 2014). 2.5 Persamaan Poiseuille Persamaan poiseuille adalah hukum fisika yang memberikan penurunan tekanan dalam fluida tak tertampatkan dan fluida Newtonian dalam aliran laminar yang mengalir melalui pipa silinder panjang penampang konstan. Fluida yang tidak mempunyai viskositas tidak membutuhkan gaya untuk mengalir. Fluida yang mempunyai viskositas memerlukan gaya untuk mengalirkannya untuk melawan gaya gesek antara berbagai lapisan itu. Akibatnya, debet fluida tidak hanya bergantung pada luas penampang dan kecepatan fluida mengalir. Debet fluida mengalir bergantung pada koefisien kekentalan, jari-jari pipa, dan perbedaan tekanan antara ujung-ujung pipa per satuan panjang (gradien tekanan). Bila debet fluida Q, perbedaan tekanan ∆𝑃, panjang pipa l, dan jari-jari pipa r, hubungan berbagai besaran tersebut dapat dituliskan. VISKOSITAS FLUIDA



PRAKTIKUM FISIKA DASAR I LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA Dengan k adalah bilangan tanpa dimensi. Dengan analisis dimensi diperoleh persamaan Q=



𝜋𝑟 4 ∆𝑃 8η𝑙



....…………………………....…..….…………….……..………(1.2.6)



Keterangan : η = koefisien viskositas (Ns/m2), Q = debet fluida (𝑚3 ), η = koefisien viskositas (Ns/m2), ∆𝑃 = perbedaan tekanan (P a), l = panjang pipa (m), r = jari-jari pipa (mm) Bahwa debet fluida berbanding lurus dengan tekanan dan berbanding terbalik dengan koefisien kekentalan sudah dapat diduga sejak semula. Jika perbedaan tekanan antara ujung pipa cukup besar, fluida akan mengalir lebih deras. Kelajuan aliran tergantung dari sifat fluida, dimensi pipa, dan perbedaan tekanan antara di kedua ujung pipa. 2.6 Hukum Stokes Hukum stokes adalah persamaan matematis yang mengekspresikan kecepatan pengendapan partikel bola kecil dalam medium fluida. Jika benda bergerak dalam fluida yang memiliki viskositas,akan terjadi gaya gesek antara benda dan fluida yang gayanya saling berlawanan. Gaya tersebut dinamakan gaya stokes.Jika benda yang bergerak dalam fluida tersebut berbentuk bola, besarnya gaya stokes dirumuskan sebagai berikut FS = 6𝜋η 𝑟𝑣



.……………………….........…..……………………..………(1.2.7)



Keterangan : Fs = gaya stokes (N), η = koefisien viskositas (Ns/m2), r = jari-jari bola (m), v = kecepatan relatif bola terhadap fluida (m/s) Pada saat tertentu, gaya yang bekerja seimbang sehingga resultan seluruh gaya tersebut akan sama dengan nol. Jika benda bergerak dengan kecepatan maksimum yang tetap, kecepatannya ini disebut kecepatan terminal. Secara matematis, kecepatan terminal dapat diturunkan dari rumus-rumus berikut:



VISKOSITAS FLUIDA



PRAKTIKUM FISIKA DASAR I LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA Fb = mg - FA



.………………………....…..………..…………..………(1.2.8)



Keterangan : mg = massa ( s ), f = frekuensi (Hz), mg = massa ( s ) Untuk gaya ke atas (Archimedes) :



Fa = Fb 𝜌 f g



.………………….........………..……….....……..………(1.2.9)



keterangan : f = frekuensi (Hz), 𝜌f = massa jenis fluida, g = percepatan gravitasi (m/𝑠 2 ) Untuk gaya stokes : Fb = 6𝜋 η rvt



...……………………......…....…..………..…....………(1.2.10)



………………………



keterangan : f = frekuensi (Hz), v = volume benda (𝑚3 ), r = jari-jari (cm) Adapun kecepatan terminal benda setelah gaya gaya yang bekerja seimbang adalah …………..… vt =



g𝑣𝑏 (𝜌𝑏……………… −𝜌𝑓 )



.…………………………....…..…………..…....………(1.2.11)



6𝜋η𝑟



…..



