24 0 867 KB
PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER RESEARCH AND DEVELOPMENT FORMULASI SEDIAAN PAPAYA FACIAL GEL SCRUB PT. KARYA PAK OLES TOKCER
OLEH :
I Komang Ananda Yoga Murti
(1808611027)
Ni Putu Eka Nata Sari
(1808611031)
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA 2019
I.
LATAR BELAKANG Kulit merupakan lapisan pelindung tubuh dari paparan polusi lingkungan,
terutama kulit wajah yang sering terpapar oleh sinar ultraviolet (UV). Kulit wajah berbeda dengan kulit tubuh bagian lain karena kulit wajah sangat sensitif dan terdapat lebih banyak kelenjar lemak. Dampak yang terjadi dapat menimbulkan jerawat dan kusam pada wajah. Faktor yang sering mempengaruhi terjadinya kekusaman dan jerawat pada wajah yaitu minyak, kotoran atau debu, keringat yang menempel di wajah yang dapat menutup dan menyumbat pori-pori wajah. Selain itu, faktor lingkungan lain seperti cuaca, rokok, makanan, stress, alkohol dan kelelahan juga dapat menjadi penyebab gangguan kesehatan pada kulit wajah. Perawatan wajah merupakan hal yang tepat dilakukan untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan. Perawatan dari dalam dapat dilakukan dengan cara mengkonsumsi makanan dan suplemen yang sehat untuk kulit, misalnya makanan yang mengandung vitamin C, D,E. Perawatan dari luar dapat dilakukan dengan cara menggunakan kosmetik perawatan kulit diantaranya terdiri dari kosmetik untuk membersihkan kulit (cleansing cream, sabun, cleansing milk dan toner), kosmetik untuk melembabkan kulit/moisturizer dan kosmetik untuk mengangkat sel kulit mati (exfoliating) (Tranggono, 2007). Kosmetika yang banyak digunakan untuk perawatan kulit salah satunya adalah scrub. Scrub yang tersedia dipasaran kebanyakan dalam bentuk krim. Scrub cream merupakan produk kosmetik perawatan kulit yang mengandung bahan yang sedikit kasar atau disebut kosmetik exfoliator (Alam, 2009). Scrub cream mengandung butiran-butiran kasar yang bersifat sebagai pengampelas (exfoliating) yang bertujuan untuk mengangkat sel-sel yang sudah mati. Scrub sebenarnya merupakan perawatan dasar yang sangat efektif untuk mengangkat kulit mati yang menumpuk pada kulit wajah. Namun, bahan dari krim yang cenderung berminyak membuat scrub cream menjadi tidak praktis dalam
penggunaannya.
Pengguna
scrub
cream
harus
membilas
scrub
menggunakan sabun pembersih agar minyak yang menjadi basis cream dapat dibersihkan dari wajah. Sehubungan dengan ketidaknyamanan penggunaan scrub, berbagai pengembangan produk telah dilakukan salah satunya adalah scrub yang
1
dibuat dalam bentuk gel. Scrub gel memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan scrub biasa. Salah satunya adalah sangat nyaman diaplikasi di wajah, tidak terasa berat dan mampu dibilas hanya dengan menggunakan air saja, sehingga pengguna gel scrub dapat melakukan perawatan wajah dengan praktis. Mekanisme exfoliasi dari scrub cream dan scrub gel adalah sama, yaitu menggunakan agen exfoliating untuk mengangkat sel kulit mati. Exfoliasi terdiri dari exfoliasi fisik dan exfoliasi kimia. Exfoliasi fisik berupa exfoliasi menggunakan bulir - bulir scrub (scrub exfoliatin). Exfoliasi kimia berupa exfoliasi asam (acid exfoliating) dan exfoliasi enzim (enzyme exfoliating). Proses exfoliasi enzim dilakukan menggunakan enzim yang bersifat proteolytic, yaitu kemampuan menghancurkan protein pada kulit.Exfoliasi enzim mampu melakukan eksfoliasi dalam jangka