11 0 310 KB
LAPORAN PRESENTASI JURNAL JURNAL UTAMA PENGARUH TERAPI BERJALAN TERHADAP TINGKAT STRESS PADA LANSIA DI SEMARANG JURNAL PEMBANDING MANFAAT ASUHAN SWEDISH MASSAGE PADA LANSIA YANG MENGKONSUMSI OLAHAN TOGA DI SAAT PANDEMI COVID-19 TERHADAP STRES LANSIA
Disusun Oleh: Kelompok 4 Ayunda Padmasari Wibowo
(2004072)
Diah Karmini
(2004076)
Janicka Jacklyn Wowe
(2004080)
Lidyana Puspitawati
(2004085)
Luciana Renata
(2004088)
Patricia Yunita Dwi Ariyani
(2004092)
Yulia Friska Ardhiani
(2004096)
PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA 2021
LEMBAR PENGESAHAN JURNAL UTAMA PENGARUH TERAPI BERJALAN TERHADAP TINGKAT STRESS PADA LANSIA DI SEMARANG JURNAL PEMBANDING MANFAAT ASUHAN SWEDISH MASSAGE PADA LANSIA YANG MENGKONSUMSI OLAHAN TOGA DI SAAT PANDEMI COVID-19 TERHADAP STRES LANSIA
DISETUJUI OLEH: Pembimbing
(Daning Widi I., S.Kep., Ns., MSN)
PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA 2021
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul laporan presentasi jurnal. Makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas pada mata kuliah Keperawatan Gerontik pada Program Studi Pendidikan Profesi Ners di STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih kepada: 1. Ibu Vivi Retno Intening, S.Kep., Ns., MAN., selaku Ketua Stikes Bethesda Yakkum Yogyakarta. 2. Ibu Ethic Palupi., S.Kep., Ns., MNS. Selaku Ka. Prodi Profesi Ners STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta. 3. Ibu Indrayanti, S.Kep., Ns., MNS. Selaku koordinator pembimbing praktik stase Keperawatan Gerontik 4. Ibu Daning Widi I., S.Kep., Ns., MSN selaku dosen pembimbing kelompok 4. 5. Teman-teman kelompok yang telah bekerja sama dalam menyelesaikan tugas ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak.
Yogyakarta, Agustus 2021
Penulis
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit COVID-19 (Corona virus Disease-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh evere acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Para lansia adalah salah satu kelompok yang paling beresiko tinggi untuk terkena dampak COVID-19. Tingkat kematian pasien COVID19 yang berusia 60 tahun ke atas adalah 15.93%. Hal ini disebabkan oleh karena penurunan daya tahan tubuh seiring dengan bertambahnya usia (Bhat dkk, 2020). Data dari World Health Organization (WHO) menunjukkan lansia lebih banyak mengalami infeksi virus corona yang berdampak infeksi berat dan kematian dibandingkan pada balita. Kerentanan lansia pada pandemi Covid-19 disebabkan penurunan daya tahan dan penyakit komorbid pada lansia yang akan meningkatkan risiko kematian Informasi dampak Covid-19 menimbulkan dampak psikologis bagi lansia (Indarwati, 2020). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2018), di Indonesia sendiri prevalensi penduduk yang mengalami stres adalah 6%, dengan angka tertinggi di provinsi Sulawesi Tengah (11,6%), provinsi Jawa Barat (9,3%), dan terendah di provinsi Lampung (1,2%), dari 6% penduduk Indonesia yang mengalami stres, prevalensi pada wanita lebih tinggi dibandingkan pria. Adapun prevalensi stres pada lansia yang menjalani perawatan di panti sebesar 30%. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) prevalensi kejadian stres pada lansia yang tinggal bersama keluarga di Indonesia mencapai 8,34%. Menurut Sunaryo (2013), stres adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang menimbulkan tekanan, perubahan, dan ketegangan emosi. Sedangkan menurut
Saam dan Wahyuni (2012), stres merupakan reaksi tubuh dan psikis terhadap tuntutan-tuntutan lingkungan kepada seseorang. Reaksi tubuh terhadap stres misalnya berkeringat dingin, nafas sesak, dan jantung berdebar-debar. Reaksi psikis terhadap stres misalnya frustasi, tegang, marah, dan agresi. Dalam situasi stres tersebut terdapat sejumlah perasaan seperti frustasi, ketegangan, marah, rasa permusuhan, atau agresi. Dengan kata lain, kedaan tersebut berada dalam tekanan (pressure). Menurut Harmila (2013) bahwa tekanan atau stressor yang besar melebihi daya tahan dapat menyebabkan peningkatan hormon adrenokortikotropik (ACTH) yang merupakan hormon penyebab stres. Stres yang terjadi pada lansia berhubungan dengan kematian pasangan, status sosial ekonomi rendah, penyakit fisik yang menyertai, isolasi sosial, tempat dimana lansia tinggal dan spiritual. Perubahan kedudukan, pensiun, serta menurunnya kondisi fisik dan mental juga dapat mengakibatkan stres pada lansia. Stress yang terjadi pada lansia bermula dari stressor kehidupannya baik dari kondisi fisik, psikologis, maupun social yang muncul dari situasi dan kondisi dimana lansia berada (Santosa, 2017). Stres pada lansia juga bisa dipicu oleh adanya relasi sosial atau kondisi lingkungan yang buruk. Lingkungan sekitar, yang akan membuat lansia merasa tidak nyaman atau nyaman
Namun,
sumber
stress
dapat
berubahubah
sesuai
dengan
perkembangannya karena tergantung dengan koping yang dimilikinya, sehingga dukungan dan interaksi yang akrab antara lansia dapat mengurangi stres yang dialami lansia (Santosa, 2017). B. RUMUSAN MASALAH 1.
