Laporan Pupuk Kompos Organik. [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM PUPUK KOMPOS ORGANIK



OLEH



NAMA : TIA SRI FAURTUNA NIM



: 218.0001



PRODI : D3 KESLING



PRODI D-3 KESEHATAN LINGKUNGAN MATARAM SEKOLAH TINGGI TEKNIK LINGKUNGAN MATARAM 2020



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa (YME). Di mana Tuhan YME telah memberikan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga kami dari kelompok sehingga kami dapat melaksanakan sebuah praktikum dan menyelesaikannya dengan baik. Sehingga akhirnya terusunlah sebuah laporan resmi praktikum pembuatan pupuk kompos dengan menggunakan pupuk organic . Laporan ini telah kami susun dengan sistematis dan sebaik mungkin. Hal ini bertujuan untuk memenuhi tugas Praktikum penyehatan tanah dan pengelolaan sampah Dengan selesainya laporan resmi praktikum ini, maka kami tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih. Kami juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan praktikum kompos organic ini .  Khususnya kepada : 1. Kepada ibu bapak selaku dosen pengampu mata kuliah penyehatan tanah dan pengolaan sampah B 2. Kepada rekan saya yang sudah membantu saya dalam menyelesaikan tugas praktikum 3. Orang tua kami yang telah mendoakan kelancaran kuliah kami. 4. Seluruh teman-teman yang berkenan saling membantu menyeleaikan praktikum ini. Demikian ini laporan Praktikum pengelolaan kompos organic yang telah kami buat. Kami mohon maaf jika apabila terdapat kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Semoga laporan Praktikum dapat bermanfaat bagi semua pihak. Juga bermanfaat bagi kami.



Kidang, 30 Mei 2020 penyusun



ii



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .......................................................................................................i KATA PENGANTAR .....................................................................................................ii DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 4 A. latar Belakang Masalah...........................................................................................4 B. Tujuan.....................................................................................................................5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................................6 A. Pengertian..............................................................................................................6 B. Manfaat Pengomposan..........................................................................................6 C. Prinsip Pengomposan............................................................................................8 BAB III METODE PRAKTIKUM................................................................................11 A.



Waktu dan Tempat Praktikum.............................................................................11



B.



Alat dan Bahan....................................................................................................11



C.



Prosedur Pengomposan ......................................................................................12



D.



Mutu Kompos......................................................................................................13



E. Cara kerja Pembuatan kompos........................................................................... 14 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................16 BAB V PENUTUP.....................................................................................................17 A.Saran ....................................................................................................................... 17 B. Kesimpulan ............................................................................................................17 DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 18 LAMPIRAN.....................................................................................................................19



iii



4



BAB I PENDAHULUAN A.   Latar Belakang Sampah merupakan sisa-sisa aktivitas makhluk hidup yang indentik dengan bahan buangan yang tidak memiliki nilai, kotor, kumuh, dan bau. Sampah organik seperti dedaunan yang berasal dari taman, jerami, rerumputan, dan sisasisa sayur, buah, yang berasal dari aktivitas rumah tangga (sampah domestik) memang sering menimbulkan berbagai masalah. Baik itu masalah keindahan dan kenyamanan maupun masalah kesehatan manusia, baik dalam lingkup individu, keluarga, maupun masyarakat. Masalah-masalah seperti timbulnya bau tak sedap maupun berbagai penyakit tentu membawa kerugian bagi manusia maupun lingkungan disekitarnya, baik meteri maupun psikis. Melihat fakta tersebut, tentu perlu adanya suatu tindakan guna meminimalkan dampak negatif yang timbul dan berupaya meningkatkan semaksimalmungkin dampak positifnya. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meminimalkan dampak negatif yang ditimbulkan sampah organik domestik adalah mengolah sampah tersebut dengan teknik komposter tanpa penambahan aktivator pengomposan, disamping terdapat berbagai teknik pengolahan lain (dengan penambahan aktivator pengomposan) menghasilkan produk yang bernilai lebih, baik dari segi nilai ekonomi yaitu memiliki suplemen bagi tanaman. Meskipun dalam metode ini tidak ditambahkan aktivator pengomposan,namun ke dalamnya ditambahkan organik agen (serbuk gergaji dan kotoran hewan) yang berfungsi memacu pertumnuhan mikroba dan manambah unsur hara dalam kompos.



