Laporan Sterilisasi Alat Bahan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LABORATORIUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL LAPORAN PRAKTIKUM MK TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL STERILISASI ALAT, BAHAN DAN SEDIAAN OBAT STERIL



Oleh : Kelompok 5 Giang Wulandari Tahala



754840119010



Nur Rizqi Syafitri



754840119018



Ria Anggraini Hamzah



754840119026



Windisa A. Lasena



754840119035



Pembimbing : Prisca Safriani Wicita, S.Farm, M.Farm, Apt.



PROGRAM STUDI D3 FARMASI JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES GORONTALO TAHUN 2020



KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya kepada kita semua sehingga kita dapat beraktivitas sebagaimana mestinya termasuk dalam penyusunan laporan ini yang berjudul “Sterilisasi Alat, Bahan dan Sediaan Obat Steril”. Dalam penyusunan laporan ini ada beberapa pihak yang membantu sehingga laporan ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Akhir kata semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya. Kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan. Gorontalo,



September 2020



Penyusun



Kelompok V



DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR....................................................................................... i DAFTAR ISI...................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1 A. Latar Belakang........................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah................................................................................... 1 C. Tujuan Percobaan.................................................................................... 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 3 A. Pengertian Sterilisasi............................................................................... 3 B. Metode Sterilisasi.................................................................................... 3 C. Sterilisasi Panas Basah............................................................................ 7 D. Sterilisasi Panas Kering........................................................................... 7 BAB III METODE KERJA.............................................................................. 8 A. Alat dan Bahan........................................................................................ 8 B. Prosedur Kerja......................................................................................... 8 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................... 10 A. Hasil Pengamatan.................................................................................... 10 B. Pembahasan............................................................................................. 12 BAB IV PENUTUP........................................................................................... 15 A. Kesimpulan.............................................................................................. 15 B. Saran........................................................................................................ 15 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 16 LAMPIRAN....................................................................................................... 17



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sterilisasi merupakan tahapan penting yang wajib dilakukan dalam produksi obat – obatan dalam bidang kefarmasian. Bahan dan alat yang digunakan pada produksi obat – obatan harus dalam keadaan steril, dimana bisa dijelaskan bahwa sterilisasi adalah proses penghilangan atau membunuh mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma, virus) dalam benda/peralatan untuk menjaga peralatan dilaboratorium tetap bersih/steril, serta mencegah terjadinya kontaminasi (Istini, 2020). Sediaan steril memiliki beberapa sifat bentuk takaran yang unik, seperti bebas dari mikroorganisme, pirogen dan bebas dari partikulat serta memiliki standar yang sangat tinggi dalam hal kemurnian dan kualitas. Tujuan utama pembuatan sediaan steril adalah mutlak tidak adanya kontaminasi mikroba. Kontaminasi dapat berasal dari beberapa penyebab yaitu sterilisasi media yang kurang sempurna, lingkungan kerja dan pelaksanaan cara kerja saat penanaman, eksplan, molekul-molekul atau benda-benda asing berukuran kecil yang jatuh atau masuk ke dalam botol kultur setelah penanaman dan ketika diletakkan di ruangan (Syah, 2016). Sterilisasi dapat dilakukan dengan metode panas basah atau panas kering, radiasi, gas etilen oksida dan dengan filtrasi menggunakan proses pengisian ke wadah akhir yang aseptik. Setiap metode sterilisasi memiliki keuntungan dan kerugiannya masing-masing. Sterilisasi dapat berjalan baik bila seorang praktikan sebelumnya telah dibekali dengan pengetahuan mengenai pengenalan alat sehingga pada uji coba ini tujuan sterilisasi dapat tercapai dimana peralatan serta bahan yang disterilisasi tersebut tidak rusak dan juga dapat dengan tepat mengambil keputusan metode sterilisasi yang akan dipakai. B. Rumusan Masalah 1. Apa saja metode-metode sterilisasi? 2. Bagaimana menentukan metode sterilisasi alat dan bahan?



