16 0 112 KB
RANCANGAN KONSEPTUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI PENGKAJIAN/PERENCANAAN KONSTRUKSI
1.
DATA UMUM Nama Proyek
: Sertifikasi Ijin Operasi Bendungan Grawan, Nglangon, Butak, Sanggeh
Lokasi Pekerjaan
: Bendungan Grawan di Kab. Rembang Bendungan Nglangon, Butak, dan Sanggeh di Kab.
Grobogan Nomor Kontrak
: PB.03.01/Ao.10.1/SATKER-OPSDAPJ/KNT/01/2021
Tanggal Kontrak
: 17 Maret 2021
Waktu Pelaksanaan
: 210 Hari Kalender (7 Bulan)
Nama Konsultan Pekerjaan
: PT. Trideconst KSO. CV. Jati Utama
Lingkup Pekerjaan
:
Mengumpulkan dan mempelajari data hidrologi sampai dengan tahun terakhir, dokumen desain, pelaksanaan konstruksi dan Riwayat OP termasuk data pemantauan, laporan inspeksi sebelumnya, sistem OP, rencana tindak darurat (RTD) Melakukan pemeriksaan tubuh bendungan di atas dan di bawah air, bangunan pelengkap, bukit tumpuan, waduk dan sekitarnya, dan lain-lainnya. Melakukan pemeriksaan dan uji operasi peralatan hidromekanik, listrik, dan sistim peringatan dini (bila ada). Pemeriksaan peralatan pemantau keamanan bendungan/instrumentasi dan evaluasi terhadap data hasil pemantauannya. Analisis banjir desain berdasar data hidrologi terbaru Evaluasi keamanan bendungan yang mencakup aspek struktur, hidrolik, rembesan, dan sistem operasi berdasar hasil kegiatan. 1
Melaksanakan konsultasi dangan Balai Teknik Bendungan mengenai hasil pemeriksaan/ analisis instrumentasi keamanan bendungan sampai dengan pelaksanaan sidang pleno Komisi Keamanan Bendungan (KKB). Membuat laporan termasuk kesimpulan tentang perilaku bendungan dan saran tindak lanjut yang diperlukan. Kegiatan tersebut perlu ditunjang dan dilengkapi dengan kegiatan lainnya seperti : Pekerjaan persiapan Sebelum pelaksanaan inspeksi, konsultan harus melakukan pekerjaan persiapan yang mencakup antara lain :
Pengumpulan data, yang mencakup antara lain
:
data hidrologi
terbaru,
dokumen desain, dokumen pelaksanaan konstruksi, dokumen OP termasuk data pemantauan, laporan inspeksi sebelumnya, sistem OP, RTD, dan lainlain. Dokumen atau data desain dan konstruksi yang ada di proyek kemungkinan sangat terbatas, dalam kondisi demikian konsultan harus mengumpulkan data dari berbagai sumber lain yang dapat dipercaya.
Kajian data: setiap inspeksi harus didahului dengan mempelajari data yang ada, laporan-laporan inspeksi/kajian sebelumnya. Bila belum pernah dilakukan inspeksi, pelajari dokumen desain, konstruksi dan riwayat OP.
Daftar simak inspeksi: harus disiapkan secara rinci sesuai bendungan yang diinspeksi dan dipahami setiap anggota tim.
Perlengkapan inspeksi yang harus dibawa saat inspeksi antara lain: ringkasan data bendungan, ringkasan laporan inspeksi sebelumnya, gambar-gambar, daftar simak, kamera, alat bantu inspeksi seperti: pita ukur, teropong, lampu senter, waterpass kecil, palu geologi, kompas, alat baca instrumen, dan lainlain.