waktu singkat. Hal ini disebabkan karena enzim hanya bekerja pada permukaan kulit saja, berbeda dengan acid yang bekerja hingga lapisan dalam. Produk scrub gel yang beredar di pasaran memiliki kandungan bahan yang sangat variatif, namun pada umumnya menggunakan exfoliator fisik atau dikenal dengan nama microbeads dengan ukuran berkisar antara 0,1 μm sampai 2 mm, yang diproduksi dengan menggunakan bahan baku polimer sintetis seperti polyethylene, polypropylene, polyester , dan polyvinyl chloride (Eriksen et al, 2014). Ukuran microbeads yang sangat kecil ini menyebabkan microbeads sangat berbahaya bagi ekosistem tanah maupun air karena tidak dapat dipisahkan seperti limbah plastik dengan ukuran besar. Karena dapat membahayakan lingkungan dan menyebabkan limbah yang berbahaya, banyak negara telah melarang penggunaan microbeads dalam formulasi kosmetika (Woodall et al, 2014). Berdasarkan hal tersebut, akan diformulasikan scrub gel yang menggunakan serbuk pepaya sebagai exfoliator. Keunggulan dari produk “Facial Gel Scrub Papaya” ini adalah menggunakan bahan alami yaitu serbuk buah pepaya. Serbuk pepaya dapat berfungsi sebagai exfoliator fisik yang mampu mengangkat sel kulit mati dan bersifat biodegradable yang ramah lingkungan karena dapat terurai secara alami, serta salah satu kandungan enzim aktif papaya (Carica papaya) yaitu papain memiliki sifat sebagai exfoliating dan antimikroba (Stahl et al.,
2
2005). Enzim papain dari pepaya yang mampu menjadi exfolating agent dengan mekanisme enzimatik sehingga akan mengangkat sel kulit mati secara efektif. Menurut (Banerjee et al, 2005) buah papaya juga banyak mengandung vitamin A yang apabila ditambahkan dalam formula scrub dapat mengubah retinol menjadi asam retinoat yang memiliki sifat exfoliasi untuk mencerahkan kulit yang kusam. Formula facial scrub gel pepaya yang dominan mengandung air sehingga terasa lembut saat dan setelah penggunaan. Dengan bahan allantoin juga akan membantu melembabkan dengan cara pelunakan keratin yang merupakan komponen utama kulit. Allantoin membantu dalam mencegah kekeringan pada kulit dan meningkatkan kapasitas mengikat air sehingga kulit akan tetap lembab (Gottschalck dkk., 2008). Target pasar dari Facial Gel Scrub Papaya adalah remaja hingga dewasa, baik pria maupun wanita dengan klaim mampu membantu mencerahkan kulit kusam. Formulasi Facial Scrub Gel Papaya tidak mengandung bahanyang dapat menyebabkan iritasi menjadikan produk Facial Gel Scrub Papaya dapat digunakan oleh hampir pada seluruh tipe kulit (kulit berminyak maupun kulit normal). Facial Gel Scrub Papaya dikemas dalam wadah plastik tube ukuran travel-pack yaitu 100 gr dinilai sangat praktis dan sesuai untuk dibawa bepergian. PT. Karya Pak Oles Tokcer telah tersertifikasi halal sehingga Facial Gel Scrub Papaya memiliki daya saing kualitas untuk dipasarkan secara nasional di Indonesia.
II.
PREFORMULASI
2.1
Bentuk Sediaan Bentuk sediaan yang akan dibuat adalah scrub wajah. Dipasaran, scrub yang banyak diproduksi dalam bentuk krim. Kerena kurang praktis dalam penggunaanya maka dilakukan pengembangan dengan membuat dalam bentuk gel. Gel merupakan sediaan semisolid yang ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit. Pemilihan bentuk sediaan gel karena mudah diaplikasikan, absorsi pada kulit jauh lebih baik dibandingkan dengan krim serta daya penetrasi lebih tinggi jika dibandingkan krim, mudah dicuci.