3. Bagaimana cara melakukan sterilisasi alat dan bahan menggunakan metode panas basah dan panas kering? C. Tujuan Percobaan 1. Mengetahui metode-metode sterilisasi 2. Menentukan metode sterilisasi alat dan bahan 3. Melakukan sterilisasi alat dan bahan dengan menggunakan metode panas basah dan panas kering



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sterilisasi Sterilisasi



adalah



proses



yang



dirancang



untuk



menciptakan



keadaansteril.Secara tradisional keadaan steril adalah kondisi mutlak yang tercipta sebagai akibatpenghacuran dan penghilangan semua mikroorganisme hidup. Konsep inimenyatakan bahwa steril adalah istilah yang mempunyai konotasi relatif dankemungkinan menciptakan kondisi mutlak bebas dari mikroorganisme hanya dapatdiduga atas dasar proyeksi kinetis angka kematian mikroorganisme (Lachman, 2008). Sterilisasi kebebasan



menunjukkankondisi



penuh



dari



yang



memungkinkan



mikroorganismedengan



terciptanya



keterbatasan



tertentu



sedangkan aseptis menunjukkan proses atau kondisiterkendali di mana tingkat kontaminasi mikroba dikurangi sampai suatu tingkattertentu dimana mikroorganisme dapat ditiadakan pada suatu produk (Lachman, 2008). Menurut Ansel 2005, istiah sterilisasi digunakan pada sediaan-sediaan farmasiyang berarti penghancuran secara lengkap semua mikroba dan sporasporanya ataupenghilangan secara lengkap mikroba dari sediaan. B. Metode sterilisasi Metode sterilisasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu metode sterilisasi dengan cara panas dan sterilisasi dengan cara dingin. Metode sterilisasi dengan cara panas dibagi menjadi sterilisasi panas kering (menggunakan oven pada suhu 160-180⁰C selama 30-240 menit), dan sterilisasi panas basah (menggunakan autoklaf dengan suhu 121⁰C dengan tekanan 15 psi, selama 15 menit). Metode sterilisasi dengan cara dingin dapat dibagi menjadi dua, yaitu teknik removal/penghilangan bakteri, dan teknik membunuh bakteri. Teknik removal dapat menggunakan metode filtrasi dengan membran filter berpori 0,22µm. Teknik membunuh bakteri dapat menggunakan radiasi (radiasi sinar gama menggunakan isotop radioaktif Cobalt 60) dan gas etilen oksida (dengan dosis 25 KGy). Metode lain untuk membunuh bakteri dengan menggunakan cairan kimia seperti formaldehida,



tidak dapat digunakan karena memiliki efek toksik terhadap bahan yang disterilkan (Elisma, 2016). Metode Sterilsasi Autoklaf (Cara Panas Basah) Oven (Cara Panas Kering)



Radiasi Sinar γ, Elektron dipercepat (Cara Dingin) Gas Etilen Oksida (Cara Dingin) Filtrasi (Removal Bakteri)



Kondisi Suhu 121⁰C selama 15 menit, 134⁰C 3 menit Suhu 160⁰C selama 120 menit, atau Suhu 170⁰C selama 60 menit, atauSuhu 180⁰C selama 30menit Cobalt 60 dengandosis 25 KGy



800-1200 mg/L 45-63⁰C, RH 30-70% 1-4 jam Membran filter steril dengan pori ≤ 0,22 µm



Titik kritis sterilisasi, selain melakukan prosedur sterilisasi dengan benar, juga memilih metode sterilisasi yang tepat berdasarkan sifat fisika kimia bahan aktif, terutama stabilitas alat/bahan terhadap panas. Alat yang tahan akan pemanasan, misalnya: beaker glass, gelas kimia, erlenmeyer, batang pengaduk, batang pipet, dapat dilakuakn sterilisasi menggunakan cara panas, baik panas basah (autoklaf) ataupun panas kering (oven). Alat yang tidak tahan panas, misalnya tutup pipet, wadah sediaan yang terbuat dari plastik tidak tahan panas,dapat disterilkan dengan menggunakan cara dingin, misalnya dengan dialiri gas etilen oksida atau disterilkan dengan cara radiasi. Apabila tidak memungkinkan dilakukan sterilisasi dengan cara tersebut, maka dilakukan desinfeksi dengan cara merendam alat tersebut dalam alkohol 70% selama 24 jam (hal ini belum menjamin sterilitas alat) (Elisma, 2016). Untuk sterilisasi bahan, selain memperhatikan stabilitas bahan terhadap panas, perlu kita perhatikan bentuk bahan. Untuk bahan dengan bentuk serbuk, semisolida, liquid berbasis non air (misalnya cairan berminyak) yang stabil terhadap pemanasan, maka pilihan metode utama untuk sterilisasi adalah menggunakan panas kering (oven). Bila bentuk bahan yang akan