5



B.   Tujuan          Untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan kompos



6



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.   Pengertian Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik Pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. B.   Manfaat Pengomposan Pengomposan memiliki banyak manfaat, diantaranya: 1.      manfaat ekonomi          Meningkatkan efisiensi biaya pengangkutan sampah disebabkan sampah yang diangkut ke TPA (   Tempat Pembuangan Akhir) semakin berkurang. Selain itu dapat memperpanjang TPA karena   semakin  sed ikit sampah yang dikelola.          Menghasilkan produk berupa kompos yang memiliki nilai tambah karena produk tersebut memilik  nilai jual. 2.      manfaat terhadap lingkungan          manfaat estetika. Adanya pengomposan, berarti adanya pengurangan terhadap sampah jenis  organik yang dapat merusak keindahan kota atau suatu tempat dan menimbulkan bau.Dengan   demikian keindahan dan kenyamanan tetap terjaga.          Produk hasil pengomposan bermanfaat bagi tanah dan tanaman, sebab dapat: a)      Menyuburkan tanah dan tanaman b)      Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah c)      Meningkatkan kapasitas jerap air tanah d)     Meningkatkan aktivitas mikroba tanah e)      Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen) f)       Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman g)      Menekan pertumbuhan atau serangan penyakit tanaman



7



h)      Meningkatkan retensi atau ketersediaan hara di dalam tanah          Pengomposan berpotensi mengurangi pencemaran lingkungan, karena jumlah sampah yang dibakar atau dibuang ke sungai menjadi berkurang. Selain itu aplikasi kompos pada lahan pertanian berarti mencegah pencemaran karena berkurangnya kebutuhan pemakaian pupuk buatan dan obat-obatan yang berlebihan.          Membantu melestarikan sumber daya alam karena pemakaian kompos pada perkebunan akan meningkatkan kemampuan lahan kebun dalam menahan sebagai media tanaman dapat digantikan oleh kompos, sehingga eksploatasi humus hutan dapat dicegah. 3.      Manfaat kesehatan Dengan pengomposan, panas yang dihasilkan mencapai 60°C, sehingga dapat membunuh organisme pathogen penyebab penyakit yang terdapat dalam sampah. 4.      Manfaat dari segi sosial kemasyarakatan Pengomposan dapat meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah.



8



C.   Prinsip Pengomposan Pada dasarnya proses pengomposan adalah suatu proses biologis. Hal ini berarti bahwa peran mikroorganisme pengurai sangat besar. Prinsip-prinsip proses biologis yang terjadi pada proses pengomposan meliputi:          Kebutuhan Nutrisi Untuk perkembangbiakan dan pertumbuhannya, mikroorganisme memerlukan sumber energi, yaitu karbon untuk proses sintesa jaringan baru dan elemen-elemen anorganik seperti nitrogen, fosfor, kapur, belerang dan magnesium sebagai bahan makanan untuk membentuk



sel-sel



tubuhnya.



Selain



itu,



untukmemacu



pertumbuhannya,



mikroorganisme juga memerlukan nutrien organik yang tidak dapat disintesa dari sumber-sumber karbon lain. Nutrien organik tersebut antara lain asam amino, purin/pirimidin, dan vitamin.          Mikroorganisme Mikroorganisme pengurai dapat dibedakan antara lain berdasarkan kepada struktur dan fungsi sel, yaitu: 1)      Eucaryotes, termasuk dalam dekomposer adalah eucaryotes bersel tunggal, antara lain: ganggang, jamur, protozoa. 2)      Eubacteria, bersel tunggal dan tidak mempunyai membran inti, contoh: bakteri. Beberapa hewan invertebrata (tidak bertulang belakang) seperti cacing tanah, kutu juga berperan dalam pengurai sampah. Sesuai dengan peranannya dalam rantai makanan, mikroorganisme pengurai dapat dibagi menjadi 3 (tiga)kelompok, yaitu : a.       Kelompok I (Konsumen tingkat I) yang mengkonsumsi langsung bahan organik dalam sampah, yaitu : jamur, bakteri, actinomycetes. b.      Kelompok II (Konsumen tingkat II) mengkonsumsi jasad kelompok I, dan; c.       Kelompok III (Konsumen tingkat III), akan mengkonsumsi jasad kelompok I dan Kelompok I. Kondisi Lingkungan Ideal Efektivitas proses pembuatan kompos sangat tergantung kepada mikroorganisme pengurai.



Apabila mereka hidup dalam lingkungan yang ideal, maka mereka akan tumbuh dan berkembang dengan baik pula. Kondisi lingkungan yang ideal mencakup :



