Laporan Resmi RJP [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI DAN PERTOLONGAN PERTAMA RESULTANSI JANTUNG DAN PARU (RJP)



OLEH : NAMA : FAHMI IQBAL RISTANDYA (0522040105) DOSEN PENGAMPU GALIH ANINDITA, S.T., M.T HAIDAR NATSIR AMRULLAH, SST, M.T



TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA 2022



BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus henti jantung adalah suatu kondisi dimana jantung berhenti kerja secara tiba-tiba dan sangat mendadak yang ditandai dengan henti nafas dan henti jantung. Keadaan darurat ini dapat terjadi dimana saja dengan siapa saja dan merupakan kondisi darurat yang mengancam jiwa dan perlu mendapatkan penanganan sesegera mungkin. Di Indonesia, menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) yang dilakukan oleh Balitbangkes tahun 2013 menunjukkan bahwa prevalensi nasional penyakit jantung coroner sebesar 1,5%, sedangkan prevalensi untuk kejadian henti jantung mendadak belum didapatkan. Namun hasil Riset Kesehatan Dasar (2007) menunjukkan data bahwa kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung mendapatkan porsi ke 4,6% dari 4.552 mortalitas dalam 3 tahun. Sedangkan data yang diperoleh dari WHO pada tahun 2002 di Indonesia sudah terjadi 220.372 kasus kematiann yang diakibatkan penyakit jantung (WHO, 2014:1) Maka dibutuhkan penanganan untuk mengurangi angka kematian pada penderita henti jantung. Salah satunya adalah RJP alias pijat jantung. RJP merupakan penatalaksanaan yang vital dalam kasus henti jantung. Sebagai calon ahli K3 maka perlu dipahami bagaimanna tahap-tahap melakukakn pertolongan pertama meliputi penilaian penderita dan RJP



1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana memperoleh gambaran tentang apa yang dihadapi, factor penndukung dan yang menghambat serta dapat menilai bahaya lain yang dapat terjadi terhadap penderita, penolong serta orang orang disekitar? 2. Bagaimana cara melakukan RJP dengan benar 3. Bagaimana kesimpulan yang didapat setelah melakukan penilaian terhadap penderita?



1.3 TUJUAN Tujuan dari praktikum ini adalah:



1. Dapat menilai hal hal yang berhubungan dengan penilaian penderita, kondisi yang dapat menghambat dan mendukung,dan keamanan bagi penolong, pederita, serta orang-orang disekitanya. 2. Mampu membuat kesimpulan dari hasil temuan praktikum. 3. Mampu melakssanakan RJP dengan benar



BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Definisi Resusitasi Jantung Dan Paru (RJP) Resusitasi Jaantung Paru (RJP) adalah serangkaian Tindakan penyelamatan jiwa untuk meningkatkan kemungkinan bertahan hidup dari korban yang mengalami henti jantung. Inti dari RJP yang optimal adalah bagaimana cara memberikan RJP dengan waktu sedini mungkin serta seefektif mungkin. Nama lain RJP yaitu Cardio Pulmonary Resusitation (CPR) yaitu sekumpulan intervensi yang bertujuan untuk mengembalikan dan mempertahankan fungsi vital organ pada korban henti jantung dan henti nafas. Intervensi ini terdiri dari pemberian kompresi dada dan bantuan nafas (Hardisman, 2014 dalam Ngirarung, 2017. Bantuan dasar hidup yaitu Resusitansi Jantung Paru (RJP) merupakan penentu penting dalam kelangsungan hidup korban henti jantung. Hal ini berarti perlu peningkatan BHD (Bantuan Hidup Dasar) dalam masyarakat (AHA, 2010 dalam Ngirarung 2017)



2.2 Pengertian Chocking (Tersedak) Tersedak merupakan keadaan dimana ketika sebuah objek asing menyumbat atau bersarang pada saluran pernafasan atau kerongkongan dan dapat menghalangi aliran udara ke paru-paru dan otak yang dapat mengakibatkan seseorang susah bernafas. Kasus ini tidak dapat dianggap sepele, karena jika ada benda asing maupun makanan yang bersarang dalam saluran pernafasan dapat membuat korban sesak nafas hingga pingsan. Jika saluran pernafasan tertutup selama 4 menit dan oksigen tidak mengallir ke otak dapat membuat kerusakan dan kematian.



