Laporan Sedimentologi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN LENGKAP PRAKTIK LAPANG SEDIMENTOLOGI ANALISIS BESAR BUTIR DAN UJI KANDUNGAN BAHAN ORGANIK SEDIMEN DI DESA BOJO, KECAMATAN MALLUSETASI, KABUPATEN BARRU



NAMA NIM KELOMPOK LOKASI SAMPLING ASISTEN



:ASIRWAN : L111 11 266 : V (LIMA) : TAMBAK UNHAS : AYU ANNISA WIRAWAN



LABORATORIUM GEOMORFOLOGI DAN MANAJEMEN PANTAI JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013



HALAMAN PENGESAHAN Nama Nim Kelompok Lokasi Praktik Stasiun Sampling Tgl. Praktikum



: Asirwan : L111 11 266 : V (lima) : Desa Bojo, Kec. Mallusetasi, Kab. Barru : Sebelah Utara tambak Unhas, daerah Intertidal : Lapangan : 3 November 2013 Laboratorium : 4 s/d 15 November 2013



Dibuat Oleh : Nama Praktikan Nim



: Asirwan : L111 11 266



Telah diperiksa dan disetuji oleh :



Asisten,



Koordinator Mata Kuliah



Ayu Annisa Wirawan NIM. L11110 262



Ir. H. Marzuki Ukkas, DEA NIP. 1956080119820131001 Tanggal Pengesahan, Makassar, 6 Desember 2013



1



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan hidayahnyalah sehingga saya berhasil menyelesaikan laporan saya yang berjudul. “Laporan Lengkap Praktik Lapang Sedimentologi Analisis Besar Butir Dan Uji Kandungan Bahan Organik Sedimen Di Desa Bojo, Kecamatan Mallusetasi, Kabupaten Barru”. Dalam kesempatan yang baik ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada koordinator dan asisten praktikum yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk dalam penyelesaian laporan ini. Tidak lupa pula kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya laporan ini dari pembuatan sampai tahap perampungan, serta tidak lupa pula penulis memohon maaf atas segala kesalahan dan kekhilafan penulis selama mengikuti praktik ini. Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam menyusun laporan ini, penulis dihadapkan dengan banyak kendala dan tantangan, khususnya terbatasnya waktu yang tersedia dan literatur yang sulit didapatkan serta keterbatasan-keterbatasan lainnya. Oleh karena itu apabila ada kesalahan pada laporan ini maka harapan dari penulis agar pembaca memberikan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan lebih lanjut. Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua, Amin ya Allah Makassar,



Desember 2013



Penulis



2



DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................................i KATA PENGANTAR....................................................................................................ii DAFTAR ISI............................................................................................................... iii DAFTAR TABEL......................................................................................................... v DAFTAR GAMBAR....................................................................................................vi I.



PENDAHULUAN.................................................................................................1 A.



Latar Belakang................................................................................................1



B.



Maksud dan Tujuan.........................................................................................2



C.



Ruang Lingkup................................................................................................2



II.



TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................3 A.



Sedimen, Sedimentasi, dan Sedimentologi.....................................................3



B.



Distribusi Sedimen...........................................................................................4



C.



Struktur Sedimen.............................................................................................5



D.



Mineral Penyusun Batuan Sedimen.................................................................7



E.



Sortasi Sedimen..............................................................................................8



F.



Asal Usul dan Jenis Sedimen..........................................................................9



G. Tekstur Sedimen dan Besar Butir....................................................................9 H.



Bahan Organik Sedimen...............................................................................10



III. A.



Waktu dan Tempat.........................................................................................12



B.



Alat dan Bahan..............................................................................................12



C.



Prosedur Kerja..............................................................................................13



IV.



V.



METODE KERJA...........................................................................................12



1.



Penentuan Lokasi Sampling......................................................................13



2.



Pengambilan Sampel.................................................................................13



3.



Analisis Laboratorium................................................................................14 HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................19



A.