disterilisasi adalah likuida berbasis air, maka pilihan utama sterilisasinya adalah menggunakan panas basah (autoklaf) (Elisma, 2016). Bila bahan yang akan disterilisasi adalah cairan dengan pembawa air, maka (Elisma, 2016): 1. Apabila bahan dapat disterilisasi dengan menggunakan autoklaf, dengan suhu 121⁰C selama 15 menit, maka dipilih metode sterilisasi cara panas kering menggunakan autoklaf pada suhu 121⁰C selama 15 menit. 2. Bila tidak, maka perlu kita pastikan, apakah bahan tersebut dapat tetap disterilkan dengan autoklaf, akan tetapi kita hitung terlebih dahulu nilai F0. Untuk memperoleh nilai F0 maka kita perlu mengetahui jumlah mikroba yang ada pada sediaan, kemudian resistensi mikroba yang ada pada bahan. Dengan mengetahui keduanya, kita melakukan sterilisasi menggunakan autoklaf dengan metode bioburden, yaitu berdasarkan jumlah dan resistensi bakteri yang terdapat dalam sediaan sebelum dilakukan sterilisasi.



3. Apabila metode ke-2 tidak dapat dilakukan, karena bahan tidak stabil terhadap panas, maka metode sterilisasi yang dipilih adalah filtrasi, yaitu proses menghilangkan bakteri dengan cara menyaring menggunakan membran filter berukuran 0,22 µm. Biasanya sebelum menggunakan filter dengan ukuran tersebut, terlebih dahulu disaring menggunakan membran filter berukuran 0,45 µm. 4. Apabila cara ke-3 tidak dapat dilakukan, maka proses pembuatan dilakukan dengan metode aseptik, tanpa dilakukan sterilisasi akhir. Apabila bahan berupa serbuk, cairan dengan pembawa non air, semisolida, maka: 1.



Apabila bahan tahan terhadap pemanasan, maka metode sterilisasi terpilih adalah cara panas kering, menggunakan oven dengan suhu 160⁰C selama 2 jam.



2.



Apabila tidak bisa dilakukan cara pertama, maka dilakukan sterilisasi menggunakan oven dengan waktu yang dikurangi.



3.



Bila cara ke-2 tidak dapat dilakukan, maka dipilih metode radiasi, menggunakan senyawa Cobalt 60 dengan dosis 25 kGy.



4.



Bila tidak dapat dilakukan, maka dilakukan dengan metode radiasi, dengan dosis radiasi diturunkan.



5.



Apabila metode radiasi tidak dapat dilakukan, maka dilakukan proses sterilisasi filtrasi.



6.



Apabila metode sterilisasi filtrasi tidak dapat dilakukan, maka dilakukan dipilih cara aseptik untuk membuat sediaan, tanpa dilakukan sterilisasi akhir.



Menentukan metode sterilisasi Menentukan metode sterilisasi yang tepat pada alat dengan cara melihat bentuk alat dan elemen pembentuk alat: a.



Bentuk alat (padatan berpori/padat tidak berpori/ cair/ gas). Jarang sekali alat berbentuk cair atau gas, maka pilihan yang mungkin adalah padatan berpori atau tidak berpori.



b.



Elemen/bahan pembentuk alat, misalnya: besi tahan panas/ gelas tahan panas/ gelas tidak tahan panas/ plastik tahan panas/ plastik tidak tahan panas/ campuran logam dan plastik tidak tahan panas, dll. Menentukan metode sterilisasi yang tepat pada bahan dengan cara meihat



bentuk bahan dan stabilitas bahan: a.



Bentuk bahan (serbuk/ cair/ gas).



b.



Hal yang lebih penting adalah data stabilitas terhadap suhu dari bahan tersebut. Dengan demikian, carilah data stabilitas terhadap suhu.