2.3 Bantuan Nafas Jika penderita nafasnya berhenti, namun masih bisa terdeteksi nadinya, maka penolong memberikan nafas bantuan kepada penderita. Kandungan udara di udara bebas kurang dari 21% tetapi pernafasan manusia hanya memanfaatkan 5% saja. Udara ini dapat diberikan kepada penderita yang mengalami henti nafas sampai ada oksigen yang lebih tinggi kandungannya 1. Penilaian penderita termasuk pembukaaan saluran nafas penderita 2. Pemberian 2x bantuan nafas untuk melihat ada hambatan atau tidak di jalan nafas 3. Jika nafas bantuan berbalik maka ada sumbatan didalam, jika benda tersebut terlihat gunakan sapuan jari untuk mengabil, jika tidak terlihat gunakan Helmlichh Manufer 4. Apabila sudah keluar, maka beri bantuan nafas 10-12 kali 5. Lakukan terus sampai muncul nafas normal dari penderita 2.4 Bantuan sirkulasi (Circulation Support) Bantuan sirkulasi diberikan kepada penderita yang menngalami henti nadi dan biasanya henti nadi diikuti denga sesak nafas sehingga pijatan jantung disertai bantuan nafas. Cara melakukan pijatan dada sebagai berikut: 1. Posisikan penderita berbaring telentang di atas dasar yang keras atau lantai jangan di Kasur atau busa 2. Bebaskan penderita dari pakaian disekitar dada 3. Posisikan diri pada salah sisi penderita dengan senyaman mungkin, kedua lutut penolong dibuka kira-kira selebar bahu penolong 4. Raba lengkung rusuk paling bawah dan tentukan pertemuan lengkung iga kiri dan kanan 5. Tentukan titik pijatan dari pertemuan kedua rusuk tersebut diukur 2 jari ke atas pada garis tengah tulang dada 6. Posisikan tangan penolong pada titik pijatan. Bagian yang menekan adalah tumit tangan, tangan penolong yang bebas diletakkan diatas tangan satunya untunk penopang. 7. Posisikan bahu penolong tegak lurus dengan tangan yang menekan 8. Lakukan Pijatan Jantung Luar (PJL) atau Resusitasi Jantung dan Paru (RJP). Jaga agar posisi tangan tetap 9. Lurus berikan tekanan yang sesuai kekuatan dan kedalamannya dengan keadaan penderita 10. Periksa nadi setiap menit. Lanjutkan terus tanpa berhenti, sampai munculnya tanda-tanda kehidupan atau adanya tanda-tanda kematian biologis, atau penolong kecapekan,, atau bantuan ahli tiba