Gambaran Umum Lokasi...............................................................................19



B.



Hasil..............................................................................................................19



C.



Pembahasan.................................................................................................20 KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................................23



3



A.



Kesimpulan....................................................................................................23



B.



Saran.............................................................................................................23



DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................24 LAMPIRAN



4



DAFTAR TABEL Tabel 1. Standar Penentuan Nilai Sortasi Sedimen.................................................9 Tabel 2. Skala Wentworth untuk mengklasifikasikan pertikel-pertikel sedimen.......10 Tabel 3. Tabel Analisis besar butir...........................................................................20 Tabel 4. Tabel analisis bahan organik.....................................................................20 Tabel 5. Tabel analisis pengendapan......................................................................20 Tabel 6. Tabel sortasi sedimen................................................................................20



5



DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Segitiga Tektur......................................................................................17 Gambar 2. Peta lokasi tambak UNHAS Barru.........................................................19



6



I.



PENDAHULUAN



A. Latar Belakang II.



Sedimentasi adalah masuknya muatan sedimen ke dalam suatu lingkungan perairan tertentu melalui media air dan diendapkan di dalam lingkungan tersebut. Sedimentasi yang terjadi di lingkungan pantai menjadi persoalan bila



terjadi



di



lokasi-lokasi



yang



terdapat



aktifitas



manusia



yang



membutuhkan kondisi perairan yang dalam seperti pelabuhan, dan alur-alur pelayaran (Maulana, 2010). III.



Sedimentasi yang terjadi diwilayah pesisir terjadi pada muara-muara sungai. Pola-pola sedimentasi tergantung pada pola pergerkan air, apabila gerakan air horizontal tinggi, sedimen akan tetap dalam bentuk larutan. Namun bila gerakan air perlahan sehingga tidak cukup energi untuk menjaga agar sedimen tetap larut maka akan terjadi pengendapan bahan-bahan sedimen. Selain itu, energi gerakan air juga berpengaruh terhadap ukuran bahanbahan sedimentantasi yang akan diendapkan. Tingginya proses sedimentasi ini akan berdampak kembali pada manusia itu sendiri seperti terganggunya transportasilaut karena terjadinya pendangkalan (Rusli, 2012).



IV.



Studi tekstur sedimen didalam sedimentologi umum digunakan untuk mengetahui ukuran dan persentase butir, proses sedimentasi serta arah transport sedimen. Transportasi sedimendipantai merupakan proses yang perlu diperhatikan, karena angkutan sedimen dapat merubah kondisi pantai. Ukuran-ukuran partikel sedimen ini sangat berbeda tergantung dari sifat fisik yang dimiliki oleh partikel-partikel tersebut. Untuk mengetahui ukuran butir sedimen maka perlu dilakukan analisi denga berbagai macam metode. Oleh



1



karena itu, maka dianggap penting untuk melakukan praktek lapang sedimentologi untuk dapat mengetahui cara analisis penentuan distribusi dan arah penyebaran sedimen dengan melihat ukuran butir sedimen. B. Maksud dan Tujuan V.



Maksud diadakannya praktikum analisis butir sedimen adalah untuk mengetahui berbagai macam bentuk dan ukuran material butiran pasir sedimen dan sedimen yang lolos pada pada saringan kurang dari 0.063 mm dengan menggunakan beberapa metode yakni metode pengayakan dan pengklasifikasian dimana hasil tersebut diplotkan kedalam segitiga tekstur sehingga didapatkan tekstur sedimen.



VI.



Sedangkan tujuan dari praktikum adalah untuk mengetahui hubungan antara ukuran



butir



dengan



beberapa



proses



sedimentasi



dan



dapat



mengaplikasikan metode pengayakan, penentuan BO, dan CaCO3. C. Ruang Lingkup VII.