Bagaimana analisis pengaruh terapi berjalan terhadap pada lansia di Rumah Pelayanan Sosial Pucang Gading Semarang?
2.
Bagaimana analisis pengaruh Swedish massage pada lansia yang mengkonsumsi olahan TOGA saat pandemi covic-19 terhadap tingkat stress lansia di Desa Blaru Kecamatan Pati Kabupaten Pati?
3.
Bagaimana analisis perbandingan kedua jurnal tersebut dalam analisis PICO?
C. TUJUAN PENELITIAN 1.
Mengetahui analisis pengaruh terapi berjalan terhadap pada lansia di Rumah Pelayanan Sosial Pucang Gading Semarang.
2.
Mengetahui analisis pengaruh Swedish massage pada lansia yang mengkonsumsi olahan TOGA saat pandemi covic-19 terhadap tingkat stress lansia di Desa Blaru Kecamatan Pati Kabupaten Pati.
3.
Mengetahui analisis pengaruh terapi berjalan dan Swedish massage terhadap lansia dalam analisis PICO.
BAB II JURNAL TERKAIT A. JUDUL I PENGARUH TERAPI BERJALAN TERHADAP TINGKAT STRESS PADA LANSIA DI SEMARANG Penulis
: Sonhaji, Eka Putri Agesti
Tahun Terbit
: 2021
Abstrak
:
Lansia rentang mengalami stress dikarenakan dari faktor lingkungan, pola tidur yang buruk, isolasi sosial. Cara melakukan aktivitas sehari-hari ataupun olahraga ringan seperti berjalan pagi. Berjalan bentuk aktivitas fisik yang memiliki potensi untuk mengurangi stress. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi berjalan terhadap tingkat stress pada lansia di rumah pelayanan sosial lanjut usia di Pucang Gading Semarang. Desain penelitian pre ekperimental design menggunakan one group pre-post test design, dengan teknik purposive sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia dengan stress sampel sebanyak 30 orang. Analisa data menggunakan uji statistik Wilcoxon Sign Rank Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum dilakukan terapi berjalan nilai rata-rata/mean sebesar 28.200 dan setelah dilakukannya terapi berjalan nilai rata-rata/mean berubah menjadi 19.433. Hasil anilisa data diperoleh hasil p value sebesar 0,000 < 0,05. Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh terapi berjalan terhadap tingkat stress pda lansia di Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pucang Gading, Semarang.
B. JUDUL II MANFAAT ASUHAN SWEDISH MASSAGE PADA LANSIA YANG MENGKONSUMSI OLAHAN TOGA DI SAAT PANDEMI COVID-19 TERHADAP STRES LANSIA. Penulis
: Naomi Parmila Hesti Savitri, Wiwit Desi Intarti
Tahun Terbit
: 2021
Abstrak
:
Kecemasan yang terjadi pada lansia karena adanya peningkatan kasus di masa pandemic Covid-19 berdampak pada perubahan fisik, ketegangan dan tandatanda vital. Upaya mandiri yang dilakukan lansia adalah rutin mengkonsumsi olahan TOGA sebagai upaya peningkatan imunitas. Meskipun terdapat manfaat dari konsumsi olahan TOGA namun tidak signifikan mengatasi keluhan fisik dan kecemasan pada lansia sehingga diperlukan upaya agar lansia tetap rileks dan bugar melalui asuhan Swedish massage. Metode penelitian merupakan eksperimen lapangan dengan rancangan penelitian one group pretest posttest design. Analisis data menggunakan uji paired sample ttest pada CI 95%. Hasil penelitian menunjukkan dari uji paired samples test Thitung systol =8,004 > Ttabel 2,093; Thitung diastol = 11,159 > Ttabel 2,093; Thitung nadi=6,676 > Ttabel 2,093; Thitung respirasi=6,257>Ttabel 2,093 nilai signifikansi 2-tailed (p < 0.05). Teknik Swedish massage merupakan teknik pemijatan yang akan merangsang saraf eferen untuk melepaskan
histamine
dan
asetilkolin
sehingga
memberikan
reflek
vasodilatasi vena, arteriol dan mengurangi aktivitas saraf simpatis sehingga terjadi penurunan resistensi vaskuler perifer yang berdampak pada penurunan tekanan darah dan denyut nadi. Simpulan penelitian adalah terdapat manfaat Swedish massage pada lansia yang mengkonsumsi olahan TOGA saat pandemi covid-19 terhadap stress lansia.