2.5 Langkah-Langkah RJP 1. Kompresi (Compression) Tindakan ini dilakukan apabila tidak ditemukan denyut nadi atau detak jantung pada orang yang tidak sadarkan diri. Melakukan pertolongan pertama dengan teknik RJP dimulai dengan melakukan kompresi dada. Cukup dengan meletakkan salah satu telapak tangan di bagian tengah dada korban kemudian tangan yang lainnya ditaruh di atas tangan yang pertama. Kemudian eratkan jari-jari kedua tangan dan lakukan penekanan dada sedalam 5-6 cm, kemudian lepaskan. Ulangi pemberian tekanan di dada sebanyak 100-120 kali tekanan tiap menit hingga pertolongan medis datang atau hingga korban menunjukkan respon 2. Membuka jalur napas (Airways) Tindakan RJP yang kedua adalah upaya membuka jalur pernapasan korban. Hal ini biasanya dilakukan setelah menekan dada korban. Caranya dengan mendongakkan kepala korban, lalu kedua tangan diletakkan di dahinya. Setelah itu, angkat dagu orang tersebut dengan lembut untuk membuka dan mengamankan saluran pernapasannya. 3. Memberi bantuan napas (Breathing) Tahap selanjutnya dari RJP adalah memberikan napas bantuan dari mulut ke mulut. Hal ini bisa dilakukan dengan menjepit hidung korban, lalu posisikan mulut kita tepat di mulut korban. Tiupkan napas kita ke dalam mulutnya dan periksa apakah dada korban sudah mengembang dan mengempis seperti orang bernapas pada umumnya. Pada setiap 30 kali kompresi dada, iringi dengan dua kali bantuan napas. 2.6 Definisi Tersedak (Chocking) Tersedak adalah sumbatann pada saluran pernapasan karena adanya benda asing atau penyebab lainnya. Adapun penyebab tersedak antara lain: • • •



Makan sambal berbicara atau tertawa Pembengkakan saluran pernafasan Ketika makanan tidak dikunyah dengan baik



2.7 Tanda dan Gejala tersedak Korban yang tersedak biasanya akan memperlihatkan perilaku yang aneh seperti sulit berbicara, mata melotot, wajah kemerahan, dan lama-lama menghitam, dan tiba tiba terlihat seperti mencekik wajahnya sendiri, nafas ter engah engah, batuk batuk, lemas, dan bisa tak sadarkan diri.



2.8 Macam-Macam Penanganan Terseddak (Choocking) a. Tepukan di punggung atau Black Blow 1. Berdiri dieblakang korban dan sedikit geser kesamping 2. Miringkan korban kedepan dan sangga dada korban dengan salah satu tangan 3. Berikan lima kali tepukan dipunggung bagian atas antara tulang belikat menggunakan tangan bagian bawah b. Hentakan Pada Perut (Manuver Heimlich) 1. Miringkan korban sedikit ke depan dan berdiri di belakang korban dan letakkan salah satu kaki di sela kedua kaki korban. 2. Buat kepalan pada satu tangan dengan tangan lain menggenggam kepalan tangan tersebut. Lingkarkan tubuh korban dengan kedua lengan kita 3. Letakkan kepalan tangan pada garis tengah tubuh korban tepat di bawah tulang dada atau di ulu hati. 4. Buat gerakan ke dalam dan ke atas secara cepat dan kuat untuk membantu korban membatukkan benda yang menyumbat saluran napasnya. Manuver ini terus diulang hingga korban dapat kembali bernapas atau hingga korban kehilangan kesadaran



c. Hentakan Pada Dada (Chest Thrust) 1. Letakkan tangan di abwah ketiak penderita 2. Lingkari dada korban dengan lengan kita 3. Letakkan ibu jari pada kepalang tangan di tengah tengah tulang dada korban 4. Genggam kepalan tangan tersebut dengan tangan satunya dan hentakan ke dalam dan ke atas



