11 0 306 KB
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PEMASTIAN MUTU SEDIAAN FARMASI (PMSF) PERTEMUAN 4 “VALIDASI METODE ANALISIS”
Dosen Pengampu: Apt. Reslely Harjanti, S.Farm.,M.Sc Kelompok 4 / teori 2C 1. Hafidah (26206100A) 2. Salsa Bella Kartika Putri (26206101A) 3. Yolanda Prety Anggria K (26206102A) 4. Fisthalia Ayu Armadani (26206103A) 5. Sevila Rista Yulia Agustina (26206104A)
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA 2023 I. TUJUAN
Mahasiswa dapat melakukan validasi metode analisis penetapan kadar sampel II. LANDASAN TEORI Validasi metode analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu berdasarkan percobaan laboratorium. untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya. Validasi merupakan suatu proses evaluasi kecermatan dan keseksamaan yang dihasilkan oleh suatu prosedur dengan nilai yang dapat diterima. Validasi memastikan bahwa suatu prosedur tertulis memiliki detail yang cukup jelas sehingga dapat dilaksanakan oleh analis atau laboratorium yang berbeda dengan hasil yang
sebanding. Validasi merupakan aspek kritis (substantial aspect) dalam penilaian
kualitas industri farmasi yang bersangkutan. Maksud dan tujuan validasi metode analisis adalah: 1. untuk memastikan dan mengkonfirmasi bahwa metode analisis tersebut sudah sesuai untuk peruntukannya. 2. Untuk menghasilkan hasil analisis yang paling baik Validasi metode menurut USP dilakukan untuk menjamin bahwa metode analisis bersifat akurat, spesifik, reproducible, dan tahan pada kisaran analitik yang akan dianalisis. Validasi biasanya diperuntukkan untuk metode analisa yang baru dibuat dan dikembangkan. Sedangkan untuk metode yang memang telah tersedia dan baku (misal dari AOAC, ASTM, dan lainnya), namun metode tersebut baru pertama kali akan digunakan di laboratorium tertentu, biasanya tidak perlu dilakukan validasi, namun hanya verifikasi. Tahapan verifikasi mirip dengan validasi hanya saja parameter yang dilakukan tidak selengkap validasi. Suatu metode analisis harus divalidasi untuk melakukan verifikasi bahwa parameter-parameter kinerjanya cukup mampu untuk mengatasi problem analisis. Suatu metode harus divalidasi pada saat: 1. Metode baru dikembangkan untuk mengatasi problem analisis tertentu. 2. Metode yang sudah baku direvisi untuk menyesuaikan perkembangan atau ketika munculnya suatu problem yang mengarah bahwa metode baku tersebut harus direvisi. 3. Penjaminan mutu yang mengindikasikan bahwa metode baku telah berubah seiring berjalannya waktu. 4. Untuk mendemonstrasikan kesetaraan antara 2 metode.
Pemilihan parameter validasi atau verifikasi tergantung pada beberapa faktor seperti aplikasi, sampel uji, tujuan metode, dan peraturan lokal atau internasional. Dalam melakukan validasi metode, parameter vang harus diuji meliputi: presisi, akurasi, batas deteksi (LoD), batas kuantitasi (LoQ), selektivitas, linieritas, repeatability, reprodusibilitas, ketahanan (robustness), sensitivitas silang (cross sensitivity), dan sebagainya. Parameter validasi Menurut USP ada 8 langkah dalam validasi metode analisis antara lain: Ketahanan, Kekasaran, Linieritas & Rentang, Spesifikasi, Batas deteksi, Akurasi, Presisi, Batas kuantifikasi. Sementara itu, ICH membagi karakteristik validasi metode yang sedikit
berbeda berbeda dengan USP sebagaimana sebagai berikut: Validasi metode,
Ketahanan,
Kisaran, Linieritas, Spesifisitas, Batas deteksi, Akurasi, Presisi, Batas