BAB III PEMBAHASAN DENGAN PICO A. PROBLEM No 1
Kriteria P
Jawab Ya
Pembenaran & Criitical Thinking 1) Jurnal Utama Proses penuaan yang terus berlangsung akan menyebabkan perubahan dan penurunan berbagai fungsi tubuh, termasuk di dalamnya perubahan fisik, mental, dan sosial. Hal tersebut akan membuat lansia lebih rentan terhadap munculnya berbagai penyakit salah satunya stress. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan peneliti pada lansia di Rumah Pelayanan Sosial Pucang Gading Semarang diperoleh 10 orang lansia di dapati bahwa terdapat 2 orang lansia tidak mengalami stress, 4 orang lansia mengalami stress ringan dan 4 orang lansia stress sedang. Populasi penelitian merupakan lansia di Rumah Rumah Pelayanan Sosial Pucang Gading Semarang. 2) Jurnal Pendukung Lanjut usia menghadapi risiko yang signifikan terkena penyakit virus Corona ini, karena mereka mengalami gangguan kesehatan seiring dengan penurunan kondisi fisiologi. Banyaknya data yang menyebutkan tentang peningkatan kasus Covid-19. menyebabkan kondisi kecemasan dan stress pada kelompok lansia. Stress lansia disebabkan karena adana kecemasan rentan terserang berbagai penyakit termasuk yang disebabkan oleh virus Corona. Populasi penelitian merupakan lansia yang terkonfirmasi Covid-19 di wilayah Desa Blaru di Kabupaten Pati. Critical Thinking Usia lanjut adalah seseorang yang berusia 60
tahun atau lebih, yang secara fisik terlihat berbeda dengan kelompok umur lainnya (Depkes RI, 2018). Menurut rumusan WHO, batasan lanjut usia sebagai berikut: Usia pertengahan (middle age) yaitu antara usia 45 – 59 tahun, Lanjut usia (elderly) yaitu antara usia 60 – 74 tahun, Lanjut usia tua (old) yaitu antara usia 75 – 90 tahun, Usia sangat tua (very old) yaitu di atas usia 90 tahun (Depkes RI, 2018). Proses penuaan yang terus berlangsung akan menyebabkan perubahan dan penurunan berbagai fungsi tubuh, termasuk di dalamnya perubahan fisik, mental, dan sosial (Indriana, 2010). Hal tersebut akan berakibat lansia menjadi lebih rentan terhadap munculnya berbagai penyakit. Lanjut usia menghadapi risiko yang signifikan terkena penyakit virus Corona, karena mereka mengalami gangguan kesehatan seiring dengan penurunan kondisi fisiologi (WHO, 2020) Respon yang muncul salah satunya adalah stress. Menurut Wahyuningsih, dkk (2011) stres terjadi apabila stresor tersebut dirasakan dan dipersepsikan sebagai ancaman sehingga menimbulkan kecemasan yang merupakan awal dari gangguan kesehatan fisik dan psikologis. Stresor adalah variabel yang dapat diidentifikasi sebagai penyebab timbulnya stres. Sumber stres dapat berasal dari dalam tubuh dan luar tubuh. Salah satu jenis stresor adalah stresor biologic yang dapat berupa bakteri, virus, hewan, binatang, tumbuhan, dan berbagai macam makhluk hidup yang dapat mempengaruhi kesehatan. Stres mengacaukan hormon di dalam tubuh, membuat cemas, dan mudah marah. Jika stres dibiarkan maka akan membuat beban fisik ikut terpengaruh karena adanya penurunan imunitas. Stres lansia tidak boleh terjadi terlalu lama. Stres dalam bentuk kecemasan yang dialami lansia bisa menimbulkan kondisi penurunan status fungsional, serangan akut, gejala
hipertensi, gejala ulkus lambung, bahkan sampai kondisi iritabilitas usus. Oleh karena itu perlu segera dilakukan berbagai hal menyenangkan untuk mengatasinya. B. INTERVENTION No 2
Kriteria I
Jawab Ya