BAB 3 METODE PERCOBAAN 3.1 Peralatan 1. Jam dengan penunjuk detik yang jelas 2. Senter kecil 3. Stetoskop 4. Tensimeter 5. Thermometer badan 6. Sarung tangan latex 7. Es batu 8. Alat tulis untuk mencata 3.2 Langkah percobaan RJP Penilaian Keadaan • Penilaian keadaaan dilakuka pertamma kali karena sangatlah penting. karena penilaian keadaaan berfungsi untuk menilai keadaan lingkkunngan apakah amana bagi penderrita, penolong, masyarakat sekitar, atau tidak aman. Serta penilaian keadaan dapat memberikan informasi berupa factor factor yang dapat mendukung atau mennghambat proses pertolongan Penilaian Dini • Setelah melaksanakan penilaian keadaan maka dilaksanakan penilaian dini guna dapat menilai kondisi penderita menggunakan Teknik CAB, yaiut Circulation, Airway, Breathing, apakah CAB korban dalam kondisi normal atau tidak. Langkah Langkah RJP 1. Menccari orang lain untuk mendampingi dan menjadi saksi saat melakukan pereolongan dan memperkenalkan diri dan instansi atau universitas. 2. Izin pada penderita 3. Menyingkirkan benda-benda yang mengakibatkan ceddera lainnya saat terjadi kecelakaan. 4. Menelpon Ambulance. 5. Menilai respon penderita (ASNT) 6. Menilai Circulation, Airway, Breathing 7. Posisikan penolonng di samping penderia dan menentukan titik konpresi dada yang berada di pertemuan tulang rusuk bawah dengan mengukur dua jari ke atas dan di sinilah titik untuk dilakukan kompresi dada pada korban. 8. Kompresi dada dilakukan sebanyak 30x (keccepatan pijatan 100120 per menit) dan diserrtai 2x nafas buatan (kurang dari 5 detik) untuk satu siklus. Llakukan sebanyak 5x siklus. Ketika sudah ada



respon dari penderita seperti batuk maka RJP bisa dihentikan dan melakukan pemeriksaan apakah ada sumbatan yang menutup mkerongkongan atau tidak, jika ada maka bisa diambil menggunakan sapuan jari, setelah itu memeriksa nadi (karotis) penderita dan nafas penderita yang mulai Kembali. 9. Membuka jalan (angkat dagu tekan dahi) 10. Memberikan bantuan nafas awal sebanyak 2x dan jika terdapat benda asing singkirkan dengan sapuan jari menggunakan jari kelingking. 11. Ketika denyut nadi terdeteksi dan nafas ada, maka lakukan pemeriksaan berkala dengan teknik CAB hingga bantuan datang •



Kesan umum Kasus trauma



kasus medis



Alasan:………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………







Pemeriksaan respon



Awas Suara Nyeri Tidak Respon Alasan:………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………







Pemeriksaan CAB 1. Circulation Menilai sirkulasi darah penderita baik atau buruk o Untuk penderita respon baik Nadi penderita : ada tidak



o Untuk penderita yang tidak respon Cara: lakukan RJP 2. Airway o Untuk penderita dengan respon baik Suara tambahan : ada tidak



3. Breathing Cara melihat ada tidaknya nafas o Menggunakan Teknik LDR o Nafas penderita : ada







tidak



Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik dilakukan guna menilai kondisi fisik penderita apakah ada perubahan bentuk, luka, nyeri, atau bengkak. 1. Perubahan Bentuk (P) 2. Luka (L) 3. Nyeri (N) 4. Bengkak (B)



o Kepala P



L



N



B



o Hidung dan telinga P



L



N



B



o Mulut P



L



N



B



o Mata P



L



N



B



o Leher P



L



N



B



o Dada P



L



N



B



o Perut P



L



N



B



o Punggung P



L



N



B



o Panggul P



L



N



B



o Tangan P



L



N



B



o Kaki P



L



N



B















Pengukuran tanda vital ➢ Denyut nadi ➢ Frrekuensi nafas ➢ Tekanan darah ➢ Sistolik ➢ Diastolic



:……………kali/menit :……………kali/menit :…………… :……………mmHg :……………mmHg



Riwayat penderita ➢ Keluhan ➢ Obat obatan ➢ Makanan/minuman ➢ Penyakit ➢ Alergi ➢ Kejadian



: : : : : :



Pemeriksaan berkala Pemeriksaan berkala dilakukan untuk mengontrol kondisi penderita apakah ada perubahan atau tidak dan mengarah ke kondisi yang membaik atau memburuk ketika menunggu pertolongan dari tim Kesehatan datang







