Laporan Study Tour D [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN STUDY TOUR MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI SRAGEN KE MASJID ISTIQLAL, MUSEUM FATAHILAH, ANCOL, MUSEUM TELEKOMUNIKASI DAN TAMAN MINI INDONESIA INDAH



Disusun Oleh: Nama



: Karunia Akbar Abdullah



No.



: 22



Kelas



: III C



DEPARTEMEN AGAMA MTS NEGERI 1 SRAGEN TAHUN AJARAN 2015/2016



i



LEMBAR PENGESAHAN



Karya Tulis ini telah di sahkan oleh kepala sekolah dan guru pembimbing MTs Negeri Sragen pada :



Hari



:



Tanggal



:



Mengetahui, Kepala MTs Negeri Sragen



Pembimbing



Drs. H. Muhammad Aris Suparlan, M.Pd. NIP. 19660124 1999203 1 002



Wiji Andriyani, S.Pd. NIP. 19710521 199703 2 001



ii



MOTTO



"Hidup yang utama ialah punya tujuan dan tahu arah, tetapkan suatu tujuan dan rancang sebuah arah untuk mencapai tujuan tersebut dengan tepat". 1. Keimnaan dan ketaqwaan adalah kunci utama kehidupan. 2. Kejujuran adalah perhiasan jiwa yang lebih bercahaya daripada berlian. 3. Kesabaran itu suatu ujian, maka bersabarlah untuk melewati sebuah tujuan itu. 4. Keluhuran budi pekerti akan tampak pad ucapan dan tindakan. 5. Kecerdasan bukanlah hal utama melainkan perbuatan dan tindakan. 6. Belajar tanpa berfikir tidak ada gunanya, dan berfikir tanpa belajar adalah berbahaya. 7. Belajar dari pengalaman akan jadi lebih baik, jika selalu mengoreksi. 8. Belajar dari hal kecil tak masalah jika hasilnya akan jauh lebih besar.



iii



PERSEMBAHAN



Laporan study tour ini kami persembahkan: 1. Kepada kedua orang tua saya dan kakak saya yang telah membantu menyempurnakan laporan ini serta mendukung saya. 2. Kepada Drs. H. M. Aris Suparlan, M.Pd. Selaku kepala MTs N Sragen yang telah membantu melaksanakan program ini.



iv



KATA PENGANTAR



Assalamu’allaikum WR. WB. Alhamdullilah dengan segala puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan kasih-Nya dan kesehatan yang telah diberikan, serta petunjuk-Nya sehingga memberikan kemampuan dan kemudahan bagi saya dalam penyusunan karya tulis ini. Didalam karya tulis ini hanya sebatas ilmu yang bisa saya sajikan, dengan study ilmiah yang telah berhasil dilaksanakan oleh MTS N Sragen. Dimana didalam Study Tour tersebut ada beberapa hal yang bisa kita pelajari khususnya tempat -tempat wisata yang ada di Jakarta yang indah dan menawan. Penulis menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman kami tentang kota Jakarta, menjadikan keterbatasan penulis pula untuk memberikan penjabaran yang lebih dalam tentang masaiah ini, oleh karena itu kritik dan saran dan semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan penulis demi kesempurnaan karya tulis ini. Harapan penulis, semoga karya tulis ini membawa manfaat bagi kita, setidaknya untuk sekedar membuka cakrawala berpikir kita tentang kota Jakarta. Akhir kata, saya sampaikan terima kasih. Bilahi taufik wathidayah wassalamu’allaikum WR. WB.



Penulis



v



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL .................................................................................................



i



LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................... ii MOTTO ..................................................................................................................... iii PERSEMBAHAN ..................................................................................................... iv KATA PENGANTAR ................................................................................................ v DAFTAR ISI ............................................................................................................. vi BAB I



PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..................................................................................... 1 B. Tujuan ................................................................................................... 1 C. Manfaat ................................................................................................ 1 D. Metode Penulisan ................................................................................. 1



BAB II ISI A. Masjid Istiqlal........................................................................................ 2 B. Museum Fatahillah .............................................................................. 13 C. Taman Impian Jaya Ancol .................................................................... 19 D. Museum Telekomunikasi ..................................................................... 25 E. Taman Mini Indonesia Indah (TMII) ................................................... 26 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................................... 32 B. Saran ..................................................................................................... 32 LAMPIRAN



vi



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Kelas VIII MTs N Sragen mengadakan Study Tour ke Jakarta untuk menambah wawasan yang lebih banyak. Selama ini siswa hanya mendapat mengetahuan dari sekolah dan banyak dari siswa tidak mengerti tentang sesuatu. bisa kita ambil contoh siswa hanya mendapatkan pelajaran sejarah tapi itu hanya dari guru namun mereka belum melihat sejarahnya langsung, dengan adanya Studi Tour ke Jakarta semoga akan lebih menambah pengetahuan siswa. B. Tujuan Untuk menambah wawasan dan pengetahuan siswa mengenai Kota Jakarta dan Objek - objek sejarah maupun rekreasi di Kota Jakarta. C. Manfaat 1. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan 2. Mengenalkan siswa dengan Kota Jakarta. 3. Memberi pengalaman berkunjung ke Bandung. 4. Untuk melihat keindahan karya Allah SWT. D. Metode Penulisan 1. Observasi yaitu melakukan pengamatan langsung di Bandung 2. Studi Pustaka yaitu penulis mengambil data - data dari buku yang masih ada hubungannya dengan topik permasalahan. 3. Dokumentasi yaitu mencari data dari dokumen - dokumen untuk mendapatkan informasi tetang kota Jakarta. 4. Web Searching, yaitu penulis mencari informasi tetnang kegiatan study tour dan sekitarnya melalui media internet.



1



BAB II ISI



A. Masjid Istiqlal Masjid



Istiqlal



adalah



masjid nasional negara Republik Indonesia yang terletak di pusat ibukotaJakarta. Masjid Istiqlal merupakan



masjid



terbesar



di Asia Tenggara. Pembangunan masjid



ini



diprakarsai



oleh



Presiden Republik Indonesia saat itu, Ir. Soekarno di mana pemancangan batu pertama, sebagai tanda dimulainya pembangunan Masjid Istiqlal dilakukan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 24 Agustus 1951. Arsitek Masjid Istiqlal adalah Frederich Silaban, seorang Kristen Protestan. Lokasi kompleks masjid ini berada di bekas Taman Wilhelmina, di timur laut lapangan Medan Merdeka yang ditengahnya berdiri Monumen Nasional (Monas). Di seberang timur masjid ini berdiriGereja Katedral Jakarta. Bangunan utama masjid ini terdiri dari lima lantai dan satu lantai dasar. Masjid ini memiliki gaya arsitektur modern dengan dinding dan lantai berlapis marmer, dihiasi ornamen geometrik dari baja antikarat. Bangunan utama masjid dimahkotai satu kubah besar berdiameter 45 meter yang ditopang 12 tiang besar. Menara tunggal setinggi total 96,66 meter menjulang di sudut selatan selasar masjid. Masjid ini mampu menampung lebih dari dua ratus ribujamaah. Selain digunakan sebagai aktivitas ibadah umat Islam, masjid ini juga digunakan sebagai kantor berbagai organisasi Islam di Indonesia, aktivitas sosial, dan kegiatan umum. Masjid ini juga menjadi salah satu daya tarik wisata yang terkenal di Jakarta. Kebanyakan wisatawan yang berkunjung umumnya wisatawan domestik, dan sebagian wisatawan asing yang beragama Islam.