Pembenaran & Criitical Thinking 1) Jurnal Utama Untuk mengetahui tingkat stress lansia di Rumah Pelayanan Sosial Pucang Gading Semarang dilakukan intervensi terapi berjalan. Terapi jalan dilakukan dengan cara jalan kaki di pagi hari dan dilakukan selama kurang lebih 10 menit. Pengukuran stress dilakukan pada lansia sebelum dilakukan terapi berjalan sebagai pre-test dan sesudah terapi berjalan sebagai post test. 2) Jurnal Pembanding Untuk mengetahui tingkat stress lansia di Desa Blaru Kecamatan Pati Kabupaten Pati dilakukan intervensi Swedish massage pada lansia yang mengkonsumsi olahan TOGA saat pandemi covic-19. Prosedur swedish massage yaitu pemijatan dilakukan dengan posisi berbaring dan dimulai dari kaki lalu berlanjut ke paha, pinggang, punggung, tangan, bahu, leher, kepala dan wajah. Pemijatan dilakukan peneliti selama 30 menit menggunkan hand and body lotion dan minyak zaitun serta minyak penghangat aromatic untuk pelicin saat memijat dan menghangatkan badan. Pengukuran stress dilakukan pada lansia sebelum melakukan swedish massage sebagai pre-test dan sesudah melakukan swedish massage sebagai posttest.Prosedur swedish massage dapat dilakukan 2 kali seminggu selama 2 minggu kemudian dievaluasi perubahan stress melalui pengukuran tanda-tanda vital . Critical Thinking :
Aktivitas jalan kaki bentuk aktivitas fisik sedang untuk lansia yang dapat memiliki pengaruh pada keadaan fisik lansia yang mengalami stress dapat mempengaruhi fisiologis tubuh seperti meningkatnya denyut jantung dan tekanan darah (Hapsari & Khotimah, 2020). Aktivitas jalan kaki ringan atau jalan kaki cepat memiliki pengaruh dalam menurunkan tekanan darah dalam stress yang terjadi pada lansia (Aryawan, 2018). Swedish massage adalah manipulasi pada jaringan tubuh mulai dari kaki sampai ke punggung dengan teknik khusus untuk mempersingkat waktu pemulihan dari ketegangan otot (kelelahan), meningkatkan sirkulasi darah tanpa meningkatkan beban kerja jantung, meregangkan otot ligament dan tendon sekaligus menenangkan pada saat yang bersamaan serta menstimulasi kulit dan saraf (Ritanti R & Sari A, 2019). C. COMPARATION No 3
Kriteria C
Jawab Ya
Pembenaran & Criitical Thinking 1) Jurnal Utama Desain penelitian ini menggunakan preeksperimental design menggunakan onegroup pre-post test design yaitu dilakukan satu kelompok saja tanpa kelompok kontrol. Populasi pada penelitian ini adalah lansia di Rumah Pelayanan Sosial Pucang Gading Semarang. Teknik sampling yang digunakan adalah non probability sampling dengan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 30 orang. Metode analisa data menggunakan analisa univariat dan analisa bivariat menggunakan uji korelasi Uji Wilcoxon Signed Ranks Test. 2) Jurnal Pembanding Desain penelitian ini menggunakan one group pretest & posttest design. Sampel dalam penelitian ini dilakukan secara acak dengan teknik random sampling jumlah
sampel dalam penelitian ini sebanyak 54 ibu lansia yang rutin mengkonsumsi olahan TOGA minimal satu minggu sekali. Uji statistik yang digunakan adalah uji paired sample t-test dengan tingkat kepercayaan 95% dimana taraf signifikansi sebesar 0,05. Critical Thinking : Pada kedua jurnal di atas terdapat perbedaan populasi dan sample penelitian, pada terapi berjalan menggunakan populasi lansia di Rumah Pelayanan Sosial Pucang Gading Semarang. Teknik sampling yang digunakan adalah non probability sampling dengan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 30 orang (perempuan&laki-laki). Terapi Swedich Massage 124 lansia perempuan terkonfirmasi Covid-19, pengambilan sampel dengan random sampling dengan kriteria rutin mengkonsumsi olahan TOGA minimal satu minggu sekali selama masa pandemi Covid-19 dan jumlah sampel yang didapat 54 lansia. Alat ukur stress yang digunakan pada Swedich Massage adalah dengan pengukuran tanda vital : tekanan darah, nadi dan pernafasan. D. OUTCOME No 4
Kriteria O
Jawab Ya