3 keterangan : v……………… t = kecepatan terminal (m/s), 𝑓 = massa jenis beda fluida (kg/𝑚/𝑠 ), ……………………………



𝑏 = massa jenis bola (kg/𝑚/𝑠 3 ), r = jari-jari (cm) ……



Untuk benda berbentuk bola dengan jari jari r maka volume benda ………………



4







Vb = 𝜋𝑟 3 3



.…………………………....…..…………..…....………(1.2.12)



…………



keterangan: Vb = volume benda (𝑚3 ), r = jari-jari (cm), 𝑓 = massa jenis beda fluida (kg/𝑚/𝑠 3 ), 𝑏 = massa jenis bola (kg/𝑚/𝑠 3 ) 2 g𝑟 2 (𝜌𝑏 −𝜌𝑓 )



……………… Vt = 9 η ………………… ……… ……………..



..………….……………......…..………...……..………(1.2.13)



keterangan : Vt = kecepatan terminal (m/s), 𝑓 = massa jenis benda fluida (kg/m3), 𝑏 = massa jenis benda / bola (kg/m3) ………………



VISKOSITAS FLUIDA



PRAKTIKUM FISIKA DASAR I LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA Sedangkan viskositasinya adalah η=



2 𝑟2g (𝜌 − 𝜌𝑓 ) ………………………....…..……..…..……..…..…(1.2.14) 9 𝑣𝑡 𝑏



keterangan :𝜌𝑏 = massa jenis benda / bola (kg/m3) , 𝜌𝑓 = massa jenis fluida(kg/m3), 𝑣𝑏 = volume benda (m3) , 𝑣𝑡 = kecepatan terminal benda (m/s) ,η = koefisien viskositas (Ns/m2). Jika benda bergerak dalam fluida yang memiliki viskositas,akan terjadi gaya gesek antara benda dan fluida. Gaya tersebut dinamakan gaya stokes.Jika benda yang bergerak dalam fluida tersebut berbentuk bola, besarnya gaya stokes dirumuskan sebagai berikut FS = 6𝜋η 𝑟𝑣



.…………………………....……..…..…,,…….…..…..……(1.2.15)



Keterangan : Fs = gaya stokes (N), η = koefisien viskositas (Ns/m2), r = jari-jari bola (m) v = kecepatan relatif bola terhadap fluida (m/s) Pada saat tertentu, gaya yang bekerja seimbang sehingga resultan seluruh gaya tersebut akan sama dengan nol. Jika benda bergerak dengan kecepatan maksimum yang tetap, kecepatannya ini disebut kecepatan terminal. Secara matematis, kecepatan terminal dapat diturunkan dari rumus-rumus berikut: Fb = mg - FA



.…………....…..……..………...………….….…..……(1.2.16)



keterangan : f = frekuensi (Hz), mg = massa ( s ) 2.7 Viskositas Zat Cair Viskositas (η) berhubungan dengan besarnya gaya gesekan antarlapis zat cair itu, dan juga antara zat cair dengan dinding pipanya. Fluida cair yang mengalir di dalam pipa, jenis alirannya dapat berupa aliran laminer atau aliran turbulen. Kedua jenis aliran itu terkait dengan nilai , massa jenis (ρ), dan kelajuan alir (v) zat cair, serta diameter pipa (D) dimana fluida itu mengalir. dimana fluida itu mengalir. Hal itu dinyatakan dalam bilangan Reynold (RE): VISKOSITAS FLUIDA



PRAKTIKUM FISIKA DASAR I LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA 𝑅𝐸 =



ρvD



.………………….......…..…...…………….…..…..……(1.2.18)



𝜂



keterangan : RE = Bilangan Reynold, p = Massa jenis g/c𝑚3 , 𝑣= volume benda (𝑚3 ), D = diameter pipa (mm) Ketika Re kecil (< 2000) maka zat cair mengalir secara laminer (setiap bagian zat cair itu mengalir menuruti garis arusnya sendiri, dan garis arus itu tidak pernah saling ber-potongan). Sebaliknya, bila Re besar (> 4000) maka fluida mengalir secara turbulen (terjadi arus pusar). Persamaan diatas memperlihatkan bahwa RE kecil bila 𝜂 besar. Artinya, keberadaan 𝜂 yang semakin besar membuat aliran cenderung laminer. Ketika aliran zat cair itu laminer, maka dikuasai persamaan Poiseuille. Jika zat cair mengalir di dalam pipa sepanjang l, berjejari R, viskositas (kekentalan) 𝜂, pada debit Q maka persamaan Poiseuille itu dinyatakan:



Q=



𝜋𝑅 3 ∆ 𝑃 8𝑙



.…………………………........………….…..….……(1.2.19)



keterangan : Q = Debit (m3), r = Jari-jari dalam pipa atau tabung (m), l = Panjang pipa (mm), Ƞ = koefisien viskositas (Ns/m2) Mengacu persamaan persamaan diatas, pada R, l, dan ∆P yang sama maka Q menjadi kecil bila 𝜂 besar. Itu disebabkan Q sebanding dengan kelajuan alir zat cair (v) pada…………… R yang tetap. 𝜂Formulasi inilah yang digunakan sebagai dasar ………………….. Viskositas meter Ostwald, yaitu pengukuran 𝜂 berdasarkan kelajuan alir zat cair..



Viskositas zat cair dapat ditentukan secara kuantitatif dengan besaran yang disebut koefisien viskositas (η). Satuan SI untuk koefisien viskositas adalahNs/m2 ……………… atau pascal sekon (Pa s). Ketika kita berbicara viskositas kita berbicara tentang



fluida sejati. Fluida ideal tidak mempunyai koefisien viskositas. Koefisien viskositas zat cair dapat dipengaruhi oleh banyak faktor–faktor. Adapun faktor– faktor tersebut adalah sebagai berikut : a. Tekanan Viskositas cairan naik, dengan naiknya tekanan sedangkan viskositas VISKOSITAS FLUIDA



PRAKTIKUM FISIKA DASAR I LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA zat tidak dipengaruhi oleh suatu tekanan. b. Temperatur Viskositas



zat



cair



akan



turun



dengan



naiknya



pemanasan zat cair menyebabkan molekul – molekul



temperatur memperoleh



energi interaksi antara molekul melemah model empiris tentang fluida dapat dinyatakan bahwa viskositas. c. Ukuran dan berat molekul Viskositas naik dengan naiknya berat molekul atau dimana misalnya laju aliran alkohol cepat larutan minyak laju larutannya lambat dan kekentalannya disuatu energi dapat dikatakan sebagai ukuran berat. d. Bentuk molekul Viskositasnya akan naik jika ikatan rangkap semakin banyak . 2.8 Berat dan Massa Berat sebuah benda adalah gaya gravitasional yang dilakukan bumi padanya berat termasuk gaya , karena itu merupakan besaran vector. Arah dari vector ini adalah arah dari gaya gravitasional, yaitu meuju ke pusat bumi. Besar berat dinyatakan sebuah gaya, seperti misalnya pon atau newton. Jika sebuah beda bermassa m dibiarkan jatuh bebas, percepatannya adalah percepatan gravtasi g dan gaya yang bekerja padanya adalajj gaya berat w jika kedua newton kedua. F= ma



.…………………….…….......………………..…..……(1.2.20)



keterangan : f = frekuemsi (Hz),ma = arus listrik (A) Diterapkan pada benda yang sedang jatuh bebas, maka diperoleh : W= mg



.…………………….......…..…………….……...……(1.2.21)



………… Keterangan : w = berat suatu benda (kg),mg = massa gram (gram)



………………… W dan g ….. adalah besar vector berat dan vector percepatan. Untuk mencegah agar



benda jangan jatuh, harus ada gaya ke atas yang besarnya sama dengan W upaya ……………………