2



Masyarakat non-Muslim juga dapat berkunjung ke masjid ini setelah sebelumnya mendapat pembekalan informasi mengenai Islam dan Masjid Istiqlal, meskipun demikian bagian yang boleh dikunjungi kaum non-Muslim terbatas dan harus didampingi pemandu. Pada tiap hari besar Islam seperti Ramadhan, Idul Fitri, Idul Adha, Tahun Baru Hijriyah, Maulid Nabi Muhammad dan Isra dan Mi'raj, Presiden Republik Indonesia selalu mengadakan kegiatan keagamaan di masjid ini yang disiarkan secara langsung melalui televisi nasional (TVRI) dan sebagian televisi swasta. a. Nama masjid Masjid Istiqlal merupakan masjid negara Indonesia, yaitu masjid yang mewakili umat muslim Indonesia. Karena menyandang status terhormat ini maka masjid ini harus dapat menjadi kebanggaan bangsa Indonesia sekaligus menggambarkan semangat perjuangan dalam meraih kemerdekaan. Masjid ini dibangun sebagai ungkapan dan wujud dari rasa syukur bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam, atas berkat dan rahmat Allah SWT yang telah menganugerahkan nikmat kemerdekaan, terbebas dari cengkraman penjajah. Karena itulah masjid ini dinamakan "Istiqlal" yang dalam bahasa Arab berarti "Merdeka". b. Sejarah 1) Proyek pembangunan Masjid Istiqlal. Setelah perang



kemerdekaan



Indonesia,



mulai



berkembang



gagasan besar untuk mendirikan masjid nasional. Ide pembangunan masjid tercetus



setelah empat tahun proklamasi



kemerdekaan. Gagasan



pembangunan masjid kenegaraan ini sejalan dengan tradisi bangsa Indonesia yang sejak zaman kerajaan purba pernah membangun bangunan monumental keagamaan yang melambangkan kejayaan negara. Misalnya pada zaman kerajaan Hindu-Buddha bangsa Indonesia telah berjaya membangun candi Borobudur dan Prambanan. Karena itulah pada masa kemerdekaan Indonesia terbit gagasan membangun masjid agung yang megah dan pantas menyandang predikat sebagai masjid negara berpenduduk muslim terbesar di dunia.



3



2) Perencanaan Pada tahun 1950, KH. Wahid Hasyim yang waktu itu menjabat sebagai Menteri Agama Republik Indonesia dan H. Anwar Tjokroaminoto dari Partai Syarikat Islam mengadakan pertemuan dengan sejumlah tokoh Islam di Deca Park, sebuah gedung pertemuan di jalan Merdeka Utara, tidak jauh dari Istana Merdeka. Pertemuan dipimpin oleh KH. Taufiqurrahman, yang membahas rencana pembangunan masjid. Gedung pertemuan yang bersebelahan dengan Istana Merdeka itu, kini tinggal sejarah. Deca Park dan beberapa gedung lainnya tergusur saat proyek pembangunan Monumen Nasional (Monas) dimulai. Masjid tersebut disepakati akan diberi nama Istiqlal. Secara harfiah, kata Istiqlal berasal dari bahasa Arab yang berarti: kebebasan, lepas atau kemerdekaan, yang secara istilah menggambarkan rasa syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat berupa kemerdekaan bangsa. Pada pertemuan di gedung Deca Park tersebut, secara mufakat disepakati H. Anwar Tjokroaminoto sebagai ketua Yayasan Masjid Istiqlal. Dia juga ditunjuk secara mufakat sebagai ketua panitia pembangunan Masjid Istiqlal meskipun dia terlambat hadir karena baru kembali ke tanah air setelah bertugas sebagai delegasi Indonesia ke Jepang membicarakan masalah pampasan perang saat itu. Pada tahun 1953, Panita Pembangunan Masjid Istiqlal, melaporkan rencana pembangunan masjid itu kepada kepala negara. Presiden Soekarno menyambut baik rencana tersebut, bahkan akan membantu sepenuhnya pembangunan Masjid Istiqlal. Kemudian Yayasan Masjid Istiqlal disahkan dihadapan notaris Elisa Pondag pada tanggal 7 Desember 1954. Presiden Soekarno mulai aktif dalam proyek pembangunan Masjid Istiqlal sejak dia ditunjuk sebagai Ketua Dewan Juri dalam Sayembara maket Masjid Istiqlal yang diumumkan melalui surat kabar dan media lainnya pada tanggal 22 Februari 1955. Melalui pengumuman tersebut,



4



para arsitek baik perorangan maupun kelembagaan diundang untuk turut serta dalam sayembara itu. Terjadi



perbedaan



pendapat



mengenai



rencana



lokasi



pembangunan Masjid Istiqlal. Ir. H. Mohammad Hatta (Wakil Presiden RI) berpendapat bahwa lokasi yang paling tepat untuk pembangunan Masjid Istiqlal tersebut adalah di Jl. Moh. Husni Thamrin yang kini menjadi lokasi Hotel Indonesia. Dengan pertimbangan lokasi tersebut berada di lingkungan masyarakat Muslim dan waktu itu belum ada bangunan di atasnya. Sementara itu, Ir. Soekarno (Presiden RI saat) mengusulkan lokasi pembangunan Masjid Istiqlal di Taman Wilhelmina, yang di dalamnya terdapat reruntuhan benteng Belanda dan dikelilingi oleh bangunanbangunan pemerintah dan pusat-pusat perdagangan serta dekat dengan Istana Merdeka. Hal ini sesuai dengan simbol kekuasaan kraton di Jawa dan daerah-daerah di Indonesia bahwa masjid harus selalu berdekatan dengan kraton atau dekat dengan alun-alun,[1] dan Taman Medan Merdeka dianggap sebagai alun-alun Ibu Kota Jakarta. Selain itu Soekarno juga menghendaki masjid negara Indonesia ini berdampingan dengan Gereja Katedral Jakarta untuk melambangkan semangat persaudaraan, persatuan dan toleransi beragama sesuai Pancasila. Pendapat H. Moh. Hatta tersebut akan lebih hemat karena tidak akan mengeluarkan biaya untuk penggusuran bangunan-bangunan yang ada di atas dan di sekitar lokasi. Namun, setelah dilakukan musyawarah, akhirnya ditetapkan lokasi pembangunan Masjid Istiqlal di Taman Wilhelmina. Untuk memberi tempat bagi masjid ini, bekas benteng Belanda yaitu benteng Prins Frederick yang dibangun pada tahun 1837 dibongkar. 3) Sayembara rancang bangun masjid Dewan Juri sayembara rancang bangun Masjid Istiqlal, terdiri dari para Arsitek dan Ulama terkenal. Susunan Dewan Juri adalah Presiden Soekarno sebagai ketua, dengan anggotanya Ir. Roeseno, Ir. Djuanda, Ir.



5



Suwardi, Ir. R. Ukar Bratakusumah, Rd. Soeratmoko, H. Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA), H. Abu Bakar Aceh, dan Oemar Husein Amin. Sayembara berlangsung mulai tanggal 22 Februari 1955 sampai dengan 30 Mei 1955. Sambutan masyarakat sangat menggembirakan, tergambar dari banyaknya peminat hingga mencapai 30 peserta. Dari jumlah tersebut, terdapat 27 peserta yang menyerahkan sketsa dan maketnya, dan hanya 22 peserta yang memenuhi persyaratan lomba. Setelah



dewan



juri



menilai



dan



mengevaluasi,



akhirnya



ditetapkanlah 5 (lima) peserta sebagai nominator. Lima peserta tersebut adalah: a) Pemenang



Pertama:



Fredrerich



Silaban



dengan



disain



bersandi Ketuhanan b) Pemenang Kedua: R. Utoyo dengan disain bersandi Istighfar c) Pemenang Ketiga: Hans Gronewegen dengan disain bersandi Salam d) Pemenang Keempat: 5 orang mahasiswa ITB dengan disain bersandi Ilham e) Pemenang Kelima: adalah 3 orang mahasiswa ITB dengan disain bersandi Khatulistiwa dan NV. Associatie dengan sandi Lima Arab Pada tanggal 5 Juli 1955, Dewan Juri menetapkan F. Silaban sebagai pemenang pertama. Penetapan tersebut dilakukan di Istana Merdeka, sekaligus menganugerahkan sebuah medali emas 75 gram dan uang Rp. 25.000. Pemenang kedua, ketiga, dan keempat diberikan hadiah. Dan seluruh peserta mendapat sertifikat penghargaan. 4) Pembangunan Pemancangan tiang pertama dilakukan oleh Presiden Ir. Soekarno pada tanggal 24 Agustus 1961 bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, disaksikan oleh ribuan umat Islam. Selanjutnya pelaksanaan pembangunan masjid ini tidak berjalan lancar. Sejak direncanakan pada tahun 1950 sampai dengan 1965 tidak mengalami banyak kemajuan. Proyek ini tersendat, karena situasi politik