Pembenaran & Criitical Thinking 1) Jurnal Utama Berdasarkan perhitungan menggunakan analisis Univariat, lansi sebelum melakukan terapi berjalan memiliki tingkat stress dengan rerata 28,20 dan setelah dilakukan terapi berjalan, turun menjadi 19.43. Berdasarkan analisa bivariat dengan menggunakan uji korelasi uji Wilcoxon Signed Ranks Test maka didapatkan hasil p value sebesar 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterimaartinya ada Pengaruh Terapi Berjalan terhadap tingkat stress pada lansia di rumah pelayanan sosial lanjut
usia Pucang Gading Semarang. 2) Jurnal Pembanding Dari hasil intervensi yang dilakukan, pasien mengalami penurunan keluhan fisik, insomnia, dan kecemasan. Pasien juga mengalami perbaikan pemeriksaan tekanan darah, perhitungan nadi dan juga pernafasan setelah dilakukan intervensi. Dari hasil perhitungan nilai Thitung> Ttabel 2,093 dengan taraf signifikansi (2tailed) adalah 0,000 (p Ttabel 2,093; Thitung diastol = 11,159 > Ttabel 2,093; Thitung nadi=6,676 > Ttabel 2,093; Thitung respirasi=6,257>Ttabel 2,093 nilai signifikansi 2-tailed (p < 0.05). Teknik Swedish massage merupakan teknik pemijatan yang akan merangsang saraf eferen untuk melepaskan histamine dan asetilkolin sehingga memberikan reflek vasodilatasi vena, arteriol dan mengurangi aktivitas saraf simpatis sehingga terjadi penurunan resistensi vaskuler perifer yang berdampak pada penurunan tekanan darah dan denyut nadi. Simpulan penelitian adalah terdapat manfaat Swedish massage pada lansia yang mengkonsumsi olahan TOGA saat pandemi covid-19 terhadap stress lansia. Kata kunci: TOGA, Stres lansia, Swedish massage
ABSTRACT Anxiety that occurs in the elderly due to an increase in cases during the Covid-19 pandemic has an impact on physical changes, tension and vital signs. Independent efforts made by the elderly are routinely consuming processed TOGA as an effort to increase immunity. Although there are benefits from consuming processed TOGA, it is not significant in overcoming physical complaints and anxiety in the elderly so that efforts are needed to keep the elderly relaxed and fit through Swedish massage care. The research method is a field experiment with a one group pretest posttest design. Data analysis used paired sample t-test at 95% CI. The results showed that from the paired samples test Tcount systolic = 8.004 > Ttable 2.093; Tcount diastolic = 11,159 > Ttable 2,093; Pulse count=6,676 > Ttable 2,093; Tcount respiration=6,257>Ttable 2,093 2-tailed significance value (p < 0.05). The Swedish massage technique is a gentle massage technique starting from the blood of the legs to the back and head that will stimulate the efferent nerves to release histamine and acetylcholine so as to provide reflex vasodilation of veins, arterioles and reduce sympathetic nerve activity resulting in a decrease in peripheral vascular resistance which has an impact on decreasing blood pressure. and pulse. The conclusion of the study is that there are benefits of Swedish massage for the elderly who consume TOGA preparations during the covid-19 pandemic on elderly stress. Keywords: TOGA, Elderly stress, Swedish massage
MANFAAT ASUHAN… NAOMI, WIWIT
39
Jurnal ilmiah Ilmu Kebidanan dan Kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Utama Pati
Volume 12 No 2, Hal 39 - 48, Juli 2021
(elderly) yaitu antara usia 60 – 74 tahun,
PENDAHULUAN Penyakit COVID-19 (Corona virus Disease-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh evere acute respiratory
Lanjut usia tua (old) yaitu antara usia 75 – 90 tahun, Usia sangat tua (very old) yaitu di atas usia 90 tahun. WHO menyebutkan, lebih dari 95%
syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Berbagai aspek kehidupan telah terdampak dengan adanya Pandemi COVID-19 ini. Ancaman penyakit semakin meningkat karena banyak masyarakat yang belum sadar akan bahaya yang dapat menyerang siapa saja terutama pada kelompok umur tua
atau
lanjut
P-ISSN 2087-4154 E-ISSN 2774-8669
usia.