Kuantifikasi, Kesesuaian Sistem. 1. Ketepatan (akurasi). Akurasi merupakan ketelitian metode analisis atau ketepatan antara nilai terukur dengan nilai yang diterima baik nilai konversi nilai sebenarnya atau nilai rujukan akurasi diukur sebagai banyaknya analit yang diperoleh kembali pada suatu pengukuran dengan melakukan spiking pada suatu sampel. 2. Presisi : Presisi merupakan ukuran kedekatan antara serangkaian hasil analisis yang diperoleh dari beberapa kali pengukuran pada sampel homogen yang sama. 3. Spesifisitas : Selektivitas atau spesifisitas suatu metode adalah kemampuannya yang hanya mengukur zat tertentu saja secara cermat dan seksama dengan adanya komponen 4. Batas Deteksi (Limit of Detection) dan Batas Kuantitasi (Limit of Quatification) : Batas deteksi adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang masih memberikan respon signifikan dibandingkan dengan blangko. 5. Linearitas dan Rentang : adalah kemampuan metode analisis memberikan respon proporsional terhadap konsentrasi analit dalam sampel Rentang metode adalah pernyataan batas terendah dan tertinggi analit yang sudah ditunjukkan dapat ditetapkan dengan kecermatan, kesaksamaan, dan linearitas yang dapat diterima. 6. Kisaran : Kisaran suatu metode didefinisikan konsentrasi terendah dan tertinggi yang mana suatu metode analisis menunjukkan akurasi presisi dan linearitas yang mencukupi.
7. Kekasaran (Ruggedness) : Kekasaran merupakan tingkat Reprodusibilitas hal yang diperoleh di bawah kondisi yang bermacam-macam yang diekspresikan sebagai larutan kadar deviasi relatif kondisi-kondisi ini laboratorium analisis alat reagen dan waktu percobaan yang berbeda. 8. Kekuatan (Robustness) : Ketahanan merupakan kapasitas metode analisis untuk tetap tidak terpengaruh oleh adanya variasi parameter metode yang kecil. 9. Uji kesesuaian sistem : Sebelum melakukan analisis setiap hari seorang analis harus memastikan bahwa sistem dan prosedur yang digunakan harus mampu memberikan data yang dapat diterima. III. ALAT DAN BAHAN ALAT
BAHAN
Spektrofotometer UV-Vis
Larutan NaOH 0,1 N
Neraca Analitis
Sampel Paracetamol
Labu Tentukur
Kalkulator / Ms.Excel
Pipet Volum Beaker Glass
IV. PROSEDUR KERJA 1. Pembuatan larutan induk NaOH 0,1 N (sebagai pelarut sampel paracetamol) 2. Pembuatan larutan induk baku parasetamol 100 ppm
3. Penentuan linieritas
4. Penentuan LOD dan LOQ
5. Penentuan akurasi
6. Penentuan presisi
V. HASIL Larutan Induk Paracetamol 100 ppm → 250 ���� Hasil penimbangan baku parasetamol Kertas kosong : 0,2786 gram Kertas + baku : 0,3073 gram Kertas + sisa : 0,2797 gram Baku paracetamol = 0,3073 gram - 0,2797 gram = 0,0276 gram = 27,6 mg = 27,6 mg/250 ml = 110,4 mg/1000 ml = 110,4 ppm ➔ Linearitas Volume pipet (mL)
Volume larut (mL)
Konsentrasi
Abs
2
50,0
4,416
0,308
3
50,0
6,624
0,469
4
50,0
8,832
0,620
5
50,0
11,040
0,808
6
50,0
13,248
0,955
7
50,0
15,456
1,125
Didapatkan persamaan regresi linier : a = -0,0227 �� = 258 ���� b = 0,0742 OT = 6 -7 menit r = 0,9996
➔ LOD dan LOQ Konsentrasi
Abs
y’
y - y‘
(y - y’)^2
X rata rata
4,416
0,308
3,0481
3,1904
1,0179
9,936
6,624
0,469
1,2766
-0,8076
6,5227
8,832
0,62
6,3229
-1,2295
1,5117
11,04
0,808
7,9603
1,1961
1,4308
13,248
0,955
9,5978
-4,7809
2,2857
15,456
1,125
1,1235
1,4761
2,1791
Ʃ = 0,000329 Ʃ/(n-2) = 8,24 Sy/x = 0,0090 LOD = 0,40 LOQ = 1,22 Vx0 = 1,23%
LOD dan LOQ memenuhi syarat karena tidak lebih dari 2%. ➔ Presisi Konsentra si (ppm)
Abs
Konsentrasi
Rata-rata
SD
RSD/CV
8,832
0,622
8,69
8,60
8,67%
1,1%
8,832
0,623
8,70
8,832
0,616
8,61
8,832
0,607
8,49
8,832
0,613
8,57
8,832
0,610
8,53
Presisi memenuhi syarat karena nilai RSD/CV tidak lebih dari 2%
➔ Akurasi Konsent ras i
Abs
%
Konsentrasi
Abs
Konsentrasi
% Akurasi
Rata-rata % akurasi
4,416
0,308
80
6,624