C. Sterilisasi panas basah Salah satu metode sterilisasi yang paling banyak digunakan adalah metode sterilisasi panas basah. Alat yang digunakan adalah Autoklaf (Elisma, 2016). 1.



Alat-alat yang akan disterilisasi menggunakan metode panas basah yaitu erlenmeyer di cuci dengan bersih dan dikeringkan.



2. Lubang yang terdapat dalam erlenmeyer di tutup dengan kapas steril dan dibungkus menggunakan kertas perkamen sebanyak 2 lapis. 3. Erlenmeyer yang telah dibungkus dimasukkan dan ditata kedalam keranjang autoklaf. 4. Ditekan tombol ON pada autoklaf, ditunggu sampai alat siap digunakan. 5. Dibuka pintu autoklaf dengan menggeser kunci kesebelah kanan. 6. Dikontrol air yang ada di dalam chamber autoklaf, bila kurang ditambahkan air dengan aqua DM sampai tanda batas. 7. Dimasukkan keranjang autoklaf yang berisi alat yang akan disterilkan. 8. Ditutup autoklaf dan digeser kunci kesebelah kiri. 9. Ditekan tombol start pada autoklaf yang sebelumnya telah di set waktu dan temperaturnya yaitu 121oC selama 20 menit. 10. Setelah 20 menit dibuka buangan gas sampai bunyi yang ada didalam autoklaf tidak terdengar lagi dan ditunggu sampai suhu mencapai 70oC. 11. Setelah mencapai 70oC dibuka kunci autoklaf dengan menggesernya ke kanan. 12. Lalu keranjang yang ada didalam autoklaf dikeluarkan dari chamber. 13. Alat yang telah disetrilisasi dimasukkan ke dalam box isolator steril. 14. Lalu dimasukkan ke dalam lemari penyimpanan steril. D. Sterilisasi panas kering Sterilisasi alat, bahan dan sediaan menggunakan metode panas kering. Dalam metode ini alat yang digunakan adalah Oven. Sebelum digunakan untuk sterilisasi, sterilisator (oven) yang digunakan haruslah telah divalidasi dan dikualifikasi (Elisma, 2016).



BAB III METODE KERJA A. Alat dan Bahan a. Alat 1. Autoklaf 2. Batang pengaduk 3. Corong 4. Gelas kimia 5. Gelas ukur 6. Kaca arloji 7. Pipet tetes 8. Oven 9. Spatel b. Bahan 1. Aluminium foil 2. Cefuroxime Natri 3. Dekstrosa 4. Fenitoin Natrium 5. Gentamisin Sulfat 6. Manitol 7. Natrium Klorida 8. Natrium Bikarbonat 9. Kertas saring 10. Kertas 11. Prednisolon Na Fosfat 12. Pilokarpin HCl 13. Zink Sulfat B. Prosedur Kerja a. Autoklaf 1.



Disiapkan alat dan bahan yang akan disterilisasi



2.



Dibersihkan alat yang akan disterilisasi



3.



Dibungkus alat menggunakan kertas bekas dan jika alat tersebut memiliki lubang seberti erlenmeyer maka luang tersebut disumbat menggunakan kapas yang dibalut dengan aluminium foil



4.



Dihubungkan autoklaf dengan arus listrik



5.



Ditekan tombol on pada samping autoklaf



6.



Dibuka pintu autoklaf dengan cara mendorong kunci keatas



7.



Dimasukkan alat-alat yang akan disterilisasi kedalam keranjang autoklaf



8.



Dikontrol air yang ada didalam chamber autoklaf



9.



Dimasukkan keranjang autoklaf yang berisi alat



10. Ditutup pintu autoklaf dan digeser kunci kebawah 11. Diatur waktu dan temperatur 12. Ditekan tombol start 13. Ditunggu hingga suhu kembali ke 0oC 14. Dibuka pintu autoklaf 15. Dikeluarkan keranjang dari chamber 16. Ditekan tombol off pada samping autoklaf 17. Dicabut kabel autoklaf dari stop kontak b. Oven 1.



Disiapkan alat dan bahan yang akan disterilisasi



2.



Dibersihkan alat yang akan disterilisasi



3.



Dipanaskan oven dengan suhu 180 oC



4.