Ruang lingkup pada praktikum sedimentologi laut adalah analisi butir-butir sedimen yang meliputi tekstur dengan menggunakan satuan segitiga tekstur, kandungan bahan organik, sortasi, pengendapan, profil sedimen, kekeruhan, kandungan kapur, hubungan dengan lokasi pengambilan sedimen, serta faktor-faktor



yang



mempengaruhi



sedimentasi



yang



terjasi



dilokasi



pangambilan sedimen. VIII.



2



IX.



TINJAUAN PUSTAKA



A Sedimen, Sedimentasi, dan Sedimentologi X.



Endapan sedimen (sedimentary deposit) adalah material padat yang terakumulasi di permukaan bumi atau di dekat permukaan bumi, pada kondisi tekanan dan temperatur yang rendah. Sedimen umumnya (namun tidak selalu) diendapkan dari fluida dimana material penyusun sedimen itu sebelumnya berada, baik sebagai larutan maupun sebagai suspensi. Definisi ini sebenarnya tidak dapat diterapkan untuk semua jenis batuan sedimen karena ada beberapa jenis endapan yang telah disepakati oleh para ahli sebagai endapan sedimen (Endras, 2011) :







Diendapkan dari udara sebagai benda padat di bawah temperatur



yang



relatif tinggimisalnya material fragmental yang dilepaskan dari gunung api. 



Diendapkan di bawah tekanan yang relatif tinggi, misalnya endapan lantai laut dalam



XI.



Sedangkan sedimen atau endapan pada umumnya diartikan sebagai hasil dari proses pelapukan terhadap suatu tubuh batuan, yang kemudian mengalami erosi, tertansportasi oleh air, angin, dan lainnya, dan pada akhirnya terendapkan atau tersedimentasikan. Sedangkan batuan sedimen adalah suatu batuan yang terbentuk dari hasil proses sedimentasi, baik secara mekanik maupun secara kimia dan organik (Endras, 2011).



XII.



Sedimentasi adalah suatu proses pengendapan material yang ditransport oleh media air, angin, es, atau gletser di suatu cekungan. Delta yang terdapat di mulut-mulut sungai adalah hasil dan proses pengendapan materialmaterial yang diangkut oleh air sungai, sedangkan bukit pasir (sand dunes)



3



yang terdapat di gurun dan di tepi pantai adalah pengendapan dari materialmaterial yang diangkut oleh angina (Hertanto, 2012). XIII.



Sedimentologi adalah cabang ilmu Geologi yang mempelajari mengenai batuan sedimen,cara terbentuknya,lingkungan terbentuknya,proses dan faktor-faktor yang berperan dan komponen-komponen pada batuan sedimen (Hertanto, 2012). D. Distribusi Sedimen



XIV.



Sedimen yang masuk ke dalam laut dapat terdistribusi pada (Lonawarta, 1996) :



1. Endapan Sedimen pada Perairan Dangkal XV.



Pada umumnya ‘Glacial Continental Shelf’ dicirikan dengan susunan utamanya campuran antara pasir, kerikil, dan batu kerikil. Sedangkan ‘Non Glacial Continental Shelf’’ endapannya biasanya mengandung lumpur yang berasal dari sungai. Di tempat lain (continental shelf) dimana pada dasar laut gelombang dan arus cukup kuat, sehingga material batuan kasar dan kerikil biasanya akan diendapkan.



XVI.



Sebagian besar pada ‘Continental slope’ kemiringannya lebih terjal sehingga sedimen tidak akan terendapkan dengan ketebalan yang cukup tebal. Daerah yang miring pada permukaannya dicirikan berupa batuan dasar (bedrock) dan dilapisi dengan lapisan lanau halus dan lumpur. Kadang permukaan batuan dasarnya tertutupi juga oleh kerikil dan pasir.



2. Endapan Sedimen pada Perairan Laut Dalam XVII.



Sedimen laut dalam dapat dibagi menjadi 2 yaitu Sedimen Terigen Pelagis dan Sedimen Biogenik Pelagis.