Pelaporan Setelah selesai menangani penderita, maka perlu dilaporkan secara singkat dan jelas kepada penolong selanjutnya. Dalam laporan sebaiknya dicantumkan 1. Asal 2. Nama ketua 3. Identitas pasien • Nama • Umur 4. Informasi Masuk 5. Waktu kejadian 6. Tiba dilokasi 7. Jenis keadaan 8. Keadaan pasien 9. Penilaian Dini • Respon • Nadi • Nafas • Suhu • Tekanan darah 10. Riwayat pasien • Keluhan • Obat • Makanan/minuman • Penyakit • Alergi • Kejadian



: : : : : : : : : : : : : : : : : : : :



3.3 Diagram Alir



KORBAN



RESPON



ADA



TIDAK RESPON



AIRWAY



BREATHING



ADA



TIDAK



CIRCULATION



ADA



TIDAK



RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)



BAB 4 ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PRAKTIKUM Studi kasus : Pada saat acara pernikahan Bersama teman-teman pada pukul 12.25 WIB, Akmal berusia 19 Tahun seddang memakan bakso dan tersenggol orang disebelahnya. Tiba-tiba bakso yang masih utuh tersebut masuk kedalam tenggorokan. Akmal sangat panik dan merasa kesulitan bernafas karena bakso tersebut menyumbat jalur pernafasan. 4.2 PENILAIAN KEADAAN Pada tahap tahap ini menentukan apakah ada faktor lain pendukung maupun faktor penghambat dalam pelaksanaan Langkah pertolongan pertama pada korban. Pada saat kejadian Robi sebagai korban menanggapi pada saat pengecekan respon suara. Sehingga penolong bisa dengan segera melakukan pertolongan kepada korban yang sedang tersedak. 4.3 PENILAIAN DINI Setelah melakukan penilaian keadaan terhadap penderita, selanjutnya melakukan penilaian dini. Menentukan kesan umum yang diderita korban. Pada tahap ini penolong harus mengenali dan mengatasi keadaan yang mengancam nyawa penderita dengan tepat, cepat, dan sederhana. Langkah-langkah penilaian Dini A. Kesan Umum ✓ Kasus umum



Kasus medis



Alasan : Korban mengalami benturan pada dahi yang membuat sedikit pembengkakan dan perubahan warna biru keunguan pada dahipenderita. B. Memeriksa respon



Awas



Suara



Nyeri



Tidak respon



Korban merespon awas lalu tiba tiba penderita kehilangan keseimbangan dan tidak sadar, namun bisa merespon dengan rangsangan nyeri



C. Memeriksa CAB 1. Circulation Keadaan nadi korban bekerja dengan baik karena penderita masih merespon saya dengan baik 2. Airway Airway atau jalan nafas korban terhalang akibat adanya benda asing(anggur) di tenggorokan korban, sehingga penolong melakukan Heimlich Manouever hingga anggur yang tersangkut di tenggorokan keluar 3. Breathing Pemeriksaan nafas korban dengan menggunakan Teknik LDR yaitu melihat naik turun dada korban, mendengar nafas korban, dan merasakan nafas korban. Nafas korban sudah berjalan dengan baik.



4.4. Pemeriksaan Fisik • Pemeriksaan fisik dilakukan guna menilai kondisi fisik penderita apakah ada perubahan bentuk, luka, nyeri, atau bengkak. 1. Perubahan Bentuk (P) 2. Luka (L) 3. Nyeri (N) 4. Bengkak (B) o Kepala P L N B



o Hidung dan telinga P



L



N



B



o Mulut P



L



N



B



o Mata P



L



N



B



o Leher P



L



N



B



o Dada P



L



N



B



o Perut P



L



N



B



o Punggung P



L



N



B



o Panggul P



L



N



B



o Tangan P



L



N



B



o Kaki P



L



N



B







Pengukuran tanda vital ➢ Denyut nadi ➢ Frrekuensi nafas ➢ Tekanan darah ➢ Sistolik ➢ Diastolic