……………… ………….. VISKOSITAS FLUIDA



PRAKTIKUM FISIKA DASAR I LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA gaya netto sama dengan nol. Telah disebutkan sebelumnya bahwa secara eksperimen telah diketahui bahwa harga g untuk sebuah benda di tempat yang sama adalah sama. Dari disini diproleh bahwa perbandingan berat antara dua benda sama dengan pebandingan massanya. Karena itu neraca kimia, yang sebetulnya merupakan alat untuk membandingkan dua gaya yang berarah ke bawah, dapat juga digunakan untuk membandingkan massa. Telah kita lihat bahwa berat benda, yaitu tarika ke bawah oleh bumi pada benda, adalah besaran vector, sedangkan massa benda adalah besaran skalar. Hubungan kuantitatif antara berat dan massa diberikan oleh Karena g berbeda-beda dari satu titik ke titik lain di bumi, maka W, yaitu berat benda bermassa m, berbeda juga untuk tempat yang berbeda. Jadi erat benda bermassa 1 kilogram ditempat memiliki g = 9,80 m/s2 adalah 9,80 N; ditempat dengan g = 9,78 m/s2, benda yang sama beratnya hanyalah 9,78 N. Jika berat ini di ukur dengan mengamati pertambahan Panjang pegas dan mengimbanginya, maka beda berat kilogram yang sama di dua tempat yang berbeda, tampak jelas dengan adanya sedikit perbedan rentangan pegas di kedua tempat tersebut. Karena itu berat benda bergantung kepada letak relatifnya terhadap pusat bumi tidk seperti massa yang merupakan sifat intrinsk benda. Penunjukan skala neraca pegas, yang menimbang benda yang sama di bagian bumi yang berbeda, akan memerikan hasil yang berbeda. Dalam ruang tanpa gravitasi berat benda adalah nol, walaupun inersial, yaitu massa benda tetap tidak berubah, sama dengan dipermukaan bumi. Dalam pesawat antariksa yang bebas dari gravitasi, tidak sukar untuk mengangkat balok besi yang besar (W = 0), tetapi tetap saja antariksawan akan merasa sakit kakinya harus menendang balok itu (m ≠ 0). Untuk mempercepat benda dalam ruang bebas gravitasi dibutuhkan gaya yang sama dengan yang dibutuhkan untuk mempercepatnya sepanjang bidang datar licin di permukaan bumi. Tetapi untuk mengangkat benda yng sama melawan tarikan bumi dibutuhkan gaya yang lebih besar di permukaan bumi dari pada di tempat yang jauh dari permukaan bumi karena beratnya berbeda.Seringkali yang diberitahukan bukan massa benda, melainkan beratnya. Perepatan (a) yang VISKOSITAS FLUIDA



PRAKTIKUM FISIKA DASAR I LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA dihasilkan oleh gaya (F) yang bekerja pada benda yang besar beratnya W dapat diperoleh dengan menggabungkan persamaan 4.2 dan 4.2. Jadi dapat diperoleh: M= W/g



.………...……..……….......…..………….……..……(1.2.22)



keterangan : w = berat suatu benda (kg), g = percepatan gravitasi (m/𝑠 2 ),m = massa (s) sehingga F = (W/g)



.…..…...…………………………….…....…..…..……(1.2.23)



…………



keterangan : f = frekuensi (Hz), w = berat suatu benda (kg), g = percepatan …………………… gravitasi ..(m/𝑠 2 ) Besaran W/g memegang peranan seperti m dalam persamaan F = ma dan sesungguhnya tidak lain daripada massa benda yang beratnya sebesar W.



……………… ………… 2.8 Massa Jenis dan Berat Jenis …………………… Sebuah benda..yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misal besi) akan memiliki



volume yang lebih rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air). Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. ……………… Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda. Dan satu zat berapapun massanya



berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang sama. Satuan massa jenis dalam ‘CGS (centi-gram-sekon)’ adalah : gram persentimeter kubik (g/cm3). 1 g/cm3 = 1000 kg/m3 (Eko Julianto,dkk). Berat jenis bisa berubah-rubah. Pada perhitungan berat jenis kita menekankan pada berat. Seperti yang kita ketahui berat benda bisaberubah, tergantung dimana letak benda tersebut berada. sesuai dengan letak benda itu terhadap pusat bumi.



…….



………… ……………….



VISKOSITAS FLUIDA



…….



PRAKTIKUM FISIKA DASAR I LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA



BAB III ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN 3.1 Alat dan bahan b



a



c



a



d



f



a a



e



g



a



a a



a



a



h i



Gambar 1.3.1 (a) kelereng, (b) gelas ukur, (c) stopwatch, (d) jangka sorong, (e) micrometer sekrup, (f). thermometer, (g). neraca analitik, (h). gelas ukur, (i). roll meter VISKOSITAS FLUIDA