Lanjut
usia
menghadapi risiko yang signifikan terkena penyakit virus Corona ini, karena mereka mengalami gangguan kesehatan seiring dengan penurunan kondisi fisiologi. Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan
kematian akibat Virus Corona terjadi pada penduduk usia lebih dari 60 tahun. Lebih dari 50% dari semua kematian melibatkan terjadi pada mereka yang berusia 80 tahun atau lebih. Menurut laporan WHO dapat dilihat bahwa 8 dari 10 kematian terjadi pada individu dengan setidaknya mereka
Lanjut Usia Tahun 2016-2019, bahwa pemerintah memfasilitasi pengembangan kelompok lanjut usia serta berupaya melakukan pemeliharaan kesehatan bagi lanjut usia bertujuan untuk menjaga agar para lanjut usia tetap sehat, mandiri dan produktif secara sosial dan ekonomi. Usia lanjut adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih, yang secara fisik terlihat berbeda dengan kelompok umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut rumusan WHO, batasan lanjut usia sebagai berikut: Usia pertengahan (middle age) yaitu antara usia 45 – 59 tahun, Lanjut usia
dengan
komorbiditas, penyakit
khususnya
kardiovaskular,
hipertensi dan diabetes mellitus, tetapi juga dengan
berbagai
kondisi
(Kemenpemberdayaan
kronis
lainnya
perempuan
dan
perlindungan anak RI, 2020). Selain gangguan sistem imun, tidak
Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2016 tentang Rencana Aksi Nasional Kesehatan
satu
sedikit lansia yang memiliki penyakit kronis, seperti penyakit jantung, diabetes, asma, atau kanker. Hal ini bisa meningkatkan risiko atau bahaya infeksi virus Corona. Dan komplikasi yang timbul akibat COVID-19 juga akan lebih parah
bila
penderitanya
sudah
memiliki
penyakit-penyakit tersebut bahkan bisa sampai menyebabkan kematian. Kabupaten Pati merupakan salah satu wilayah yang berada di Jawa Tengah dan termasuk 8 (delapan) daerah yang dalam kondisi zona merah atau mempunyai tingkat resiko penularan virus Corona yang tinggi. dengan kasus penyebarab Covid-19 sebanyak 175 warga Pati yang dirawat dan 444 warga Pati yang meninggal dunia selama kurun
MANFAAT ASUHAN… NAOMI, WIWIT
40
Jurnal ilmiah Ilmu Kebidanan dan Kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Utama Pati
Volume 12 No 2, Hal 39 - 48, Juli 2021
P-ISSN 2087-4154 E-ISSN 2774-8669
waktu 2 bulan pada bulan Mei dan Juni
kesehatan. Stres mengacaukan hormon di
2021, dan dalam kurun waktu 3 (tiga) hari
dalam tubuh, membuat cemas, dan mudah
bisa mencapa
marah. Jika stres dibiarkan maka akan
belasan jenazah
yang
dikuburkan per harinya (DKK Pati, 2021) Banyaknya data yang menyebutkan tentang
peningkatan
kasus
Covid-19.
membuat beban fisik ikut terpengaruh karena adanya penurunan imunitas. Kecemasan
akan
direspon
pada
menyebabkan kondisi kecemasan dan
beberapa perubahan pada tubuh terutama
stress pada kelompok lansia. Stress lansia
perubahan
disebabkan
kecemasan
peningkatan tekanan darah, denyut nadi dan
penyakit
pernafasan. Jika terjadi kecemasan yang
termasuk yang disebabkan oleh virus
terlalu berlebihn maka kerja jantung dan
Corona.
suatu
kebutuhan
yang
(American Heart Assosiation, 2015).
rentan
karena
terserang
adana berbagai
Kecemasan
kekhawatiran
atau
adalah ketegangan
berasal dari sumber yang tidak diketahui
tanda-tanda
oksigen
Menurut
menurut Freud kecemasan adalah situasi
Dunia
yang
juga
data
(WHO),
vital
akan
Organisasi
angka
berupa
meningkat
Kesehatan
harapan
hidup
menyenangkan
yang
masyarakat Indonesia di tahun 2016 yaitu 60,4
perasaan
tidak
tahun untuk pria dan 63 tahun untuk wanita.
perasaan
Populasi manusia lanjut usia (manula) secara
tersebut tidak dapat dipastikan namun
statistik menunjukkan jumlah yang signifikan
dapat dirasakan (Intarti dan Savitri, 2021).
dalam populasi penduduk di Indonesia. Jumlah
Menurut Wahyuningsih, dkk (2011)
manula perempuan lebih banyak dibandingkan
tidak
menumbukkan menyenangakan
yang
yang
mana
stresor
tersebut
dengan manula laki-laki. Makin bertambah
dipersepsikan
sebagai
usia, makin besar kemungkinan seseorang
menimbulkan
mengalami permasalahan fisik, jiwa, spiritual,
kecemasan yang merupakan awal dari
ekonomi dan sosial. Salah satu permasalahan
gangguan kesehatan fisik dan psikologis.