Sedimen Biogenik Pelagis 4



XVIII.Dengan menggunakan mikroskop terlihat bahwa sedimen biogenik terdiri atas berbagai struktur halus dan kompleks. Kebanyakan sedimen itu berupa sisa-sisa fitoplankton dan zooplankton laut. Karena umur organisme plankton hannya satu atau dua minggu, terjadi suatu bentuk ‘hujan’ sisa-sisa organisme plankton yang perlahan, tetapi kontinue di dalam kolam air untuk membentuk lapisan sedimen. Pembentukan sedimen ini tergantung pada beberapa faktor lokal seperti kimia air dan kedalaman serta jumlah produksi primer di permukaan air laut. Jadi, keberadan mikrofil dalam sedimen laut dapat digunakan untuk menentukan kedalaman air dan produktifitas permukaan laut pada zaman dulu. 



Sedimen Terigen Pelagis



XIX.Hampir semua sedimen Terigen di lingkungan pelagis terdiri atas materimateri yang berukuran sangat kecil. Ada dua cara materi tersebut sampai ke lingkungan pelagis. Pertama dengan bantuan arus turbiditas dan aliran grafitasi. Kedua melalui gerakan es yaitu materi glasial yang dibawa oleh bongkahan es ke laut lepas dan mencair. Bongkahan es besar yang mengapung, bongkahan es kecil dan pasir dapat ditemukan pada sedimen pelagis yang berjarak beberapa ratus kilometer dari daerah gletser atau tempat asalnya. E. Struktur Sedimen XX.



Struktur sedimen merupakan pengertian yang sangat luas, meliputi penampakan dari perlapisan normal termasuk kenampakan kofigurasi perlapisan dan/atau juga modifikasi dari perlapisan yang disebabkan proses baik selama pengendapan berlangsung maupun setelah pengendapan



5



berhenti. Struktur sedimen dibagi menjadi 3 bagian yaitu (Rooshardwiadi, 2010) : 1. Struktur Sedimen Primer XXI.



Struktur Primer adalah struktur yang terbentuk ketika proses pengendapan dan ketika batuan beku mengalir atau mendingin dan tidak ada singkapan yang terlihat. Struktur primer ini penting sebagai penentu kedudukan atau orientasi asal suatu batuan yang tersingkap, terutama dalam batuan sedimen. Struktur yang terbentuk sewaktu proses pengendapan sedang berlangsung termasuk lapisan mendatar (flat bedding), lapisan silang, laminasi, dan laminasi silang yang mikro (micro-crosslamination).







Cross Bedding ( Perlapisan Silang )



XXII.Cross



bedding merupakan



struktur



primer



yang membentuk srutur



penyilangan suatu lapisan batuan terhadap lapisan batuan yang lainya, atau lapisan batuan yang lebih muda memotong lapisan batuan yang lebih tua. Cross bedding didefinisikan oleh sebagai struktur yang membatasi suatu unit sedimentasi dari jenis yang lain dan dicirikan dengan perlapisan dalam atau laminasi disebut juga dengan foreset bedding miring ke permukaan bidang akumulasi (deposisi). 



Graded Bedding ( Perlapisan Bersusun )



XXIII.Graded bedding merupakan struktur perlapisan sedimen yang menunjukan perbedaan fragmen atau ukuran butir sedimen yang membentuk suatu lapisan batuan. Perbedaan ini terbentuk karena adanya gaya gravitasi yang mempengaruhi saat terjadinya pengendapan pada sedimen tersebut. sedimen yang memiliki ukuran butir lebih besar akan lebih dahulu



6



mengendap dibandingkan dengan sedimen yang memiliki ukuran lebih kecil sehingga struktur graded bending akan selalu menunjukan sturktur perlapisan yang semakin keatas lapisan tersebut ukuran butir yang dijumpai akan semakin kecil. XXIV. 