6



yang kurang kondusif. Pada masa itu, berlaku demokrasi parlementer, partai-partai



politik



saling



bertikai



untuk



memperjuangkan



kepentingannya masing-masing. Kondisi ini memuncak pada tahun 1965 saat meletus peristiwa G30S/PKI, sehingga pembangunan masjid terhenti sama sekali. Setelah situasi politik mereda,pada tahun 1966, Menteri Agama KH. M. Dahlan mempelopori kembali pembangunan masjid ini. Kepengurusan dipegang oleh KH. Idham Chalid yang bertindak sebagai Koordinator Panitia Nasional Pembangunan Masjid Istiqlal. Tujuh belas tahun kemudian, Masjid Istiqlal selesai dibangun. Dimulai pada tanggal 24 Agustus 1961, dan diresmikan penggunaannya oleh Presiden Soeharto pada tanggal 22 Februari 1978, ditandai dengan prasasti yang dipasang di area tangga pintu As-Salam. Biaya pembangunan diperoleh terutama dari APBN sebesar Rp. 7.000.000.000,(tujuh miliar rupiah) dan US$. 12.000.000 (dua belas juta dollar AS). c. Lingkungan sekitar Pada tahun 1950, keadaan dan



kondisi



kawasan



Taman



Wilhelmina yang berada di depan Lapangan



Banteng



merupakan



tempat yang sepi, gelap, kotor, dan tak terurus. Reruntuhan tembok bekas bangunan Benteng Prins Frederick di taman itu penuh dengan lumut, dan ditumbuhi ilalang dimanamana. Pada tanggal 21 Mei 1961, dalam rangka peringatan Hari Kebangkitan Nasional di tempat yang sama, sekitar 50.000 orang dari berbagai unsur lapisan masyarakat, termasuk pegawai negeri dan swasta, alim ulama, tentara, dan lain-lain bekerja bakti membersihkan taman Wilhelmina yang tak terurus itu, sebagai persiapan lokasi pembangunan Masjid yang diawali dengan pidato Menteri Jaksa Agung.



7



Beberapa bulan kemudian, tepatnya tanggal 24 Agustus 1961, telah menjadi tanggal yang paling bersejarah bagi kaum muslimin di Jakarta khususnya, dan Indonesia pada umumnya, untuk pertama kalinya di bekas taman itu, kota Jakarta akan memiliki sebuah masjid besar dan monumental. Maka dengan ucapan Bismillahirrahmanirrahim Presiden RI Ir. Soekarno meresmikan permulaan pembangunan Masjid Istiqlal diatas area seluas 9.32 Ha. Yang ditandai dengan pemasangan tiang pancang disaksikan oleh ribuan ummat Islam. Sebuah masjid yang akan menjadi simbol kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. d. Gedung utama dan gedung pendukung Masjid Istiqlal berdaya tampung jamaah sebanyak 200.000 orang yang terdiri dari: 1) Ruang shalat utama dan balkon serta sayap memuat 61.000 orang. 2) Ruang pada bangunan pendahuluan memuat 8.000 orang. 3) Ruang teras terbuka di lantai 2 memuat 50.000 orang. 4) Semua koridor dan tempat lainnya memuat 81.000 orang. 1) Gedung utama Mihrab dan mimbar di ruang utama 



Tinggi: 60 meter







Panjang: 100 meter







Lebar: 100 meter







Tiang pancang: 2.361 buah Masjid Istiqlal yang megah ini adalah bangunan berlantai dua.



Lantai pertama untuk perkantoran, ruang pertemuan, instalasi AC sentral dan listrik, kamar mandi, toilet dan ruang tempat wudhu. Lantai dua, untuk shalat yang terdiri dari ruang shalat utama dan teras terbuka yang luas guna untuk menampung jemaah yang melimpah terutama pada saat shalat Idul Fitri dan Idul Adha.



8



Gedung utama dengan ruang shalat utama mengarah ke kiblat (Mekkah), sedangkan teras terbuka yang luas mengarah ke Monumen Nasional (Monas). Lantai utama yang disediakan untuk ruang sholat baik Rawatib ataupun sholat sunnat lainnya terletak di gedung utama dengan daya tampung 61.00 orang jamaah. Di bagian depan terdapat Mihrab tempat dimana imam memimpin sholat jamaah, dan disebelah kanan mihrab terdapat mimbar yang ditinggikan. Lantainya ditutupi karpet merah sumbangan seorang dermawan dari Kerajaan Arab Saudi. 2) Kubah besar Dengan diameter 45 m, terbuat dari kerangka baja antikarat dari Jerman Barat dengan berat 86 ton, sementara bagian luarnya dilapisi dengan keramik. Diameter 45 meter merupakan simbol penghormatan dan rasa syukur atas kemerdekaan Bangsa Indonesia pada tahun 1945 sesuai dengan nama Istiqlal itu sendiri. Bagian bawah sekeliling kubah terdapat kaligrafi Surat Yassin yang ditulis oleh K.H Fa'iz seorang 3) Gedung pendahuluan 



Tinggi: 52 meter







Panjang: 33 meter







Lebar: 27 meter Bagian ini memiliki lima lantai yang terletak di belakang gedung



utama yang diapit dua sayap teras. Luas lantainya 36.980 meter persegi, dilapisi dengan 17.300 meter persegi marmer. Jumlah tiang pancangnya sebanyak 1800 buah. Di atas gedung ini ada sebuah kubah kecil, fungsi utama dari gedung ini yaitu setiap jamaah dapat menuju gedung utama secara langsung. Selain itu juga bisa dimanfaatkan sebagai perluasan tempat shalat bila gedung utama penuh. 4) Teras raksasa Teras raksasa terbuka seluas 29.800 meter terletak di sebelah kiri dan dibelakang gedung induk. Teras ini berlapis tegel keramik berwarna merah kecoklatan yang disusun membentuk shaf shalat. Teras ini dibuat



9



untuk menampung jamaah pada saat shalat Idul Fitri dan Idul Adha. Selain itu teras ini juga berfungsi sebagai tempat acara-acara keagamaan seperti MTQ dan pada emper tengah biasa digunakan untuk peragaan latihan manasik haji, teras raksasa ini dapat menampung sekitar 50.000 jamaah. 5) Emper keliling dan koridor 



Panjang: 165 meter







Lebar : 125 meter Emper atau koridor ini mengelilingi teras raksasa dan koridor



tengah yang sekelilingya terdapat 1800 pilar guna menopang bangunan emper. Di bagian tengah terdapat koridor tengah yang menghubungkan pintu Al Fattah di timur laut dengan pintu Ar Rozzaq di barat daya. Arah poros koridor ini mengarah ke Monumen Nasional menandakan masjid ini adalah masjid nasional. 6) Menara Menara Istiqlal dengan Monas terlihat di kejauhan 



Tinggi tubuh menara marmer: 6.666 cm = 66.66 meter







Tinggi kemuncak (pinnacle) menara baja antikarat: 30 meter







Tinggi total menara: sekitar 90 meter







Diameter menara 5 meter



7) Lantai dasar dan tangga Ruangan shalat terdapat di lantai pertama tepat di atas lantai dasar, sedangkan lantai dasar terdapat ruang wudhu, kantor Masjid Istiqlal, dan kantor berbagai organisasi Islam. Lantai dasar Masjid Istiqlal seluruhnya ditutupi oleh marmer seluas 25.000 meter persegi dipersiapkan untuk sarana perkantoran, sarana penunjang masjid, dan ruang serbaguna. Gagasan semula tempat ini akan dibiarkan terbuka yang sewaktu-waktu dapat dipergunakan, misalnya pada saat penyelenggaraan Festival Istiqlal I tahun 1991 dan Festival Istiqlal II tahun 1995 ruangan-ruangan serbaguna di lantai dasar dan pelataran halaman Masjid dijadikan ruang pameran seni Islam Indonesia dan bazaar. Namun pasca terjadinya pengeboman di



10



Masjid Istiqlal pada tanggal 19 April 1999 maka dilakukanlah pemagaran dan pembuatan pintu-pintu strategis pada tahun 1999. Jumlah tangga menuju lantai shalat utama sebanyak 11 unit. Tiga diantaranya memiliki ukuran besar dan berfungsi sebagai tangga utama yaitu: satu unit berada disisi utara gedung induk, satu unit berada pada gedung pendahuluan yang dapat dipergunakan langsung menuju lantai lima, dan satu unit lainnya berlokasi di emper selatan menuju lantai utama, tangga-tangga ini memiliki lebar 15 meter. Disamping itu terdapat 4 unit tangga dengan ukuran lebar 3 meter berlokasi pada tiap-tiap pojok gedung utama yang langsung menuju lantai lima dan di sudut-sudut teras raksasa. 8) Fasilitas air, ruang wudhu, kamar mandi, WC