PRAKTIKUM FISIKA DASAR I LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA 3.2 Prosedur Percobaan Pertama tama yang harus kita siapkan dalam percobaan adalah alat dan bahan yang akan di gunakan dalam percobaan yang mana alat dan bahan tersebut meliputi jangka sorong, mikometer sekrup, gelas ukur, gelas tabung, thermometer, neraca analitik, roll meter dan bahan bahan yang akan di gunakan dalam percobaan viskositas fluida ada kelereng atau bola kecil, sunlight yang akan menjadi fluida satu, dan oli yang akan menjadi fluida dua. Langkah pertama kita harus mengukur diameter luar dan diameter dalam dari gelas ukur yang akan di gunakan sebagai wadah fluida, dalam pengukuran ini kita menggunakan jangka sorong. Setelah di ukur kita juga harus mengukur diameter dari kelereng atau bola kecil dan setelah mengukur kelereng dan gelas tabung kita lanjutkan lagi mengisi dua tabung gelas dengan sunlight dan oli dengan ukuran tertentu dan di beri batas pada jarak tertentu di tabung gelas. Setelah itu kita harus mengukur suhu dari kedua fluida tadi sebelum dan sesudah melakukan melakukan percobaan dan kita juga harus mengukur massa jenis dari fluida sebelum dan sesudah melakukan percobaan, kita bisa menggunakan hydrometer jika tidak kita bisa menimbang fluida dengan volume tertentu. Selanjutnya jatuhkan bola di permukaan fluida dan amati berapa lama yang di butuhkan untuk sampai pada jarak yang di tentukan dan lakukan ini sesuai dengan arahan asisten. Dan ulangi prosedur tersebut sesuai dengan arahan asisten.



VISKOSITAS FLUIDA



PRAKTIKUM FISIKA DASAR I LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA



BAB IV TABEL PENGAMATAN 1.1 Tabel Pengamatan No Fluida



massa bola



Diameter



Jarak



(g)



bola (m)



(M)



T1



T2



T3



15,01



10



1,11



1,11



1,13



15,06



20



2,58



2,58



2,39



3



15,07



30



3,86



3,86



3,88



1



15,01



10



0,34



0,34



0,32



15,06



20



0,44



0,44



0,47



15,07



30



1,04



1,04



1,06



1 2



2



1



2



4,8



4,8



3



Waktu (sekon)



Hari/tanggal praktikum



: jum’at, 15 Oktober 2021



Kelompok/frekuensi



: IIB/ V



Anggota kelompok



: Fikram Munandar



Ket.



Alkafry Hurerah Riska Makassar, 15, Oktober 2021



ASISTEN



(



VISKOSITAS FLUIDA



HENDRIK BAHARUDIN AHMAD



)



PRAKTIKUM FISIKA DASAR I LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA



BAB V PENGOLAHAN DATA 5.1 menghitung hubungan t terhadap L a. untuk fluida 1(sunlight) L1 = 0,1 m t1=



t1 =



L2 = 0,2 m



t1+t2+t3



t2 =



n



t1+t2+t3 n



L3 = 0,3 m t3 =



t1+t2+t3 n



1,12 + 1,64 + 4,18 3



t1 = 6,94 s t2 =



1,30 + 2,75 + 4,07 3



t2 = 8,12 s t3 =



1,28 + 2,58 + 3,71 3



t3 = 7,57 s



b. fluida 2 (oli) L1 = 10 m t1 =



t1 =



L2 = 20 m



t1+t2+t3



t2 =



n 0,25 + 0,48 + 0,68 3



t1 = 1,41 s t2 =



0,12 + 0,41 + 0,62 3



t2 = 1,15 s VISKOSITAS FLUIDA



t1+t2+t3 n



L3 = 30 m t3 =



t1+t2+t3 n



PRAKTIKUM FISIKA DASAR I LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA



t3 =



0,11 + 0,46 + 0,47 3



t3 = 1,04 s 5,2 menghitung hubungan tr2 terhadap L L1 = 0,1 m



L2 = 0,2 m



a. Untuk fluida 1 Diamterer 1 t1r2 = 2,59 (7,505)2 = 2,59 (56,3250) = 145,881 t2r2 = 5,59 (7,505)2 = 5,59 (56,3250) = 314,85675 t3r2 = 3,86 (7,505)2 = 3,86 (56,3250) = 217,4145 Diameter 2 t1r2 = 2,59 (7,53)2 = 2,59 (56,7009) = 146,855 t2r2 = 5,59 (7,53)2 = 5,59 (56,7009) = 316,958 t3r2 = 3,86 (7,53)2 = 3,86 (56,7009) = 218,865 Diameter 3 t2r2 = 2,59 (7,535)2 = 2,59 (56,776) = 147,049 t2r2 = 5,59 (7,535)2 = 5,59 (56,776) = 317,377 t3r2 = 3,86 (7,535)2 = 3,86 (56,7009) = 218,865 b. Untuk fluida 2 VISKOSITAS FLUIDA