Inventarisasi dan pemeriksaan terhadap bendungan dan bangunan pelengkapnya
Pemeriksaan bendungan dalam rangka inspeksi besar
Pemeriksaan visual pada obyek di atas permukaan air dan di bawah permukaan
Pemeriksaan khusus 2
Identifikasi dan pencatatan masalah
Pemeriksaan kondisi dan fungsi instrumentasidengan pembacaan secara langsung
Kajian hidrologi dan banjir desain
Sistem OP dan RTD
Evaluasi perilaku bendungan
Pengukuran topografi
Kegiatan geologi
Pemetaan situasi daerah genangan waduk
Evaluasi terhadap seluruh faktor pada bendungan Pemeriksaan dan uji operasi harus dilakukan terhadap peralatan yang terkait dengan keamanan bendungan seperti : peralatan hidromekanikal, tenaga listrik utama dan cadangan untuk operasi pintu dan katup, sistem dan prosedur peringatan banjir termasuk kehandalan peralatan yang digunakan, dan lain-lain. Koordinasi sidang teknis dan sidang pleno, serta Komisi Balai Bendungan (KKB) Melaksanakan konsultasi dengan Balai Bendungan mengenai hasil pemeriksaan/ analisis keamanan bendungan, meliputi Sidang Teknis dan Sidang Pleno dengan Komisi Keamanan Bendungan (KKB). Sebelum siding teknis maupun siding pleno dilakukan, maka penyedia jasa wajib melakukan konsultasi secara intens dengan KBB terhadap hasil survey di lapangan Penyusunan laporan, termasuk kesimpulan perilaku bendungan dan saran tindak lanjut yang diperlukan Tanggung Jawab Konsultan
:
Memastikan bahwa kebijakan dan program keselamatan konstruksi yang ditetapkan sesuai dengan visi dan misi Penyedia Jasa Memastikan ketersediaan sumber daya yang memadai untuk menerapkan SMKK Mengomunikasikan penerapan SMKK kepada seluruh pekerja/petugas 3
Memastikan bahwa SMKK akan mencapai hasil sesuai dengan yang direncanakan Memastikan bahwa setiap pekerja berpartisipasi dan berkontribusi terhadap penerapan SMKK secara berdaya guna dan berhasil guna Mempromosikan peningkatan/perbaikan SMKK secara berkesinambungan Mengembangkan dan mempromosikan budaya kerja berkeselamatan dalam organisasi Melindungi pekerja yang melaporkan terjadinya kecelakaan, bahaya dan resiko kecelakaan konstruksi dari pemecatan dan/atau sanksi lain
Perencanaan Keselamatan Konstruksi pada Pengendalian Operasi Pengendalian operasi dalam pelaksanaan konstruksi meliputi kegiatan :
Pengelolaan komunikasi
Pengelolaan izin kerja khusus
Pengelolaan alat pelindung kerja dan alat pelindung diri
Pengelolaan lingkungan kerja
Pengelolaan kesehatan kerja
Pengelolaan perlindungan sosial tenaga kerja
Pengelolaan keselamatan instalasi
Pemeliharaan sarana, prasarana, dan peralatan
Pengamanan lingkungan kerja
Inspeksi keselamatan konstruksi
Manajemen perubahan
Pengendalian rantai pasok.
4
Pengelolaan komunikasi :
Prosedur induksi keselamatan konstruksi -
Pada pekerja baru dan pindahan
-
Tamu proyek
-
Karyawan
Penjelasan keselamatan konstruksi berdasarkan kelompok kerja (tool box meeting)
-
Ada pekerjaan yang berisiko tinggi
-
Pada pekerjaan yang jarang dilakukan (bersifat insidentil)
Penjelasan bahaya-bahaya keselamatan konstruksi (safety talk) dilakukan setiap hari
Penjelasan umum tentang penerapan keselamatan konstruksi di lapangan (General Safety Talk) Bulanan
Rapat Mingguan Keselamatan Konstruksi (Weekly Safety Meeting)
Pengelolaan rambu-rambu, spanduk keselamatan konstruksi, dan bendera Keselamatan Konstruksi.
Pengelolaan izin kerja khusus : Pengelolaan pekerjaan khusus dilakukan untuk pekerjaan yang memerlukan izin antara lain :
Pekerjaan di ketinggian
Pekerjaan menggunakan perancah
Pekerjaan pengangkatan
Pekerjaan di ruang tertutup terbatas
Pekerjaan menyelam (diving)
Pekerjaan dingin (cold work) 5
Pekerjaan di atas air
Pekerjaan pancang
Pekerjaan di tempat yang mengeluarkan panas
Pekerjaan yang menggunakan bahan peledak
Pekerjaan dengan menggunakan radiography (x-ray)
Pekerjaan bertegangan listrik (electrical work)
Pekerjaan penggalian atau kedalaman (excavation work).