Tempat wudhu pria



Tempat wudhu wanita Keperluan air untuk bersuci di Masjid Istiqlal pada awalnya dari Perusahaan Air Minum (PAM). Sebagai cadangan untuk mengantisipasi



11



kekurangan dan kerusakan maka dibuatlah 6 buah sumur artesis dengan kedalaman 100 M, menggunakan mesin berkekuatan 3 PK dan 3 fase berkapasitas 600 liter permenit dan didistribusikan ke tempat-tempat wudhu. Untuk kebutuhan air di tempat pembuangan air kecil digunakan delapa buah mesin Hydrofour, ditambah empat tangki Hydrofour berkapasitas 1400 liter. Mesin-mesin air tersebut menggunakan tenaga listrik sebanyak 15 PK. Tempat wudhu terdapat di beberapa lokasi di lantai dasar yaitu di sebelah utara, timur maupun selatan gedung utama. Di setiap lokasi tersedia 100 unit tempat wudhu dengan kran air terbuat dari bahan stainless steel, tiap unitnya terdiri atas 6 buah kran maka jumlah kran seluruhnya sebanyak 600 buah. Berarti pada saat yang bersamaan dapat melayani 600 orang berwudhu sekaligus. Sedangkan toilet terdapat di lantai dasar sebelah barat, selatan dan timur di bawah teras raksasa. Toilet ini sengaja dibangun terpisah dari tempat wudhu, hal ini dimaksudkan agar tempat yang bersih dan suci tidak berdekatan dengan tempat yang kotor. Disisi sebelah timur, dibawah emper masjid terdapat dua lokasi urinior yang berkapasitas 80 ruang. Selain itu juga terdapat 52 kamar mandi dan WC, dengan rincian: 12 buah dibawah emper barat, 12 buah dibawah emper selatan dekat menara dan 28 buah dibawah emper sebelah timur. Keperluan air untuk wudhu, kamar mandi dan toilet ini setiap hari dipasok air dari PAM yaang berkapasitas 600 liter per menit. e. Imam dan Muadzin Masjid Istiqlal mempunyai seorang imam besar, seorang wakil imam besar, dan tujuh orang imam. Sampai saat ini, Masjid Istiqlal memiliki empat imam besar. Imam Besar bertugas untuk mengawasi peribadatan di Masjid Istiqlal sesuai Syari'at Islam dan memberikan layanan konsultasi agama. Mereka adalah K. H. A. Zaini Miftah (1970-1980), K. H. Mukhtar Natsir (1980-2004), K. H. Nasrullah Djamaluddin (2004-2005)dan Imam Besar saat



12



ini yang dijabat oleh Prof. Dr. K. H. Ali Musthafa Ya'qub, M. A. Dia adalah pengasuh Pondok Pesantren Luhur Ilmu Hadis Darus Sunnah di Ciputat, Jakarta Selatan. Wakil Imam Besar dijabat Drs. H. Syarifuddin Muhammad, M. M. Dia adalah mantan Ketua Ikatan Penghafal al-Qur'an. Tujuh imam lainnya adalah: 1) Drs. H. Ali Hanafiah 2) H. Ahmad Husni Isma'il S. Ag. 3) Drs. H. Muhasyim Abdul Majid 4) H. Martomo Malaing AS, S. Q. , S. Th. I 5) H. Ahmad Rofi'uddin Mahfudz, S. Q. 6) Drs. H. Hasanuddin Sinaga, M. A. 7) Drs. H. Dzulfatah Yasin, M. A. Selain itu, Masjid Istiqlal juga memiliki tujuh orang muadzin yang bertugas mangumandangkan adzan dan memberikan pengajaran tentang AlQur'an dan agama Islam. Mereka adalah: 1) Drs. H. Abdul Wahid 2) H. Sayuti 3) H. Muhammad Mahdi, S. Ag. 4) H. Ahmad Achwani S. Ag. 5) H. Hasan Basri 6) H. Muhdori Abdur Razzaq, S. Ag. 7) H. Saiful Anwar al-Bintani B. Museum Fatahillah Museum Fatahillah yang juga dikenal



sebagai



Museum



Sejarah



Jakarta atau Museum Batavia adalah sebuah museum yang terletak di Jalan Taman



Fatahillah



No.



2, Jakarta



Barat dengan luas lebih dari 1.300 meter persegi.



13



Gedung ini dulu adalah sebuah Balai Kota (bahasa Belanda: Stadhuis) yang dibangun pada tahun 1707-1710 atas perintah Gubernur Jendral Johan van Hoorn. Bangunan itu menyerupai Istana Dam di Amsterdam, terdiri atas bangunan utama dengan dua sayap di bagian timur dan barat serta bangunan sanding yang digunakan sebagai kantor, ruang pengadilan, dan ruang-ruang bawah tanah yang dipakai sebagai penjara. Pada tanggal 30 Maret 1974, gedung ini kemudian diresmikan sebagai Museum Fatahillah. 1. Arsitektur Gedung Stadhuis di awal abad ke-20, dihubungkan dengan jalur trem ke pusat pemerintahan di kawasan Weltevreden. Arsitektur bangunannya bergaya abad ke-17 bergaya neoklasik[butuh rujukan]



dengan tiga lantai dengan cat kuning tanah, kusen pintu dan jendela dari



kayu jati berwarna hijau tua. Bagian atap utama memiliki penunjuk arah mata angin. Museum ini memiliki luas lebih dari 1.300 meter persegi. Pekarangan dengan susunan konblok, dan sebuah kolam dihiasi beberapa pohon tua. 2. Koleksi Plang Peringatan Pembangunan Museum Fatahillah yang dahulunya adalah Balai Kota Objek-objek yang dapat ditemui di museum ini antara lain perjalanan sejarah Jakarta, replika peninggalan masa Tarumanegara dan Pajajaran, hasil penggalian arkeologi di Jakarta, mebel antik mulai dari abad ke-17 sampai 19, yang merupakan perpaduan dari gaya Eropa, Republik Rakyat



Tiongkok,



dan



Indonesia.



Juga



ada keramik, gerabah,



dan



batu prasasti. Koleksi-koleksi ini terdapat di berbagai ruang, seperti Ruang Prasejarah Jakarta, Ruang Tarumanegara, Ruang Jayakarta, Ruang Fatahillah, Ruang Sultan Agung, dan Ruang MH Thamrin. Terdapat



juga



berbagai



koleksi



tentang



kebudayaan



Betawi,



numismatik, dan becak. Bahkan kini juga diletakkan patung Dewa Hermes (menurut mitologi Yunani, merupakan dewa keberuntungan dan perlindungan bagi kaum pedagang) yang tadinya terletak di perempatan Harmoni



14



dan meriam Si Jagur yang dianggap mempunyai kekuatan magis. Selain itu, di Museum Fatahillah juga terdapat bekas penjara bawah tanah yang dulu sempat digunakan pada zaman penjajahan Belanda. 3. Sejarah Pada tahun 1937, Yayasan Oud Batavia mengajukan rencana untuk mendirikan sebuah museum mengenai sejarah Batavia, yayasan tersebut kemudian membeli gudang perusahaan Geo Wehry & Co yang terletak di sebelah timur Kali Besar tepatnya di Jl. Pintu Besar Utara No. 27 (kini museum Wayang) dan membangunnya kembali sebagai Museum Oud Batavia. Museum Batavia Lama ini dibuka untuk umum pada tahun 1939. Pada masa kemerdekaan museum ini berubah menjadi Museum Djakarta Lama di bawah naungan LKI (Lembaga Kebudayaan Indonesia) dan selanjutnya pada tahun 1968 ‘’Museum Djakarta Lama'’ diserahkan kepada PEMDA DKI Jakarta. Gubernur DKI Jakarta pada saat itu, Ali Sadikin, kemudian meresmikan gedung ini menjadi Museum Sejarah Jakarta pada tanggal 30 Maret 1974. Untuk meningkatkan kinerja dan penampilannya, Museum Sejarah Jakarta sejak tahun 1999 bertekad menjadikan museum ini bukan sekedar tempat untuk merawat, memamerkan benda yang berasal dari periode Batavia, tetapi juga harus bisa menjadi tempat bagi semua orang baik bangsa Indonesia maupun asing, anak-anak, orang dewasa bahkan bagi penyandang cacat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman serta dapat dinikmati sebagai tempat rekreasi. Untuk itu Museum Sejarah Jakarta berusaha menyediakan informasi mengenai perjalanan panjang sejarah kota Jakarta, sejak masa prasejarah hingga masa kini dalam bentuk yang lebih rekreatif. Selain itu, melalui tata pamernya Museum Sejarah Jakarta berusaha menggambarkan “Jakarta Sebagai Pusat Pertemuan Budaya” dari berbagai kelompok suku baik dari dalam maupun dari luar Indonesia dan sejarah kota Jakarta seutuhnya. Museum Sejarah Jakarta juga selalu berusaha menyelenggarakan kegiatan yang rekreatif sehingga dapat merangasang pengunjung untuk tertarik kepada Jakarta dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya warisan budaya.