Dibungkus alat yang akan disterilisasi menggunakan kertas bekas



5.



Dimasukkan kedalam oven yang sudah dipanaskan



6.



Ditunggu hingga proses sterilisasi selesai



7.



Dibuka pintu oven



8.



Dikeluarkan semua alat yang telah disterilisasi



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan 1. Sterilisasi alat Daftar Alat Kaca arloji



Uraian -



Gelas kimia



-



Labu erlenmeyer



-



Batang pengaduk



-



Spatel



-



Pipet tetes



-



Corong gelas



-



Pinset



-



Gelas ukur



-



Kertas saring



-



Metode Sterilisasi Yang Dipilih Oven 180⁰C selama 30 menit



Bentuk alat:Padatan tidak berpori Elemen pembentuk alat: Gelas tahan panas Bentuk alat: Padatan tidak Autoklaf suhu 121⁰C selama 15 berpori menit Elemen pembentuk alat: Gelas tahan panas (Berskala) Bentuk alat: Padatan tidak Autoklaf suhu 121⁰C selama 15 berpori menit Elemen pembentuk alat: Gelas tahan panas (Berskala) Bentuk alat: Padatan tidak Oven 180⁰C selama 30 menit berpori Elemen pembentuk alat: Gelas tahan panas Bentuk alat: Padatan tidak Oven 180⁰C selama 30 menit berpori Elemen pembentuk alat: Besi tahan panas Bentuk alat: Padatan tidak Oven 180⁰C selama 30 menit berpori Elemen pembentuk alat: Gelas tahan panas Bentuk alat: Padatan tidak Oven 180⁰C selama 30 menit berpori Elemen pembentuk alat: Gelas tahan panas Bentuk alat: Padatan tidak Oven 180⁰C selama 30 menit berpori Elemen pembentuk alat: Besi tahan panas Bentuk alat: Padatan tidak Autoklaf suhu 121⁰C selama 15 berpori menit Elemen pembentuk alat: Gelas tahan panas (Berskala) Bentuk alat: Padatan berpori Autoklaf 121 oC



Membran filtrasi



-



Tutup vial



-



Karet pipet



-



Syringdan holder



-



Elemen pembentuk alat: Kertas tahan panas Bentuk alat: padatan tidak berpori Elemen pembentuk alat: Bentuk alat: Padatan tidak berpori Elemen pembentuk alat: Bentuk alat: Padatan tidak berpori Elemen pembentuk alat: karet tidak tahan panas Bentuk alat: Padatan Tidak berpori Elemen pembentuk alat: Logam Tahan panas



selama 15 menit Oven 180⁰C selama 30 menit Alkohol 70% selama 24 jam Alkohol 70% selama 24 jam Oven 180⁰C selama 30 menit



2. Sterilisasi bahan Daftar Bahan Natrium klorida



Uraian -



Dekstrosa



-



Manitol



-



Natrium bikarbonat



-



Gentamisin Sulfat



-



Cefuroxime



-



Metode Sterilisasi Yang Dipilih



Bentuk bahan: hablur bentuk - Hablur : oven 160oC selama kubus 120 menit Stabilitas: stabil dalam (menyesuaikan) bentuk larutan. Titik didih o - Larutan : 801 C autoklaf 121oC selama 15 menit Hablur : metode Bentuk bahan: hablur tidak aseptik berwarna, serbuk hablur Larutan : autoklaf Stabilitas: stabil dalam 121oC selama 15 bentuk larutan. Titik didih menit 83oC - Serbuk : oven Bentukbahan:serbuk hablur 160oC selama Stabilitas: stabil pada kondisi Kering. Titik didih lebur 165- 120 menit (menyesuaikan) 169oC Bentuk bahan: serbuk hablur - Serbuk : oven o Stabilitas: melebur pada suhu 160 C selama 120 menit 270oC - Filtrasi Bentukbahan:serbuk - Metode radiasi Stabilitas: stabil pada suhu o o - Teknik aseptik 40 C dan 25 C - Filtrasi Bentuk bahan: serbuk putih