yang sangat mendasar pada lanjut usia adalah
Stresor
dapat
masalah kesehatan akibat proses degeneratif,
diidentifikasi sebagai penyebab timbulnya
hal ini ditunjukkan oleh data pola penyakit
stres. Sumber stres dapat berasal dari
pada lanjut usia (WHO, 2020)
stres
terjadi
dirasakan ancaman
apabila
dan
sehingga
adalah
variabel
yang
dalam tubuh dan luar tubuh. Salah satu
Kondisi psikologi masa lansia antara
jenis stresor adalah stresor biologic yang
laki-laki
dapat
hewan,
terutama dalam menghadapi masalah. Dalam
binatang, tumbuhan, dan berbagai macam
menghadapi masalah, lansia perempuan lebih
makhluk hidup yang dapat mempengaruhi
cenderung mudah depresi karena perempuan
berupa
bakteri,
virus,
MANFAAT ASUHAN… NAOMI, WIWIT
dan perempuan
sangat
berbeda
41
Jurnal ilmiah Ilmu Kebidanan dan Kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Utama Pati
Volume 12 No 2, Hal 39 - 48, Juli 2021
P-ISSN 2087-4154 E-ISSN 2774-8669
cenderung memiliki pengetahuan yang
rimpangan
mempunyai
lebih detail daripada laki-laki sehingga
metabolisme tubuh, sebagai antiradang dan
justru berpengaruh pada tingkat kecemasan
antiinflamsi yang terkandung dalam jahe
yang lebih besar dibanding lansia laki-laki
berupa
(Jahja Y, 2011)
curcumin pada kunyit dan tumerol pada
senyawa
fungsi
gingerol
dan
untuk
shogaol,
Menurut BPS (2019) Angka Harapan
temulawak. Bahan-bahan tersebut memiliki
Hidup Perempuan adalah 73,33 tahun.
kandungan antioksidan yang tahan pemanasan
Salah satu hal yang mempengaruhi angka
sehingga aman dikonsumsi (Suparmi dan
harapan hidup seseorang yaitu gaya hidup
Wulandari A, 2012).
yang
dijalani.
Untuk
memperpanjang
Masyarakat sudah banyak mengenal
angka harapan hidup, ada beberapa gaya
TOGA
hidup sehat yang sebaiknya diterapkan
penularan virus Covid-19 terutama lansia yang
dalam keseharian antara lain menjauhkan
sudah melakukan kegiatan tersebut secara
diri dari stres, berolahraga, cukup istirahat,
turun temurun. Berdasarkan studi pendahuluan
berhenti merokok, makan makanan bergizi
yang dilakukan kepada 5 orang lansia
seimbang
menyatakan
Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
dan
olahannya
bahwa
mengkonsumsi
olahan
untuk
mencegah
mereka
rutin
TOGA
karena
merupakan pengobatan olahan tradisional
merupakan obat tradisional turun temurun.
yang
Namun kondisi pandemic Covid-19 tetap
digunakan
sebagai
pengobatan yang
membuat mereka cemas dan stress karena
merupakan hasil budidaya rumahan telah
takut terkena penyakit yang berat sehingga
membawa khasiat sebagai obat untuk
manfaat yang didapat setelah mengkonsumsi
upaya preventif dan promotif termasuk
olahan TOGA masih merasakan keluhan
upaya kuratif. Dengan mengkonsumsi
penyakit yang pernah dirasakan kadang
jamu rimpang-rimpangan bisa dijadikan
kambuh.
alternative.
Penggunaan
TOGA
alternative untuk meningkatkan imunitas
Stres lansia tidak boleh terjadi terlalu
dalam mencegah virus Corona (Pertiwi
lama. Stres dalam bentuk kecemasan yang
dkk, 2020).
dialami lansia bisa menimbulkan kondisi
Bahan yang tersimpan dalam jamu
penurunan status fungsional, serangan akut,
rimpang-rimpangan yang disarankan untuk
gejala hipertensi, gejala ulkus lambung,
dikonsumsi sebagai upaya meningkatkan
bahkan sampai kondisi iritabilitas usus. Oleh
imunitas adalah golongan zingibereceae
karena itu perlu segera dilakukan berbagai hal
yang terdiri dari jahe, temulawak, kunyit,
menyenangkan untuk mengatasinya. Cara
kencur dan lengkuas. Jamu rimpang-
mengatasi
MANFAAT ASUHAN… NAOMI, WIWIT
stres
yang
dilakukan
selain 42
Jurnal ilmiah Ilmu Kebidanan dan Kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Utama Pati
memberikan dilakukan
olahan
TOGA
dengan
asuhan
Volume 12 No 2, Hal 39 - 48, Juli 2021
maka Swedish
massage kepada lansia.
terbagi
dalam
2
P-ISSN 2087-4154 E-ISSN 2774-8669
kelompok
besar
yaitu
pelayanan kesehatan tradisional ramuan dan pelayanan kesehatan tradisional keterampilan
Menurut Ritanti dan Sari (2019)
(Windaryanti dan Riska, 2019).
Swedish Massage adalah manipulasi pada
Masalah stres para lansia membutuhkan
jaringan tubuh mulai dari kaki sampai ke
pelayanan kesehatan, oleh karena itu perlu
punggung dengan teknik khusus untuk
dikembangkan pelayanan kesehatan yang lebih
mempersingkat waktu pemulihan dari
mengutamakan
ketegangan
pemeliharaan
otot
(kelelahan),
meningkatkan
sirkulasi
meningkatkan
beban
darah kerja
upaya
pencegahan,
kesehatan
disamping
penyembuhan dan pemulihan yang dapat
jantung,
dilakukan melalui asuhan komplementer yang aman.
seklaigus menenangkan pada saat yang
Swedish massage merupakan salah satu
bersamaan serta menstimulasi kulit dan
terapi
jaringan saraf.
penanggulangan
bahwa
penelitian
melakukan
menyebutkan
pemijatan
untuk
komplementer
sebagai
mencegah
konvensional.