Riple Mark ( Gelembur Gelombang )



Ripple mark merupakan struktur primer perlapisan sedimen yang menunjukan adanya permukaan seperti ombak atau begelombang yang disebabkan adanya pengikiran oleh kerja air, dan angin. Pada awalnya lapisan batuan sedimen tersebut datar dan horizontal karena adanya pengaruh kerja air dan angin menyebabkan bagian-bagian lemah terbawa air atau angin sehingg menyisahkan cekungan-cekungan yang membentuk seperti gelombang. 2. Struktur Sedimen Sekunder XXV.



Struktur yang terbentuk sesudah proses sedimentasi, sebelum atau pada waktu diagenesa. Juga merefleksikan keadaan lingkungan pengendapan misalnya keadaan dasar, lereng dan lingkungan organisnya.



3. Struktur Sedimen Organik XXVI.



Struktur yang terbentuk oleh kegiatan organisme, seperti molusca, cacing atau binatang lainnya. F. Mineral Penyusun Batuan Sedimen



XXVII.



Mineral pembentuk batuan adalah mineral-mineral yang menyusun suatu batuan dengan kata lain batuan yang terdiri dari berbagai macam mineral. Ada juga terdapat batuan yang hanya terdiri dari satu mineral saja, seperti dunit yang hanya terdiri dari satu mineral yaitu olivine. Mineral batuan



7



sedimen dapat berasal dari mineral rombakan dari batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf. Selain mineral rombakan, mineral pembentuk batuan sedimen dapat berasal dari presipitasi kimia secara langsung (Hidayat, 2013). XXVIII.



Adapun contoh mineral-mineral rombakan sebagai pembentuk batuan sedimen yaitu quartz, micca, feldspar (asal batuan beku), calcite, dolomite, anhydrite (asal batuan sedimen) dan garnet (asal pecahan dari batuan metamorf). Namun pada batuan sedimen dapat pula satu jenis mineral (mono-mineral) mendominasi batuan karena langsung dari pesipitasi kimiawi. Misalnya Calcite, yang mendominasi pada limestone (batu gamping) (Hidayat, 2013). G. Sortasi Sedimen



XXIX.



Sortasi atau pemilahan adalah keseragaman dari ukuran besar butir penyusun batuan sedimen, artinya bila semakin seragam ukuranya dan besar butirannya maka pemilahan semakin baik. Secara umum sortasi atau pemilahan dibagi menjadi tiga yaitu (Kusimadinata, 1980) :



1. Sortasi baik, bila ukuran butir pada batuan sedimen tersebut seragam, hal ini biasa terjadi pada batuan sedimen dengan kemas tertutup. 2. Sortasi sedang, bila ukuran butir pada batuan sedimen terdapat yang seragam maupun yang tidak seragam. 3. Sortasi buruk, bila ukuran butir pada batuan sedimen sangat beragam, dari halus hingga kasar dan biasa terjadi pada batuan sedimen dengan kemas terbuka. XXX.



Untuk menghitung sortasi sedimen pertama-tama menentukan persentase pasir, lanau dan lempung dengan menggunakan skala Wentworth, yang kemudian diplotkan kedalam grafik semilog untuk menentukan Q1=25, 8



Q2=Q50, dan Q3=Q75 kemudian diplotkan kedalam segitiga tektur, setelah itu menghitung nilai sortasi. Sortasi baik apabila ukuran sedimen seragam, sedangkan sortasi sedimen jelek bila ukuran tidak seragam (Kusmadinata, 1980). Tabel 1. Standar Penentuan Nilai Sortasi Sedimen



XXXI. XXXII. No XXXIV. XXXV. 1 XXXVII. 2 XXXVIII. XL. 3 XLI. XLIII. 4 XLIV. XLVI. 5 XLVII. XLIX. L. 6



Keteranga XXXIII. n Sangat XXXVI. baik XXXIX. Baik XLII. Cukup baik XLV. Sedang XLVIII. Jelek Sangat LI. jelek



Skala 1.0