- Metode radiasi - Teknik aseptik



Natrium



-



Stabilitas: tidak stabil



Fenitoin Natrium



-



Prednisolon Na Fosfat



-



Zink sulfat



-



Bentuk bahan: serbuk putih Oven 160oC selama 120 menit Stabilitas: titik lebur 295oCo (menyesuaikan) 298 C Bentukbahan: serbuk hablur Oven 160oC selama 120 menit Stabilitas: titik didih 674,8oC (menyesuaikan) Oven 160oC selama Bentuk bahan: serbuk hablur 120 menit Stabilitas: titik didih 740oC o (menyesuaikan) Titik lebur 680 C - Filtrasi Bentuk bahan: hablur tidak - Metode radiasi berwarna - Teknik aseptik Stabilitas: stabil pada o pemanasan suhu 120 C selama 20 menit



Pilokarpin HCl



-



B. Pembahasan Pada praktikum ini kami melakukan Sterilisasi alat dan bahan yang bertujuan untuk menjaga mampu memahami pengertian sediaan steril, mengenal macam-macam sediaan steril serta mampu melakukan proses sterilisasi alat dan bahan. Semua alat, bahan yang digunakan dalam pembuatan sediaan farmasi seperti untuk pembuatan obat parenteral, obat injeksi, obat mata, obat telinga dan produk-produk yang berkontak langsung dengan darah mempunyai salah satu persyaratan yaitu steril (Darwis, 2006). Sterilisasi merupakan proses dengan metode tertentu dapat memberikan hasil akhir, yaitu suatu bentuk keadaan yang tidak cdapat ditunjukkan lagi adanya mikroorganisme (Raudah, 2017). Sedangkan istilah steril secara umum dapat diartikan bebas dari mikroorganisme hidup. Secara garis besar terdapat dua metode sterilisasi yaitu metode sterilisasi cara panas (panas basah menggunakan autoklaf dengan suhu 1210C selama 15 menit, panas kering menggunakan oven pada suhu 1600C, 1700C, 1800C selama 30 menit, 60 menit, 180 menit) dan metode sterilisasi cara dingin dibagi menjadi dua, yaitu teknik removal/penghilangan bakteri (filtrasi dengan membran filter berpori 0,22 µm) dan teknik membunuh bakteri (radiasi sinar gama menggunakan isotop



radioaktif Cobalt 60, gas etilen oksida dengan dosis 25 KGy). Sterilisasi cara dingin banyak digunakan untuk mensterilkan bahan yang tidak tahan/rusak oleh pemanasan (Darwis, 2006). Tujuan sterilisasi adalah menjaga kebersihan supaya alat dan bahan terbebas dari mikroorganisme bebahaya sehingga terhindar dari kontaminasi. Sterilisasi juga sebagai jaminan bahwa sutu produk sudah bersih, steril dan aman digunakan oleh konsumen (Istini, 2020). Praktikum kali ini melakukan 2 metode sterilisasi, yaitu metode sterilisasi panas basah dan sterilisasi panas kering. Metode dengan cara dingin tidak digunakan pada praktikum ini dikarenakan dalam laboratorium yang kami gunakan belum memiliki metode sterilisasi dengan cara dingin. Oleh karena itu hanya digunakan metode sterilisasi panas basah dan panas kering. Metode sterilisasi ini sering dipakai karena lebih efesien, cepat dan aman (Istini, 2020). Sterilisasi panas basah menggunakan autoclaf merupakan cara yang paling baik karena uap air panas dengan tekanan tinggi menyebabkan penetrasi uap air ke dalam sel-sel mikroba menjadi optimal sehingga langsung mematikan mikroba. Sterilisasi menggunakan autoklaf tidak membutuhkan waktu yang lama. Sterilisasi ini dilakukan di dalam autoclaf pada suhu 121 0C selama 15 menit pada tekanan 15 psi. Digunakannya suhu 121 0C karena air mendidih pada suhu tersebut jika digunakan pada tekanan 15 psi dan pada suhu 1210C alat gelas tidak akan memuai sehingga tidak akan merubah ukuran alat. Selain itu sifat alat seperti sendok tanduk, botol tetes mata, kertas perkamen, kertas saring, dan karet penutup vial adalah tidak tahan pemanasan, sehingga metode sterilisasi panas basah ini lebih sesuai untuk digunakan. Alat-alat gelas yang berfungsi sebagai wadah dan bervolume kecil seperti botol vial, pipet tetes dan erlenmeyer juga disterilkan dengan autoklaf (Istini, 2020). Metode sterilisasi panas kering digunakan untuk bahan yang tahan terhadap panas tinggi, tidak dapat digunakan untuk bahan yang terbuat dari karet atau plastik dan digunakan untuk mensterilkan peralatan gelas yang tidak digunakan dalam pengukuran, seperti batang pengaduk, spatula logam, corong gelas, beaker gelas dan pinset. Sterilisasi panas kering menggunakan oven dengan proses konduksi panas. Panas diabsorbsi oleh permukaan luar dari