Pengelolaan Alat Pelindung Diri dan Alat Pelindung Kerja Pengelolaan alat pelindung diri dan alat pelindung kerja meliputi :
Penilaian kebutuhan alat pelindung diri dan alat pelindung kerja yang sesuai dengan jenis pekerjaan dan bahaya yang timbul
Penyediaan alat pelindung diri dan alat pelindung kerja dengan jumlah yang memadai
Evaluasi kepatuhan terhadap penggunaan dan perawatan alat pelindung diri dan alat pelindung kerja
Pelaksanaan pelatihan untuk pekerja konstruksi yang terkait dengan fungsi, manfaat, penggunaan, perawatan alat pelindung diri dan alat pelindung kerja.
Pengelolaan Lingkungan Kerja Pengelolaan lingkungan kerja meliputi:
Pengelolaan
lingkungan
kerja
yang
sekurang-kurangnya
terdiri
atas
pengendalian debu, kebisingan, getaran, pencahayaan, kualitas dan kuantitas udara kerja, radiasi, faktor kimia dan biologi, serta kebersihan lingkungan kerja
Identifikasi, kalibrasi, pemeliharaan, dan penyimpanan alat-alat pemeriksaan, ukur, dan uji lingkungan kerja sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundangan dan standar yang berlaku
6
Pengelolaan tata graha (housekeeping) tempat kerja yang sekurang-kurangnya terdiri atas kebersihan, kerapihan, tata letak, dan sanitasi.
Pengelolaan Kesehatan Kerja Pengelolaan kesehatan kerja meliputi:
Pengelolaan kesehatan kerja dalam rangka mencegah terjadinya sakit dan penyakit akibat kerja serta menciptakan budaya hidup bersih dan sehat;
Pemeriksaan awal dan pemantauan berkala kesehatan pekerja yang terpapar bahaya kesehatan di tempat kerja
Pengelolaan dan pengembangan kegiatan kesehatan di tempat kerja yang bersifat promosi, pencegahan, penyembuhan, dan rehabilitasi
Pengelolaan makanan dan minuman untuk menjaga kesehatan pekerja, mencegah kasus keracunan, dan memastikan asupan gizi yang memadai untuk makanan dan minuman yang disediakan oleh penyedia jasa
Penyediaan dan/atau kerja sama pelayanan kesehatan pekerja termasuk dokter untuk memeriksa kesehatan pekerja
Pengelolaan Perlindungan Sosial Tenaga Kerja Pengelolaan perlindungan sosial tenaga kerja meliputi penetapan dan pelaksanaan program perlindungan sosial tenaga kerja sesuai dengan aturan yang berlaku. Pengelolaan Keselamatan Instalasi Pengelolaan keselamatan instalasi meliputi:
Instalasi kelistrikan
Instalasi hidrolik
Instalasi pneumatic
Instalasi bahan bakar cair
Instalasi gas
Instalasi air 7
Instalasi proteksi kebakaran
Instalasi komunikasi.
Pemeliharaan dan Perawatan Sarana, Prasarana, dan Peralatan Pemeliharaan dan perawatan sarana, prasarana, dan peralatan sekurangkurangnya meliputi :
Penetapan program dan jadwal pemeliharaan dan perawatan secara berkala;
Pelaksanaan pemeliharaan dan perawatan sesuai dengan program dan jadwal;
Penyediaan peralatan yang sesuai dan layak untuk pelaksanaan pemeliharaan dan perawatan
Pengujian kelayakan secara berkala terhadap sarana, prasarana dan peralatan
Kebersihan barak pekerja, kantin, dan toilet.
Pengamanan Lingkungan Kerja
Pengamanan lingkungan kerja meliputi antisipasi dan perlindungan terhadap ancaman dan/atau gangguan keamanan dalam berbagai bentuk, seperti huru hara dan anarkisme, tindak kriminal, termasuk terorisme
Pengamanan lingkungan kerja sekurang-kurangnya terdiri dari : -
Penyediaan petugas pengamanan yang kompeten dan memadai
-
Penyediaan
pos
pengamanan,
pagar
pengaman
proyek
dan
peralatan/perlengkapan yang memadai -
Sosialisasi
dalam
rangka
peningkatan
pemahaman
kepada
pekerja
tentang pentingnya keamanan pelaksanaan pekerjaan konstruksi -
Koordinasi dan pelaporan kepada pihak berwenang
-
Penyediaan akses bantuan keamanan dari pihak berwenang
-
Kartu identitas pekerja.
8
Inspeksi Keselamatan Konstruksi Inspeksi keselamatan Konstruksi meliputi:
Prosedur inspeksi keselamatan konstruksi (inspeksi harian, mingguan, dan bulanan)
2.