15



a. Sejarah Gedung Gedung Museum Sejarah Jakarta mulai dibangun pada tahun 1620 oleh Gubernur Jendral Jan Pieterszoon Coen sebagai gedung balai kota kedua pada tahun 1626 (balai kota pertama dibangun pada tahun 1620 di dekat Kalibesar Timur). Menurut catatan sejarah, gedung ini hanya bertingkat satu dan pembangunan tingkat kedua dilakukan kemudian. Tahun 1648 kondisi gedung sangat buruk. Tanah Jakarta yang sangat labil dan beratnya gedung menyebabkan bangunan ini turun dari permukaan tanah. Solusi mudah yang dilakukan oleh pemerintah Belanda adalah tidak mengubah pondasi yang sudah ada, tetapi menaikkan lantai sekitar 2 kaki (56 cm). Menurut suatu laporan 5 buah sel yang berada di bawah gedung dibangun pada tahun 1649. Tahun 1665 gedung utama diperlebar dengan menambah masing-masing satu ruangan di bagian Barat dan Timur. Setelah itu beberapa perbaikan dan perubahan di gedung stadhuis dan penjara-penjaranya terus dilakukan hingga menjadi bentuk yang kita lihat sekarang ini. Selain digunakan sebagai stadhuis, gedung ini juga digunakan sebagai ‘’Raad van Justitie'’ (dewan pengadilan). Pada tahun 1925-1942, gedung ini dimanfaatkan sebagai Kantor Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan pada tahun 1942-1945 dipakai untuk kantor pengumpulan logistik Dai Nippon. Tahun 1952 gedung ini menjadi markas Komando Militer Kota (KMK) I, lalu diubah kembali menjadi KODIM 0503 Jakarta Barat. Tahun 1968, gedung ini diserahkan kepada Pemda DKI Jakarta, lalu diresmikan menjadi Museum Sejarah Jakarta pada tanggal 30 Maret 1974. Seperti umumnya di Eropa, gedung balaikota dilengkapi dengan lapangan yang dinamakan ‘’stadhuisplein'’. Menurut sebuah lukisan uang dibuat oleh pegawai VOC ‘'’Johannes Rach”’ yang berasal dari ‘'’Denmark”’, di tengah lapangan tersebut terdapat sebuah air mancur yang merupakan satu-satunya sumber air bagi masyarakat setempat. Air itu berasal dari Pancoran Glodok yang dihubungkan dengan pipa menujustadhuiplein. Pada tahun 1972, diadakan penggalian terhadap



16



lapangan tersebut dan ditemukan pondasi air mancur lengkap dengan pipapipanya. Maka dengan bukti sejarah itu dapat dibangun kembali sesuai gambar Johannes Rach, lalu terciptalah air mancur di tengah Taman Fatahillah. Pada tahun 1973 Pemda DKI Jakarta memfungsikan kembali taman tersebut dengan memberi nama baru yaitu ‘'’Taman Fatahillah”’ untuk mengenang panglima Fatahillah pendiri kota Jakarta. b. Sejarah Kota Jakarta Berdasarkan



penggalian arkeologi,



terdapat



bukti



bahwa



pemukiman pertama di Jakarta terdapat di tepi sungai Ciliwung. Pemukiman ini di duga berasal dari 2500 SM (Masa Neolothicum). Bukti tertulis pertama yang diketemukan adalah prasasti Tugu yang dikeluarkan oleh RajaTarumanegara pada abad ke-5. Prasasti merupakan bukti adanya kegiatan keagamaan pada masa itu. Pada masa berikutnya sekitar abad ke12 daerah ini berada di bawah kekuasaan kerajaan Sunda dengan pelabuhannya yang terkenal pelabuhan Sunda Kelapa. Pada masa inilah diadakan perjanjian perdagangan antara pihak Portugis dengan raja Sunda. Pada abad ke-17 perdagangan dengan pihakpihak asing makin meluas, pelabuhan Sunda Kelapa berubah menjadi Jayakarta (1527) dan kemudian menjadi Batavia (1619). Tahun 1942 bangsa Jepang merebut kekuasaan dari tangan Belanda dan berkuasa di Indonesia sampai tahun 1945. 4. Koleksi Perbendaharaannya mencapai jumlah 23.500 buah berasal dari warisan Museum Jakarta Lama (Oud Batavia Museum), hasil upaya pengadaan Pemerintah DKI Jakarta dan sumbangan perorangan maupun institusi. Terdiri atas ragam bahan material baik yang sejenis maupun campuran, meliputi logam, batu, kayu, kaca, kristal, gerabah, keramik, porselen, kain, kulit, kertas dan tulang. Di antara koleksi yang patut diketahui masyarakat adalah Meriam si Jagur, sketsel, patung Hermes, pedang eksekusi, lemari arsip, lukisan Gubernur Jendral VOC Hindia Belanda tahun 1602-1942, meja bulat



17



berdiameter 2,25 meter tanpa sambungan, peralatan masyarakat prasejarah, prasasti dan senjata. Koleksi yang dipamerkan berjumlah lebih dari 500 buah, yang lainnya disimpan di storage (ruang penyimpanan). Umur koleksi ada yang mencapai lebih 1.500 tahun khususnya koleksi peralatan hidup masyarakat prasejarah seperti kapak batu, beliung persegi, kendi gerabah. Koleksi warisan Museum Jakarta Lama berasal dari abad ke-18 dan 19 seperti kursi, meja, lemari arsip, tempat tidur dan senjata. Secara berkala dilakukan rotasi sehingga semua koleksi dapat dinikmati pengunjung. Untuk memperkaya perbendaharaan koleksi museum membuka kesempatan kepada masyarakat perorangan maupun institusi meminjamkan atau menyumbangkan koleksinya kepada Museum Sejarah Jakarta. 5. Tata Pamer Tetap Dengan



mengikuti



perkembangan



dinamika



masyarakat



yang



menghendaki perubahan agar tidak tenggelam dalam suasana yang statis dan membosankan, serta ditunjang dengan kebijakan yang tertuang dalam visi dan misi museum, mengenai penyelenggaraan museum yang berorientasi kepada kepentingan pelayanan masyarakat, maka tata pamer tetap Museum Sejarah Jakarta dilakukan berdasarkan kronologis sejarah Jakarta, dan Jakarta sebagi pusat pertemuan budaya dari berbagai kelompok suku bangsa baik dari dalam maupun dari luar Indonesia, Untuk menampilkan cerita berdasarkan kronologis sejarah Jakarta dalam bentuk display, diperlukan koleksi-koleksi yang berkaitan dengan sejarah dan ditunjang secara grafis dengan menggunakan foto-foto, gambar-gambar dan sketsa, peta dan label penjelasan agar mudah dipahami dalam kaitannya dengan faktor sejarah dan latar belakang sejarah Jakarta. Sedangkan penyajian yang bernuansa budaya juga dikemas secara artistik dimana terlihat terjadinya proses interaksi budaya antar suku bangsa. Penataannya disesuaikan dencan cara yang seefektif mungkin untuk menghayati budaya-budaya yang ada sehingga dapat mengundang partisipasi masyarakat. Penataan tata pamer tetap Museum Sejarah Jakarta dilakukan



18



secara terencana, bertahap, skematis dan artistik, sehingga menimbulkan kenyamanan serta menambah wawasan bagi pengunjungnya.