L3 = 0,3 m



PRAKTIKUM FISIKA DASAR I LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA Diameter 1 t1r2 = 0,33 (7,505)2 = 0,33 (56,3250) = 18,587 2 2 t2r = 0,45 (7,535) = 0,45 (56,3250) = 25,346 2 2 t3r = 1,04 (7,535) = 1,04 (56,3250) = 58,578 Diameter 2 t1r2 = 0,33 (7,53)2 = 0,33 (56,7009) = 18,482 t2r2 = 0,45 (7,53)2 = 0,45 (56,7009) = 25,515 t3r2 = 1,04 (7,53)2 = (56,7009) = 58,968 Diameter 3 t1r2 = 0,33 (7,535)2 = 2,59 (56,776) = 147,049 t2r2 = 0,45 (7,535)2 = 0,45 (56,776) = 25,549 t3r2 = 1,04 (7,535)2 = 1,04 (56,776) = 59,047 5.3 menentukan massa jenis bola dan massa jenis fluida a. menentukan massa jenis bola



ρb =



𝑚 v



= 4



𝑚



𝜋𝑟 3



3



0,0048 kg



=4



(3,14)(7,505) 3



3



0,0048 kg



=4



(3,14)(56,325)



3



0,0048 kg =4



(176,860)



3



VISKOSITAS FLUIDA



PRAKTIKUM FISIKA DASAR I LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA 0,0048 kg =4 3



=



(176,860)



0,0048 kg 235,813



= 2,035 kg/m3



b. menenentukan massa jenis fluida ρf =



m v



=



massa gelas isi−massa gelas kosong Volume fluida



Fluida 1 (sunlight)



ρ f1 =



m v



= =



=



massa gelas isi−massa gelas kosong Volume fluida 202,9−127,1 g 75 ml 0,078 kg 7,5 . 10−5



= 1,0106 kg/m3 Fluida 2 (oli) Ρf2 =



m v



= =



=



massa gelas isi−massa gelas kosong Volume fluida 193,9−127,1 g 75 ml 0,00668 kg 7,5 . 10−5



= 8,906 kg/m3 5.4 menentukan nilai viskositas (ɳ) dari data yang di peroleh L1= 0,1 m



L2= 0,2 m



2g 𝑡𝑟2 (ρb− ρf)



ɳ=



9L



Fluida 1 Diameter 1



ɳ1 =



2 . 10 145,881 (2,035 − 1,0106)



=



9 .0,1 2917,62 (1,0244) 9 .0,1



VISKOSITAS FLUIDA



L3= 0,3 m



PRAKTIKUM FISIKA DASAR I LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA



=



2948,546 0,9



= 3276,162 kg/ms ɳ2 =



2 . 10 .314,85675 (2,035 − 1,0106) 9 .0,2



= =



6297,135 (1,0244) 9 .0,2 6363,884 1,8



= 3535,491 kg/ms ɳ3 =



2 . 10 .217,4145 (2,035 − 1,0106) 9 .0,3



= =



4348,29 (1,0244) 9 .0,3 4501,510 2,7



= 1667,225 kg/ms Diameter 2 ɳ1 =



2 . 10 .146,855 (2,035 − 1,0106) 9 .0,1



= =



2937,1 (1,0244) 9 .0,1 3008,765 0,9



= 3343,072 kg/ms ɳ2 =



2 . 10 .316,958 (2,035 − 1,0106) 9 .0,2



= =



6339,160 (1,0244) 9 .0,2 6493,835 1,8



=3607,686 kg/ms ɳ3 =



2 . 10 .218,865(2,035 − 1,0106) 9 .0,3



VISKOSITAS FLUIDA



PRAKTIKUM FISIKA DASAR I LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA



= =



4377,3 (1,0244) 9 .0,3 4484,106 2,7



= 1660,78 kg/ms Diameter 3 ɳ1 =



2 . 10 .147,049(2,035 − 1,0106) 9 .0,1



= =



2940,98 (1,0244) 9 .01 302,177 0,9



= 335,752 kg/ms ɳ2 =



2 . 10 .317,377 (2,035 − 1,0106) 9 .0,2



= =



6347,54 (1,0244) 9 .0,2 6502,419 1,8



= 3612,455 kg/ms ɳ3 =



2 . 10 .218,865 (2,035 − 1,0106) 9 .0,3



= =



4377,3 (1,0244) 9 .0,3 4484,106 2,7



= 1660,78 kg/ms Fluida 2 Diameter 1 ɳ1 =



2 . 10 .18,587 (2,035 − 8,906)