Prosedur sebelum peralatan digunakan (preused procedure)
Prosedur pemeriksaan alat pelindung diri
IDENTIFIKASI KESELAMATAN KONSTRUKSI NO . 1
a
ASPEK
DESKRIPSI AWAL
Lokasi
Bendungan Grawan
Kondisi tanah/ bukit :
Wilayah sekitar bendungan berupa lahan pertanian aktif dan permukiman
Sungai/ lembah :
Akses lokasi :
Bendungan Grawan membendung sungai utama, yakni Kali Jengking serta beberapa sungai yang lebih kecil seperti Kali Jurangsatria dan lain-lain. Di hilir waduk, sungai mengalir ke arah utara melalui beberapa desa, yaitu Desa Grawan, Desa Ngebrak, Desa Kanung, Desa Tlogo Tunggal, Desa Kuangsan, Desa Banyudono dan Desa Karangturi sebelum bermuara di Laut Jawa. Beberapa sungai kecil yang bergabung dengan aliran yang berasal dari outflow Waduk Grawan antara lain adalah Sungai Kali Lolenggah, Kali Demangan dan Kali Pujon. Akses menuju lokasi tidak terlalu sulit, dikarenakan masih bisa dilalui dengan kendaraan roda 4 (empat). Namun jalan akses saat mendekati bendungan
REKOMENDASI TEKNIS Petugas aktif melaporkan kondisi bendungan, karena bendungan digunakan untuk mengairi irigasi teknis dan air baku
Rutin untuk dilakukan pencatatan terkait inflow dan outflow dari waduk, karena dapat mempengaruhi debit sungai yang alirannya berasal dari waduk. Terlebih dalam kondisi curah hujan tinggi, atau pada saat kondisi kering
Dilakukan pengaspalan terhadap jalan akses menuju ke bendungan
9
NO .
ASPEK
DESKRIPSI AWAL
REKOMENDASI TEKNIS
hanya bisa digunakan untuk 1 (satu) jalur, karena melalui wilayah pertanian. Jalan akses masih berupa jalan tanah dengan bebatuan
b
Bendungan Nglangon
Kondisi tanah/ bukit :
Akses lokasi :
c
Bendungan Butak
Kondisi tanah/ bukit :
Sungai/ lembah :
Wilayah sekitar bendungan berupa permukiman penduduk dan area wisata Akses menuju lokasi tidak sulit karena tidak jauh dari jalan raya. Jalan akses menuju lokasi sudah dalam kondisi aspal dan tidak rusak. Lokasi dapat dijangkau baik menggunakan kendaraan roda 2 (dua) maupun roda 4 (empat) dalam kondisi berpapasan Wilayah sekitar bendungan berupa permukiman padat penduduk, bahkan hingga di dekat lereng bendungan Kodisi DAS Bendungan Butak berupa Lahan Persawahan dan tidak ditemui sungai sebagai saluran aliran air utama. Air yang masuk ke Waduk adalah dari saluran – saluran persawahan dan afur – afur hujan setempat.
Akses lokasi :
Lokasi bendungan sekitar 1-2 km dari jalan raya. Kondisi jalan telah diaspal, dan dapat dilalui kendaraan roda 2 (dua) maupun roda 4 (empat) dengan kondisi berpapasan.
d
Bendungan Sanggeh
Kondisi tanah/ bukit :
Wilayah sekitar bendungan berupa lahan perkebunan dan terdapat jalur kereta api
Sungai/l embah :
Tidak ada sungai yang mengalir pada DAS dengan luas yang cukup kecil tersebut, sehingga waduk hanya memanfaatkan hujan dan resapan air dari inletinlet kecil yang masuk ke waduk. Oleh karena itu perlu
Petugas aktif melaporkan kondisi bendungan, karena bendungan digunakan sebagai sarana wisata oleh penduduk setempat Petugas aktif melaporkan kondisi jalan akses, agar apabila terjadi kerusakan dapat segera ditindak lanjuti Petugas aktif melaporkan kondisi bendungan Petugas aktif melaporkan kondisi bendungan, karena bendungan digunakan untuk mengairi irigasi teknis dan air baku Petugas aktif melaporkan kondisi jalan akses, agar apabila terjadi kerusakan dapat segera ditindak lanjuti Petugas aktif melaporkan kondisi bendungan Rutin untuk dilakukan pencatatan terkait inflow dan outflow dari waduk
10
NO .