6. Aktivitas Sejak tahun 2001 sampai dengan 2002 Museum Sejarah Jakarta menyelenggarakan Program Kesenian Nusantara setiap minggu ke-II dan keIV untuk tahun 2003 Museum Sejarah Jakarta memfokuskan kegiatan ini pada kesenian yang bernuansa Betawi yang dikaitkan dengan kegiatan wisata kampung tua setian minggu ke III setiap bulannya. Selain itu, sejak tahun 2001 Museum Sejarah Jakarta setiap tahunnya menyelenggarakan seminar mengenai keberadaan Museum Sejarah Jakarta baik



berskala



nasional



maupun



internasional.



Seminar



yang



telah



diselenggarakan antara lain adalah seminar tentang keberadaan museum ditinjau dari berbagai aspek dan seminar internasional mengenai arsitektur gedung museum. Untuk merekonstruksi sejarah masa lampau khususnya peristiwa pengadilan atas masyarakat yang dinyatakan bersalah, ditampilkan teater pengadilan dimana masyarakat dapat berimprovisasi tentang pelaksanaan pengadilan sekaligus memahami jiwa zaman pada abad ke-17. 7. Aktivitas Yang Dapat Diikuti Pengunjung a. Wisata Kampung Tua, minimal 20 Orang b. Jelajah Malam Museum, minimal 20 Orang c. Workshop Sketsa Gedung Tua, minimal 10 Orang d. Nonton Bareng film-film Jadul, minimal 20 Orang e. Pentas Seni Ala Jakarta f. Kunjungan ala tentara indonesia C. Taman Impian Jaya Ancol Taman Impian Jaya Ancol merupakan sebuah objek wisata di Jakarta Utara. Sebagai komunitas pembaharuan kehidupan masyarakat yang menjadi



19



kebanggaan bangsa. Senantiasa menciptakan lingkungan sosial yang lebih baik melalui sajian hiburan berkualitas yang berunsur seni, budaya dan pengetahuan, dalam rangka mewujudkan komunitas 'Life Re-Creation' yang menjadi kebanggaan bangsa. 1. Sejarah Sejak awal berdirinya pada tahun 1966, Ancol Taman Impian atau biasa disebut Ancol sudah ditujukan sebagai sebuah kawasan wisata terpadu oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, Pemda DKI menunjuk PT Pembangunan Jaya sebagai Badan Pelaksana Pembangunan (BPP) Proyek Ancol yang dilakukan secara bertahap sesuai dengan peningkatan perekonomian nasional serta daya beli masyarakat. Sejalan dengan perkembangan perusahaan yang semakin meningkat pada tahun 1992 status Badan Pelaksana Pembangunan (BPP) Proyek Ancol diubah menjadi PT Pembangunan Jaya Ancol sesuai dengan akta perubahan No. 33 tanggal 10 Juli 1992 sehingga terjadi perubahan kepemilikan dan prosentase kepemilikan saham, yakni 20% dimiliki oleh PT Pembangunan Jaya dan 80% dimiliki oleh Pemda DKI Jakarta. Pada 2 Juli 2004 Ancol melakukan “go public” dan mengganti statusnya menjadi PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk., dengan kepemilikan saham 72% oleh Pemda DKI Jakarta dan 18% oleh PT Pembangunan Jaya dan 10% oleh masyarakat. Langkah “go public” ini dilakukan untuk lebih meningkatkan kinerja perusahaan, karena akan lebih terkontrol, terukur, efisien dan efektif dengan tingkat profesionalisme yang tinggi serta menciptakan sebuah Good & Clean Governance. Kinerja dan citra yang positif ini akan menjadikan perusahaan terus tumbuh dan berkembang secara sehat pada masa depan. PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk juga melakukan upaya repositioning dengan diluncurkannya logo Ancol yang baru pada 10 Juli 2005. Perubahan tersebut tidak semaBadan Pelaksana Pembangunan (BPP) Proyek Ancol yang dilakukan secara bertahap sesuai dengan peningkatan perekonomian nasional serta daya beli masyarakat.



20



Sejalan dengan peningkatan kinerja, pada tahun 1992 status Badan Pelaksana



Pembangunan



(BPP)



Proyek Ancol



diubah



menjadi



PT



Pembangunan Jaya Ancol sesuai dengan akta perubahan No. 33 tanggal 10 Juli 1992, sehingga terjadi perubahan kepemilikan dan prosentase kepemilikan saham, yakni 20% dimiliki oleh PT Pembangunan Jaya dan 80% dimiliki oleh Pemda DKI Jakarta. Pada 2 Juli 2004, Ancol melakukan go public dan mengganti statusnya menjadi PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk. dengan status kepemilikan saham 72% oleh Pemda DKI Jakarta dan 18% oleh PT Pembangunan Jaya dan 10% oleh masyarakat. Langkah go public ini dilakukan dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan serta menciptakan sebuah Good & Clean Governance. Kinerja dan citra yang positif ini akan memacu perusahaan untuk terus tumbuh dan berkembang secara sehat pada masa depan. PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk. juga melakukan upaya repositioning dengan diluncurkannya logo baru Ancol pada 10 Juli 2005. Perubahan tersebut tidak semata mengganti logo perusahaan, tetapi juga untuk memacu semangat dan budaya perusahaan secara keseluruhan. 2. Objek wisata di Ancol Dikelola oleh anak perusahaannya terutama oleh PT Taman Impian Jaya Ancol (“TIJA”) yang meliputi pengelolaan kawasan pariwisata (rekreasi dan resor) dan kegiatan usaha penunjang: entertainment, konvensi dan wisata belanja. PJAA mengelola “area pariwisata terintegrasi” seluas 552 Ha, lokasi dekat pantai, terbaik di Jakarta dengan kemudahan akses melalui jalan tol, busway dan kereta api. a. Pantai dan Taman Taman dan pantai merupakan wahana hiburan yang menawarkan kesegaran suasana pantai bagi semua kalangan dan usia. Pantai dan Taman memiliki 5 pantai (Pantai Festival, Indah, Elok, Ria dan Carnival Beach Club) dan Danau Impian, sepanjang kurang lebih 5 km, dengan promenade sepanjang 4 km. b. Dunia Fantasi ( Dufan )



21



Dunia Fantasi yang dibuka untuk umum pada 29 Agustus 1986, dan popular dengan sebutan Dufan, merupakan theme park pertama yang dikembangkan oleh Ancol. Dufan merupakan pusat hiburan outdoor terbesar di Indonesia yang memanjakan pengunjung dengan Fantasi Keliling Dunia, melalui berbagai content wahana permainan berteknologi tinggi, yang terbagi dalam 8 kawasan, yaitu: Indonesia, Jakarta, Asia, Eropa, Amerika, Yunani, Hikayat dan Balada Kera. Perseroan juga menjadikan Dufan sebagai salah satu pusat edutainment yang ada di Ancol yakni dengan dibukanya Fisika Dunia Fantasi (Fidufa) dan Pentas Prestasi. Dufan telah memiliki sertifikat ISO 9001:2008 sejak 2009. c. Atlantis Water Adventure ( Atlantis ) Atlantis Water Adventure (AWA) merupakan theme park kedua yang dikembangkan oleh Ancol dan berdiri diatas lahan seluas 5 hektare. AWA merupakan hasil revitalisasi Taman Rekreasi Air Gelanggang Renang Ancol yang akan memberi pengunjung petualangan wisata air dengan 8 kolam utama, yaitu: Poseidon, Antila, Plaza Atlas, Aquarius, Octopus, Atlantean, dan Kiddy Pool. d. Gelanggang Samudra ( Samudra ) Gelanggang Samudra Ancol ("Samudra") merupakan theme park ketiga yang dikembangkan oleh Ancol. Samudra merupakan edutainment theme park bernuansa konservasi alam yang memberikan pengalaman kepada pengunjung untuk mengenal lebih dekat dan menyayangi aneka satwa, antara lain lumba-lumba, paus putih, anjing laut, dan sinema 4D. Di Sinema 4D atau pertunjukan 4 dimensi, Anda harus mengantri untuk masuk ke dalam bangunan teater ini. Di dalam, petugas akan membagikan kacamata 3 dimensi. Setelah menunggu beberapa lama di depan pintu, penonton akan masuk ke dalam teater. Film yang disajikan berdurasi kurang lebih 15 menit. Dengan memakai kacamata 3 dimensi, Anda akan merasakan gambar ada di depan Anda dan seolah dapat disentuh, ditambah dengan kursi yang dapat bergoyang-goyang dan semburan air atau angin pada