0,477
6,7379
101,72
100,09
6,624
0,469
80
6,624
0,468
6,6165
99,89
8,832
0,620
80
6,624
0,461
6,5221
98,46
11,040
0,808
100
8,832
0,635
8,8684
100,41
13,248
0,955
100
8,832
0,622
8,6931
98,43
15,456
1,125
100
8,832
0,633
8,8415
100,11
99,65
120
11,040
0,782
10,8507
98,29
120
11,040
0,786
10,9046
98,77
120
11,040
0,787
10,9181
98,90
98,59
Akurasi memenuhi syarat karena nilai akurasi tidak kurang dari 98% dan tidak lebih dari 102%.
VI. PEMBAHASAN Validasi Metode analisis merupakan tindakan penilaian terhadap parameter tertentu yang berdasar pada percobaan di laboratorium untuk membuktikan bahwa parameter memenuhi syarat penggunaan. Validasi metode analisis dilakukan dengan tujuan untuk memastikan serta mengkonfirmasi bahwa metode analisis sudah sesuai dan menghasilkan analisis yang paling baik. Menurut USP validasi metode analisis untuk menjamin suatu metode yang digunakan bersifat akurat, spesifik, reprodusibel dan tahan pada kisaran analitik yang akan di analisis. Linieritas Diuji secara statistik yaitu Linear Regression (y=a + bx) dimana b merupakan kemiringan dan a adalah perpotongan dengan sumbu y. Pengujian mendapatkan hasil yaitu Y= -0,0227 + 0,0742x dengan nilai r= 0,9996. Syarat LOD dan LOQ tidak boleh melebihi konsentrasi terendah Vx0 max 2%,untuk memastikan bahwa linieritas LOD dan LOQ memenuhi syarat dilakukan percobaan dan didapatkan hasil bahwa Vx0 = senilai 1,23% dan konsentrasi LOD dan LOQ memenuhi syarat karena tidak lebih dari 2%. Uji presisi merupakan ukuran kedekatan antara serangkaian hasil analisis yang diperoleh dari beberapa kali pengukuran atau pengulangan pada sampel homogen yang sama.Nilai ditunjukkan dengan simpangan baku relatif atau Relative Standard Deviation (RSD) dari sejumlah sampel yang berbeda signifikan secara statistik. Syarat presisi tidak lebih dari 2% dan pada pengujian didapatkan hasil RSD 1,1% sehingga dapat dinyatakan
bahwa presisi memenuhi syarat karena nilai RSD/CV tidak lebih dari 2%. Pada penentuan uji akurasi dapat dilakukan dengan cara spiking pada suatu sampel dengan konsentrasi analit standar dan menganalisis sampel menggunakan metode yang divalidasi. Untuk mendokumentasi akurasi,ICH merekomendasikan kumpulan data dari sembilan kali penetapan kadar dengan 3 konsentrasi yang berbeda seperti 3 seri konsentrasi di replikasi masing-masing sebanyak 3 kali setelah itu data harus dilaporkan sebagai persentase perolehan kembali. Akurasi dinyatakan sebagai persentase perolehan kembali (recovery). Ketepatan metode analisis didapatkan hasil dengan menghitung rata-rata kadar yang diperoleh dari serangkaian pengukuran dibandingkan dengan kadar sebenarnya. Pengujian akurasi akurasi memenuhi syarat karena nilai akurasi tidak kurang dari 98% dan tidak lebih dari 102% dengan nilai rata-rata % akurasi total yaitu 99,44%. VII. KESIMPULAN Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil praktikum kali ini adalah : 1. Nilai presisi yang diperoleh dinyatakan memenuhi syarat karena pada pengujian didapatkan hasil RSD 1,1% sehingga dapat dinyatakan bahwa presisi memenuhi syarat karena nilai RSD/CV tidak lebih dari 2%. Nilai ditunjukkan dengan simpangan baku relatif atau Relative Standard Deviation (RSD) dari sejumlah sampel yang berbeda signifikan secara statistik. 2. Akurasi yang diperoleh memenuhi syarat karena nilai akurasi tidak kurang dari 98% dan tidak lebih dari 102% dengan nilai rata-rata % akurasi total yaitu 99,44%. Sedangkan nilai akurasi yang tidak memenuhi persyaratan menandakan nilai yang terukur tidak memiliki kedekatan atau kecermatan dengan nilai yang sebenarnya.