3
2.2
Bahan Aktif dan Bahan Tambahan Zat aktif yang akan digunakan dalam facial gel scrub adalah serbuk papaya. Selain itu, ada bahan allantoin sebagai pelembab alami. Bahan tambahan yang digunakan dalam formulasi harus inert dan dapat tercampurkan dengan zat aktif dan bahan tambahan lainnnya. Hal yang penting dalam pembuatan gel adalah gelling agent yang akan mendispersikan bahan lain ke dalam sistem gel. Penggunaan gel dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan permukaan kulit menjadi kering dan mencegah sediaan menjadi kering. Sehingga diperlukan humektan untuk menjaga kestabilan sediaa gel dengan mengabsorbsi lembab dari lingkungan, selain itu dapat mempertahankan kadar air pada permukaan kulit. Selama penyimpanan, sediaan harus tetap stabil dan tidak menimbulkan tanda kerusakan. Bahan tambahan yang diperlukan adalah pengawet. Mengigat basis gel yang digunakan mengandung air yang sangat mudah ditumbuhi bakteri. Pengawet yang digunakan harus tetap aman ketika digunakan.
2.3
2.4 a.
Identitas Produk Nama Produk Bobot Bersih Pabrik Keunggulan
Facial Gel Scrub Papaya 60 gram PT. Karya Pak Oles Tokcer Papaya Facial Gel Scrub merupakan scrub gel yang diproduksi dengan menggunkan bahan alami yang berfungsi untuk membantu mencerahkan kulit kusam, melembabkan kulit wajah dan mencegah efek penuaan dini.
Spesifikasi Produk Organoleptis
Organoleptis
Bentuk (Type) dan
Semisolid transparan dan
tekstur
lembut
Warna
Bening hingga keputihan
Bau
Khas papaya
4
b.
c.
d.
Uji Spesifik Fisika Kimia pH
pH 4-8
Uji Spesifik
Viskositas
2000-4000 cps
Fisika Kimia
Homogenitas
Homogen
Daya Sebar
5-7 cm
Uji Mikobiologi Angka Lempeng Total (ALT)
≤ 5x102 koloni/g atau koloni/mL
Angka Kapang Khamir (AKK)
≤ 5x102 koloni/g atau koloni/mL
Staphylococcus Aureus
negatif per 0,1 g atau 0,1 mL sampel
Pseudomonas Aeruginosa
negatif per 0,1 g atau 0,1 mL sampel
Candida albicans
negatif per 0,1 g atau 0,1 mL sampel
Penyimpanan Penyimpanan
Dalam suhu ruangan, terlindung dari paparan sinar matahari langsung.
2.5
Monografi Bahan
a. Carica papaya Powder Nama Ilmiah
: Carica papaya
Pemerian
: Serbuk berwara kekuningan pucat, sedikit bau papaya
Kelarutan
: Sedikit larut dalam air
Kandungan
: Papain, vitamin A, Alkaloid, flavonoid,
Fungsi Bahan
: Exfoliator (MSDS, 2018; Vij and Prashar, 2015).
b. Xanthan Gum Nama INCI
: Xanthan Gum
CAS
: 11138-66-2
Organoleptis
: Xanthan Gum berupa serbuk berwarna krem atau putih, tidak berbau, mengalir bebas.
Kelarutan
: Xanthan Gum praktis tidak larut dalam ethanol dan
5
eter ; larut dalam air dingin dan air hangat Titik lebur
: 270oC
Penyimpanan
: Xanthan Gum harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat di tempat sejuk dan kering.