adegan



tertentu



sehingga



22



Anda



dapat



mesakana



suasana



sesungguhnya. Ada 5 pilihan jadwal pada hari Senin sampai Sabtu dan 2 kali ekstra pertunjukan pada hari Minggu dan hari Libur. Tapi, Anda hanya dapat menontonnya satu kali karena untuk masuk ke dalam wahana ini harus menggunakan tiket yang terdapat pada tiket masuk. e. Sea World Sea World adalah underwater aquarium pertama dan satu-satunya di Indonesia, dengan area seluas 2 Ha (dikelola dengan format BOT). f. Putri Duyung Cottages Penginapan tepi pantai bergaya unik berbentuk cottages dengan 133 kamar ini memiliki berbagai fasilitas khusus, seperti : ruang serba guna, ruang rapat dan lokasi pesta pantai. Putri Duyung juga menawarkan fasilitas olahraga, seperti kolam renang, tenis meja, sepeda, lapangan tenis, serta lapanan voli pantai. Arsitektur artistik Putri Duyung Ancol kental dengan perpaduan gaya posmo dan romantisme Indonesia Timur, ditata selaras dengan lingkungan pantai untuk menciptakan suasana yang berselera dan eksotik. g. Padang Golf Ancol Padang Golf bernuansa pantai di tengah-tengah kawasan wisata yang memiliki 18 hole dengan desain lapangan unik. Lokasinya strategis dan mudah dicapai dari seluruh penjuru Jakarta. h. Marina Dermaga



kapal



pesiar



(speed



boat



dan



yacht)



bergaya



kosmopolitan yang pertama dan terlengkap di Indonesia, dirancang untuk tempat berlabuh kapal pesiar berbagai ukuran. Marina juga berfungsi sebagai pusat olahraga laut, ski air, wind surfing, diving, sailing, serta pelabuhan kapal pesiar untuk menuju Kepulauan Seribu. Marina dilengkapi dengan fasilitias dermaga, marine band, pompa bensin, dermaga bongkar muat, agen perjalanan wisata dan olahraga bahari. i. Pasar Seni Pasar Seni merupakan pusat kegiatan seni dan kerajinan yang memberikan inspirasi serta wawasan bagi penikmat dan kolektor seni.



23



Pasar seni merupakan wujud nyata kepedulian Ancol atas kelangsungan hidup para seniman berbakat. Pasar Seni juga dilengkapi dengan Galeri Pameran (North Art Space/NAS), Toko Cinderamata, Plaza dan Panggung Pertunjukkan Seni. j. Pulau Bidadari Sebuah pulau untuk kalangan menengah di Kepulauan Seribu yang dapat ditempuh dalam waktu 20 menit dari Marina. Pulau Bidadari memiliki 49 cottages yang terdiri dari 23 unit tipe deluxe, 20 unit tipe family, 3 unit tipe family suite, dan 3 unit tipe suite serta memiliki sarana olahraga, 2 aula serba guna, restoran, bar dan toko cinderamata. Sebuah atraksi unik, yakni wahana berenang bersama dengan lumba-lumba (swimming with the dolphin), bisa dinikmati di Pulau Bidadari. k. Ritel Lebih dari 30 kios penjualan souvenir, makanan dan minuman l. Hailai Executive Club Hailai merupakan klub eksekutif bertaraf internasional yang dilengkapi dengan restoran yang menyediakan 3.000 kursi, sarana olahraga, dan hiburan. Hailai dikelola oleh PT Philindo Sporting Amusement and Tourism Corporation yang bekerja sama dengan PT Sarana Ria. m. Kereta Gantung ( Gondola ) Gondola



(sky



lift)



merupakan



kereta



gantung



yang



menghubungkan tempat wisata satu dengan yang lainnya di kawasan Ancol yang terbentang sepanjang kurang lebih 2,4 km dari Pantai Festival hingga area parker AWA. Gondola Ancol memiliki 37 unit gondola dengan kapasitas enam orang per gondola dan tiga stasiun pemberhentian. Dengan ketinggian 21 meter di atas permukaan laut, perjalanan dengan Gondola memakan waktu 20 menit. Gondola Ancol merupakan unit usaha hasil kerjasama Ancol dengan PT Karsa Surya Indonesia (KSI). n. Bowling



24



Fasilitas olahraga bowling bertaraf internasional dengan 60 lintasan bowling. o. Wisata Kuliner Fasilitas resto dan kafe D. Museum Telekomunikasi Museum Telekomunikasi berada di bagian depan kawasan Taman Mini Indonesia Indahberdampingan dengan Museum Olahraga dan Bayt al-Quran di dekat pintu utama. Ciri khas museum ini beratap kubah warna biru dengan keberadaan di depannya sebuah Monumen Sumpah Palapa Maha Patih Gajah Mada yang berdiri tegak sambil mengacungkan keris. Adegan ini mengingatkan pada satelit komunikasi pertama Indonesia yang diberi nama Palapa, sesuai jiwa Sumpah Palapa menyatukan nusantara. Gedung museum meliputi bangunan induk untuk ruang pameran dan pengelolaan serta ruang penerima tamu di bagian depan. Museum Telekomunikasi memamerkan berbagai koleksi dan informasi mengenai perkembangan pertelekomunikasian di Indonesia pada masa sebelummasa perang-awal kemerdekaan, Orde Baru, dan masa depan telekomunikasi dunia, termasuk alat komunikasi dari masa ke masa. Alat telekomunikasi pra elektrik antara lain meliputi alat komunikasi tiup, kentongan/gendering, bedug, gong, dan lonceng. Alat telekomunikasi masa elektrik antara lain telegraph morse, sentral telepon manual lokal baterai, dan diorama pemancar radio perjuangan YBJ-6. Alat komunikasi sekarang dibagi menjadi analog dan digital. Alat komunikasi analog meliputi pesawat teleprinter/teleks, sentral telepon otomat analog, maket jaringan telekomunikasi nasional dan maket SKGM, serta hambur tropos. Alat komunikasi digital meliputi planet konfigurasi STKB konvensional dan STKB cellular, sampel produk PT. INTI, panel STDI-K, panel stasiun bumi kecil, peluncuran satelit, maket GSO (Geo Statistik Orbit) panel konfigurasi SKI, panel Intelsat/Inmarsat, serta Pasopati (Paduan Solusi Pelayanan Teknologi Informasi) atau ISDN (Integrated System Digital Network).



25



Perkembangan teknologi komunikasi yang pesat semakin memperpendek jarak. Kehadiran videophone dan internet mempertegas fungsi alat komunikasi yang tidak hanya terbatas sebagai alat komunikasi tetapi juga sebagai multimedia. Museum ini juga menampilkan diorama dan maket pemanfaatan multimedia, meliputi Solution for Enterprise Network, Elektronik Mega Mall (EMM), dan System Satelit Iridium. Masyarakat umum dapat memanfaatkan museum ini sebagai sarana belajar dengan dilengkapi sarana teater dengan koleksi film dokumenter perkembangan teknologi telekomunikasi dan film animasi si Ponix; ruang elshop, ruang Info dan demo produk barang/jasa telekomunikasi, ruang rapat, warung telekomunikasi, dan warung internet. E. Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Taman Mini Indonesia Indah (TMII) merupakan suatu kawasan taman wisata bertema budaya Indonesia di Jakarta Timur. Area seluas kurang lebih 150 hektare



atau



1,5



kilometer



persegi



ini



terletak



pada



koordinat



6°18′6.8″LS,106°53′47.2″BT. Taman ini merupakan rangkuman kebudayaan bangsa Indonesia, yang mencakup berbagai aspek kehidupan sehari-hari masyarakat 26provinsi Indonesia (pada tahun 1975) yang ditampilkan dalam anjungan daerah berarsitektur tradisional, serta menampilkan aneka busana, tarian, dan tradisi daerah. Di samping itu, di tengah-tengah TMII terdapat sebuah danau yang menggambarkan miniatur kepulauan Indonesia di tengahnya, kereta gantung, berbagai museum, dan Teater IMAX Keong Mas dan Teater Tanah Airku), berbagai sarana rekreasi ini menjadikan TMIII sebagai salah satu kawasan wisata terkemuka di ibu kota. 1. Sejarah Gagasan pembangunan suatu miniatur yang memuat kelengkapan Indonesia dengan segala isinya ini dicetuskan oleh Ibu Negara, Siti Hartinah, yang lebih dikenal dengan sebutan Ibu Tien Soeharto. Gagasan ini tercetus pada suatu pertemuan di Jalan Cendana no. 8 Jakarta pada tanggal 13 Maret1970. Melalui miniatur ini diharapkan dapat membangkitkan rasa