9



a.       Keseimbangan Nutrien (Rasio C/N). Parameter nutrien yang paling penting dalam proses pembuatan kompos adalah unsur karbon dan nitrogen. Dalam proses pengurai terjadi reaksi antara karbon dan oksigen sehingga menimbulkan panas (CO2). Nitrogen akan ditangkap oleh mikroorganisme sebagai sumber makanan. Apabila mikroorganisme tersebut mati, maka nitrogen akan tetap tinggal dalam kompos sebagai sumber nutrisi bagi makanan. Besarnya perbandingan antara unsur karbon dengan nitrogen tergantung pada jenis sampah sebagai bahan baku. Perbandingan C dan N yang ideal dalam proses pengomposan yang optimum berkisar antara 20 : 1 sampai dengan 40 : 1, dengan rasio terbaik adalah 30 : 1. b.      Derajat Keasaman (pH) Derajat keasaman (pH) ideal dalam proses pembuatan kompos secara aerobik berkisar pada pH netral (6 – 8,5), sesuai dengan pH yang dibutuhkan tanaman. Pada proses awal, sejumlah mikroorganisme akan mengubah sampah organik menjadi asam-asam organik, sehingga derajat keasaman akan selalu menurun. Pada proses selanjutnya derajat keasaman akan meningkat secara bertahap yaitu pada masa pematangan, karena beberapa jenis mikroorganisme memakan asam-asam organik yang terbentuk tersebut. Derajat keasaman dapat menjadi faktor penghambat dalam proses pembuatan kompos, yaitu dapat terjadi apabila :   pH terlalu tinggi (di atas 8) , unsur N akan menguap menjadi NH3. NH3 yang terbentuk akan sangat mengganggu proses karena bau yang menyengat. Senyawa ini dalam kadar yang berlebihan dapat memusnahkan mikroorganisme.   pH terlalu rendah (di bawah 6), kondisi menjadi asam dan dapat menyebabkan kematian jasad renik. c.       Suhu (Temperatur) Proses biokimia dalam proses pengomposan menghasilkan panas yang sangat penting bagi mengoptimumkan laju penguraian dan dalam menghasilkan produk yang secara mikroorganisme aman digunakan. Pola perubahan temperature dalam tumpukan sampah bervariasi sesuai dengan tipe dan jenis mikroorganisme.          Pada awal pengomposan, temperatur mesofilik, yaitu antara 25 – 45 C akan terjadi dan segera diikuti oleh temperatur termofilik antara 50 - 65 C. Temperatur termofilik dapat



10



berfungsi untuk : a) mematikan bakteri/bibit penyakit baik patogen maupun bibit vector penyakit seperti lalat;          mematikan bibit gulma. dan menunjukkan suhu dan waktu yang dibutuhkan untuk mematikan beberapa organisme patogen dan parasit. Kondisi termofilik, kemudian berangsur-angsur akan menurun mendekati tingkat ambien. d.      Ukuran Partikel Sampah Ukuran partikel sampah yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan kompos harus sekecil mungkin untuk mencapai efisiensi aerasi dan supaya lebih mudah dicerna atau diuraikan oleh mikroorganisme. Semakin kecil partikel, semakin luas permukaan yang dicerna sehingga pengurai dapat berlangsung dengan cepat. e.       Kelembaban Udara Kandungan kelembaban udara optimum sangat diperlukan dalam proses pengomposan. Kisaran kelembaban yang ideal adalah 40 – 60 % dengan nilai yang paling baik adalah 50 %. Kelembaban yang optimum harus terus dijaga untuk memperoleh jumlah mikroorganisme yang maksimal sehingga prosespengomposan dapat berjalan dengan cepat. Apabila kondisi tumpukan terlalu lembab, tentu dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme karena molekul air akan mengisi rongga udara sehingga terjadi kondisi anaerobik yang akan menimbulkan bau. Bila tumpukan terlalu kering (kelembaban kurang dari 40%), dapat mengakibatkan berkurangnya populasi mikroorganisme pengurai karena terbatasnya habitat yang ada. f.       Homogenitas Campuran Sampah Komponen sampah organik sebagai bahan baku pembuatan kompos perlu dicampur menjadi homogen atau seragam jenisnya, sehingga diperoleh pemerataan oksigen dan kelembaban. Oleh karena itu kecepatan pengurai di setiap tumpukan akan berlangsung secara seragam.



11



BAB III METODE PRAKTIKUM A.   Waktu dan Tempat Praktikum          Tanggal



:



         Tempat



: DIRUMAH , Dusun tolot , kidang praya Timur



15 mei - 9 juni 2020



B.   Alat dan Bahan Alat



:



o Wadah/ember o Pisau o Plastik kemasan o Termometer o Pengaduk Bahan Pembuatan Mol : o botol o kertas Koran o tali rapia o papaya yang sudah dihaluskan o air cucian beras o gula merah sebanyak o Bahan : o Kotoran sapi o Sisa makanan o Serbuk gergaji o Kulit buah