= =



9 .0,1 371,74 (−6,871) 9 .0,1 −2555,340 0,9



VISKOSITAS FLUIDA



PRAKTIKUM FISIKA DASAR I LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA



= -2839,266 kg/ms ɳ2 =



2 . 10 .25,346 (2,035 − 8,906) 9 .0,2



= =



506,92 (−6,871) 9 .0,2 −3483,047 1,8



= -1935,026 kg/ms ɳ3 =



2 . 10 .58,578 (2,035 − 8,906) 9 .0,3



= =



1171,56(−6,871) 9 .0,3 −8049,788 2,7



= - 2981,402 kg/ms Diameter 2 ɳ1 =



2 . 10 .18,482 (2,035 − 8,906) 9 .0,1



= =



369,64 (−6871) 9 .0,1 −2539796,44 0,9



= - 2821996,044 kg/ms ɳ2 =



2 . 10 .25,515 (2,035 − 8,906) 9 .0,2



= =



510,3 (−6,871) 9 .0,2 −3506271,3 1,8



= - 1947928,5 kg/ms ɳ3 =



2 . 10 .58,964 (2,035 − 8,906)



=



9 .0,3 1179,28 (−6,871) 9 .0,3



VISKOSITAS FLUIDA



PRAKTIKUM FISIKA DASAR I LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA



=



−8102,832 2,7



= - 30001,048 kg/ms Diameter 3 ɳ1 =



2 . 10 .147,049 (2,035 − 8,906) 9 .0,1



= =



2940,98 (−6,871) 9 .0,1 −20207,473 0,9



= -22452,747 kg/ms ɳ2 =



2 . 10 .25,549 (2,035 − 8,906) 9 .0,2



= =



510.98 (−6,871) 9 .0,2 −3510,94358 1,8



= -1950,524 kg/ms ɳ3 =



2 . 10 .59,047 (2,035 − 8,906)



= =



9 .0,3 1180,94(−6,871) 9 .0,3 −8114,238 2,7



= -3005,273 kg/ms



VISKOSITAS FLUIDA



PRAKTIKUM FISIKA DASAR I LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BAB VI ANALISA PENGOLAHAN DATA 6.1 Tabel hasil perhitungan N0



1



2



Fluida



Fluida 1



waktu t1r



t2r



t3r



145,881



146,855



147,049



314,85675



316,958



317,377



217,414



218,865



218,865



58,578



18,482



147,049



25,346



25,515



25.549



58,578



58,968



59,047



Fluida 2



Ρ



ɳ



1,0106



2,035



1,0106



1,0106



6.2 Pembahasan Dalam percobaan yang telah kami lakukan kami mendapat data seperti yang ada di atas, bahwasanya waktu yang di butuhkan sebuah bola kecil untuk sampai ke dasar wadah itu tergantung dari kekentalan fluida yang ada di dalam wadah dan waktu yang di perlukan bola pada fluida satu dan fluida dua sangat jauh berbeda. Itu dikarenakan kekentalan dari fluida satu yang terus berlawanan dengan bola kecil sehingga menghambat jatuhnya bola kecil lebih cepat ke dasar wadah. Tetapi bola untuk fluida yang ke dua bola kecil tidak butuh waktu yang sangat panjang untuk mencapai dasar wadah di karenakan fluida yang kedua ini memiliki kekentalan yang kurang dari pada fluida pertama sehingga waktu yang di hasilakn di tabel hasil perhitungan di atas terbilang cepat. Gaya yang di timbulkan antara gesekan atau tekanan yang di timbulkan oleh bola kecil saat di jatuhkan di sebuah fluida pasti akan melambat karena gaya yang di berikan oleh fluida yang membuat bola kecil melambat saat di jatuhkan ke dalam fluida. Pada fluida satu kita lihat rata-rata waktu yang di catat cukup jauh bedanya sedangkan untuk fluida kedua selisih waktu yang ada cukup dekat sekali karena fluida dua ini kekentalannya kurang dari fluida satu. VISKOSITAS FLUIDA