:……72……kali/menit :……………kali/menit : 120/80 mmHg :……………mmHg :……………mmHg



4.5 Riwayat Penderita ➢ Keluhan : Sulit Bernafas ➢ Obat obatan :➢ Makanan/minuman :Bakso/Sinom ➢ Penyakit :➢ Alergi :➢ Kejadian : Tersedak saat makan di acara resepsi dikarenakan tesenggol orang



4.6 Pemeriksaan Berkala Pemeriksaan berkala dilakukan untuk mengontrol kondisi penderita apakah ada perubahan atau tidak dan mengarah ke kondisi yang membaik atau memburuk ketika menunggu pertolongan dari tim Kesehatan datang 4.7 Pelaporan Setelah selesai menangani penderita, maka perlu dilaporkan secara singkat dan jelas kepada penolong selanjutnya. Dalam laporan sebaiknya dicantumkan 1. Asal 2. Nama ketua 3. Identitas pasien 4. Nama 5. Umur 6. Informasi Masuk 7. Waktu kejadian 8. Tiba dilokasi 9. Jenis keadaan 10. Keadaan pasien 11. Penilaian Dini 12. Respon 13. Nadi 14. Nafas 15. Suhu 16. Tekanan darah 17. Riwayat pasien 18. Keluhan 19. Obat 20. Makanan/minuman 21. Penyakit 22. Alergi 23. Kejadian



: Tuban : Fahmi Iqbal Ristandya : Akmal :19 Tahun : 12.30 WIB : 12.29 WIB : 12.31 WIB : Trauma : Sulit bernafas dan henti nafas diakibatkan tersedak : Awas lalu Nyeri : 72x/menit :: 36 derajat : 120/80 mmHg : Sulit bernafas :: Bakso / Sinom ::: Tersedak saat makan di acara resepsi☐



BAB 5 KESIMPULAN Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan mahasiswa mampu memberikan pertolongan pertama pada korban yang mengalami kasus tersedak yang mengakibatkan sesak nafas. Dalam melakukan pertolongan terdapat urutan langkah sebagai berikut: 1. Penilaian keadaan Dilakukan untuk memperoleh gambaran umum mengenai apa saja yang sedang dihadapi, faktor pendukung dan penghambat pertolongan yang ada di tempat kejadian 2. Penilaian dini Dilakukan dengan membedakan kasus dan memeriksa respon ASNT dan memeriksa CAB 3. Pemeriksaan Dilakukan dengan memeriksa tanda-tanda PLNB 4. Riwayat penderita Riwayat yang perlu diketahui yaitu KOMPAK 5. Pemeriksaan berkala 6. Pelaporan Ketika menemukan kasus Choking (tersedak) dan penderita kehilangan nadi maka harus dilakukan langkah yang tepat. Tindakannya yaitu: 1. Lakukan pemeriksaan Circulation 2. Lakukan Heimlich Manuoever sesuai dengan langkah-langkah di atas 3. Setelah benda asing keluar maka lakukan pengecekan Airway dan dilanjutkan dengan pemeriksaan Breathing. Namun jika korban pingsan dan kehilangan nadinya maka lakukan Rjp sesuai prosedur di atas.



DAFTAR PUSAKA American Health Association. 2015. ”Fokus Utama Pedoman”. Amerika: AHA Santiasih, Indri. 2014. “Modul Pertolongan Pertama pada Kecelakaan”. Surabaya: Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya. Tim bantuan Medis BEM IKM FKUI. 2015. “Modul Bantuan Hidup Dasar dan Penanganan Tersedak”. Jakarta: BEM IKM FKUI. Shinta A. A. Ngirarung, Mulyadi, Reginus T. Malara. 2017. “Pengaruh Simulasi Tindakan Resusitasi Jantung Paru (RJP) Terhadap Tingkat Motivasi Siswa Menolong Korban Henti Jantung di SMA Negeri 9 Binsus Manado”. Manado: Universitas Sam Ratulangi Manado



Lampiran



Keterangan: Foto praktikum RJP & Chocking