12



C. Prosedur Pengomposan teknik pengomposan yang disampaikan dalam bab ini adalah teknik pengomposan bahan bahan organic padat sederhana. prinsipnya adalah mudah , murah , dan cepat tahap –tahap pengomposan mudah dilakukan, peralatan yang dibutuhkan mudah diperoleh, dan murah,proses pengomposannya cepat, dan tidak memerlukan biaya besar , kompos yang digunakan berkualitas baik,dapat langsung digunakan pada tanaman. D. Mutu Kompos Kompos yang bermutu adalah kompos yang telah terdekomposisi dengan sempurna serta tidak menimbulkan suatu yang merugikan bagi tumbuhan tanaman.penggunaan kompos yang belum matang akan menyebabkan terjadinya persaingan bahan nutrient antara tanaman dengan mikro organism tanah yang mengakibatkan pertumbuhan tanaman.



terhambatnya



13



E. kompos yang baik memiliki ciri sebagai berikut: bewarna coklat tua hingga hitam mirip dengan warna tanah tidak larut dalam air , meski sebagian kompos dapat membentuk suspense Nisbah C/N Sebesar 10 -20, tergantung dari bahan baku derajat humafikasinya berfungsi baik jika diaplikasikan dengan tanah suhunya kurang lebih sama dengan suhu lingkungan dan tidak berbau



14



F Cara Kerja I pembuatan MOL : setelah menyiapkan semua bahan . 1. menuangkan air cucian beras 1 L ke wadah dengan papaya yang sudah dihaluskan . 2. Masukkan gula merah secukupnya yang sudah dihaluskan kedalam wadah . 3. masukkan campuran yang sudah dicampurkan kedalam botol 4. tutup mulut botol dengan kertas Koran / kertas dan ikat mnggunakan tali rapia 5.



MOL siap digunakanan.



G. Cara Kerja II Kompos :         Potonglah kulit buah dedaunan, da juga yang telah dikumpulkan menjadi bagian yang kecil.          Kemudian campurkan dengan serbuk gergaji, sisa makanan, dan kotoran sapi / ternak          Aduk semua bahan yang digunakan tersebut.          Percikkan air yang sudah digunkan seperti campuran MOL yang sudah dibuat sedikit demi sedikit saat proses pengadukan tersebut.          Tambahkan MOL secukupnya.          Masukkan bahan tersebut kedalam wadah/ember yang telah diberi lubang.          Tutup wadah/ember tersebut. tunggu kompos tersebut kurang lebih 3 minggu hingga berubah warna .  setelah berubah warna menjadi hitam kecoklatan kompos pun siap digunakan.



15



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.   Hasil Proses pembuatan Kompos berlangsung selama 3 minggu. Pemeriksaan Kelembaban (%) Ph Suhu (°C) Media yang digunakan, yaitu :          Serbuk Gergaji          Kotoran ternak / sapi          Kulit Buah papaya          Sisa Makanan.



16



B.   Pembahasan Proses pembuatan kompos yang dilakukan diworkshop kesehatan lingkungan tersebut berlangsung selama 3 minggu. Proses tersebut sangat membutuhkan peran mikroba. Dimana mikroba itulah yang memakan sampah dan hasil pencernaannya adalah kompos, semakin banyak mikroba maka semakin baik proses komposting. Pada wadah / keranjang yang digunakan harus diberi lubang udara karena proses komposting tersebut bersifat aerob (membutuhkan udara). Aliran udara yang kurang baik dapat menyebabkan mikroba jenis lain (yang tidak baik untuk komposting) yang lebih banyak hidup, sehingga timbul bau menyengat dan pembentukan kompos tidak terjadi. Selama proses berlangsung simpanlah wadah komposter pada tempat yang tidak terlalu lembab karena apabila lembab maka udara akan terhambat masuk kedalam materi organik sehingga mati karena kekurangan udara. Maka simpanlah ditempat yang cukup kering, namun juga jangan terlalu kering karena mikroba membutuhkan air sebagai media hidupnya. Maka siram atau percikkan air jika terlalu kering. Hal tersebut untuk menjaga kelembaban kompos. Karena komposting hanya berlangsung optimal dalam kelembaban antara 50-70%, dan kisaran suhu yang ideal untuk kompostin.



17



BAB V PENUTUP A.   Kesimpulan Pembuatan kompos dilaksanakan sampai tahap pembalikan di minggu ke Pembuatan kompos ini menggunakan MOL sebagai mikroorganisme. Perubahan yang terjadi pada timbunan kompos adalah perubahan fisik, suhu terjadi peningkatan di minggu pertama dan penurunan di minggu kedua, ketiga Sampai saat ini ,. Penurunan juga terjadi pada ketinggian timbunan kompos yang dan bau yang tidak enak, dan warna yang berubah menjadi coklat kehitaman . B.   Saran Sebaiknya jika ingin membuat kompos, bahan-bahan baku yang digunakan dipilih dengan tepat yaitu bahan baku yang lebih mudah untuk terurai oleh bakteri.



18



DAFTAR PUSTAKA Faurtuna, 2020 Hasil Penelitian Pembuatan Kompos Organik .



19



Lampiran