sebuah instrument dan kemudian dikirimkan ke lapisan berikutnya, pada akhirnya keseluruhan objek mencapai suhu yang dibutuhkan untuk sterilisasi (Sariyem, 2013).



BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Metode sterilisasi yaitu, metode panas kering (oven) dan metode panas basah (autoklaf), metode cara dingin (radiasi, gas etilen oksida), removal bakteri (filtrasi). 2. Metode sterilisasi ditentukan berdasarkan bentuk alat dan bahan (padatan berpori/padat tidak berpori/ cair/ gas), berdasarkan elemen pembentuk alat dan berdasarkan stabilitas bahan. 3. Sterilisasi dengan metode panas basah dilakukan menggunakan autoklaf dengan suhu 121oC selama 15 menit sedangkan sterilisasi dengan metode panas kering dilakukan menggunakan oven dengan suhu 180oC selama 30 menit. B. Saran Hendaknya dilakukan secara hati-hati untuk pemilihan metode sterilisasi yang sesuai. C.



DAFTAR PUSTAKA Ansel, H.C. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, penerjemah Farida Ibrahim. Pernebit : UI. Jakarta. Elisma, S. 2016. Praktikum Teknologi Sediaan Steril. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan Badan Pengembangan Dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan. Istini, 2020. Pemanfaatan Plastik Polipropilen Standing Pouch Sebagai Salah Satu Kemasan Sterilisasi Peralatan Laboratorium. Indonesian Journal Of Laboratory. Volume 2 Nomor 3. Lachman L., Lieberman and Herbert A. 2008. Pharmaceutical Dosage Form : Tablets. Pharmaceutical press. New York. Raudah, dkk. 2017. Efektivitas Sterilisasi Metode Panas Kering Pada Alat Medis Ruang Perawatan Luka Rumah Sakit Dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas. Jurnal Kesehatan Lingkungan. Volume 14 Nomor 1. Sariyem, dkk. 2013. Efektifitas Sterilisasi Infra Merah dan Dry Heat Sterilisasi Terhadap Sterilisasi Alat-alat Kedokteran Gigi. Jurnal Kesehatan Lingkungan. Volume 9 Nomor 1. Syah, I. S. K. 2016. Penentuan Tingkatan Jaminan Sterilitas Pada Autoklaf Dengan Indikator Biologi Spore Strip. Farmaka. Volume 14 nomor 1.



LAMPIRAN a. Alat



Autoklaf



Batang



Corong



Gelas Kimia



Gelas Ukur



Kaca Arloji



Oven



Pipet Tetes



Spatula



Aluminium Foil



Kertas Saring



Kertas



b. Bahan



c. Skema Kerja Autoklaf



Dibungkus alat-alat yang akan disterilisasi



Dimasukkkan alat-alat ke dalam keranjang autoklaf



Ditekan tombol ON



Dimasukkan air



Dibuka pintu autoklaf dengan menggeser kunci ke atas



pada autoklaf



Dimasukkan keranjang autoklaf berisi alat



sampai tanda batas



Ditutup autoklaf dan digeser kunci ke bawah



Di set waktu dan temperatur yaitu 1210C selama 15 menit



Ditekan tombol start pada autoklaf



Ditunggu proses sterilisasi selesai



Oven



Dibungkus alat-alat yang akan disterilisasi



Dimasukkkan alat-alat ke dalam oven



Ditutup oven lalu



Ditunggu proses



Disetting oven pada suhu 1700C selama 1 jam



Ditekan tombol ON



sterilisasi selesai



dibuka katup