Inkompatibilitas
: Xanthan
Gum
inkompatibel
dengan
surfaktan
kationik dan zat pengoksidasi kuat) Stabilitas
: Xanthan Gum stabil di dalam enzim, garam, asam, dan basa, stabil pada rentang pH yang luas (pH 3-12), meskipun mereka menunjukkan stabilitas maksimum pada pH 4–10 dan suhu 10–608C
Fungsi Bahan
: Gelling agent (Rowe et al., 2009).
c. Allantoin Nama INCI
: Allantoin
CAS
: 97-59-6
Organoleptis
: Allantoin adalah bubuk kristal berwarna putih hingga putih, praktis tidak berbau, bersifat higroskopis
Kelarutan
: Allantoin adalah larut dalam fase air produk kosmetik, tetapi tidak larut dalam fase minyak. Allantoin
paling
baik
dimasukkan
dengan
penambahan fase berair dan pemanasan sampai 50oC Titik lebur
: 228 – 238oC
Penyimpanan
: Itu harus disimpan dalam wadah tertutup yang benar di tempat yang sejuk dan kering.
Stabilitas
: Penambahan Allantoin pada 0,5% atau lebih atau pada suhu di atas 50 ° C (122 ° F) dalam sistem berair dapat menyebabkan pelarutan dan rekristalisasi saat pendinginan menjadi partikel yang lebih besar yang dapat dilihat selama penggunaan produk.
Fungsi Bahan
: Anti aging (Rowe et al., 2009).
6
d. Propilen Glikol Nama INCI
: Propylene Glycol
CAS
: 57-55-6
Organoleptis
: Propilen glikol merupakan cairan bening, tidak berwarna, praktis tidak berbau, dengan rasa manis, sedikit tajam menyerupai gliserin
Kelarutan
: Larut dengan aseton, kloroform, etanol (95%), gliserin, dan air; larut pada 1 dalam 6 bagian eter; tidak larut dengan minyak mineral ringan atau minyak tetap, tetapi akan larut beberapa minyak esensial
Titik lebur
: -59oC
Penyimpanan
: Propilen glikol disimpan dalam wadah yang tertutup rapat, terlindung dari cahaya, dan disimpat pada tempat yang sejuk dan kering.
Inkompatibilitas
: Propilen
glikol
inkompatibel
dengan
pereaksi
pengoksidasi seperti kalium permanganat. Stabilitas
: Pada suhu dingin, propilen glikol stabil dalam wadah tertutup dengan baik, tetapi pada suhu tinggi, di tempat terbuka, cenderung teroksidasi, sehingga menimbulkan produk seperti propionaldehid, asam laktat, asam piruvat, dan asam asetat. Propilen glikol stabil secara kimiawi jika dicampur dengan etanol (95%), gliserin, atau air; larutan berair dapat disterilkan dengan autoklaf.
Fungsi Bahan
: Humectan (Rowe et al., 2009).
e. Gliserin Nama INCI
: Gliserin
CAS
: 56-81-5
Organoleptis
: Gliserin adalah cairan bening, tidak berwarna, tidak
7
berbau, kental, higroskopik; memiliki rasa manis, kira-kira 0,6 kali lebih manis seperti sukrosa. Kelarutan
: Mudah larut dalam aceton, tidak larut dalam benzene dan kloroform, larut dalam etanol 95 %
Titik lebur
: 17,8 0 C
Penyimpanan
: Gliserin harus disimpan di tempat sejuk dan kering wadah yang kedap, terlindung dari cahaya.
Inkompatibilitas
: Gliserin bisa meledak jika dicampur dengan zat pengoksidasi kuat seperti kromium trioksida, kalium klorat, atau kalium permanganat. Dalam larutan encer, reaksi berlangsung pada laju yang lebih lambat beberapa
produk
oksidasi
sedang
terbentuk.
Perubahan warna hitam pada gliserin terjadi dengan adanya cahaya, atau kontak dengan seng oksida atau bismut nitrat dasar. Stabilitas
: Gliserin bersifat higroskopis. Gliserin murni tidak mudah mengalami oksidasi atmosfer di bawah kondisi penyimpanan biasa, Campuran dari gliserin dengan air, etanol (95%), dan propilen glikol stabil secara kimiawi.
Fungsi Bahan
: Emollient Kegunaan Pengawet antimikroba Emollient Humektan
Konsentrasi (%)