4 0 1 MB
LAPORAN PRAKTIKUM PEMETAAN DIGITAL (Sentering, Cek Kolimasi dan Cek Indeks Vertikal)
Oleh : ELLEN WIDYASTUTI 14/361472/SV/05750
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK GEOMATIKA SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2015
BAB I PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang Zaman terus berkembang ini menghasilkan alat-alat yang semakin modern, termasuk alat-alat yang digunakan untuk pemetaan. Apabila semester 1 mengenal Teodolit Fennel Kessel dan semester 2 menggunakan T0, maka pada semester 3 ini akan menggunakan alat yang lebih modern lagi yaitu Total Station. Total Station adalah suatu bentuk teodolit elektronik dikombinasikan dengan alat pengukur jarak Electronic Distance Measuring (EDM). Dasar-dasar penggunaan dari ketiga macam alat tersebut hampir sama. Salah satu yang harus dilakukan sebelum melakukan pengukuran atau pemetaan menggunakan alat tersebut adalah mengenal alat tersebut dan mengetahui kondisi alat tersebut. Karena dalam penggunaannya ada syarat-syarat yang harus dipenuhi agar total station dapat digunakan dengan baik dan mendapatkan hasil yang teliti.
Kondisi ini dapat diketahui setelah melakukan sentering, cek
kolimasi dan cek indeks vertikal. Dengan
mengetahui kondisi
alat
yang
digunakan,
maka
akan
memudahkan pekerjaan yang dilakukan dilapangan, karena telah diketahui besaran kesalahan yang dimiliki oleh alat yang digunakan, dan dapat dilakukan koreksi sebelum alat tersebut digunakan dilapangan, agar hasil dari pengukuran lebih teliti.
II.
Tujuan 1. Mahasiswa mampu mengetahui cara melakukan cek kolimasi dan cek indeks vertikal pada alat total station yang digunakan 2. Mahasiswa mampu menghitung besarnya kesalahan kolimasi dan indeks vertikal pada alat total station yang digunakan 3. Mahasiswa mampu melakukan koreksi terhadap besarnya kesalahan kolimasi dan indeks vertikal pada alat total station yang digunakan
III.
Waktu dan Tempat Hari, Tanggal : Jumat, 11 September 2015 Pukul
: 07.00 – 11.10
Tempat
: Hutan Teknik Geodesi dan Geomatika Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
BAB II Landasan Teori
I.
Total Station Total Station adalah suatu bentuk teodolit elektronik dikombinasikan dengan alat pengukur jarak Electronic Distance Measuring
(EDM). Fungsi
utama adalah unutk mengukur kemiringan jarak, sudut vertikal dan sudut horisintal dari titik setup untuk titik pandangan jauh je depan. Total Station banyak digunakan dalam pemetaan lahan, seperti pemetaan topografi untuk konstruksi jalan dan bangunan. Total Station juga digunakan di situs arkeologi untuk mengukur kedalaman penggalian, dan oleh kepolisian unutk melakukan investigasi tempat kejadian perkara
II.
Sentering Sentering adalah bahwa sumbu I (sumbu vertikal) teodolit segaris dengan garis gaya berat yang melalui titik tempat berdiri alat (paku atau titik silang di atas patok di tanah). Sentering dapat dilakukan dengan bantuan salah satu alat dibawah ini : 1. Dengan bantuan unting-unting yang digantung pada baut instrument di bawah kepala statip 2. Dengan bantuan alat sentering optis 3. Dengan bantuan alat sentering tongkap teleskopik 4. Dengan bantuan sentering laser Sentering berfungsi untuk mengecek kedudukan pesawat agar berada tepat di atas patok.
III.
Kesalahan Kolimasi Kesalahan kolimasi adalah kesalahan yang disebabkan oleh garis bidik yang tidak tegak lurus sumbu II. Kesalahan ini bisa diketahui dengan selisih antara bacaan biasa dan luar biasa yang tidak sama dengan 180° .
IV.