ASPEK
2
Lingkungan
a
Bendungan Grawan
b
Bendungan Nglangon
c
Bendungan Butak
d
Bendungan Sanggeh
3
Sosio-Ekonomi
REKOMENDASI TEKNIS
DESKRIPSI AWAL menghindari penggundulan lahan dan melakukan penghijauan untuk menjaga keseimbangan alam dan menjaga kelestarian waduk. Lokasi Bendungan Sanggeh dapat dilalui kendaraan baik roda 2 (dua) maupun roda 4 Akses (empat). Jalan akses dalam lokasi : kondisi belum diaspal, dan masih berupa jalan makadam/bebatuan. Bendungan ini mampu menampung air pada kondisi normal sebanyak ± 474.149 juta m3 dan sumber air Bendungan Grawan berasal dari induk Sungai Kali Jengking. Bendungan Grawan berfungsi sebagai tampungan air di musim hujan dan mengairi irigasi teknis areal persawahan seluas 160 Ha dan air baku sebesar 6.431 ltr/detik. Dibuat pada tahun 1911 – 1914, dengan manfaat irigasi seluas 750 ha. Dalam kurun waktu yang cukup lama ini, bendungan Nglangon tercatat ada masalah rembesan di tubuh bendungan, yang waktu itu akan segera diperbaiki dengan memasang “geomembrane”. Bendungan Butak yang dibangun pada tahun 1901 ini merupakan bendungan urugan tanah homogen, dengan tinggi dari dasar sungai 5,0 m, volume tampungan saat Muka Air Waduk Normal (El. + 63,30) sebesar 189,879x103 m3 , luasan genangan waduk saat Muka Air Wduk Normal 12,086x104 m2 dan elevasi puncak bendungan El.+65,00 m. Daerah Aliran Sungai (DAS) Sanggeh merupakan kawasan penopang dan sekaligus green belt untuk menjaga kelestarian waduk, dimana areal seluas 75 hektar tersebut terdiri dari hutan lebat, hutan lebat sedang, areal hutan gundul, dan tegalan yang komposisi masingmasing luasnya dapat dilihat pada peta tata guna lahan.
Dilakukan pengaspalan terhadap jalan akses menuju ke bendungan
Petugas aktif melaporkan kondisi bendungan
Petugas aktif melaporkan kondisi bendungan
Petugas aktif melaporkan kondisi bendungan
Petugas aktif melaporkan kondisi bendungan
11
NO .
ASPEK
DESKRIPSI AWAL
a
Bendungan Grawan
Jumlah penduduk di Kecamatan Sumber sebanyak 35,300 jiwa, di Kecamatan Kaliori sebanyak 41,540 jiwa
b
Bendungan Nglangon
Jumlah penduduk di Kecamatan Kradenan sebanyak 46,515 jiwa, di Kecamatan Ngaringan sebanyak 67,603 jiwa
c
Bendungan Butak
Jumlah penduduk di Kecamatan Kradenan sebanyak 46,515 jiwa
d
Bendungan Sanggeh
Jumlah penduduk di Kecamatan Toroh sebanyak 108,198 jiwa, di Kecamatan Purwodadi sebanyak 138,310 jiwa
4
Dampak Lingkungan
a
Bendungan Grawan
b
Bendungan Nglangon
c
Bendungan Butak
Pada lereng bendungan terdapat pergerakan tanah
d
Bendungan Sanggeh
Terdapat penurunan di lereng hilir
Pada puncak dan pelimpah bendungan tidak terdapat tanda-tanda pergerakan tanah Pada puncak dan pelimpah bendungan tidak terdapat tanda-tanda pergerakan tanah
REKOMENDASI TEKNIS Berdasarkan penris yang ada pada RTD, ada baiknya dilakukan updating data penris menurut perubahan jumlah penduduk di setiap tahunnya Berdasarkan penris yang ada pada RTD, ada baiknya dilakukan updating data penris menurut perubahan jumlah penduduk di setiap tahunnya Berdasarkan penris yang ada pada RTD, ada baiknya dilakukan updating data penris menurut perubahan jumlah penduduk di setiap tahunnya Berdasarkan penris yang ada pada RTD, ada baiknya dilakukan updating data penris menurut perubahan jumlah penduduk di setiap tahunnya Petugas aktif melaporkan kondisi bendungan Petugas aktif melaporkan kondisi bendungan Petugas aktif melaporkan kondisi bendungan Petugas aktif melaporkan kondisi bendungan
12
13