DAFTAR PUSTAKA Tim Dosen Praktikum Pemastian Mutu Sediaan Farmasi 2023. Modul Praktikum Pemastian Mutu Sediaan Farmasi Universitas Setia Budi Surakarta LAMPIRAN
1. Linearitas konsentrasi
abs
4,416
0,308
6,624
0,469
8,832
0,62
11,04
0,808
13,248
0,955
15,456
1,125
a
-0,0226762
b
0,0741589
r
0,99964887
syarat linearitas = r = 0,999
abs 1,2
Konsentrasi 0,8 0,6 0,4 0,2 0 is
n
y = 0,0742x 0,0227
a
b r
R² = 0,9993 abs
o s
Linear (abs)
b
A
1
0 5 10 15 20
2. LOD + LOQ konsentrasi
abs
y'
y-y'
(y-y')^2
x rata rata
4,416
0,308
0,30481
0,003190476
1,0179E-05
9,936
6,624
0,469
0,46855
0,000447619
2,0036E-07
8,832
0,62
0,6323
-0,012295238
0,00015117
11,04
0,808
0,79604
0,011961905
0,00014309
13,248
0,955
0,95978
-0,004780952
2,2858E-05
15,456 1,125 1,12352 0,00147619 2,1791E-06
a
0,02268
Ʃ
0,00032968
b
0,07416
sigma/(n-2)
8,2419E-05
r
0,99965
Sy/x
0,00907849
LOD
0,40398426
LOQ
1,22419472
Vx0
1,23%
Syarat tidak boleh lebih dari 2%
syarat LOD dan LOQ tidak boleh melebihi konsentrasi paling rendah
3. Akurasi konsentrasi
abs
4,416
6,624
0,477
6,7379124
101,72%
0,308
6,624
0,468
6,6165514
99,89%
6,624
0,469
6,624
0,461
6,5221595
98,46%
8,832
0,62
8,832
0,635
8,8684725
100,41%
11,04
0,808
8,832
0,622
8,6931733
98,43%
13,248
0,955
8,832
0,633
8,8415034
100,11%
15,456
1,125
11,04
0,782
10,850702
98,29%
11,04
0,786
10,904641
98,77%
11,04
0,787
10,918125
98,90%
abs
konsentrasi
persen akurasi
a
-0,0227
b
0,07416
r
0,99965
80%
100%
120%
100,09% 99,44%
99,65%
98,59%
SYARAT AKURASI TIDAK BOLEH LEBIH DARI 98-102%
4. presisi konsent ras i
abs
konsent ras i
ABS
konsentrasi
rata-rata
SD
RSD/C V
4,416
0,308
8,832
0,62 2
8,6931732 7
6,624
0,469
8,832
0,62 3
8,7066578 3
8,832
0,62
8,832
0,61 6
8,6122659 2
11,04
0,808
8,832
0,60 7
8,4909049
13,248
0,955
8,832
0,61 3
8,5718122 5
15,456
1,125
8,832
0,61
8,5313585 8
a
-0,0227
b
0,0741 6
r
0,9996 5
SYARAT PRESISI RSD/CV TIDAK BOLEH LEBIH DARI 2%
8,60102 9
8,67%
1,01%