26



bangga dan rasa cinta tanah air pada seluruh bangsa Indonesia. [2] Maka dimulailah suatu proyek yang disebut Proyek Miniatur Indonesia "Indonesia Indah", yang dilaksanakan oleh Yayasan Harapan Kita. TMII mulai dibangun tahun 1972 dan diresmikan pada tanggal 20 April 1975. Berbagai aspek kekayaan alam dan budaya Indonesia sampai pemanfaatan teknologi modern diperagakan di areal seluas 150 hektare. Aslinya topografi TMII agak berbukit, tetapi ini sesuai dengan keinginan perancangnya. Tim perancang memanfaatkan ketinggian tanah yang tidak rata ini



untuk



menciptakan



bentang



alam



dan



lansekap



yang



kaya,



menggambarkan berbagai jenis lingkungan hidup di Indonesia.[2] 2. Logo dan maskot TMII memiliki logo yang pada intinya terdiri atas huruf TMII, Singkatan dari "Taman Mini Indonesia Indah". Sedangkan maskotnya berupa tokoh wayang Hanoman yang dinamakan NITRA (Anjani Putra). Maskot Taman Mini "Indonesia Indah" ini diresmikan penggunaannya oleh Ibu Tien Soeharto, bertepatan dengan dwi windu usia TMII, pada tahun 1991. 3. Bagian-bagian TMII



4. Anjungan daerah



27



Di Indonesia, hampir setiap suku bangsa memiliki bentuk dan corak bangunan yang berbeda, bahkan tidak jarang satu suku bangsa memiliki lebih dari satu jenis bangunan tradisional. Bangunan atau arsitektur tradisional yang mereka buat selalu dilatarbetakangi oleh kondisi lingkungan dan kebudayaan yang dimiliki. Di TMII, gambaran tersebut diwujudkan melalui Anjungan Daerah, yang mewakili suku-suku bangsa yang berada di 33 Provinsi Indonesia. Anjungan provinsi ini dibangun di sekitar danau dengan miniatur Kepulauan Indonesia, secara tematik dibagi atas enam zona; Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Tiap anjungan menampilkan bangunan khas setempat. Anjungan ini juga menampilkan baju dan pakaian adat, busana pernikahan, baju tari, serta artefak etnografi seperti senjata khas dan perabot sehari-hari, model bangunan, dan kerajinan tangan. Semuanya ini dimaksudkan untuk memberi informasi lengkap mengenai cara hidup tradisional berbagai suku bangsa di Indonesia. Setiap anjungan provinsi juga dilengkapi panggung, amfiteater atau auditorium untuk menampilkan berbagai tarian tradisional, pertunjukan musik daerah, dan berbagai upacara adat yang biasanya digelar pada hari Minggu. beberapa anjungan juga dilengkapi kafetaria atau warung kecil yang menyajikan berbagai Masakan Indonesia khas provinsi tersebut, serta dilengkapi toko cenderamata yang menjual berbagai kerajinan tangan, kaus, dan berbagai cenderamata. Sejak tahun 1975 hingga tahun 2000 rancangan asli TMII terdiri atas anjungan rumah adat dari 27 provinsi di Indonesia, termasuk Timor Timur. Akan tetapi setelah Timor Leste merdeka dan memisahkan diri dari Indonesia pada tahun 2002, status anjungan Timor Timur berubah menjadi Museum Timor Timur. Selain itu karena kini Indonesia terdiri atas 33 provinsi, anjungan-anjungan provinsi baru seperti Bangka Belitung, Banten, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Gorontalo, Kepulauan Riau, dan Papua Barat telah dibangun di sudut Timur Laut TMII, walaupun ukuran dan luas anjungan provinsi baru ini jauh lebih kecil dari anjungan provinsi yang telah dibangun sebelumnya.



28



5. Bangunan keagamaan Bangunan keagamaan diwakili oleh beberapa rumah ibadah agama resmi yang diakui di Indonesia, hal ini untuk menggambarkan toleransi dan keselarasan hubungan antar agama di Indonesia. Bangunan-bangunan keagamaan antara lain: 



Masjid Pangeran Diponegoro







Gereja Katolik Santa Catharina







Gereja Protestan Haleluya







Pura Penataran Agung Kertabhumi







Wihara Arya Dwipa Arama







Sasana Adirasa Pangeran Samber Nyawa







Kuil Konghucu Kong Miao



6. Sarana rekreasi 



Istana Anak-anak Indonesia







Kereta gantung







Perahu Angsa Arsipel Indonesia







Taman Among Putro







Taman Ria Atmaja







Desa Wisata







Kolam renang Snow Bay







Museum Iptek TMII



7. Taman Di TMII terdapat sepuluh macam taman yang menunjukkan keindahan flora dan fauna Indonesia:



29



Kubah Taman Burung. 



Taman Anggrek







Taman Apotek Hidup







Taman Kaktus







Taman Melati







Taman Bunga Keong Emas







Akuarium Ikan Air Tawar







Taman Bekisar







Taman Burung







Taman Ria Atmaja Park, panggung pagelaran musik







Taman Budaya Tionghoa Indonesia



8. Museum Museum yang ada diperuntukkan untuk memamerkan sejarah, budaya, flora dan fauna, serta teknologi di Indonesia. Terdapat 16 museum di TMII: 



Museum Indonesia







Museum Purna Bhakti Pertiwi







Museum Keprajuritan Indonesia







Museum Perangko Indonesia







Museum Pusaka







Museum Transportasi







Museum Listrik dan Energi Baru







Museum Telekomunikasi







Museum Penerangan



30







Museum Olahraga







Museum Asmat







Museum Komodo dan Taman Reptil







Museum Serangga dan Taman Kupu-Kupu







Museum Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi







Museum Minyak dan Gas Bumi







Museum Timor Timur (bekas Anjungan Timor Timur)



9. Teater atau bioskop Teater IMAX Keong Emas yaitu teater dengan layar berukuran raksasa, jauh lebih besar daripada layar bioskop ukuran normal. Di Teater IMAX Keong Mas diputar berbagai film mulai dari film bertemakan lingkungan dan kebudayaan nusantara sampai film-film box office yang resolusinya diubah menjadi khusus untuk teater IMAX. Film IMAX yang diputar antara lain Indonesia Indah II, Force of Nature, T-Rex, Blue Planet, Arabia, Journey to Mecca, dll.



31



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Berdasarkan kegiatan kita Study Tour diantaranya adalah mengunjungi tempat - tempat wisata yaitu Masjid Istiqlal, Museum Fatahillah, Taman Impian Jaya Ancol, Museum Telekomunikasi, dan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) kita dapat menyimpulkan ternyata segala sesuatu yang ada dialam semesta ini adalah benar-benar sebagai bukti kekuasaan Allah SWT. sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa kita harus beribadah kepadaNya dan menjauhi larang-larangNya serta melaksanakan perintahNya. B. Saran - Saran Peratama-tama kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan hidayah dan nikmatNya sehingga dapat mengikuti kegiatan Madrasah Tsanawiyah Negeri Sragen yaitu Study Tour. Mulai berangkat sampai pulang dalam keadaan selamat tanpa halangan sutau apapun sehingga semua pihak agar lebih meningkatkan kemampuan dalam berprestasi untuk menjadikan menuju masa depan yang lebih baik lagi. Berdasarkan kegiatan yang baru kita laksanakan, laporan ini masih banyak kekurangannya. Tak ada gading yang tak retak, maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.



32



LAMPIRAN



MASJID ISTIQLAL



33



MUSEUM FATAHILLAH



TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL



34



MUEUM TELEKOMUNIKASI



35



TAMAN MINI INDONESIA INDAH



36