Hal
yang
cara dilakukan
pengobatan
medis
konvensional atau sebagai pengobatan pilihan lain
hipertensi.
yaitu
penyakit
pendukung
membuat tubuh tenang dan rileks dapat terjadinya
upaya
tanpa
meregangkan otot ligament dan tendon
Hasil
dan
diluar
pengobatan Prinsip
medis dari
yang terapi
tersebut dapat dilakukan melalui pijat kaki
komplementer adalah terapi yang diberikan
dan punggung selama 10-15 menit selama
sebagai
3
pelayanan kebidanan yang berlaku.
hari
yang
dapat
mempengaruhi
penurunan tekanan darah systole dan diastole
melalui
mekanisme
dari
pelengkap
dari
standar
asuhan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat asuhan Swedish massage
mekanoreseptor tubuh yang mengatur
pada lansia yang mengkonsumsi
tekanan sentuhan dan kehangatan menjadi
TOGA di saat pandemi Covid-19 terhadap
mekanisme
stress lansia di Desa Blaru Kecamatan Pati
relaksasi.
Mekanoreseptor
merupakan sel yang menyampaikan sinyal
olahan
Kabupaten Pati.
ke system saraf pusat dan mentransduksi rangsangan mekanik (Alikin dkk, 2014). Indonesia
sedang
Penelitian ini dilaksanakan di desa Blaru,
menerapkan upaya untuk meningkatkan
kecamatan Pati yang merupakan salah satu
angka harapan hidup menggunakan asuhan
wilayah yang terkonfirmasi kasus Covid-
komplementer.
saat
Asuhan
MANFAAT ASUHAN… NAOMI, WIWIT
ini
METODE PENELITIAN
komplementer 43
Jurnal ilmiah Ilmu Kebidanan dan Kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Utama Pati
Volume 12 No 2, Hal 39 - 48, Juli 2021
P-ISSN 2087-4154 E-ISSN 2774-8669
19 di Kabupaten Pati. Populasi dalam
Prosedur asuhan dalam penelitian ini
penelitian ini adalah seluruh kelompok
adalah wanita lansia yang terpilih dilakukan
wanita lanjut usia di wilayah Desa Blaru
tindakan
Swedish
yang terkonfirmasi Covid-19 di Kabupaten
dilakukan
dengan
Pati sebanyak 124 lansia. Sampel dalam
dimulai dari kaki lalu berlanjut ke paha,
penelitian
pinggang, punggung, tangan, bahu, leher,
ini
dilakukan
secara
acak
dan
massage. posisi
wajah.
Pemijatan
berbaring
dengan teknik random sampling dengan
kepala
kriteria rutin mengkonsumsi olahan TOGA
peneliti selama 30 menit menggunakan hand
minimal satu minggu sekali selama masa
and body lotion dan minyak zaitun serta
pandemic Covid-19., dan jumlah sample
minyak penghangat aromatic untuk pelicin
dalam penelitian ini adalah sebanyak 54
saat memijat dan menghangatkan badan.
ibu lansia.
Pengukuran
tekanan
Pemijatan
dan
darah
dilakukan
systole
dan
Data penelitian merupakan data
diastole, nadi dan pernafasan dilakukan
primer yaitu melalui intervensi asuhan dan
sebelum dan sesudah dilakukan tindakan dan
observasi langsung sebelum dan sesudah
hasil
dilakukan Swedish massage, serta data
observasi.
sekunder
melalui
kuesioner
pengukuran
dicatat
dalam
lembar
tentang
Uji statistik yang digunakan adalah uji
frekuensi konsumsi olahan TOGA selama
paired sample t-test untuk mengetahui ada
Pandemi Covid-19 dan manfaat setelah
tidaknya perbedaan tekanan darah systole,
mengkonsumsi
diastole, nadi dan pernafasan sebelum dan
olahan
TOGA
yang
dirasakan lansia. Jenis
sesudah dilakukan Swedish massage pada
penelitian
merupakan
tingkat
kepercayaan
95%
taraf
sehingga
bila
penelitian eksperimen lapangan dengan
signifikansi
rancangan penelitian one group pretest
ditemukan hasil analisis statistik p Ttabel
Savitri, 2021).
Berdasarkan
tabel
6
2,093 dengan taraf signifikansi (2-tailed)
Berdasarkan kejenuhan kelompok lansia
adalah 0,000 (p