Kesalahan Indeks Vertikal Kesalahan indeks vertikal terjadi jika garis bidik teropong tidak betulbetul mendatar, hal ini disebabkan belum diaurnya nivo alhidade vertical atau kesalahan garis bidik pada alat yang tidak mempunyai nivo alhidade vertical. Cara mengetahuinya dengan menjumlah bacaan teropong luar biasa dan biasa, jika hasilnya tidak sama dengan 360° maka terdapat kesalahan indeks vertical.
BAB III METODE PRAKTIKUM
I.
II.
Alat dan Bahan 1. Total Station Topcon
1 set
2. Statip
1 buah
3. Payung
1 buah
4. Alat tulis
1 set
5. Kertas Binder
2 lembar
Langkah Kerja 1. Mempersiapkan alat-alat yang digunakan dalam praktikum 2. Membuat titik patok yang akan digunakan sebagai acuan dalam melakukan sentering. 3. Mendirikan statip diatas patok, merentangkan ketiga kaki statip dengan patok sebagai pusatnya. Mengkokohkan kedudukan statip dengan menginjak pijakan di ujung bawah statip, kemudian kencangkan ketig baut statip 4. Memasang instrumen (total station) di atas statip, menghubungkan dengan cara memutar baut instrumen di lubang dratnya pada plat dasar instrumen secukupnya 5. Mengatur nivo kotak agar gelembung dalam posisi seimbang dengan bantuan kaki statip yang dinaik-turunkan 6. Mengatur nivo tabung agar gelembung dalam posisi seimbang dengan bantuan skrup ABC pada total station. a. Menyeimbangkan gelembung dengan memutar skrup A dan Skrup B secara bersamaan b. Memutar total station pada sumbu I 180o. Apabila gelembung bergesar maka seimbangkan dengan memutar skrup A atau skrup B c. Memutar total station pada sumbu I ±90 o. Apabila gelembung bergesar maka seimbangkan dengan memutar skrup C
d. Memutar alat pada sumbu I sembarang. Apabila gelembung seimbang berarti sumbu I telah vertikal. Tetapi bila gelembung masih belum seimbang, maka ulangi langkah sentering hingga pada posisi seimbang 7. Menentukan titik target untuk membidik. Usahakan titik tersebut berada pada kondisi yang tetap atau stabil (missal : penangkal petir, titik yang dibuat dikertas kemudian ditempelkan pada pohon dan direkatkan dengan kencang. 8. Menyalakan total station dengan menekan tombol power. Hingga pada layar display muncul bacaan piringan vertikal dan horizontal 9. Membidik titik target dalam kondisi face right (pengukuran biasa). Kunci bacaan piringan dengan klem horizontal dan klem vertikal. Catat hasil pengukuran priringan horizontal dan vertikal yang tampil pada layar display total station 10. Membuka klem horizontal dan klem vertikal 11. Membidik titik target dalam kondisi face left (pengukuran luar biasa). Kunci bacaan piringan dengan klem horizontal dan klem vertikal. Catat hasil pengukuran priringan horizontal dan vertikal yang tampil pada layar display total station
BAB IV HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
I.
Hasil bacaan piringan horizontal dan vertikal kelompok 2A Pengukuran Biasa Target
II.
Pengukuran Luar Biasa
Bacaan Piringan
Bacaan Piringan
Horizontal
Vertikal
Bacaan Piringan Bacaan Piringan Horizontal
Vertikal
A
338o15’43”
271o05’04”
158o15’41”
88o55’13”
B
254o50’49”
269o48’05”
74o50’46”
90o12’03”
C
180o43’01”
270o38’00”
00o43’04”
89o22’14”
D
157o36’36”
271o22’28”
337o36’37”
88o37’47”
E
301o25’25”
270o21’12”
121o25’24”
89o39’09”
Pembahasan atau Perhitungan a. Cek Kolimasi Selisih antara bacaan biasa dan luar biasa yang tidak sama dengan 180° 𝛼=
𝐵 − 𝐿𝐵 ± 180𝑜 2
Target
Bacaan Piringan Horizontal Pengukuran Biasa
Kesalahan
Pengukuran Luar Biasa
kolimasi
A
338o15’43”
158o15’41”
00o00’1.0”
B
254o50’49”
74o50’46”
00o00’1.5”
C
180o43’01”
00o43’04”
00o00’1.5”
D
157o36’36”
337o36’37”
00o00’0.5”
E
301o25’25”
121o25’24”
00o00’0.5”
b. Cek Indeks Vertikal Cara mengetahuinya dengan menjumlah bacaan teropong luar biasa dan biasa, jika hasilnya tidak sama dengan 360° maka terdapat kesalahan indeks vertikal. 𝐵 + 𝐿𝐵 − 360𝑜 𝛽= 2
Target
Bacaan Piringan Vertikal Pengukuran Biasa
Kesalahan
Pengukuran Luar Biasa
kolimasi
A
271o05’04”
88o55’13”
00o00’08.5”
B
269o48’05”
90o12’03”
00o00’04.0”
C
270o38’00”
89o22’14”
00o00’07.0”
D
271o22’28”
88o37’47”
00o00’07.5”
E
270o21’12”
89o39’09”
00o00’10.5”
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
I.