PRAKTIKUM FISIKA DASAR I LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan Setelah mengikuti menyimpulkan bahwa:



proses



praktikum



viskositas



fluida



kami



dapat



1. Viskositas adalah kekentalan fluida yang menyatakan besar dan kecilnya gesekan dalam fluida. Suatu benda yang dijatuhkan dalam suatu cairan pada suatu saat akan mempunyai kecepatan konstan, kecepatan itu di sebut kecepatan terminal. 2. Viskometer merupakan peralatan yang digunakan untuk mengukur viskositas suatu fluida. Model viskometer yang umum digunakan berupa viskometer bola jatuh, tabung ( pipa kapiler ) dan sistem rotasi. Viskometer rotasi silinder sesumbu (concentric cylinder) dibuat berdasarkan 2 standar, sistem, dimana silinder bagian dalam berputar dengan silinder bagian luar diam dan sistem Couette dimana bagian luar silinder yang diputar sedangkan bagian dalam silinder diam. 3. Fluida adalah suatu zat atau subsistem yang mengalami deformasi secara kesinambungan kalau terkena gaya geser (gaya tangensial) walaupun gaya tersebut kecil sekalipun. 4. Persamaan poiseuille adalah hukum fisika yang memberikan penurunan tekanan dalam fluida tak tertampatkan dan fluida Newtonian dalam aliran laminar yang mengalir melalui pipa silinder panjang penampang konstan. 5. Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat dan setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda. 7.2 Saran 7.2.1 saran untuk laboratorium Alat – alat yang ada di laboratorium semoga dapat di lengkapi lagi agar praktikan – praktikan selanjutnya dapat dengan nyaman menggunakan laboratorium. Dan kebersihan dari laboratorium dapat selalu di jaga. VISKOSITAS FLUIDA



PRAKTIKUM FISIKA DASAR I LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA 7.2.2 saran untuk asisten Untuk para asisten laboratorium semoga dapat sabar untuk membimbing dan mendampingi praktikan – praktikan hingga praktikum selesai 7.2.3 saran untuk praktikum Praktikan kedepannya semoga lebih ulet dan berhati hati dalam melakukan percobaan dan teliti saat mengerjakan laporan. 7.3 Ayat yang berhubungan (Qs. Al Jaatsiyah : 13 ) yang artinya: Dan dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya ( sebagai rahmat ) dari padanya. Sesungguhnya pada demikian yang demikian itu benar-benar terdapat tanda tanda kekuasaannya bagi kaum yang kafir



VISKOSITAS FLUIDA



PRAKTIKUM FISIKA DASAR I LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA DAFTAR PUSTAKA Anwar, B., 2008, Metode Penentuan Koefisien Kekentalan Zat Cair dengan Menggunakan Regresi Linier Hukum Stokes, Skripsi, Sekolah Tinggi Teknologi nuklir BATAN, Yogyakarta. Arif dan Eko, 2007, Aplikasi Sensor Fotodioda Pada Viskometer Bola Jatuh Berbantukan Komputer, Jurnal Sains MIPA Tahun 2007, Vol 13, No. 3, Universitas Lampung, Lampung. Devid, E. Leithen, 2009, A Study of Motorcycle Oils, Ed. 2, AMSOIL Power Sports Group INC. Erlangga, A. R., 2014, Analisis Kontras Spekel pada Oli Mesran SAE 20w-50Terhadap Perubahan Kekentalan dengan Variasi Temperatur Menggunakan LSI (Laser Speckle Imaging), Skripsi, Jurusan Fisika, Universitas Andalas, Padang. Estien, Y., 2005, Kimia Fisika untuk Paramedis, Andi, yogyakarta. Farikhatul Mukharomah, 2015, wahana pendidikan fisika, program studi pendidikan



fisika



departemen



pendidikan



fisika



universitas



pendidikan Indonesia, Yogyakarta Fraden, J., 1996,



The Hand Book of Modern Sensor, Thermoscan,



Inc., California. Fraden, J., 2003, Handbook of Modern Sensor : Physic, Designs, and Applications, Advanced Monitors Corporation, Ginting,diner.1991.hidraulika.Jakarta:Gelora Aksara Pratama Halliday, D., 1985, Fisika, Penerbit Erlangga, Jakarta. Warsito Dkk, 2012, desain analisis pengukuran viskositas dengan metode bola jatuh berbasis sensor optocoupler dan sistem akuisisinya pada computer. Jurnal Natur Indonesia 14(3). Universitas Lampung, Bandar Lampung, Bandar Lampung.



VISKOSITAS FLUIDA