Kesimpulan 1. Sentering adalah hal pokok yang dilakukan sebelum melakukan pengukuran yang mengacu pada titik patok yang telah ditentukan. Hal ini guna mengontrol bacaan dan meningkatkan ketelitian terhadap hasil bacaan. 2. Sebelum memulai pengukuran, lebih baik melakukan cek terhadap kondisi alat yang akan digunakan, yaitu cek besarnya kesalahan kolimasi dan cek besarnya kesalahan indeks vertikal, karena akan berpengaruh terhadap data hasil pengukuran yang kurang teliti pula 3. Hitungan besarnya kesalahan kolimasi : 𝐵 − 𝐿𝐵 ± 180𝑜 𝛼= 2 4. Toleransi dari kesalahan kolimasi adalah 2”. Maka dapat disimpulkan, kesalahan kolimasi yang didapatkan masih masuk dalam toleransi. Apabila kesalahan kolimasi tidak masuk dalam toleransi maka perlu dilakukan kalibrasi 5. Hitungan besarnya kesalahan indeks vertikal : 𝛽=
𝐵 + 𝐿𝐵 − 360𝑜 2
6. Toleransi dari kesalahan indeks vertikal adalah 1”. Maka dapat disimpulkan, kesalahan indeks vertikal yang didapatkan tidak masuk dalam toleransi, sehingga perlu dilakukan set ulang 7. Apabila besarnya kesalahan kolimasi dan indeks vertikal terlalu besar (sudah tidak bisa ditoleransi lagi) dan akan menyebabkan data hasil pengukuran yang kurang baik atau kurang teliti. II.
Saran 1. Saat melakukan pembidikan ke titik target, diusahakan target berupa titik bukan berupa luasan sehingga target titik yang dibidik lebih konsisten 2. Dalam melakukan perhitungan perlu diperhatikan lagi agar tidak salah dalam pengurangan
DAFTAR PUSTAKA
Araujo, Gabriel De. 2011. https://www.scribd.com/doc/59466559/17/KESALAHANINDEKS-VERTIKAL-DAN-KOLIMASI. Diakses pada 18 September 2015 pukul 16.40 Basuki, Slamet. 2011. Ilmu Ukur Tanah (Edisi Revisi). Gadjah Mada University Press: Yogyakarta Tia.
2010. http://dianagustia.blogspot.sg/2010/05/laporan-praktikum-ddp-final.html. Diakses pada 18 September 2015 pukul 17.03
LAMPIRAN
Proses Sentering
Menentukan titik tetap yang digunakan untuk melakukan proses sentering Sentering Nivo Kotak
Sentering Nivo Tabung
Statip yang didirikan secara kokok di atas titik tetap
Sentering Optis
Bacaan Piringan Horizontal dan Vertikal Target A
Pengukuran secara Biasa
Pengukuran secara Luar Biasa
Target B
Pengukuran secara Biasa
Pengukuran secara Luar Biasa
Target C
Pengukuran secara Biasa
Pengukuran secara Luar Biasa
Target D
Pengukuran secara Biasa
Pengukuran secara Luar Biasa
Target E
Pengukuran secara Biasa
Pengukuran secara Luar Biasa